Pada akhir 1907, Soetoemo yang merupakan salah satu murid di STOVIA, bertemu
dengan Wahidin Sudirohusodo saat sedang melakukan penyebaran pemikiran nasionalisme
di Jawa. Tidak disangka, pertemuan mereka membuat Soetoemo merasa tergugah untuk ikut
memperjuangkan hak bangsa Indonesia, yaitu mencapai kemerdekaan. Bersama dengan
Wahidin, Soetoemo pun mendirikan organisasi Budi Utomo dan dipilih untuk memimpin
organisasi ini.
Soebroto atau Soetomo merupakan salah satu tokoh pendiri organisasi Boedi
Oetomo yang menempuh pendidikan di bidang kedokteran. Latar belakang Soetomo untuk
bergabung bersama organisasi Boedi Oetomo ini berangkat dari rasa nasionalisme
perjuangan tinggi yang dimilikinya. Ia aktif bertugas menjalani profesinya sebagai dokter
hingga melanjutkan pendidikan kedokterannya di Belanda. Sebelumnya, Soetomo pernah
jadi pemimpin organisasi Boedi Oetomo di wilayah Jawa. Namun karena terkendala dana,
akhirnya ia memimpin Boedi Oetomo untuk area Jakarta.
2. WAHIDIN SUDIROHUSODO
HOS Tjokroaminoto dikenal sebagai salah satu pejuang yang berani melawan
pemerintah kolonial Belanda. Ia kerap menyampaikan pidato untuk memacu semangat
patriotisme bangsa Indonesia dan gemar menuliskan kritik keras kepada pemerintah
Belanda. Karena aksinya tersebut, Tjokroaminoto pun dianggap sebagai ancaman oleh
Belanda.
Cipto Mangunkusumo adalah satu dari tiga pendiri Indische Partij yang memulai
kariernya sebagai seorang dokter pemerintah Belanda di Demak. Suatu ketika, Cipto melihat
banyak sekali ketidakadilan yang dilakukan Belanda terhadap rakyat Indonesia. Oleh sebab
itu, ia kerap mengkritik keras Belanda lewat tulisan-tulisannya di beberapa surat kabar,
seperti De Locomotief dan Bataviaasch Nieuwsblad. Karena tindakannya itu, Belanda
memberhentikan Cipto dari tugasnya sebagai dokter pemerintah Belanda. Setelah itu, ia
bertemu dengan Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara, yang kemudian bersama-sama
mendirikan Indische Partij.
6. KI HAJAR DEWANTARA