Disusun oleh:
Achmad Adil
1620510040
Dalam perjalan sebuah negara terdapat berbagai macam problem politik yang
dihadapi, baik oleh penguasa maupun rakyatnya. Pada masa Rasulullah umat Islam
dipimpin langsung oleh Rasulullah sebagai Nabi dan sebagai pemimpin dalam
pemerintahan (baca: tatanan sosial). Oleh sebab itu ketika munculnya permasalahan-
permasalahan dalam tatanan sosial maka semuanya akan diselesaikan oleh Rasulullah
melalui putunjuk Allah lewat wahyu berupa ayat-ayat al-Qur’an dan Hadis, yang
masyarakat saat itu merasakan ketentraman dalam kehidupan dan interaksi sosialnya.
Sahabat sebagai Khalifah pada saat itu. Namun dalam kepemimpinan para Khalifah
tersebut tidak seperti yang ditemui pada masa Rasulullah, banyak diantara kebijakan-
kebijakan yang dibuat tidak langsung bisa di terima oleh masyarakat saat itu, sehingga
demikian tatanan perpolitikan saat itu bisa dikatakan dinamis. Walaupun pada
akhirnya terdapat responrespon yang dilakukan dengan kekarasan. Hal ini bisa dilihat
pada pada kasus terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan, kronologis terbunuhnya
Usman bin Affan adalah berawal dari isu-isu tentang kejelekan beliau yang pada
rakyat. Berdasarkan hal ini, masyarakat Sosialis atau Komunis telah menjadikan
demonstrasi sebagai metode baku dan ciri khas masyarakat mereka dalam melakukan
perubahan di tengah-tengah masyarakat. Keberadaan demonstrasi adalah keharusan
yang tidak dapat ditawar-tawar lagi agar proses perubahan dapat bergulir. Dalam skala
yang lebih luas lagi, mereka menyebutnya dengan revolusi rakyat. Dengan
fasilitas dan milik umum maupun milik individu. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan sebuah sintesa, yaitu sebuah masyarakat Sosialis atau Komunis yang
mereka anganangankan.1
Berbicara demonstrasi, maka tidak bisa dipisahkan dari tatanan sebuah negara
dalam skala besar, yang didalamnya terdapat berbagai tatanan kehidupan, diantaranya
adalah yang berkaitan dengan hubungan rakyat pada pemimpinnya, baik dalam skala
luas maupun dalam skala kecil. Islam menganjurkan pemeluknnya untuk mentaati
disisi lain dianjurkan juga untuk melakukan amr ma’ruf nahi munkar kepada
pemimpin yang lalai terhadap amanat yang diembannya sebagai seorang pemimpin.
Cara maupun metode penyampaiannya juga telah diatur dalam Islam, kapan dan
bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh rakyat terhadap pemimpinya, jika terjadi
hal-hal yang tidak pro-rakyat atau dalam kata lain kapan dan bagaimana cara atau
metode yang tepat dalam menyampaikan amr ma’ruf nahi munkar kepada pemimpin
yang tidak amanat?. oleh sebab itu tulisan ini akan membahas demonstrasi sebagai
cara maupun metode dalam menyampaikan aspirasi kepada pemimpin dari sudut
pandang hadis.
