Anda di halaman 1dari 3

Nama : Moh wildan alamsyah

Kelas : 2E(malam)

Nim : 2111121041

SOAL

1. Sebutkan 5 Perumusan Pancasila beserta latar belakang historisnya


2. Sebutkan bagaimana penerapan Pancasila dalam tiga orde yang berbeda (ORLA, ORBA dan
REFORMASI)

JAWABAN

1. - Rumusan Pertama: Piagam Jakarta 22 Juni 1945: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,
karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan
Kemerdekaan Indonesia telah sampai kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan bebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya. Kemudian dari pada itu untuk membentuk
suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan ikut melasanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu hukum Dasar Negara Indonesia
yang berdasar kedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan; serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi
seluruh Rakyat Indonesia”
- Rumusan Kedua: Pembukaan UUD 18 Agustus 1945“ Bahwa sesungguhnya kemerdekaan
itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,
karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan
Kemerdekaan Indonesia telah sampai kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat Rahmat Alloh Yang Maha Kuasa, dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan bebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya. Kemudian dari pada itu untuk membentuk
suatu Pemerintah Negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melasanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam satu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”
- Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi RIS 27 Desember 1949“Kami bangsa Indonesia
semenjak berpuluh-puluh tahun lamanya bersatu padu dalam perjuangan kemerdekaan, dengan
senantiasa berhati teguh berniat menduduki hak hidup sebagai bangsa yang merdeka berdaulat.
Ini dengan berkat dan rahmat Tuhan telah sampailah kepada ringkatan sejarah yang berbahagia
dan luhur. Maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam satu piagam negara yang
berbentuk Republik Federasi berdasarkan pengakuan “Ketuhanan Yang Maha Esa, Peri
kemanusiaan, Kebangsaan, Kerakyatan dan keadilan sosial” Untuk mewujudkan kebahagiaan,
kesejahteraan, perdamaian dan kemerdekaan dalam masyarakat dan negara hukum Indonesia
Merdeka yang berdaulat sempurna”
- Rumusan Keempat: Mukaddimah UUDS 15 Agustus 1950 “Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Dan perjuangan
pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dengan berkat dan rahmat Tuhan
tercapailah tingkat sejarah yang berbahagia dan luhur. Maka demi ini kami menyusun
kemerdekaan kami itu dalam suatu piagam negara yang berbentuk Republik Kesatuan,
berdasarkan pengakuan Ketuhanan Yang Maha Esa, Peri Kemanusiaan, Kebangsaan, Kerakyatan
dan Keadilan Sosial, untuk mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan, perdamaian, dan
kemerdekaan yang berdaulat sempurna
- Rumusan Kelima: Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Terhadap hasil pemungutan suara di
Konstituante, Wakil Ketua Konstituante Prawoto Mangkusasmito mencatat, bahwa rumus kedua,
yakni Pancasila 18 Agustus 1945, didukung juga oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang
berkekuatan 80 anggota.Sudah menjadi pengetahuan umum bagaimana sikap PKI terhadap
masalah Ketuhanan. Dukungan PKI terhadap suatu rumus yang mengandung dasar Ketuhanan,
menurut Prawoto, dengan demikian merupakan taktik belaka."Waktu pertama kali namanya
dipanggil, DN Aidit tidak ada di tempatnya, walaupun menandatangani daftar hadir," tutur
Prawoto.Kesimpulan dari catatan Prawoto ialah, jika didasarkan pada prinsip Ketuhanan, maka
