PENDAHULUAN
Hal ini telah membuktikan nyata adanya semangat nasionalisme telah lambat
laun telah bergejolak pada bangsa Indonesia sebagai reaksi terhadap penderitaan
lahir dan batin akibat kolonialisme. Budi utomo yatu organisasi nasional pertama
di indonesia, dikarenakan ada nilai-nilai yang sudah dipandang sebagai bibit
pergerakan nasional ini yaitu adanya penyadaran tentang pendidikan dan budaya.
Dr. Wahidin Sudirohusodo (1857-1917) merupakan pembangkit semangat
organisasi Budi Utomo. Sebagai lulusan sekolah dokter Jawa di Weltvreden
(sesudah tahun 1900 dinamakan STOVIA), ia merupakan salah satu tokoh
intelektual yang berusaha memperjuangkan nasib bangsanya.
1
1.2 Ruang Lingkup Masalah
2
BAB II
PERMASALAHAN
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
mendukung pendidikan Barat. Namun, semangat kedua tokoh ini tidak bisa sama
sekali gerakan kampanye karena banyaknya para Bupati yang tidak
mendukungnya dan hanya dianggap hendak mengacaukan ketentraman dan
ketertiban sistem yang berlaku. Kendati demikian perjalanan kampanye tidak
selalu gagal. Mereka selalumendapat simpati dari orang yangdijumpainya dan
pertemuan yang paling penting adalah dengan murid-murid STOVIA. Seperti
yang diungkapkan oleh Soetomo: “Dr. Wahidin yang berwajah tenang tetapi
tajam dan kepandaiannya mengutarakan pikirannya sangat berkesan pada saya.
Suaranya yang jelas dan terang membuka pikiran dan hati saya, membawa
gagasan- gagasan baru dan mebuka dunia baru yang meliputi jiwa saya yang
terluka dan sakit”.
Para siswa STOVIA, yang kebanyajkan berasal dari kota-kota kecil itu
juga memperoleh dorongan intelektual dari kota besar dan modern. Sekolah itu
terletak di Weltevreden di jantung Batavia, sebagai kota terbesar, menjadi pusat
kegiatan politik, perekonomian dan kebudayaan serta merupakan pintu gerbang
paling penting ke dunia luar. Di Batavia ini menjadi kediaman kelompok
intelektual non politik pribumi yang kecil namun sedang tumbuh. Oleh karena
STOVIA pada hakekatnya merupakan satu-satunya lembaga pendidikan
menengah di Batavia, maka wajarlah bila siswa- siswanya bergaul dengan
kelompok intelektual dan terpengaruh oleh ide-ide mereka. Dipengaruhi oleh
gagasan Dr. Wahidin, Soetomo segera larut dalam kegiatan mendirikan suatu
perkumpulan di dalam STOVIA. Kata Budi agaknya sangat penting bagi ornag
Jawa, budi adalah sifat yang memberikan keseimbangan dan keutuhan pada
pengetahuan yang sesungguhnya berkeping-keping, budi akan dipandang seolah-
olah berada di puncak kegiatan mental manusia dan akan dipandang
mengendalikan akal dan watak seseorang, etos Jawa menganggap bahwa
seseorang berbudi luhur akan hidup rukun dengan masyarakatnya. Sementara itu
batasan-batasan etnis dan geografis dalam kelompok menjadi tegas.10 Batasan-
batasan ini tidak hanya mencerminkan kurangnya kesadaran akan persatuan
nasional pada penduduk Indonesia secara menyeluruh, tetapi juga karena antipati
yang berkepanjangan antara golongan pendidik Jawa dan non Jawa. Kebanggaan
5
orang Jawa terhadap keunggulan budaya lain begitu meluas, sehingga tidaklah
mengherankan apabila siswa-siswa Jawa di STOVIA merasa ragu mengundang
siswa-siswa non Jawa agar ikut gerakan mereka. Organisasi untuk kaum muda
Jawa ini didirikan oleh Soetomo pada hari Minggu tanggal 20 Mei 1908 pukul
sembilan pagi. Para hadirin yang berkumpul di aula STOVIA tidak hanya para
siswanya saja, tetapi juga siswa- siswa dari sekolah pertanian dan kehewanan di
Bogor, sekolah pamong praja di Magelang dan Probolinggo, sekolah pendidikan
guru di Bandung dan Yoygakarta. Seruan kelompok STOVIA dengan cepat
tersebar di seluruh Jawa. Wlaupun tanggal 20 Mei selalu dirayakan sebagai hari
kebangkitan nasional, tidak banyak informasi yang terungkap mengenai apa yang
sebenarnya telah terjadi di aula. Di dalam Budi Utomo, Soetomo akan dibantu
oleh Goenawan, Soemarmo, Mohammad Soleh dan Soelaeman yang rata-rata
berusia 20-22 tahun.
