Bab 5
Jiwa Lebih Tenang dengan Banyak
Melakukan Sujud
1. Sujud Syukur
a. Pengertian sujud syukur
Syukur artinya berterima kasih kepada Allah Swt. Sujud syukur ialah sujud yang
dilakukan ketika seseorang memperoleh kenikmatan dari Allah atau telah terhindar dari
bahaya.
Dari Abu Bakroh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu ketika beliau mendapati hal
yang menggembirakan atau dikabarkan berita gembira, beliau tersungkur untuk sujud pada
Allah Ta’ala. (HR. Abu Daud no. 2774. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
shahih)
وال َحمْ ُدهّلل ِ َو ال اِل َه ِااَّل هّللا ُ َو هّللا ُ اَ ْك َب ُرالَ َح ْو َل َوالَ قُ َّو َة إِالَّ باهلل العلي العظيم
ْ ِ ان هّللا
َ ُسب َْح
Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, tiada
daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi, Maha Agung“.
4).duduk kembali
5).salam
2. Sujud Sahwi
“Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam shalatnya, dan tidak mengetahui berapa
rakaat dia shalat, tiga ataukah empat rakaat maka buanglah keraguan, dan ambilah yang
yakin. Kemudian sujudlah dua kali sebelum salam. Jika ternyata dia shalat lima rakaat,
maka sujudnya telah menggenapkan shalatnya. Lalu jika ternyata shalatnya memang empat
rakaat, maka sujudnya itu adalah sebagai penghinaan bagi setan.” (HR. Muslim no. 571)
3. Sujud tilawah
a. Pengertian sujud tilawah
Sujud tilawah adalah sujud yang di lakukan karna membaca ayat ayat sajdah ketika solat
ataupun di luar solat, baik pada saat membaca/ menghafal atau mendengarkannya
Ada juga namanya Amal Jariyah yakni perbuatan kebajikan yang dilakukan secara ikhlas
dengan mengharapkan rida' dari Allah dan mendatangkan pahala bagi pelakunya meskipun
ia telah meninggal dunia.

Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rosulullah Saw. bersabda: ”Apabila ‘anak Adam itu mati,
maka terputuslah amalnya, kecuali (amal) dari tiga ini: sedekah yang berlaku terus menerus,
pengetahuan yang d manfaatkan, dan anak sholeh yang mendoakan dia.” (HR Muslim)
3. Berbaik sangka
Husnudzon artinya berbaik sangka dan kebalikannya adalah su'udzon yakni berburuk
sangka. Kita dilarang berburuk sangka sebagaimana firman Allah di Q.S. al-Hujarat/49:12 :
ض ُك ْم َبعْ ضً ا ۚ أَ ُيحِبُّ أَ َح ُد ُك ْم أَنْ َيأْ ُك َل لَحْ َم أَخِي ِهُ ْالظنِّ إِ ْث ٌم ۖ َواَل َت َج َّسسُوا َواَل َي ْغ َتبْ َبع
َّ ض َ َيا أَ ُّي َها الَّذ
َّ ِين آ َم ُنوا اجْ َت ِنبُوا َكثِيرً ا م َِن
َ ْالظنِّ إِنَّ َبع
َم ْي ًتا َف َك ِرهْ ُتمُوهُ ۚ َوا َّتقُوا هَّللا َ ۚ إِنَّ هَّللا َ َتوَّ ابٌ َرحِي ٌم
“Wahai orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu dosa. Dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang diantara
kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12)
Sebuah amal shaleh akan sah jika memenuhi syarat syarat berikut:
a). Amal shaleh yang di lakukan dengan mengetahui ilmunya
b). Amal shaleh itu dikerjakan dengan ikhlas atas nama Allah swt.
c). Amal shaleh itu hendaknya di lakukan sesuai petunjuk al-Quran dan hadist
IV. BAB 12
1. Makanan Halal
Makanan halal yakni makanan yang boleh di makan menurut syariat islam. Bagi seorang
muslim, makanan yang boleh di makan harus memenuhi dua syarat berikut:
a. Halal , artinya di bolehkan berdasarkan ketentuan syariat islam
b. Tayyib , artinya baik , mengandung nutrisi, bergizi dan menyehatkan.
2. Makanan Haram
a. Semua makanan yang langsung dinyatakan haram dalam Q.S. al-Maidah/5:3 :
يح ُة َو َمٓا أَ َك َل ٱل َّس ُب ُع إِاَّل َما َذ َّك ْي ُت ْم
َ ِوذةُ َو ْٱل ُم َت َر ِّد َي ُة َوٱل َّنطَ ُير َو َمٓا أ ُ ِه َّل لِغَ ي ِْر ٱهَّلل ِ ِبهِۦ َو ْٱل ُم ْن َخ ِن َق ُة َو ْٱل َم ْوق ِ ت َعلَ ْي ُك ُم ْٱل َم ْي َت ُة َوٱل َّد ُم َولَحْ ُم ْٱلخ
ِ ِنز ْ حُرِّ َم
ٰ
ٌُوا ِبٱأْل َ ْز ٰلَ ِم ۚ َذلِ ُك ْم فِسْ ق
۟ ب َوأَن َتسْ َت ْقسِ م ِ ص ُّ َ
ُ َۗ و َما ذ ِب َح َعلى ٱلن ُ
Terjemah Arti: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi
nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
b. Semua jenis yang mendatangkan mudarat/bahaya terhadap kesehatan badan, jiwa,akal,
moral, dan akidah.
c. Semua makanan yang kotor dan menjijikkan (khobāis).
d. Makanan yang di dapatkan dengan cara batil.
3. Minuman Halal
Adapun jenis-jenis minuman yang halal adlh:
a. Tidak memabukkan
b. Tidak mendatangkan mudharat bagi manusia baik dari segi kesehatan,akal,jiwa.
c. Tidak najis
d. Di dapatkan dengan cara yang halal
4. Minuman Haram
a. Minuman yang memabukkan (khamr).
b. Minuman yang berasal dari benda najis.
c. Minuman yang di dapatkan secara batil.
Berdasrkan perubahan pola pemerintah dan politik, para sejarawan biasanya membagi
masa pemerintah Daulah Abbas menjadi lima periode :
a. Periode pertama (132-232 H/ 750-847 M), disebut periode pengaruh Arab dan Persia
peratama.
b. Periode kedua (232-334 H/ 847-945 M), disebut periode pengaruh Turki pertama.
c. Periode ketiga (334-447 H/945-1055 M), periode ini disebut juga masa pengaruh persia
kedua.
d. Periode ke empat (447-590 H/1055-1194M)
biasanya di sebut pengaruh turki kedua.
e. Periode kelima (590-656 H/1194-1258 M) , masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain
tetapai kekusaannya hanya efektif di sekitar kota bagdad dan diakhiri oleh invensi dari
Bahasa Mongol.
Pada awalnya ibu kota negara adalah al-Hasyimiyah,dekat kufah. Namun, untuk lebih
memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru berdiri itu, khalifah al-Mansur
(khalifak ke-2) memindahkan ibu kota negara ke kota yang baru di bangunnya yakni Bagdad
pada tahun 762 M. Di ibu kota yang baru ini al-Mansur melakukan konsolidasi dan
penertiban pemerintahnya, diantaranya dengan membuat semacam lembaga eksekutif dan
yudikatif.
Pada masa al-Mahdi (khalifah ke-3) perekonomian mulai menungkat di sektor pertanian
melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan.
Daulah Abassiyah mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan Khalifah Harun
ar-Rasyid (786-809 M) dan puteranya al-Ma'mun (813-833 M). Harun ar-Rasyid adalah
seorang khalifah yang adil dan memiliki jiwa sosial tinggi. Pada masa pemerintahnya sudah
terdapat setidaknya 800 orang dokter. Harun ar-Rasyid juga membangun pemandian umum
untuk rakyatnya. Untuk mendukung kemajuan tersebut, pemerintah mendorong tumbuhnya
ilmu pengetahuan melalui sektor pendidikan.
Khalifah al-Ma'mun adalah khalifah selanjutnya setelah ar-Rasyid. Al-Ma'muj di kenal
sebagai khalifah yang cinta kepada ilmu filsafat.
Al-Mu'tasim adalah khalifah selanjutnya (833-842 M). Memberi peluang kepada orang
orang Turki untuk masuk dalam pemerintahan. Tidak seperti masa Daulah Umayyah, dinasti
Abassiyah mengadakan perubahan sistem ketentaraan. Tentara dibina menjadi prajurit
prajurit profesional. Dengan demikian, kekuatan militer dinasti Bani Abbas menjadi sangat
kuat.
2. Perkembangan Ilmu Pengatahuan pada Masa Bani Abassiyah.
Pada masa Daulah Abassiyah merupakan mqsa keemasan (The Golden Age)bagi umat
islam. Pada masa itu telah mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi,
perabadan, kekuasaan serta pendidikan. Berikut cendikiawan islam pada masa Daulah
Abassiyah :
َف ُكلُوا ِممَّا َغ ِن ْم ُت ْم َحاَل اًل َط ِّيبًا ۚ َوا َّت ُقوا هَّللا َ ۚ إِنَّ هَّللا َ غَ فُو ٌر رَّ حِي ٌم
Maka makanlah dari apa yang kamu telah dapat (dalam perdagangan) itu, sebagai benda
yang halal lagi baik, serta bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha
Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
Mengandung pesan yakni perintah untuk memakan makanan yang halal lagi baik,
serta mensyukuri nikmat Allah Swt.
Halal disini dapat di tinjau dari tiga hal yakni halal zatnya, proses mengolahnya , dan halal
cara mendapatkannnya. Sedangkan makanan yang baik adalah makanan yang memiliki
kandungan gizi dan nutrisi yang cukup sehingga bermanfaat bagi tubuh.
Makanan yang halal lagi baik akan membawa manfaat yang besar terhadap tubuh dan
aktivitas kita. Makanan yang halal dan baik dapat membawa ketenangan hidup, menjaga
kesehatan jasmani dan rohani, mendapat perlindungan dari Allah dan aktivitas yang
dilakukan dapat membawa berkah.
Apabila kita memakan dan meminum yang haram , dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit yang merusak tubuh kita serta membuat juwa terganggu. Dampak negatif lain yakni
dapat membuat doa seseorang tidak di kabulkan oleh Allah dan Malas Beribadah.