PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dan hewan sama-sama menikmati fungsi pancaindra.
Namun, manusia berbeda dengan hewan karena akal budi yang
dianugrahkan Allah dan kemampuan berpikir yang memungkinkan
untuk mengadakan tinjauan dan pembahasan terhadap berbagai
hal dan peristiwa, hal-hal yang umum dari bagian-bagian, dan
menyimpulkan berbagai kesimpulan dari premis-premis. Manusia
mempunyai kemampuan kognitif yang sangat luar biasa, yaitu
berpikir. Meskipun manusia bukanlah satu-satunya makhluk yang
berpikir,tetapi tidak dapat disangkal bahwa manusia merupakan
makhluk pemikir (h}ayawa>nun Na>t}iq).
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja
otak. Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak,
pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut
otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia
dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan
sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu, menyadari
secara
aktif
dan
menghadirkannya
dalam
pikiran
kemudian
mengevaluasi,
membandingkan,
menggolongkan,
satu
keaktifan
pribadi
manusia
yang
mengakibatkan
terdapat
berbagai
masalah
tentang
berpikir
itu
B. Rumusan Masalah
1. Apakah defenisi berpikir ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Berpikir
Psikologi
psikologi
menggunakan
istilah
ini
untuk
seperti
penalaran,1
memecahkan
masalah
dan
L.
Harriman
mengungkapkan,
bahwa
berpikir
Yang
terjadinya,
terpenting
tersimpannya
menurut
dan
aliran
ini
bekerjanya
adalah
tanggapan-
tanggapan.
4. Aliran Behaviourisme berpendapat bahwa berpikir adalah
gerakan-gerakan reaksi yang dilakukan oleh urat syaraf
dan
otot-otot
bicara
sama
halnya
seperti
saat
kita
tanggapan-tanggapan,
sedangkan
pada
aliran
b. Berpikir Induktif
Berpikir induktif sebaliknya, dimulai dari hal-hal yang
khusus dan kemudian mengambil kesimpulan umum; kita
melakukan
generalisasi.
Ketetapan
berpikir
induktif
evaluatif
ialah
berpikir
kritis,
menilai
baik
evaluatif,
kita
menambah
atau
mengurangi
mengetahui
macam-macam
berpikir,
maka
Jadi
ide-ide
itu
timbul
atau
terasosiasi
pada
sesuatu,
biasanya
diarahkan
pada
ia
sedang
membetulkan
kerusakan
mesin,
ia
10
(mengingat),
fakkara
12
(berpikir
secara
mendalam),
alima
(memahami dengan jelas, dan masih ada kata lain yang dari segi
fungsi maknanya memiliki kesamaan dengan kata-kata di atas
seperti al-qalb, fud, al-lubb,13 an-nuh, al-abr, al-ijr.al-Aql. 14
3. Hambatan-hambatan dalam proses berpikir
8 Jaml al-Dn Muammad ibn Mukarram ibn Manr, Lisn al-Arab,
(Beirut: Dr al-ad, 2003), jilid VI, h. 371.
9 Tadabbara secara makna berarti memikirkan, mempertimbangkan
akibatnya. Dalam Lisn al-Arab diartikan sebagai Kau melihat pada
sesuatu yang kau renungkan. Makna yang sama juga ditunjukkan dengan
bentuk dabbara. Lihat A. Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir, ArabIndonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 384.
10 Secara harfiah, kata naara bermakna melihat, memandang,
merenungkan, memikirkan, mempertimbangkan, dan memperhatikan.
Kata naara juga dapat diartikan menyelidiki dengan teliti bila
menggunakan wazan tanaara. Al-Naar juga bermakna memperhatikan
sesuatu dengan mata dan dengan menggerakan mata. lihat
10
tidak dapat lagi membedakan antara yang hak dan batil, kebaikan
dan keburukan. Jika sudah demikian, maka keistimewaan yang
paling mendasar bagi manusia untuk membedakannya dari hewan,
menjadi sirna, maka manusia menjadi seperti hewan atau bahkan
lebih rendah lagi.