6
dan membuat suatu pergerakan yang nantinya di namakan Budi Utomo. Dalam
majalah Retnodhoemilah itu berisi tentang sebagian besar membicarakan masalah
kondisi penduduk jawa yang semakin memburuk dengan perhatian khusus pada
kalangan priyayi, dan di tujukan bagi pembaca elite pribumi. Dalam buku Sartono
Kartodirdjo, Sejarah pergerakan nasional dari kolonialisme sampai nasionalisme
Wahdin memainkan peran penting dalam menggalakan pendidikan dan
penyadaran terhadap orang jawa. Sebagai direktur Retnodhoemilah Wahidin
berusaha berkomunikasi dengan kalangan luas penduduk pribumi, dalam
jabatannya itu ia mengumumkan majalah Retnodhoemilah tidak hanya
menggunakan bahasa jawa saja tetapi juga bahasa melayu sedang sehingga para
pembaca jawa rata-rata dapat mudah menangkap isinya dengan lebih mudah.
7
daya untuk membentuk dan menjunjung konsepsi dan ide-ide umum”. Sementara
itu, perkataan Jawa utomo berasal dari uttama, yang dalam bahasa Sansekerta
berarti “ tingkat pertama” atau “ sangat baik”. Tepuk tangan bergemuruh pada
saat menyambut kelahirannya, para hadirin tidak saja para siswa sekolah ini tetapi
juga siswa-siswa dari sekolah pertanian dan kehewanan di bogor, pamong praja
pribumi di magelang dan Probolinggo.
Pada hari Minggu, 20 Mei 1908 pada pukul 09.00 pagi, bertempat di salah
satu ruang belajar STOVIA, Soetomo menjelaskan gagasannya. Soetomo
berbicara bahwa kedepannya bangsa dan Tanah Air Indonesia berada di tangan
mereka dan rakyat itu sendiri. Maka lahirlah Boedi Oetomo. Namun,, para
pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa kedokteran
masih banyak, di samping harus berorganisasi. Oleh karena itu, mereka
berpendapat bahwa “kaum tua-lah” yang harus memimpin Budi Utomo,
sedangkan para pemuda sendiri akan menjadi motor yang akan menggerakan
organisasi itu.
