Anda di halaman 1dari 7

Penjelasan Sujud Syukur Dan Sujud Tilawah

Sujud syukur adalah perilaku sujud sebanyak satu kali yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dan dilakukan saat mendapat nikmat / anugerah baru atau terhindari
dari musibah. Sujud syukur hukumnya sunnah menurut madzhab Syafi'i dan Hanbali dan makruh menurut madzhab Hanafi dan Maliki.

Soal pertama tentang sujud syukur

Sujud syukur ialah sujud yang dilakukan oleh seseorang ketika ia diberitahu atau memperoleh sesuatu yang menggemberikan hatinya, atau ia merasa telah memperoleh nikmat
yang besar dari Allah SWT. Sujud syukur dilakukan sebagai reaksi spontan dari seseorang atas nikmat yang diberikan Allah kepadanya, lalu ia bersujud kepada Allah sebagai
tanda bahwa ia tunduk dan patuh kepada-Nya dan mensyukuri atas nikmat serta kegembiraan yang telah dianugerahkan-Nya. Dasar hukum sujud syukur ialah beberapa hadits
berikut ini:

.]‫ [رواه الخمسة إال النسائى‬.ِ‫عَ نْ َأبِي ب َْكرَ َة رَ ضِ يَ هللا ُ عَ ْن ُه َأنَّ ال َّنبِيَّ صَ لَّى هللا ُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم َكانَ ِإ َذا جَ ا َءهُ َأمْ رَ َيسُرُّ هُ خَ رَّ سَ ا ِجدًا ِهلل‬

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Bakrah ra., bahwasanya Nabi saw apabila datang sesuatu yang menggemberikan kepadanya ia tunduk dalam keadaan bersujud kepada Allah.”
[HR. lima Imam Hadits kecuali an-Nasaa’i].

i.]‫ وأصله في البخاري‬i‫ [رواه البيهقي‬. َ‫ِهللِ َتعَ الَى عَ لَى َذلِك‬  ‫ش ْكرً ا‬ ِ ‫ْث – قَا َل َف َك َتبَ عَ لِيٌّ بِِإسْ الَم ِِه ْم َفلَمَّا َقرَ َأ رَ س ُْو ُل‬
ُ ‫هللا ْال ِك َتابَ خَ رَّ سَ ا ِجدًا‬ ُ ‫َن – ف ََذ َكرَ ْالحَ ِدي‬ َ َ‫ب رَ ضِ يَ هللاُ عَ ْن ُه َأنَّ ال َّنبِيَّ صَ لَّى هللا ُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم بَع‬
ِ ‫ث عَ لِ ًّيا ِإلَى ْال َيم‬ ٍ ‫عَاز‬
ِ ‫ْن‬ ِ ‫عَ نْ ْالبَرَّ ا ِء ب‬

Artinya: “Diriwayatkan dari Al-Baraa’ bin ‘Azib ra., bahwasanya Nabi saw telah mengutus Ali ke Yaman, – maka tersebut dalam hadits, – ia berkata: Maka Ali menulis surat (kepada
Nabi saw) yang memberitakan tentang masuk Islamnya penduduk Yaman. Maka tatkala Rasulullah saw membaca surat itu, beliau tersungkur dalam keadaan sujud sebagai tanda
syukur kepada Allah atas peristiwa itu.” [HR. al-Baihaqi dan asalnya dari al-Bukhari].

.]‫ [رواه أحمد وصححه الحاكم‬.‫ش ْكرً ا‬ ِ ِ ُ‫هللا صَ لَّى هللاُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم َفَأ َطا َل ال ُّسج ُْودَ ُث َّم رَ َفعَ رَ ْأسَ ُه َفقَا َل ِإنَّ ِجب ِْر ْي َل َأتَانِي َف َب َّشرَ نِي َفسَ جَ دْ ت‬
ُ ‫هلل‬ ِ ‫ف رَ ضِ يَ هللاُ عَ ْن ُه قَا َل سَ جَ دَ رَ س ُْو ُل‬
ٍ ‫ْن عَ ْو‬ ِ ‫عَ نْ عَ ْب ِد الرَّ حْ م‬
ِ ‫َن ب‬

Artinya: “Diriwayatkan dari Abdurrahman bin ‘Auf ra., ia berkata: Rasulullah saw pernah sujud dan lama sujudnya, kemudian beliau mengangkat kepalanya, lalu bersabda:
Sesungguhnya Malaikat Jibril telah datang kepadaku  (membawa kabar), dan kabar itu menggemberikan hatiku, karena itu aku sujud sebagai tanda syukur kepada Allah.” [HR.
Ahmad dan dinyatakan shahih oleh al-Hakim].

