Anda di halaman 1dari 11

METODE PENELITIAN FILOLOGI

Tugas Mata Kuliah;


FILOLOGI & SEMIOTIKA

Oleh;
MUHAMMAD IRFAN
30700111007

Dosen Pemandu;

Dr. Andi Darussalam, M. Ag

PROGRAM STUDI ILMU HADIS


FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk dapat menghasilkan suatu telaah naskah yang baik, seorang filolog
harus mencermati beberapa hal, di antaranya adalah memahami metode penelitian
yang harus digunakan dalam menelaah suatu naskah. Dalam meneliti sebuah
naskah klasik, seorang filolog harus memahami tahapan apa saja yang harus
dilakukan. Seorang filolog tidak bisa dengan sesuka hati meneliti sebuah naskah
tanpa memperhatikan kaedah-kaedah ataupun metode-metode yang dapat
digunakan dalam menganalisis suatu teks. Oleh karena itu, makalah ini disusun
dengan tujuan untuk memberikan pemahaman tentang metode-metode atau
langkah-langkah yang digunakan oleh filolog dalam upaya penelitian suatu
naskah.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dijelaskan dalam bab pembahasan di dalam makalah
ini antara lain:
1. Metode apa sajakah yang dapat digunakan oleh seorang filolog dalam
meneliti sebuah naskah?
2. Bagaimana penjelasan dan pemahaman metode-metode penelitian
tersebut?
3. Bagaimana metode-metode itu diaplikasikan?

BAB II
PEMBAHASAN
Dalam melakukan penelitian filologi, ada beberapa tahap metode yang
biasa digunakan oleh filolog guna mendapatkan hasil telaahan yang mendekati
kebenaran.

Pertama,

seorang

filolog

harus

melakukan

pencatatan

dan

pengumpulan naskah, lalu melakukan kritik teks, menyusun stema (bila


dimungkinkan), lalu kemudian merekonstruksi teks.
A. Pencatatan dan Pengumpulan Naskah
Apabila seorang filolog ingin melakukan penelitian terhadap suatu naskah,
maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari naskah-naskah yang
serupa, tema yang sama, atau berjudul sama. Naskah-naskah tersebut dapat
ditemukan dalam katalogus perpustakaan, terutama dalam pusat-pusat studi di
seluruh dunia. Bahkan bila diperlukan, seorang filolog harus mencari naskahnaskah serupa yang mungkin dimiliki secara perorangan dan bila perlu harus
mencarinya di seluruh dunia.
Selain mencari naskah-naskah yang serupa, seorang filolog juga harus
mempertimbangkan penelitian dari berbagai segi, salah satunya dari tradisi lisan.
Apabila suatu naskah dimungkinkan memiliki sebuah tradisi lisan, maka ia harus
mencari orang-orang tua yang masih segar ingatannya untuk mengisahkan kisah
tersebut. Setelah mendapatkan kisah lisan yang sesuai, penting bagi filolog untuk
merekamnya dan mentranskripsi kisah tersebut agarmasih dapat ditanyakan segala
sesuatu yang kurang jelas dari rekaman itu kepada tukang ceritanya.
Naskah yang diteliti bisa jadi memiliki beberapa naskah lain yang serupa,
namun bisa jadi naskah tersebut menjadi satu-satunya sumber yang ada (codex
unicus). Hal ini akan menyebabkan perbedaan dalam penanganan naskah suatu
edisi.
Apabila teks terdapat dalam jumlah besar, maka perlu dilakukan
perbandingan teks untuk mencari gambaran keturunan naskah. Setelah itu,
melakukan

resensi

atau

penentuan

arketip

(naskah

mula)

berdasarkan

perbandingan naskah yang termasuk satu stema (silsilah). Kemudian melakukan

emendasi atau pembetulan dalam arti mengembalikan tekas kepada bentuk yang
dipandang asli dengan melalui kritik teks.
B. Metode Kritik Teks
Metode Kritik teks adalah sebuah metode menafsirkan naskah dengan
memperhatikan bagian-bagian suatu teks secara mendalam. Metode kritik teks,
yang masih dibagi lagi ke dalam beberapa metode yakni metode intuitif, obyektif,
gabungan, landasan, dan metode edisi naskah tunggal.
1. Metode Intuitif
Metode intuitif seringkali disamakan dengan metode subyektif
yakni dengan cara mengambil naskah yang dianggap paling tua
dikarenakan oleh tradisi teks yang beragam. Metode ini digunakan pada
zaman humanisme, dimana orang-orang ingin meneliti karya klasik
Romawi dan Yunani. Pada metode ini, orang-orang bekerja secara intuitif,
yakni dengan mencari naskah-naskah di tempat-tempat yang paling tua,
kemudian di tempat-tempat yang dianggap tidak betul atau tidak jelas,
naskah itu diperbaiki dengan memakai akal sehat,selera baik, dan
pengetahuan luas.
2. Metode Objektif
Metode objektif

