Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berisikan tentang Subsidi dan
diskriminasi harga.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi
para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena
pengetahuan yang saya miliki terbatas dan data yang didapat pun terbatas. Oleh
karena itu, saya berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

Purwokerto, 5 November 2016

Penulis

DAFTAR ISI
1

Kata Pengantar.........................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................5
2.1 Definisi Subsidi dan Diskriminasi Harga....................................................5
2.2 Tujuan Kebijakan Subsidi dan Diskriminasi Harga.....................................7
2.3 Dampak Kebijakan Subsidi dan Diskriminasi Harga..................................9
2.4 Contoh Kebijakan Subsidi dan Diskriminasi Harga....................................9
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan bisnis
yang akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dari
semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal dan tenaga kerja
antar negara. Kegiatan ini dapat terjadi melalui hubungan ekspor impor, investasi,
perdagangan jasa, lisensi dan waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan
intelektual dan alih teknologi, yang pada akhirnya memberikan pengaruh terhadap
kegiatan ekonomi lainnya, seperti perbankan, asuransi, perpajakan dan
sebagainya. Indonesia sendiri terlibat didalamnya.
Keikutsertaan Indonesia dalam perdagangan bebas mendorong produk
industri dalam negeri untuk mampu bersaing dengan produk impor, baik di dalam
negeri sendiri maupun di pasar ekspor. Hal ini merupakan problem besar bagi
Indonesia karena kemampuan produk Indonesia dari segi kualitas maupun
kuantitas masih lemah. Salah satu permasalahan yang dialami oleh Indonesia
dalam menghadapi perdagangan bebas adalah sulitnya membendung terjadinya
lonjakan produk impor, sehingga mengakibatkan barang sejenis kalah bersaing
yang pada akhirnya akan mematikan pasar barang sejenis dalam negeri, dan
selanjutnya akan muncul dampak ikutannya seperti pemutusan hubungan kerja,
terjadinya pengangguran serta bangkrutnya industri barang sejenis dalam negeri.
Karenanya setiap Negara pasti memiliki kebijakan masing-masing mengenai
perdagangan internasional tersebut, yang diantaranya adalah kebijakan subsidi
dan kebijakan distkriminasi harga.

1.2. Rumusan Masalah


a) Apa definisi dari kebijkan subsidi dan kebijakan diskriminasi harga?
b) Apa tujuan dari diterapkanya kebijakan subsidi dan kebijakan
c)

diskriminasi harga?
Apa dampak dari diterapkanya kebijakan subsidi dan kebijakan

diskriminasi harga?
d) Seperti apakah contoh kasus dari kebijakan subsidi dan kebijakan
diskriminasi harga?
1.3 Tujuan Penulisan
a) Mengetahui definisi dari kebijakan subsidi dan kebijakan diskriminasi
harga.
b) Mengetahui tujuan dari kebijakan subsidi dan kebijakan diskriminasi
harga.
c) Mengetahui dampak dari kebijakan subsidi dan kebijakn diskriminasi
harga.
d) Mengetahui contoh kasus dari kebijakan subsidi dan kebijakan
diskrminasi harga.
1.4 Manfaat Penulisan
a) Dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran dalam mata kuliah Ekonomi
Internasional.
b) Dapat memenuhi persyaratan dalam tugas mata kuliah Ekonomi
Internasional yaitu tugas kelompok.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.1.1 Subsidi

