Disusun Oleh
Dosen Pengampu:
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
tentang “Uslub Istifham wa Jawab wa Nida’”. Kedua kalinya sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW. yang telah menuntun kita
dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang yaitu dengan adanya agama Islam.
Dalam menyelesaikan tugas makalah ini, kami berusaha memberikan sebuah hasil
yang maksimal sehingga karya kami dapat dinikmati dan dipahami oleh kalangan umum.
Kami menyadari, dalam pembuatan makalah ini juga masih terdapat banyak kekurangan
ataupun kesalahan yang belum kami ketahui. Oleh karena itu, kami ucapkan terimakasih
kepada kepada penulis yang bukunya telah kami jadikan referensi sebagai pelengkap makalah
ini. Kami mengharapkan kritik dan saran atas kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini guna perbaikan dalam pembuatan makalah kami selanjutnya.
Demikianlah yang telah kami sampaikan dalam pengantar makalah, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
A. Latar Belakang
Istifham yang dipahami dengan mencari pengetahuan tentang sesuatu yang sebelumnya
tidak diketahui mengandung pengertian bahwa sebuah pertanyaan diberikan hanya untuk
mencari tahu dari orang yang ditanya. Akan tetapi, bila ditinjau dari ilmu ma'ani, tidak
semua fungsi istifham menunjukkan arti mencari tahu, namun dapat berarti perintah (amr)
yang tergolong uslub thalab serta makna-makna yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari ushlub istifham wa jawab wa nida’ ?
C. Tujuan
Kata istifham merupakan bentuk dari kata masdar dari kata استفهامsecara
leksikal kata tersebut bermakna meminta pemahaman atau meminta pengertian.
Sedangkan menurut terminologi, istifham berarti harapan untuk
mengetahui sesuatu yang belum diketahui sebelumnya dengan menggunakan salah satu
perangkat dari beberapa perangkat istifham.
Klasifikasi Istifham Dn alam kajian bahasa Arab, Istifham diklasifikasikan
menjadi dua pola, yang pertama istifham haqiqi dan yang kedua adalah istifham
majazi. Istifham haqiqi bermakna pertanyaan seseorang kepada orang lain tentang
sesuatu yang memang benar-benar belum diketahui sebelumnya.Adapun istifham
majazi adalah pertanyaan tentang sesuatu yang sebenarnya sudah diketahui. Dalam
kondisi ini, fungsi yang dimiliki oleh kalimat istifham tersebut tidak lagi orisinil
sebagai pertanyaan yang mengharapkan jawaban, namun beralih kepada fungsi-
fungsi lainnya semisal larangan, perintah,
Menurut imam zarkasyi al-hadzf memiliki faedah dan tujuan untuk mengagungkan
dan memuliakan sesuatu yang tidak disebut itu, dengan demikian semua pikiran dalam
madzhab akan dicurahkan untuk mencari tau maksudny, sehingga menjadi tinggilah
kedudukan yang mahdzuf itu, berbeda hal nya jika sesuatu itu lebih dulu disebutkan.7 Al-
hazfu juga berfaedah untuk menambah lezat atau rasa enak dalam pikiran dengan sebab
menemukan hasil terhadap yang mahdzuf itu, Faedah lain adalah dapat menambah pahala
dengan sebab upaya ijtihad yang dilakukan dalam rangka menyingkap hal tersebut. Selain itu
ia berfaedah juga untuk menuntut agar kalam itu ringkas, sehingga dapat menghasilkan
makna yang banyak dalam lafaz yang sedikit. Terdapat tujuan atau maksud yang bisa
dipahami melalui konteks dari ayat nya, seperti sebagai berikut :
174-175 :
179-178 ﺳورة اﻟﺻﻔﺎت وآﯾﺔ 1.
ن
ﱠﺗﻰ ﺣ ﻋ َﺗ
ْو ﯾ ول ْﻧﮭم
َ ﱠ
ف ْﺑ ﺻرون
ْﺑﺻ َﻓ
ﺣ ُﯾ
ر َوأ
َﺳ
ُھم ﻓ
Maka berpalinglah kamu (Muhammad) dari mereka sampai suatu ketika.
Dan lihatlah mereka, maka kelak mereka akan melihat (azab itu
yang menyenangkan hati maka dikatakan أﺑﺻرھمkamu kelak akan melihat mereka.
