Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Uslub Al-Qur’an prodi Bahasa dan Sastra Arab
Oleh :
Nurul Mutamimah (A71219064)
Iffatul Karimah (03020120045)
Dosen pengampu :
Dr. H. Fathur Rohim, M. Ag.
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud uslub at tasyabuh wal ikhtilaf dalam Al Quran?
2. Bagaimana penerapan uslub at tasyabuh wal ikhtilaf dalam Al Quran?
C. Tujuan
1. Mengetahui uslub at tasyabuh wal ikhtilaf dalam Al Quran
2. Mengetahui penerapan uslub at tasyabuh wal ikhtilaf dalam Al Quran.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PERSAMAAN ( التشابه )
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang mengungkapkan suatu ungkapan saling
menyerupai, menjadi serupa, mirip, identik dan ungkapan lain yaitu ungkapan yang
berbeda atau sejenisnya, dan ikhtilaf atau perbedaan di dalam huruf atau di dalam
nahwu (grammar). Jika dilihat dari persamaan dan perbedaannya maka akan terlihat
apa yang dimaksud secara keseluruhan dalam seni, balaghoh, dan ‘ijaz. Dan setiap
menelitinya maka semakin bertambah pula rasa takjub kita terhadap rahasia yang
tertutupi dan tersingkap dan dapat mengumpulkan perbendaharaan istilah/ungkapan
yang penting.
Quro).
Seperti dalam firman Allah surah Ali-Imran ayat 96-97 :
)69( ََولَ بَْيتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبارَكاً َوهُدىً لِلْعالَمِين
َّ إِنَّ أ
ِِ ْفِي ِِ آياتٌ بَيِّناتٌ مَقامُ إِبْراهِيمَ َو َمنْ دَ َخلَ ُِ كانَ آمِناً وَلِلَّ ِِ َعلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَْيتِ مَنِ اسْتَطاعَ إِلَي
Artinya : Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barang
siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap
Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang
mampu2 mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji,
maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
(97)
maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
Penggunaan kata ( )بكةdengan huruf بdi awal kata ketika dalam surah Al-Fath ayat
24 :
ۚ َْوهُوَ ٱلَّذِى كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنكُمْ َوأَيْدِيَكُمْ عَنْهُم بَِب ْطنِ مَكَّةَ مِن َبعْدِ أَنْ أَ ْظ َف َركُ ْم َعلَيْهِم
Penggunaan kata ( )مكةdengan huruf مdi awal kata, merupakan tempat yang masyhur.
Dan sebab digunakannya huruf ba’ dalam surah Ali-Imran berhubungan dengan
pelaksanaan haji :
Kata ( )بكةdari lafadz ( )البكadalah tanda bahwa (B)akkah adalah tempat berkumpulnya
manusia untuk melakukan ibadah haji. Yaitu : mereka saling berkerumun (berkumpul/
Konteksnya tidak sama dengan yang ada dalam surah Al-Fath, dimana dia menggunakan
kata yang masyhur yaitu : ( )مكةdengan huruf mim di awal kata. Setiap penempatan kata
Dan seperti firman Allah swt dalam surah An-Nisa ayat 149 :
َ ُ َ َ َ ّٰ َّ َ ۡٓ ُ َ َ ُ ۡ ُ َ َ ُ ُ ۡ
)926( ِان ت ۡبد ۡوا خ ۡي ًرا ا ۡو تخف ۡو ُه ا ۡو ت ۡعف ۡوا َع ۡن ُس ۡو ٍء ف ِان الله كان َعف ًّوا ق ِد ۡي ًرا
Artinya : Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau
memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi
Maha Kuasa.
Dan dalam firman Allah swt dalam surah Al-Ahzab ayat 54 :
َ ُ َ َ َ ّٰ َّ َ ُ ۡ ُ َ َ ُ ُ ۡ
)45( ِان ت ۡبد ۡوا ش ۡي ًٔــا ا ۡو تخف ۡو ُه ف ِان الله كان ِبك ِّل ش ۡى ٍء َع ِل ۡي ًما
Artinya : Jika kamu menyatakan sesuatu atau menyembunyikannya, maka sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
)921( َلَا ُيحِبُّ اللّٰ ُِ اْلجَهْرَ بِالسُّوْْۤءِّ ِمنَ اْلقَ ْولِ اِلَّا َمنْ ُظلِم
Artinya : Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang
kecuali oleh orang yang dizalimi.
Dan adapun ayat dalam surah Al-Ahzab ayat 51 berhubungan dengan hal-hal
tersembunyi dan yang tampak mengenai ilmu pengetahuan Allah swt seperti yang telah
disebutkan sebelumnya :
Makna yang terkandung dalam ayat tersebut adalah bahwa sesungguhnya keduanya
sama/setara di sisi-Nya, apapun yang manusia sembunyikan Allah swt pasti
mengetahuinya.
Dalam ungkapan lain setiap surah dalam kedua surah memerlukan agar setiap
meletakkan setiap kata pada tempat yang tepat. Pada kata ( )خيرragu-ragu dalam surah
An-Nissa yang diulang sebanyak dua kali tetapi itu tidak diulangi dalam surah Al-Ahzab
kecuali sebanyak dua kali.
