Anda di halaman 1dari 26

USLUB ISTFHAM WA JAWAB WA NIDA’

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Uslub Al-Qur’an

Disusun Oleh

Mahesa Rifqi Wijaya 03020120052


Ahmad Baihaqi

Dosen Pengampu:

Dr. H. Fathur Rohim, M.Ag

PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN
HUMANIORA UIN SUNAN AMPEL
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
tentang “Uslub Istifham wa Jawab wa Nida’”. Kedua kalinya sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW. yang telah menuntun kita
dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang yaitu dengan adanya agama Islam.
Dalam menyelesaikan tugas makalah ini, kami berusaha memberikan sebuah hasil
yang maksimal sehingga karya kami dapat dinikmati dan dipahami oleh kalangan umum.
Kami menyadari, dalam pembuatan makalah ini juga masih terdapat banyak kekurangan
ataupun kesalahan yang belum kami ketahui. Oleh karena itu, kami ucapkan terimakasih
kepada kepada penulis yang bukunya telah kami jadikan referensi sebagai pelengkap makalah
ini. Kami mengharapkan kritik dan saran atas kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini guna perbaikan dalam pembuatan makalah kami selanjutnya.

Demikianlah yang telah kami sampaikan dalam pengantar makalah, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Surabaya, 11 Mei 2023


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istifham yang dipahami dengan mencari pengetahuan tentang sesuatu yang sebelumnya
tidak diketahui mengandung pengertian bahwa sebuah pertanyaan diberikan hanya untuk
mencari tahu dari orang yang ditanya. Akan tetapi, bila ditinjau dari ilmu ma'ani, tidak
semua fungsi istifham menunjukkan arti mencari tahu, namun dapat berarti perintah (amr)
yang tergolong uslub thalab  serta makna-makna yang lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari ushlub istifham wa jawab wa nida’ ?

2. Apa saja perangkat istifham, jawab, dan nida’?

3. Apa saja contoh di dalam al-Qur’an?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi uslub istifham wa jawab wa nida’

2. Untuk mengetahui perang kat istifham, jawab, dan nida’

3. Untuk mengetahui contoh di dalam al-Qur’an


BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Uslub Istifham wa Jawab wa Nida’

Kata istifham merupakan bentuk dari kata masdar dari kata ‫ استفهام‬secara
leksikal kata tersebut bermakna meminta pemahaman atau meminta pengertian.
Sedangkan menurut terminologi, istifham berarti harapan untuk
mengetahui sesuatu yang belum diketahui sebelumnya dengan menggunakan salah satu
perangkat dari beberapa perangkat istifham.
Klasifikasi Istifham Dn alam kajian bahasa Arab, Istifham diklasifikasikan
menjadi dua pola, yang pertama istifham haqiqi dan yang kedua adalah istifham
majazi. Istifham haqiqi bermakna pertanyaan seseorang kepada orang lain tentang
sesuatu yang memang benar-benar belum diketahui sebelumnya.Adapun istifham
majazi adalah pertanyaan tentang sesuatu yang sebenarnya sudah diketahui. Dalam
kondisi ini, fungsi yang dimiliki oleh kalimat istifham tersebut tidak lagi orisinil
sebagai pertanyaan yang mengharapkan jawaban, namun beralih kepada fungsi-
fungsi lainnya semisal larangan, perintah,

2. Perangkat Istifham wa Jawab wa Nida’


mufrad. Dalam hal ini huruf hamzah langsung diiringi dengan sesuatu yang ditanyakan,
dimana pada umumnya sesuatu yang ditanyakan tersebut mempunyai bandingan (qarinah)
yang disebutkan setelah lafazh. “’am”. Contohnya pada kalimat: ‫؟ على مسافرام خالد‬, Dalam
kalimat tersebut sang penanya memiliki keyakinan bahwa yang melakukan perjalanan
adalah salah satu antara Ali atau Khalid, namun tidak diketahui kepastiannya. Oleh
karena itu, dalam pola istifham yang demikian harus dikhususkan jawabannya. Lalu
dikatakan “B‫ “خالد‬misalnya.b)TashdiqYaitu untuk menunjukkan terjadi atau tidaknya
salah satu diantara dua perkara. Contohnya dalam kalimat: ‫ أحضر االمير؟‬, Dalam kalimat
tersebut dibutuhkan penjelasan tentang tetap dan tidaknya sesuatu. Dan dalam hal ini
jawabannya berkisar antara kata “iya” atau “tidak”.6Kalimat istifham dengan
menggunakan huruf hamzah yang bertujuan tashdiq ini, lafaz yang mengimbangi tidak
disebutkan, sebagaimana yang terjadi dalam contoh kalimat istifham dengan hamzah
yang bertujuan untuk tashawwur. Apabila setelah hamzah.tashdiq tersebut 4. Ibid.,5
Mulakhkhos6 Ibn Ummu Qasim Al-Maradiy, Al-. Janna. al-Daniy.fi. Huruf .Al-Ma’aniy
(Beirut: Dar Al-Afaq Al-Jadidah, 1983), hal. 30. Ade Nurdiyanto42El-Wasathiya: Jurnal
Studi Agamaterdapat lafad “’am” maka harus ditentukan sebagai “’am. munqati’ah”dan
menggunakan makna “bal” (tetapi). 2.Hal (‫ )هل‬Penggunaan huruf “hal” dalam kalimat
istifham.hanya berfungsi sebagai tashdiq saja, yang tujuannya untuk mengetahui terjadi
atau tidaknya sesuatu. Contohnya dalam kalimat: ‫؟هل جاء االمير‬. Jawaban dari kalimat
istifhamsemacam ini menggunakan kalimat “ ya” atau “tidak” (‫)نعم او ال‬. 7Istifham dengan
menggunakan kata ‫ هل‬ada 2 macam, yaitu: a)Bashithah, bila untuk menanyakan wujud atau
tidaknya sesuatu.Contoh: ‫؟هل االنسان الكامل موجود‬b)Murakkabah, bila untuk menanyakan
eksistensi sesuatu pada sesuatu.Contoh: ‫؟هل النبات حشاس‬Dalam ketentuan kaidah bahasa Arab,
istifham dengan menggunakan huruf “hal” tidak boleh dipakai dalam kalimat-kalimat
berikut:- Lafaz yang didahului huruf nafi.Contoh: ‫؟هل لم يفهم على‬- Fi’il. mudhari’ yang
sedang menunjukkan suatu proses yang sedang berlangsung.Contoh: ‫؟هل تحتقرعليا وهو شجاع‬-
Kalimat yang didahului oleh huruf.inna.Contoh:‫؟هل ان االمير مسافر‬- Kalimat yang didahului
Isimsharath. Contoh: ‫؟هل اذازرتك تكرمنى‬- Kalimat yang didalamnya menggunakan huruf.‘athaf.
Contoh: ‫ او هل ثم يتقد م‬B‫؟هل فيتقدم‬- Kalimat isim yang sesudahnya terdapat fi’il. Contoh: ‫؟هل بشرامنا‬
3‫واحدا انتبعه‬.Man (‫)من‬Kata ini berfungsi untuk menanyakan makhluk yang berakal. Contoh: ‫؟‬
4‫من هذا‬.Ma. (‫)ما‬ Kata ini berfungsi untuk menanyakan sesuatu yang tidak berakal.
Contoh: 7‫ ؟ماالسراف‬Ahmad Al-Hasyimi, Jawahir.Al-Balaghiyah.(Beirut: Bila Nasyir, t.t.),
hal. 40. Istifham Dalam Al-Qur’an: Studi Analisa BalaghahVolume 4, Nomor 1, Juni 2016
435.Mata (‫ )متى‬Dalam kaidah bahasa Arab, kata ini berfungsi untuk menanyakan
keterangan waktu, baik yang lalu maupun yang akan datang. Contoh: ‫؟متى يعود المسافرون‬
6.Ayyana (‫)ايان‬Dalam kaidah istifham. haqiqi, kata ayyana berfungsi untuk menanyakan
keterangan waktu yang akan datang secara khusus, di mana masa yang dimaksud
merupakan masa yang secara spesifik dikategorikan bersejarah.Contoh: ‫؟يسأل أيان يوم القيامة‬
7.Kaifa (‫)كيف‬Kata ini dalam kaidah istifham berfungsi untuk menanyakan keterangan
keadaan. Contoh: 8‫فكيف اذاجئنا من كل امة بشهيد‬.Ayna (‫ )أين‬Kata ini berfungsiuntuk menayakan
keterangan tempat. Contoh:9‫؟أين الطبيب‬.Anna (‫ )انى‬Kata Anna memiliki tiga makna
sekaligus, yaitu: bagaimana, dari mana, dan kapan. Contoh: 10‫يا مريم‬,‫؟ انى لك هذا‬.Kam (‫)كم‬
Dalam kaidah istifham kata ini berfungsi untuk menanyakan keterangan jumlah. Contoh: ‫؟‬
11‫كم لبثتم‬.Ayyun (‫) أي‬ Kata ini berfungsi untuk menanyakan dan menghendaki perbedaan
antara dua hal. Contoh: ‫ خير مقاماا‬B‫؟ى الفرقين‬Beberapa poin yang sudah disebutkan di atas adalah
fungsi original (haqqi) dari perangkat-perangkat istifham. Namun begitu, pada realitanya
dalam ilmu balaghahkhususnya, pola istifham tidak hanya berfungsi untuk meminta
penjelasan atau keterangan tentang sesuatu yang tidak diketahui, namun seringkali
memiliki ragam fungsi yang lain. Dalam al-Qur’an misalnya, fungsi uslu>b. istifham
sudah berevolusi sedemikian jauh dari fungsi hakikinya dan memunculkan beragam
makna, fungsi inilah yang dalam terma balaghah disebut sebagai istifham. istifham.
Dimana fungsinya bukan lagi meminta jawaban atau penjelasan namun lebih kepada
memberikan kabar8 atau pelajaran.
3. Faedah dan Tujuan

