Tugas Final
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Final Mata Kuliah Studi Quran dan Hadits
Dosen Pengampu: Dr. H. Agung Danarto, M.Ag.
Oleh:
ACHMAD ADIL
1620510040
PROGRAM PASCASARJANA
FAKUTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
KONSENTRASI STUDI AL-QURAN DAN HADIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2017
RESUME MAKALAH
Penelitian ini merupakan kajian terhadap hadis Nabi Muhammad saw. yang
diriwayatkan oleh Abu Daud No. 4990 tentang profesi para Stand Up Comedy yang
zaman dahulu dikenal sebagai Pelawak. Penelitian ini berusaha mengungkap pesan
yang terkandung pada teks hadis baik itu status hadis ini, pemahaman teks/linguistik
teks, dan pemahaman kontekstual. Mengapa kajian ini dirasa penting disebabkan
pada zaman modern ini salah satu profesi yang marak digandrungi oleh remaja dan
digemari oleh semua elemen masyarakat adalah Stand Up Comedy. Sedangkan jika
kita melihat teks hadis riwayat Abu Daud bahwasanya Celakalah bagi orang yang
berbicara lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa maka, profesi ini sangat
bertentangan dengan hadis Rasulullah saw. inilah yang menjadi inti pembahasan
menemukan pada Kutub al-Tisah, yang terkait profesi stand up comedy sebanyak 7
riwayat yaitu; 1 riwayat pada Sunan al-Turmudzi, 1 riwayat pada Sunan al-Dari>mi , 1
riwayat Sunan Abu Da>ud, 4 riwayat pada Musnad Ahmad. Dari ketujuh riwayat ini
setelah melihat skema gabungannya maka Hadis ini termasuk hadis gharib di awal
karena tidak ada Syahid yaitu pada tingkatan sahabat disebabkan hanya terdapat
Muawiyah bin Haydan. Tetapi akhirnya termasuk hadis mutawatir karena terdapat
banyak mutabi.
periwayatan yang akan diteliti pada kritik sanad dan matan yaitu riwayat Abu Daud.
Riwayat Abu Daud ini terdapat enam rentetan rawi sampai kepada Rasulullah saw.
di antaranya: Muawiyah bin Hayda bin Muawiyah, Hakim bin Muawiyah, Bahz bin
Hakim, Yahya bin Said, Musaddad bin Musarhad hingga sampai kepada Abu Daud.
Rawi-rawi ini terjadi hubungan antara guru dan murid bahkan terdapat rawi memiliki
menilainya s\iqa>h walaupun ada beberapa ulama menilai beberapa rawi sadu>q akan
Setelah kritik sanad maka dilanjutkan dengan kritik matan, pada matan-
matan hadis stand up comedy dinilai sebagai periwayatan bil lafzhi. Dari 7 riwayat
ini dianggap hanya sebagai penegasan, bukan dianggap sebagai penambahan dalam
matan. Salah satu kajian pada kritik matan yaitu meneliti terjadinya pertentangan
antara matan hadis dengan al-Quran, hadis lain, sejarah, kaidah kebahasaan, dan
tidak bertentangan dengan akal sehat. Hasilnya hadis ini tidak mengalami
pertentangan baik itu al-Quran, hadis lain, sejarah, akal sehat maupun kaidah
kebahasaan.
Analisis terhadap hadis ini dijelaskan bahwa salah satu penyakit lisan yang
perlu diwaspadai adalah bergurau atau melawak. Gurauan itu dilarang apabila
mlewati batasan. Nabi bukannya tidak pernah melakukan hal demikian, akan tetapi
masih dalam batas sewajarnya. Tidak menghina seseorang, tidak ada unsur celaan
pada agama di dalamnya, apalagi sampai menghina agama itulah yang perintahkan
menilai hadis ini sebagai hadis hasan akan tetapi melihat adanya hadis lain yang
menguatkan hadis ini sehingga hadis ini termasuk hadis sahih li ghairihi . Dan hadis