Contoh
Fauna
Flora
Film
Musik
Daftar Isi
Pondok Pesantren Gontor merupakan pelopor dan inovator pesantren modern, yang
dulunya bernama Ponpes Darussalam Gontor. Pesantren modern ini yang terinspirasi
dari Sir Syed Ahmad Khan founder Aligarh Muslim University, India yang melakukan
modernisasi pendidikan Islam.
Sistem yang dipakai di Pondok Modern Gontor berjalan dengan baik dan sangat sukses.
Karena hal itu, saat ini banyak pesantren-pesantren di Indonesia menerapkan sistem
yang sama dengan yang di pakai Pondok Gontor.
Pondok ini memiliki ciri khas yaitu menerapkan kedisiplinan yang tinggi dan
pembiasaan dalam mengucap bahasa Arab dan Inggris untuk digunakan dalam bahasa
sehari-hari. Selain itu kerapihan mengenakan pakaian dan selalu memakai dasi saat
bersekolah juga merupakan ciri khasnya.
Pada awalnya Pondok Pesantren ini hanya memiliki satu wadah pendidikan yaitu
Tarbiyatul Athfal (setingkat dengan taman kanak-kanak). Beberapa tahun kemudian
Pondok ini mendirikan Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiah (KMI) yang setara dengan
Sekolah Menengah, disusul dengan Institut Studi Islam Darussalam (ISID).
Baca Juga:
Kumpulan Meme Kehidupan dan Kebiasaan Santri Ini Bakal Bikin Kamu Ingin
“Nyantri”
Tirakat Puasa “Tidak Umum” yang Sering Diamalkan oleh Para Santri Agar
Ilmunya Berkah dan Bermanfaat
Ada beberapa versi mengenai tahun pendiriannya, ada pendapat yang mengatakan
pada tahun 1745. Dan versi inilah yang dijadikan patokan untuk merayakan hari jadi
mereka. Pesantren ini merupakan salah satu pesantren tertua di Indonesa yang masih
eksis dan terus berkembang.
Di zaman modern ini, pesantren ini tetap mempertahankan sistem pendidikan salaf
murni yang mengkaji ilmu agama. Pesantren ini juga terkenal sebagai pesantren yang
berhasil mandiri secara finansial berkat berbagai bisnis yang dibangun oleh yayasan
pesantren seperti waralaba minimarket (Mart) yang bernama Koperasi Sidogiri,
lembaga keuangan yang bernama BMT (baitul Mal Wat Tamwil), serta masih banyak
usaha lainnya.
Para pengurus pesantren ini berkomitmen mempertahankan sistem pendidikan
Madrasah Diniyah (MD) sampai tingkat Ma’had Ali (Universitas) yang bernama
Tarbiyatul Mu’alimin.
Baca Juga:
10 Alasan Santri Putra Adalah Calon Imam yang Baik dan Tepat Untuk Dunia dan
Akhiratmu
Santri Putri Adalah Calon Istri Idaman, Inilah 10 Alasannya!
Kyai Sholeh yang berasal dari desa Banjarmelati, memprakarsai berdirinya pesantren ini,
yang kemudian di lanjutkan oleh salah satu menantunya KH. Abdul karim yang berasal
dari Magelang, jawa tengah.
Pondok Pesantren Lirboyo berkembang menjadi pusat studi Islam sejak puluhan tahun
sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan dalam peristiwa-peristiwa
kemerdekaan, Pondok Pesantren Lirboyo ikut berperan dalam pergerakan perjuangan
dengan mengirimkan santri-santrinya ke medan perang seperti peristiwa 10 November
1945 di Surabaya.
Sebagai Pusat pendidikan Islam, Pondok Pesantren Lirboyo memadukan antara tradisi
yang mampu mengisi kemodernitasan dan terbukti telah melahirkan banyak tokoh-
tokoh yang saleh dalam bidang agama, maupun saleh sosial.
Disamping pelajaran ilmu syari’at, bahasa Arab dan Agama islam, pondok pesantren ini
juga memasukan pelajaran umum kedalam struktur pembelajarannya. Pesantren
Tebuireng sudah sangat banyak memberikan kontribusi terhadap masyarakat
indonesia. Terutama di dalam dunia pendidikan indonesia.
KH Abdurrahman alias Gusdur menjadi presiden RI ke empat dan yang pertama berasal
dari kalangan santri. Beliau adalah cucu dari Kyai Hasyim Asy’ari.
