1
Semuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki
tokoh-tokoh pergerakan sehingga sidang sidang maraton BPUPKI yang
difasilitasi Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak
penjajah Jepang. Para peserta dari BPUPKI ini pun ditunjuk secara adil.
Posisi Jepang yang semakin terdesak karena Perang Asia Pasifik pada
akhir 1944 melatarbelakangi dibentuknya BPUPKI. Ketika posisi Jepang
terdesak, rakyat Indonesia pun semakin gencar melakukan pemberontakan
untuk menuntut kemerdekaan. Dalam kondisi tersebut, Jepang pun
memutuskan membentuk BPUPKI sebagai wujud memenuhi janji untuk
memberikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Namun, Jepang
sebenarnya memiliki motif lain dalam pembentukan BPUPKI, yaitu
menarik simpati rakyat Indonesia dan mempertahankan sisa-sisa kekuatan
mereka. Dengan membentuk BPUPKI, Jepang berupaya membuat pribumi
percaya bahwa mereka adalah pembebas Indonesia dari penjajahan
pemerintah kolonial Belanda dan Sekutu. Berikut adalah struktur
keanggotaan BPUPKI:
1) Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat
2) Ketua Muda : Raden Panji Soeroso
3) Ketua Muda : Ichibangase (Anggota Luar Biasa-Orang Jepang)
4) Anggota : 60 Orang (Tidak termasuk Ketua dan Ketua Muda)
BPUPKI dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara
ke-16 Jepang di Jakarta, pada 28 Mei 1945. Sehari setelah dilantik, 29 Mei
1945, dimulailah sidang yang pertama dengan materi pokok pembicaraan
calon dasar negara. Perumusan Pancasila itu pada awalnya dilakukan
dalam sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan pada 29 Mei sampai
dengan 1 Juni 1945. Sidang tersebut menampilkan beberapa pembicara,
yaitu Mr. Muh Yamin, Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Soepomo.
Berikut adalah gagasan masing-masing tokoh untuk calon dasar negara:
2
1) Mohammad Yamin
Mohammad Yamin memberikan lima hal untuk bisa dijadikan dasar
negara. Pertama diajukan secara lisan pada tanggal 29 Mei 1945 yang
berisi:
• Peri Kebangsaan
• Peri Kemanusiaan
• Peri Ketuhanan
• Peri Kerakyatan
• Kesejahteraan Rakyat
2) Soepomo
Pada 31 Mei 1945, Soepomo menyampaikan usulannya. Menurutnya
Indonesia merdeka adalah negara yang dapat mempersatukan semua
golongan dan paham perseorangan, serta mempersatukan diri dengan
berbagai lapisan rakyat. Berikut ini usulan dasar negara menurut
Soepomo:
• Persatuan (Unitarisme)
• Kekeluargaan
• Keseimbangan Lahir dan Batin
• Musyawarah
• Keadilan Rakyat
3
3) Ki Bagus Hadikusumo
Terdapat dua hal yang dikemukakan oleh Ki Bagus Hadikusumo,
pertama ialah konsep negara Indonesia merdeka adalah negara yang
dijalankan atas kedaulatan rakyat, dan kedua memperjuangkan Islam
sebagai pondasi hukum bagi negara Indonesia merdeka.
4) Ir. Soekarno
Pada 1 Juni 1945, Soekarno memberikan usulan yang berbentuk
Philosophische Grondslag atau Weltanschauung, yakni fundamen,
filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya. Soekarno
mengusulkan dasar negara dengan sebutan Panca Dharma, kemudian
dengan anjuran para ahli bahasa, rumusan dasar negara dinamakan
Pancasila. Berikut usulan dasar negara dari Ir. Soekarno:
• Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
• Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
• Mufakat atau Demokrasi
• Kesejahteraan Sosial
• Ketuhanan yang Berkebudayaan
Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta
sidang tidak menyukai angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu
Trisila yang terdiri atas (1) Sosio-Nasionalisme, (2) Sosio-Demokrasi,
dan (3) Ketuhanan Yang Maha Esa. Soekarno akhirnya juga
menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong-Royong.
Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila
bagi dasar filsafat negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan
oleh Soekarno, dan kemudian dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki
Bagus Hadi Kusumo, K.H. Wahid Hasyim, Muh. Yamin, Sutarjo, A.A.
Maramis, Otto Iskandar Dinata, dan Moh. Hatta). Sayangnya, ada dua
pandangan berbeda mengenai rumusan dasar negara dalam rapat
Panitia Kecil. Golongan Islam menginginkan negara berdasarkan
syariat Islam, sedangkan golongan nasionalis menghendaki dasar
4
negara yang berdasarkan kebangsaan atau nasionalisme. Panitia Kecil
belum berhasil mencapai hasil mufakat
untuk menetapkan dasar negara. Oleh
karena itu, BPUPKI membentuk lagi
panitia kecil lain untuk memecahkan
masalah tersebut, yaitu Panitia Sembilan.
5
Atas berkat Rahmat Allah Yang Mahakuasa, dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.
Jakarta, 22-6-1945
Pada alinea keempat Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai
berikut:
1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemelukpemeluknya
2) Kemanusiaan yang adil yang beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
6
Ada beberapa hal yang diubah dalam isi Piagam Jakarta yang sekarang
menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang kita kenal
sekarang:
1) Kata “Mukaddimah” diganti dengan kata “Pembukaan”
2) Sila pertama, yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” telah diganti menjadi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”.
7
menjadikan kekuatan Jepang semakin lemah. Oleh karena itu, Jepang pada
akhirnya terpaksa menyerah tanpa syarat pada sekutu pada 14 Agustus 1945.
Kekosongan kekuasaan ini tidak disia-siakan oleh para tokoh nasional.
PPKI yang semula dibentuk Jepang karena Jepang sudah kalah dan tidak
berkuasa lagi, maka para pemimpin nasional pada waktu itu segera mengambil
keputusan politis yang penting. Keputusan politis penting itu berupa
melepaskan diri dari bayang-bayang kekuasaan Jepang dan mempercepat
rencana kemerdekaan bangsa Indonesia.
8
Achmad Subardjo menyumbang kalimat utama dan Moh. Hatta
menyumbang kalimat terakhir dalam Teks Proklamasi. Soekarno
menuliskannya Teks Proklamasi tersebut. Kemudian, Soekarno dan Moh.
Hatta menandatangani Teks Proklamasi atas usul Sukarni dan
menyerahkan naskah itu ke Sayuti Melik untuk diketik dengan beberapa
perubahan yang disepakati. Setelah seluruh persiapan selesai, Soekarno
dan Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat pada 17 Agustus 1945 pukul
10.00 WIB. Soekarno memberi pidato kemudian membacakan Teks
Proklamasi. Selanjutnya dilakukan pengibaran Bendera Merah Putih oleh
Suhud dan Latief Hendraningrat. Ketika bendera dikibarkan, semua yang
hadir dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menyanyikan
lagu Indonesia Raya. Adapun Bendera Merah Putih yang dipakai adalah
hasil jahitan Fatmawati. Kabar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pun
langsung menyebar ke seluruh penjuru Tanah Air melalui siaran radio,
media cetak, hingga para utusan daerah.
Sampai detik ini, teks Proklamasi yang dikenal luas adalah sebagai
berikut:
9
PROKLAMASI
10
Selain itu, ada perubah yang terjadi di dalam Pancasila sila
pertama. Hal ini terjadi karena adanya tuntutan dari wakil yang
mengatasnamakan masyarakat Indonesia Bagian Timur yang menemui
Bung Hatta yang mempertanyakan 7 kata di belakang kata “Ketuhanan”,
yaitu “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya”. Tuntutan ini ditanggapi secara arif oleh para pendiri negara
sehingga terjadi perubahan yang disepakati, yaitu dihapusnya 7 kata yang
dianggap menjadi hambatan di kemudian hari dan diganti dengan istilah
“Yang Maha Esa”.
11
3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilam
diyaniki kebenerannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya
oleh bangsa Indonesia yang dijadikan pedoman sebagai kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat umtuk
mengamalkannya dalam kehidupan nyata (Bakry,1994;158).
12
dan dilestarikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Keberagaman yang
terdapat pada masyarakat Indonesia merupakan salah satu faktor yang
menjdaikan pancasila sebagai perjanjian luhur. Di dalam isi pancasila,
terdapat sila yang mencantumkan perjanjian luhur untuk seluruh rakyat
indonesia yakni pada sila pertama yang berbunyi ketuhanan yang maha
esa. Hal tersebut menandakan bahwa perbedaan beragama yang terdapat
di Indonesia tidak menghalangi setiap rakyat untuk bersatu membangun
Indonesia.
13
manusia, gotong royong tersebutla yang membuat saling membantu antar
tetangga maupun bekerjasama untuk keperluan umum di desa desa.
14
sebenarnya sehingga nilai-nilai pancasila menyimpang dari kenyataan
hidup berbangsa dan bernegara, contohnya:
1) Korupsi
2) Terorisme
3) Komunisme
4) Pengangkatan presiden seumur hidup oleh MPRS dalam TAP
No.III/MPRS/1960 Tentang Pengangkatan Soekarno Sebagai
Presiden Seumur Hidup. Hal tersebut bertentangan pasal 7 Undang-
Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa, ”Presiden dan wakil
presiden memangku jabatan selama lima (5) tahun, sesudahnya dapat
dipilih kembali”. Pasal ini menunjukkan bahwa pengangkatan
presiden seharusnya dilakukan secara periodic da nada batas waktu
lima tahun.
15
2. Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Kenapa terjadi urgensi atau dorongan terhadap pancasila ini karena
dilansir dari survei yang dilakukan oleh Kompas pada 1 juni 2008 didapati
kalau warga indonesia itu banyak yang tidak hapal pancasila, banyak juga
yang tidak mengetahui apa makna yang terkandung pada pancasila itu
sendiri, dan ada juga yang tidak mampu menyebutkan pancasila secara
lengkap. Padahal yang kita ketahui kalau pancasila ini sudah dipelajari
sedari dini, dan pancasila ini sudah menjadi pedoman kita dalam
bertingkah laku tapi kenyataannya sekarang masi banyak yang
menganggap remeh terhadap pancasila ini sendiri. Selain itu juga penting
bagi warga Indonesia untuk dapat mempelajari dan memahami apa saja
nilai yang terkandung di dalamnya, karena ditakutkan apabila kita tidak
bisa mengidentifikasi ideologi Indonesia, dikhawatirkan adanya
penyamaan antara ideologi bangsa Indonesia dengan bangsa lain, dan juga
ditakutkan adanya penyalahgunaan pancasila sebagai alat justifikasi
kekuasaan rezim tertentu (pemerintah). Hal ini pernah terjadi pada masa
Soekarno yang membangun NASAKOM dan pada masa Soeharto yang
memberantas seluruh masyarakat yang tidak percaya terhadap pemerintah.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya
pemahaman dan pengamalan tentang nilai-nilai pancasila dalam
masyarakat Indonesia saat ini yakni:
1) Kurangnya pendidikan agama
2) Kurangnya pendidikan pancasila
3) Kurangnya pembinaan moral yang dilakukan lingkungan sekitar
(keluarga)
16