Anda di halaman 1dari 12

QASHR, FASHL, WASHL

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Balaghah

Oleh
KUSNIADIN (80400222010)

PROGRAM PASCASARJANA UIN ALAUDDIN MAKASSAR


TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang tiada hentinya kita ucapkan kepada Allah SWT, yang Maha
Kuasa dan Maha Berkehendak. Kepada-Nya juga kita sampaikan pujian atas
keleluasaan ilmu dan pikiran hingga mampu memahami sebagian dari ilmu-Nya.
Shalawat serta salam tidak hentinya kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad Saw, kepada keluarga keluarga beliau, kepada sahabat-sahabat beliau
dan kepada pengikut-pengikut beliau yang senantiasa istiqamah menjalankan
sunnah-sunnah beliau hingga akhir zaman.
Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. H. Fathul Ulum
M.A., selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Balaghah ini yang telah
memberikan arahan serta bimbingan sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan
baik.
Perlu diketahui bahawa dalam pembuatan makalah ini, saya sudah
menyelesaikan dengan semaksimal mungkin, namun tidak menutup kemungkinan
terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, untuk itu diperlukan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Dengan demikian kami mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 28 oktober 2023

Penulis

Kusniadin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran adalah sumber hukum utama dalam Islam yaitu wahyu Allah SWT
yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. 1 Sebagai
sumber hukum Islam, Alquran harus dipahami oleh seluruh umat Islam. Namun tidak
semua orang bisa memahaminya dengan benar, karena kekurangan akalnya atau
keterbatasan ilmu yang dimilikinya. Ada sebagian yang hanya mengetahui makna
yang bersifat zhahir dan ada yang sampai memahami makna bathin yang sangat
dalam.2 Ilmu al- al ghah merupakan salah satu cabang ilmu bahasa Arab yang
mempelajari kaidah-kaidah mengenai gaya bahasa untuk digunakan dalam
pembicaraan dan tulisan. Mempelajari ilmu balaghah itu penting, sebab dengan
memahami ilmu balaghah kita dapat meyakini bahwa Alquran itu benar-benar kalam
yang sempurna, bernilai mukjizat, dan mengandung (pola) bahasa yang sungguh
menakjubkan.
Dengan memahami ilmu balaghah seseorang dapat berbicara dan menulis
secara teratur sesuai dengan situasi dan kondisi melalui cara yang indah dan
bersajak.3 Ilmu al ghah ini sangat penting tentunya untuk membantu dalam ilmu
tafsir karena fungsi dari ilmu balaghah ada dua yaitu sebagai hujjah dan juga sebagai
bayan (menangkap keindahan dan kejelasan perbedaan yang samar di antara macam-
macam uslub)4 sehingga bisa sangat membantu dalam menafsirkan kalam-kalam
Allah. Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat kaya. Dari bahasa tersebut lahir
banyak ilmu-ilmu maupun disiplin-disiplin ilmu. Ilmu-ilmu yang muncul dari bahasa

1
Fitria Makrifat, Sumber Ajaran Dan Hukum Islam, Al-Qur’an. Religion: Jurnal Agama,
Sosial, Dan Budaya, 2023, 1.3: 20-28.
2
Yusuf Al-Qardhawy, Kaifa Nata’ammal Ma’a Al-Qur’an, (Kairo: Dar Al-Shuruq, 2000), H.
199
3
Ahmad Fathani. Strategi Pembelajaran Ilmu M’ani, H.105
4
Ali Al-Jarim Dan Musthafa Amin, Terjemahan Al-Balaghatul Waadhihah, (Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2016), H. 6
arab adalah bukti bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa yang kaya. Ilmu-ilmu yang
muncul dari bahasa arab beragam sekali. Seperti ilmu Nahwu, Shorof, Balaghoh dll.
Salah satu ilmu yang muncul dari Bahasa Arab yaitu lmu Balaghoh 5 yang
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari kefasihan bicara, dengan kriteria isi yang
mencakup ilmu ma’ani, bayan dan badi’. Ilmu ini bertugas mengkaji Bahasa Arab
dalam ruang lingkup konteks, yaitu dalam hal ma’na dan kandungan. Adapun tujuan
ilmu tersebut untuk menemukan atau mengetahui rahasia-rahasia Bahasa Arab,
bersesuai dengan keadaan atau tidak ,dan sebagainya. Balaghah memiliki tiga cabang
ilmu yaitu al-Ma’ni, al-bayan, dan al-badi’. Di antara yang paling banyak poin
pembahasannya adalah dalam ilmu ma’aninya karena dalam pembagian dari dua
kalam terdapat beberapa model yang dijelaskan. Yaitu contohnya dalam kalam al-
Khabary yang ditela’ahnya yaitu qashr, ithnab, ijaz, musawwah, fashl dan washl.
Maka ilmu ini bagi penafsir merupakan pokok dalam pendekatan balaghah. Dalam
pembahasan ini kita menyinggung tentang seputar qashr, fashl, dan washl Yang mana
ketiganya ini adalah cabang dari pembahasan ilmu balaghoh yang
faedahnya bertujuan untuk menghususkan sesuatu pada sesuatu dengan cara yang
tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan macam-macam qashr?
2. Apa pengertian fashl?
3. Apa pengertian washl?