Menurut imam zarkasyi al-hadzf memiliki faedah dan tujuan untuk mengagungkan
dan memuliakan sesuatu yang tidak disebut itu, dengan demikian semua pikiran dalam
madzhab akan dicurahkan untuk mencari tau maksudny, sehingga menjadi tinggilah
kedudukan yang mahdzuf itu, berbeda hal nya jika sesuatu itu lebih dulu disebutkan.7 Al-
hazfu juga berfaedah untuk menambah lezat atau rasa enak dalam pikiran dengan sebab
menemukan hasil terhadap yang mahdzuf itu, Faedah lain adalah dapat menambah pahala
dengan sebab upaya ijtihad yang dilakukan dalam rangka menyingkap hal tersebut. Selain itu
ia berfaedah juga untuk menuntut agar kalam itu ringkas, sehingga dapat menghasilkan
makna yang banyak dalam lafaz yang sedikit. Terdapat tujuan atau maksud yang bisa
dipahami melalui konteks dari ayat nya, seperti sebagai berikut :

174-175 :
179-178 ‫ﺳورة اﻟﺻﻔﺎت وآﯾﺔ‬ 1.

‫ن‬
‫ﱠﺗﻰ ﺣ‬ ‫ﻋ‬ ‫َﺗ‬
‫ْو ﯾ‬ ‫ول ْﻧﮭم‬
‫َ ﱠ‬
‫ف ْﺑ ﺻرون‬
‫ْﺑﺻ َﻓ‬
‫ﺣ ُﯾ‬
‫ر‬ َ‫وأ‬
‫َﺳ‬
‫ُھم ﻓ‬
Maka berpalinglah kamu (Muhammad) dari mereka sampai suatu ketika.

Dan lihatlah mereka, maka kelak mereka akan melihat (azab itu

‫ﺣ ﺣﯾ‬ ‫ﻋ‬ ‫و َﺗ‬


‫ن‬ ‫َول ْﻧﮭم ﱠﺗﻰ‬
‫ﱠ‬

‫ﯾ ﺻرون‬ ‫ف‬ ‫ﺻر‬


‫ْﺑ‬ ‫ﻓﺳ‬
‫ْو‬ َ‫ْﺑ َوأ‬

Dan berpalinglah kamu dari mereka hingga suatu


ketika. Dan lihatlah, maka kelak mereka juga akan
melihat.

Disebutkan dhomir ‫ ھم‬menjadi ُ ‫ھم‬


‫ أﺑ‬pada ayat sebelum nya, dan kemudian tidak
‫ﺻر‬

disebutkan pada ayat selanjut nya ‫أﺑﺻر‬.

684 ‫ ص‬.‫ اﻟﺑرھﺎن ﻓﻲ ﻋﻠوم اﻟﻘرآن‬،‫ اﻟزرﻛﺷﻲ‬7


Ada nya penambahan dhomir adalah sebagai pengkhususan. Hal ini dikarenakan pada
ayat yang pertama disebabkan adzab yang menimpa atas mereka pada perang badar dimana
disana terjadi pembunuhan, tawanan perang dll dan didalamnya tidak diliputi dengan hal hal

yang menyenangkan hati maka dikatakan ‫ أﺑﺻرھم‬kamu kelak akan melihat mereka.

Adapun yang kedua, berhubungan dengan hari penaklukan Mekkah atau peristiwa
fathu makkah dimana tidak terjadi pembunuhan atau tawanan di dalamnya, melainkan
hidayah dan rahmat . Dan fathu Mekkah adalah peristiwa penaklukan Jazirah Arab, oleh

karena itu kata nya menggunakan ‫وأﺑﺻر‬. karena tidak dikhususkan untuk penduduk

Mekkah seperti hal nya di Badar, maka perang Badar khusus untuk orang Mekkah. dan

lihatlah kelak adzab itu menimpa mereka sendiri sehingga Allah mengatakan: (‫)أﺑﺻرھم‬,

dan adapun ketika penaklukan tidak melibatkan pembunuhan atau penangkapan atau tawanan
8
maka bersifat umum, sehingga Allah mengatakan ‫وأﺑﺻر‬

20-22 : ‫اﻟﺣدﯾد‬
11 : ‫اﻟﺗﻐﺎﺑون‬ ‫ﺑﯾن ﺳورة‬ 1.

