Anda di halaman 1dari 16

Nama Anggota Kelompok:

1. HELFY DWI FARAHDILLA 2302126567


2. NABILAH APRISYAZWANA 2302114423
3. NAILA ARINI PUTRI 2302110905
4. GITA SONDANG KRISTIARTA 2302113574
5. SAID ATHAYA ALFATH ALHABSYI 2302126553

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa


Indonesia
1. Periode Pengusulan Pancasila
Jauh sebelum Pancasila terbentuk, awal dari terbentuknya ideologi
bangsa itu bermula dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi
pembuka ke pintu gerbang kemerdekaan Indonesia. Dan menurut ahli
sejarah, Sartono Kartodirdjo, menyatakan bahwa adanya rasa nasionalisme
sudah mulai tertanam kuat dalam Perhimpoenan Indonesia (Indische
Vereeniging). Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku
bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian
setelah itu lahirlah Soempah Pemoeda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Dimana ikrar tersebut menggambarkan semangat kebersamaan, persatuan,
dan cinta tanah air yang mendalam. Sumpah Pemuda memperlihatkan
tekad kuat para pemuda Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan
dan merdeka dari penjajahan yang dilakukan oleh bangsa asing. Berikut
adalah naskah dari Soempah Pemoeda:

1
Semuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki
tokoh-tokoh pergerakan sehingga sidang sidang maraton BPUPKI yang
difasilitasi Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak
penjajah Jepang. Para peserta dari BPUPKI ini pun ditunjuk secara adil.
Posisi Jepang yang semakin terdesak karena Perang Asia Pasifik pada
akhir 1944 melatarbelakangi dibentuknya BPUPKI. Ketika posisi Jepang
terdesak, rakyat Indonesia pun semakin gencar melakukan pemberontakan
untuk menuntut kemerdekaan. Dalam kondisi tersebut, Jepang pun
memutuskan membentuk BPUPKI sebagai wujud memenuhi janji untuk
memberikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Namun, Jepang
sebenarnya memiliki motif lain dalam pembentukan BPUPKI, yaitu
menarik simpati rakyat Indonesia dan mempertahankan sisa-sisa kekuatan
mereka. Dengan membentuk BPUPKI, Jepang berupaya membuat pribumi
percaya bahwa mereka adalah pembebas Indonesia dari penjajahan
pemerintah kolonial Belanda dan Sekutu. Berikut adalah struktur
keanggotaan BPUPKI:
1) Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat
2) Ketua Muda : Raden Panji Soeroso
3) Ketua Muda : Ichibangase (Anggota Luar Biasa-Orang Jepang)
4) Anggota : 60 Orang (Tidak termasuk Ketua dan Ketua Muda)
BPUPKI dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara
ke-16 Jepang di Jakarta, pada 28 Mei 1945. Sehari setelah dilantik, 29 Mei
1945, dimulailah sidang yang pertama dengan materi pokok pembicaraan
calon dasar negara. Perumusan Pancasila itu pada awalnya dilakukan
dalam sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan pada 29 Mei sampai
dengan 1 Juni 1945. Sidang tersebut menampilkan beberapa pembicara,
yaitu Mr. Muh Yamin, Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Soepomo.
Berikut adalah gagasan masing-masing tokoh untuk calon dasar negara:

2
1) Mohammad Yamin
Mohammad Yamin memberikan lima hal untuk bisa dijadikan dasar
negara. Pertama diajukan secara lisan pada tanggal 29 Mei 1945 yang
berisi:
• Peri Kebangsaan
• Peri Kemanusiaan
• Peri Ketuhanan
• Peri Kerakyatan
• Kesejahteraan Rakyat

Kemudian hal tersebut berubah saat Mohammad Yamin


menyampaikan rumusan dasar negara yang diajukan secara tertulis,
yaitu:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia Rasa
3. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

2) Soepomo
Pada 31 Mei 1945, Soepomo menyampaikan usulannya. Menurutnya
Indonesia merdeka adalah negara yang dapat mempersatukan semua
golongan dan paham perseorangan, serta mempersatukan diri dengan
berbagai lapisan rakyat. Berikut ini usulan dasar negara menurut
Soepomo:
• Persatuan (Unitarisme)
• Kekeluargaan
• Keseimbangan Lahir dan Batin
• Musyawarah
• Keadilan Rakyat

3
3) Ki Bagus Hadikusumo
Terdapat dua hal yang dikemukakan oleh Ki Bagus Hadikusumo,
pertama ialah konsep negara Indonesia merdeka adalah negara yang
dijalankan atas kedaulatan rakyat, dan kedua memperjuangkan Islam
sebagai pondasi hukum bagi negara Indonesia merdeka.

4) Ir. Soekarno
Pada 1 Juni 1945, Soekarno memberikan usulan yang berbentuk
Philosophische Grondslag atau Weltanschauung, yakni fundamen,
filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya. Soekarno
mengusulkan dasar negara dengan sebutan Panca Dharma, kemudian
dengan anjuran para ahli bahasa, rumusan dasar negara dinamakan
Pancasila. Berikut usulan dasar negara dari Ir. Soekarno:
• Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
• Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
• Mufakat atau Demokrasi
• Kesejahteraan Sosial
• Ketuhanan yang Berkebudayaan
Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta
sidang tidak menyukai angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu
Trisila yang terdiri atas (1) Sosio-Nasionalisme, (2) Sosio-Demokrasi,
dan (3) Ketuhanan Yang Maha Esa. Soekarno akhirnya juga
menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong-Royong.
Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila
bagi dasar filsafat negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan
oleh Soekarno, dan kemudian dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki
Bagus Hadi Kusumo, K.H. Wahid Hasyim, Muh. Yamin, Sutarjo, A.A.
Maramis, Otto Iskandar Dinata, dan Moh. Hatta). Sayangnya, ada dua
pandangan berbeda mengenai rumusan dasar negara dalam rapat
Panitia Kecil. Golongan Islam menginginkan negara berdasarkan
syariat Islam, sedangkan golongan nasionalis menghendaki dasar

4
negara yang berdasarkan kebangsaan atau nasionalisme. Panitia Kecil
belum berhasil mencapai hasil mufakat
untuk menetapkan dasar negara. Oleh
karena itu, BPUPKI membentuk lagi
panitia kecil lain untuk memecahkan
masalah tersebut, yaitu Panitia Sembilan.

2. Periode Perumusan Masalah


Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia
Sembilan menyusun dan menghasilkan
sebuah naskah yang disusun pada rapat
Panitia Sembilan yang bernamakan
Piagam Jakarta atau sering disebut juga
Jakarta Charter. Setelah melakukan
kompromi antara 4 orang dari kaum
kebangsaan (nasionalisme) dan 4 orang
dari pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945
Panitia Sembilan menghasilkan rumusan
dasar negara yang dikenal dengan Piagam
Jakarta (Jakarta Charter) yang berisi:
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab
itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
peri kemanusiaan dan peri keadilan.

Dan perjuangan pergerakan Indonesia


telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa
mengantarkan Rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang Negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

5
Atas berkat Rahmat Allah Yang Mahakuasa, dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia


yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah-darah
Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam Hukum Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia,
yang berkedaulatan Rakyat dengan berdasar kepada: "Ke-Tuhanan, dengan
kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia".

Jakarta, 22-6-1945
Pada alinea keempat Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai
berikut:
1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemelukpemeluknya
2) Kemanusiaan yang adil yang beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

6
Ada beberapa hal yang diubah dalam isi Piagam Jakarta yang sekarang
menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang kita kenal
sekarang:
1) Kata “Mukaddimah” diganti dengan kata “Pembukaan”
2) Sila pertama, yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” telah diganti menjadi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Pada saat itu pemimpin Indonesia tengah sibuk mempersiapkan


kemerdekaan sesuai dengan skenario Jepang. Namun pada tanggal 6 Agustus
1945, terjadi peristiwa jatuhnya bom atom yang diluncurkan oleh sekutu ke
kota Hiroshima. Sehari setelah peristiwa itu, 7 Agustus 1945, Pemerintah
Pendudukan Jepang di Jakarta mengeluarkan maklumat yang berisi:
1) Pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
bagi Indonesia (PPKI),
2) Panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang
19 Agustus 1945, dan
3) Direncanakan 24 Agustus 1945 Indonesia dimerdekakan.

Kemudian Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk


pada 7 Agustus 1945, tepatnya setelah Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) dibubarkan. BPUPKI dibubarkan karena dianggap terlalu
cepat dalam menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Dengan total anggota 21
orang, yaitu: Soekarno, Moh. Hatta, Radjiman, Ki Bagus Hadikusumo, Otto
Iskandar Dinata, Purboyo, Suryohamijoyo, Sutarjo, Supomo, Abdul Kadir, Yap
Cwan Bing, Muh. Amir, Abdul Abbas, Ratulangi, Andi Pangerang,
Latuharhary, I Gde Puja, Hamidan, Panji Suroso, Wahid Hasyim, T. Moh.
Hasan.
Jatuhnya bom Hiroshima, belum membuat Jepang takluk, maka sekutu
kemudian menjatuhkan bom lagi di Nagasaki pada 9 Agustus 1945 yang

7
menjadikan kekuatan Jepang semakin lemah. Oleh karena itu, Jepang pada
akhirnya terpaksa menyerah tanpa syarat pada sekutu pada 14 Agustus 1945.
Kekosongan kekuasaan ini tidak disia-siakan oleh para tokoh nasional.
PPKI yang semula dibentuk Jepang karena Jepang sudah kalah dan tidak
berkuasa lagi, maka para pemimpin nasional pada waktu itu segera mengambil
keputusan politis yang penting. Keputusan politis penting itu berupa
melepaskan diri dari bayang-bayang kekuasaan Jepang dan mempercepat
rencana kemerdekaan bangsa Indonesia.

3. Periode Pengesahan Pancasila


Pada 15 Agustus 1945 Soekarno, Hatta, dan Rajiman kembali ke
Indonesia. Kedatangan mereka disambut oleh para pemuda yang
mendesak agar kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan
secepatnya.
Kemudian terjadilah peristiwa penculikan Ir. Soekarno dan Moh
Hatta yang dilakukan oleh beberapa golongan pemuda. Peristiwa ini
terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Soekarno dan
Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak
agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai
dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili
Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda
tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah Jepang
mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik. Setelah kembali ke Jakarta
dari Rengasdengklok, Soekarno dan Moh. Hatta menemui Mayor Jenderal
Otoshi Nishimura untuk meminta kemerdekaan tapi ditolak. Sebab, Jepang
sudah terlanjur meneken perjanjian dengan Sekutu.
Penolakan dari Jepang membuat Soekarno dan Moh. Hatta
akhirnya mau mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia sehingga
Teks Proklamasi pun segera disusun. Penyusunan Teks Proklamasi
dilakukan oleh Soekarno, Moh. Hatta dan Achmad Subardjo di kediaman
Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat.

8
Achmad Subardjo menyumbang kalimat utama dan Moh. Hatta
menyumbang kalimat terakhir dalam Teks Proklamasi. Soekarno
menuliskannya Teks Proklamasi tersebut. Kemudian, Soekarno dan Moh.
Hatta menandatangani Teks Proklamasi atas usul Sukarni dan
menyerahkan naskah itu ke Sayuti Melik untuk diketik dengan beberapa
perubahan yang disepakati. Setelah seluruh persiapan selesai, Soekarno
dan Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat pada 17 Agustus 1945 pukul
10.00 WIB. Soekarno memberi pidato kemudian membacakan Teks
Proklamasi. Selanjutnya dilakukan pengibaran Bendera Merah Putih oleh
Suhud dan Latief Hendraningrat. Ketika bendera dikibarkan, semua yang
hadir dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menyanyikan
lagu Indonesia Raya. Adapun Bendera Merah Putih yang dipakai adalah
hasil jahitan Fatmawati. Kabar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pun
langsung menyebar ke seluruh penjuru Tanah Air melalui siaran radio,
media cetak, hingga para utusan daerah.

Sampai detik ini, teks Proklamasi yang dikenal luas adalah sebagai
berikut:

9
PROKLAMASI

Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan


Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dll.
diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945


Atas Nama Bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta

Pada tanggal 18 Agustus 1945, dilaksanakan sidang PPKI, putusan-


putusan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
1) Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD ‘45) yang terdiri
atas Pembukaan dan Batang Tubuh. Naskah Pembukaan berasal dari
Piagam Jakarta dengan sejumlah perubahan. Batang Tubuh juga
berasal dari rancangan BPUPKI dengan sejumlah perubahan pula.
2) Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama (Soekarno dan
Hatta).
3) Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPKI
ditambah tokoh-tokoh masyarakat dari banyak golongan. Komite ini
dilantik 29 Agustus 1945 dengan ketua Mr. Kasman Singodimejo.

Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai


berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

10
Selain itu, ada perubah yang terjadi di dalam Pancasila sila
pertama. Hal ini terjadi karena adanya tuntutan dari wakil yang
mengatasnamakan masyarakat Indonesia Bagian Timur yang menemui
Bung Hatta yang mempertanyakan 7 kata di belakang kata “Ketuhanan”,
yaitu “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya”. Tuntutan ini ditanggapi secara arif oleh para pendiri negara
sehingga terjadi perubahan yang disepakati, yaitu dihapusnya 7 kata yang
dianggap menjadi hambatan di kemudian hari dan diganti dengan istilah
“Yang Maha Esa”.

B. Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa


Indonesia
1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Sebagaimana diketahui bahwa setiap bangsa mana pun di dunia ini
pasti memiliki identitas yang sesuai dengan latar belakang budaya masing-
masing.Budaya merupakan proses cipta,rasa,dan karsa yang perlu dikelola
dan dikembangkan secara terus menerus.Budaya dapat membentuk
identitas suatu bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi.Inkulturasi
adalah proses perpaduan berbagai elemen budaya dalam kehidupan
masyarakat sehingga menjadikan masyarakat berkembang secara
dinamis.Akulturasi adalah perubahan besar yang terjadi sebagai kontak
antarkebudayaan yang berlangsung lama.

2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa
Indonesia,artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku
serta amal perbuatan. Sikap mental, tingkah laku dan perbuatan bangsa
Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa
lain. Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena
tidak ada pribadi yang benar benar sama.

11
3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilam
diyaniki kebenerannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya
oleh bangsa Indonesia yang dijadikan pedoman sebagai kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat umtuk
mengamalkannya dalam kehidupan nyata (Bakry,1994;158).

4. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa


Pancasila merupakan elemen terpenting dalam keberlangsungan bangsa
Indonesia ini, karena kita ketahui bahwa Pancasila merupakan jiwa bangsa
Indonesia. Maksud Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia yaitu bahwa
Pancasila berperan sebagai nyawa, sumber, pandangan hidup, Ideologi
Bangsa, bahkan ciri khusus bangsa Indonesia dimana Pancasila ini didapat
seiring dengan perjalanan sejarah bangsa Indonesia sehingga mampu
membedakan antara ciri khas bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya.
Sehingga dapat dijabarkan kembali bahwa Pancasila sebagai jiwa bangsa
Indonesia berarti setiap aktivitas, perbuatan, tindakan, serta pemikiran
seluruh individu di Indonesia beradasarkan dan berpedomankan kepada
Pancasila.

5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur


Pancasila merupakan dasar negara bangsa Indonesia yang menjadi
pedoman dan landasan bangsa Indoensia. Pancasila dibentuk dari
kesepakatan rakyat Indonesia dan mewakili karakteristik dan keberagaman
yang terdapat pada masyarakat Indonesia. Pancasila ditetapkan sebagai
dasar negara setelah Indonesia meredak dan mencoba hidup mandiri yakni
pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh anggota PPKI yang mewakili rakyat
Indonesi. Selain itu, pancasila juga memiliki peran sebafai perjanjian
luhur.Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa adalah pancasila
merupakan keputusan final bagi bangsa Indonesia yang harus diamalkan

12
dan dilestarikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Keberagaman yang
terdapat pada masyarakat Indonesia merupakan salah satu faktor yang
menjdaikan pancasila sebagai perjanjian luhur. Di dalam isi pancasila,
terdapat sila yang mencantumkan perjanjian luhur untuk seluruh rakyat
indonesia yakni pada sila pertama yang berbunyi ketuhanan yang maha
esa. Hal tersebut menandakan bahwa perbedaan beragama yang terdapat
di Indonesia tidak menghalangi setiap rakyat untuk bersatu membangun
Indonesia.

C. Menggali Sumber Histori, Sosiologi, Politis tentang Pancasila dalam


Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
1. Sumber Histori Pancasila
Perumusan Pancasila tidak bisa dipisahkan dari segala sejarah
bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Lalu nilai-nilai Pancasila
sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang berkembang
dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu.
Misalnya, Sila Ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu,meski dalam
praktik pemujaan beraneka ragam, tetapi pengakuan tentang adanya tuhan
sudah diakui, Dalam filosofi banyak unsur berbeda agama seperti kekuatan
supranatural, tindakan ritual pada objek sacral.

2. Sumber Sosiologis Pancasila


Nilai Pancasila:
1) Ketuhanan yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dulu
hingga sekarang, salah satu contohnya bergotong royong antar sesama

13
manusia, gotong royong tersebutla yang membuat saling membantu antar
tetangga maupun bekerjasama untuk keperluan umum di desa desa.

3. Sumber Politis Pancasila


Bentuk pedoman didalam melaksanakan pemerintahan yang ada di
Indonesia, sehingga menjadi sebuah sumber dari hukum yang akan
mengatur di Indonesia itu sendiri,dan juga politis hal hal yang
berhubungan tentang sesuatu kebudayaan dalam kehidupan
bermasyarakat. Contohnya bias dilihat sila ke 4 dimana yang berbunyi
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan” tentang kekeluargaan dan musyawarah
yang diutamakan kehidupan bermasyarakat,dalam mengambil keputusan.

D. Argumen Tentang Dinamika dan TantanganPancasila dalam Kajian


Sejarah Bangsa Indonesia
1. Argumen Tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa
Pancasila dalam sejarah bangsa memperlihatkan pasang surut
pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai pancasila, contohnya:
1) Pada masa pemerintahan presiden Soekarno, NASAKOM lebih
popular dari pada pancasila.
2) Pada zaman presiden Soeharto, pancasila dijadikan pembenar
kekuasaan melalui perantara P-4. Pancasila menjadi asas tunggal bagi
semua organisasi politik maupun masyarakat.
3) Pada masa reformasi, ada kecenderungan para penguasa tidak respek
terhadap pancasila, seolah-olah pancasila ditinggalkan.

2. Argumen Tentang Tantangan Terhadap Pancasila dalam Kehidupan


Berbangsa dan Bernegara
Ada satu tantangan pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah meletakkan nilai-nilai pancasila tidak dalam posisi

14
sebenarnya sehingga nilai-nilai pancasila menyimpang dari kenyataan
hidup berbangsa dan bernegara, contohnya:
1) Korupsi
2) Terorisme
3) Komunisme
4) Pengangkatan presiden seumur hidup oleh MPRS dalam TAP
No.III/MPRS/1960 Tentang Pengangkatan Soekarno Sebagai
Presiden Seumur Hidup. Hal tersebut bertentangan pasal 7 Undang-
Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa, ”Presiden dan wakil
presiden memangku jabatan selama lima (5) tahun, sesudahnya dapat
dipilih kembali”. Pasal ini menunjukkan bahwa pengangkatan
presiden seharusnya dilakukan secara periodic da nada batas waktu
lima tahun.

E. Mendiskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah


Bangsa Indonesia untuk Masa Depan
Esensi adalah hakikat, pokok atau intisari dari masing masing sila
yang terdapat di dalam Pancasila. Sedangkan Urgensi adalah keseharusan atau
suatu hal yang mendesak dan mendorong seseorang untuk terus mempelajari
dan menerapkan nilai nilai pancasila dalam kehidupan sehari hari.

1. Esensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa


Pancasila dalam hakikatnya merupakan Philosofische Grandslag
dan Weltanschauung yang mana kedua ini merupakan hasil dari pola pikir
Ir.Soekarno pada sidang BPUPKI. Yang mana Ir.Soekarno menyebutkan
ada 2 kepentingan di dalam Philosofische Grandslag ini yakni menjadi
pedoman masyarakat dalam kehidupan bernegara dan sebagai dasar negara
atau pondasi awal suatu negara itu dibangun. Sedangkan pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa (Weltanschauung) mengandung unsur unsur
seperti nilai agama, budaya, dan adat istiadat. Jadi bisa dibilang
Weltanschauung ini bagaimana kita terhadap sesama kita (manusia).

15
2. Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Kenapa terjadi urgensi atau dorongan terhadap pancasila ini karena
dilansir dari survei yang dilakukan oleh Kompas pada 1 juni 2008 didapati
kalau warga indonesia itu banyak yang tidak hapal pancasila, banyak juga
yang tidak mengetahui apa makna yang terkandung pada pancasila itu
sendiri, dan ada juga yang tidak mampu menyebutkan pancasila secara
lengkap. Padahal yang kita ketahui kalau pancasila ini sudah dipelajari
sedari dini, dan pancasila ini sudah menjadi pedoman kita dalam
bertingkah laku tapi kenyataannya sekarang masi banyak yang
menganggap remeh terhadap pancasila ini sendiri. Selain itu juga penting
bagi warga Indonesia untuk dapat mempelajari dan memahami apa saja
nilai yang terkandung di dalamnya, karena ditakutkan apabila kita tidak
bisa mengidentifikasi ideologi Indonesia, dikhawatirkan adanya
penyamaan antara ideologi bangsa Indonesia dengan bangsa lain, dan juga
ditakutkan adanya penyalahgunaan pancasila sebagai alat justifikasi
kekuasaan rezim tertentu (pemerintah). Hal ini pernah terjadi pada masa
Soekarno yang membangun NASAKOM dan pada masa Soeharto yang
memberantas seluruh masyarakat yang tidak percaya terhadap pemerintah.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya
pemahaman dan pengamalan tentang nilai-nilai pancasila dalam
masyarakat Indonesia saat ini yakni:
1) Kurangnya pendidikan agama
2) Kurangnya pendidikan pancasila
3) Kurangnya pembinaan moral yang dilakukan lingkungan sekitar
(keluarga)

16

Anda mungkin juga menyukai