Anda di halaman 1dari 10

1.2.

1 Pengertian Sujud
Mewujudkan ungkapan syukur dapat dilakukan kapan saja,dimana saja dan dengan berbagai
cara.Kita dapat mengungkapkan rasa syukur sesaat setelah menerima nikmat,setiap selesai
salat,setelah makan,ketika bangun tidur,setelah selesai buang hajat dan lain sebagainya.Kita
dapat mengungkapkan rasa syukur kita di rumah,di sekolah,di jalan ,maupun di masyarakat
pun kita dapat mengungkapkan rasa syukur. Rasa syukur di ungkapkan dengan berbagai
macam cara seperti dengan mengucapkan alhamdulillah ,melakukan sujud syukur,memberi
sedekah,dan memperbanyak ibadah kepada Allah.
Dan dalam ibadah yang berhubungan dengan shalat, sering kita jumpai ada berbagai macam
sujud. Sujud adalah bagian yang tak terpisahkan dari ibadah wajib shalat. Sujud secara bahasa
berarti tunduk dan khudu`, merendah dan cenderung. Dalam istilah, sujud adalah
meletakkan sebagian kening yang terbuka atas tanah.
Dengan bersujud kita menyerahkan secara total kepasrahan kita hanya kepada Allah SWT.
Sujud tersebut bukan sekedar membungkukkan punggung atau menyungkurkan dahi ke bumi
dengan cara-cara tertentumelainkan pengakuan dalam hati bahwa dirinya adalah hamba yang
sangat lemah dan hina dihadapan Allah yang maha besar.

1. Pengertian
Pengertian Sujud Syukur, Sujud Syukur ialah sujud terima kasih, yaitu sujud
satu kali di waktu mendapat keuntungan yang menyenangkan atau terhindar dari
kesusahan yang besar.
. Sebab Sujud Syukur

Hal-hal yang menyebabkan seseorang melakukan sujud syukur, yaitu karena


ia mendapat nikmat dan karunia dari Allah SWT. atau ia terhindar dari bahaya
(musibah) yang akan menimpanya.

Dalil naqli
Dari Abu Bakrah, dari Nabi SAW bahwasanya beliau dahulu apabila
mendapat khabar yang menyenangkan, atau diberi khabar gembira, beliau lalu
menyungkur sujud untuk bersyukur kepada Allah". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 89]

Dari Abdur Rahman bin '


Auf, ia berkata : Rasulullah SAW pernah keluar (bepergian), lalu beliau
menuju ke shadafahnya (semacam kemah), lalu beliau masuk ke dalam dan
menghadap qiblat, kemudian beliau sujud dengan sujud yang lama, sehingga aku
mengira bahwa Allah ‘Azza wa Jalla telah mencabut nyawa beliau. Kemudian aku
mendekati beliau, lalu duduk. Maka beliau mengangkat kepalanya dan bertanya,
"Siapa ini ?’. Aku menjawab, “ ‘Abdur Rahman”. Beliau bertanya lagi, “Mengapa
engkau ?”. Aku menjawab, “Ya Rasulullah, engkau bersujud dengan suatu sujud
yang aku khawatir bahwa Allah ‘Azza wa Jalla telah mencabut nyawa engkau”. Maka
beliau menjawab, “Sesungguhnya Jibril AS telah datang kepadaku dan memberi
khabar gembira kepadaku, Jibril berkata, “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman, Barangsiapa yang bershalawat kepadamu, maka aku akan
memberikan shalawat kepadanya. Dan barangsiapa yang mengucapkan salam
kepadamu, maka aku pun memberikan salam kepadanya, maka aku bersujud
bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla". [HR. Ahmad juz 1, hal. 407, no. 1664]

Dari Al-Baraa', ia berkata : Nabi SAW pernah mengutus Khalid bin Walid
kepada penduduk Yaman untuk menyeru mereka kepada Islam, tetapi mereka
belum mau masuk Islam. Kemudian Nabi SAW mengutus ‘Ali dan
memerintahkannya supaya menyusul Khalid. …... kemudian 'Ali RA menulis surat
kepada Rasulullah SAW bahwa orang-orang disana sudah masuk Islam. Maka
setelah Rasulullah SAW membaca surat itu, beliau menyungkur sujud". [HR. Baihaqi
juz 2, hal. 369]