‫وﺳورة‬

‫ﷲ‬
ُ
‫ْﻠ‬ ِ ‫ْؤ ﺑﺎ‬ ‫ِﷲ‬ ‫ْذ‬ ‫ﺔ‬ ‫َﺑ‬ ‫ﻣﺎ أَ*ﺻﺎ َب‬
‫ﺑﻛل‬
‫ د َﺑﮫ و‬A ِ ‫وﻣن ﻣن‬ ‫ﻣﺻﯾ ِإﻻ ن‬ ‫ﻣن َﺷ ْﻲء‬
‫ﻗ‬ ‫ﯾﮭ‬ ‫ﯾ‬ ‫ﻋﻠِ*ﯾم‬
ِ‫ﺑﺈ‬

Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan
barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.

Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


8
kitab At Ta'bir Al qurani, fadhil as samra’i,hal:91
‫ﻟﻌ و ٌ وزﯾ و ﻔﺎﺧ ْﯾ و ُ ﻓِﻲ اﻷ َ‬ ‫ﱡد ْﻧ‬ ‫اﻋ َﻠ ﻣ ﱠﻧﻣﺎ ْ َ‬
‫وال‬ ‫ب َﻟ و‬
‫َﻧﺔ َﺗ ر َﻧﻛم َﺗ ﺛر‬ ‫أَ ﻟ ﯾﺎةُ َﯾﺎ اﻟ‬ ‫وا‬
‫ﻣ‬
‫ﻛﺎ‬ ‫ﺑ‬ ‫ا ﺣ‬
‫ﮭ‬

‫ﺣطﺎ‬ ‫ث‬
‫ﻣﺻﻔ ﺛم ﯾﻛون‬ ‫ا ﻛﻔﺎ َﺑﺎ ﺛم ﯾﮭﯾﺞ ﻓ را‬ ‫ﻛﻣ ﻏ‬ ‫واﻷَ ْوﻻ ِد‬
‫ﻣﺎ‬
‫ّرا‬ ‫َﺗ ُه‬ ‫ر ُﺗﮫ ﻧ‬ ‫أَﻋﺟ ْﻟ‬ ‫َﺛل‬
‫ْﯾ‬
‫ب‬

‫ﻣ‬ ‫ﺿ وﻣ ْ َ ﱡد ْﻧ ِإﻻ‬ ‫ِﷲ‬ ‫رةٌ‬ ‫ِد ْﻐ ِﻔ‬ ‫ﻋ‬ ‫وﻓِﻲ اﻵ ﺧ‬


‫َﺗﺎع‬ ‫ﺎ ﻟ ُ‬
‫ﯾﺎة َﯾﺎ اﻟ‬ ‫ور َوان‬ ‫ﻣن‬ ‫وﻣ‬ ‫ﯾ ٌد‬ ‫َذاب‬ ‫رة‬
‫ا ﺣ‬ ‫ﺷ‬

‫ا ْﻟﻐ رور‬

‫ت ِﻟﻠﱠ‬
‫ﺔ ﺿ ﻛﻌ ض ﺳﻣ واﻷَ ض ﱠ‬ ‫ٍ ة ر ْ وﺟ‬ ‫ﺳﺎ ِﺑﻘُوا َﻟ ْ‬
‫ِذﯾن‬ ‫أ د‬ ‫ر‬ ‫اﻟ ﺎء‬ ‫ر‬ ‫ﱠﻧ ﻋر ﮭﺎ‬ ‫م‬ ‫ﻣن‬ ‫ﻰ ﻐ‬
‫ر ﱢﺑ‬
‫ِإ ِﻔ‬
‫ﻋ‬ ‫ﻛ‬
‫ﻣ‬