Dan pada kata ( )شيءragu-ragu dalam surah An-Nissa diulang sebanyak dua belas kali
dan dalam surah Al-Ahzab sebanyak enam kali, maka jika ada kata (kalimat) yang
memerlukan pemilihan (memilih) salah satu diantara keduanya ini setiap kata/lafadz
pada ayat maka jelas (terlihat jelas) untuk memilih kalimat ()خير dengan ayat dalam
)969( ِوَاقُْتلُ ْوهُمْ حَْيثُ َث ِقفْتُمُ ْوهُمْ وَاَ ْخرِجُ ْوهُمْ ِّمنْ حَْيثُ اَخْرَجُ ْوكُمْ وَاْلفِتْنَةُ اَشَدُّ ِمنَ اْلقَْتل
Artinya : Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari
mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.
س ِب ْي ِل اللّٰ ِه
َ ص ٌّد َع ْن َ ش ْه ِر ْال َح َر ِام ِقتَا ٍل ِف ْي ۗ ِه قُ ْل ِقتَا ٌل ِف ْي ِه َك ِبي ٌْر ۗ َو َّ ع ِن ال َ َي ْسـَٔلُ ْون ََك
ََو ُك ْف ٌۢ ٌر ِب ٖه َو ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام َوا ِْخ َرا ُج ا َ ْه ِل ٖه ِم ْنهُ ا َ ْك َب ُر ِع ْن َد اللّٰ ِه ۚ َو ْال ِفتْنَةُ ا َ ْك َب ُر ِمن
)712( ْالقَتْ ِل
Artinya : Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram.
Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang)
dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidilharam, dan
mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah.
Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.
Penggunaan kata pada ayat pertama : ()أشد dan ayat kedua pada kata : ()أكبر
penggunaan kata tersebut digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang besar seperti
dalam kalimat : ٌ ُقلْ قِتَالٌ فِي ِِ كَبِيرdan pada kalimat ِِ َّ َوإِ ْخرَاجُ َأ ْهلِ ِِۦ مِنْ ُِ َأكَْبرُ عِندَ ٱللkedua
Konteksnya tidak sama dengan kalimat yang pertama, kata tersebut digunakan sesuai
kebutuhan konteksnya terhadap orang-orang kafir :
ِوَاقُْتلُ ْوهُمْ حَْيثُ َث ِقفْتُمُ ْوهُمْ وَاَ ْخرِجُ ْوهُمْ ِّمنْ حَْيثُ اَخْرَجُ ْوكُمْ وَاْلفِتْنَةُ اَشَدُّ ِمنَ اْلقَْتل
Kata kedua tersebut berbeda dengan kata pertama yang digunakan, kata ( )أشدmengacu
Dan kata ini di hubungkan dengan kata/kalimat lain ) (أجرmemiliki kesamaan makna
2. PERBEDAAN ( الإختلاف )
Ikhtilaf/perbedaan dalam suatu ayat Al quran terletak pada huruf atau kalimat,
atau didalam nahwu (grammar). Dan disetiap bentuk perbedaan tersebut mengandung
nilai-nilai indah yang dapat kita pelajari dan dapat diambil hikmahnya.
Berikut beberapa contoh Ikhtilaf dalam Al quran :
● Bentuk Ma’rifah dan Nakirah
a. Lafadz َق
ِّ اْلح
1. Lafadz َق
ِّ اْلح dalam bentuk Ma’rifah mengandung arti “Tidak ada aspek kebenaran
satupun yang menyerukan untuk mencelakakan para nabi apalagi membunuh mereka
(tidak ada sebab apapun)”.
2. Lafadz ق
ِ َحdalam bentuk Nakirah mengandung arti “Mereka terbiasa membunuh
para Nabi tanpa kebenaran yang menyerukan untuk membunuh, dan kebenaran
tersebut telah dikenal luas”.
b. Lafadz النَّبِي
1. Lafadz النَّ ِبيdalam bentuk jamak pada surat al baqarah dengan gambaran beberapa
orang/nabi saja yang dicelakai/dibunuh.
2. Lafadz النَّ ِبيdalam bentuk jamak pada surat al imran dengan gambaran banyaknya
nabi yang dicelakai/dibunuh.
● Bentuk Athaf
Dalam dua ayat tersebut mengandung beberapa perbedaan diantaranya fa’ dan wau :
1. dalam surat taha menggunakan huruf fa’ yang bermakna “menyebutkan hukuman di
dunia selain hukuman di akhirat”
2. dalam surat sajadah menggunakan huruf wau yang bermakna “akhir suatu perkara yaitu
hari kiamat”.
b. Kalimat Akhir
1. kalimat akhir ayat sajadah bermakna “karena mereka mendengar apa yang terjadi pada
orang-orang terdekat mereka”.
2. kalimat akhir ayat taha bermakna “untuk mempertimbangkan keagungan dan
ketinggian firman ini”.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persamaan (tasyabbuh) dalam Al-Qur’an adalah mengungkapkan suatu kalimat
yang menyerupai, mirip, atau identik. Kalimat atau kata tersebut memiliki kesamaan
arti akan tetapi berbeda huruf.
Ikhtilaf adalah perbedaan dalam suatu ayat Al quran yang terletak pada huruf atau
kalimat, atau didalam nahwu (grammar). dan didalamnya tersirat nilai-nilai keindahan
yang sangat serasi. terbagi menjadi beberapa bentuk diantaranya berupa ma’rifah atau
nakirah, athaf, dan lain sebagainya.
B. Daftar pustaka