adalah

penelitian

sistematis

mengenai

perkerabatan naskah-naskah. Metode ini dikembangkan pada tahun 1830an oleh filolog asal Jerman bernama Lachmann. Menurut metode ini,
apabila dari sejumlah naskah ada beberapa naskah yang memiliki
kesalahan yang sama pada tempat yang sama pula, maka dianggap berasal
dari satu sumber (yang hilang). Dari kesalahan-kesalahan yang sama
terseut, dapat dibentuk silsilah naskah, dan setelah terbentuk silsilah
naskah tersebut barulah dilakukan kritik teks yang sebenarnya. Metode
objektif yang sampai pada tahap penyusunan silsilah disebut sebagai
metode stema.
a. Metode Gabungan
Metode gabungan digunakan apabila penafsiran terhadap suatu
teks di kalangan beberapa filolog hampir sama atau adanya perbedaan
tafsiran yang tipis. Pada umumnya, yang dipilih adalah bacaan
3

mayoritas dengan mempertimbangkan bahwa banyaknya jumlah naskah


itu merupakan sebuah saksi bacaan yang betul. Pertimbanganpertimbangan yang dipakai dapat berupa adanya kesesuaian norma tata
bahasa, jenis sastra, keutuhan cerita, faktor-faktor literer lain, dan latar
belakang pada umumnya. Hasil teks yang disunting melalui metode ini
merupakan teks baru yang merupakan gabungan bacaan dari semua
naskah yang ada. Metode ini digunakan oleh L.F. Brakel dalam meneliti
Hikayat Hidayat Haafiyyah.
b. Metode Landasan (Metode Induk)
Di dalam metode landasan ini, peneliti memilih salah satu naskah
yang dianggap paling unggul kualitasnya, baik dari segi bahasa,
kesusastraan, sejarah, dan lain sebagainya. Melalui metode ini, naskah
yang dianggap paling baik itulah yang dijadikan landasan atau induk
teks. Metode ini juga digunakan oleh SWR. Mulyadi dalam menyusun
edisi teks Hikayat Indraputra.
c. Metode Edisi Naskah Tunggal (Codex Unicus)
Metode ini digunakan apabila terdapat satu-satunya teks yang
dapat diteliti (codex unicus). Dalam meneliti naskah tunggal, ada dua
cara yang dapat ditempuh, yakni metode diplomatik dan metode edisi
kritis atau edisi biasa.
i. Metode Diplomatik
Dalam metode ini, teks diterbitkan tanpa adanya perubahan.
Teks direproduksi dengan teknologi facsimile, microfilm, dan lainlain. Metode ini dianggap paling murni karena editor tidak ikut
campur di dalamnya namun metode ini juga kurang membantu
pembaca karena teks tidak mengalami perubahan.Contoh beberapa
naskah yang pernah diteliti melalui metode ini antara lain edisi Adat
Aceh (Drewes dan Voorhoeve) dan Hikayat Isma Yatim dan Hikayat
Sultan Mogul Mengajar Anaknya (RogerTold dan J.J.Witkam).
ii. Metode Edisi Kritis atau Edisi Biasa
4

Dalam metode ini, teks diperbaiki dengan memperbaiki


kesalahan-kesalahan dan ketidakajegan. Ejaannya disesuaikan
dengan ketentuan yang berlaku, seperti diadakan pengelompokan
kata, pembagian kalimat, digunakan huruf besar, pungtuasi, dan
diberikan komentar-komentar mengenai kesalahan teks. Pembetulan
teks yang tepat dilakukan atas dasar pemahaman yang baik sebagai
hasil perbandingan dengan naskah-naskah sejenis atau sezaman.
Beberapa contoh naskah yang diteliti melalui metode ini adalah
Hikayat Andaken Penurat (SO. Robson), Hikayat Sultan Ibrahim
(Russel Jones).
C. Susunan Stema
Metode ini digunakan apabila terdapat lebih dari satu teks (naskah jamak).
Susunan stema dikembangkan pertama kali oleh Lachmann pada tahun 1830-an.
Metode ini dilakukan dengan cara memperhatikan kesalahan-kesalahan yang
mungkin sama di dalam beberapa naskah. Dari kesalahan-kesalahan itulah, dapat
ditarik kesimpulan bahwa naskah-naskah tersebut berasal dari satu sumber.
Setelah itu, baru dapat disusun silsilah naskah (stema). Metode ini dapat
diterapkan pada teks yang disalin satu demi satu secara vertikal (dari atas ke
bawah) dalam satu garis keturunan (tradisi tertutup).

OTOGRAF
ARKETIP
HIPARKETIP

HIPARKETIP
Y

X
A

B
Otograf

: teks asli yang ditulis oleh pengarang.

Arketip

: nenek moyang naskah-naskah yang tersimpan.


(arketip membawahi naskah- naskah setradisi)

Hiparketip

: kepala keluarga naskah-naskah yang membawahi


naskah-naskah seversi.

