Anda di halaman 1dari 11

Memahami Doa dan Dzikir Umroh

1. Niat Umroh

Ketika di Miqot mengucapkan

ً‫اَللَّ ُه َّم لَبَّ ْي َك ُع ْم َرة‬


Allahumma Labbaika Umroh

Ya Allah aku memenuhi panggilanMu untuk umroh

Jika mengumrohkan orang lain maka setelah mengucapkan lafal di atas maka ditambahkan ْ‫عَن‬
(án) lalu menyebutkan namanya. Contoh mengumrohkan Faisal bin Ahmad maka ketika di miqot
mengucapkan Allahumma Labbaika Umroh, ‘an Faisal bin Ahmad

‫ْصل ب ِْن َأحْ َم َد‬ َ ‫اللَّهُ َّم لَبَّي‬


َ ‫ْك ُع ْم َرةً عَنْ فَي‬
2. Bacaan Talbiyah

َ َ‫ ِإنَّ ا ْل َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ لَكَ َوا ْل ُم ْل َك ال‬،َ‫ش ِر ْيكَ لَكَ لَبَّ ْيك‬
َ‫ش ِر ْيكَ لَك‬ َ َ‫ لَبَّ ْيكَ ال‬،َ‫لَبَّ ْيكَ اللَّ ُه َّم لَبَّ ْيك‬
Labbaikallaahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan-ni’mata laka
wal mulk, laa syariika lak.

Aku memenuhi panggilanMu ya Allah, aku memenuhi panggilanMu. Aku memenuhi


panggilanMu, tiada sekutu bagiMu, aku memenuhi panggilanMu. Sesungguhnya pujaan dan
nikmat adalah milikMu, begitu juga kerajaan, tiada sekutu bagiMu. ([1])

_________________________________________________________

Footnote:

([1]) HR Al-Bukhari no 1549 dan Muslim no 1184

Apa makna talbiyah?

Ibnul Qoyyim rahimahullah menyebutkan delapan makna talbiyah, yaitu :

َ َ‫ ِإ َجابَةً ل‬Aku memenuhi panggilan-Mu dan aku memenuhi panggilan-Mu


1. ‫ك بَعْد ِإ َجابَ ٍة‬

1
2. ً‫ض َعةً َذلِيلَة‬ ِ ‫ك َخا‬ َ َ‫ت نَ ْف ِسي ل‬ْ ‫ك َو َس َع‬ ُ ‫ اِ ْنقَ ْد‬  Aku tunduk kepada-Mu dan jiwaku lapang untuk-Mu
َ َ‫ت ل‬
dalam kondisi rendah dan hina untuk-Mu
3. ‫َأنَا ُمقِ ْي ٌم َعلَى طَا َعتِكَ ُماَل ِز ٌم لَهَا‬  Aku senantiasa tetap dalam ketaatan kepada-Mu dan selalu
melazimi ketaatan tersebut
4. َ‫ك بِ َما تُ ِحبُّ ُمت ََو ِّجهٌ ِإلَ ْيك‬َ ُ‫اجهَت‬
ِ ‫ ُم َو‬ Aku menghadap dan menuju kepada-Mu dengan apa yang
Engkau cintai
5.   ٍّ‫ك بَ ْع َد حُب‬ َ َ‫حُ بًّا ل‬  Aku datang karena mencinta-iMu dan mencintai-Mu
6. َ‫ت لُبِّي َوقَ ْلبِي لَك‬ ُ ْ‫َأ ْخلَص‬  Aku memrunikan hatiku dan pikiranku hanya untuk-Mu
7. ‫ص ْد ِر‬ َّ ‫ح ال‬ ِ ‫اس َع ٍة ُم ْن َش ِر‬
ِ ‫ال َو‬ ٍ ‫فِي َح‬  Aku mendatangi-Mu dalam kondisi hati yang lapang
8. ‫ب َك َما يَتَقَرَّبُ ْال ُم ِحبُّ ِم ْن َمحْ بُوْ بِ ِه‬ ٍ ‫ك بَ ْع َد ِا ْقتِ َرا‬
َ ‫اِ ْقتِ َرابًا ِإلَ ْي‬  Aku terus mendekatkan diriku kepada-Mu
sebagaimana seorang pecinta yang mendekat kepada yang dia cintai

(lihat Hasyiat Ibnil Qoyyim álaa sunan Abi Dawud 5/175-176)

Kedelapan makna di atas menunjukan seseorang yang mengucapkan talbiyah benar-benar fokus
kepada Allah, menuju Allah, memenuhi panggilan Allah dengan hati yang lapang, gembira, yang
dipenuhi rasa cinta dan rindu.

