Anda di halaman 1dari 11

Persamaan dan perbedaan (‫)التشابه واإلختالف‬

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Uslub Al-Qur’an prodi Bahasa dan Sastra Arab

Oleh :
Nurul Mutamimah (A71219064)
Iffatul Karimah (03020120045)
Dosen pengampu :
Dr. H. Fathur Rohim, M. Ag.

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil'alamin, segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan


nikmat yang begitu besar tak terhingga kepada setiap hamba, serta mengizinkan kami untuk
terus belajar sehingga kami diberikan kemudahan dalam penyusunan makalah ini. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW.
Yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran kepada segenap umat manusia.
Makalah ini berjudul untuk memenuhi tugas mata kuliah Uslub Al-Qur’an. Dengan
terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan doa dan dukungan yang besar kepada kami.
Tidak lupa juga kepada Ustadz Dr. H. Fathur Rohim, M. Ag. Yang telah memberikan
pengetahuannya kepada kami di bidang keilmuan Uslub Al-Qur’an. Tidak lupa pula kepada
teman-sahabat yang telah memberikan sebagian pengetahuan kepada kami.
Karena ilmu pada umumnya merupakan hal yang harus dicari oleh setiap manusia, maka
dalam penyusunan makalah ini pasti tidak terlepas dari kesalahan, oleh karenanya kami
mengharap kritik dan saran apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Dan
semoga bermanfaat dan menjadi lebih baik untuk kedepannya.

Sidoarjo, 28 April 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang mengungkapkan suatu ungkapan


menyerupai (tasyabbuh) dan ungkapan lain yaitu perbedaan (ikhtilaf) di dalam nahwu
(grammar). Jika dilihat dari persamaan dan perbedaannya maka akan terlihat apa
yang dimaksud secara keseluruhan dalam seni, balaghoh, dan ‘ijaz. Dan setiap
menelitinya maka semakin bertambah pula rasa takjub kita terhadap rahasia yang
tertutupi dan tersingkap dan dapat mengumpulkan perbendaharaan istilah/ungkapan
yang penting. Dalam makalah ini akan membahas mengenai persamaan (tasyabbuh)
dan perbedaan dalam Al-Qur’an.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud uslub at tasyabuh wal ikhtilaf dalam Al Quran?
2. Bagaimana penerapan uslub at tasyabuh wal ikhtilaf dalam Al Quran?

C. Tujuan
1. Mengetahui uslub at tasyabuh wal ikhtilaf dalam Al Quran
2. Mengetahui penerapan uslub at tasyabuh wal ikhtilaf dalam Al Quran.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PERSAMAAN ( ‫التشابه‬ )
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang mengungkapkan suatu ungkapan saling
menyerupai, menjadi serupa, mirip, identik dan ungkapan lain yaitu ungkapan yang
berbeda atau sejenisnya, dan ikhtilaf atau perbedaan di dalam huruf atau di dalam
nahwu (grammar). Jika dilihat dari persamaan dan perbedaannya maka akan terlihat
apa yang dimaksud secara keseluruhan dalam seni, balaghoh, dan ‘ijaz. Dan setiap
menelitinya maka semakin bertambah pula rasa takjub kita terhadap rahasia yang
tertutupi dan tersingkap dan dapat mengumpulkan perbendaharaan istilah/ungkapan
yang penting.

Istilah penggunaan lafadz (‫ )مكة‬dan (‫ )بكة‬merupakan tempat yang mashyur (Ummul

Quro).
Seperti dalam firman Allah surah Ali-Imran ayat 96-97 :

)69( َ‫َولَ بَْيتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبارَكاً َوهُدىً لِلْعالَمِين‬
َّ ‫إِنَّ أ‬

ِِ ْ‫فِي ِِ آياتٌ بَيِّناتٌ مَقامُ إِبْراهِيمَ َو َمنْ دَ َخلَ ُِ كانَ آمِناً وَلِلَّ ِِ َعلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَْيتِ مَنِ اسْتَطاعَ إِلَي‬

)69( َ‫سَبِيلاً َو َمنْ َك َفرَ فَإِنَّ اللَّ َِ غَنِيٌّ َعنِ الْعالَمِين‬


Artinya : Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah
(Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh
alam. (96)

Artinya : Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barang
siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap
Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang
mampu2 mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji,
maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
(97)

maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
Penggunaan kata (‫ )بكة‬dengan huruf ‫ ب‬di awal kata ketika dalam surah Al-Fath ayat
24 :

ۚ ْ‫َوهُوَ ٱلَّذِى كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنكُمْ َوأَيْدِيَكُمْ عَنْهُم بَِب ْطنِ مَكَّةَ مِن َبعْدِ أَنْ أَ ْظ َف َركُ ْم َعلَيْهِم‬

)42( ‫َوكَانَ ٱللَّ ُِ بِمَا َتعْ َملُونَ بَصِيرًا‬


Artinya : Dan Dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan
(menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Mekah sesudah
Allah memenangkan kamu atas mereka, dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.