1 V.I. Lennin, Where to Begin, dalam V.I. Lenin, Collected Works, cet. IV, (Moscow: Foreign
ِ
َحدَّثَنَا، ح َو َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد ْب ُن الْ ُمثَ ََّّن، َع ْن ُس ْفيَا َن،يع ٌ َحدَّثَنَا َوك،ََحدَّثَنَا أَبُو بَ ْك ِر ْب ُن أَِِب َشْيبَة
ٍ َعن طَا ِرِق ْب ِن ِشه،س ْب ِن مسلِ ٍم ِ
َو َه َذا- اب َ ْ ْ ُ ِ َع ْن قَْي، َحدَّثَنَا ُش ْعبَةُ ك ََل ُُهَا،ُُمَ َّم ُد ْب ُن َج ْع َف ٍر
، فَ َق َام إِلَْيهِ َر ُج ٌل.الص ََلةِ َم ْرَوا ُنَّ يد قَْب َل ِ ِاْلطْبةِ يوم الْع
َ ْ َ َ ُْ ِ أ ََّو ُل َم ْن بَ َدأَ ب:ال َ َ ق- يث أَِِب بَ ْك ٍر ُ َح ِد
ٍ َ ِ قَ ْد تُ ِرَك َما ُهنَال:ال
َ َما َ َ أ ََّما َه َذا فَ َق ْد ق:ال أَبُو َسعِيد َ فَ َق،ك َ فَ َق،ِاْلُطْبَة
ْ الص ََلةُ قَْب َل
َّ :ال َ فَ َق
فَِ ْن،ُِ « َم ْن َرأَى ِمْن ُك ْم ُمْن َك ارا فَلْيََُي ْرُُ بِيَ ِد:ول ُ صلَّ اهللُ َعلَْيهِ َو َسلَّ َم يَ ُق ِ َ َعلَيهِ ََِسعت رس
َ ول اهلل َُ ُ ْ ْ
. »ان ِ َاَْم
ِْ ف ُ َض َع
ْ كأ َ َوذَل،ِ فَِ ْن ََلْ يَ ْستَ ِط ْع فَبَِقلْبِه،ََِلْ يَ ْستَ ِط ْع فَبِلِ َسانِه
ِ
Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata : Aku mendengar
(kekuasaannya) ; jika ia tak sanggup, maka dengan lidahnya (menasihatinya) ; dan jika
tak sanggup juga, maka dengan hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju) , dan
1. Analisis Bahasa
penting yang layak dikupas dari sisi asal-usul katanya, yaitu kata ma’ruf dan munkar.
Ibnu Manzur mengatakan bahwa ma’ruf merupakan derivasi dari kata urf yang berarti
2 Muslim Bin al-H{ajja>j Abu> al-Hasan al-Qusyai>ri> al-Naisa>b u>ri>, Al-Musnad Al-S{ah}i>h } al-
Mukhtas}ar , Juz I (Beirut: Da>r Ihya> al-Tura>s\ al-Arabi>, t.th), hal. 96.
sesuatu yang dikenal oleh jiwa manusia sebagai kwbaikan, yang disukai jiwa, atau
Nahi Munkar, merupakan dua rangkain kata bahasa Arab, yaitu النهي dan .
hal yang tidak boleh dikerjakan. املنكر adalah suatu perbuatan atau perkataan yang
dibenci dan dilarang oleh Allah, yang bertentangan dengan akal sehat manusia.
Bentuk kemungkaran yang diharamkan oleh Islam antara lain: Syirik, membunuh,
mengambil harta orang lain, judi, zina, jual beli haram, memutuskan hubungan
bid’ah yang tidak dilakukan oleh Rasulullah Saw. dan lain-lain yang dianggap
kebaikannya oleh akal sehat, sedangkan munkar adalah kebalikan darinya.4 Pengertian
serupa diberikan oleh al-Mara>gi>, ia memberi pengertian ma’ruf sebagai hal yang
dianggap baik oleh syariat islam dan akal sehat, sedangkan munkar adalah lawan dari
3 Ibn Manz}u >r al-Ans}a>ri>, Lisa>n al-‘Arab, Jilid V,(Beirut, Da>r as}-S}a>d ir, 1994), hal. 239.
4 Rasyi>d Rid}a>, Tafsi>r al-Mana>r, Juz IV (Kairo: Maktabah al-Qa>h irah,t.th), hal.27.
5 Ahmad Mus}t}afa> al-Mara>g i>, Tafsi>r al-Mara>g i>, Juz IV (Mesir: Mat}b a’ah Mus}t}afa> al-Babi> al-
usaha untuk melenyapkan dan menghapus kemungkaran pada diri seseorang atau
kelompok orang, sehingga mereka berhenti dari perbuatan munkar yang mereka
tersebut haruslah dilakukan dengan cara-cara yang baik sehingga orang yang dicegah
2. Asbabul Wurud
Hadis di atas merupakan hadis sah}ih} baik secara sanad maupun matan nya.