Adapun makna :

َ ‫ الَ َش ِري‬، َ‫الح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ لَكَ َوال ُم ْلك‬


َ‫ك لَك‬ َ ‫ِإ َّن‬
“Sesungguhnya pujian dan kenikmatan hanya milikMu, dan kerajaan hanyalah milikMu, tiada
sekutu bagiMu”

Digandengkannya antara ‫ َد‬‰‫الح ْم‬َ (pujian) dan َ‫ ة‬‰‫( النِّ ْع َم‬kenikmatan) pada ucapan َ‫ك‬‰‫ ةَ َل‬‰‫ َد َوالنِّ ْع َم‬‰‫ِإ َّن ال َح ْم‬,
sementara ‫ك‬ ْ
َ ‰ ‫( َوال ُمل‬kepemilikan) disendirikan, karena pujian kepada Allah diantaranya karena
kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan. Seakan-akan seorang yang bertalibiyah berkata,
“Tidak ada pujian yang sesungguhnya kecuali hanya kepadaMu karena seluruh kenikmatan
sesungguhnya hanyalah dariMu” (lihat Fathul Baari 3/409)

Seseorang tatkala mengucapkan talbiyah hendaknya benar-benar meresapi bahwasanya seluruh


kenikmatan, anugrah, kemudahan, keimanan, dan berbagai macam karunia yang tidak terhingga
semuanya dari Allah. Allah berfirman :

ِ ‫َو َما بِ ُك ْم ِم ْن ِن ْع َم ٍة فَ ِم َن هَّللا‬


Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)  (QS An-Nahl : 53)

Adapun َ‫( َوال ُم ْلك‬kepemilikan hanya kepadaMu), hal itu karena hanya Allah yang menciptakan
alam semesta, tidak ada sesuatupun selain Allah yang bisa menciptakan. Allah berfirman :

‫ون هَّللا ِ لَ ْن يَ ْخلُقُوا ُذبَابًا َولَ ِو‬


ِ ‫ون ِم ْن ُد‬
َ ‫ين تَ ْد ُع‬ َ ‫ب َمثَ ٌل فَا ْستَ ِمعُوا لَهُ ِإ َّن الَّ ِذ‬ ِ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ض‬
َ ‫ُر‬
ُ‫طلُوب‬ ْ ‫ُف الطَّالِبُ َو ْال َم‬ َ ‫ضع‬َ ُ‫اجْ تَ َمعُوا لَهُ َوِإ ْن يَ ْسلُ ْبهُ ُم ال ُّذبَابُ َش ْيًئا اَل يَ ْستَ ْنقِ ُذوهُ ِم ْنه‬
2
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor
lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari
mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang
menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah  (QS Al-Hajj : 73)

Jika seluruh sesembahan selain Allah berkumpul, baik yang disembah adalah malaikat, para
nabi, para orang shalih, dan juga para jin untuk bersatu padu menciptakan lalat maka mereka
tidak bakal mampu. Jangankan menciptakan lalat, bahkan menciptakan biji-bijian yang ditanam
akan bertunas tumbuh maka mereka tidak bakal mampu melakukannya.