Keterangan :

Dari hadits-hadits tersebut dapat diambil pengertian sebagai berikut :


1. Sujud syukur itu dilakukan karena satu keuntungan yang didapat atau
satu kesusahan yang tertolak.
2. Sujud syukur itu hanya sekali sujud.
3. Untuk sujud itu tidak perlu wudlu.
4. Hukum sujud tersebut sunnat.
5. disyaratkan Takbir, Attahiyat atau Salam untuk Sujud tersebut.
6. Tidak ada bacaan yang khusus untuk Sujud Syukur ini.

2
Syarat Sujud Syukur

Sujud syukur tidak disyaratkan menghadap kiblat, juga tidak


disyaratkan dalam keadaan suci karena sujud syukur bukanlah shalat.
Namun hal-hal tadi hanyalah disunnahkan saja dan bukan syarat.
Demikian pendapat yang dianut oleh Ibnu
Taimiyah rahimahullah yang menyelisihi pendapat ulama madzhab.

Tata Cara Sujud Syukur

Tata caranya adalah seperti sujud tilawah. Yaitu dengan sekali sujud.
Ketika akan sujud hendaklah dalam keadaan suci, menghadap kiblat,
lalu bertakbir, kemudian melakukan sekali sujud. Saat sujud, bacaan
yang dibaca adalah seperti bacaan ketika sujud dalam shalat.
Kemudian setelah itu bertakbir kembali dan mengangkat kepala.
Setelah sujud tidak ada salam dan tidak ada tasyahud.

3. Hukum Sujud Syukur

Pendapat yang mengatakan sujud syukur hukumnya sunnah merupakan


pendapat mayoritas ulama. Diantaranya, Imam Syafi’i dalam Al-Umm 1/134, Imam
Ahmad dalam Al-Insaf 2/200, Imam Malik dalam Al-Majmu’ 4/70, dan Imam Hanafi
dalam Fathul-Mu’in ‘alaa Syarh Al Kanzi 1/299.

4. Syarat Sujud Syukur

Seseorang yang ingin melakukan sujud syukur harus memenuhi beberapa


syarat;
a) Suci dari hadats besar (junub) dan kecil (tidak memiliki wudlu),badan,Pakaian,tempat
yang digunakan untuk sujud syukur tidak najis
b) Menghadap ke kiblat
c) Menutup aurat.
5. Rukun Sujud Syukur
Dalam sujud syukur harus melakukan beberapa rukun;
a) Niat Sujud syukur

“Saya niat sujud syukur sunat karena Allah ta’ala

b) Takbiratul ihram,
c) Sujud satu kali sebagaimana sujud dalam shalat, tetapi setelah membaca tasbih
disunatkan membaca doa berikut:

Artinya;
“Ya Allah, tulislah ibadahku sebagai pahala di sisi-Mu, jadikanlah sebagai simpanan
di sisi-Mu dan hilangkanlah dosa dariku serta terimalah ibadah dariku sebagaimana
Engkau menerimanya dari hamba-Mu yaitu Nabi Dawud AS.”
d) Salam.

6. Bacaan Sujud Syukur

Ketika melakukan sujud syukur, hendaklah membaca doa berikut ini.

ِّ‫ن ا َ ْوزعْني َرب‬ ِّْ َ ‫ك ا َ ْش ُك َِّر ا‬


َِّ َ ‫ي ن ْع َمت‬ ِّْ ‫ت الَّت‬ َِّّ َ‫ي َو َعلَى َعل‬
َِّ ‫ي ا َ ْنعَ ْم‬ َِّّ َ‫ن َولد‬ ِّْ َ ‫ِّا َ َوا‬
َ ‫صال ًحات َ ْر‬
َِّ ‫ض ِّهُ ْع َم‬
‫ل‬ َ ‫صلح‬ ْ َ ‫ي َوا‬ ِّْ ‫ي فى ل‬ ِّْ ‫ْت انِّ ذُريَّت‬ َِّ ‫ي الَي‬
ُِّ ‫ْك تُب‬ ِّْ ‫ن َوان‬ َِّ ‫م‬
َِّ ‫ْال ُم ْسلمي‬
‫ْن‬
Artinya: "... Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri
nikmat- Muyang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku,
dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai, dan berilah aku kebaikan
yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh aku bertaubat kepada
Engkau dan sungguh aku termasuk orang muslim." (Q.S. Al-Ahqaf: 15)

Sebagai alternatif, sujud syukur bisa digantikan ketika syarat-syaratnya tidak memadai. Syekh
Said bin M Ba’asyin dalam Busyrol Karim mengatakan.