Adapun yang kedua, berhubungan dengan hari penaklukan Mekkah atau peristiwa
fathu makkah dimana tidak terjadi pembunuhan atau tawanan di dalamnya, melainkan
hidayah dan rahmat . Dan fathu Mekkah adalah peristiwa penaklukan Jazirah Arab, oleh
karena itu kata nya menggunakan وأﺑﺻر. karena tidak dikhususkan untuk penduduk
Mekkah seperti hal nya di Badar, maka perang Badar khusus untuk orang Mekkah. dan
lihatlah kelak adzab itu menimpa mereka sendiri sehingga Allah mengatakan: ()أﺑﺻرھم,
dan adapun ketika penaklukan tidak melibatkan pembunuhan atau penangkapan atau tawanan
8
maka bersifat umum, sehingga Allah mengatakan وأﺑﺻر
20-22 : اﻟﺣدﯾد
11 : اﻟﺗﻐﺎﺑون ﺑﯾن ﺳورة 1.
وﺳورة
ﷲ
ُ
ْﻠ ِ ْؤ ﺑﺎ ِﷲ ْذ ﺔ َﺑ ﻣﺎ أَ*ﺻﺎ َب
ﺑﻛل
د َﺑﮫ وA ِ وﻣن ﻣن ﻣﺻﯾ ِإﻻ ن ﻣن َﺷ ْﻲء
ﻗ ﯾﮭ ﯾ ﻋﻠِ*ﯾم
ِﺑﺈ
Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan
barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.
ﺣطﺎ ث
ﻣﺻﻔ ﺛم ﯾﻛون ا ﻛﻔﺎ َﺑﺎ ﺛم ﯾﮭﯾﺞ ﻓ را ﻛﻣ ﻏ واﻷَ ْوﻻ ِد
ﻣﺎ
ّرا َﺗ ُه ر ُﺗﮫ ﻧ أَﻋﺟ ْﻟ َﺛل
ْﯾ
ب
ا ْﻟﻐ رور
ت ِﻟﻠﱠ
ﺔ ﺿ ﻛﻌ ض ﺳﻣ واﻷَ ض ﱠ ٍ ة ر ْ وﺟ ﺳﺎ ِﺑﻘُوا َﻟ ْ
ِذﯾن أ د ر اﻟ ﺎء ر ﱠﻧ ﻋر ﮭﺎ م ﻣن ﻰ ﻐ
ر ﱢﺑ
ِإ ِﻔ
ﻋ ﻛ
ﻣ
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan
para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning
kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari
Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu.
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada
Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
Bisa kita perhatikan bahwa Allah menyebut sesuatu dalam surah al Hadid yang Allah
tidak menyebutkannya dalam surah At-Tagabun. Menyebutkan 1 tema dalam surah yang
berbeda namun dengan kondisi yang juga berbeda 9Bagaimana Allah menggunakan uslub
zikr dan hadzf itu ketika mengungkapkan Ayat ayat nya dengan menyesuaikan realitas
situasi. Terkadang Allah menyebut sesuatu yang Allah tidak sebutkan dalam ayat lain Artinya
tidak ada satupun bencana dalam bentuk apapun yang akan menimpa kita, kecuali dengan
izin Allah. Dan barangsiapa beriman kepada Allah, maka Allah akan membimbing hati
mereka.
Pada ayat dalam al Hadid bagaimana Allah menyebutkan bahwa bencana yg menimpa
adalah bencana yang datang dari bumi maupun dari dirimu sendiri dan Allah tidak
menyebutkan hal itu dalam surah At Taghabun. Pada surah at Taghabun Allah menyebutkan
bahwa tidaklah bencana itu menimpa manusia, melainkan atas izin Allah. (tanpa Allah
menambahka ) ﻓﻲ اﻷرض وﻻ ﻓﻲ أﻧﻔﺴﻜﻢhal ini merupakan bagian dari keindahan Al quran
n
Pada ayat sebelum nya surah al Hadid bagaimana Allah menyebutkan seluruh
perumpamaan ini dan setelah nya dan tidak satupun brncana yang akan menimpamu di bumi
maupun dalam dirimu sendiri. Ketika diperhatikan bagaimana Allah itu menggunakan
perumpaan hal hal yang secara naluriah disenangi manusia, hiburan, harta, wanita, anak anak,
hewan ternak. Semua kesukaan itu ada dalam diri kita Lalu kemudian setelah nya
menggunakan perumpamaan bumi yaitu seperti hujan yang menumbuhkan benih, lalu
tumbuh menjadi tanaman.
Bagaimana ayat ini menjelaskan gambaran sebagian ayat tentang bumi dan sebagian
lagi tentang diri manusia. Seakan mengisyaratkan bagaimana refleksi tentang bumi membuat
kita berpikir tentang diri kita sendiri Dan di ayat selanjutnya ﻣﺎ أﺻﺎب ﻣﻦ ﻣﺼﯿﺒﺔ ﻓﻲ اﻷرض وﻻ
أﻧﻔﺴﻜﻢ ﻓﻲ
Tidaklah bencana akan menimpa di bumi dan tidak pula dalam dirimu sendiri kecuali
bahwa Allah telah menetapkannya terjadi. Bagaimana ekspresi yang dituangkan Al qur'an
9
kitab At Ta'bir Al qurani, fadhil as samra’i,hal:113
dalam setiap ayatnya saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya sehingga mendorong
manusia untuk berpikir lebih dalam tentang ayat itu.