Maka pada pembahasan kali ini lebih memperhatikan apa yang dimaksud dalam matan
hadis di atas dari aspek historisnya (Asbab Wurud al-Hadis) maupun syarah dari
beberapa kitab yang ada, serta kitab-kitab yang terkait dengan pembahasan amar
Dalam kitab al-Baya>n wa al-Ta’ri>f fi> asba>b Wurud al-Hadi>s\ dikatakan bahwa
latar belakang kemunculan hadis tersebt (seperti riwayat muslim) diawali dengan
sebuah peristiwa yang terjadi pada kalangan sahabat pada saat pelaksanaan Shalat Id.
Saat itu sahabat yang pertama kali melaksanakan lhtbah sebelum pelaksanaan shalat
Id adalah Marwan. Apa yang dilakukan Marwan itu rupayanya mendapatkan reaksi
dari sahabat yng lainnya , mereka berpendapat bahwa yang benar adalah pelaksanaan
shalat hendaklah dilakukan lebih dahulu, barulah setelah shalat Id selesai dilanjutkan
dengan khtbah Id. Para sahabat menilai apa yang dilakukan Marwan tidak sesai
6 Ahmad Mus}t}afa> al-Mara>g i>, Tafsi>r al-Mara>g i>, Juz IV, hal. 30.
dengan ketentuan yang ada. Melihat kejadian tersebut, Abu> Sa’id kemudian
mengatakan; “Apa yang dilakukan sahabat ini (mengingatkan Marwan) seperti yang
telah diputuskan oleh Nabi Saw., dan saya mendengar beliau bersabda (kemdian Abu>
kemungkaran.
kitab-kitab Syarah hadis. Hal ini berguna untuk mengetahui bagaimana para
Muhaddis\ . dalam hal ini penulis menggunakan beberapa kitab hadis yaitu;
1. Syarh al-Nawawi> ala> Musli>m
al-Hadis\ al-Syari>f, (Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi>, 1401 H), hal. 217.
3. Hasyi>yah al-Sindi> ala Ibnu Ma>jah.
berikut:
perubahan terhadap kemungkaran merupakan bagian dari iman. Kemudian lebih lanjut
beliau menjelaskan tentang Asbab al-Wurud sehingga hadis ini ada. Ada perbedaan
dikalangan ulama terkait dengan sahabat yang melakukannya untuk pertama kali
melakukan hal itu. Al-Qadli Iyadl berpendapat bahwa sahabat yang melakukannya
pertama kali adalah Utsman RA, ada pula yang mengatakan sahabat yang
melakukannya pertama kali adalah Umar bin Khattab, Zubair dan adapula yang
mengatakan Muawiyah.
Hal itu dilakukan kare seringkali pada saat mendahulukan shalat Id kemudian
bertujuan agar orang-orang yang jarak rumahnya jauh dapat mendapati shalat .
melatarbelakangi kemunculan hadist tersebut, bahwa saat itu Abu> Sa’id al-Khudri
hadir akan tetapi beliau tidak langsung menanggapi apa yang dilakukan oleh Marwan.
Hal itu dimungkinkan adanya pertimbangan, jika dia taghyir al-mungkar beliau
khawatir terjadinya fitnah bagi dirinya maupun orang lain, sehingga beliau menahan
8 Abu Zakariyah bin Yahya al-Nawawi, Syarh al- Nawawi Ala’ Muslim, (Beirut: Dar Ihya al-
merupakan persyaratan untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, akan tetapi
hendaknya orang tersebut terlebh dahulu harus melakukan apa yang diperintahkannya
kewajibanya menjadi ganda yaitu mengingatkan dirinya dan orang lain. Para ulama
juga berpendapat bahwa amar ma’ruf nahi mungkar tidak hanya dikhususkan bagi
orang yang berkuasa saja tetapi boleh dilakukan oleh setiap pribadi muslim.