Subsidi dapat di artikan sebagai suatu pemberian (kontribusi) dalam


bentuk uang atau finansial yang diberikan oleh pemerintah atau suatu badan
umum (public body). Kontribusi pemerintah tersebut dapat berupa antara lain:
1. Penyerahan dana secara langsung seperti hibah, pinjaman, dan penyertaan,
pemindahan dana atau jaminan langsung atas hutang.
2. Hilangnya pendapatan pemerintah atau pembebasan fiskal (seperti
keringanan pajak); penyediaan barang atau jasa diluar prasarana umum
atau pembelian barang.
3. Pemerintah melakukan pembayaran pada mekanisme pendanaan atau
memberikan otorisasi kepada suatu badan swasta untuk melaksanakan
tugas pemerintah dalam hal penyediaan dana.
4. Disamping hal tersebut, semua bentuk income dan price support juga
merupakan subsidi apabila bantuan tersebut menimbulkan suatu
keuntungan.
Pengertian dari subsidi juga dapat diterapkan dalam bidang perdagangan
internasional yaitu setiap bantuan keuangan yang diberikan oleh pemerintah
baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan, industri,
eksportir atau setiap bentuk dukungan terhadap pendapatan atau harga yang
diberikan secara langsung atau tidak langsung untuk meningkatkan ekspor atau
menurunkan impor dari atau ke negara yang berkembang.
Subsidi juga dapat dianggap sebagai suatu bentuk proteksionisme atau
penghalang perdagangan dengan memproduksi barang dan jasa domestik yang
kompetitif terhadap barang dan jasa impor. Subsidi dapat mengganggu pasar
dan memakan biaya ekonomi yang besar. Bantuan keuangan dalam bentuk
subsidi bisa datang dari suatu pemerintahan, namun istilah subsidi juga bisa
mengarah pada bantuan yang diberikan oleh pihak lain, seperti perorangan atau
lembaga non-pemerintah.
Adapun menurut Nota Keuangan dan RAPBN 2014, subsidi merupakan
alokasi

anggaran

yang

disalurkan

melalui

perusahaan/lembaga

yang

memproduksi, menjual barang dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang
banyak sedemikian rupa, sehingga harga jualnya dapat dijangkau masyarakat.
Dengan demikian, subsidi merupakan upaya pemerintah melalui
penyaluran anggaran kepada produsen barang dan jasa dalam rangka pelayanan
5

publik sehingga masyarakat dapat memenuhi hajat hidupnya dengan harga beli
yang lebih terjangkau atas barang dan jasa publik yang disubsidi tersebut. Jadi
bisa disimpulkan bahwa subsidi adalah bantuan pemerintah dalam

bentuk

bantuan keuangan yang dibayarkan kepada produsen dan konsumen suatu


bisnis atau sektor ekonomi atas barang/jasa tertentu.
2.1.2 Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga adalah kebijaksanaan untuk memberlakukan harga jual
yang berbeda-beda untuk satu jenis barang yang sama di segmen pasar yang
berbeda. Diskriminasi harga terjadi jika produk yang sama dijual kepada
konsumen yang berbeda dengan harga yang berbeda, atas dasar alasan yang
tidak berkaitan dengan biaya.
Sedangkan jika dilihat dari sisi perdagangan internasional diskriminasi
harga merupakan kebijakan yang menetapkan harga jual yang berbeda pada dua
pasar atau lebih yang berbeda terhadap barang yang sama. Penetapan harga ini
dapat berupa harga barang yang dijual di pasar internasional lebih mahal
sedangkan di pasar dalam negeri lebih murah, atau sebaliknya.
2.2 Tujuan
2.2.1 Kebijakan Subsidi
Dengan adanya kebijakan subsidi yang dilakukan oleh pemerintah
khususnya subsidi ekspor, diharapkan produksi dalam negeri mampu bersaing
dengan produk asing dalam kancah perdagangan internasional. Dengan adanya
penawaran harga yang lebih murah kerena barang-barang tersebut sudah
disubsidi oleh negara, harapanya adalah negara asing akan semakin tertarik
untuk membeli barang dari produsen negara pengekspor.
Jika dilihat dari tujuanya secara umum, ternyata tujuan dari kebijakan
subsidi tersebut tidak jauh berbeda dengan kebijakan pemerintah yang lain,
yang antara lain terdiri atas:
a) Melindungi produk dalam negeri
Dengan adanya kebijakan subsidi tersebut diharapkan prduksi dalam negeri
meningkat sehingga tidak kalah bersaing dengan produk asing. Subsidi