‫ﺿل ظﯾ ِم‬ ‫ﷲ ذو‬


‫ُ‬ ‫ورﺳﻠ ِذﻟ ﻓﺿ ِﷲ ﯾ ﻣن ﺷﺎء‬
‫ِ‬ ‫آﻣ ُﻧوا ﺑﺎ‬
‫ا ْﻟ ﻌ‬ ‫ا ْﻟ َ ﻔ‬ ‫و‬ ‫ﯾ‬ ‫ْؤ ِﺗﯾﮫ‬ ‫ل‬ ‫ﮫ ك‬ ‫ِ‬
َ‫رأ‬
ْ ‫ﻛ ﻣن ﻗ ل‬ ‫َﺑ ﺔ ْرض وﻻ ﻓِﻲ أَﻧﻔ ﺳ إِﻻ ﻓِﻲ‬ ‫ﻣﺎ أَﺻﺎ ب‬
‫ھﺎ‬
‫ْﺑ أَن ﺑ‬ ‫َﺗﺎب‬ ‫ﻛم‬ َ‫اﻷ‬ ‫ﱡﻣﺻﯾ ﻓِﻲ‬ ‫ِﻣن‬
‫ِﷲ ﯾ‬ *ِ‫إ ﱠن ذﻟ‬
‫ﻋ‬ ِ
‫ﻧ‬ ‫ر‬ ‫َك‬
‫ِﺳﯾ‬ ‫َﻠﻰ‬

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan
para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning
kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari
Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu.

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada
Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

Bisa kita perhatikan bahwa Allah menyebut sesuatu dalam surah al Hadid yang Allah
tidak menyebutkannya dalam surah At-Tagabun. Menyebutkan 1 tema dalam surah yang
berbeda namun dengan kondisi yang juga berbeda 9Bagaimana Allah menggunakan uslub
zikr dan hadzf itu ketika mengungkapkan Ayat ayat nya dengan menyesuaikan realitas
situasi. Terkadang Allah menyebut sesuatu yang Allah tidak sebutkan dalam ayat lain Artinya
tidak ada satupun bencana dalam bentuk apapun yang akan menimpa kita, kecuali dengan
izin Allah. Dan barangsiapa beriman kepada Allah, maka Allah akan membimbing hati
mereka.

Pada ayat dalam al Hadid bagaimana Allah menyebutkan bahwa bencana yg menimpa
adalah bencana yang datang dari bumi maupun dari dirimu sendiri dan Allah tidak
menyebutkan hal itu dalam surah At Taghabun. Pada surah at Taghabun Allah menyebutkan
bahwa tidaklah bencana itu menimpa manusia, melainkan atas izin Allah. (tanpa Allah
menambahka ‫ ) ﻓﻲ اﻷرض وﻻ ﻓﻲ أﻧﻔﺴﻜﻢ‬hal ini merupakan bagian dari keindahan Al quran
n

dalam kepekaannya terhadap konteks.

Pada ayat sebelum nya surah al Hadid bagaimana Allah menyebutkan seluruh
perumpamaan ini dan setelah nya dan tidak satupun brncana yang akan menimpamu di bumi
maupun dalam dirimu sendiri. Ketika diperhatikan bagaimana Allah itu menggunakan
perumpaan hal hal yang secara naluriah disenangi manusia, hiburan, harta, wanita, anak anak,
hewan ternak. Semua kesukaan itu ada dalam diri kita Lalu kemudian setelah nya
menggunakan perumpamaan bumi yaitu seperti hujan yang menumbuhkan benih, lalu
tumbuh menjadi tanaman.

Bagaimana ayat ini menjelaskan gambaran sebagian ayat tentang bumi dan sebagian
lagi tentang diri manusia. Seakan mengisyaratkan bagaimana refleksi tentang bumi membuat
kita berpikir tentang diri kita sendiri Dan di ayat selanjutnya ‫ﻣﺎ أﺻﺎب ﻣﻦ ﻣﺼﯿﺒﺔ ﻓﻲ اﻷرض وﻻ‬
‫أﻧﻔﺴﻜﻢ ﻓﻲ‬

Tidaklah bencana akan menimpa di bumi dan tidak pula dalam dirimu sendiri kecuali
bahwa Allah telah menetapkannya terjadi. Bagaimana ekspresi yang dituangkan Al qur'an
9
kitab At Ta'bir Al qurani, fadhil as samra’i,hal:113
dalam setiap ayatnya saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya sehingga mendorong
manusia untuk berpikir lebih dalam tentang ayat itu.

Sedangkan dalam surah at tagabun tidak ada analogi semacam ini karena bukan
berbeda konteks yg dibicarakan sehingga Allah tidak menyebutkannyaa

1 : ‫ ﺑﯾن ﺳورة اﻟﺣﺷر واﻟﺣدﯾد‬3.