Tidak ditemukan tuntunan tentang sujud syukur itu, kecuali sebagaimana diterangkan hadits-hadits di atas. Karena itu para ulama berbeda pendapat tentang kaifiyat sujud syukur
tersebut. Sebagian ulama mengqiyaskannya kepada shalat biasa, dengan arti sebelum sujud syukur itu berwudlu lebih dahulu, kemudian takbir dengan menghadap ke kiblat,
kemudian sujud dan berdoa dan diakhiri dengan salam (Subulus-Salam, Jilid 1 hal. 211). 

Sedang pendapat yang lain menyatakan bahwa sujud syukur itu dilakukan tanpa wudlu, tidak perlu menghadap ke kiblat, di sembarang tempat, dilakukan sekali saja, tanpa takbir
dan salam, serta dilakukan di luar shalat. Pendapat yang terakhir ini berdasarkan pemahaman terhadap arti zhahir dari hadits-hadits di atas. 

Pada waktu sujud dibaca doa dan tasbih, berdasarkan hadits:

.]‫ [رواه مسلم‬.َ‫هللا صَ لَّى هللا ُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم قَا َل َأ ْقرَ بُ مَالِ ُك ْونَ ا ْلعَ ْب ُد مِنْ رَ ِّب ِه َوه َُو سَ ا ِجدًا َفَأ ْكثِر ُْوا الدُّعَ اء‬
ِ ‫عَ نْ َأ ِبي هُرَ يْرَ َة رَ ضِ يَ هللا ُ عَ ْن ُه َأنَّ رَ س ُْو َل‬

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Paling dekatnya seorang hamba kepada Tuhannya ialah pada waktu ia sedang sujud, oleh
karena itu perbanyaklah doa.” [HR. Muslim].

HUKUM DAN WAKTU SUJUD SYUKUR

Hukum sujud syukur adalah sunnah dan tidak wajib berdasarkan pada hadits di atas dan pendapat jumhur ulama. As-Syaukani menyatakan dalam Al-Bahr Az-Zikhar, 1/286:

‫ ولم يرد في ذلك غير فعله صلى هللا عليه وسلم فلم يكن واجبا‬، ‫ صلى هللا عليه وسلم سجد سجود شكر في مواضع‬i‫ ومجموعها مما تقوم به الحجة أن النبي‬، ‫قد وردت أحاديث كثيرة بعضها صحيح وبعضها فيه ضعف‬

Artinya: Ada banyak hadits yang diriwayatkan; sebagian sahih sebagian yang lain dhaif. Secara keseluruhan dapat dijadikan dalil bahwa Nabi melakukan sujud syukur dalam
sejumlah tempat dan situasi. Dan tidak disebutkan selain perbuatan Nabi. Maka sujud syukur tidak wajib.

Imam Nawawi dalam Al-Majmuk 3/564 menyatakan pandangan madzhab Syafi'i:

‫ ألنها ال تنقطع‬،‫ وال يشرع السجود الستمرار النعم‬i...‫ سواء خصته النعمة والنقمة أو عمت المسلمين‬،‫ سجود الشكر سنة عند تجدد نعمة ظاهرة واندفاع نقمة ظاهرة‬:‫قال الشافعي واألصحاب‬

Artinya: Imam Syafi'i dan ulama madzhab Syafi'iyah menyatakan bahwa sujud syukur hukumnya sunnah saat mendapat anugerah kenikmatan baru yang nyata atau terhindar dari
musibah yang jelas. Baik kenikmatan atau musibah yang bersifat individu atau yang bersifat umum (menimpat umat Islam). Sujud syukur tidak disunnahkan untuk nikmat yang
terjadi terus menerus karena anugerah Allah tiada putusnya.

Oleh karena itu sujud syukur disunnahkan dalam dua kondisi:


1. Ketika adanya anugerah atau nikmat yang baru seperti seseorang mendapat hidayah, masuk Islam, atau umat Islam mendapat pertolongan atau kelahiran anak, dll.

2. Ketika tercegah atau terhindarnya musibah seperti selamat dari kecelakaan tenggelamnya kapal, jatuhnya pesawat atau selamat dari pembunuhan, dan lain-lain.