BAB II
5
Ahmad Muradi. Bahasa Arab Dan Pembelajarannya Ditinjau Dari Berbagai Aspek. 2011.
PEMBAHASAN
A. Qashr
1. Pengertian Qashr
Qashr secara bahasa sama dengan "takhsis" berarti pengkhususan, secara
terminologi berarti mengkhususkan sesuatu pada sesuatu dengan menggunakan cara-
cara tertentu.6 Dalam qashr mengandung dua bagian pokok yaitu maqshur (sesuatu
yang dikhususkan) dan maqshur 'alaih (yang menerima pengkkhususan). Contoh:
‫ال يفوز إال الصالحون‬
Tidak beruntung kecuali orang-orang shalih
Pernyataan ini mengandung arti pengkhususan atas keberuntungan yang hanya bagi
orang-orang yang baik saja. Dalam konteks ini kata yafuuzu disebut maqshur dan
kata as-shoolihuun disebut maqshur ‘alaih. Cara yang digunakan dalam contoh ini
adalah dengan nafy dan istitsna.
‫إنما الحياة لعب‬
Kehidupan itu hanyalah permainan.
Ungkapan ini mengkhususkan kehidupan sebagai permainan semata. Kata ‫لعب‬
disebut mawshur dan kata ‫ الحياة‬disebut maqshur 'alaih dan cara yang digunakan
dalam qoshr ini adalah innama " ".‫إنما‬
‫إياك نعيد‬
" Hanya engkaulah yang kami sembah "
Ungkapan ini mengandung maksud bahwa kita hanya mengkhususkan ibadah kepada
Allah semata, tidak pada yang lain. Kata ‫ نعبد‬disebut sebagai maqshur dan kata ‫إياك‬
disebut maqshur alaih, cara yang digunakan dengan taqdim ma haqquhu at-ta'khir,
yaitu mendahulukan sesuatu yang biasanya diakhirkan. Dalam hal ini mendahulukan
maf’ul bih dari fa 'ilnya.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa qashr adalah mengkhususkan dengan
menggunakan empat sighat (bentuk) yaitu:

6
Rokhmat Subagiyo, Implementasi Al-Dalalah Mafhum Al-Mukhalafah Al-Syafi'iyah Dalam
Ilmu Ekonomi Islam. Docx. Nizham: Jurnal Studi Keislaman, 2019, 6.02: 83-98.
a. Menggunakan nafy (pengingkaran) dan istitsna (pengecualian), dimana maqshur
'alaihnya terletak setelah adapt istitsna.
Contohnya:
‫ال إله إال هللا‬
b. Menggunakan innama (hanyalah), maqshur 'alaihnya terletak di akhir
Contohnya:
‫إنما الحياة الدنيا لعب‬
c. Menggunakan taqdim ma haqqahu at-ta 'khir (mendahulukan yang seharusnya
diakhir) dan maqshur 'alaihnya bagian yang didahulukan itu.
Contohnya:
‫وهلل الحمد‬
d. Menggunakan 'athaf dengan bal atau lakin yang berarti "tetapi", yang menjadi
maqshur 'alaihnya adalah kata yang ada sesudahnya. Atau 'athaf dengan la yang
berarti bukan, maka maqshur 'alaihnya adalah kata pembanding yang ada sebelum
la.
Contohnya:
‫األرض متحركة ال ثابتة‬ : ‫ال‬
‫ماألرض ثابتة بل متحركة‬ : ‫بل‬
‫مالفخر بالنسب لكن بالعلم‬ : ‫لكن‬
2. Macam-macam qashr
a. Qashr idhofi
Qashr idhofi adalah kekhususan itu dihubungkan dengan kenyataan
tertentu, contoh:
‫وما محمد إال رسول‬