dukungan kepada rumus pertama, yaitu Piagam Jakarta, lebih besar sedikit daripada dukungan
terhadap rumus kedua yaitu Pembukaan UUD 1945.Maka, tidak syak lagi, suhu politik
meningkat. Ada usaha mendinginkan situasi. Akan tetapi usaha itu kalah kuat dibanding ikhtiar
sejumlah pihak yang hendak memanfaatkan situasi panas itu sebagai dalih untuk mengambil
tindakan sangat luar biasa.Ada yang mengirim telegram kepada Presiden Sukarno yang sedang
berada di Tokyo, Jepang. Kawat itu meminta agar Presiden mendekritkan berlakunya kembali
UUD 1945.Untuk memastikan dekrit tidak mendapat perlawanan kuat, diusahakan perumusan
yang lebih mendekatkan kedua golongan di Konstituante. Rumusan itu harus lebih kuat dari
rumusan dalam rancangan Piagam Bandung.Demikianlah, pada 5 Juli 1959 keluarlah Dekrit
Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang tentang Kembali kepada Undang-Undang Dasar
1945.Pada butir kelima konsiderans Dekrit, terbaca rumusan: "Bahwa kami berkeyakinan bahwa
Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945 menjiwai Undang-Undang Dasar 1945 dan merupakan
suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut."Konsiderans kelima itu bukanlah sesuatu
yang datang secara tiba-tiba. Dia telah memulai sejarahnya sejak diskusi-diskusi awal kembali ke
Undang-Undang Dasar 1945, berkumandang di sidang-sidang Kabinet Djuanda, bergema di
gedung Konstituante, dan mengkristal dalam rumusan rancangan Piagam Bandung.Suasana
kebatinan inilah yang menjawab pertanyaan mengapa Dekrit Presiden itu pada 22 Juli 1959
diterima secara aklamasi oleh DPR hasil Pemilu 1955. Penerimaan itu berselang kurang dari 10
hari sejak Presiden Sukarno meminta DPR supaya bekerja dalam rangka UUD 1945.Sembilan
tahun kemudian, DPR Gotong Royong dalam Memorandum tertanggal 9 Juni 1966 menyatakan:
"Meskipun Dekrit Presiden 5 Juli 1959 itu merupakan satu tindakan darurat, namun kekuatan
hukumnya bersumber pada dukungan seluruh rakyat Indonesia, terbukti dari persetujuan DPR
hasil pemilihan umum (1955) secara aklamasi pada 22 Juli 1959."
2. Penerapan Pancasila pada ORDE LAMA memuat saya masih berada pada tahap adaptasi pada
saat itu bangsa Indonesia masih menikmati proses download dari bangs yang terjajah menjadi
bangsa yang sepenuhnya merdeka. Pada masa orde lama banyak ditemui beberapa tindakan
penyimpangan terhadap Pancasila contohnya pembentakan PKI. pemberontakan DI/TII,
pembentakan RMS, pemberontakan PRRI/Perta
Penerapan Pancasila pada ORDE BARU dimana pada saat itu presiden Soeharto berusaha untuk
memulihkan kembali beberapa kekacauan yang sebelumnya terjadi di Indonesia. Upaya
pemulihan ini ditandai dengan dibuatnya REPELITA, diadakanya PEMILU, pendidikan
pelaksanaan pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila, serta pemerataan pembangunan
Dalam masa orde baru ini juga masih banyak ditemukan beberapamasalah seperti Korupsi,
Koluai, Nepotisme (KKN), hak berpendapat juga dibatasi dan adanya dwi fungsi ABRI
Penerapan Pancasila pada masa REFORMASI dimulai saat presiden B.J. Habibie menggantikan
Soeharto yang mundur dari jabatanya. Dalam masa reformasi ini B.J. Habibic berupaya untuk
memperbaiki sitem pemerintahannya. Beliau melakukan sejumlah reformati seperti Reformasi
ekonomi, Reformasi bidang politik dan hukum. Beliau juga mengeluarkan UU Nomor 9 Tahun
1988 tentang Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di muka Umum, dan lain-lain. Pada era
Reformasi ini penerapan Pancasila sebagai ideologi negara ters diagungkan hingga saat ini.
Tidak hanya itu upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lainya juga sudah
berkurang pada era Reformasi ini.

Anda mungkin juga menyukai