Dalam kitab Syarah Al Mahalli Ala Syarhil Minhaj, 1/156 juga dinyatakan:

‫ روى أبو داود وغيره { أنه صلى هللا عليه وسلم كان إذا جاءه شيء يسره خر‬, ‫ والثاني كنجاته من الهدم والغرق‬. ‫ األول كحدوث ولد أو مال له‬: i‫ قال في البحر‬. i‫( وتسن لهجوم نعمة أو اندفاع نقمة ) وفي المحرر والروضة كالشرح من حيث ال يحتسب‬
) ‫ ) كزمن ( أو عاص‬i‫ ( أو رؤية مبتلى‬. ‫ وال يسن السجود الستمرار النعم‬, } ‫ساجدا‬

Pendapat senada lihat di kitab Mughnil Muhtaj, 1/447.

SYARAT SUJUD SYUKUR

Syarat sujud syukur menurut madzhab Syafi'i sama dengan shalat dan sujud tilawah, yaitu:

1. Suci dari hadats kecil dan besar (punya wudhu dan tidak sedang junub).
2. Pakaian dan tempat yang dipakai sujud harus suci.
3. Menutup aurat, menghadap kiblat, niat melaksanakan sujud tilawah.
4. Masuknya waktu sujud yaitu segera setelah waktu terjadinya nikmat atau terhindarnya musibah.

CARA SUJUD SYUKUR

Sujud syukur sama dengan sujud shalat atau sujud tilawah dengan sedikit perbedaan. Cara berikut menurut madzhab Syafi'i:

1. Niat sujud syukur (dalam hati): "Saya niat sujud syukur sunnah karena Allah" (‫)نويت سجود الشكر سنة هلل تعالي‬
2. Membaca takbir dan mengangkat kedua tangan untuk melaksanakan sujud seperti hendak takbirotul ihrom.
3. Sujud tanpa mengangkat tangan saat turun hendak sujud
4. Sujud hanya satu kali dan sunnah membaca "‫ "سبحان ربي األعلى‬tiga kali dan membaca doa berikut [ِ‫ بِحَ ْولِ ِه َوقُ َّوتِه‬، ُ‫ َوشَقَّ سَ مْ عَ ُه َوبَصَ رَ ه‬، ُ‫]سَ جَ دَ َوجْ ِهي لِلَّذِي خَ لَ َق ُه َوصَ َّورَ ه‬
5. Lalu mengangkat kepala dari sujud dengan membaca takbir.
6. Duduk tanpa membaca tahiyat (tasyahud) dan
7. Diakhiri dengan mengucapkan salam.

CATATAN: 

Dalam madzhab Syafi'i sendiri terdapat perbedaan ulama tentang apakah sujud syukur diakhiri dengan salam, atau tidak. Imam Nawawi dalam Al-Majmuk 3/564 menyatakan:

‫ وفي السالم منه والتشهد ثالثة أوجه كما في سجود التالوة ( الصحيح ) السالم دون التشهد ( والثاني ) ال يشترطان‬: ‫ قال الشيخ أبو حامد واألصحاب‬، ‫ويفتقر سجود الشكر إلى شروط الصالة وحكمه في الصفات وغيرها حكم سجود التالوة خارج الصالة‬
 . ‫ ) يشترطان‬i‫( والثالث‬

Artinya: Sujud syukur membutuhkan sejumlah syarat shalat. Sedangkan hukumnya dalam sifat dan lainnya sama dengan hukum sujud tilawah di luar shalat. Syekh Abu Hami Al-
Ghazali dan ulama madzhab Syafi'i menyatakan: Dalam soal salam dan tahiyah terdapat tiga pendapat sebagaimana dalam sujud tilawah. Pendapat yang sahih adalah (diakhiri
dengan) salam tanpa adanya tahiyat. Pendapat kedua, tidak perlu tahiyat dan tidak perlu salam. Pendapat ketiga, harus dengan tahiyat dan salam.

BACAAN DOA SUJUD SYUKUR


- Bacaan untuk sujud syukur sama dengan sujud waktu melaksanakan shalat yaitu: ‫سبحان ربي األعلى وبحمده‬

- Dapat juga ditambah dengan bacaan berikut:

i‫ تبارك هللا أحسن الخالقين‬، ‫ و شق سمعه و بصره‬، ‫ سجد وجهي للذي خلقه و صوره‬، ‫ و لك اسلمت‬، ‫ و بكَ آمنت‬، ‫اللهم لك سجدت‬

- Setelah bacaan di atas, dapat juga ditambah dengan bacaan doa apapun yang diinginkan.

HUKUM SUJUD SYUKUR SAAT SEDANG SHALAT

Berbeda dengan sujud tilawah yang boleh dilakukan saat shalat sedang berlangsung atau di tengah-tengah shalat, sujud syukur tidak boleh dikerjakan saat sedang shalat. Kalau itu
terjadi maka batal shalatnya.

Imam Nawawi dalam Al-Majmuk 4/68 menyatakan:

‫ أصحابنا على تحريم سجود الشكر في الصالة فان سجدها فيها بطلت صالته بال خالف وقد صرح المصنف بهذا في مسألة سجدة ص ولو قرأ آية سجدة سجد بها للشكر ففي جواز السجود وجهان في الشامل والبيان وغيرهما أصحهما تحرم وتبطل‬i‫(فرع) اتفق‬
‫صالته وهما كالوجهين فيمن دخل المسجد ال لغرض آخر‬

Ulama madzhab Syafi'i sepakat atas haramnya melaksanakan sujud syukur saat sedang shalat. Apabila hal itu dilakukan, maka shalatnya batal. Penulis kitab Muhadzab
menjelaskan soal ini dalam kasus sajadah-nya Surah Shad apabila seseorang yang shalat membaca ayat sajadah lalu sujud syukur, maka dalam kebolehan sujud ada dua
pendapat dalam kitab As-Shamil dan Al-Bayan dan lainnya. Yang paling sahih adalah haram dan batal shalatnya. Kedua pendapat sama dengan perbedaan pendapat dalam soal
seseorang yang masuk masjid bukan untuk tujuan yang lain.

Pendapat senada juga terdapat dalam kitab Syarah Al Mahalli Ala Syarhil Minhaj, 1/156:

‫سجدة الشكر ال تدخل الصالة ) فلو فعلها فيها بطلت صالته‬

HUKUM MENAMPAKKAN ATAU MENYAMARKAN 

Mana yang lebih baik antara menampakkan ibadah sujud syukur kita atau menyembunyikan dari pandangan publik? Jawabnya diperinci tergantung situasi. Apabila tidak
mengganggu atau tidak menyakiti perasaan orang lain, maka sebaiknya ditampakkan ke publik seperti dinyatakan dalam kitab Mughnil Muhtaj, Juz : 1 Hal : 447 :

‫ كما في‬, ‫ ( ويظهرها للعاصي ) لعله يتوب ( ال للمبتلى ) لئال يتأذى ويظهرها أيضا لحصول نعمة أو اندفاع نقمة‬. ‫ والسجدة لذلك على السالمة منه‬. } ‫ روى الحاكم { أنه صلى هللا عليه وسلم سجد لرؤية زمن‬, ‫قال في الكفاية عن األصحاب يتظاهر بعصيانه‬
. ‫ وفي شرح المهذب فإن خاف من إظهار السجود للفاسق مفسدة أو ضررا أخفاه‬, ‫الروضة وأصلها‬

Dalam kitab Mughnil Muhtaj, 1/447 dinyatakan

‫ صلى هللا‬- ‫ قال‬.‫ العراقي عن الحاوي؛ ألن المصيبة في الدين أشد منهما في الدنيا‬i‫ رواه البيهقي وشكر هللا على سالمته (أو) رؤية (عاص) يجهر بمعصيته كما نقله في الكفاية عن األصحاب ويفسق بها كما نقله الولي‬.‫أو رؤية مبتلى) في بدنه أو غيره لالتباع‬
‫ اللهم ال تجعل مصيبتنا في دينن‬- ‫عليه وسلم‬

Soal kedua tentang sujud tilawah

Sujud tilawah adalah gerakan sujud yang dilakukan ketika membaca ayat sajadah dalam Quran. Sujud tilawah terdiri dari sekali sujud. Sujud tilawah dapat dilakukan di saat sedang
melakukan shalat atau di luar shalat. Sujud tilawah adalah ibadah yang disyariatkan oleh Rasulullah berdasarkan pada hadits-hadits sahih. Hukumnya sunnah muakkad menurut
madzhab Syafi'i, Hanbali, Maliki dan wajib menurut madzhab Hanafi.

