Opini tentang Perkembangan Tafsir di Indonesia Moh. Fadhil.
Nur/1620510043
Sejarah telah membuktikan bahwa kajian terhadap al-Quran tidak
pernah lekang oleh masa. Kajian al-Quran dan tafsir di Indonesia telah ada sejalan dengan masuknya Islam ke Indonesia. Artinya, perjalanan sejarah tafsir sama tuanya dengan sejarah perjalanan Islam sebagai agama, sehingga keduanya menjadi identik dan tidak dapat terpisahkan. Jika ini dapat diterima, maka dapat dinyatakan bahwa dengan datangnya Islam ke Indonesia, tentu saja tafsir ayat-ayat al-Quran ikut terbawa bersama orang- orang yang datang dari Arab maupun pedagang Muslim kala itu.
Gairah dan antusias masyarakat Indonesia terhadap kajian-kajian al-
Quran dapat dirasakan geliatnya saat ini. secara tradisional misalnya kajian tafsir yang diadakan di surau, mesjid, media massa, sekolah-sekolah hingga pesantren, yang biasanya disponsori oleh perorangan maupun kolektif seperti lembaga-lembaga tertentu dan ormas-ormas Islam. Kajian tradisional ini kemudian merambah dan berkembang pada tempat yang lebih kondusif seiring lahirnya perguruan-perguruan tinggi Islam, baik negeri maupun swasta.
Tingginya respon masyarakat muslim Indonesia terhadap kitab sucinya
ditandai dengan lahirnya karya-karya tafsir dari para cendekiawan/mufassir Indonesia. Karya-karya tafsir yang dihasilkan pun beragam mulai dari corak, bentuk, dan metodologinya. Beberapa karya yang masih diminati hingga saat ini misalnya tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab, dan karya Hamka.
Dapat diprediksi bahwa perkembangan karya tafsir dengan metode
tahlili di Indonesia akan mengalami penyusutan, sedangkan karya tafsir dengan metode maud{u>i akan lebih banyak diminati karena dinilai lebih mampu memberi jawaban secara komprehensif terhadap problematika umat dalam konteks kekinian. Adapun tafsir yang menggunakan bahasa lokal atau bahasa daerah sebagai bahasa pengantar lambat laun akan sepi peminat mengingat pembacanya lebih didominasi kaum tua dan gempuran karya- karya tafsir berbahasa Indonesia yang dinilai lebih modern oleh kalangan Opini tentang Perkembangan Tafsir di Indonesia Moh. Fadhil. Nur/1620510043
kaum muda. Sama halnya dengan tafsir muqa>ran, karya tafsir dengan metode ini lebih banyak menyentuh kalangan akademisi diruang akademik ketimbang masyarakat luas, mengingat keruwetan dalam proses penulisan dan memahaminya.
Kajian al-Quran dengan pendekatan hermeneutika di Indonesia belum
dikenal luas oleh masyarakat dan tetap mengalami perdebatan di kalangan pemikir Islam itu sendiri. Perkembangannya akan mengalami hambatan dari kaum fundamentalis dan konservatif yang berada di Indonesia yang mengklaim otoritas penafsiran mutlak hanya boleh disandarkan pada Rasulullah, sahabat, tabiin dan generasi salaf. Mereka lebih cenderung tetap memakai tafsir konvensional yang bersumber dari riwayah. Sebagai pendatang baru di dunia tafsir, para pendukung konsep ini harus bekerja lebih ekstra dan kreatif dalam hal publikasi.