Dalam catatan Soetomo pada tahun 1909 asal-usul budi utomo ternyata di
usulkan oleh seorang teman dekatnya yaitu Soeradji, dia mengatakan :
“Pengusul nama budi utomo itu adalah mas Soeradji bahkan dia telah
sangat membantu para mahasiwa stovia dengan mengusulkan budi utomo
sebagai nama organisasi ini”
Berawal dari kampanyenya dr. Wahidin Sudirohusodo pada akhir tahun 1907
bertemu dengan para pelajar STOVIA (sekolah dokter pribumi) di Jakarta, satu
diantaranya bernama Soetomo. Pembicaraan semakin berkembang dan melahirkan
gagasan dan cita-cita yang sama untuk mengangkat harkat dan derajat bangsa
8
Indonesia. Gagasan dan cita-cita tersebut kemudian dituangkan ke dalam suatu
bentuk organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Organisasi Budi Utomo
didirikan pada hari Minggu tanggal 20 Mei 1908 dan Soetomo terpilih sebagai
ketua. Untuk selanjutnya tanggal 20 Mei 1908 oleh Bangsa Indonesia diperingati
sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Budi Utomo mengalami perkembangan yang
cukup pesat, dalam waktu tujuh Budi Utomo memiliki delapan cabang, yaitu:
Jakarta
Bandung
Yogya I
Yogya II
Magelang
Surabaya
Probolinggo
9
di buka di Yogayakarta pimpinan beralih kepada generasi yang lebih tua. Jumlah
anggotanya meningkat dari 650 menjadi 1.200 anggota, di mana 700 anggota di
antaranya “pejabat dan orang-orang pribumi” (bukan siswa). Dengan
meningkatnnya persentase anggota yang bukan siswa, pengaruh para siswa pun
berangsur-angsur menjadi semakin lemah. Dalam pertemuan pada 8 Agustus
1908, para pemimpin Boedi Oetomo memutuskan Yogyakarta sebagai tempat
kongres pertama. Penetapan ini,bukan karena Yogyakarta merupakan tempat
kelahiran Wahidin tetapi karena Yogyakarta dipandang sebagai “tempat denyut
jantungnya Jawa”. Dalam kongres tersebut terjadi perbedaan pendapat tentang
arah yang akan dituju dan landasan perjuangan. Dalam hal ini Wahidin
Sudirohusodo mengemukakan tentang perlunya pendidikan yang ditunjukan
kepada golongan priyayi, bukan kepada rakyat biasa. Hal itu didasarkan pada
pemikiran bahwa setelah para priyayi menjadi terdidik mereka bisa mengajarkan
kepada rakyat. Dengan demikian, seluruh rakyat akan mendapat pendidikan.
10
Pengetahuan bahasa belanda mendapat prioritas pertama karena tanpa itu
seseorang tidak dapat mengharapkan kedudukan yang layak dalam jenjang
kepegawaian kolonial.
11
Tujuannya untuk meningkatkan martabat rakyat dan bangsa. Peningkatan
ini akan dilakukan dengan mendirikan Dana Siswa (Studiefonds) yang merupakan
lembaga untuk membiayai pemuda yang cerdas tetapi tidak dapat melanjutkan
studionya. Pada akhir 1907, Dr. Wahidin bertemu dengan Sutomo, seorang siswa
dari STOVIA di Jakarta.Berdasarkan pertemuan itu, Sutomo memberi tahu teman-
temannya di STOVIA maksud dan tujuan Dr. Wahidin.
Tujuan Budi Utomo ialah untuk mencapai kemajuan yang harmonis untuk orang-
orang Jawa dan Madura. Pada saat itu gagasan persatuan di seluruh Indonesia
tidak diketahui.
Karena itulah yang diinginkan Budi Utomo, hanya perbaikan sosial yang
mencakup Jawa dan Madura, juga kata kemerdekaan tidak disebutkan sama
sekali. Untuk melaksanakan tujuan-tujuan ini, beberapa upaya telah diambil:
Selain itu Budi utomo mempunyai tujuan khusus yang tercantum dalam
beberapa fasal di antaranya :
12
Memperhatikan kepentingan pelajaran umum
Menjunjung tinggi dasar-dasar perikemanusian
Lain-lain yang dapat menjammin penghidupan bangsa yang pantas
Dr. Soetomo (lahir di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur, 30 Juli 1888 –
meninggal di Surabaya, Jawa Timur, 30 Mei 1938 pada umur 49 tahun) adalah
tokoh pendiri Budi Utomo, organisasi pergerakan yang pertama di Indonesia.