Penggunaan kata (‫ )مكة‬dengan huruf ‫ م‬di awal kata, merupakan tempat yang masyhur.
Dan sebab digunakannya huruf ba’ dalam surah Ali-Imran berhubungan dengan
pelaksanaan haji :

ِ‫وَلِلَّ ِِ َعلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْت‬

Kata (‫ )بكة‬dari lafadz (‫ )البك‬adalah tanda bahwa (B)akkah adalah tempat berkumpulnya

manusia untuk melakukan ibadah haji. Yaitu : mereka saling berkerumun (berkumpul/

berbondong-bondong), dan mereka menamainya (‫ )بكة‬karena tempat tersebut penuh


sesak.

Konteksnya tidak sama dengan yang ada dalam surah Al-Fath, dimana dia menggunakan

kata yang masyhur yaitu : (‫ )مكة‬dengan huruf mim di awal kata. Setiap penempatan kata

sesuai dengan konteks yang dibutuhkan.

Dan seperti firman Allah swt dalam surah An-Nisa ayat 149 :
َ ُ َ َ َ ّٰ َّ َ ۡٓ ُ َ َ ُ ۡ ُ َ َ ُ ُ ۡ
)926( ‫ِان ت ۡبد ۡوا خ ۡي ًرا ا ۡو تخف ۡو ُه ا ۡو ت ۡعف ۡوا َع ۡن ُس ۡو ٍء ف ِان الله كان َعف ًّوا ق ِد ۡي ًرا‬
Artinya : Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau
memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi
Maha Kuasa.
Dan dalam firman Allah swt dalam surah Al-Ahzab ayat 54 :

َ ُ َ َ َ ّٰ َّ َ ُ ۡ ُ َ َ ُ ُ ۡ
)45( ‫ِان ت ۡبد ۡوا ش ۡي ًٔــا ا ۡو تخف ۡو ُه ف ِان الله كان ِبك ِّل ش ۡى ٍء َع ِل ۡي ًما‬
Artinya : Jika kamu menyatakan sesuatu atau menyembunyikannya, maka sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Dalam surah An-Nissa :

‫ا ِۡن ت ُ ۡبد ُۡوا خ َۡي ًرا‬


Dan dalam surah Al-Ahzab :

‫ا ِۡن ت ُ ۡبد ُۡوا ش َۡيـًٔـا‬

Dalam surah An-Nissa ayat 148 disebutkan firman Allah swt :

)921( َ‫لَا ُيحِبُّ اللّٰ ُِ اْلجَهْرَ بِالسُّوْْۤءِّ ِمنَ اْلقَ ْولِ اِلَّا َمنْ ُظلِم‬
Artinya : Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang
kecuali oleh orang yang dizalimi.

Ingatlah sesungguhnya Allah swt ‫بالسوء‬ ‫لا يحب الجهر‬


tidak menyukai perkataan yang buruk, dan dalam kalimat setelahnya

‫اِ ۡن ت ُ ۡبد ُۡوا َخ ۡي ًرا‬


Yang bermakna : jika kamu menampakkan/memunculkan sesuatu yang baik, ini
berlawanan dengan menjadikan sesuatu yang buruk. Allah swt tidak menyukai perbuatan
jahat, tidak menyukai perkataan (ucapan) yang buruk yang berlawanan dengan hal yang
baik.

Dan adapun ayat dalam surah Al-Ahzab ayat 51 berhubungan dengan hal-hal
tersembunyi dan yang tampak mengenai ilmu pengetahuan Allah swt seperti yang telah
disebutkan sebelumnya :

ْ‫وَاللّٰ ُِ َي ْعلَمُ مَا فِيْ ُقلُوْبِكُم‬


Artinya : Dan Allah mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimu
Dan dalam ayat setelahnya :

‫َوكَانَ اللّٰ ُِ َعلّٰى كُلِّ شَيْءٍ َّرقِيْبًا‬


Artinya : Dan Allah Maha Mengawasi segala sesuatu.

Dapat disimpulkan dalam ayat setelahnya :

‫فَاِنَّ اللّٰ َِ كَانَ بِكُلِّ شَىءٍ َعلِيمًا‬


Artinya : maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Makna yang terkandung dalam ayat tersebut adalah bahwa sesungguhnya keduanya
sama/setara di sisi-Nya, apapun yang manusia sembunyikan Allah swt pasti
mengetahuinya.