‫ﺣﻛ ْﯾم‬ ٰ
‫َ ْ ْ ا‬ َ‫و ﻓِﻰ ْﻻ‬ ٰ ‫ﻣﺎ ﻓِﻰ‬ ‫ﺳ ﱠﺑﺢ‬
‫ﻟ ﯾ ْﻟ‬ ‫و‬ ‫ْر ا‬ ‫َﻣﺎ‬ ‫اﻟ ﻣ‬
‫وھ َﻌ ز ز‬ ‫ت‬ ‫ٰو‬
‫ا‬ ‫ﺳ‬ A

Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah; dan Dialah Yang
Mahaperkasa, Mahabijaksana.

‫ﺣﻛ ْﯾم‬ ٰ
‫َ ْ ْ ا‬ َ‫وا ْﻻ‬ ٰ ‫ﻣﺎ ﻓِﻰ‬ ‫ﺳ ﱠﺑﺢ‬
‫ﻟ ﯾ ْﻟ‬ ‫و‬ ‫ْر ت‬ ‫اﻟ ﻣ‬
‫وھ َﻌ ز ز‬ ‫ٰو‬
‫ا‬ ‫ﺳ‬ A

Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa,
Mahabijaksana.
Ayat diatas berisi tentang bagaimana allah membicarakan langit dan bumi. Masing-
masing ayat diatas dimulai dengan menyatakan kesempurnaan allah dan ayat ini diulang
beberapa kali didalam al-qur’an. Pada surah al hasyr allah mengatakan “semua yang
ada dilangit dan di apa yang ada di bumi” kata apapun muncul dua kali ٰ ‫ﻣﺎ ﻓِﻰ اﻟ‬
‫ت‬
‫ﻣ‬
‫ٰو‬
‫ﺳ‬

َ‫ْﻻ‬ ‫ ﻣﺎ َوَ ﻓِﻰ‬. Sedangkan dalam surah al hadid kata ‫ ﻣﺎ‬hanya disebutkan ‫ﺳ ﱠﺑﺢ‬
sekali
‫ْرض ا‬

‫َوا َْﻻ‬
ٰ A ِ ّ ِٰ .
‫ْرض ت‬ ‫ﻣﺎ ﻓِﻰ‬
‫اﻟ ﻣ‬
‫ٰو‬
‫ﺳ‬

Dan dari hal ini kita akan menyadari bahwa al qur’an selalu menyesuaikan konteks
dengaan sangat mendetail. Setiap kali ayat yang menyatakan kesempurnaan allah lalu diikuti
penggunaan kata ‫ ﻣﺎ‬dua kali seperti ayat diatas apakah hanya untuk hiasan saja? Biar
bervariasi ternyata tidak, ada pengecualian disitu yang allah ingin tekankan, bahwasanya
setiap kali ada pengulangan pada kata “apapun/‫ ﻣﺎ‬itu berhubungan dengan urusan kehidupan
didunia hal apapun itu, maka allah akan menyebutkan kata apapun sebanyak dua kali10

‫ﺣﻛﯾم‬ ‫ﻓﻲ‬
‫ض ْﻌز ا‬ ‫ﺳﻣﺎ وﻣ‬ ‫ﻣﺎ ﻓﻲ‬ ‫ﺳ ﱠﺑﺢ ﱠ‬

‫وھ َو ﻟ ﯾ ْﻟ‬ ‫اﻷَر‬ ‫ﺎ‬ ‫َوات‬ ‫اﻟ‬


‫ز‬ ‫ا‬

‫ُﺗ أَن‬ ‫ا ﺷر‬ ‫ا َ ب ﻣن د ْ ﱠو‬ ‫ﻣن‬ ‫ھ َو ِذ أَﺧر اﻟﱠ ِذﯾن َ ر‬


‫ْم‬ ‫ﻣﺎ‬ ‫َﯾﺎر م ﻷَ ْﻟﺣ‬ ‫أَھ ْﻟ ﺗﺎ‬ ‫ج ﻔ وا‬ ‫ي‬

‫ظ‬ ‫ل‬ ‫ل ﻛ‬ ‫اﻟﱠ‬

‫َﻧﻧ‬ ‫ھ‬ ‫ﻛ‬

‫ﯾﺣ ُ ﺑ‬ ‫أَ ﻣﺎ ُ ْ ﺣﺻ‬ ‫وظ‬


ْ ‫ﷲ^ ﺣ‬ُ ‫ِﷲ ﻓﺄ‬ ‫ﮭم‬ ‫ﯾﺧر ﺟ‬
‫َ وا‬
‫ﻣن ْﯾث م ﺗ‬ ‫َﺗﺎھم‬ ‫ﻣن‬ ‫و ُﻧ‬ ‫ﱡﻧوا ﱠﻧﮭم ِﻧ ﺗ م‬ ‫وا‬
‫ﺳ‬
‫ﻌﮭ‬
‫ﻟ‬

