Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara bahasa kata istifham tiga huruf pokoknya fahima-yafhamu, kemudian
dipindah pola istaf’ala-yastaf’ilu-istif’aalan menjadi istafhaama-yastafhimu-
istifhaaman salah satu fungsi dari pola ini adalah menuntut atau meminta, maka
istifhama artinya adalah minta dipahami atau minta untuk difahami.
Menurut istilah dalam buku terjemah Al-Balaghatul Wadhihah dijelaskan
bahwa istifham ialah mencari tahu tentang sesuatu yang sebelumnya tidak kita
ketahui. Seperti yang diterangkan diatas, istifham bisa berarti harapan untuk
mengetahui sesuatu yang belum diketahui sebelumnya dengan menggunakan salah
satu perangkat dari beberapa perangkat istifham. Dalam buku Al-itqon Ulumil Qur’an
karya Jalaluddin As-Syuyuthi istifham adalah mencari pemahaman tentang suatu hal.
Dan hal itu bisa apa saja yang memberikan suatu pemahaman tertentu tentang apa
yang belum dipahami.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian istifham?
2. Apa saja klasifikasi istifham?
3. Apa saja perangkat istifham?
4. Sebutkan adatul istifham?
5. Apa saja fungsi istifham?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian istifham
2. Mengetahui klasifikasi istifham
3. Dapat mengetahui perangkat perangkat istifham
4. Mengetahui adatul istifham
5. Dapat mengetahui fungsi istifham

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Istifham
Ketika seseorang membaca dan memahami isi Al-Qur’an, ia akan
mendapatkan ungkapan-ungkapan dalam bentuk isim istifham. Secara istilah, isim
istifham berarti ungkapan permintaan atau penjelasan (thalabul fahm). Dalam bahasa
Arab, isim istifham merupakan gabungan dari kata isim dan istifham. Isim berarti
kata yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu, sedangkan istifham adalah
mengharapkan untuk memahami atau mengetahui sesuatu yang belum diketahui.
Menurut Drs. H. Ahmad Izzan dalam buku Studi Kaidah Tafsir Alquran, pengertian
isim istifham adalah kata yang dipakai untuk bertanya. Isim istfiham yang lazim
digunakan dalam Alquran terdiri dari 9 macam, yakni: Ma (apa), man (siapa), kaifa
(bagaimana), mata (kapan), ayyana (bilamana), anna (darimana), kam (berapa), aina
(di mana), ayyu (apa/siapa).
Adapun pengertian istifham menurut istilah, menurut al-Zarkasyiistifham
adalah mencari pemahaman tentang suatu hal yang tidak diketahui. sedangkan
menurut al-Suyuti, istifham dengan berbagai maknanya, memiliki suatu maksud
pokok yaitu mencari pemahaman tentang suatu hal.

B. Klasifikasi Istifham
Dalam tata bahasa Arab, istifham diklasifikasikan menjadi dua pola yaitu1:
1. Istifham haqiqi, yaitu peranyaan seseorang kepada orang lain tentang
sesuatu yang memang benar belum diketahui sebelumnya.
2. Istifham majazi, yaitu pertanyaan yang sebenarnya sudah diketahhui.
Dalam kondisi ini, fungsi yang dimiliki kalimat istifham tersebut tidak
lagi asli sebagai pertanyaan yang mengharapkan jawaban, namun
beralih kepada fungsi fungsi yang lain, misalnya perintah, larangan,
pengingkaran, doa, harapan, sangkalan, serta tujuan lainnya2.

1
Amin Ali Al Jeremy dan Mustofa, Al-Balaaghah Al-Wadhihah, Mesir: Dar Al-Ma’arif, 1951, hal 165
2
ibid

2
C. Perangkat Istifham
Perangkat istifham yang dimaksud adalah huruf huruf atau katta yang
digunakan untuk kalimat tanya. Dilihat dari fungsinya, perangkat istifham dibagi
kedalam tiga bagian yaitu3:
1. Al-Tashawwur, yaitu gambaran tentang mufrad, yang bertujuan untuk
menggambarkan sesuatu.
2. Al-Tashdiq, yaitu gambaran tentang nisba, yang bertujuan unutk
membenarkan sesuatu.
3. Al- Tashawur dan Al-Tasdiq, yaitu istifham yang meggambarkan
tentang mufrad dan nisbah, yang bertujuan untuk membenarkan
sesuatu sekaligus menggambarkan sesuatu.

D. Adatul- Istifham4
Adapun adatul istifham yaitu:
1. Hamzah
Hamzah digunakan untuk mencari pengetahuan tentang dua hal:
a. Tashawwur, yaitu gambaran tentang mufrad atau jawaban yang
bersifat mufrad, dalam hal ini hamzah langsung diiringi dengan
hal yang ditanyakan dan umumnya hal yang ditnyakan ini
mempunyai bandingan yang disebutkan setelah lafadz’am
b. Tashdiq, yaitu gambaran tentang nisbah atau menunjukkan
terjadi atau tidaknya salah satu diantara dua perkara.
2. Hal
Hal digunakan untuk meminta tentang tashdiq, tidak ada yang lain dan
tidak boleh menyebut bandingan perkara yang ditnyakan denga hal.
Dalam hali ini kata hal bisa dijawab dengan kata ya atau tidak.
Istifham hal ini juga terbagi menjadi dua macam, yaitu bashithah dan
murakkabah.
3. Man
Untuk menyakan keterangan makhluk yang berakal
4. Maa
Untuk menyakan hakikat sesuatu yang bernama