Dalam hadits Qudsi Allah berkata :

ً‫ َو ْليَ ْخلُقُوا َذ َّرة‬،ً‫ فَ ْليَ ْخلُقُوا َحبَّة‬،‫ق َك َخ ْلقِي‬


ُ ُ‫ب يَ ْخل‬ ْ ‫َو َم ْن َأ‬
َ َ‫ظلَ ُم ِم َّم ْن َذه‬
“Dan siapakah yang lebih dzolim dari orang yang hendak menciptakan seperti ciptaanku?. Maka
hendaknya mereka menciptakan biji dan hendaknya mereka menciptakan semut” (HR Al-
Bukhari no 5953)

Maka semua yang ada di alam semesta ini pada hakikatnya adalah milik Allah, karena Allah-lah
yang menciptakannya. Dari sini kita bisa menyadari bahwa sesungguhnya kandungan kalimat
Talbiyah adalah Tauhid kepada Allah. Pengakuan bahwa hanya Allah yang menciptakan, yang
memiliki, yang memberikan kenikmatan, karenanya hanya kepadaNya-lah ibadah ditujukan.
Jabir mensifati talbiyah Nabi dengan tauhid. Jabir berkata :

َ ‫ َو ْال ُم ْل‬،‫ك‬
َ ‫ك اَل َش ِري‬
‫ك‬ َ َ‫ ِإ َّن ْال َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ ل‬،‫ك‬
َ ‫ك اَل َش ِريكَ لَكَ لَبَّ ْي‬ َ ‫ لَبَّ ْي‬،‫فََأهَ َّل بِالتَّوْ ِحي ِد «لَبَّ ْيكَ اللهُ َّم‬
َ ‫ لَبَّ ْي‬،‫ك‬
‫ك‬َ َ‫»ل‬
“Maka Nabipun bertalbiyah dengan tauhid, Labbaik Allahumma Labbaiik….” (HR Muslim no
1218)

Ini adalah syiár para jamaah haji -talbiyah yang merupakan syiár tauhid-, yang disunnahkan
untuk diucapkan dengan suara yang keras. Nabi shallallahu álaihi wasallam bersabda :

‫ َأوْ َم ْن َم ِعي َأ ْن يَرْ فَعُوا َأصْ َواتَهُ ْم بِالتَّ ْلبِيَ ِة‬،‫ َأ ْن آ ُم َر َأصْ َحابِي‬:‫ال‬
َ َ‫َأتَانِي ِجب ِْري ُل َعلَ ْي ِه ال َّساَل ُم فَق‬
“Jibril ‘alaihis salam datang kepadaku lalu memerintahkan aku agar aku memerintahkan para
sahabatku atau yang sedang bersamaku untuk mengeraskan suara mereka dengan talbiyah” (HR
Ahmad no 16567, Ibnu Majah no 2922, Abu Dawud no 1814, at-Tirmidzi no 829 dan An-Nasaai
no 2753)

Abu Saíd al-Khudri berkata :

‰‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نَصْ ُر ُخ بِ ْال َحجِّ ص َُرا ًخا‬ ِ ‫َخ َرجْ نَا َم َع َرس‬
َ ِ‫ُول هللا‬
3
“Kami keluar/bersafar bersama Rasulullah shallallahu álaihi wasallam, kami sungguh berteriak
dengan talbiyah haji” (HR Muslim no 1247)

Namun teriakan talbiyah adalah dengan teriakan yang wajar yang tidak memudorotkan diri
sendiri, adapun wanita cukup dengan suara yang lirih yang didengarnya sendiri, karena suara
wanita bisa menimbulkan fitnah (lihat penjelasan An-Nawawi dalam Al-Minhaaj 8/232)
Kalimat talbiyah adalah dzikir yang paling banyak diucapkan oleh Jamaáh haji, mereka
mengucapkannya tatkala di Mina, di Muzdalifah, di padang ‘Árofah, dan menjelang melempar
Jamarot.

Rasulullah juga bersabda :

‫َما َأهَ َّل ُم ِهلٍّ قَطٌّ َوالَ َكب ََّر ُم َكبِّ ٌر قَطٌّ ِإالَّ بُ ِّش َر بِ ْال َجنَّ ِة‬
“Tidaklah seorangpun yang berihlaal (bertalbiyah) dan tidak pula seorangpun yang bertakbir
kecuali diberi kabar gembira dengan surga” (HR At-Thobroni dan dishahihkan oleh Al-Albani
dalam As-Shahihah no 1621)

Kalimat “talbiyah” kalimat yang menandakan seseorang keluar dari dunia menuju
akhirat, yang ia nyatakan dari lubuk hatinya yang paling dalam ingin memenuhi panggilan
Allah. Ungkapan yang menjiwai ini mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya sehingga ikut
bertalbiyah bersamanya. Nabi shallallahu áliahi wasallam bersabda :

‫ ِم ْن َح َج ٍر َأ ْو َش َج ٍر َأ ْو َم َد ٍر َحتَّى تنق ِط َع‬:‫َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم يُلَبِّي ِإاَّل لَبَّى َم ْن َع ْن يَ ِمينِ ِه َو ِش َمالِ ِه‬
‫من ههُنا وههُنا‬ ْ ُ‫األرض‬
“Tidaklah seorang muslimpun yang bertalbiyah kecuali bertalbiyah juga semua yang ada di
kanan dan kirinya, baik batu, pohon, atau tanah lihat, hingga di penjuru bumi dari arah sana dan
sana” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-
Jaami’ no 5570)

Talbiyah disunnahkan tatkala Umroh dimulai sejak berihram di Miqot hingga tatkala mulai
Thowaf. Karena talbiyah artinya memenuhi panggilan menuju Ka’bah, dan tatkala tiba di Ka’bah
dan hendak thowaf maka talbiyah dihentikan karena sudah sampai tujuan, dan diganti dengan
dzikir thowaf.
Adapun tatkala haji, maka talbiyah dimulai sejak berihram hingga awal melempar Jamrotul
Áqobah pada tanggal 10 dzulhijjah, dan dzikirnya berubah menjadi takbir.

Semakin banyak talbiyah seorang yang sedang berhaji maka semakin tinggi kualitas hajinya.
Nabi pernah ditanya, ‫ض ُل‬ َ ‫“ َأيُّ ال َحجِّ َأ ْف‬Haji apakah yang paling afdol?”, maka Beliau menjawab ُّ‫ال َعج‬
َُّّ‫“ َوالثج‬Yang paling banyak mengangkat suara dalam bertalbiyah dan yang paling banyak
menyembelih hewan hadyu” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al-Albani
dalam As-Shahihah no 1500)

4
Karena betapa banyak jamaáh haji yang kurang bertalbiyah, kurang mengangkat suara mereka
tatkala bertalbiyah. Dan masih banyak jamaáh haji yang menghabiskan waktu mereka pada
obrolan-obrolan yang tidak bermanfaat.

3. Doa Ketika Melihat Ka’bah

Saíd bin al-Musayyib rahimahullah (seorang ulama tabiín) jika masuk ke masjidil haram dan
melihat ka’bah maka beliau berkata

َّ ‫ فَ َحيِّنَا َربَّنَا بِال‬،‫ساَل ُم‬


‫ساَل ِم‬ َّ ‫الل ُه َّم َأ ْنتَ ال‬
َّ ‫ساَل ُم َو ِم ْنكَ ال‬
Allahumma antas salaam wa minkas salaam fahayyinaa rabbanaa bis salaam

“Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah As-Salaam (Yang suci/selamat dari segala aib dan
kekurangan), dan dariMu-lah keselamatan, maka sambutlah kami wahai Rab kami dengan
keselamatan” ([1])

Footnote:

([1]) Atsar riwayat Ibnu Abi Syaibah di al-Mushonnaf  7/102 dan al-Baihaqi di As-Sunan al-
Kubro 5/73 dengan sanad yang shahih