“Tidaklah Muhammad itu kecuali seorang rosul”


Pengkhususan ini lahir karena ada orang yang menganggap bahwa
muhammad bukanlah seorang rasul. dalam kenyatannya Muhammad bukan hanya
seorang rosul tetapi juga pemimpin bagi masyarakatnya, suami bagi isterinya, dan
bapak bagi anaknya dan masing-masing.
b. Qashr hakiki
Qashr hakiki adalah mengkhususkan sesuatu sesuai dengan kenyataannya,
tidak digantungkan pada yang lain. Seperti:
‫ال كاتب في المدينة إال علي‬
"tidak ada penulis kecuali Ali "
Dikatakan demikian jika di kota itu tidak ada penulis yang lain kecuali Ali.
B. Fashl
1. Pengertian Fashl
Fashal secara bahasa adalah memisah atau menahan, ssdangkan menurut istilah
adalah tidak menghubungkan dua kalimat melalui perantara wawu 'athaf karena ada
alasan dan maksud tertentu7. Sedangkan menurut ulama ahli bayan: “Fashl adalah
tidak mengathafkan suatu kalimat dengan kalimat lainnya, konsep ini adalah
kebalikan daripada washl yang mengharuskan athaf”.8
2. Tempat-tempat fashl
Adapun tempat-tempat fashl adalah sebagai berikut:
a. Kalamul Ittishal
Artinya hubungan yang sempurna dimana jumlah yang kedua merupakan
taukid, bayan, atau badal untuk jumlah yang kedua.
Contoh taukid
.‫ ِإَّن َم َع اْلُعْس ِر ُيْسًرا‬.‫َفِإَّن َم َع اْلُعْس ِر ُيْسًرا‬
Artinya: “Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya setelah
kesulitan itu ada kemudahan” (Al-Insyirah: 5-6).
Ayat 6 merupakan taukid dari ayat 5 sehingga tidak perlu diathafkan.
Contoh badl

7
Hafidah, Ilmu Ma'ani. Fakultas Adab Dan Bahasa Iain Surakarta, 2019.
8
Muhammad Muqayyim, Balaghah Praktis Jauharu Maknun Saku (Kediri: Santri Salaf
Press. 2017), H. 209.
‫ُيَدِّبُر اَأْلْمَر ُيَفِّص ُل اأْل يِت‬
Artinya: “Dia (Allah) yang mengatur urusan dan menjelaskan tanda-tanda” (Ar-
Ra’d: 2)
‫ ُيَفِّصُل اأْل يِت‬merupakan badl dari ‫ُيَدِّبُر اَأْلْمَر‬
Contoh bayan
‫َيُسْو ُم ْو َنُك ْم ُسْو َء اْلَع َذ اِب ُيَذ ِّبُحْو َن َأْبَناَء ُك ْم‬
Artinya: “Mereka menimpakan kepada kalian siksa yang kejam dan menyembelih
bayi laki-laki kalian” (Al-Baqarah: 49).
Kalimat ‫ ُيَذ ِّبُحْو َن َأْبَناَء ُك ْم‬merupakan bayan bagi ‫َيُسْو ُم ْو َنُك ْم ُسْو َء اْلَع َذ اِب‬
b. Syibhu Kamaalil Ittishal
Yaitu adanya ikatan yang kuat di antara dua kalimat, maksudnya adalah
kalimat yang kedua sangat kuat hubungannya dengan kalimat yang pertama,
karena sebagai jawaban dari soal yang difahami dari kalimat pertama. Contoh:
‫ ِإَّن الَّنْفَس َأَلَّم اَر ٌة ِبالَّسْو ِء‬،‫َو َم ا ُأَبِّرُئ َنْفِس ى‬
c. Kamaalul Inqitha’
Yaitu Berbedanya dua kalimat dengan perbedaan yang sempurna. Seperti
keduanya berbeda khabar dan insya’nya atau tidak ada kesesuaian sama sekali di
antara kedua kalimat tersebut. Contoh:
‫َحَضَر َو ِز ْيُر الُّش ُؤ ْو ِن الِّدْيِنَّيِة َح ِفَظُه ُهللا‬
Artinya: Telah hadir Menteri Agama, semoga allah menjaganya.
Kalimat pertama ‫ َحَضَر َو ِز ْيُر الُّش ُؤ ْو ِن الِّدْيِنَّيِة‬berbentuk khabar, dan yang kedua ‫َح ِفَظُه ُهللا‬
berbentuk insya’
d. Syibhu Kamaalil Inqitha’
Yaitu Kalimat yang ke tiga di athofkan pada kalimat yang pertama,namun
tidak sah jika diathofkan pada kalimat yang ke dua. Maka dari itu, gaya bahasa
fashl harus digunakan untuk menghindari kesalahpahaman.
Contoh:
‫وتظن السلمى أنني أبغ بها بدال أراها في الضالل تهيم‬
Artinya
Dan salma menyangka bahwa aku mencari penggantinya, saya menyangka bahwa ia
sedang bi ngung dalam dalam kesesatan.
e. At- Tawassul Bainal Kamaalain ma’a qiyamil maani’
Yaitu antara kalimat yang pertama dan kalimat yang kedua terdapat keserasian
makna dan juga memiliki hubungan yang sangat kuat, namunada penghalang yang
mencegah penggunaan gaya bahaswashl yaitu keduakalimat tersebut tidak bisa
disamakan hukum i’rabnya.
Contoh:
‫هللا يستهزئ بهم‬. ‫َو ِإَذ ا َخ َلْو ۟ا ِإَلٰى َش َٰي ِط يِنِهْم َقاُلٓو ۟ا ِإَّنا َم َع ُك ْم ِإَّنَم ا َنْح ُن ُم ْسَتْهِز ُء ون‬

"Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka,
mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah
berolok-olok". Allah membalas olok-olok mereka.
C. Washl
Secara bahasa washal berarti menyambungkan atau menggabungkan, 9 dan
secara istilah adalah menggabungkan dua kalimat dengan perantara wawu 'athof
karena alasan-alasan tertentu. Diantaranya:
1. Untuk menyamakan dua kalimat dalam segi I'robnya, contoh:
‫ٰۤل‬
‫َو ْلَتُك ْن ِّم ْنُك ْم ُاَّم ٌة َّيْدُع ْو َن ِاَلى اْلَخْيِر َو َيْأُم ُرْو َن ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َيْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِرۗ َو ُاو ِٕىَك ُهُم اْلُم ْفِلُحْو َن‬

" Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umatyang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada ma 'rufdan mencegah dari yang munkar.
Merekalah orang-orang yang beruntung”
Dalam ayat tersebut ada tiga kalimat yang disambungkan dengan
wawu, mereka yang menyeru kepada kebajikan, dan yang menyuruh kepada
yang ma'ruf, serta yang mencegah kemunkaran. Karena kedudukan I'robnya
sama yaitu sebagai sifat dari kata umat.

9
Nadila Rizkia,. Metode Pembelajaran Muthala'ah Dalam Meningkatkan Kemampuan
Maharah Qiroah Santri Ppm Al-Kinanah Jambi. 2021. Phd Thesis. Pendidikan Bahasa Arab.
2. Adanya kesamaan bentuk kalimat, baik kalimat yang khobary atau kalimat
yang insya'i, disamping juga adanya kesesuaian yang sempuma antara kedua
kalimat tersebut. Contoh:
‫ال وفاء للكذوب وال راحة لحسود‬