‫انَ" مرات أربع قال الشكر أو التالوة سجود أو التحية من يتمكن لم ولو‬ َ ‫س ْب َح‬
ُ
‫للا‬ َ‫للاُ إه ََل إهلَ َهَ َو ََل ه ه‬،
َ‫ ه‬، ‫ِل َوال َح ْم َُد‬، َ ‫للا‬ََ ‫أ َ ْكبَ َُر َو‬، ‫لل إه َّل قُ َّو َةَ َو ََل َح ْو ََل َو ََل‬
َ‫ي ه بها ه‬
َّ ‫العَ هل‬
‫مقامها تقوم فإنها "ال َع هظي هَْم‬
Kalau tidak bisa mengerjakan sembahyang tahiyyatul masjid, sujud tilawah, atau sujud syukur,
pihak yang bersangkutan cukup membaca sebanyak 4 kali “Subhanallah, alhamdulillah, la ilaha
illallah, Allahu akbar, la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil azhim”. Karena kedudukan
fadhilah bacaan 4 kali itu setara dengan 3 amal di atas (sembahyang tahiyyatul masjid, sujud
tilawah, atau sujud syukur).

Ulama sendiri menganjurkan agar sujud syukur diikuti dengan sedekah. Sehingga, syukur
kepada Allah mengambil bentuk badaniyah dan maliyah. Berikut keterangan Al-Khotib
dalam Iqna’.

‫الصدقة المجموع في كما الشكر سجدة مع ويسن‬


Bersamaan dengan sujud syukur, disunahkan bersedekah seperti dikutip dari kitab Al-Majmuk.

Sebagai catatan berkaitan dengan sujud ini, perlu kiranya kita memerhatikan rambu-rambu
dalam sujud. Pasalnya sujud merupakan bagian dari ibadah. Syekh Sulaiman dalam Hasyiyatul
Bujairimi alal Khotibmenyebutkan sebagai berikut.

(‫األسباب من أي )سبب غير من( بركوع أو )بسجدة للا إلى تقرب ولو‬
‫كانت ولو أي )حرم( والسهو والشكر التالوة سجدة وهي وغيرها المذكورة‬
‫الصالة بعد السجدة‬، ‫به التقرب فيحرم ونحوه منفرد ركوع السجدة ومثل‬
(Kalau seseorang mendekatkan diri kepada Allah dengan sebuah sujud) atau ruku’ (tanpa
sebab)-sebab yang tersebut seperti sujud tilawah, sujud syukur, dan sujud sahwi, (maka
haramlah sujudnya) sekalipun sujud itu dilakukan usai sembahyang. Seperti sujud, ruku’ yang
dikerjakan secara terpisah dari satu kesatuan rangkaian sembahyang pun demikian. Maka
haramlah bertaqarrub dengan itu semua.

1. Mendapatkan ni’mat yang tidak di sangka sebelumnya baik nikmat pada dirinya
sendiri, kerabat, teman atau umat islam secara umum. Akan tetapi tidak disunahkan
jika karena mendapat ni’mat yang terus menerus seperti ni’mat islam.
2. Terhindar dari bencana atau musibah yang tidak di duga-duga sebelumnya seperti
selamat dari tertimpa bangunan yang roboh akibat gempa atau selamat dari
tenggelamnya kapal.
3. Ketika melihat orang lain melakukan kemaksiatan sebagai rasa syukur bahwa dirinya
tidak melakukannya.
4. ketika melihat orang lain tertimpa musibah pada anggota badannya, seperti buta, tuli,
atau gila. Namun pada saat melakukannya di sunahkan untuk tidak di perlihatkan
padanya.
Adapun cara melakukan sujud syukur yaitu di lakukan di luar shalat dengan satu kali
sujud di syaratkan dalam keadaan suci, menutup aurot, dan menghadap qiblat.
Sementara rukun-rukunnya adalah sebagi berikut:

