A. PENGANTAR
Jangan lupa berdoa sebelum mengerjakan
Kerjakan dengan baik dan benar
Bila sudah foto lalu kirim ke wa pak putra (088291443329)
Selamat mengerakan
B. MATERI PEMBELAJARAN
Perkembangan nasionalisme dan patriotism yang mengarah pada upaya untuk memerdekaan
Negara Indonesia tidak lepas dari kebangkitan nasional. Berikut merupakan beberapa tokoh
kebangkitan nasional yang berperan dalam kemerdekaan Negara Indonesia:
1 WAHIDIN SUDIROHUSIDO
Nama Dokter Wahidin Sudirohusodo tidak bisa dilepaskan sebagai perjuang kemerdekaan
Republik Indonesia. Dokter kelahiran kelahiran Desa Mlati, Yogyakarta, ini memegang peranan
penting dalam sejarah bangsa. Lahir pada tanggal 7 Januari 1852, Dr Wahidin berasal dari
orangtua berdarah Bugis dan Makassar. Mengutip Tokoh Indonesia, walau berasal dari
keluarga berada, Dr Wahidin sangat senang bergaul dengan rakyat biasa. Dr Wahidin
menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di Yogyakarta. Dia lalu melanjutkan
pendidikannya di Europeesche Lagere School yang
juga berada di Yogyakarta.
Gagasan Dr Wahidin inilah yang mendorong terciptanya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908.
Budi Utomo adalah organisasi modern pertama yang lahir di Indonesia. Walau bukan
pendirinya, Dr Wahidin Sudirohusodo selalu dikaitkan dengan berdirinya Budi Utomo.
Perjuangan Dr Wahidin bukan hanya itu saja. Pada tahun 1904 dia menerbitkan majalah Retna
Doemilah, yang berarti penerangan. Majalah ini bertugas sebagai penyampai pesan bagi rakyat,
bahwa pendidikan itu sangatlah penting.
Dr Wahidin juga menerbitkan majalah Guru Desa yang menerangkan pentingnya kesehatan.
Tujuannya adalah untuk melawan kepercayaan terhadap dukun dan tahayul yang masih banyak
dipercayai rakyat kala itu. Dr Wahidin Sudirohusodo meninggal dunia pada tanggal 26 Mei 1917,
di usia 65 tahun. Dia dimakamkan di Desa Mlati, tanah kelahirannya. Tanggal 6 November 1973
Dr Wahidin Sudirohusodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional sesuai dengan Keppres No.
88/TK/1973.
A. SUTOMO
Keberadaan organisasi Budi Utomo tentu tidak lepas dari sosok dokter Sutomo. Pendiri
sekaligus ketua dari organisasi tersebut terkenal sebagai seorang
dokter yang dermawan dan juga aktif dalam politik. Dalam buku
Rekam Jejak Dokter Pejuang dan Pelopor Kebangkitan Nasional
(2008) karya HM Nasruddin Anshoriy, Sutomo lahir di desa
Ngapeh, Nganjuk pada 30 Juli 1888. Sutomo sebenarnya memiliki
nama asli Subroto. Namun, untuk bisa masuk ke sekolah Belanda,
namanya berubah menjadi Sutomo. Ayahnya, Raden Suwaji adalah
seorang priyayi pegawai pangreh yang maju dan modern. Sutomo
termasuk orang beruntung, karena dibesarkan dalam keluarga
yang terhormat, berkecukupan, dan cukup di manja. Pengaruh
religius juga mengalir deras dalam diri Sutomo.
Hari lahir Budi Utomo pada 20 Mei kini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Kehadiran Budi Utomo telah mendorong berdirinya organisasi-organisasi bahkan partai-partai
politik di kemudian hari. Lulus dari STOVIA di 1911, Soetomo diangkat sebagai dokter
pemerintah. Awalnya dia ditempatkan di Semarang, lalu pindah ke Tuban. Tak lama, dia
dipindahkan lagi ke Lubuk Pakam dan akhirnya ke Malang. Saat bertugas di Malang, dia
mampu mengatasi wabah pes yang kala itu melanda daerah Magetan.
Selama berpindah-pindah tugas, Soetomo dengan jelas melihat penderitaan rakyat saat itu.
Ketika ada pasien datang, dia tidak menetapkan tarif, sering pula dia menggratiskan layanan.
Panggilan tengah malam pun kerap dijalaninya tanpa kesal. Tidak dibayar pun juga tidak apa-
apa. Semua itu dia lakukan setulus hati demi negeri yang dicintai.
Peran beliau dalam perjuangan kemerdekaan RI sangat besar. Selain bergerak dalam bidang
politik dan kedokteran, beliau juga giat dalam bidang kewartawanandan memimpin beberapa
biah surat kabar. kondisi fisiknya menurun akibat kelelahan karena beliau merupakan salah
satu tokoh yang sibuk. Beliau akhirnya tutup usia di Surabaya pada tanggal 30 mei 1938 dalam
usia 50 tahun dan dimakamkan disana. Untuk mengenang jasanya pada 27 desember 1961
berdasarkan surat keputusan presiden republic Indonesia no. 657 tahun 1961, beliau diangkat
menjadi pahlawan nasional.