‫روا‬
‫ﺑ ُﯾو ْ ﯾ ْ ْ ﯾ ْ ْ ِﻧ َﺗ‬ ‫ﯾﺧر‬ ‫ﻗُﻠُو ِﺑﮭم اﻟرﻋب‬ ‫و َﻗ‬
‫ﯾﺎ‬
‫َﺗﮭم ِدﯾ ﺑﺄَ م ِدي ﻟ ؤ ﯾن ِﺑ‬ ‫ُﺑون‬ ‫ﻓﻲ‬ ‫َذف‬
‫ﻣ ﻓﺎﻋ‬ ‫وأَ ا‬
‫ﻣ‬ ‫ﮭ‬

‫اﻷ ْ ﺑ ﺻﺎر‬
َ
ِ ُ‫أ‬
‫وﻟﻲ‬

Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah; dan Dialah Yang
Mahaperkasa, Mahabijaksana.

Dialah yang mengeluarkan orang-orang yang kufur di antara Ahlulkitab (Yahudi Bani
Nadir) dari kampung halaman mereka pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak
menyangka bahwa mereka akan keluar. Mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka
akan dapat menjaganya dari (azab) Allah. Maka, (azab) Allah datang kepada mereka dari
arah yang tidak mereka sangka. Dia menanamkan rasa takut di dalam hati mereka sehingga
mereka menghancurkan rumah-rumahnya dengan tangannya sendiri dan tangan orang-
orang mukmin. Maka, ambillah pelajaran (dari kejadian itu), wahai orang-orang yang
mempunyai penglihatan (mata hati

Atau dalam ayat lain surah al jumu’ah

‫ا ﺣﻛﯾ ِم‬ ‫ﻓﻲ‬ ‫ﯾﺳ ﱢﺑ ﺢ‬


‫ا ُْﻟﻘ ْﻌز‬ ‫ا ْﻟ ﻣ‬ ‫ﺳﻣﺎ وﻣ‬ ‫ﻣﺎ ﻓﻲ‬
‫اﻷَر ض ِﻠ ﱡدوس ك ﻟ ﯾ ْﻟ‬ ‫ﺎ‬ ‫َوات‬ ‫اﻟ‬ ِ‫ﱠ‬
‫ز‬ ‫ا‬

10
Kitab At’ta’birul qurani. fadhil as samra’i,hal:95
‫ﻛ‬
‫رﺳو ﻣ ْ ْ َ ْ َﯾﺎ و زﻛ ْ و ﻌﻠﱢ ا ْﻟ‬ ‫ﺑﻌ ﻓﻲ اﻷُ ﻣ‬ ‫ِذ‬ ‫ھ َو‬
‫ﻻ ْ م ُ ﻠ م ﺗﮫ آ ُﯾ ﯾ م ُﯾ ﻣ ﮭم َﺗﺎب‬ ‫ﱢﯾﯾن‬ ‫ث‬ ‫ي‬
ِ ‫ﺗﻠ‬ ‫ﻧ‬
‫ْﯾ‬ ‫اﻟﱠ‬
‫و‬
‫ﮭ‬ ‫ﮭ‬ ‫ﮭ‬
‫ﯾ ﻋ‬

‫ﺿ ﻣ ِﺑﯾن‬ ‫ﻟ‬ ‫ُﻧ ﻗ ْﺑ‬ ِ‫وا ْﻟ ﺣﻛ وإ‬


‫ﻼل‬ ‫ﻣن ِﻔﻲ‬ ‫ﻣﺔ ن وا‬
‫ل‬ ‫ﻛﺎ‬

1. Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah.
Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.

2. Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka
sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan
mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Sedangkan dalam surah al Hadid yang hanya disebutkan kata ma nya satu kali,
ditemukan di setiap rangkaian kata pada ayat nya menyatakan kesempurnaan sifat Allah.
Bagaimana Allah membicarakan dirinya sendiri dan sama sekali tidak membicarakan urusan
duniawi tetapi hanya berbicara tentang diri nya.11

‫ﺣﻛ ْﯾم‬
‫َ ْ ْ ا‬ ‫وا‬ ٰ ‫ﺳ ﱠﺑﺢ ٰ ﻣﺎ ﻓﻰ‬
‫و ﻟﻌ ﯾ ْﻟ‬ ‫ْﻻَر‬ ‫اﻟ ﻣ‬
‫وھ ا ز ز‬ ‫ت‬ ‫ٰو‬
‫ﺳ‬
‫ﻗ ِد ْﯾر‬
‫ﺷ‬ ‫ﻋ^ﻠﻰ‬
ٰ ۚ ‫ت‬ ُْ ‫ض‬
ۚ ‫وا‬ ٰ ‫ﻟ ﻣ ْﻠ ك‬
‫ﻛل ﻲ ء‬ ‫ﯾﺣﻲ ﯾ ﯾ وھ َو‬ ‫ْﻻَر‬ ‫اﻟ ﻣ‬
‫وﻣ‬ ‫ت‬ ‫ٰو‬
‫ﺳ‬