Sujud tilawah ialah sujud yang dilakukan oleh seorang muslim pada waktu membaca atau mendengar bacaan ayat-ayat sajdah yang dilakukan baik dalam keadaan sedang
melaksanakan shalat maupun di luar shalat, berdasarkan beberapa hadits berikut:

.]‫ [رواه أحمد ومسلم وابن ماجه‬.ُ‫ْطانُ َي ْبكِي َيقُ ْو ُل يَا َو ْيلَ ُه ُأمِرَ ابْنُ آدَ َم بِال ُّسج ُْو ِد َفسَ جَ دَ َفلَ ُه ْالجَ َّن ُة َوُأمِرْ تُ بِال ُّسج ُْو ِد َفعَ صَ يْتُ َفلِي ال َّنار‬
َ ‫عَ نْ َأبِي هُرَ يْرَ َة رَ ضِ يَ هللا ُ عَ ْن ُه قَا َل قَا َل َأنَّ ال َّنبِيُّ صَ لَّى هللا ُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم ِإ َذا َقرَ َأ ابْنُ آدَ َم السَّجْ دَ َة اِعْ تَزَ َل ال َّشي‬

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Apabila seseorang membaca ayat sajdah lalu ia sujud, maka menyingkirlah syaithan dengan
menangis berkata: Sungguh celaka, manusia diperintah sujud lalu ia sujud, maka baginya surga. Sedangkan aku diperintah sujud tetapi aku membangkang, maka bagiku neraka.”
[HR. Ahmad, Muslim, dan Ibnu Majah].

.]‫ [رواه مسلم‬.ٍ‫ازدَ حَ مْ نَا عِ ْندَ هُ حَ َّتى مَا َي ِج ُد َأحَ ُدنَا َمكَا ًنا لِيَسْ جُدَ فِ ْي ِه فِي غَ ي ِْر صَ الَة‬ ِ ‫ْن ُعمَرَ َأ َّن ُه قَا َل ُر َّبمَا َقرَ َأ رَ س ُْو ُل‬
ْ ‫هللا صَ لَّى هللا ُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم ا ْلقُرْ آنَ َف َيمُرُّ ِبالسَّجْ دَ ِة َفيَسْ ُج ُد ِبنَا حَ َّتى‬ ِ ‫عَ نْ اب‬

Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra., ia berkata: Pernah Nabi saw membaca al-Qur’an lalu bertemu dengan ayat sajdah, kami bersama-sama beliau sujud, sehingga kami
berdesak-desakan di sekitarnya, sehingga di antara kami ada yang tidak mendapatkan tempat sujud. Hal ini bukan di dalam shalat.” [HR. Muslim].

Hukum sujud tilawah adalah sunat, berdasarkan hadits:

.]‫ [رواه البخاري‬.ِ‫ْن ُعمَرَ قَا َل َأ ُّيهَا ال َّناسُ ِإ َّنا لَ ْم ُنْؤ مَرْ ِبال ُّسج ُْو ِد َفمَنْ سَ جَ دَ َفقَدْ َأصَابَ َومَنْ لَ ْم يَسْ جُدْ َفالَ ِإ ْث َم عَ لَ ْيه‬
ِ ‫عَ نْ اب‬

Artinya: “Diriwayatkan dari Umar ra., ia berkata: Hai sekalian manusia, kita tidak diperintah untuk bersujud, barangsiapa yang bersujud ia mendapat pahala, dan barangsiapa yang
tidak bersujud ia tidak berdosa.” [HR. al-Bukhari].

Jika sujud tilawah dalam shalat, tergantung kepada imam pada saat membaca ayat sajdah. Jika imam sujud makmum pun sujud, jika imam tidak sujud makmum pun tidak sujud,
berdasarkan hadits:

َ ‫ْن َأسْ لَ ٍم قَا َل ِإنَّ ُغالَمًا َقرَ َأ عِ ْندَ ال َّنبِيِّ صَ لَّى هللا ُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم السَّجْ دَ َة فَا ْنت‬
.]‫ [رواه ابن أبي شيبة‬.‫َظرَ ا ْل ُغالَ ُم ال َّنبِيَّ صَ لَّى هللاُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم قَا َل يَا رَ س ُْو َل هللاِ لَيْسَ فِي َه ِذ ِه السَّجْ دَ ِة ُسج ُْودًا قَا َل صَ لَّى هللا ُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم َبلَى َولَ ِك َّنكَ ُك ْنتَ ِإمَا َمنَا فِ ْيهَا َولَ ْو سَ جَ دْ تَ لَسَ جَ دْ نَا‬ ِ ‫عَ نْ زَ ْي ِد ب‬

Artinya: “Diriwayatkan dari Zaid bin Aslam ra., sesungguhnya seorang anak membaca ayat sajdah di samping Nabi saw, ia tunggu Nabi saw sujud, tapi beliau tidak sujud, anak itu
berkata: Ya Rasulullah, bukankah pada (waktu membaca) ayat sajdah ini ada sujud? Nabi saw bersabda: Benar, tetapi engkau menjadi imam kami padanya, dan kalau engkau
sujud kami pun sujud.” [HR. Ibnu Abi Syaibah].

Tentang mensyukuri nikmat, Allah telah menegaskan di dalam firman-Nya yang tertuang dalam  Al Quran surah Ibrahim ayat
7.

Firman Allah dalam surah Ibrahim ayat 7

‫لَِئ ۡن َشک َۡرتُمۡ اَل َِز ۡی َدنَّ ُکمۡ َو لَِئ ۡن َکفَ ۡرتُمۡ اِنَّ َع َذابِ ۡی لَ َش ِد ۡی ٌد‬

“…Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahnya. Tetapi jika kamu mengingkarinya sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih.” (QS. Ibrahim ayat 7).

Salah satu cara menyampaikan rasa syukur kita kepada Allah adalah dengan melakukan sujud syukur.

Sujud syukur disunnahkan dilakukan saat seseorang mendapat nikmat dari Allah. Seperti lahirnya seorang anak, mendapatkan
hadiah perlombaan, naik jabatan, lulus ujian, dan lain sebagainya.

Atau juga dilakukan saat seseorang terlepas atau selamat dari musibah. Misalnya sembuh dari sakit yang diderita, selamat dari
bencana alam, seperti gempa, tanah longssor, kebakaran, selamat dari kecelakaan, dan lain sebagainya.
Sujud syukur bertujuan untuk melahirkan rasa terima kasih kepada Allah atas nikmat yang datang dan didapatkan.

Boleh jadi, lisan kita telah mengucapkan “alhamdulillah” saat kenikmatan itu datang. Namun terkadang ucapan itu masih
kering dari makna dan penghayatan rasa syukur.

Dengan sujud syukur, maka hati serta pikiran kita akan menyadari betapa besar nikmat yang dianugerahkan Allah. Sujud
syukur memperlihatkan bukti bahwa kita benar-benar orang yang berterima kasih pada Allah.

Rasulullah telah memberikan teladan dan contoh tentang bagaimana menyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah kepadanya.

Diriwayatkan dari Abu Bakar Ra. berkata:

“Apabila Nabi Muhammad Saw. menerima berita yang menggembirakannya, biasanya beliau terus bersujud kepada Allah
Swt”, (HR.Abu Dawud).

Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf Ra. berkata,

“Suatu hari, Rasulullah keluar dari kediamannya. Tiba-tiba, beliau terperangah lalu masuk kembali ke dalam, kemudian beliau
menghadap kiblat dan bersujud syukur lama sekali, lalu beliau mengangkat kepalanya dan berkata, ‘Jibril datang kepadaku
mengatakan bahwa Allah berkata kepadamu, “Barang siapa membaca shalawat dan salam kepadamu maka Aku mengucapkan
shalawat dan salam kepadanya,’ aku bersujud mensyukuri itu”, (HR.Ahmad dan Hakim).

Bacaan Sujud Syukur

Tentang bacaan doa yang dibaca dalam sujud, kita boleh membaca doa sujud apa saja, lalu diiringi dengan rasa syukur atas
nikmat yang telah kita dapatkan. Berikut ini beberapa bacaan atau doa sujud syukur yang baik untuk dibaca ketika sujud.

Beberapa Bacaan Sujud Syukur

1. Membaca bacaan tasbih, tahmid, dan tahlil

‫ َوهللاُ َأ ْكبَ ُر‬،‫ َوالَ ِإلَهَ ِإالَّ هللا‬،‫هلل‬


ِ ‫هللا َو ْال َح ْم ُد‬
ِ َ‫ُس ْبحَان‬

Artinya:

“Maha Suci Allah. Segala puji kepunyaan Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.”

2. Membaca bacaan doa atau dzikir syukur

َ‫ك هللاُ اَحْ َسنُ ْالخَالِقِيْن‬


َ ‫ص َرهُ ِبحَوْ لِ ِه َوقُ َّوتِ ِه فَتَبَا َر‬ َ ‫َس َج َد َوجْ ِهى لِلَّ ِذى َخلَقَهُ َو‬
َ ‫ص َّو َرهُ َو َش‬
َ َ‫ق َس ْم َعهُ َوب‬

Artinya:

“Aku sujudkan wajahku kepada yang menciptakannya, membentuk rupanya, dan membuka pendengaran serta penglihatan.
Maha Suci Allah sebaik-baik Pencipta.”