Khususnya terkait lafadz خالفت السنة. lafadz ini kemudian dikomentari olehnya dengan
mengatakan praktik pelaksanaan khutbah yang dilakukan Nabi saw., Abu Bakar,
Umar dan Utsman secara ijma’ adalah shalat terlebih dahulu kemudian dilanjutkan
dengan khutbah. Penjelasan lain terhadap teks hadis tidak jauh berbeda dngan kitab
lainnya meskipun lebih ringkas. Misalnya ketika menjelaskan maksud dari merubah
kemungkaran dengan “tangan”, dengan mengutip penjelasan oleh bukhari dan muslim
yaitu dengan cara mencegah perbuatan mungkar dengan perbuatan seperti merusak
Setelah itu jika orang tersebut tidak mampu melakukan dengan tangan, maka
beralih ke tingkatan kedua yaitu merubah kemungkinan dengan lisan, yaitu dengan
membacakan ayat al-Quran yang berisi ancaman terhadap perbuatan maksiat yang
hati. Yaitu dengan cara tidak ridha dan mengingkari perbuatan maksiat didalam
batinnya.9
Sama seperti kitab syarah yang lain, yang membedakan dari syarh yang lain
adalah penjelasan tentang makna matan أضعف اَْمان. dalam kitab syarah ini
pemaknaan “ Iman yang lemah” adalah lemahnya amal yang merupakan cerminan
keimanan yang terkait dengan inkar al-mungkar (mengingkari kemungkaran) hal itu
dilihat dari dzatiyyah perbuatannya, bukan melihat orang yang tidak mampu merubah
kemungkaran.10
d. Tematik Komprehensif
Berdasarkan hadis tentang amr ma’ruf nahi munkar di atas terdapat juga
beberapa ayat al-qura’an dan hadis yang berkaitan dengan kewajiban muslim
kemungkaran atas iman, padahal iman merupakan dasar bagi setiap amal shalih,
sebagai isyarat tentang pentingnya mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada
kemungkaran, dimana umat Islam dikenal dengannya, bahkan ia merupakan ciri utama
yang membedakannya dari umat-umat lain, dan dilahirkan bagi umat manusia untuk
c) Surah al-Hajj: 40
ِ الزَكا َة وأَمروا بِالْمعر ِ
وف َونَ َه ْوا َع ِن الْ ُمْن َك ِرُ ْ َ ُ َ َ َّ الص ََل َة َوآتَ ُوا ُ ين إِ ْن َم َّكن
ِ َّاه ْم ِِف ْاْل َْر
َّ ض أَقَ ُاموا َ الَّذ
)14( َولِلَّهِ َعاقِبَ ُة ْاْل ُُموِر
Terjemahnya:
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu)
orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya
mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf
dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali
segala urusan.
Ayat ini menjelaskan Amar ma'ruf nahi mungkar termasuk kewajiban
terpenting dalam masyarakat muslim, selain shalat dan zakat, terutama di waktu umat
Islam berkuasa di muka bumi, dan menang atas musuh, bahkan kemenangan tidak
datang dari Allah, kecuali bagi orang-orang yang tahu bahwa mereka termasuk orang-
beriman dalam masyarakat muslim, yaitu orang-orang yang menjual diri mereka
kepada Allah, mereka memberikan nyawa dan harta mereka dengan murah di jalan
Allah:
ِ اج ُدو َن ْاْل ِمرو َن بِالْمعر
وف ِ الس
َّ الراكِ ُعو َن
َّ السائِ ُحو َن َّ اْلَ ِام ُدو َن ْ التَّائِبُو َن الْ َعابِ ُدو َن
ُْ َ ُ
ِ ِ ِ ْ والنَّاهو َن ع ِن الْمْن َك ِر و
َ ِاْلَافظُو َن ْلُ ُدود اللَّهِ َوبَش ِر الْ ُم ْؤِمن
)111( ني
َ ُ َ ُ َ
Terjemahnya:
Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji,
yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan
mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan
gembirakanlah orang-orang mukmin itu. (QS. at Taubah: 112)
Sifat ini yang merupakan sifat masyarakat muslim baik laki-laki maupun