Kegiatan pendidikan di Pondok pesantren ini terbagi menjadi empat tahapan, yaitu:
1. Al-Mubtadi yaitu santri dibimbing menguasai 140 masalah agama dasar baik dari
segi aqidah, fiqih ibadah, muamalah dan amaliyah harian sehingga para santri dapat
beribadah dengan baik dan juga mampu memimpin Doa, tahlil dan fase ini di tempuh
dalam waktu paling lama 5 bulan.
3. Aliyah yaitu fase dimana santri mempelajari kaidah Ilmu Nahwu dan Sharaf serta
dibimbing untuk dapat menerapkan kaidah yang di kuasai untuk membaca Kitab Kuning
dengan baik dan fase ini diselesaikan dengan waktu 6 bulan.
4. Ulya merupakan fase dimana para santri mendapatkan bimbingan ilmu ilmu
keagamaan baik dalam Aqidah, Al-Quran, Hadits, Akhlaq, Fiqh, Usul Fiqih Tajwid, Tafsir,
Balaghah, Mantiq dan lain-lain.
1. Para santri dites potensi menggunakan sidik jari dan akan diketahui dari hasil tes
berupa potensi, cara belajar, keahlian bakat dan lain lain.
2. Para santri juga dibina untuk dapat menguasai komputer dan Teknologi
Pada tanggal 15 Juni tahun 1997 Drs. K.H. Ahmad Rifai Arief sebagai pendiri sekaligus
figur pesantren ini meninggal dunia. Kemudian pesantren ini diamanatkan kepada K.H.
Adrian Mafatihullah Karim, Hj. Enah Huwaenah dan K.H. Drs. Ahmad Syahiduddin.
Baca Juga:
5 Pesona Sang “Putri Kiai” yang Membuat Hati Para Santri Putra Terpanah
Santri Punya Kisah Cinta, Tapi Inilah 5 Penyebab Umum Akhir Kisah Cinta Mereka
10. Pondok Pesantren Al Ihya Ulumaddin, Cilacap
Pesantren Al Ihya Ulumaddin didirikan pada tanggal 24 Nopember 1925 oleh KH.
Badawi Hanafi. Pesantren ini terletak di Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan,
Kabupaten Cilacap. Pesantren ini juga sering disebut dengan Pesantren kesugihan.
Setelah KH. Badawi Hanafi, Pesantren ini diamanatkan kepada putranya yaitu KH
Chasbulloh Badawi dan KH Ahmad Mustholih.
Secara fisik akan banyak dijumpai beberapa bangunan permanen yang cukup
sederhana, terutama rumah-rumah para Ustadz.
Salah satu kelebihan pesantren ini adalah, kebersihan lingkungan dan paling utama
kebersihan kamar mandi dan ketersediaan air bersih. Luar biasa. Walhasil tidak ada
tradisi “jarban”/ korengan/penyakit gatal yang biasanya menjadi syarat bagi santri.
13. Pondok Pesantren Al-Khoirot, Malang
Sistem pendidikan yang diberlakukan di pesantren ini adalah sistem pendidikan salaf
murni, yaitu pengajian kitab kuning klasik dengan metode sorogan, wetonan, dan
bandongan.
Saat ini sistem pendidikannya mulai berkembang dengan diperkenalkannya pendidikan
formal madrasah diniyah, madrasah tsanawiyah (MTs) dan madrasah aliyah (MA) yang
statusnya diakui pemerintah dan lulusannya dapat melanjutkan studi ke sekolah
manapun baik negeri atau swasta, dalam negeri atau luar negeri.
14. Pondok Pesantren Buntet, Cirebon
Banyak pengasuh pesantren di ketiga provinsi tersebut yang merupakan alumni dari
Pesantren Butet.
Pesantren ini merupakan salah satu pesantren yang lengkap sarana pendidikan
formalnya Pesantren ini mempunyai lembaga pendidikan dari TK sampai perguruan
tinggi dengan berbagai jurusan baik di bidang sains seperti kesehatan (STIKES) dan
teknologi informasi (STT Nurul Jadid). Di pesantren ini juga terdapat ma’had aly dan
tahfidz Al-Quran.
Pesantren awalnya bernama Arabische School dan berawal dari sebuah rumah
sederhana yang terletak di Desa Pakapuran Amuntai, Kalimantan Selatan. Pesantren ini
sangatlah terkenal di Kalimantan.