3. Membaca bacaan doa sebagaimana yang tersebut dalam Al Quran surah An Naml ayat 19

ّ ٰ ‫ک ال‬
َ‫صلِ ِح ۡین‬ َ ِ‫ضىہُ َو اَ ۡد ِخ ۡلنِ ۡی بِ َر ۡح َمت‬
َ ‫ک فِ ۡی ِعبَا ِد‬ َّ ‫ی َو ع َٰلی َوالِ َد‬
َ ‫ی َو اَ ۡن اَ ۡع َم َل‬
ٰ ‫صالِحًا ت َۡر‬ َّ َ‫ک الَّتِ ۡۤی اَ ۡن َعمۡ تَ َعل‬
َ َ‫رَبِّ اَ ۡو ِز ۡعنِ ۡۤی اَ ۡن اَ ۡش ُک َر ِن ۡع َمت‬

Artinya:

“Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada
kedua orang tuaku dan untuk mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam
golongan hamba-hamba-Mu yang shalih.” (QS. An-Naml ayat 19).
4. Membaca bacaan doa sesuai hadist Nabi Muhammad

‫ك‬
َ ِ‫ك َو ُحس ِْن ِعبَا َدت‬ َ ‫اللَّهُ َّم َأ ِعنِّى َعلَى ِذ ْك ِر‬
َ ‫ك َو ُش ْك ِر‬

Artinya:

“Ya Allah, bantulah aku dalam selalu berdzikir atau mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan memperbagus ibadah kepada-
Mu.” (HR.Musim).

Dalam doa ini, kita meminta kepada Allah agar diberi pertolongan untuk mensyukuri nikmat-Nya, yakni rasa syukur yang dapat
menarik atau mendatangkan keridhaan serta nikmat-nikmat-Nya.

Jika Anda membaca atau mendengar ayat sadjah maka lakukanlah Sujud Tilawah

Dan, kita juga meminta agar Allah memperbaiki ibadah ketaatan kita kepada-Nya, yakni ibadah yang akan semakin
mendekatkan diri kita kepada-Nya.

Tata Cara Sujud Syukur

Imam Syafi’I mengatakan:

“Sujud syukur tidak seperti shalat, cukup dilakukan kapan saja, tidak harus suci, dan tidak perlu mengucapkan takbir dan
salam. Boleh juga melakukan sujud syukur di atas kendaraan dengan isyarat ketika mendapatkan kegembiraan”.

Tata Cara Sujud Syukur

Berikut tata cara sujud syukur:

1. Dalam keadaan suci dari hadats (besar dan kecil)

Adapun tata cara melakukan sujud syukur hendaknya dalam kadaan suci dari hadast besar dan kecil.
2. Dalam keadaan suci dari najis, menutup aurat dan dianjurkan menghadap kiblat

Dalam hal ini dianjurkan untuk suci dari najis, termasuk pakaian yang digunakan juga suci dari najis. Tempat yang digunakan
untuk sujud syukur juga suci dari najis.

Pakaian yang dikenakan menutup aurat-nya dan dianjurkan untuk menghadap ke kiblat.

3. Melakukan takbir dengan membaca niat sujud syukur

Setiap melakukan aktifitas diawali denagn niat. Termasuk juga ketika akan melakukan sujud syukur. Niat sujud syukur bisa
dibaca dalam hati atau diucapkan dengan suara lirih.

Bacaan niat sujud syukur

Bacaan niat sujud syukur arab

‫ْت ُسجُوْ َد ال ُّش ْك ِر ُسنَةَ هللِ تَ َعالَى‬


ُ ‫نَ َوي‬

Bacaan niat sujud syukur latin

“Nawaitu sujudas syukri sunnatan lillahi ta’ala”.

Arti niat sujud syukur

“Saya niat melakukan sujud syukur sunnah karena Allah Ta’ala”.

4. Sujud satu kali dengan membaca doa sujud syukur

Bacaan sujud syukur


Bacaan sujud syukur arab

ْ ِ ‫ُس ْبحَانَ هّللا‬


‫وال َح ْم ُدهّلل ِ َو ال اِلهَ اِاَّل هّللا ُ َو هّللا ُ اَ ْكبَ ُرالَ حَوْ َل َوالَ قُ َّوةَ ِإالَّ باهلل العلي العظيم‬

Bacaan sujud syukur latin

“Subhaanallohi walhamdulillaahi walaa ilaaha illalloohu walloohuakbar, walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil
‘azhiim.”