4. Doa Masuk Masjidil Haram

،ِ ‫س ِم هَّللا‬ ِ َ‫ش ْيط‬


ْ ِ(‫ ب‬،‫ان ال َّر ِج ْي ِم‬ َّ ‫ ِم َن ال‬،‫س ْلطَانِ ِه ا ْلقَ ِد ْي ِم‬ ُ ‫ َو‬،‫ َوبِ َو ْج ِه ِه ا ْل َك ِر ْي ِم‬،‫َأع ُْو ُذ بِاهَّلل ِ ا ْل َع ِظ ْي ِم‬
‫اب َر ْح َمتِ َك‬َ ‫س ْو ِل هَّللا ِ) اَللَّ ُه َّم ا ْفت َْح لِ ْي َأ ْب َو‬ُ ‫سالَ ُم َعلَى َر‬ َّ ‫صالَةُ) ( َوال‬ َّ ‫(وال‬ َ
A’uudzu billaahil ‘azhiim, wa biwajhihil kariim, wa sulthoonihil qodiim, minasy-syaithoonir-
rojiim, (bismillaah, wash-sholaaatu) (was-salaamu ‘alaa rosuulillaah) allaahummaftah lii
abwaaba rohmatik.

Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dengan wajahNya Yang Mulia dan
kekuasaanNya yang abadi, dari setan yang terkutuk ([1]) Dengan nama Allah dan semoga
shalawat ([2]) dan salam tercurahkan kepada Rasulullah ([3])Ya Allah, bukalah pintu-pintu
rahmatMu untukku ([4])________________________________________

Footnote:

([1]) HR. Abu Dawud, lihat Shahih Al-Jami’ no.4591

([2]) HR. Ibnu As-Sunni no.88, dinyatakan Al-Albani “hasan”

([3]) HR. Abu Dawud, lihat Shahih Al-Jami’ 1/528

5
([4]) HR. Muslim 1/494. Dalam Sunan Ibnu Majah, dari hadits Fathimah “Allaahummagh fir li
dzunubi waftahli abwaba rahmatik”, Al-Albani menshahihkannya karena beberapa shahid. Lihat
Shahih Ibnu Majah 1/128-129

5. Doa Antara Bacaan Rukun Yamani Dan Hajar Aswad

َ ‫سنَةً َوقِنَا َع َذ‬


‫اب النَّا ِر‬ ِ ‫سنَةً َوفِي ْا‬
َ ‫آلخ َر ِة َح‬ َ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح‬
Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa ‘adzaaban-naar.

Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan lindungilah kami
dari adzab neraka. ([1])

Peringatan :

Selain doa antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad maka tidak ada doa khusus, maka silahkan
bebas untuk berdoa dengan doa apapun, yang penting khusyu’ dan konsentrasi ketika berdoa
meminta kebaikan dunia maupun kebaikan akhirat.

Footnote:

([1]) HR. Abu Dawud 2/179, Ahmad 3/411 dan Al-Baghawi dalam Syarh As-Sunnah 7/128. Al-
Albani menyatakan, hadits tersebut hasan dalam Shahih Abi Dawud 1/354

6. Doa Menuju Maqom Ibrahim

‫صلًّى‬
َ ‫َواتَّ ِخ ُذوا ِمنْ َمقَ ِام ِإ ْب َرا ِهي َم ُم‬
Wattakhidzuu mim maqoomi ibraahiima musholla

“Dan jadikanlah sebahagian maqom Ibrahim sebagai tempat shalat” (QS Al-Baqoroh : 125)

7.Bertakbir Setiap Datang Ke Hajar Aswad

Nabi Shallallahu’alaihi wasallam melakukan tawaf di Baitullah, di atas unta, setiap datang ke
Hajar Aswad (tiang Ka’bah yang terdapat Hajar Aswad), beliau memberi isyarat dengan sesuatu
yang dipegangnya dan bertakbir. ([1])

Footnote:

6
([1]) HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 3/476, maksud “sesuatu” adalah tongkat. Lihat Al-
Bukhari dengan Fathul Bari 3/472

8.Doa Minum Air Zamzam

Tidak ada doa khusus yang datang dari Nabi, silahkan berdoa dengan doa apa saja karena Nabi
shallallahu álaihi wasallam bersabda, “Air zamzam untuk niat meminumnya”

Akan tetapi diriwayatkan dari Ibnu Ábbas ketika minum zamzam ia berdoa

‫شفَا ًء ِمنْ ُك ِّل َدا ٍء‬ ِ ‫سَألُكَ ِع ْل ًما نَافِ ًعا َو ِر ْزقًا َو‬
ِ ‫اس ًعا َو‬ ْ ‫اللَّ ُه َّم ِإنِّي َأ‬
Allahumma inni as aluka ílman naafián wa rizqon waasián wa syifaan min kulli daa in