tersbut penting untuk dilakukan agar harga barang produksi dalam negeri
lebih murah, sehingga ketika ada impor produk asing dengan barang yang
sama, produksi dalam negeri masih mampu bertahan dan konsumen tidak
beralih untuk menggunakan produk dari luar negeri yang biasanya
menaearkan harga yang sangat murah.
b) Melindungi tenaga kerja dalam negeri
Berkaitan dengan perlindungan produk dalam negeri, tujuan lain adanya
subsidi tersebut adalah untuk melindungi kelangsungan tenaga kerja dalam
negeri. Hal tersebut bisa dipahami, ketika produksi naik maka
secaraotomatis hal tersebut juga memberikan dampak yang positif bagi
kesejahteraan tenaga kerja dalam negeri.
c) Meningkatkan devisa negara
Hal lain yang tidak kalah penting dari adanya kebijakan subsidi tersebut
adalah peningkatan cadangan devisa negara atau surplus neraca
pembayaran. Dengan semakin banyaknya penerimaan barang ekpor dari
luar negeri secara otomatis cadangan devisa juga akan meningkat. Dan
secara lebih jauh kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan
kepercayaan asing pada pemerintah.
d) Mencegh terjadinya dumping
Hal lan yang menjadi bahan pertimbangan diberlakukanya kebijakan
subsidi adalah mencegah terjadinya dumping yang dilakukan oleh negara
lain. Bukan suatu rahasia lagi jika keberadaan dumping sangat merugikan
negara tujuan ekspor. Karena dengan dumping, negara pengekspor
mengenakan harga yang sangat murah erhadap barang yang mereka jual.
Sehingga kondisi tersebut sangat membahaakan kondisi perdagangan
dalam negeri. Oleh karena itu untuk mengurangi kerugian yang diperoleh
dari praktik dumping, pemerintah mengenakan subsidi, agar bias membagi
produk-produk asing yang menggunakan system dumping.
2.2.2 Kebijakan diskriminasi harga
Tujuan utama melakukan diskriminasi harga yaitu untuk

mendapatkan

keuntungan yang lebih tinggi dan keuntungan yang lebih tinggi tersebut diperoleh

dengan cara merebut surplus konsumen. Surplus konsumen adalah selisih harga
tertinggi yang bersedia dibayar konsumen dengan harga yang benar-benar dibayar
oleh konsumen. Diskriminasi harga / price discrimination didasari adanya
kenyataan bahwa konsumen sebenarnya bersedia untuk membayar lebih tinggi,
maka perusahaan akan berusaha merebut surplus konsumen tersebut dengan cara
melakukan diskriminasi harga.
Syarat-syarat terjadinya diskriminasi harga adalah sebagai berikut :
1. Jika monopolis mampu memisah-misahkan pasar.
Apabila monopolis dapat memisah-misahkan pasar, maka para konsumen
akan membeli di pasar yang memiliki harga rendah, yang lama kelamaan akan
menaikkan harga dan menjualnya di pasar yang memiliki harga tinggi, yang
selanjutnya akan menurunkan harga . Sehingga harga dalam kedua pasar tersebut
menjadi sama.
2. Elastisitas permintaan pada setiap tingkat harga harus berbeda di antara
kedua pasar supaya diskriminasi harga tersebut menguntungkan.
2.3 Dampak
2.3.1 Subsidi
Dampak dari subsidi ekspor adalah meningkatkan harga dinegara pengekspor
sedangkan di negara pengimpor harganya turun. Kemudian dengan terjadinya hal
tersebut maka akan mendorong jumlah ekspor, karena eksportir dapat
menawarkan harga yang lebih rendah. Harga jual dapat diturunkan sebesar subsidi
tadi. Namun tindakan ini dianggap sebagai persaingan yang tidak jujur dan dapat
menjurus kea rah perang subsidi. Hal ini karena semua negara ingin mendorong
ekspornya dengan cara memberikan subsidi.
Pengaruh subsidi biaya produksi dalam negeri terhadap barang-barang impor
dapat digambarkan dalam kurva berikut.

Keterangan :
QQ2

Besarnya produksi dalam negeri sebelum ada subsidi

Q1Q3

Besarnya impor barang sebelum ada subsidi untuk produksi dalam negeri

OQ3

Besarnya konsumsi barang di dalam negeri

OP

Tingkat harga sebelum ada subsidi

BC

Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sehingga kurva penawaran


bergeser dari So ke S

OQ2

Besarnya produksi dalam negeri setelah adanya subsidi

Q2Q3

Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam negeri

PP1BC Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen dalam negeri
Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi
barang juga tetap sebesar OQ2.

2.3.2 Diskriminasi Harga

Praktek diskriminasi yang paling umum adalah diskriminasi harga, yang


dilakukan pelaku usaha untuk mengambil keuntungan secara maksimal dari
surplus konsumen. Praktek diskriminasi harga dapat berdampak positif terhadap
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dibandingkan dengan pemberlakuan
satu harga (non diskriminasi). Dengan diskriminasi harga, jumlah barang yang
dihasilkan dan dapat dinikmati masyarakat akan meningkat dibandingkan dengan
metode satu harga yang biasanya diterapkan oleh perusahaan monopoli.
2.4 Contoh Kasus
2.4.1 Subsidi
Berikut ini adalah sejumlah contoh subsidi ekpor komoditas pangan,
khususnya beras yang dilakukan negara terpilih. India sering menerapkan subsidi
ekspor untuk subsidi beras dalam bentuk discount price, menjual harga lebih murah
dipasar LN. tujuanya untuk mengurangi beban stok public yang berlebihan atau
penggantian stok public yang kalau tidak di ekspor, maka lembaga parastatal seperti
Food Corperation of India akan menderita rugi yang jauh lebih besar. Hal yang
sama, kadang-kadang ditempuh China. Disamping itu, India juga menerapkan
Minimum Ekspor Price (MEP) untuk kualitas beras tertentu, guna mencegah agar
ekspor beras untuk jenis tersebut tidak berlebihan. Hal yang sama, kadang-kadang
ditempuh Vietnam.
2.4.2 Diskriminasi Harga
Contoh dari diskriminasi harga adalah pelayanan dokter dan tiket pesawat
terbang. Jika sidokter mengetahui bahwa tingkat ekonomi pasien lemah, dokter bisa
meminimalkan biaya bahkan bisa menggratiskan biaya. Harga yang ditetapkan
untuk pasien yang mampu secaraekonomi dapat dikenakan tarif. Biaya yang
dikeluarkan oleh dokter untuk menangani setiap pasien sama. Tetapi karena
mempertimbangkan kemampuan ekonomi pasien, dokter tidak menerapkan beban
biaya yang sama kepada setiap pasiennya.

10

Tiket pesawat pun memakai konsep diskriminasi harga derajat I. Harga Tiket
Pesawat Sriwijaya Air dari Jakarta menuju Banjarmasin kelas ekonomi berangkat
tanggal 5 Febuari 2013 pukul 10.10 jika dipesan tanggal 4 Febuari 2013, harga
tiketnya adalah Rp. 500.000,00. Sedangkan jika dipesan pada hari H yaitu tanggal 5
Febuari 2013 (pesawat yang sama) harganyamenjadi Rp. 1.400.000,00. Kenaikan
harganya hamper 150%. Dalam satu pesawat yang sama,kemungkinan setiap orang
membayar berbeda untuk harga tiket pesawatnya, padahal biaya yang dikeluarkan
produsen

untuk

setiap

konsumen

sama.