Sedangkan dalam surah at tagabun tidak ada analogi semacam ini karena bukan
berbeda konteks yg dibicarakan sehingga Allah tidak menyebutkannyaa
ﺣﻛ ْﯾم ٰ
َ ْ ْ ا َو ﻓِﻰ ْﻻ ٰ ﻣﺎ ﻓِﻰ ﺳ ﱠﺑﺢ
ﻟ ﯾ ْﻟ و ْر ا َﻣﺎ اﻟ ﻣ
وھ َﻌ ز ز ت ٰو
ا ﺳ A
Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah; dan Dialah Yang
Mahaperkasa, Mahabijaksana.
ﺣﻛ ْﯾم ٰ
َ ْ ْ ا َوا ْﻻ ٰ ﻣﺎ ﻓِﻰ ﺳ ﱠﺑﺢ
ﻟ ﯾ ْﻟ و ْر ت اﻟ ﻣ
وھ َﻌ ز ز ٰو
ا ﺳ A
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa,
Mahabijaksana.
Ayat diatas berisi tentang bagaimana allah membicarakan langit dan bumi. Masing-
masing ayat diatas dimulai dengan menyatakan kesempurnaan allah dan ayat ini diulang
beberapa kali didalam al-qur’an. Pada surah al hasyr allah mengatakan “semua yang
ada dilangit dan di apa yang ada di bumi” kata apapun muncul dua kali ٰ ﻣﺎ ﻓِﻰ اﻟ
ت
ﻣ
ٰو
ﺳ
َْﻻ ﻣﺎ َوَ ﻓِﻰ. Sedangkan dalam surah al hadid kata ﻣﺎhanya disebutkan ﺳ ﱠﺑﺢ
sekali
ْرض ا
َوا َْﻻ
ٰ A ِ ّ ِٰ .
ْرض ت ﻣﺎ ﻓِﻰ
اﻟ ﻣ
ٰو
ﺳ
Dan dari hal ini kita akan menyadari bahwa al qur’an selalu menyesuaikan konteks
dengaan sangat mendetail. Setiap kali ayat yang menyatakan kesempurnaan allah lalu diikuti
penggunaan kata ﻣﺎdua kali seperti ayat diatas apakah hanya untuk hiasan saja? Biar
bervariasi ternyata tidak, ada pengecualian disitu yang allah ingin tekankan, bahwasanya
setiap kali ada pengulangan pada kata “apapun/ ﻣﺎitu berhubungan dengan urusan kehidupan
didunia hal apapun itu, maka allah akan menyebutkan kata apapun sebanyak dua kali10
ﺣﻛﯾم ﻓﻲ
ض ْﻌز ا ﺳﻣﺎ وﻣ ﻣﺎ ﻓﻲ ﺳ ﱠﺑﺢ ﱠ
روا
ﺑ ُﯾو ْ ﯾ ْ ْ ﯾ ْ ْ ِﻧ َﺗ ﯾﺧر ﻗُﻠُو ِﺑﮭم اﻟرﻋب و َﻗ
ﯾﺎ
َﺗﮭم ِدﯾ ﺑﺄَ م ِدي ﻟ ؤ ﯾن ِﺑ ُﺑون ﻓﻲ َذف
ﻣ ﻓﺎﻋ وأَ ا
ﻣ ﮭ
اﻷ ْ ﺑ ﺻﺎر
َ
ِ ُأ
وﻟﻲ
Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah; dan Dialah Yang
Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Dialah yang mengeluarkan orang-orang yang kufur di antara Ahlulkitab (Yahudi Bani
Nadir) dari kampung halaman mereka pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak
menyangka bahwa mereka akan keluar. Mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka
akan dapat menjaganya dari (azab) Allah. Maka, (azab) Allah datang kepada mereka dari
arah yang tidak mereka sangka. Dia menanamkan rasa takut di dalam hati mereka sehingga
mereka menghancurkan rumah-rumahnya dengan tangannya sendiri dan tangan orang-
orang mukmin. Maka, ambillah pelajaran (dari kejadian itu), wahai orang-orang yang
mempunyai penglihatan (mata hati
10
Kitab At’ta’birul qurani. fadhil as samra’i,hal:95
ﻛ
رﺳو ﻣ ْ ْ َ ْ َﯾﺎ و زﻛ ْ و ﻌﻠﱢ ا ْﻟ ﺑﻌ ﻓﻲ اﻷُ ﻣ ِذ ھ َو
ﻻ ْ م ُ ﻠ م ﺗﮫ آ ُﯾ ﯾ م ُﯾ ﻣ ﮭم َﺗﺎب ﱢﯾﯾن ث ي
ِ ﺗﻠ ﻧ
ْﯾ اﻟﱠ
و
ﮭ ﮭ ﮭ
ﯾ ﻋ
1. Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah.
Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
2. Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka
sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan
mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Sedangkan dalam surah al Hadid yang hanya disebutkan kata ma nya satu kali,
ditemukan di setiap rangkaian kata pada ayat nya menyatakan kesempurnaan sifat Allah.
Bagaimana Allah membicarakan dirinya sendiri dan sama sekali tidak membicarakan urusan
duniawi tetapi hanya berbicara tentang diri nya.11
ﺣﻛ ْﯾم
َ ْ ْ ا وا ٰ ﺳ ﱠﺑﺢ ٰ ﻣﺎ ﻓﻰ
و ﻟﻌ ﯾ ْﻟ ْﻻَر اﻟ ﻣ
وھ ا ز ز ت ٰو
ﺳ
ﻗ ِد ْﯾر
ﺷ ﻋ^ﻠﻰ
ٰ ۚ ت ُْ ض
ۚ وا ٰ ﻟ ﻣ ْﻠ ك
ﻛل ﻲ ء ﯾﺣﻲ ﯾ ﯾ وھ َو ْﻻَر اﻟ ﻣ
وﻣ ت ٰو
ﺳ
1. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa,
Mahabijaksana.
2. Milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu
3. Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.
11
kitab At Ta'bir Al qurani, fadhil as samra’i,hal:95
Dengan demikian setiap ayat ayat didalam al qur'an ketika ditafsirkan dan dipahami
kebenarannya memuat situasi yang berbeda dan konteks yang berbeda, jadi ayat- ayat itu
tidak boleh dilihat secara tekstual, tetapi juga dimaknai pada tempat dan konteksnya, dan
karena bahasanya bukan kalimat tunggal, melainkan memiliki hubungan dengan situasi dan
tempat. Sehingga ada nya hazf atau zikr pada ayat yang satu bisa saja tidak ada atau tidak
disebutkan di ayat lainnya.
6) Ingin memuliakannya
12ﻟزرﻛﺷﻲ ^،اﻟﺑرھﺎن^ ﻓﻲ ﻋﻠوم اﻟﻘرآن .ص 686
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Al-hadzf yaitu menghilangkan kata atau beberapa kalimat, karena kalimat yang
disebutkan sebelum atau sesudahnya telah menunjukkan apa yang dihilangkan, baik
dari sisi lafaz maupun dari sisi konteks. Sedangkan pakar bahasa, yaitu Izzuddin
mengatakan bahwa al-Hadzf adalah memendekkan kalimat untuk mendekatkan
makna-maknanya kepada pemahaman. Sedangkan al-Zikr yaitu menyebutkan musnad
ilaih, atau menyebutkan kata atau beberapa kalimat. Sehingga bisa kita tarik
kesimpulan bahwa uslub adz-dzikr wa al-hadzf yakni menyebutkan atau menghapus
kata dalam ayat-ayat Al-Qur'an dengan beberapa maksud tertentu. Adapun tempat²
uslub hadzf di dalam Al-Qur'an ada 9 tempat yakni, sebagai mubtada', Khabar,
mudhaf ilaih, mudhaf, fa'il, maf'ul, hal, munada, syarat jawab
faedah dan tujuan untuk mengagungkan dan memuliakan sesuatu yang tidak disebut
itu, dengan demikian semua pikiran dalam madzhab akan dicurahkan untuk mencari
tau maksudny, sehingga menjadi tinggilah kedudukan yang mahdzuf itu, berbeda hal
nya jika sesuatu itu lebih dulu disebutkan.13 Al-hazfu juga berfaedah untuk menambah
lezat atau rasa enak dalam pikiran dengan sebab menemukan hasil terhadap yang
mahdzuf itu, Faedah lain adalah dapat menambah pahala dengan sebab upaya ijtihad
yang dilakukan dalam rangka menyingkap hal tersebut. Selain itu ia berfaedah juga
untuk menuntut agar kalam itu ringkas, sehingga dapat menghasilkan makna yang
banyak dalam lafaz yang sedikit.
B. SARAN
13اﻟزرﻛﺷﻲ ^،اﻟﺑرھﺎن^ ﻓﻲ ﻋﻠوم اﻟﻘرآن .ص 684
DAFTAR PUSTAKA
Abu al-Syadi, Musthafa Abdus Salam, al-Hazfu al-Balaghi fi al-Qurán, Kairo: Maktabah
al-Qurán th. 1992