Anda di halaman 1dari 4

6 Tokoh Kebangkitan Nasional

1. Wahidin Soedirohoesodo

Wahidin Soedirohoesodo merupakan pilar kebangkitan nasional. Ia adalah pendiri organisasi


Boedi Oetomo yang lahir pada 20 Mei 1908.
Sebelumnya, ia bergerak dalam surat kabar bernama Retno Dhoemilah. Surat kabar dua
bahasa ini menjadi wadah Wahidin Soedirohoesodo menyampaikan gagasannya tentang
nasionalisme, pendidikan, kesamaan derajat, dan budi pekerti.
Salah satu hal penting yang dilakukan oleh beliau adalah menggunakan organisasi untuk
memajukan pendidikan dan mengembalikan martabat bangsa. Sebagai dokter, beliau juga
memberikan layanan kesehatan gratis sebagai bentuk pengabdiannya kepada masyarakat.
2. Soetomo

Bersama dengan Wahidin Soedirohoesodo, Soetomo menjadi pencetus Budi Oetomo.


Bahkan, Soetomo ditunjuk sebagai ketua organisasi itu.
Dengan semangat memajukan pendidikan dan kebudayaan Indonesia, Soetomo juga aktif
mengabdikan dirinya sebagai dokter untuk masyarakat.
Tak hanya itu, Soetomo juga aktif di bidang jurnalisme dan sempat menjadi pemimpin di
beberapa surat kabar. Selain bergerak di bidang politik, kesehatan, dan jurnalistik, Soetomo
juga mendirikan organisasi tempat berkumpulnya orang terpelajar Indonesia bernama
Indonesische Studie Club (ISC). ISC pun berhasil mendirikan koperasi, bank kredit, dan juga
sekolah tenun.
3. H. O. S. Tjokroaminoto

H. O. S. Tjokroaminoto dikenal akan kepiawaiannya dalam menyampaikan pidato. Lewat


pidatonya, ia mendorong semangat patriotisme pemuda Indonesia.
Dalam pidato-pidatonya, ia seringkali menyampaikan kritikan keras pada penjajah Belanda.
H. O. S. Tjokroaminoto sampai sempat ditangkap dan masuk dalam penjara.
Selain menyebarkan semangat lewat pidato, ia juga berperan penting dalam organisasi sosial-
ekonomi dan islam yang bernama Sarikat Islam. Sejak diangkat sebagai ketua Sarikat Islam,
organisasi tersebut berkembang pesat.
4. E. F. E. Douwes Dekker

Meski berdarah campuran Indonesia dan Belanda, Ernest Francois Eugene (E.F.E Douwes
Dekker tidak suka melihat ketimpangan antara pribumi dan orang Belanda di Indonesia.
Inilah yang menjadi pendorong Douwes Dekker mendukung rakyat Indonesia.
Bersama dengan Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat, ia mendirikan
Indische Partij. Indische Partij merupakan partai politik Hindia-Belanda pertama di Indonesia
yang menentang keras praktik kolonialisme. Inilah yang kemudian membuat partai ini
dipaksa bubar oleh pemerinah Belanda. Ketiga tokoh pendiri juga ditangkap dan diasingkan.
5. Tjipto Mangoenkoesoemo

Tjipto Mangoenkoesoemo, seorang dokter pemerintah Belanda melihat banyak ketidakadilan


yang terjadi. Akhirnya ia ,mengkritik keras Belanda melalui harian De Locomotief dan
Bataviaasch Nieuwsblad.
Belanda kesal dan memberhentikan Tjipto Mangoenkoesoemo dari tugasnya sebagai dokter
pemerintah. Selepas menjadi dokter pemerintah, ia akhirnya bertemu dengan Douwess
Dekker dan Soewardi Soerjaningrat.
Perjuangan ketiga tokoh menumbuhkan semangat juang rakyat membuat pihak Belanda
geram. Mereka akhirnya diasingkan ke Belanda.

6. Soewardi Soerjaningrat

Soewardi Soerjaningrat merupakan tokoh wartawan sekaligus pendidikan. Awalnya ia


memulai karier di dunia wartawan di berbagai surat kabar, seperti Sediotomo, Midden Java,
De Express Oetoesan Hindia, dan lainnya.
Setelah bertemu dengan Douwess Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, mereka bersama
membangun Indische Partij. Kerasnya perlawanan terhadap Belanda membuat Soewardi dan
ketiga rekannya diasingkan ke Belanda.
Setelah diasingkan, ia kembali dan mendirikan sekolah bernama National Onderwijs Instituut
Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Setelah menginjak 40 tahun, akhirnya
Soewardi Soerjaningrat mengubah namanya menjadi Ki Hajar Dewantara.

Anda mungkin juga menyukai