Keadaan stagnasi berpikir seperti ini telah digambarkan oleh
al-Quran
dengan
istilah
menutup
hati
(QS.
al-Isr/17:46,
hambatan-hambatan
dalam
proses
berpikirnya.
11
15
yang
menyebabkan
menjadi
kondisi
hambatan
stagnasi
yang
proses
akhirnya
berpikir
dan
menghalangi
12
Terjemahnya :
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang
telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi
Kami hanya mengikuti apa yang telah Kami dapati dari
(perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan
mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak
mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".17
13
Isra (17) : 36, QS. al-Mumin (40) : 35-56, QS. al-H}ajj (22) : 3 dan
56. Contoh ayat pada QS. al-Isra>/17: 36:
Terjemahnya :
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai
pengetahuan
tentangnya.
Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.18
Hal ini membuat manusia sulit untuk berpikir jernih dalam
suatu
objek
tertentu.
dipertanggungjawabkan
Hasil
bila
pemikiran
tidak
ada
tidak
akan
landasan
dapat
kuat
yang
betapa
pentingnya
pengetahuan-pengetahuan
melarang
kita
mengemukakan
pendapat
yang
tidak
mengikuti
hawa
nafsu
dan
terpengaruh
dengan
14
menunjukkan
penyimpangan
efek
pemikiran
negatif
yang
dari
hawa
menyesatkan
nafsu,
manusia
yaitu
dan
Terjemahya :
Dan demikian (pulalah) Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al
Quran). Maka orang-orang yang telah Kami berikan kepada
mereka Al kitab (Taurat) mereka beriman kepadanya (Al Quran)
dan di antara mereka (orang-orang kafir Mekah) ada yang
beriman kepadanya. dan Tiadalah yang mengingkari ayat-ayat
Kami selain orang-orang kafir.
Syekh Abdul Azi>z bin Nashir al-Jalil juga menjelaskan kekeliruan
berpikir, gejala dan sebabnya. diantaranya yakni :
1. Berfikir negative
15
pada
dominasi
keputusasaan,
keterpurukan
dan
2. Berlebihan
dan
membesar-besarkan
dalam
berpikir
dan
member gambaran
Ada orang yang pikiran dan pemikirannya gemar membesarbesarkan berbagai hal dan melebih-lebihkannya. Baik itu dalam
menggambarkan,
memuji,
mengecam,
mencintai,
marah,
kekeliruan
dalam
pemikiran
dan
dalam
memberikan
Terjemah:
16
akan
dapat
mengendalikan
sifat
ini.
Yaitu
dengan
maupun
kelompok,
atau
yang
berkaitan
dengan
17
Gejala
ini
merupakan
kekeliruan
pemikiran
yang
ketundukan
kepadanya
dominasi
pemikiran
yang
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. pengertian berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia
yang mengakibatkan penemuan yang terarah pada suatu
tujuan. Kita berpikir untuk menemukan pemahaman dan
pengertian yang kita hendaki.
2. Dalam ilmu psikologi sosial, para ilmuwan sepakat bahwa
kemampuan
berpikir
yang
ada
pada
manusia
telah
dalam
al-Quran
untuk
mengatakan
kata
istilah-istilah
yang berbeda-
19
dabbara
(merenungkan),
faqiha
(mengerti),
fahima
kebenaran.
pada
Yang
pemikiran
pertama
adalah
Hal
dapat
lampau.
ini
QS. Az-Zukhruf
Yang
kedua,
tidak
memiliki
keterangan
yang
:Berfikir
negative,
Berlebihan
dan
membesar-
20
Daftar Pustaka
Ahmad , Sutrisno dkk.
Warson.
Kamus
al-Munawwir,
Arab-Indonesia
21
Ensiklopedia
Mukjizat
al-Quran
dan
Hadis
Penciptaan
Manusia.
Jakarta.
PT.
Sapta
(Kemukjizatan
Sentaosa. 2009.
Psikologi Qurani
Hambatan-hambatan Berpikir dalam
Perspektif al-Quran
22
Oleh;
Mutmainnah
Syamsinar
Nurhikmah Itsnaini Jufri
23