1. Niat
2. Takbiratulihram
3. Sujud satu kali
4. Duduk
5. salam
Niat sujud syukur :

ُ ِّ‫ش ْكر‬
ُ ‫س ُج ْو ِّدَ ن ََوي‬
ِّ‫ْت‬ ُّ ‫سنَ ِّةَ ال‬
ُ ِّ‫تَعَالَى لل‬

Bacaan sujud syukur sebagai berikut :

َ ‫ص َّو َر ِّهُ َخلَقَ ِّهُ للَّذى َوجْ هى‬


َ‫س َج ِّد‬ َ ‫َق َو‬
َِّ ‫س ْمعَ ِّهُ َوش‬ َ َ‫ك فَتَبَا َوقُ َّوتهِّ ب َح ْولهِّ َوب‬
َ ُ‫ص َر ِّه‬ َِّ ‫للاُ َر‬
ِّ ‫ن‬ َ ْ‫ْن اَح‬
ُِّ ‫س‬ ْ
َِّ ‫الخَالقي‬.

Tilawah berasal dari kata tala yaitu tilawatan artinya “Bacaan”. Jadi Sujud Tilawah adalah
sujud bacaan atau mendengar ayat sajadah. Sujud tilawah dilakukan satu kali baik dalam
shalat maupun luar shalat, barang siapa yang membaca atau mendengar ayat sajadah,
disunatkan bertakbir lalu sujud dan membaca doa sujud Tilawah.

Nabi bersabda :
Dari Ibnu Umar ra. Berkata : “Sesungguhnya Nabi SAW pernah membaca Alqur’an di
depan kami ketika beliau melalui (membaca) ayat sajadah beluai takbir, lalu sujud
kamipun sujud pula bersama-sama beliau”. (HR. Turmudzi).

Bagi orang yang tidak shalat tapi dia mendengarkan bacaan ayat sajadah maka dia
pun disunatkan sujud tilawah semata-mata ikut imam yang melakukan shalat tilawah.
Selanjutnya apabila ia mengikuti imam sujud atau makmum melakukan sujud tilawa tetapi
imam tidak melakukannya maka batallah shalatnya kecuali makmum masbuk yang tidak
tahu bahwa sujud yang dilakukan imam itu adlah sujud tilawah.
Dari hadits-hadits diatas dapat diambil pengertian sebagai berikut :
1. Sujud Tilawah itu hanya sekali sujud
2. Sujud Tilawah hukumnya sunnah
3. Kita tidak disunnahkan sujud kalau yang membaca ayat itu tidak sujud,sedang kalau
yang membaca ayat itu sujud, kita juga sujud walaupun di dalam shalat.
4. Tidak perlu wudlu dahulu.
5. Di dalam sujud tersebut membaca :

b. Hukum Sujud Tilawah


Ibnu Hazm melanjutkan, "Sujud ini tidaklah wajib, namun ia adalah keutamaan (sunnah).
Sujud ini dilakukan saat shalat wajib dan sunnah. Juga pada selain shalat di setiap
waktu, ketika matahari terbit, tenggelam, maupun saat pertengahan. Baik menghadap
ke kiblat maupun tidak. Baik dalam keadaan suci ataupun tidak."

Saya katakan, "Sujud ini dikatakan sebagai keutamaan, bukan kewajiban karena Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membaca ‘Wan Najm’ lalu sujud. [

Zaid bin Tsabit pernah membacanya di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tetapi
beliau tidak sujud untuk menunjukkan kebolehannya. Sebagaimana disebutkan al-
Hafizh dalam Fat-hul Baari , Ibnu Hazm berkata , “Sujud ini boleh dilakukan tanpa
bersuci dan tanpa menghadap ke kiblat karena ia bukanlah shalat. Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:

‫ار َمثْنَى َمثْنَى‬


ِ ‫صالَة ُ اللَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬
َ .