20. Pondok Pesantren Asy Syafi’iah Nahdatul
Wathan, Lombok
Pada tahun 1934 ia tiba di pulau Lombok, lalu mendirikan Pondok Pesantren Al-
Mujahidin. Kemudian pada 22 agustus 1937, beliau kembali mendirikan Madrasah
Nahdlatul Wathon Diniyah Islamiyah (NWDI) yang peserta didiknya khusus untuk laki-
laki. Pada 15-21 April 1943, beliau kembali mendirikan madrasah yang bernama
Nahdlatul Banat Diniah Islamiyah (NBDI) untuk kaum perempuan.
Dua Madrasah ini merupakan lembaga pendidikan islam pertama yang berdiri di Pulau
Lombok, dan dari dua madrasah itulah Pesantren Asy Syafi’iah Nahdatul Wathon lahir.
Salah satu upaya yang telah dilakukan di tengah kecenderungan kuat sistem pendidikan
formal, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang hingga saat ini telah
mendirikan 18 unit pendidikan formal mulai dari tingkat pra sekolah sampai dengan
perguruan tinggi.
Pondok Pesantren ini didirikan bermula dari kedatangan Kyai Haji Tamim Irsyad dari
Bangkalan, Madura ke Desa Rejoso. Dia adalah murid Kyai Haji Cholil Bangkalan.
Pondok Pesantren Darul ‘Ulum merupakan suatu badan pendidikan islam dengan
deretan gedung yang berdiri kokoh dihamparan tanah seluas kurang lebih 42,5 hektare
dan berlokasi di desa Rejoso, kecamatan Peterongan, Jombang.
Seiring dengan perjalanan waktu, santri yang berdatangan menimba ilmu semakin
banyak dan beragam. Kenyataan tersebut telah mendorong Pondok Pesantren Darul
‘Ulum (Rejoso) beberapa kali telah melakukan perubahan kebijakan yang berkaitan
dengan pendidikan.
Hal ini bermula dari upaya yang dilakukan oleh anak cucu Sunan Drajat yang bercita-cita
untuk melanjutkan perjuangan Sunan Drajat di Banjaranyar.
Keadaan itu pun berangsur-angsur pulih kembali saat di tempat yang sama didirikan
Pondok Pesantren Sunan Drajat oleh KH. Abdul Ghofur yang masih termasuk salah
seorang keturunan Sunan Drajat pada tahun 1977 yang bertujuan untuk melanjutkan
perjuangan wali songo dalam mengagungkan syiar agama Allah di muka bumi.
Munculnya kembali Pondok Pesantren Sunan Drajat saat ini tentu tidak terlepas dari
perjalanan panjang dan perjuangan anak cucu Sunan Drajat itu sendiri.
Sebagai institusi resmi dan legal, Pondok Pesantren Sunan Drajat tentu memiliki
persamaan dan perbedaan dengan cikal bakal berdirinya pondok pesantren itu sendiri.
Di sisi lain di dalam Pondok Pesantren Sunan Drajat terdapat pendidikan yang terdiri
dari pendidikan formal, non formal dan in formal.
Sebagaimana kita ketahui bahwa tidak semua pondok pesantren memiliki pendidikan
yang mengajarkan tentang pengetahuan dan keahlian/skill secara intensif terhadap
santrinya.
Dengan demikian sangat penting bagi seorang akademisi untuk mempelajari kembali
ide-ide dasar yang muncul dan menyertai perkembangan Pondok Pesantren Sunan
Drajat.
Para santri berasal dari seluruh Indonesia dan juga terdapat santri dari Singapura,
Malasyia, dan Brunei Darussalam. Lembaga pendidikan yang dikembangkan di
pesantren ini mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Saat ini pondok
Pesantren Salafiyah Safi’iyah di asuh oleh KHR. ACHMAD FAWAID AS’AD.
Pada saat itu beliau melihat kondisi masyarakat Sarang masih sangat jauh dari norma-
norma Islam. Sebagai sarana dakwahnya beliau mendirikan sebuah lembaga
pendidikan non formal, yang berupa Pondok Pesantren (inilah pondok pesantren
pertama yang menjadi cikal bakal berdirinya beberapa Pesantren di Karangmangu
Sarang).
Sepeninggal KH. Ghozali tongkat perjuangan dipegang oleh menantu beliau (KH. Syua’ib
bin KH. Abdurrozzaq) dan dibantu oleh dua putra KH. Syua’ib (KH. Ahmad dan KH.