Inilah

contoh-contoh

kasus

diskriminasiharga derajat I, ketika perbedaan harga dibedakan berdasarkan daya


beli setiap konsumen..
Contoh kasus dari diskriminasi harga

adalah perbedaan harga yang

ditawarkan oleh pedagang minuman dan makanan ringan. Untuk jenis produk yang
sama, hargamakanan yang di jual di warung pinggir jalan dan di Bandara Soekarno
Hatta mengalami perbedaan sebesar Rp 5.000,00, sedangkan untuk harga minuman
berbeda Rp. 2.000,00. Perbedaan harga ini disebabkan karena menurut produsen,
terjadi perbedaan kemampuan ataudaya beli antara dua lokasi tersebut. Produsen
menganggap bahwa bandara merupakan kawasanyang cukup elit, sehingga
produsen menganggap bahwa konsumen mampu membeli denganharga yang lebih
tinggi. Dari segi biaya Variabel, beban biaya antara di warung klontongan dan di
Bandara Soekarno Hatta adalah sama. tetapi karena daya belinya yang berbeda,
harga yang ditawarkan pun berbeda.

11

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Subsidi

merupakan

suatu

bentuk

proteksionisme

atau

penghalang

perdagangan dengan memproduksi barang dan jasa domestik yang kompetitif


terhadap barang dan jasa impor. Dengan adanya kebijakan subsidi yang dilakukan
oleh pemerintah khususnya subsidi ekspor, diharapkan produksi dalam negeri
mampu bersaing dengan produk asing dalam kancah perdagangan internasional. Hal
tersebut dapat terjadi karena dengan adanya subsidi ekspor maka akan
meningkatkan harga barang dinegara pengekspor dan sedangkan harga barang di

12

negara pengimpor harganya turun. India sering menerapkan subsidi ekspor untuk
subsidi beras dalam bentuk discount price, menjual harga lebih murah dipasar LN.
Sedangkan diskriminasi harga adalah kebijaksanaan untuk memberlakukan
harga jual yang berbeda-beda untuk satu jenis barang yang sama di segmen pasar
yang berbeda. Tujuan utama melakukan diskriminasi harga yaitu untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dan keuntungan yang lebih tinggi
tersebut diperoleh dengan cara merebut surplus konsumen. Praktek diskriminasi
harga dapat berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan dibandingkan dengan pemberlakuan satu harga (non diskriminasi).
Contoh dari diskriminasi harga adalah pelayanan dokter dan tiket pesawat terbang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Peran Subsidi dalam Perdagangan Internasional.


http://www.bimbie.com/subsidi.htm. Diakses pada tanggal 5 November
2016
Archella, Wita. 2011. Pengaruh Subsidi dan Pajak Terhadap Perekonomian
Masyarakat. http://archella.blogspot.co.id/2011/11/pengaruh-subsididan-pajak-terhadap.html. Diakses pada tanggal 6 November 2016
Diari, Dias. 2013. Kebijakan dalam Perdagangan Internasional.
http://diasdiari.blogspot.co.id/2013/09/kebijakan-dalamperdagangan.html. Diakses pada tanggal 13 November 2016
13

Fadhilah. 2015. Makalah Kebijakan Ekonomi Internasional.


http://tugasgalau.blogspot.co.id/2015/11/makalah-kebijakan-ekonomiinternasional.html. Diakses pada tanggal 5 November 2016
Nursabrina, Quinta. Contoh Dskriminasi Harga.
https://www.academia.edu/11500381/Contoh_Diskriminasi_Harga.
Diakses pada tanggal 6 November 2016
Ramzie, Mamar. Makalah Subsisi.
https://www.academia.edu/16509119/makalah_subsidi. Diakses pada
tanggal 5 November 2016
Sawit, M Husen. Praktek Subsidi Beras di Negara Lain: Mungkinkah Diterapkan
di Indonesia. pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/ART7-3c.pdf.
Diakses pada tanggal 6 November 2016
Sherry, Chintya. 2012. Diskriminasi Harga.
https://cintyasherry.wordpress.com/2012/10/20/diskriminasi-harga/.
Diakses pada tanggal 5 November 2016
Suwignya, Januar. 2013. Kebijakan Perdagangan Internasional.
http://juniarwibisana.blogspot.co.id/2013/05/kebijakanperdaganganinternasional.html. Diakses pada tanggal 6 November 2016

14

Anda mungkin juga menyukai