Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Sejarah Siti Fathimah binti Maimun


MakamPanjang Leran

Pembimbing :
Hamdan Faqih, S.Ag. M.Pd.I

Nama Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kelas X-3 MIPA

MA Al Ibrohimi
Manyar - Gresik

Tahun Pelajaran 2016/2017


SITI FATIMAH BINTI MAIMUN

Desa Leran merupakan daerah pesisir utara pulau Jawa dan menjadi tempat
yang pertama dituju Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Siti Fatimah Binti
Maimun saat tiba di tanah Jawa. Di daerah tersebut, terdapat sebuah masjid
yang didirikan Syekh Maulana Malik Ibrahim saat pertama kali menyebarkan
Islam di tanah Jawa. Adanya sisa-sisa kehidupan bandar adalah bukti bahwa
dulunya desa tersebut kota bandar besar.

Makam Siti Fatimah terletak di dalam sebuah cungkup persegi dengan luas
4x6 M dan tinggi 16 M. Cungkup tersebut berbahan batu kapur yang diambil
dari gunung Suci, Manyar. Berbeda dengan bangunan makam wali pada
umumnya, cungkup makam Siti Fatimah Binti Maimun menyerupai sebuah
candi pada masa Hindu-Budha. Konon, cungkup itu dibangun oleh seorang
raja Budha yang hendak disunting Sultan Machmud Syah Alam.
Pembangunan Makam Siti Fatimah merupakan bukti penyesalan sekaligus
menebus rasa bersalah raja Kerajaan Budha ini yang kurang bersahabat
dengan kehadiran rombongan keluarga Sultan Machmud Syah Alam yang
hendak meminang dirinya untuk dinikahkan dengan Siti Fatimah sebagai
selirnya.

Selain makam Siti Fatimah Binti Maimun, didalam cungkup tersebut juga
terdapat makam 4 dayangnya, yakni Putri Seruni, Putri Keling, Putri Kucing,
dan Putri Kamboja. Sedangkan di luar cungkup, terdapat beberapa makam
kerabat Siti Fatimah yang konon turut mengantar Siti Fatimah menyebarkan
Islam di tanah Jawa. Menariknya, diantara banyak makam tersebut, terdapat
8 makam panjang yang menyita perhatian banyak orang. Makam panjang
tersebut terdiri dari 6 makam panjang berukuran 9 meter dan 2 makam
panjang berukuran 6 meter. Pemilik dari 8 makam panjang tersebut adalah
Sayid Jafar, Sayid Kharim, Sayid Syarif (ketiganya paman Siti Fatimah), Sayid
Jalal, Sayid Jamal, Sayid Jamaluddin, Raden Ahmad, dan Raden Said.
Selain itu, tedapat pula beberapa makam warga sekitar. Konon, dulunya area
makam Siti Fatimah Binti Maimun merupakan tempat pemakaman umum.
Tetapi, semejak tahun 1973 atau saat Makam Siti Fatimah Binti Maimun
diambil alih Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Timur, area
makam tersebut tidak lagi dibolehkan menjadi pemakaman umum.

Sejarah Siti Fatimah Binti Maimun

Siti Fatimah atau dikenal dengan sebutan Putri Retno Suwari lahir di Malaka
pada tahun 1064 Masehi. Ayahnya bernama Maimun (bergelar Sultan
Mahmud Syah Alam) berasal dari Iran. Sedangkan ibunya bernama Siti
Aminah berasal dari Aceh. Maimun sendiri merupakan sepupuh dari Syekh
Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) sehingga Siti Fatimah Binti maimun
merupakan keponakan dari Syekh Maulana Malik Ibrahim.

Konon, Siti Fatimah datang ke Jawa melaksanakan perintah ayahnya atas


rekomendasi Syekh Maulana Malik Ibrahim tujuan untuk mempermudah
mensyiakanr Islam di tanah Jawa khususnya dalam kalangan kraton., Syekh
Maulana Malik Ibrahim menyarankan kepada Sultan Mahmud Syah Alam
untuk mengawinkan Siti Fatimah dengan seorang raja Budha . Tujuan lain
agar Kerajaan Sultan Mahmud Syah Alam tidak diserang atau dikuasai Raja
Budha ini lewat jalur pernikahan. Siti Fatimah datang ke Jawa di dampingi
ayah, ibu, beserta rombongan yang terdiri dari kerabat dan pengikut Ayahnya
sekalian berniat meminang Raja Kerajaan Budha ini.
Hanya saja, sebelum misi tersebut terlaksana, Siti Fatimah terlebih dulu
wafat akibat wabah penyakit yang menyerang daerah Leran dan sekitarnya
kala itu. Siti Fatimah wafat pada 7 Rajab 475 Hijriyah (2 Desember 1082 M)
berdasarkan prasasti yang ditemukan disamping makam, saat masih berusia
18 tahun. Beserta 4 dayangnya, Siti Fatimah wafat saat masih perawan.