“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang lapang, dan
kesembuhan dari segala penyakit” ([1])

Footnote:

([1]) HR Ad-Daruqhutni dalam sunannya no 2738, akan tetapi dinilai dhoíf oleh Al-Albani di al-
Irwaa’ 4/333 karena pada sanadnya ada perawi yang bernama Al-Hakam yaitu Ibnu Abaan al-
Ádani

9. Doa Di Atas Bukit Shafa Dan Marwah

Ketika Nabi Shallallahu’alaihi wasallam dekat dengan bukit Shafa, beliau membaca:

‫ َأ ْب َدُأ بِ َما بَ َدَأ هَّللا ُ بِ ِه‬.ِ ‫ش َعآِئ ِر هَّللا‬


َ ْ‫صفَا َوا ْل َم ْر َوةَ ِمن‬
َّ ‫ِإنَّ ال‬
Innash-shofaa wal marwata min sya’aa-irillah. Abda-u bimaa bada-allaahu bih.

Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah termasuk sy’iar agama Allah. Aku memulai sa’i
dengan apa yang didahulukan oleh Allah.

Kemudian beliau mulai dengan naik ke bukit Shafa, hingga beliau melihat Ka’bah. Lalu
menghadap kiblat, membaca kalimat tauhid, bertakbir 3x, lalu membaca:

ُ ‫ الَ ِإلَ ٰـهَ ِإالَّ هَّللا‬،‫ َوه َُو َعلَى ُك ِّل ش َْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬،ُ‫ لَهُ ا ْل ُم ْل ُك َولَهُ ا ْل َح ْمد‬،ُ‫ش ِر ْيكَ لَه‬ َ َ‫لا َ ِإلَ ٰـهَ ِإالَّ هَّللا ُ َو ْح َدهُ ال‬
َ ‫ص َـر َع ْب َدهُ َو َهزَ َم ْاَأل ْح َز‬
ُ‫اب َو ْح َده‬ َ َ‫َو ْح َدهُ َأ ْن َجزَ َو ْع َدهُ َون‬

7
Laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamd, wa huwa ‘alaa kulli
syai-in qodiir, laa ilaaha illallaahu wahdah, anjaza wa’dah, wa nashoro ‘abdah, wa hazamal
ahzaaba wahdah.

Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, Tiada sekutu
bagiNya. BagiNya kerajaan dan pujian. Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, yang melaksanakan
janjiNya, membela hambaNya (Muhammad) dan mengalahkan golongan musuh sendirian.

Kemudian beliau berdoa. Beliau membacanya (dzikir di atas dan doa) sebanyak 3x. Di dalam
hadits tersebut dikatakan, Nabi Shallallahu’alaihi wasallam juga membaca di Marwah
sebagaimana beliau membaca di Shafa. ([1])

Footnote:

([1]) HR. Muslim 2/888

10. Doa Ketika Melewati Dua Lampu Hijau Tatkala Sa’i

Ketika melewati dua lampu hijau maka boleh membaca doa yang dibaca oleh Ibnu Mas’ud dan
Ibnu Úmar radhiallahu ‘anhumaa

‫ت اَأْل َع ُّز اَأْل ْك َر ُم‬


َ ‫ َوَأ ْن‬،‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ َوارْ َح ْم‬
Allahummagh fir warham, wa antal aázzul akrom

“Ya Allah ampuni dan rahmatilah aku, dan Engkau adalah Yang Paling berkuasa dan Yang
paling mulia” ([1])

Footnote:

([1]) Atsar Ibnu Masúud diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam As-Sunan al-Kubro no 9351 dan
Atsar Ibnu Umar no 9352, dan kedua atsar ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam Hajjat An-
Nabiy hal 119, lihat juga Al-Majmuu’ Syarh Al-Muhadzzab 8/66.
(2) https://bekalislam.firanda.com/category/doa-dzikir/dzikir-haji-umroh

8
9
10
11

Anda mungkin juga menyukai