“Shalat malam maupun siang dikerjakan dua raka’at dua raka’at.” [3]

Apa yang kurang dari dua raka’at, maka bukanlah shalat. Kecuali ada nash yang
menyatakan bahwa ia adalah shalat. Seperti satu raka’at pada shalat Khauf, Witir, dan
shalat Jenazah. Tidak ada nash yang menyatakan bahwa sujud tilawah adalah shalat."
c. Rukun Sujud Tilawah :
 Niat Sujud Tilawah
 Takbiratul Ihram
 Sujud
 Salam
 Tertib
Bacaan sujud tilawah :
“Subhaanallah Walhamdulillah Walaa Ilaaha Illallah Allahu Akbar” 3x.
Diantara ayat alqur’an sebagai ayat sajadah antara lain :
1. SuratِّAlِّA’raafِّ(7)ِّayatِّ206
2. Surat Ar-Ra’duِّ(13)ِّayatِّ15
3. Surat An-nahl (16) ayat 49-50
4. SuratِّAlِّIsraa’ِّ(17)ِّayatِّ107-109
5. Surat Maryam (19) ayat 58
6. Surat Al Hajj (22) ayat 18
7. Surat Al Hajj (22) ayat 77
8. Surat Al Furqaan (25) ayat 60
9. Surat An-naml (27) ayat 25-26
10. Surat As-sajadah (32) ayat 15
11. Surat Shaad (38) ayat 24
12. Surat fushshilat (41) ayat 37-38
13. Surat An-najm (53) ayat 62
14. Surat Al Inyiqah (84) ayat 21
15. Surat Al’ Alaq (96) ayat 19

d. Syarat- Syarat Sujud Tilawah

a. Suci dari hadas dan najis , baik badan, pakaian, maupun tempat
b. Menutup aurat
c. Menghadap ke arah kiblat
d. Setelah mendengar atau membaca ayat sajdah

e. Cara Melakukan Sujud Tilawah


- Sehabis membaca ayat sajadah posisi sebaiknya menghadp kiblat
- Bertakbir sambil berniat dalam hati (niat sujud tilawah)
- Bersujud satu kali sambil membaca bacan sujud tilawah
- Bangun dari sujud (duduk diantara dua sujud) kemudian salam

Dan apabila sujud tilawah dilakukan dalam shalat maka cara melakukannya adalah : sehabis
membaca surah yang didalamnya ayat sajadah (pad waktu berdiri dirakaat pertama atau kedua)o
langsung bertabir untuk sujud dan sujudnya satu kali dan bacaan sujudnya, setelah itu, takbir lagi
untuk bangun/berdiri lalau rukuk seperti biasa sampai shalat selesai.

f. Keutamaannya
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:

ُ‫صيْت‬ ُّ ‫ َوأُمِ ْرتُ بِال‬،ُ‫س َج َد فَلَهُ ْال َجنَّة‬


َ َ‫س ُج ْو ِد فَع‬ ُّ ‫ أُمِ َر بِال‬،ُ‫ يَ َاو ْيلَه‬:ُ‫طانُ يَ ْبكِي يَقُ ْول‬
َ َ‫س ُج ْو ِد ف‬ َ ‫ش ْي‬ َ َ‫إِذَا قَ َرأ َ ابْنُ آ َد َم السَّجْ َدة َ ف‬
َّ ‫ اِ ْعت َزَ َل ال‬،‫س َج َد‬
ُ َّ‫ِي الن‬
‫ار‬ َ ‫فَل‬.