Kondisi Makam

Tanggal 15 Syawwal atau 15 hari setelah hari raya Idul Fitri ditetapkan
sebagai haul Siti Fatimah Binti maimun. Tanggal itu diambil dari
ditemukannya makam tersebut. Menurut H. Hasyim Ali selaku juru kunci
makam Siti Fatimah Binti Maimun baru ditemukan 4 Abad setelah tahun
wafatnya. Jadi, (haul Siti Fatimah) bukan tanggal wafatnya, tapi tanggal
ditemukannya,.

Juru kunci makam yang pertama bernama Mbah Legi sekaligus yang
menemukan makam ini. Ia menjadi juru kunci makam sekitar abad 16-an.
Juru kunci makam dijabat secara turun-temurun. Juru kunci saat ini, H Hasyim
Ali, merupakan keturunan ke-7 dari juru kunci yang pertama.

Saat ini, makam Siti Fatimah Binti Maimun berada dibawah perlindungan
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Timur yang berkantor di
Trowulan, Mojokerto. Keadaan makam sendiri bisa dibilang cukup terawat.
Selain kebersihan area makam yang terjaga, keaslian bangunan makam juga
benar-benar diperhatikan. Bahkan, H Hasyim Ali sangat berterima kasih atas
kepedulian BP3 terhadap perawatan makam selama ini.
Makna Makam panjang

Seacara visual ukuran makam jauh lebih panjang dari makam umumnya.
Menurut H. Hasyim Ali hal ini karenakan didalam makam tersebut
dikebumikan pula peninggalan yang bersangkutan berupa pusaka dan harta
pemiliknya karena tidak ada ahli waris yg sah, dan dikhawatirkan akan
dikuasai penguasah kerajaan yang masih memeluk agama Budha.

Di akhir cerita, H Hasyim Ali berpesan kepada masyarakat untuk meneladani


perjuangan para pendahulu yang menyebarkan Islam di tanah Jawa.
Menurutnya, keikhlasan Siti Fatimah Binti Maimun menyediakan dirinya untuk
dinikahkan dengan raja Budha demi tersyiarnya agama Islam sungguh
sebuah pengorbanan yang luar biasa kala itu. Hingga tak lama kemudian,
wabah penyakit pun datang dan akhirnya Siti Fatimah Binti Maimun
meninggal dunia.
KESIMPULAN

Dari uraian mengenai sejarah Siti Fatimah Binti Maimun yang wafat tanggal 7
Rajab 475 H (2 Desember 1082 M), dan Maulana Malik Ibrohim yang
menginjakan kaki di Gresik tahun 1379 M dan wafat pada 12 Robiul awal 822
H (9 Apri1419 M) selaku yang Merekomendasikan kepada Sultan Machmud
Syah Alam untuk mengawinkan Siti Fatimah dengan raja Kerajaan Budha.
Juga kerajaan majapahit disebut sebut dalam sejarah Siti Fatimah binti
Maimun ini . Kerajaan Majapahit berdiri tahun 1293, tepatnya saat Raden
Wijaya menobatkan diri menjadi raja Majapahit tanggal 12 November 1293
dengan gelar Srirajasa Jayawardhana. Disini perbedaan tahun wafatnya Siti
Fatimah dengan kehadiran Maulana Malik Ibrohim terpaut 297 tahun. Intinya
peran Maulana Malik Ibrohim Dan Kerajaan Majapahit yang disangkut
pautkan sejarah Siti Fatimah ini perlu dikaji ulang. Sengaja kami tidak
menuliskan nama kerajaan dan raja yang berkuasa saat itu dalam perjalanan
sejarah Siti Fatimah Binti Maimun karena perbedaan tahun yang jauh ini.
Tugas kita adalah mengkaji lebih dalam kevalidan dan akurasi data dan fakta
sejarah yang diyakini kebenarannya selama ini, untuk mengungkap
kebenaran apa yang terjadi di masa itu demi generasi yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai