PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melanjutkan Penelitian
Pada Jurusan Syariah Program Studi Perbandingan Mazhab
Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar
OLEH
Dosen Pembimbing
Fulan
Fulan
JURUSAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI ILMU ISLAM DAN BAHASA ARAB
(STIBA) MAKASSAR
1445 H/ 2024 M
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. sebagai
petunjuk bagi umat manusia seluruh alam hingga akhir zaman kelak. Hal ini sejalan
ِ ت إِلَى الن
)ااس َعا امة )رواه أحمد ِ ث إِلَى قَوِم ِه خا ا
ُ َكا َن النابِ ُّي إِن َاما يُْب َع
ُ ْصةً َوبُعث َ ْ
2
Artinya:
Para Nabi yang ada diutus khusus kepada kaumnya saja, sedangkan saya
diutus untuk keseluruhan manusia. (H.R. Ahmad no. 13745).
termasuk dalam masalah pernikahan. Allah telah memberikan petunjuk yang jelas
dalam Al-Qur'an dan Hadis tentang tujuan, hak, kewajiban, dan prosedur
pernikahan, menjadikannya sebagai bagian penting dari tatanan sosial dan nilai-
nilai Islam.
1
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta Timur: PT. Insan Media
Pustaka, 2012), h. 331.
2
karena menikah dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, namun
4
)أ َْولِ ْم َولَ ْو بِ َشاة (رواه البخاري
Artinya:
Adakanlah walimah walau dengan seekor domba. (H.R. Bukhari no. 5618).
Rasulullah saw. dalam suatu riwayat disebutkan juga melaksanakan walimah atas
Namun yang perlu diperhatikan bagi seseorang yang ingin melaksanakan walimah,
hendaknya tidak berlebih-lebihan sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang pada
zaman ini, seperti mengeluarkan banyak sekali makanan dalam walimah sehingga banyak
3
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, hal.
4
5
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, hal.
6
makanan yang terbuang percuma, hal ini tentu dilarang dalam syari’at. Terkadang pula
laki dan perempuan tanpa adanya pembatas yang dikhawatirkan akan menyebabkan
dilaksankan manusia di zaman ini adalah adanya penampilan musik serta penyanyi-
penyanyi dari kalangan wanita yang pada umumnya mengumbar aurat-aurat mereka
seakan-akan tidak ada lagi rasa malu pada diri-diri mereka, kemudian hal ini dapat
mereka, tetapi juga bisa menimpa orang-orang di sekitarnya atau manusia secara
umum. Hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah saw. sejak 14 abad yang lalu dalam
sabda beliau,
Demikian pula telah dinukil dari sejumlah ulama tentang adanya ijmak
9
المزمار العراقي وما يُضرب به اْلوتار حرام بال خالف
Artinya:
Seruling Iraqi dan semua alat musik bersenar hukumnya haram tanpa ada
perselisihan. (Raudhotut Thoolibiin 11/228).
ولم يذكر أحد من أتباع اْلئمة في آَّلت، أي يصوت بها: المعازف…وهي اآللة التي يعزف بها
هل هو حرام ؟ أو مكروه ؟ أو: اللهو نزاعاً… ولكن تكلموا في الغناء المجرد عن آَّلت اللهو
مباح ؟
Artinya:
Al-Ma’aazif …adalah alat-alat yang digunakan untuk mengeluarkan suara
(musik) dan tidak seorangpun dari pengikut para imam yang menyebutkan
adanya perselisihan tentang haramnya alat-alat musik….akan tetapi mereka
berbicara tentang hukum lagu/nyanyian yang kosong dari alat musik,
apakah ia haram, makruh ataukah mubah?. (Majmuu’ Al-Fataawa 11/576).10
Rasulullah saw.
11
)وإذا دعاك فأجبه (رواه مْلم
Artinya:
Jika dia mengundangmu maka penuhilah undangannya. (H.R. Muslim no.
2162)
10
Firanda Andirja, Ajaran-Ajaran Imam Syafi’i yang Ditinggalkan oleh Sebagian
Pengikutnya, hal.
11
Undangan yang diwajibkan di sini adalah undangan walimah, adapun menghadiri
undangan yang lain hukumnya adalah mustahab (sunnah) dan tidak sampai
12
)إذا دعي أحدكم إلى الوليمة فليأتها (رواه البخاري
Artinya:
Apabila kalian diundang untuk menghadiri walimah (pernikahan), maka
hendaknya ia mendatanginya. (H.R. Bukhari no. 5173).13
14
إذا اجتم ْ الحالل والحرام غلب الحرام
Artinya:
“Apabila berkumpul antara halal dan haram, maka didahulukan yang
haram”.
telah disebutkan di atas?, dalam hal ini, yang halal adalah menghadiri undangan
belakang inilah penulis merasa tertarik untuk membahas permasalahan ini dan
B. Rumusan Masalah
12
13
Firanda Andirja, Syarah Kitabul Jami, hal.