Ayat tersebut sesuai dengan perkataan :

ُ‫اِ ۡن ت ُ ۡبد ُۡوا ش َۡيـًٔـا ا َ ۡو ت ُ ۡخفُ ۡوه‬


Tidak sesuai dengan perkataan : ‫ا ِۡن ت ُ ۡبد ُۡوا خ َۡي ًرا‬
Penambahan kata dalam kalimat (‫ )شيء‬adalah peristiwa sebelumnya dan setelahnya,
meletakkan setiap kata pada tempat yang tepat, Di sisi lain.

Dalam ungkapan lain setiap surah dalam kedua surah memerlukan agar setiap

meletakkan setiap kata pada tempat yang tepat. Pada kata (‫ )خير‬ragu-ragu dalam surah

An-Nissa yang diulang sebanyak dua kali tetapi itu tidak diulangi dalam surah Al-Ahzab
kecuali sebanyak dua kali.

Dan pada kata (‫ )شيء‬ragu-ragu dalam surah An-Nissa diulang sebanyak dua belas kali

dan dalam surah Al-Ahzab sebanyak enam kali, maka jika ada kata (kalimat) yang
memerlukan pemilihan (memilih) salah satu diantara keduanya ini setiap kata/lafadz

pada ayat maka jelas (terlihat jelas) untuk memilih kalimat (‫)خير‬ dengan ayat dalam

surah An-Nissa dengan kalimat/kata (‫ )شيء‬dengan surah Al-Ahzab.


Dalam hal tersebut harus memilih diantara dua kata : dari sisi maknanya dan dari sisi
katanya (lafadznya/kalimatnya).

Lalu bagaimana cara mengungkapkan istilahnya?


Seperti dalam firman Allah swt dalam surah Al-Baqarah ayat 191 :

)969( ِ‫وَاقُْتلُ ْوهُمْ حَْيثُ َث ِقفْتُمُ ْوهُمْ وَاَ ْخرِجُ ْوهُمْ ِّمنْ حَْيثُ اَخْرَجُ ْوكُمْ وَاْلفِتْنَةُ اَشَدُّ ِمنَ اْلقَْتل‬
Artinya : Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari
mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.

Dan dalam surah Al-Baqarah ayat 217 :

‫س ِب ْي ِل اللّٰ ِه‬
َ ‫ص ٌّد َع ْن‬ َ ‫ش ْه ِر ْال َح َر ِام ِقتَا ٍل ِف ْي ۗ ِه قُ ْل ِقتَا ٌل ِف ْي ِه َك ِبي ٌْر ۗ َو‬ َّ ‫ع ِن ال‬ َ ‫َي ْسـَٔلُ ْون ََك‬
َ‫َو ُك ْف ٌۢ ٌر ِب ٖه َو ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام َوا ِْخ َرا ُج ا َ ْه ِل ٖه ِم ْنهُ ا َ ْك َب ُر ِع ْن َد اللّٰ ِه ۚ َو ْال ِفتْنَةُ ا َ ْك َب ُر ِمن‬
)712( ‫ْالقَتْ ِل‬
Artinya : Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram.
Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang)
dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidilharam, dan
mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah.
Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.

Penggunaan kata pada ayat pertama : (‫)أشد‬ dan ayat kedua pada kata : (‫)أكبر‬
penggunaan kata tersebut digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang besar seperti

dalam kalimat : ٌ‫ ُقلْ قِتَالٌ فِي ِِ كَبِير‬dan pada kalimat ِِ َّ‫ َوإِ ْخرَاجُ َأ ْهلِ ِِۦ مِنْ ُِ َأكَْبرُ عِندَ ٱلل‬kedua

kata tersebut sama maknanya (‫ )أكبر‬yang berarti besar.

Konteksnya tidak sama dengan kalimat yang pertama, kata tersebut digunakan sesuai
kebutuhan konteksnya terhadap orang-orang kafir :

ِ‫وَاقُْتلُ ْوهُمْ حَْيثُ َث ِقفْتُمُ ْوهُمْ وَاَ ْخرِجُ ْوهُمْ ِّمنْ حَْيثُ اَخْرَجُ ْوكُمْ وَاْلفِتْنَةُ اَشَدُّ ِمنَ اْلقَْتل‬

Kata kedua tersebut berbeda dengan kata pertama yang digunakan, kata (‫ )أشد‬mengacu

pada makna lebih.


Dan firman Allah swt melalui perkataan Nuh as dalam surah Hud ayat 29 :

)92( ‫ى إِ ََّّل َعلَى ٱللَّ ِه‬


َ ‫َّل أ َ ْسـَٔلُ ُك ْم َعلَ ْي ِه َم ًاَّل ۖ ِإ ْن أ َ ْج ِر‬
ٓ َ ‫َو َٰ َيقَ ْو ِم‬
Artinya : Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu
(sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah.

Dan kata ini di hubungkan dengan kata/kalimat lain )‫ (أجر‬memiliki kesamaan makna

dengan kata )‫(مال‬.