" Tidak ada kesetiaan bagi seorang pembohong, dan tidak ada kesenangan
bagi orang yang iri "
Kalimat ‫ ال وفاء لكذوب‬dan kalimat ‫ وال راحة لسجود‬bentuknya sama yakni kalam
khobary, oleh karena itu kalimat ini diwashlkan dengan wawu. Contoh lain:
‫فاليضحكو قليل واليبكو كثيرا‬
"Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak"
Dalam ayat itu terdapat dua kalimat yaitu ‫ فليضحكوقليال‬dan kalimat ,
‫واليبكوا كثيرا‬yang keduanya berbentuk kalam insya'i yakni amr. Oleh karena itu,
kedua kalimat dihubungkan dengan wawu 'athaf.
3. Adanya perbedaan bentuk antara dua kalimat, sehingga jika tidak diwashlkan
dengan wawu akan menimbulkan pemahaman yang salah. Contoh:
‫ وبارك هللا فيك‬.‫ال‬
" Tidak, dan semoga Allah memberkatimu "
Ungkapan tersebut dimaksudkan sebagai jawaban atas pertanyaan:
‫هل لك حاجة أساعدك في قضائها؟‬
”Apakah anda punya keperluan yang dapat saya bantu untuk
menyelasaikannya? "
Jika jawaban tidak disambung oleh wawu maka akan menimbulkan
kesalahpahaman, sebab mungkin saja orang akan memahami ungkapan
tersebut sebagai doa yang jelek baginya yakni "semoga Allah tidak
memberkatimu. "

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Qashr secara bahasa sama dengan "takhsis" berarti pengkhususan, secara
terminologi berarti mengkhususkan sesuatu pada sesuatu dengan menggunakan cara-
cara tertentu. Qashr terdapat dua macam yaitu qashr idhofi dan qashr hakiki.
Fashal secara bahasa adalah memisah atau menahan, ssdangkan menurut
istilah adalah tidak menghubungkan dua kalimat melalui perantara wawu 'athaf
karena ada alasan dan maksud tertentu. Sedangkan menurut ulama ahli bayan: “Fashl
adalah tidak mengathafkan suatu kalimat dengan kalimat lainnya, konsep ini adalah
kebalikan daripada washl yang mengharuskan athaf. Kalamul Ittishal, Syibhu
Kamaalil Ittishal, Kamaalul Inqitha’, Syibhu Kamaalil Inqitha’, dan At- Tawassul
Bainal Kamaalain ma’a qiyamil maani’ merupakan tempat-tempat fashl.
Secara bahasa washal berarti menyambungkan atau menggabungkan, dan
secara istilah adalah menggabungkan dua kalimat dengan perantara wawu 'athof
karena alasan-alasan tertentu. Diantaranya adalah Untuk menyamakan dua kalimat
dalam segi I'robnya, Adanya kesamaan bentuk kalimat, baik kalimat yang khobary
atau kalimat yang insya'i, disamping juga adanya kesesuaian yang sempuma antara
kedua kalimat, dan Adanya perbedaan bentuk antara dua kalimat, sehingga jika tidak
diwashlkan dengan wawu akan menimbulkan pemahaman yang salah.
B. Saran, Kritik
Semoga dengan makalah ini menambah wawasan keilmuan kita tentang
keindahan bahasa arab. Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari banyak
sekali kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna,sebagai penulis akan terus
memperbaiki, oleh karena itu kritik dan saran sangat di perlukan oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qardhawy Yusuf, Kaifa Nata’ammal Ma’a Al-Qur’an, (Kairo: Dar Al-Shuruq,
2000)
Ali Al-Jarim Dan Musthafa Amin, Terjemahan Al-Balaghatul Waadhihah, (Bandung:
Sinar Baru Algensindo, 2016)
Hafidah. Ilmu Ma'ani. Fakultas Adab Dan Bahasa Iain Surakarta, 2019.
Fathani Ahmad. Strategi Pembelajaran Ilmu M’ani,
Makrifat Fitria, Sumber Ajaran Dan Hukum Islam, Al-Qur’an. Religion: Jurnal
Agama, Sosial, Dan Budaya, 2023, 1.3: 20-28.
Muradi Ahmad. Bahasa Arab Dan Pembelajarannya Ditinjau Dari Berbagai Aspek.
2011.
Muqayyim Muhammad, Balaghah Praktis Jauharu Maknun Saku (Kediri: Santri
Salaf Press. 2017).
Rizkia Nadila,. Metode Pembelajaran Muthala'ah Dalam Meningkatkan Kemampuan
Maharah Qiroah Santri Ppm Al-Kinanah Jambi. 2021. Phd Thesis.
Pendidikan Bahasa Arab.
Subagiyo Rokhmat, Implementasi Al-Dalalah Mafhum Al-Mukhalafah Al-Syafi'iyah
Dalam Ilmu Ekonomi Islam. Docx. Nizham: Jurnal Studi Keislaman, 2019,
6.02: 83-98.

Anda mungkin juga menyukai