Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anggeline

NIM : 23080960056
Kelas : TI 1B
Matkul : DAI

TATA CARA BERDOA


1. Adab Berdoa

Mengutip Ihya Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali, Imam An-Nawawi dalam karyanya
Al-Adzkarul Muntakhabah min Kalami Sayyidil Abrar menyebutkan 10 adab berdoa. Hal
ini menunjukkan betapa sakralitas ibadah doa.

• Menantikan waktu-waktu mulia seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari


Jumat, sepertiga terskhir dalam setiap malam dan waktu sahur.
• Memanfaatkan kondisi-kondisi istimewa untuk berdoa seperti saat sujud, saat
dua pasukan berhadap-hadapan siap tempur, ketika turun hujan, dan ketika
iqamah shalat dan sesudahnya.
• Menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dan mengusap wajah sesudah
berdoa.
• Mengatur volume suara agar tidak terlalu keras dan tidak terlalu rendah
• Tidak berlebihan dalam penggunaan kata-kata saat berdoa
• Berdoa dengan penuh ketundukan, kekhusyukan dan ketakutan kepada Allah
SWT.
• Mantap hati dalam berdoa, meyakini pengabulan doa dan menaruh harapan
besar dalam berdoa.
• Meminta terus menerus dalam berdoa.
• Membuka doa dengan lafadz zikir. Kita dianjurkan untuk membuka doa
dengan pujian dan shalawat. Demikian pula Ketika mengakhiri doa,
• Taubat, mengembalikan benda-benda kepada mereka yang teraniaya dan
“menghadap” Allah SWT dengan cara mematuhi segala aturan agama.

2. Waktu – waktu yang Mustajab untuk Berdoa

o Bulan Ramadhan, terutama pada malam Lailatul Qadar


o Saat wukuf haji di Arafah
o Saat turun hujan
o Saat memulai shalat dan sesudahnya
o Berdoa di tengah malam
o Antara waktu adzan dan iqamah
o Saat I’tidal terakhir dalam shalat
o Ketika sujud dalam shalat
o Saat khatam membaca Al-Quran
o Saat mengikuti pengajian di majelis
o Ketika meminum air zam-zam
o Ketika menghadapi musuh saat berperang

3. Tempat-tempat yang Mustajab untuk Berdoa

- Masjid

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam, beliau bersabda

ِ ِ‫ش أ َ ْه ُل ْالغَائ‬
‫ب بِغَائِبِ ِه ْم إِذَا قَد َِم‬ ُ َ‫ َك َما يَتَبَ ْشب‬،ُ‫َللاُ لَه‬
َّ ‫ش‬َ َ‫ إِ ََّل تَبَ ْشب‬،‫ص ََلةِ َوال ِذِّ ْك ِر‬
َّ ‫اجدَ لِل‬
ِ ‫س‬َ ‫طنَ َر ُجل ُم ْسلِم ْال َم‬
َّ ‫َما ت ََو‬
‫علَ ْي ِه ْم‬
َ

“Tidaklah seorang muslim mendiami masjid untuk shalat dan dzikir kecuali Allah
berbunga-bunga padanya sebagaimana berbunga-bunganya orang yang hartanya
hilang kembali lagi.” (HR. Ibnu Majah No. 700. Hadis shahih)

- Ketika melihat ka’bah (di dekat ka”bah)

Dari Abdullah bin Zaid, ia berkata

َ َ‫ فَد‬،‫صلَّى يَ ْستَ ْسقِي‬


َ َ‫ ث ُ َّم ا ْست َ ْقبَ َل ال ِق ْبلَةَ َوقَل‬،‫عا َوا ْست َ ْسقَى‬
ُ‫ب ِردَا َءه‬ َ ‫سلَّ َم إِلَى َهذَا ال ُم‬ َ ُ‫صلَّى للا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫خ ََر َج النَّبِي‬

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju tempat shalat ini untuk
meminta hujan, lalu beliau berdo’a miminta hujan dengan menghadap ke Kiblat
dan membalikkan selendangnya.” (HR. Al-Bukhari No. 6343)

- Majelis dzikir

Majelis dzikir adalah tempat mustajab untuk berdoa karena majelis zikir adalah
tempat yang sangat disukai oleh para malaikat dan paling dekat dengan rahmat
Allah subhanahu wata’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

ُ‫ َوذَك ََرهُ ُم للا‬،ُ‫سكِينَة‬


َّ ‫علَ ْي ِه ِم ال‬ ْ َ‫ َونَزَ ل‬،ُ‫الر ْح َمة‬
َ ‫ت‬ َ ‫ َو‬،ُ‫ع َّز َو َج َّل ِإ ََّل َحفَّتْ ُه ُم ْال َم ََلئِ َكة‬
َّ ‫غ ِش َيتْ ُه ُم‬ َ َ‫ََل َي ْقعُدُ قَ ْوم َيذْ ُك ُرون‬
َ ‫للا‬
ُ‫فِي َم ْن ِع ْندَه‬

“Tidaklah suatu kaum yang duduk berkumpul untuk mengingat Allah, kecuali
dinaungi oleh para malaikat, dilimpahkan kepada mereka rahmat, akan diturunkan
kepada mereka ketenangan, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan
para makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim No. 2700)
- Waktu menjenguk orang sakit atau jenazah

َ َ‫ فَإِ َّن ْال َم ََلئِ َكةَ يُ َؤ ِ ِّمنُون‬،‫ فَقُولُوا َخي ًْرا‬، َ‫ أ َ ِو ْال َميِِّت‬،‫يض‬
َ‫علَى َما تَقُولُون‬ َ ‫ض ْرت ُ ُم ْال َم ِر‬
َ ‫إِذَا َح‬

“Apabila kamu menjenguk orang sakit atau orang yang meninggal, maka
ucapkanlah (doa) yang baik, karena malaikat mengaminkan ucapan kalian.” (HR.
Muslim no. 919)

- Mekkah

Kota suci Mekkah sebagai tempat mustajab untuk berdoa ini diisyaratkan melalui
hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang cukup panjang. Hadis tersebut
mengisahkan ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang sujud di dekat
Kakbah, lalu orang-orang kafir Qurasy meletakkan kotoran Unta di punggung
beliau.

Orang-orang kafir Quraisy pun akhirnya ketakutan ketika Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam mendoakann kebinasaan bagi mereka. Sebab mereka tahu kalau
doa yang dipanjatkan di negeri Mekah adalah mustajab.

Benar saja, orang-orang kafir Quraisy yang meletakkan kotoran di punggung Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau sujud di depan Kakbah akhirnya tewas
di medan Badar. Mereka adalah Abu Jahal, Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin
Rabi’ah, al-Walid bin Utbah, Umayah bin Khalaf, dan Uqbah bin Abi Mu’aith.
Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari
nomor 240.

Sumber referensi : 1. https://kalam.sindonews.com/read/688639/68/5-tempat-


mustajab-untuk-berdoa-agar-keinginan-tercapai-1645070559
2. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6178503/12-waktu-mustajab-untuk-
berdoa-bagi-umat-muslim-catat-ya
3. https://islam.nu.or.id/doa/ini-10-adab-berdoa-dalam-islam-cG02s

Anda mungkin juga menyukai