“Jika anak Adam membaca ayat Sajdah kemudian bersujud, maka syaitan menjauh
darinya sambil menangis dan berkata, ‘Alangkah celakanya. Dia diperintah sujud kemudian
bersujud, lalu ia mendapat Surga. Sedangkan aku diperintah sujud namun membangkang, lalu aku
mendapat Neraka.’” [4]
Begitu juga keutamaan sujud tilawah dijelaskan dalam hadits yang membicarakan keutamaan sujud
secara umum.
Dalam hadits tentang ru’yatullah (melihat Allah) terdapat hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُ‫ار َم ْن َكانَ الَ يُ ْش ِرك‬ ِ ‫ار أ َ َم َر ْال َمالَئِ َكةَ أ َ ْن ي ُْخ ِر ُجوا مِ نَ ال َّن‬ ِ َّ‫ضاءِ بَيْنَ ْال ِعبَا ِد َوأ َ َرا َد أ َ ْن ي ُْخ ِر َج بِ َرحْ َم ِت ِه َم ْن أ َ َرا َد مِ ْن أَ ْه ِل الن‬
َ َ‫َّللاُ مِ نَ ْالق‬
َّ ‫غ‬ َ ‫َحتَّى ِإذَا فَ َر‬
‫ار مِ ِن اب ِْن آ َد َم ِإالَّ أَث َ َر‬ ْ
ُ َّ‫س ُجو ِد ت َأ ُك ُل الن‬ُّ ‫ار يَ ْع ِرفُونَ ُه ْم بِأَث َ ِر ال‬ َّ َّ‫َّللا ت َ َعالَى أ َ ْن يَ ْر َح َمهُ مِ َّم ْن يَقُو ُل الَ ِإ َلهَ ِإال‬
ِ َّ‫ َفيَ ْع ِرفُونَ ُه ْم فِى الن‬.ُ‫َّللا‬ ُ َّ ‫اَّلل َش ْيئًا مِ َّم ْن أ َ َرا َد‬
ِ َّ ِ‫ب‬
‫س ُجو ِد‬ ْ
ُّ ‫ار أ َ ْن ت َأ ُك َل أَث َ َر ال‬ِ َّ‫علَى الن‬ َ ُ‫َّللا‬
َّ ‫س ُجو ِد َح َّر َم‬ ُّ ‫ال‬.
“Hingga Allah pun menyelesaikan ketentuan di antara hamba-hamba-Nya, lalu Dia menghendaki
dengan rahmat-Nya yaitu siapa saja yang dikehendaki untuk keluar dari neraka. Dia pun
memerintahkan malaikat untuk mengeluarkan dari neraka siapa saja yang sama sekali tidak
berbuat syirik kepada Allah. Termasuk di antara mereka yang Allah kehendaki adalah orang yang
mengucapkan ‘laa ilaha illallah’. Para malaikat tersebut mengenal orang-orang tadi yang berada di
neraka melalui bekas sujud mereka. Api akan melahap bagian tubuh anak Adam kecuali bekas
sujudnya. Allah mengharamkan bagi neraka untuk melahap bekas sujud tersebut.” (HR. Bukhari no.
7437 dan Muslim no. 182)
Dalam shahih Muslim, An Nawawi menyebutkan sebuah Bab “Keutamaan sujud dan dorongan untuk
melakukannya”. Dari Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia ditanyakan
oleh Ma’dan bin Abi Tholhah Al Ya’mariy mengenai amalan yang dapat memasukkannya ke dalam
surga atau amalan yang paling dicintai di sisi Allah. Tsauban pun terdiam, hingga Ma’dan bertanya
sampai ketiga kalinya. Kemudian Tsauban berkata bahwa dia pernah menanyakan hal ini pada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau menjawab,
ً‫ع ْنكَ ِب َها خَطِ يئَة‬ َّ ‫َّللاُ ِب َها َد َر َجةً َو َح‬
َ ‫ط‬ َّ َ‫سجْ َدة ً ِإالَّ َرفَ َعك‬ ِ َّ ِ ‫علَيْكَ ِبكَثْ َر ِة ال ُّس ُجو ِد‬
ِ َّ ِ ‫َّلل فَإِنَّكَ الَ ت َ ْس ُج ُد‬
َ ‫َّلل‬ َ
“Perbanyaklah sujud kepada Allah. Sesungguhnya jika engkau bersujud sekali saja kepada Allah,
dengan itu Allah akan mengangkat satu derajatmu dan juga menghapuskan satu kesalahanmu”.
Ma’dan berkata, “Kemudian aku bertemu Abud Darda, lalu menanyakan hal yang sama kepadanya.
Abud Darda’ pun menjawab semisal jawaban Tsauban kepadaku.” (HR. Muslim no.488)
Juga hadits lainnya yang menceritakan keutamaan sujud yaitu hadits Robi’ah bin Ka’ab Al Aslamiy.
Dia menanyakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai amalan yang bisa membuatnya
dekat dengan beliau di surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫علَى نَ ْفسِكَ بِكَثْ َرةِ ال ُّس ُجو ِد‬
َ ‫فَأَعِنِى‬
“Bantulah aku (untuk mewujudkan cita-citamu) dengan memperbanyak sujud (shalat).”(HR. Bukhari
dan Muslim).

g. Bacaan yang Diucapkan Ketika Sujud


Dari 'Aisyah Radhiyallahu anhuma, Pada suatu malam Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
membaca (do’a) di saat sujud Qur-an, beliau membacanya berulang-ulang ketika sujud sajdah:

‫ص َرهُ ِب َح ْو ِل ِه َوقُ َّوتِ ِه‬ َ ‫ي لِلَّذِي َخلَقَهُ َوش ََّق‬


َ ‫س ْم َعهُ َو َب‬ َ ‫س َج َد َوجْ ِه‬
َ .

“Wajahku bersujud pada Dzat Yang menciptakannya, serta membuka pendengaran dan
penglihatannya dengan daya serta kekuatan-Nya."[5]

Dari ‘Ali Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Jika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sujud, beliau
mengucapkan:

" َ‫سنُ ْالخَا ِل ِقيْن‬


َ ْ‫اركَ هللاُ أَح‬
َ َ‫ تَب‬،ُ‫ص َره‬ َ ‫ي ل َِّلذِي َش َّق‬
َ َ‫س ْمعَهُ َوب‬ َ ،‫ أَ ْنتَ َربِي‬، ُ‫ َولَكَ أ َ ْس َل ْمت‬، ُ‫ َوبِكَ آ َم ْنت‬، ُ‫س َجدْت‬
َ ‫س َج َد َوجْ ِه‬ َ َ‫اَلل ُه َّم لَك‬."

“Ya Allah, aku bersujud kepada-Mu, beriman kepada-Mu, dan berserah diri kepada-Mu. Engkaulah
Tuhanku. Wajahku bersujud pada Dzat Yang membuka pendengaran dan penglihatannya. Mahasuci
Allah, sebaik-baik Pencipta.” [6]

Dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Aku bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Lalu datanglah seorang laki-laki. Lantas dia berkata, ‘Semalam aku bermimpi. Seakan-akan aku
shalat menghadap ke pangkal pohon. Aku membaca ayat sajdah lalu bersujud. Kemudian pohon itu
bersujud karena sujudku. Aku mendengar pohon tadi mengucapkan:
"‫ َواجْ عَ ْل َها لِي ِع ْندَكَ ذُ ْخ ًرا‬،‫ َوا ْكتُبْ لِي بِ َها أَجْ ًرا‬،‫عنِي بِ َها ِو ْز ًرا‬ ْ ِ‫اَلل ُه َّم احْ ط‬."
َ ‫ط‬

“Ya Allah, hapuslah dosaku dengannya. Catatlah ia sebagai pahalaku. Dan jadikanlah ia simpananku
di sisi-Mu.”

Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma berkata, “Aku melihat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membaca
ayat Sajdah lalu bersujud. Dalam sujudnya beliau membaca do’a yang diceritakan laki-laki tadi
tentang ucapan pohon tersebut.” [7]
h. Do 'a yang dibaca dalam sujud tilawah
Bacaan di dalam sujud tilawah ialah seperti yang telah dijelaskan dalam hadits Rasulullah
SAW. dari Aisyah ra. :
Artinya : "Aku sujud kepada Allah yang telah menciptakan dan membentuk diriku serta telah
membukakan pendengaran dan penglihatanku dengan kekuasaan dan kekuatan-Nya. Maha Benar
Allah, ialah sebaik-baik pencipta".

i. Cara Melaksanakan Sujud Tilawah


1. Sujud Tilawah disaat shalat
Jika mendengar atau membaca ayat sajdah dalam shalat, hendaklahsujud sekali,
kemudian kembali berdiri meneruskan bacaan ayat tersebut dan meneruskan shalat.
Namun apabila dalam shalat jama'ah makmum wajib mengikuti imam. Artinya jika imam
membaca ayat sajdah lalu bersujud, maka makmum wajib ikut sujud. Tetapi jika imam tidak
sujud, maka makmumpun tidak boleh sujud sendirian.
2. Sujud Tilawah luar shalat
1. Menghadap kiblat
2. Niat dan Takbir
3. Sujud
4. Duduk setelah sujud
5. Salam

Anda mungkin juga menyukai