‫ﻋِﻠ ْﯾم‬ َ‫ھ َو ْﻻ‬


‫ﺷ‬ ‫وا وا ظﺎھ ْﻟ ط َ ﺑﻛ‬
‫ل ﻲء‬ ‫ر َﺑﺎ ن و‬ ‫ﱠول ا ٰﻻﺧر ﻟ‬
‫وھ‬ ‫وا‬

1. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa,
Mahabijaksana.

2. Milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu

3. Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.

11
kitab At Ta'bir Al qurani, fadhil as samra’i,hal:95
Dengan demikian setiap ayat ayat didalam al qur'an ketika ditafsirkan dan dipahami
kebenarannya memuat situasi yang berbeda dan konteks yang berbeda, jadi ayat- ayat itu
tidak boleh dilihat secara tekstual, tetapi juga dimaknai pada tempat dan konteksnya, dan
karena bahasanya bukan kalimat tunggal, melainkan memiliki hubungan dengan situasi dan
tempat. Sehingga ada nya hazf atau zikr pada ayat yang satu bisa saja tidak ada atau tidak
disebutkan di ayat lainnya.

4. sebab – sebab terjadinya al hadzf :

1) Sudah diketahui, sehingga tidak diperlukan lagi menyebutkannya.

2) Tidak diketahui sama sekali.

3) Adanya keinginan mutakallim menyembunyikannya.

4) Ditakuti terjadi sesuatu atas dirinya

5) Takut kepadanya bila disebutkan12

6) Ingin memuliakannya
‫‪ 12‬ﻟزرﻛﺷﻲ‪ ^،‬اﻟﺑرھﺎن^ ﻓﻲ ﻋﻠوم اﻟﻘرآن‪ .‬ص ‪686‬‬
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Al-hadzf yaitu menghilangkan kata atau beberapa kalimat, karena kalimat yang
disebutkan sebelum atau sesudahnya telah menunjukkan apa yang dihilangkan, baik
dari sisi lafaz maupun dari sisi konteks. Sedangkan pakar bahasa, yaitu Izzuddin
mengatakan bahwa al-Hadzf adalah memendekkan kalimat untuk mendekatkan
makna-maknanya kepada pemahaman. Sedangkan al-Zikr yaitu menyebutkan musnad
ilaih, atau menyebutkan kata atau beberapa kalimat. Sehingga bisa kita tarik
kesimpulan bahwa uslub adz-dzikr wa al-hadzf yakni menyebutkan atau menghapus
kata dalam ayat-ayat Al-Qur'an dengan beberapa maksud tertentu. Adapun tempat²
uslub hadzf di dalam Al-Qur'an ada 9 tempat yakni, sebagai mubtada', Khabar,
mudhaf ilaih, mudhaf, fa'il, maf'ul, hal, munada, syarat jawab

faedah dan tujuan untuk mengagungkan dan memuliakan sesuatu yang tidak disebut
itu, dengan demikian semua pikiran dalam madzhab akan dicurahkan untuk mencari
tau maksudny, sehingga menjadi tinggilah kedudukan yang mahdzuf itu, berbeda hal
nya jika sesuatu itu lebih dulu disebutkan.13 Al-hazfu juga berfaedah untuk menambah
lezat atau rasa enak dalam pikiran dengan sebab menemukan hasil terhadap yang
mahdzuf itu, Faedah lain adalah dapat menambah pahala dengan sebab upaya ijtihad
yang dilakukan dalam rangka menyingkap hal tersebut. Selain itu ia berfaedah juga
untuk menuntut agar kalam itu ringkas, sehingga dapat menghasilkan makna yang
banyak dalam lafaz yang sedikit.

B. SARAN
‫‪ 13‬اﻟزرﻛﺷﻲ‪ ^،‬اﻟﺑرھﺎن^ ﻓﻲ ﻋﻠوم اﻟﻘرآن‪ .‬ص ‪684‬‬
DAFTAR PUSTAKA

Fāḍil Ṣālih al-Samarrā’ī. 1998. Al-Ta’bīr al-Qur’ānī. Amman: Dār Ammār.

Abu al-Syadi, Musthafa Abdus Salam, al-Hazfu al-Balaghi fi al-Qurán, Kairo: Maktabah
al-Qurán th. 1992

Anda mungkin juga menyukai