Ayah Sutomo, Raden Suwaji, adalah seorang priyayi pegawai pengreh yang maju
dan modern. Sutomo dibesarkan di keluarga yang berkecukupan, terhormat dan
sangat memanjakannya. Limpahan kasih sayang, tertuju pada Sutomo kecil,
terutama dari sang kakek dan nenek. Kakek Sutomo bernama R Ng Singawijaya
atau KH Abdurakhman. Nama tersebut sangat disegani dan ternama di wilayah
Nganjuk. Hal inilah yang sangat berpengaruh pada perilaku dan sifat Sutomo.
Manja, nakal, sewenang-wenang kepada kawannya, pun berkelakuan bak raja
kecil. Pada usia 8 tahun orang tuanya menitipkan Soebroto kepada pamannya
yang bernama Arjodipuro. Di tempat ini Soebroto didaftarkan di sekolah Belanda,
yaitu Europeesche Lagere School (ELS). Namun ia tidak diterima. Pamannya
tidak pernah berputus asa, hingga keesokan harinya beliau mengajak Soebroto ke
sekolah. Dengan menyampaikan keinginannya untuk menyekolahkannya,
13
Soebroto kemudian diterima namun dengan nama Soetomo. Sejak itulah Soebroto
berubah nama menjadi Soetomo. Di sekolah Soetomo termasuk anak pintar
sampai sampai ia disegani oleh teman-temannya baik dari Indonesia maupun dari
Belanda. Bahkan gurunya yang juga bangsawan Belanda menyayanginya.
Soetomo masuk ke sekolah STOVIA pada tanggal 10 januari 1903 walaupun
sebenarnya ia tidak berniat masuk sekolah kedokteran. Sutomo setelah lulus dari
STOVIA tahun 1911, bertugas sebagai dokter, mula-mula di Semarang, lalu
pindah ke Tuban, pindah lagi ke Lubuk Pakam (Sumatera Timur) dan akhirnya ke
Malang. Saat bertugas di Malang, ia membasmi wabah pes yang melanda daerah
Magetan.
2. Wahidin Soedirohoesodo
14
Sehinggga tak heran bila dia disukai banyak orang. Dari pergaulannya inilah,
Sudirohusodo akhirnya sedikit banyak mengerti penderitaan rakyat akibat
penjajahan Belanda. Selain sering bergaul dengan rakyat, dokter yang terkenal
pula pandai menabuh gamelan dan mencintai seni suara, ini juga sering
mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat di beberapa kota di Jawa. Para tokoh itu
kemudian diajaknya untuk menyisihkan sedikit uang mereka yang nantinya
digunakan untuk menolong pemuda-pemuda yang cerdas, tetapi tidak mampu
melanjutkan sekolahnya. Namun sayangnya, ajakan Sudirohusodo ini kurang
mendapat sambutan. Ia dijadikan Pahlawan Nasional 6 November 1973 dengan
dikeluarkannya Keppres No. 88/TK/1973.
3. Soeradji
Soeradji bersama Soetomo untuk kali pertama bertemu dr. Wahidin Soediro
Hoesodo di Jakarta pada tahun 1907—pertemuan bersejarah yang kemudian
menginspirasi pembentukan Boedi Oetomo yaitu dengan mengusulkan nama
organisasi ini. Ia lahir pada tahun 1888 di Madiun, dan tercatat dalam data
STOVIA lulus pada 1912. Pascalulus, ia bertugas di Bandung, lalu ke daerah
Palembang di Sungai Gerong. Ia menikah dengan salah seorang cucu dari dr.
Wahidin. Di sana putra sulungnya lahir. Ia pindah ke Kepulauan Riau, lantas ke
Pulau Sambu dekat Singapura. Tahun 1916 ia kembali ke Yogyakarta da
ditempatkan di Wonogiri sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten. Di tempat
ini dr. Soeradji berhasil memberantas penyakit frambusia dan busung lapar.