Imam Kholil). Pada tahun 1928 M. KH. Syua’ib meninggal dunia dengan menorehkan
sejarah panjang perjuangan.
Dari tahun ke tahun, jumlah santri yang mengaji di lembaga ini semakin bertambah
banyak. Hal ini menggugah keprihatinan KH. Ahmad Syu’aib yang melihat kurang
memadainya fasilitas, karena kurangnya lokal untuk bermukim bagi para santri yang
berasal dari luar daerah.
Akhirnya, KH. Ahmad dengan dukungan dan bantuan menantu Beliau, KH. Zubair Dahlan
(ayahanda KH. Maimoen Zubair), berinisiatif untuk mendirikan lembaga baru yang diberi
nama Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syari’yyah (MUS).
Pada perkembangannya Pondok pesantren ini terus mengalami kemajuan yang cukup
signifikan. Semenjak dari asuhan KH. Ahmad Syua’ib (w. 1967 M) kemudian diteruskan
oleh putra Beliau, KH. Abdurrochim Ahmad (w. 21 Romadlon 1422 H / 2001 M).
Saat ini Pondok Pesantren MUS telah memasuki generasi ketiga di bawah asuhan KH.
M. Sa’id Abdurrochim dibantu oleh KH. M. Adib Abdurrochim dan KH. M. Ahdal
Abdurrochim.
Ketika pengajian baru dimulai hanya ada 12 orang santri yang mengikutinya. Namun tak
lama kemudian, jumlah santri yang ingin mengaji semakin bertambah.
Sehingga setengah tahun kemudian, tepatnya 1 Januari 1925, KH. A. Djazuli Usman
mendirikan sebuah madrasah dan pondok pesantren. Ia memanfaatkan serambi Masjid
untuk kegiatan belajar mengajar para santri.
Pada tahun 1926 dibawah pimpinan Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim, dibangun lokal
belajar di jalan Lubuk Mata Kucing (Kampus Thawalib Putra sekarang).
Mulai tahun 1959 Perguruan Thawalib dipimpin oleh H. Mawardy Muhammad, dan pada
tahun 1974 membuka Perguruan Tinggi Fakultas Dakwah dan Publisistik, Fakultas
Syari’ah wal Qanun bersama-sama dengan Prof. DR. KH. Zainal Abidin Ahmad (Alumni
Thawalib, mantan Ketua Parlemen RI, Wartawan dan Pengarang).
Pesantren tersebut berdiri pertama kali sekitar tahun 1948 atau empat tahun setelah
Indonesia Merdeka. Kemudian pada tahun 1979, Putra Mbah Anwar Nur yakni KH.
Muhammad Badruddin Anwar, mendirikan Pondok Pesantren Annur 2.
Pada awalnya pesantren ini memang hanya mengajarkan pelajaran agama dengan
metode kitab kuning. Namun saat ini sudah menjadi salahsatu Pesantren Moderen yang
memiliki jenjang atau tingkatan dari SD, SMP, SMU hinggga perguruan tinggi.
Tidak hanya jumlah santri yang bertambah. Gedung yang awalnya berbentuk pendopo
dan terbuat dari bambu, kini sudah berdiri megah dengan berbagai asrama yang cukup
memadai. Selain pelajaran umum dan agama, di Pesantren Annur2 ini juga ada program
khusus untuk Tahfidz Alquran.
Dari hanya belasan santri yang mondok hingga membengkak menjadi ribuan santri. Dari
hanya memiliki sarana prasarana pendidikan yang amat sederhana hingga prasarana
pendidikan dan kesehatan yang cukup representatif. Rumah Sakit As-Suyuthiyyah
menjadi bukti pesantren ini sangat peduli kesehatan santri dan warga sekitar.
Setelah Sang Pendiri wafat pada Selasa 4 Dzulqa’dah 1979, putra-putra kebanggaan
Mbah Suyuthi pun “turun gunung” untuk mengawal Pesantren Guyangan. Sayangnya,
KH Salim Suyuthi (putra kedua, wafat 2001) dan KH M Humam Suyuthi (putra kelima,
wafat 2010) tidak berumur panjang.
Kiai Salim dan Kiai Humam dipanggil ke haribaan-Nya dalam usia relatif muda.
Akhirnya, tersisalah KH Faruq Suyuthi yang setia mendampingi adik bungsunya, KH M
Najib Suyuthi, memegang tongkat estafet kepemimpinan Pesantren Guyangan hingga
kini.
Demikian 31 Pondok Pesantren terbaik di Indonesia. Dimanapun pondok pesantrennya
itu sama saja, yang penting niatnya sungguh-sungguh untuk menuntut ilmu Agama,
Insyaallah berkah. Jika ada saran, kritik atau tambahan bisa ditulis di kolom komentar.
Semoga bermanfaat dan terimakasih.
Keyword: Pondok Pesantren Terbaik Di Indonesia
YOU MAY LIKE
1.
imam
April 6, 2018 at 1:57 AM
assalamu’alaikum admin,terimakasih atas informasinya sangat membantu saya
Reply
2.
deni
April 9, 2018 at 9:39 AM
terimaksih atas informasinya, sangat bermanfaat sekali:)
Reply
3.
taufiq
April 9, 2018 at 9:41 AM
wah sangat bagus sekali informasinya, jadi nambah berita baru nih:)
Reply
4.
Dwi M Handayani
May 21, 2018 at 7:56 AM
Al amien prenduan kok g masuk ya
Reply
5.
Pesantren Condong
September 10, 2018 at 11:19 AM
salam
Reply
6.
kursi minimalis jati
November 28, 2018 at 3:25 AM
Assalamualaikum saya sangat Suka info pesantren ini Terimakasih
Reply
7.
Sadam Husain
November 28, 2018 at 3:26 AM
Alhamdulillah sangat bermanfaat sekali lanjutkan minnnnn.
Reply
8.
Deden wianu
January 25, 2019 at 10:01 PM
Pondokku “المعهد االسالمي “نورالجديد
Reply
9.
Rahmad
February 21, 2019 at 10:23 AM
Informai yang berguna. mudah-mudahan banyak anak2 kita menjadi santri2 yg sholeh.
Reply
10.
Almultazam Kuningan
March 28, 2019 at 10:22 AM
Assalamu’alaikum, masyaAllah banyak juga ponpes yang bagus, semoga Al-Multazam
Kuningan juga bisa seperti itu, doakan kami ya.
Terima kasih
Reply
11.
akbarzulfan
May 2, 2019 at 3:44 PM
yang murah ada
Reply
12.
Mu'arifin
May 19, 2019 at 12:23 AM
langitan pondokku
Reply
13.
sona
May 27, 2019 at 10:02 AM
pondok gading mangu,jombang kok ga ada
Reply
14.
erbas
May 28, 2019 at 4:05 PM
semuanya daerah jawa yah, gak ada dari sulawesi
Reply
15.
Eka Nuryanta
June 17, 2019 at 9:14 AM
Peringkat ini disusun atas pertimbangan apa ?
Reply
16.
Yusuf
July 16, 2019 at 4:09 PM
Salam dari santri alumni pesantren Daar El Qolam
Reply
17.
Tiara
July 31, 2019 at 7:20 AM
Bukan kah Ponpes Al Amien prenduan terkenal prestasi sampai kemancanegara sering
menjuarai lomba ..ko ngk di sebut ya …
Reply
18.
Nadia
July 31, 2019 at 7:26 AM
Bukan kah Ponpes Al amien prenduan prestasi nya terkenal sampai kemancanegara…
Seeing memenangkn lomba di dlm maupun di luar negri …kenapa tdk terdaftar ya… ???
Apa tdk di krosscek lagi y
Reply
19.
Hermawan
September 15, 2019 at 7:10 AM
Ada yg bisa kasih saran nggak, saya udah lulus smk dan saya sekarang ingin belajar
agama. Tapi sebelumnya saya blm pernah mendapat pendidikan agama yg cukup,
berarti kalau masuk pesantren harus mulai dari nol atau bagaimana ya?
Harus masuk pesanten yg seperti apa ya?
Reply
20.
Syamsul Huda Cumaedy
September 15, 2019 at 5:26 PM
Doktren Science Al Qur’an Nusantara Sumbang Banyumas juga semoga bisa menjadi
rujukan bagi peghfal Al Qur’an dan Ilmu Ilmu Agama Islam lainnya
Reply
Leave a Comment
Comment
Name EmailWebsite
Post Comment
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
PASBERITA | © 2020 | Tentang Kami - Kontak - Kebijakan Privasi - Ketentuan Layanan
Scroll back to top