Arti Bacaan sujud syukur

“Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali atas
pertolongan Allah Yang Maha Tinggi, Maha Agung“.

5. Duduk serta mengucapkan salam ke arah kanan dan kiri.

Setelah bangkit dari sujud, kemudian duduk sebentar dilanjutkan dengan membaca salam “Assalammuallaikum” ke kanan dan
ke kiri.

Tata cara sujud syukur diatas hendaknya bisa dikerjakan sesuai dengan syarat dan tata cara yang benar. Namun demikian, bila
ketika melakukan sujud syukur dalam keadaan tidak suci dari hadats atau tidak menghadap kiblat, maka hal itu juga
diperbolehkan dan tetap sah.

Simak dan baca juga sujud ketika lupa hitungan rakaat dalam shalat pada artikel Sujud Sahwi
Demikian ulasan tentang sujud syukur, bacaan sujud syukur dan tata cara sujud syukur lengkap. Dengan melakukan sujud
syukur kepada Allah terhadap nikmat yang diberikan, itu sebagai wujud pengamalan rukun iman yang ke-1 yaitu iman kepada
Allah. Bahwa semua kenikmatan datangnya dari Allah SWT.

Pengertian Sujud Syukur

Sujud syukur adalah sujud sebagai ungkapan syukur atau terima kasih seorang hamba kepada Allah Swt., atas karunia atau anugerah yang
telah diterimanya. Sujud syukur juga bermakna sujud satu kali di waktu mendapat keuntungan yang menyenangkan atau terhindar dari
kesusahan yang besar.

Dari makna di atas dapat kita mengambil pengertian bahwa sujud syukur itu hanya dilakukan dengan satu kali sujud dan spontan
dilaksanakan begitu seseorang mendapatkan nikmat atau terhindar dari marabahaya atau kesusahan yang lainnya.

Dalil dan Hukum dari Pelaksanaan Sujud Syukur

‫َوِإ ْذ َتَأ َّذ َن َر ُّب ُك ْم َلِئن َش َكرْ ُت ْم َأل ِزيدَ َّن ُك ْم َو َلِئن َك َفرْ ُت ْم ِإنَّ َع َذ ِابي َل َشدِي ٌد‬
  

Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7)
 

ِ ‫َف ْاذ ُكرُونِي َأ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُو ْا لِي َوالَ َت ْكفُر‬


‫ُون‬
Artinya: "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (ni`mat) -Ku". (QS. Al-Baqarah : 152)

Sementara hukum bersyukur dengan cara melakukan sujud adalah sunah. Rasulullah saw., bersabda dalam sebuah hadis.

Artinya: "Dari Abu Bakrah, sesungguhnya Rasulullah saw. apabila mendapat sesuatu yang menyenangkan atau diberi khabar gembira
segeralah beliau tunduk sujud sebagai tanda syukur kepada Allah Swt" (H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan at-Turmudzi yang
menganggapnya sebagai hadis hasan).

Pada Hadis lain Rasulullah bersabda, yang artinya sebagai berikut:

"Dari 'Abdurrahman bin 'Auf bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Aku bertemu dengan Jibril 'alaihis-
salaam, lalu ia memberi khabar gembira kepadaku dengan berkata: 'Sesungguhnya Rabbmu telah berfirman: Barangsiapa yang
mengucapkan shalawat kepadamu, maka aku akan mengucapkan shalawat kepadanya. Barangsiapa yang mengucapkan salam kepadamu,
maka aku akan mengucapkan salam kepadanya'. (Mendengar hal itu), aku pun bersujud kepada Allah bersyukur kepada-Nya". (H.R. Baihaqi
dan Hakim)

Kesimpulan:

 Bersyukur itu hendaknya senantiasa (wajib) dilakukan oleh manusia dalam kondisi apa pun kepada Allah Swt. Sebab apa pun
yang diberikan Allah kepada kita itulah yang terbaik buat kita. Allah Maha Tahu, kita wajib ridha dengan takdir Allah, meskipun
takdir tersebut tidak kita sukai. Kita harus yakin Allah tahu apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.

 Bersyukur dengan melakukan sujud itu hukumnya sunah, dilakukan dengan satu kali sujud dan dilakukan secara spontan (tidak
dipikir-pikir atau ditunda) begitu mendapat nikmat dan terhindar dari bencana.

Anda mungkin juga menyukai