Anda di halaman 1dari 11

Pancasila

Dalam Konteks
Sejarah Bahasa
Indonesia
Kelompok 10
Intan Chosyatillah (0301118227006)
Muhammad Arya Karuana (03011182227004)
MRAH M. Daneltto Syahrezani (03011282227068)
1 2.1 Pancasila dalam konteks Sejarah Bahasa Indonesia

Nilai ideal Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dulu kala sebelum bangsa Indonesia
membangun negara. Proses terbentuknya negara Indonesia melalui proses sejarah yang cukup panjang yaitu
sejak zaman batu sampai munculnya kerajaan-kerajaan pada abad ke-IV sampai pada zaman menaklukkan
kemerdekaan Republik Indonesia.

A. Zaman Kutai
B. Zaman Sriwijaya
C. Zaman Kerajaan-Kerajaan Sebelum Kerajaan Majapahit
D. Zaman Majapahit
E. Zaman Penjajahan
2 Zaman Merebut Kemerdekaan Indonesia

1. Kebangkitan Nasional

Kebangkitan nasional Indonesia diawali dengan berdirinya Budi Utomo yang


dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo pada 20 Mei 1908. Kemudian berdiri
Sarekat Dagang Islam (SDI) tahun 1909, Partai Nasional Indonesia (PNI) yang
menitikberatkan pada kesatuan nasional yang didirikan oleh Soekarno, Cipto
Mangunkusumo, Sartono dan tokoh lainnya. Sejak itu perjuangan nasional
Indonesia mempunyai tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka. Perjuangan
nasional diteruskan dengan adanya gerakan Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928 yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air
Indonesia.

1. Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


a. Sidang I BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)
b. Sidang II BPUPKI
c. Proklamasi kemerdekaan Indonesia
3
2. Penjajahan Jepang

Penjajah Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang


pemimpin Asia, Jepang saudara tua bangsa Indonesia”. Pada tanggal 29 April
1945
bersamaan dengan ulang tahun Kaisar Jepang, penjajah Jepang akan
memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia, janji ini diberikan karena
Jepang terdesak oleh tentara Sekutu.
Bangsa Indonesia diperbolehkan memperjuangkan kemerdekaannya, dan
untuk mendapatkan simpati dan dukungan bangsa Indonesia maka Jepang
menganjurkan untuk membentuk suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki
usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyumbi Tioosakai.
Pada hari itu juga diumumkan sebagai Ketua (Kaicoo) Dr. K.R.T. Radjiman Widy-
odiningrat dan beranggotakan 60 orang, yang kemudian mengusulkan bahwa
agenda pada sidang BPUPKI adalah membahas tentang dasar negara.
4

3. Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

a). Sidang I BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)


Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang
resmiterdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu:
a. Mr. M. Yamin (29 Mei 1945)
b. Prof. Dr. Supomo (31 Mei 1945)
c. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
5

Ketika akhir sidang pertama, Ketua BPUPKI Dr.K.R.T Radjiman Widyodiningrat, membentuk
panitia yang berjumlah 8 orang meliputi: Ir Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutardjo, A Wachid
Hasyim, Ki Bagus Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata, Moh Yamin, dan Mr. A.A.Maramis. Dari
pertemuan dengan panitia delapan, terdapat usulan dan perbedaan pendapat mengenai dasar
negara.
Golongan Islam menghendaki negara berdasarkan syariat Islam, sementara golongan nasionalis
menginginkan negara tidak berhukum agama tertentu. Setelah sidang, panitia delapan
mengadakan rapat bersama 38 anggota BPUPKI. Kemudian, dibentuk satu panitia kecil yang
disebut panitia 9. Panitia ini bertugas menyelidiki usul mengenai rumusan dasar negara. Dalam
sidang berlangsung pada 22 Juni 1945, BPUPKI membentuk panitia kecil beranggotakan 9 orang.
5

Berikut anggotanya panitia sembilan: Ir. Soekarno (ketua), Drs. Mohammad Hatta (Wakil Ketua),
K.H.A. Wahid Hasyim, Kyai Haji Kahar Muzakir, Mr. A.A. Maramis, Abikusno Tjokrosujoso (golon-
gan Islam), Mr. Achmad Soebardjo (golongan kebangsaan), dan H. Agus Salim Mr. Muhammad
Yamin. Panitia sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945, menghasilkan kesepakatan dasar
negara yang tertuang dalam alinea ke-IV rancangan preambule, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5

b). Sidang II BPUPKI


rumusan Pancasila di atas menimbulkan gejolak lagi dalam sidang kedua
BPUPKI di kalangan nasionalis dan perwakilan dari daerah-daerah yang mayoritas
penduduknya beragama non-Islam. Mereka menuntut dihapuskannya 7 kata "dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya".

c). Proklamasi kemerdekaan Indonesia


PPKI mengesahkan rumusan final Pancasila yang tercantum sebegal
dasar negara dalam Pembukaan UUD 1945 adalah seperti yang kita kenal sekarang ini:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5.. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
6 3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan tersebut, kita dapat mengetahui bahwa nilai-nilai yang


terkandung dalam Pancasila telah diterapkan sejak zaman kerajaan di Nusantara.
Perjuangan bangsa Indonesia dalam merumuskan dasar negara dimulai pada
sidang pertama BPUPKI hingga sampai pada pengesahan Pancasila sebagai
dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI.Berdasarkan pembahasan
di atas, dapat kita simpulkan bahwa lahirnya Pancasila melalui proses yang
cukup panjang untuk bisa menjadi dasar negara Republik Indonesia. Pancasila
sangat tepat menjadi dasar negara Republik Indonesia karena mengandung ni-
lai-nilai yang melekat pada kepribadian rakyat Indonesia dan mampu menjawab
tantangan historis-politik selama proses perumusan identitas negara.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai