QIRA’ATUL QUR’AN
Dosen pengampu:
H. Usman M.Pd.I
Ditulis oleh:
Kelas IC
1
KATA PENGANTAR
Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca untuk meningkatkan kualitas makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
3.1 Kesimpulan 6
3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
huruf, hukum nun atau mim mati dan tanwin, dan mad saja, sehingga
mereka membaca Al-Qur’an apa adanya sebagaimana yang terdapat dalam
tulisan mushaf atau rasm, padahal ada banyak kalimat yang cara bacanya
tidak sama persis dengan tulisannya, seperti bacaan Imalah, Tashil, Isymam
dan lain sebagainya.
Maka dari itu pada kesempatan inilah, kami akan membahas tentang
Imalah, yang menurut kami sangat penting untuk dipelajari. Karena materi
ini masih banyak yang belum memahaminya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi yang membacanya dan semoaga mendapat keberkahan dari
Allah SWT . Aminnn….
5
BAB II
PEMBAHASAN
Jika kata isim dirubah kepada mutsanna, lalu muncul ya’ berarti ia
berasal dari ya’. Contoh: ﺎن
ﯾ
َﻮﻮى =ھ
ََ ھ, dan jika ditambahkan ta’
ََ
6
kepada kata fi’il, lalu muncul ya’ berarti ia berasal dari ya’.
Contoh:َ
َ
ﯾﺖ
ﺮ
َﺗﺷ
ْﺮى =ا
َﺗ
ﺷْا, ﯾﺖ
ﺪ
َھ
َْ= َى
ھﺪ
َ
(٤٢ﺎل
ﻧﻔاﻷ
)ﺔٍَ
ﻨ
ﯿ
ﱢَ ۢ
َﻦﺑ
ﻰﻋﺣﱠ
َﻦْﻣ
َﻰ ﯿ
ﺤ
َٰ ﯾ
و
َْ
َ
7
ْاyang
Selain dari ayat-ayat yang disebutkan di atas, terdapat kata َﻰ
ﯿ
ﺣ
tidak didahului oleh waw. Al-Kasaiy berbeda pendapat dengan
Hamzah dalam membacanya, di mana Hamzah membacanya dengan
fathah, sementara al-Kasaiy membacanya dengan imalah. Al-Kasaiy
membaca ayat-ayat berikut dengan imalah :
(١٦٤ : ﺒﻘﺮة
ﻟا
)ﺎﮭﺗ
ﻮ
َِۡ
ﻣَﺪۡ
َﻌ
ضﺑ
َ ۡ
َرۡﻻ
َﮫاﺎﺑ
ِِﯿ
َۡ
ﺣَ
َ
ﺎ
ﻓ
10. Hamzah dan al-Kasaiy sepakat membaca dengan imalah pada akhir
ayat dari 11 surat Al-Qur’an yaitu Surat Thaha, An-Najm, An-
Nazia’t, ‘Abasa, Al-A’la, As-Syams, Ad-Dhuha, Al-Lail, Al-Alaq, al
-Qiyamah, dan al-Ma’arij. Dikecualikan daripadanya beberapa
tempat yang telah dijelaskan di atas, di mana al-Kasaiy membacanya
imalah, sementara Hamzah membacanya dengan fathah. Adapun alif
yang ditukar dari tanwin karena waqaf sama seperti alif tatsniyah
tidak diimalahkan seperti:
َ
ﺎ
ﺎﻓ
ﺨ َن
ََ
ﯾ أ
ِﻻ
إ,ﺎ
ﻤ
َھَ
ُﺎ
ﺘَ
ﻧ
ﺎََ
ﺨﻓ,ﺎ
ﻤْ
ًﻠﻋ ًﻨ
ِ,ﺒﺢ
ﮐ ﺿ
َ ,ﺑﺢ
ﺴ
ًﻤْھ
َ
Sementara tanwin pada isim maqshur ketika waqaf dibaca dua wajah
8
ُﺪ
seperti: ًىھ,ًى
ﺳﺪ
ُ
11. Hamzah, al-Kasaiy, dan Abu Amr membaca dengan imalah pada alif
yang ditukar dari ya’ atau alif ta’nits yang didahului huruf ra’
seperti:
ﺮىْ
َُ
ﻘ
ﻟا,ﺮىْذ
َﻛِ,ﺮىُْ
َﺸﺑ
12. Pendapat para Qurra’ tentang kata wana’a pada Surat Fushshilat dan
Surat al- Isra’:
a. Qalun, Ibnu Katsir, ad-Dury dari Abu Amr, Hisyam, Hafash
dari ‘Ashim, dan Ibnu Dzakwan membaca nun dan hamzah
berbaris fathah.
b. Warasy membaca hamzah dua wajah; imalah baina bain atau
fathah.
c. Khallad membaca hamzah dengan imalah.
d. As-syusy membaca hamzah pada kedua Surat al-Isra’ dan
Fushshilat dengan dua wajah yaitu imalah atau fathah.
e. Syu’bah membaca hamzah dengan imalah pada Surat al-Isra’
dan fathah pada Surat Fushshilat.
f. Khalaf dan al-Kasaiy membaca nun, dan hamzah dengan
imalah pada kedua Surat al-Isra’ dan Fushshilat.
13. Pendapat para qurra’ secara umum tentang alif yang berasal dari
9
14. Para qurra’ berbeda pendapat tentang berwaqaf pada isim maqshurah
yang bertanwin.
a. Mazhab Pertama: Mereka membacanya fathah pada ketika
rafa’, nashab atau jar.
b. Mazhab Kedua: Mereka membacanya imalah pada ketika
rafa’, nashab atau jar.
c. Mazhab Ketiga: Mereka membacanya imalah ketika rafa’
dan jar dan membacanya fathah ketika nashab. Contoh:
ﻟﻰ
ﻮ
ْﻣ ً
َ,ا
ﺰُ,ا
ّﻏ ﺗﺮَ
ﺗ
,
10
BAB III
A. Kesimpulan
Menurut bahasa, Imalah berarti miring, Sedangkan menurut
istilah imalah adalah :
ﺎء
ﯿﻟ
ﺎﻻﻟﻒﻧﺤﻮا
ﺑﻟﻜﺴﺮةز
ﺘﺤﺔﻧﺤﻮا
ﻔﻟ
ﺘﺤﺔﻧﺤﻮا
ﻔﺎﻟ
ﺑا
ﻨﺤﻮ
انﯾ
“Menyondongkan suara fathah ke arah kasroh atau suara alif ke Ya”.
Maksudnya ialah Mengucapkan suara fathah condong ke arah
kasrah, sehingga keluar bunyi mendekati bunyi “ e ”.
Menurut qiraat Imam hafs , Imalah hanya terdapat pada Qs . Hud ayat
: 41Pada kata “ ﺎ
”ﻣﺠﺮﯾﮭdi baca “ Majreha ”.
Namun, menurut Imam Kasa’i dan Imam Hamzah , imalah itu
jumlahnya banyak sekali didalam Al – qur’an, bahkan hingga
meliputi setiap lafadz isim – atau Fi’il yang berakhiran alif
Maqshuroh ( )ى. contohnya :
ﻓﺤﺪ ى- ﻓﺴﻮ ى- اﺣﻮ ى- ﺳﻌﻰ- ﻟﻀﺤﻰ
وا
Sedangkan menurut pembacaan warasy isymam di baca pada
tiap-tiap kalimat atau suku kata yang memakai huruf alif-
Maqshuroh seperti; ﻟﻀﺤﻰ
اوdan lain-lain .Kecuali, untuk nama-nama
orang seperti musa ( )ﻣﻮﺳﻰ, ‘Isa ( ﯿﺴﻰ
)ﻋdan Yahya ( ﯿﻰ
)ﯾﺤtidaklah
boleh di baca dengan Imalah menjadi Muse, ’Ise , dan Yahye .
B. Saran
Dalam menyusun makalah ini kami menyadari bahwa sangat
banyak terdapat kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan. Jadi
kami sangat mengharap kepada pembaca supaya memberikan kami
kritikan yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah yang
akan datang.
11
Daftar Pustaka
12