2. PERBEDAAN ( ‫الإختلاف‬ )
Ikhtilaf/perbedaan dalam suatu ayat Al quran terletak pada huruf atau kalimat,
atau didalam nahwu (grammar). Dan disetiap bentuk perbedaan tersebut mengandung
nilai-nilai indah yang dapat kita pelajari dan dapat diambil hikmahnya.
Berikut beberapa contoh Ikhtilaf dalam Al quran :
● Bentuk Ma’rifah dan Nakirah

(al baqarah : 61) (َ‫َق وَيقْتُُلوْنَ النَّبِين‬


ِّ ‫)ِبغَيْرِ اْلح‬

(al imran : 112) (َ … َّ‫) … ِبغَْيرِ حَقٍ وَيقُْتلُوْنَ الْاَنْبِيَاْۤء‬


Dalam dua ayat tersebut mengandung beberapa perbedaan diantaranya :

a. Lafadz ‫َق‬
ِّ ‫اْلح‬

1. Lafadz ‫َق‬
ِّ ‫اْلح‬ dalam bentuk Ma’rifah mengandung arti “Tidak ada aspek kebenaran

satupun yang menyerukan untuk mencelakakan para nabi apalagi membunuh mereka
(tidak ada sebab apapun)”.
2. Lafadz ‫ق‬
ِ ‫ َح‬dalam bentuk Nakirah mengandung arti “Mereka terbiasa membunuh

para Nabi tanpa kebenaran yang menyerukan untuk membunuh, dan kebenaran
tersebut telah dikenal luas”.

b. Lafadz ‫النَّبِي‬

1. Lafadz ‫النَّ ِبي‬dalam bentuk jamak pada surat al baqarah dengan gambaran beberapa
orang/nabi saja yang dicelakai/dibunuh.

2. Lafadz ‫النَّ ِبي‬dalam bentuk jamak pada surat al imran dengan gambaran banyaknya
nabi yang dicelakai/dibunuh.

Dapat disimpulkan bahwa penghinaan mereka dan juga kesalahan perbuatan


mereka dalam surat al imran lebih dahsyat. ini menunjukan bahwa setiap lafadz dalam
suatu ayat al qur’an mempunyai kesesuaian terhadap setiap konteks yang disampaikan.

● Bentuk Athaf

ٍ ‫ش ْونَ ِف ْي َمسَٰ ِك ِن ِه ْۗ ْم ا َِّن ِف ْي َٰذ ِل َك َ ََّٰل َٰي‬


‫ت َِّلُو ِلى النُّهَٰ ى‬ ُ ‫( اَفَلَ ْم َي ْه ِد لَ ُه ْم َك ْم ا َ ْهلَ ْكنَا قَ ْبلَ ُه ْم ِمنَ ْالقُ ُر ْو ِن َي ْم‬
) (Taha : 128)
ٰ َ َ‫ْم َنْالقُ ُرو ِنْيَمشُو َنْفِيْ َم ٰس ِك ِن ِهمْۗا َِّنْفِي ْٰذ ِلك‬
ْ‫َْل ٰي ۗتْاَفَ ََل‬ ِّ ِ ‫اْمنْقَب ِل ِهم‬
ِ َ‫(ا َ َولَمْْيَهدِْلَ ُهمْكَمْاَه َلكن‬
َْ ‫يَس َمعُو‬
) (As Sajadah : 26)‫ن‬

Dalam dua ayat tersebut mengandung beberapa perbedaan diantaranya fa’ dan wau :
1. dalam surat taha menggunakan huruf fa’ yang bermakna “menyebutkan hukuman di
dunia selain hukuman di akhirat”
2. dalam surat sajadah menggunakan huruf wau yang bermakna “akhir suatu perkara yaitu
hari kiamat”.

b. Kalimat Akhir
1. kalimat akhir ayat sajadah bermakna “karena mereka mendengar apa yang terjadi pada
orang-orang terdekat mereka”.
2. kalimat akhir ayat taha bermakna “untuk mempertimbangkan keagungan dan
ketinggian firman ini”.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persamaan (tasyabbuh) dalam Al-Qur’an adalah mengungkapkan suatu kalimat
yang menyerupai, mirip, atau identik. Kalimat atau kata tersebut memiliki kesamaan
arti akan tetapi berbeda huruf.
Ikhtilaf adalah perbedaan dalam suatu ayat Al quran yang terletak pada huruf atau
kalimat, atau didalam nahwu (grammar). dan didalamnya tersirat nilai-nilai keindahan
yang sangat serasi. terbagi menjadi beberapa bentuk diantaranya berupa ma’rifah atau
nakirah, athaf, dan lain sebagainya.

B. Daftar pustaka

)992-916( ‫كتاب التعبير القرآني الدكتور فاضل صالح السامرائي‬

Anda mungkin juga menyukai