3
Ali Al-Jarim & Musthafa Amin, Hal 274
4
Ali Al-Ajrim & Musthafa Amin, Hal 276

3
5. Mataa
Untuk menyakan waktu baik yang lalu maupun yang akan datang
6. Ayyanaa
Untuk menanyakan keterangan waktu yang akan datang secara khusus
dan menunjukkan kengerian
7. Kaifa
Untuk menanyakan keterangan keadaan
8. Aina
Untuk menanyakan keterangan tempat
9. Anna
Mempunyai tiga makna, yaitu bagaimana, dari mana, dan kapan
10. Kam
Untuk menanyakan keterangan jumlah
11. Ayyun
Untuk menanyakan keterangan salah satu dari dua hal yang berserikat
dalam suau perkara dan menanyakan tentang waktu, tempat, keadaan,
bilangan, makhluk berakal dan tidak berakal, sesuai lafadz yang
disandarkannya.
E. Fungsi Istifham
Fungsi istifham5 dibagi menjadi 14 bagian yaitu:
1. Al-Taqrir (menetapkan)
Dalam fungsi taqrir ini , kalimat istifham tidak memerlukan
jawaban, sebab tujuannya adalah untuk menetapkan suatu gaasan
bukan pertanyaan. Fungsi taqrir ini biasanya menggunakan huruf
hamzah sebagai perangkat istifhamnya yang kemudian diikuti oleh fiil
nafi.
2. Ikhbar (mengabarkan)
Ikhbar adalah memmberikan informasi tentang sesuatu. Fungsi
istifham ini bertujuan untuk menguatkan informasi atau kabar yang
disamapaikan dalam satu kalimat. Kalimat istifham yang memiliki
fungsi kedua ini biasanya menggunakan hirif hamzah dan hal.

3. Al-Taswiyyah (menyamakan)
5
Ali Al-Jarim & Musthafa Amin, Hal 280

4
Fungsi istifham ini bertujuan untuk menyamakan dalam
perbandingan yang dibandingkan, yakni kalimat sebelum dan sesudah
huruf istifham memiliki kedudukan yang sama.
4. Al-Irsyad (petunjuk) dan Al-Tadhkir (pengingat)
Fungsi istifham ini biasanya digunakan untuk bahan
mengevaluasi diri sendiri.
5. Ifham (pemberian pemahaman)
Fungsi istifham ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
tentang sesuatu yang diajukan melalui sebuah pertanyaan.
6. Tashwiq (memotivasi)
Fungsi istifham ini bertujuan untuk menggiring perasaan dan
rasio manusia agar condong kepada gagasan yang dimunculkan pada
kalimat istifham tersebut.
7. Al amr ( perintah)
Fungsi istifham ini bertujuan untuk memberikan sesuatu
tentang sesuatu. Dalam hal ini istifham pada ummumnya memang
sebuah pertanyaan yang belum diketahui sebelumnya, namun pada
pola ini istifham memiliki estetika tersendiri dan dapat beralih fungsi
menjadi kalimat perintah.
8. Nafi (meniadakan)
Fungsi nafi pada istifham ini bertujuan untuk meniadakan
sesuatu.
9. Al tamana (harapan yang tidak mungkin tercapai)
Fungsi istifham ini banyak ditemukan dalam kaidah
kebahasaan Arab dan Al-Qur’an. Pengungkapan tamana dengan
menggunakan pola istifham dan bukan dengan kalimat bbiasa
memunculkan pada akhirnya memang memunculkan estetika yang
beerbeda dalam kalimat tersebt.
10. Nahi (larangan)
Fungsi istifham ini bertujuan untuk menegaskan suatu larangan
terhadap sesuatu.

11. Taubikh (pencelaan)

5
Fungsi istifham ini bertujuan untuk memberikan celaan
terhadap sesuatu perkara.
12. Ta’Azim (mengagungkan)
Fungsi istifham inibertujuan untuk mengagungkan terhadap
sesuatu.
13. Tahqir (menghina)
Fungsi dari istifham ini untuk menghina tentang sesuatu.

14. Ta’Ajjub (keheranan)


Fungsi istifham ini untuk menujukkan keheranan akan sesuatu
hal.

BAB III

6
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun pengertian istifham menurut istilah, menurut al-Zarkasyiistifham
adalah mencari pemahaman tentang suatu hal yang tidak diketahui. sedangkan
menurut al-Suyuti, istifham dengan berbagai maknanya, memiliki suatu maksud
pokok yaitu mencari pemahaman tentang suatu hal.

B. Saran
Kami selaku penyusun makalah menyadari bahwasannya masih banyak
kekurangan dalam penyusunan kami oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan supaya kami mampu menyusun makalah dengan lebih baik lagi
kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

7
Ibnu Katsir, Lubaabut Tafsir Min Ibnmi Katsir,Kairo: Mu-Asassah Daar al-Hilaal,
1994
Izzan Ahmad, Studi Kidah Tafsir Al-Qur’an Menilik Keterkaitan Bahsa-tekstual dan
Makna- Konstrektual Ayat, Bandung:Humaniora,2009
Jarim Ali Al & Musthafa Amin, Al-Balaaghatul Waadhihah, Bandung: Percetakan
Sinar Baru Algensindo, 1993
Jeremy Amin Ali Al & Mustofa, Al-Balaghah Al-wadhihah, Mesir: Dar Al-
Ma’Arif,1951

Anda mungkin juga menyukai