Anda di halaman 1dari 8

TOKOH KEBANGKITAN NASIONAL INDONESIA

NAMA:BENEDIKTUS KENNETH C.P


KELAS:8A
ABSEN:03
Wahidin Soedirohoesodo

Beliau bersama teman-teman seperjuangan mendirikan surat


kabar bernama Retno Dhoemilah.

Surat kabar ini menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Jawa


dan Melayu. Retno Dhoemilah terbit di Yogyakarta di tahun
1895.

Melalui surat kabar inilah Wahidin Soedirohoesodo


menyampaikan pemikiran tentang nasionalisme, pendidikan,
kesamaan derajat, dan budi pekerti.

Setelah bertemu dengan Soetomo, akhirnya mereka berdua


sepakat untuk membuat sebuah organisasi.

Organisasi itu adalah Budi Oetomo yang lahir pada 20 Mei


1908.

Salah satu hal penting yang dilakukan oleh beliau adalah


menggunakan organisasi untuk memajukan pendidikan dan
mengembalikan martabat bangsa.

Sebagai dokter, beliau bahkan juga memberikan layanan


kesehatan gratis sebagai bentuk pengabdiannya pda
masyarakat.
Soetomo

Bertemu dengan Wahidin Soedirohoesodo membuat semangat


Soetomo untuk memperjuangkan hak bangsa Indonesia
semakin kuat.

Bersama dengan rekannya itu, beliau mendirikan Budi Oetomo.


Bahkan Soetomo ditunjuk sebagai ketua organisasi itu.

Tujuan dibentuknya Budi Oetomo adalah untuk memajukan


pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Sama seperti Wahidin Soedirohoesodo, Soetomo juga


mengabdikan dirinya sebagai dokter untuk masyarakat.

Tak hanya itu, beliau juga aktif di bidang jurnalisme dan sempat
menjadi pemimpin di beberapa surat kabar.

Soetomo mendirikan Indonesische Studie Club (ISC) pada


tahun 1924. Ini adalah sebuah perkumpulan orang terpelajar
Indonesia.
H. O. S. Tjokroaminoto

H. O. S. Tjokroaminoto adalah salah satu tokoh yang dikenal


akan keahliannya dalam menyampaikan pidato.

Ia juga merupakan tokoh yang rutin menyampaikan dan


memacu semangat patriotisme untuk para pemuda Indonesia.

Beliau adalah salah satu tokoh dalam sebuah organisasi yang


bernama Sarikat Islam.

Berawal ditunjuk sebagai komisaris, pada akhirnya beliau


diangkat sebagai ketua dari Sarikat Islam.

Di sinilah Sarikat Islam mulai maju pesat dan berkembang


menjadi organisasi yang besar.

Dalam perjalanannya beliau seringkali menyampaikan pidato


yang mengkritik keras penjajah Belanda.

Sampai pada akhirnya H. O. S. Tjokroaminoto sempat


ditangkap dan masuk dalam penjara.

E. F. E. Douwes Dekker
Tahukah kamu Ernest Francois Eugene Douwes Dekker
sebenarnya adalah tokoh nasional yang memiliki darah
campuran?

Meski begitu, beliau tetap tidak suka melihat keadaan yang


terjadi di Indonesia. Menurutnya banyak sekali ketimpangan di
masa penjajahan.

Karena itu, beliau memutuskan untuk mendukung rakyat


Indonesia.

Bersama dengan Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi


Soerjaningrat, beliau mendirikan Indische Partij.

Karena dianggap terlalu keras, pemerintah Belanda


membubarkan Indische Partij dan tiga tokoh pendirinya
ditangkap dan sempat diasingkan ke Belanda.

Tjipto Mangoenkoesoemo
Tjipto Mangoenkoesoemo memulai karirnya sebagai dokter
pemerintah Belanda di Demak.

Namun, karena melihat banyak ketidakadilan yang terjadi,


beliau sering mengkritik keras Belanda melalui harian De
Locomotief dan Bataviaasch Nieuwsblad.

Belanda yang kesal pun pada akhirnya memberhentikan Tjipto


Mangoenkoesoemo dari tugasnya sebagai dokter pemerintah.

Di sinilah akhirnya beliau bertemu dengan Douwess Dekker


dan Soewardi Soerjaningrat.

Perjuangan ketiga tokoh ini berhasil menumbuhkan rasa


semangat juang rakyat Indonesia.

Namun, pihak Belanda tidak diam dan menangkap tiga tokoh


ini dan mengasingkan mereka ke Belanda.

Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara)


Soewardi Soerjaningrat merupakan tokoh yang dikenal aktif
dalam dunia wartawan.

Beliau pernah bekerja di berbagai surat kabar, seperti


Sediotomo, Midden Java, De Express Oetoesan Hindia, dan
masih banyak lagi.

Saat bertemu dengan Douwess Dekker dan Tjipto


Mangoenkoesoemo, mereka bersama membangun Indische
Partij.

Soewardi Soerjaningrat pernah membuat sebuah tulisan yang


sangat terkenal, yaitu "Als Ik een Nederlander was" yang
artinya "Seandainya saya seorang Belanda".

Selain itu ada juga tulisan lainnya yang berjudul "Een voor
Allen maar Ook Aleen voor Een" yang artinya "Satu untuk
semua, tapi semua untuk satu juga".

Setelah diasingkan ke Belanda, beliau kembali dan mendirikan


sekolah bernama National Onderwijs Instituut Tamansiswa
atau Perguruan Nasional Tamansiswa.
Soekarno

Ir. Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni


1901.
Ir. Soekarno lahir dari pasangan Raden Sukemi Sosrodiharjo
dengan ida Ayu Nyoman Rai. Beliau pertama kali bersekolah di
sekolah rakyat (Volkschool), Standard School, Europeesche
Lagere School di Sidoarjo, Jawa Timur.
Pada tahun 1915 Soekarno melanjutkan ke sekolah HBS di
Surabaya dan kemudian melanjutkan ke THS di Bandung.
Pada tahun 1925 Soekarno lulus dari perguruan tinggi dan
menyandang gelar insinyur.

Anda mungkin juga menyukai