15
melarang mendirikan perkumpulan politik. Akan tetapi jelaslah bahwa Budi
Utomo menjadi pelopor bagi kesadaran masyarakat Jawa dan merintis jalan bagi
perkembangan yang harmonis bagi negeri dan bangsa Hindia Belanda. Budi
Utomo juga memberikan penekanan pada pendidikan karena pendidikan adalah
alat yang penting bagi kemajuan suatu bangsa.
Budi Utomo meminta pada pemerintah Belanda dan pemberian bea siswa
hendaknya diberikan pada anak-anak muda agar bisa belajar ke negeri Belanda.
Pembaharuan yang akan menyebabkan elemen-elemen radikal akan muncul ke
depan dalam rangka membuka kesadaran para pimpinan Budi utomo 13
Mohammad Hatta, Permulaan Pergerakan Nasional agar terus berjuang untuk
menuntut hak bagi rakyat pribumi sebagaimana mestinya walaupun tidak
memberikan suatu program politik yang kongkret.
Hal yang menyebabkan seperti itu karena Budi Utomo tidak pernah
memiliki kesatupaduan dan daya dari unsur pemimpinnya. Peranan Budi Utomo
yang cukup penting dalam kehidupan masyarakat dan bernegara, bukan hanya
bermanfaat bagi pemerintah kolonial. Kemampuannya yang istimewa untuk
berfungsi sebagai jembatan antara para pejabat kolonial yang maju dengan kaum
terpelajar Jawa sehingga dalam perkembangannya Budi Utomo akan mendapat
kesempatan memperoleh kemampuan berorganisasi politik. Budi Utomo juga
mengajukan suatu tuntutan untuk adanya persamaan kedudukan dalam hukum.
Periode 1918-195 merupakan periode kemerosotan dan pudarnya pengaruh yang
membuat Budi Utomo bergabung dengan Parindra. Akan tetapi peranan parindra
ini akan sangat terbatas seperti peranan Budi Utomo.
16
aktivitas sendiri yang hampir tidak banyak hasilnya. Pemerintah yang dari
pertama telah mengawasi Budi Utomo, sampai kepada kesimpulan bahwa Budi
Utomo tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap rakyat.
Pada tahun 1912, Noto Dirodjo menggantikan Tirto Kusumo sebgaai ketua
Budi utomo. Saat ia memimpin, Budi Utomo mengalami fase perkembangan
penting. Saat itu, Douwes Dekker, seorang Indo-Belanda yang sangat pro dengan
kemerdekaan Indonesia, dengan terang-terangan mewujudkan politik ke dalam
tindakan yang nyata. Berkat pengaruhnya pula, istilah tanah air Indonesia mulai
banyak dikenal dan diterima di dalam kehidupan masyarakat. Lalu, muncullah
Indische Partij yang memang sudah lama dipersiapkan oleh Douwes Dekker
melalui aksi persnya. Perkumpulan ini bersifat politik dan terbuka bagi seluruh
rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
Pada masa ini, juga telah muncul sebuah organisasi lainnya yang bernama
Sarekat Dagang Islam yang dimaksudkan untuk ajang perhimpunan bagi seluruh
pedagang besar maupun kecil di kota Solo. Oleh Tjokroaminoto, nama Sarekat
Dagang Islam diubah menjadi Sarekat Islam untuk mengkoordinir tujuan lainnya
yaitu untuk memersatukan semua orang Indonesia yang hidupnya tertindas oleh
penjajahan. Munculnya organisasi semacam ini semakin menyurutkan eksistensi
Budi Utomo.
Akibat dari kemunduran Budi Utomo, maka perjuangan nasionalisme
inipun kemudian diambil alih oleh Sarekat Islam dan Indische Partij, karena
dalam hal politik, Budi Utomo memang belum berpengalaman. Maka mulai saat
itu, Budi Utomo mulai menyadari pentingnya organisasi pergerakan bagi rakyat.
Oleh karena itu, mulai tahun 1920, Budi Utomo mmembuka diri untuk menerima
anggota dari kalangan rakyat biasa. Dengan demikian, sifat pergerakan Budi
Utomo menjadi pergerakan kerakyatan.
