Dalam Konteks
Sejarah Bahasa
Indonesia
Kelompok 10
Intan Chosyatillah (0301118227006)
Muhammad Arya Karuana (03011182227004)
MRAH M. Daneltto Syahrezani (03011282227068)
1 2.1 Pancasila dalam konteks Sejarah Bahasa Indonesia
Nilai ideal Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dulu kala sebelum bangsa Indonesia
membangun negara. Proses terbentuknya negara Indonesia melalui proses sejarah yang cukup panjang yaitu
sejak zaman batu sampai munculnya kerajaan-kerajaan pada abad ke-IV sampai pada zaman menaklukkan
kemerdekaan Republik Indonesia.
A. Zaman Kutai
B. Zaman Sriwijaya
C. Zaman Kerajaan-Kerajaan Sebelum Kerajaan Majapahit
D. Zaman Majapahit
E. Zaman Penjajahan
2 Zaman Merebut Kemerdekaan Indonesia
1. Kebangkitan Nasional
Ketika akhir sidang pertama, Ketua BPUPKI Dr.K.R.T Radjiman Widyodiningrat, membentuk
panitia yang berjumlah 8 orang meliputi: Ir Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutardjo, A Wachid
Hasyim, Ki Bagus Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata, Moh Yamin, dan Mr. A.A.Maramis. Dari
pertemuan dengan panitia delapan, terdapat usulan dan perbedaan pendapat mengenai dasar
negara.
Golongan Islam menghendaki negara berdasarkan syariat Islam, sementara golongan nasionalis
menginginkan negara tidak berhukum agama tertentu. Setelah sidang, panitia delapan
mengadakan rapat bersama 38 anggota BPUPKI. Kemudian, dibentuk satu panitia kecil yang
disebut panitia 9. Panitia ini bertugas menyelidiki usul mengenai rumusan dasar negara. Dalam
sidang berlangsung pada 22 Juni 1945, BPUPKI membentuk panitia kecil beranggotakan 9 orang.
5
Berikut anggotanya panitia sembilan: Ir. Soekarno (ketua), Drs. Mohammad Hatta (Wakil Ketua),
K.H.A. Wahid Hasyim, Kyai Haji Kahar Muzakir, Mr. A.A. Maramis, Abikusno Tjokrosujoso (golon-
gan Islam), Mr. Achmad Soebardjo (golongan kebangsaan), dan H. Agus Salim Mr. Muhammad
Yamin. Panitia sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945, menghasilkan kesepakatan dasar
negara yang tertuang dalam alinea ke-IV rancangan preambule, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5