Meskipun

tradisi

tertutup,

ada

kalanya

tradisi

penyalinan

juga

menggunakan tradisi terbuka. Dalam tardisi terbuka, penurunan naskah tidak


hanya terjadi untuk satu garis keturunan saja, namun penyalin kadangkala
berupaya menambah bacaan yang baik lebih dari satu naskah. Adanya penurunan
naskah secara horizontal inilah yang disebut sebagai kontaminasi horizontal.
Meski demikian, susunan ini dianggap memiliki beberapa masalah,
diantaranya:
a. Penentuan benar dan salah terhadap suatu teks merupakan sesuatu yang sulit
dilakukan,
b. Memilih di antara dua hiparketip juga dianggap sulit karena kadangkala
keduanya dianggap baik,
c. Dua anggota hiparketip mungkin mewakili dialek atau tahap bahasa yang
berbeda sehingga penyunting menghadapi kesulitan dalam memilih stema atau
homogentias dialek,
d. Adanya masalah kontaminasi akibat adanya tradisi terbuka,
e. Kemungkinan adanya lebih sari satu teks asli,
f. Hubungan antara tradisi lisan dan tradisi naskah tulisan di Indonesia tetap perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan mana yang lebih asli dan otentik.
D. Rekonstruksi Teks
Rekonstruksi teks dilakukan setelah tersusunnya stema. Rekonstruksi
dilakukan dengan cara emendasi atau pembetulan naskah hingga mendekati
naskah yang benar. Pembetulan dilakukan menurut bacaan yang benar yang
terdapat di dalam naskah-naskah lain. Apabila tidak ada bacaan yang mayoritas
dianggap paling benar, maka pembetulan dilakukan berdasarkan pengetahuan dari
sumber lain sehingga bacaan yang satu dibetulkan dengan bacaan yang lain.
Bacaan dalam semua naskah dianggap sebagai suatu arketip, namun boleh
dibetulkan berdasarkan pengetahuan dari sumber lain yang mendekati bacaan lain

yang hipotetis. Teks yang tekah direkonstruksi atau dipugar dianggap sebagai teks
yang paling mendekati dengan teks asli yang ditulis pengarang.

BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian di atas mengenai metode peneletian filologi, kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa:
1. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penelitian filologi adalah
mencatat dan mengumpulkan naskah. Jika naskah itu hanya satu-satunya, maka
langsung dapat diteliti tetapi kalau teks terdapat dalam jumlah besar maka
perlu dilakukan perbandingan. Perbandingan ini ada beberapa tahap yakni
arketip (menentukan naskah mula), membandingkan naskah yang termasuk
satu stema (silsilah), dan yang terakhir adalah emendasi (pembetulan dalam arti
mengembalikan teks kepada bentuk yang dipandang asli yang dilakukan
melalui kritik teks).
2. Metode yang dipakai dalam penelitian filologi adalah metode kritik teks yang
terdapat beberapa macam yakni:
a) Metode Intuitif
b) Metode Objectif
c) Metode Gabungan
d) Metode Landasan
e) Metode Edisi Naskah Tunggal
3. Susunan stema
Susunan stema adalah menentukan susunan silsilah dari naskah tersebut
yang mempunyai kesamaan. Naskah-naskah yang diperbandingkan diberi nama
dengan huruf besar latin missal: A, B, C, D dan seterusnya. Kita dapat menyusun
stema ini berdasarkan garis keturunannya dari atas ke bawah ataupun sebaliknya
dari bawah ke atas.
4. Rekonstruksi teks
Setelah stema tersusun, teks direkontruksi secara bertahap sambil
melakukan emendasi (perubahan yg bersifat perbaikan pada naskah atau teks).
Berdasarkan pengertian bahwa salah satu bacaan salah maka yang salah ini
dibetulkan menurut bacaan yang benar, yang terdapat dalam naskah-naskah lain.
Apabila terdapat perbedaan bacaan dalam jumlah naskah yang sama
sehingga tidak ada bacaan matoritas yang dianggap benar, pembetulan dilakukan

berdasarkan pengetahuan dari sumber lain sehinggabacaan yang satu dibetulkan


dengan mengikuti bacaan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Baried, Siti Baroroh.1994. Pengantar Teori Filologi.Yogyakarta: BPPF Seksi


Filologi, Fakultas Sastra UGM
Permadi, Tedi. Metode Edisi: Stema. Dalam web
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_IN
DONESIA/197006242006041TEDI_PERMADI/Metode_Edisi_Stemma.pdf. Diunduh Minggu, 1 April
2012, 01.25 p.m.
Priscilla. Metode-Metode Edisi Telop[p[ks. Dalam web
http://www.scribd.com/doc/20039049/METODE-EDISI-TEKS. Diunduh
Sabtu, 31 Maret 2012, 08.13 p.m.

10

Anda mungkin juga menyukai