Kekuatan Budi Utomo kembali bangkit sejak mulai pecahnya perang
dunia ke 1 pada tahun 1914. Berdasarkan kemungkinan adanya intervensi oleh
asing, maka Budi Utomo menggagas kegiatan wajib militer bagi pribumi. Diskusi
yang terjadi secara berturut-turut saat itu, telah menggeser perhatian rakyat dari
17
wajib militer kepada perwakilan rakyat. Sehingga saat itu dikirimlah misi ke
Belanda oleh Komite Indie Weerbaer untuk pertahanan Indiadalam tahun 1916-
1917 yang merupakan pertanda masa yang amat besar bagi organisasi Budi
Utomo.
Dalam misi tersebut, wakil Budi Utomo yang bernama Dwidjosoemoyo
berhasil mengadakanpendekatan-pendekatan kepada pemimpin pemimpin
Belanda perihal pembentukan Volksraad (Dewan Rakyat) yang saat itu dibahas
dalam Dewan Perwakilan Rakyat Belanda. Undang-undnag tentang wajib militer
gagal disahkan, sebaliknya undang-undang tentang pembentukan volksraad
disahkan pada bulan November 1914.
Di bidang politik, Budi Utomo telah berkembang menjadi organisasi yang
memiliki tujuan dan cota-cita nasional, yakni Indonesia Merdeka. Untuk
mewujudkannya, maka pada tahun 1935, Budi Utomo meleburkan diri dengan
PBI (Perhimpunan Bangsa Indonesia) yang didirkan oleh Soetomo. Dari
peleburan dua organisasi tersebut, maka lahirlah Parindra.
Soewardi menyatakan bahwasanya Budi Utomo merupakan wakil atau
manifestasi dari perjuangan nasionalisme. Menurut Soewardi, orang-orang
Indonesia mengajarkan kepada bangsa ini bahwa nasionalisme Indonesia bukan
hanya milik orang-orang Jawa dan Madura, akan tetapi milik semua rakyat. Oleh
karena itu, nasionalisme tidaklah bersifat kultural melainkan bersifat politik.
18
Tirtokusumo belanda bergembira dan berniat melakukan apa saja yang bisa demi
pengangkatan itu. Gubernur jenderal berpendapat jika Bupati menerima
kedudukan ketua itu, diharapkan agar ia mampu mengemudikan organisasi ke
arahnya yang benar dan jika perlu memberikan jaminan kerja sama antara
pemerintah dengan badan pengurus Budi utomo.
19
Pemerintah Hindia-Belanda mengesahkan Budi Utomo sebaga badan hukum yang
sah karena dinilai tidak membahayakan. Dengan demikian apabila sikap Budi
utomo telah merebut kepercayaan pemerintah kolonial dan para pejabat belanda
yang maju pada akhir tahun 1909. Untuk sementara pemerintah merasa cukup
puas terhadap Budi Utomo sehingga demikian organisasi ini tidak lagi disebit
sebut lagi di dalam dokumen-dokumen rahasia yang mengancam belanda sampai
budi utomo berpaling kepada kegiatan bidang politk pada tahun 1915
Pada tahun 1916-1917 merupakan pertanda masa amat yang berhasil bagi
Budi utomo karena Dwidjosewoyo sebagai wakil budi utomo berhasil
mengadakan pendekatan dengan pemimpin-pemimpin belanda terkemuka.
Keterangan Menteri Urusan Daerah jajahan tentang pembentukan Volksraad
(Dewan rakyat) saat itu sedang di bicarakan yang bahwasanya Budi Utomo akan
di jadikan sebagai dewan perwakilan rakyat belanda dan ini merupakan hal yang
amat mengembirakan bagi Budi utomo . Aktivitas itu memberikan kesan di
kalangan pemerintahan kolonial bahwa budi utomo adalah satu-satunya organisasi
yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Sebagai hasilnya budi utomo dalam
kampanye dapat menduduki jumlah kursi yang nomor dua besarnya di antara
anggota pribumi dalam Volksraad.
20
Negeri Belanda kepada orang Jawa. Di semarang budi utomo mendirikan toko
buku jawa dan percetakan Budi Utomo kemudian menerbitkan majalah bulanan
yang bernama Goeroe Desa yang terbit pada bulan september 1910 yang ditujukan
untuk memperbaiki kesehjahteraan rakyat jawa di perdesaan dan berisi nasihat-
nasihat tentang bagaimana menggarap tanah dengan traktor, mengelola
perdagangan, pemeliharaan ternak, unggah dan lebah.
21
belum mereka dapatkan sebelumnya. Para anggota Budi Utomo juga mengusulkan
kepada pemerintah belanda bahwa disekolah pribumi juga di ajarkan pendidikan-
pendidikan islam karena dengan alasaan bahwa kebudayaan indonesia juga harus
memperoleh perlindungan di karenakan banyaknya sekolah belanda yang
mengajarkan agama kristen sehingga ingin memperkecil kemungkinan jika
penduduk pribumi nanti akan terpengaruh kedalam agama kristen.
Pergerakan nasional yang muncul di Indonesia tidak akan terlepas dari faktor
dalam dan faktor luar yang mempengaruhinya. Pengaruh dari dalam yang
merupakan pengruh langsung adalah pengaruh kaum intelektual atau pelajar. Di
Indonesia lahirnya Budi Utomo akan membawa dampak yang luas seperti yang
diungkapkan Van Deventer “Sesuatu yang ajaib telah terjadi. Insulide, putri cantik
yang tidur sudah terbangun”13 Budi Utomo bergerak dalam bidang pendidikan
pada awalnya karena masih berlakunya peraturan Belanda, Regeering Reglement
pasl 111 yang melarang mendirikan perkumpulan politik. Akan tetapi jelaslah
bahwa Budi Utomo menjadi pelopor bagi kesadaran masyarakat Jawa dan
merintis jalan bagi perkembangan yang harmonis bagi negeri dan bangsa Hindia
Belanda. Budi Utomo juga memberikan penekanan pada pendidikan karena
pendidikan adalah alat yang penting bagi kemajuan suatu bangsa.
22
3. Terbatas wilayah Jawa dan Madura
23
pertemuan-pertemuan setempat justru menggeser perhatian rakyat dari soal wajib
militer kearah soal perwakilan rakyat, sehingga dikirimlah ebuah misi kenegri
Belanda oleh komite Indie Weerbaar untuk pertahanan India dalam tahun 1916-
1917 yang merupakan pertanda masa yang amat berhasil bagi Budi Utomo.
Dwidjosewoyo sebagai wakil Budi Utomo dalam misi tersebut berhasil
mengadakan pendekatan dengan pemimpin-pemimpin Belanda terkemuka
keterangan menteri urusan jajahan tentang pembentukan Volksraad (Dewan
Rakyat) yang waktu itu dibicarakan didalam dewan perwakilan rakyat Belanda,
dimana ia menekankan badan itu akan dijadikan Dewan Perwakilan Rakyat yang
nantinya akan menggembirakan anggota misi Budi Utomo. Undangundang wajib
militer gagal sebaliknya undang-undang pembentukan Volksraad disahkan pada
bulan November 1914 .
24
3.8 Ketidakhadiran Organisasi Budi Utomo dalam Lapangan Politik
Selama RR masih berlaku maka kegiatan Budi Utomo hanya terbatas pada
bidang sosio-kultural.Ini merupakan bukti bahwa Budi Utomo selalu
menyesuaikan diri dengan keadaan sehingga gerakan kultural lebih mewarnai
kegiatan Budi Utomo pada fase awal. Kebudayaan sendiri dijunjung tinggi guna
menghargai harkat diri agar mampu menghadapi kultur asing yang masuk.