14
bermaksud mengangkat permasalahan pokok yang dapat dirumuskan ke dalam
al- harāmu?
C. Pengertian Judul
untuk memberikan pengertian definisi dari tiap kata yang berhubungan dengan
penguasa (pemerintah) atau adat yang berlaku bagi semua orang dalam suatu
hukum syariat. Hukum syariat adalah hukum agama yang menetapkan peraturan
hidup manusia, hubungan manusia dengan manusia dan alam sekitar berdasarkan
15
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008), h. 531.
16
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1402.
2. Walimah: Dalam KBBI, Walimah artinya adalah akad nikah atau
3. Musik: Musik adalah ilmu atau seni penyusunan nada atau suara dalam
kesinambungan. Musik juga berarti nada atau suara yang disusun sedemikian rupa
4. Kaidah: Kaidah secara bahasa berasal dari bahasa arab yaitu al-qaa’idah
yang berarti dasar, aturan atau patokan umum. Namun menurut istilah ulama usul
yang intinya bahwa sifat kaidah adalah kulli atau umum, yang dirumuskan dari
sesuatu yang sifatnya partikular (juz’iyah). Sedangkan makna fikih berasal dari kata
al-fiqh yang berarti pemahaman yang mendalam. Dengan demikian secara bahasa,
Merupakan salah satu dari kaidah-kaidah fikih yang disebutkan oleh para ulama
dalam kitab-kitab kaidah fikih, artinya secara bahasa ‘apabila sesuatu yang halal
dan sesuatu yang haram berkumpul, maka di menangkan sesuatu yang haramnya’
maksudnya, bagian yang haram lebih ditonjolkan dari pada bagian yang halal,
17
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008), h. 1615.
18
Kementerian Urusan Islam Dakwah dan Penyuluhan Arab Saudi, Al-Fiqh Al-Muyassar
Fii Dhaui Al-kitab wa Al-Sunnah (Cet. I; Madinah: Mujamma’ al-malik fahd li tibaa’atil-mushaf al-
syarif, 2004 M/1425 H), h. 307.
19
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 987.
20
Duski Ibrahim, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah (Kaidah-Kaidah Fiqih) (Cet. I; Palembang: CV.
Amanah, 2019), hal. 13.
sehingga lebih utama di tinggalkan walaupun di dalamnya ada bagian yang halal,
D. Kajian Pustaka
Musik, penulis berusaha mencari serta menelusuri beberapa pustaka sehingga dapat
diketahui dari penelusuran tersebut apakah masalah tersebut sudah dibahas dalam
suatu karya atau belum. Maka dari itu, penulis mencoba memaparkan buku dan
hasil penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai
1. Referensi Penelitian
fenomenal Imam Ibnu Ruysd, nama lengkap beliau adalah Abu al-Walid
Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Rusyd (w. 595 H/ 1198 M), kitab ini
bagus dijadikan pegangan bagi mereka yang baru ingin melangkah untuk
satu kitab terbaik yang menjelaskan sebab-sebab perbedaan pendapat di antara para
ulama dalam setiap permasalahan fikih. Kitab ini merangkum berbagai pembahasan
fikih klasik, disini peneliti berfokus pada pembahasan dalam kitab nikah tepatnya
21
Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Rusyd, Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-
Muqtasid
22
Muhammad Shidqi ibn Ahmad ibn Muhammad Al-Burnu, Al-Wajiz fi Idhah Qawa'id al-
Fiqh al-Kulliyah
Kitab "Al-Wajiz fi Idahi al-Qawaid al-Fiqhiyah al-Kulliyah" yang ditulis
oleh Syaikh Muhammad Shidqi ibn Ahmad ibn Muhammad Al-Burnu merupakan
salah satu karya yang membahas prinsip-prinsip hukum Islam secara komprehensif.