wanita dipertegas lagi bahwa amar ma'ruf nahi mungkar merupakan tugas kedua jenis,
dan ia didahulukan atas shalat dan zakat, sebagai isyarat tentang fadhilahnya, dan
ِ ِ ٍ َ ُه ْم أ َْولِيَاءُ بَ ْع
ِ
ُ ض يَأْ ُم ُرو َن باْل َم ْع ُروف َويَْن َه ْو َن َع ِن اْل ُمْن َك ِر َويُق
يمو َن ُ ات بَ ْع ُ ََواْل ُم ْؤِمنُو َن َواْل ُم ْؤِمن
ِ َ َِِالزَكاةَ َويُ ِط ُيعو َن اللَّ َه َوَر ُسولَ ُه أُول
)14( يم ٌ ك َسيَ ْر ََحُ ُه ُم اللَّ ُه إِ َّن اللَّ َه َع ِز ٌيز َحك َّ الص ََلةَ َويُ ْؤتُو َنَّ
Terjemahnya:
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
terdapat juga beberapa hadis pendukung salah satunya adalah peringatan Rasulullah
kepada orang-orang hina dan lemah yang bersikap diam atas kezaliman dan tidak
mencegah orang yang zalim dengan menasihati tentang akan datngnya siksaan Allah
yang akan mengenai mereka semua dan tidak ada seorang pun yang luput dari
siksaanya :
ِ
ِاَل فَلَم يأْخ ُذوا َعلَ ي َديه ِ ُ اللَّ ُه َعلَْيهِ و َسلَّم يَ ُق ِ َ رس
َْ ُ َ ْ َ ََّّاس إِذَا َرأَْوا الظ
َ «إ َّن الن:ول َ َ َّصل
َ ول اللَّه َُ
11 ِ ٍ ِ ِ َّ
الل ُه بع َقاب مْن ُه ك أَ ْن يَ ُع َّم ُه ُم
َ أ َْو َش
Artinya: Sesungguhnya apabila manusia melihat orang zalim dan mereka tidak
mencgahnya dari kezaliman, maka Allah akan menimpakan siksa atas mereka semua .
Dan diantara cara amar ma’ruf nahi mungkar adalah nasihat, Rasulullah telah
11 Muh}ammad bin Isa bin Saurah bin Musa> bin al-D\|ah}h a>k al-Turmuz}i>, Sunan al-Turmuz}i>, Juz
dalam bidagnya merupakan suatu hal yang baik sekali, ini akan menjamin
keselamatan, keamanan dan kesejahteraan bagi masyarakat, hal ini telah berjalan di
kalangan umat Islam di masa keemasannya, oleh karena itu dalam beberapa hadits ada
anjuran bagi penguasa untuk mengangkat orang-orang shalih dan jujur serta ikhlas
memberikan nasihat menjadi pendampingnya, yang tidak munafik dan tidak menipu
penguasa.
hadis amar ma’ruf nahi munkar, peneliti lebih dahulu menjelaskan tentang
demonstrasi.
yang terdapat dalam Kamus Ilmiah Populer, demonstrasi adalah tindakan bersama
pamer kekuatan yang mencolok mata.13 Dalam pembahasan ini demonstarsi yang
dimaksud merujuk pada makna pertama yaitu merupakan tindakan bersama untuk
menyatakan protes.
Demonstrasi juga biasa disebut dengan unjuk rasa karena kedua kata tersebut
memiliki makna yang hampir sama. Dalam kmus Besar Bahasa Indonesia
13 Ahmad Maulana, dkk, Kamus Ilmiah Populer, cet. II, (Yogyakarta : Absolut, 2004), hal. 62
Kontemporer dijelaskan bahwa demonstrasi adalah gerakan atau tindakan bersama-
sama untuk menyatakan protes baik dengan pawai, membawa panjipanji, poster-
poster, serta tulisan-tulisan yang merupakan pencetusan perasaan atau sikap para
demonstran mengenai suatu masalah.14 Sedangkan unjuk rasa adalah protes yang
dilakukan secara massal.15 Adapun protes adalah pernyataan dari suatu kelompok atau
unjuk rasa atau demonstrasi juga didefinisikan sebagai : “Kegiatan yang dilakukan
seorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagainya
secara demonstratif di muka umum”.17
Adapun dalam bahasa Arab, istilah demonstrasi sebagaimana yang terdapat
dalam bahasa Indonesia, disebut dengan beberapa istilah, yaitu muzhaharah dan
dilakukan dengan disertai boikot, pemogokan, kerusuhan, dan perusakan (teror), agar
14 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga), cet. III, (Jakarta: Balai