(Prof.Dr. Suhartono : 2001 : 32)
25
Tujuan politik semakin terlihat di golongan muda dan mendirikan sebuah
organisasi yang bernama Sarekat Islam. Dalam perkembangannya, golongan tua
masih meneruskan tujuan Budi Utomo yang disesuaikan dengan situasi politik
saat itu, walaupun masih ada golongan muda yang radikal. Sewaktu Dewan
Rakyat atau Volksraad dibentuk, banyak wakil Budi Utomo yang ikut serta di
dalamnya. Dengan begitu, pemerintah nggak akan curiga ke sifat Budi Utomo
yang moderat. Pemerintah Hindia Belanda baru mengakui Budi Utomo sebagai
sebuah organisasi yang resmi pada tahun 1909 bulan Desember. Dukungan
pemerintah kolonial ini adalah bagian dari pelaksanaan Politik Etis.
26
3. Lebih memajukan pendidikan kaum priyayi dibanding rakyat jelata.
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Budi Utomo sebagai organisasi awal pada masa pergerakan Indonesia
didirikan yang oleh siswa STOVIA. Budi Utomo bebas dari prasangka
keagamaan, tetapi lebih untuk meningkatkan pendidikan dan kebudayaan.
Dirasuki oleh gagasan-gagasan Wahdin, Soetomo segera larut dalam
kegiatan mendirikan suatu perkumpulan di dalam STOVIA. Budi Utomo
merupakan sebuah organisasi pelajar yang didirikan oleh Dr.Sutomo dan
para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten)
yaitu Sutomo, Suraji, Gunawan Mangunkusumo. Budi Utomo didirikan di
Jakarta pada minggu 20 Mei 1908.
Tujuannya di dirikan Budi Utomo untuk meningkatkan martabat rakyat
dan bangsa. Peningkatan ini akan dilakukan dengan mendirikan Dana
Siswa (Studiefonds) yang merupakan lembaga untuk membiayai pemuda
yang cerdas tetapi tidak dapat melanjutkan studionya.
Pendiri dan tokoh-tokoh dari Budi Utomo yakni Wahidin Soedirohoesodo,
Soeradji, dan Soetomo
Budi Utomo menjadi pelopor bagi kesadaran masyarakat Jawa dan
merintis jalan bagi perkembangan yang harmonis bagi negeri dan bangsa
Hindia Belanda. Budi Utomo juga memberikan penekanan pada
pendidikan karena pendidikan adalah alat yang penting bagi kemajuan
suatu bangsa.
27
Sejak awal mula pemerintah kolonial belanda telah menunjukan minatnya
yang besar terhadao Budi Utomo.
Kehadiran Budi Utomo di Indonesia mengundang reaksi yang kurang enak
dari orang Belanda yang tidak senang dengan kehadiran “si Molek“ dan
mengatakan bahwa orang Jawa makin banyak “cincong”. Budi Utomo
menempuh cara dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pada waktu
itu sehingga wajar jika Budi Utomo berorientasi pada kultural.
penyebab kemunduran Budi Utomo:
1) adanya perbedaan orientasi antara golongan tua dan golongan muda
dalam tubuh organisasi
2) cakupan bahasan dalam organisasi dianggap kurang nasional
3) lebih didominasi oleh golongan tua
4) adanya tekanan dari pemerintah belanda
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/33261785/Budi_Utomo_Sejarah_dan_Perkembangann
ya (Diakses pada 26 November 2019)
https://www.merdeka.com/pendidikan/kisah-berakhirnya-kejayaan-organisasi-
pemuda-budi-utomo.html (Diakses pada 26 November 2019 pukul 19:00 WIB)
https://pendidikanmu.com/2019/10/lahirnya-organisasi-budi-utomo.html
28
https://www.ilmudasar.com/2017/03/Pengertian-Fungsi-Tujuan-Terbentuknya-
Budi-Utomo-adalah.html (Diakses pada 26 November 2019 pukul 20:20 WIB)
29