Kitab ini secara khusus menguraikan kaidah-kaidah fikih yang bersifat umum
(kulliyah), yang dapat diterapkan dalam berbagai masalah fikih. Dalam kaitannya
Haraamu Gulliba Al-Haraamu," kitab ini dapat menjadi sumber rujukan yang
Kitab ini ditulis oleh Imam Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad bin
Qashidin merupakan intisari dari kitab Ihya` Ulumuddin yang merupakan karya
terhadap isi kitab Ihya` Ulumuddin sehingga menuai banyak kritik maka sejumlah
ulama besar ahlus sunnah kemudian melakukan studi menyeluruh terhadap isi kitab
tersebut, kemudian mengoreksi dan membuang hal-hal yang tidak sesuai dan
dengan membuang hadits-hadits maudhu’ dan sangat lemah yang kemudian beliau
ganti dengan dalil yang shahih dan hasan. Kitab ringkasan ini kemudian diberi judul
Minhajul Qashidin. Kitab Minhajul Qashidin karya Ibnul Jauzi ini kemudian
23
Abdullah bin Ahmad bin Muhammad Ibnu Qudamah, Mukhtashar Minhajul Qoshidin
dapat menjadi sumber rujukan yang penting untuk analisis kaidah fikih dalam
konteks kehadiran pada acara walimah yang memuat musik, karena dalam kitab ini
ada satu bab tentang adab Sima’ (mendengarkan) dalam bab tersebut dijelaskan
d. al-Fiqh al-Muyassar24
"Al-Fiqh al-Muyassar" adalah sebuah kitab fiqh yang ditulis oleh tim pakar
dari Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan Penyuluhan Arab Saudi. Kitab ini
disusun dengan tujuan memberikan pemahaman yang mudah dan ringkas tentang
lingkungan berbahasa Arab. Struktur yang sistematis dan bahasa yang sederhana
menjadikan kitab ini sangat mudah dipahami, terutama bagi para pembaca yang
baru memulai studi tentang fiqh. Isi dari kitab ini mencakup berbagai topik penting
dalam fiqh, seperti ibadah, muamalah, jenayah, dan lain-lain. Setiap topik disajikan
dengan penjelasan yang singkat namun komprehensif, serta didukung oleh dalil-
dalil dari Al-Quran dan hadis, sehingga sangat sesuai untuk dijadikan referensi
Kitab ini disusun oleh Syaikh Abu Usamah Salim ibn ‘Ied al-Hilali,
relevansi dan implementasi dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Penulis juga
24
Abdul Aziz Mabruk Al-Ahmadi, dkk., al-Fiqh al-Muyassar
25
Abu Usamah Salim ibn ‘Ied al-Hilali, Mausu’at al-Manaahii al-Syar’iyyah Fii Sahiih al-
Sunnah al-Nabawiyyah
Tinjauan Kaidah Fikih Iżajtama’a Al-Halaalu Wa Al-Haraamu Gulliba Al-
Haraam", kitab ini dapat menjadi sumber rujukan yang berharga. Dalam penelitian
yang berkaitan dengan larangan-larangan terkait musik dalam Islam, serta untuk
2. Penelitian Terdahulu
Prespektif Ulama Madzhab Syafi’iyah (Studi Kasus Desa Doko Kec. Ngasem Kab.
Kediri). Moh, Rozaqul Hakim dalam skripsinya tahun 2022 tersebut menjelaskan
penyanyi yang tidak menutup aurat, dan musik yang menggugah syahwat, maka
lebih utama tidak mendatanginya, namun apabila untuk menjaga perasaan sesama
warga dibolehkan untuk dihadiri dengan cara mengingkari kemaksiatan yang ada
di dalamnya di dalam hati, tanpa menyertakan kaidah fikih apapun. Adapun dalam
penelitian saya ini, saya sertakan kaidah fikih, serta kaitannya dengan menghadiri
oleh Hamsah Hudafi & M. Salam Ramadhan tahun 2021, dalam jurnal ini, si penulis
jurnal hanya menampilkan fatwa dari MUI Provinsi Sumatera Utara dan tidak
membahas pendapat para ulama salaf tentang masalah menghadiri walimah yang
terdapat musik di dalamnya, dan juga tidak membahas hukum musik, namun cuma
penelitian ini, akan membahas secara lengkap dan gamblang tentang hukum
menghadiri walimah yang ada musiknya serta hukum musik secara umum menurut
Haerul Akmal, dalam jurnalnya ini, penulis jurnal menerangkan konsep walimah
dalam prespektif keempat imam mazhab, hukum menghadiri walimah, dan hukum
referensi secara jelas, hanya mencantumkan perkataan imam mazhab tanpa disertai
dalam walimah ada kemungkaran seperti khamr, judi dan sebagainya, dan tidak
Prespektif Syekh Ibrahim Al-Bajuri, sebuah jurnal yang ditulis oleh Muhammad
Ilham Rosady dan Ummu Sa’adah, dalam kesimpulan jurnalnya, bahwa menghadiri
walimah hukum asalnya wajib dengan beberapa syarat, salah satu syaratnya adalah
tidak terdapat alat musik, ketika ada kemaksiatan di dalamnya seperti adanya alat
musik, maka hukum menghadirinya berubah bisa jadi makruh atau haram. Dalam
jurnal ini juga memberikan beberapa pendapat ulama tentang hukum menghadiri
walimah, namun tidak menyebutkan pendapat ulama tentang hukum alat musik
dalam walimatul ‘urs, adapun penelitian ini, menyebutkan pendapat imam mazhab
e. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tradisi Seni Tari Jaipong Dalam Walimah Al-
‘Urs di Daerah Karawang, Jawa Barat, Skripsi yang ditulis oleh Aizuddin bin Sayuti
tahun 2012, dalam kesimpulannya, penulis skripsi ini menyebutkan bahwa hukum
mendatangi walimah ‘urs adalah sunnah muakkadah, serta, namun penelitian kami