Progressif, 2002)
tujuan revolusi mereka berhasil, maka muzhaharah yang dimaksud adalah sebagai
Dalam pengertian ini juga disebutkan bahwa aksi muzhaharah tersebut biasanya
“perjalanan”, dalam kamus al-Mawrîd disebutkan bahwa masîrah berarti march, atau
long march.19 Dengan demikian yang dimaksud masirah adalah istilah untuk aksi
demonstrasi yang tidak disertai dengan perusakan, atau bisa disebut juga sebagai
long-march yaitu lebih menekankan pada pola aksi yang bergerak dan tidak diam di
satu tempat tertentu (pawai). Pola seperti ini disebut dengan pola dinamis, sebagai
lawan dari pola statis, yaitu aksi yang dilakukan hanya diam di satu tempat tertentu,
Dari beberapa definisi yang disebutkan di atas, secara umum bisa dismpulkan
bahwa demonstrasi atau unjuk rasa merupakan suatu gerakan, aksi atau tindakan
suatu masalah atau protes terhadap suatu kebijakan baik dengan cara membawa panji-
panji, poster, tulisan, aksi teatrikal dan sebagainya. Namun dalam terminologi bahasa
sebuah metode untuk menasehati pemimpin untuk melakukan kebaikan dan mencegah
apabila dilakukan oleh sebagian orang atau sekelompok orang maka gugurlah
kewajiban bagi yang lainnya.20 Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah al-
masyarakat yang sedang berubah. Dengan demikian unjuk rasa atau demonstrasi,
bukan saja dipandang sebagai ekspresi masyarakat yang wajar, melainkan juga sebagai
dari ekspresi politik dan bentuk protes disatu sisi, aksi unjukrasa merupakan hal yang
dapat diterima dan sejalan dengan tuntutan demokrasi, namun disisi lain tak jarang
kebijakan pemerintah. Aksi ini kadang berakhir dengan pengrusakan terhadap benda-
benda agar pendapat mereka di perhatikan tetapi dengan cara yang berlebihan.
Sebagai bentuk ekspresi berpendapat dalam ranah demokrasi, sehingga unjuk rasa
Ikhwani dan Muhammad Iqbal, “Nahi Munkar Dalam Perspektif Islam”, Lentera, Vol. 16.
20
demonstarasi itu melibatkan benyak orang tidak hanya seorang saja yang
tanpa arah dan dapat berujung anarki sehingga menimbulkan tindak pidana.padahal
unjuk rasa adalah hak demokrasi yang dapat dilakukan dengan tertib, damai, dan
intelek.21
Solusi yang baik ketika ingin mencegah kemungkaran yang dilakukan baik
oleh pemerintah atau pun majikan ada beberapa fase-fase yang harus dilalui agar tidak
Tahapan Pertama, bagi orang yang belum tahu, ketika ia melakukan perbuatan
dilakukannya tersebut bertentangan dengan Islam. Ada peristiwa yang terjadi pada
zaman Rasulullah: Anas bin Malik menceritakan: Seorang Arab Badui kencing di
Rasulullah bersabda: Biarkan dia dan jangan kalian gegabah, tatkala orang badui
tersebut telah selesai, maka Rasulullah meminta segayung air dan menyiram kencing
orang langsung bertindak keras, arogan tanpa memikirkan efeknya. Hal ini yang
semacam inilah yang akan membuat orang lari dari Islam. Allah juga telah
21 Abdul Djalil dkk, Fiqh dengan Kekuasaan (Yogyakarta: LkiS, 2000), hal. 19-20.
َ ََّح َس ُن إِ َّن َرب ِ ِ ِ ْ ِاْلِكْمةِ والْموعِظَة
ك ُه َو أ َْعلَ ُم ْ اْلَ َسنَة َو َجاد َْلُْم بِالَِِّت ه َي أ ْ َ َ َ ْ ِك ب ِ ِع إِ ََل َسب
َ يل َرب ُ ْاد
ِ ِ ِِ ِ
)421( ين َ ِِبَ ْن
َ ض َّل َع ْن َسبيله َو ُه َو أ َْعلَ ُم بالْ ُم ْهتَد
Terjemahnya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Surat An-Nahl: 125).
dia harus menggunakan kata-kata yang memberikan rasa takut. Perkataan ini
diucapkan dengan tegas tapi tidak keras, sehingga dengan perkataan tersebut akan
menimbulkan rasa takut dalam diri pelaku munkar tersebut. Untuk melengkapi fase di
atas saat mencegah kemunkaran tentu memiliki adab-adab yang harus diketahui oleh
setiap orang. Adapun adab-adab bagi pencegah kemungkaran adalah sebagai berikut:
a. Lemah Lembut
Sifat lemah lembut inilah yang harus dimiliki dalam diri orang yang
melaksanakan nahi munkar, karena jiwa menusia cendrung akan kelembutan, jika
kemunkaran dirubah dengan cara kekerasan, maka hati orang yang menerimanya akan
ف
ُ اعْ َك ف َ َِوا ِم ْن َح ْول ُّ ب َالْن َفِ ْت فَظًّا َغلِي َظ الْ َقل َ ت ََلُْم َولَْو ُكْن
ِِ ٍِ
َ فَبِ َما َر َْحَة م َن اللَّه لْن
ِ ُّ ت فَتَ َوَّك ْل َعلَ اللَّهِ إِ َّن اللَّ َه ُُِي ِ عْنهم و
ني
َ ب الْ ُمتَ َوكل َ استَ َْف ْر ََلُْم َو َشا ِوْرُه ْم ِِف ْاْل َْم ِر فَِ َذا َع َزْم
ْ َ ُْ َ
)411(
Terjemahnya:
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun
bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
b. Sabar
dalam dirinya, sehingga ia bisa mengontrol dirinya dalam bertindak ketika melihat
menahan dirinya, sehingga tidak tersalah dalam mengambil keputusan. Ia juga mesti
bersabar jika usahanya dibalas dengan katakata makian atau hinaan. Bukankah
Rasulullah selalu dimaki dan dicaci oleh kaum Musyrikin dan orang-orang Munafik,
jika seandainya Rasulullah tisak bersabar mungkin Islam tidak akan tersebar ke
c. Pemaaf
Pemaaf merupakan sikp baik yang mesti ada dalam hati pencegah kemunkaran,
ِ ِ ْ ف وأ َْع ِرض ع ِن
ِ ِ
ني
َ اْلَاهل َ ْ َ ُخذ الْ َع ْف َو َوأْ ُم ْر بِالْ ُع ْر
Terjemahnya:
Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (Al-A‟raf : 199).
Jika ketiga sifat ini ada pada diri setiap muslim dalam mencegah kemungkaran,
kemungkaran maka akan tercipta demonstrasi yang tertib, damai, dan intelek.
C. PENUTUP
Dari pembahasan di atas dapat diambl kesimpulan bahwa amar ma’ruf nahi
munkar harus dilakukan sesuai dengan kemampuan orang yang hendak melakukannya.
Di samping itu seseorang yang hendak beramar ma’ruf nahi munkar harus
mempertimbangkan maslahah maupun mafsadah dari perbuatan yang dilakukannya.
Oleh karena itu amar ma’ruf nahi munkar disyaratkan tidak menyebabkan
mafsadahnya lebih besar ketimbang maslahatnya, atau seimbang. Dan salah satu
metode amar ma’ruf nahi mungkar adalah demonstrasi atau unjuk rasa. Demonstrasi
ini boleh digunakan apabila maslahatnya lebih besar ketimbang mafsadahnya, akan
tetapi jika demonstrasi itu berjalan anarkis maka metode demonstrasi tidak boleh
al-Mara>gi>, Ahmad Mus}t}afa>. Tafsi>r al-Mara>gi>, Mesir: Mat}ba’ah Mus}t}afa> al-Babi> al-
Alabi>, 1953.
al-Sindi, Nuruddin bin Abdul Hadi Abu al-Hasan. Hasyiyah al-Sindi Ala Ibni Majah,
al-Turmuz}i>, Muh}ammad bin Isa bin Saurah bin Musa> bin al-D\|ah}ha>k. Sunan al-
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
V.I. Lennin, Where to Begin, dalam V.I. Lenin, Collected Works, Moscow: Foreign