Oleh :
Nama PPPK : FERDYAN LELLY HENDRAWAN, S.Si.
NI PPPK : 19830804 202221 1 005
Tempat, tanggal lahir : Sragen, 4 Agustus 1983
Golongan : IX
Jabatan : Ahli Pertama - Guru PJOK
Instansi : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
2. Narkoba
Obat-obatan atau untuk menyebutkan suatu hal yang bersifat adiktif, yaitu dapat
mengakibatkan ketergantungan (addiction) apabila disalahgunakan atau
penggunaannya tidak sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter.
Pengertian narkotika adalah zat atau obat yang dapat berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi 42 sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Zat adiktif lainnya adalah zat yang berpengaruh psikoaktif diluar narkotika dan
psikotropika meliputi:
● Minuman beralkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan saraf pusat;
● Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik yang sering disalahgunakan seperti lem, thinner, cat kuku dll;
● Tembakau, dan lain-lain.
4. Money Laundering
Suatu perbuatan kejahatan yang melibatkan upaya untuk menyembunyikan atau 118
menyamarkan asal usul uang atau harta kekayaan dari hasil tindak pidana/kejahatan
sehingga harta kekayaan tersebut seolah-olah berasal dari aktivitas yang sah.
Tahap pencucian uang :
1) Penempatan (placement)
2) Pemisahan/pelapisan (layering)
3) Penggabungan (integration)
5. Proxy War
Proxy War adalah istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara, di mana
negara tersebut tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan. Perang
modern tidak lagi melalui senjata, melainkan menggunakan pemikiran. Tidak
berbahaya perang alutsista, tapi yang berbahaya cuci otak yang membelokkan
pemahaman terhadap ideologi negara.
Mental (Mind, Mentis, jiwa) dalam pengertiannya yang luas berkaitan dengan interaksi
antara pikiran dan emosi manusia. Dalam konteks modul ini, kesehatan mental akan
dikaitkan dengan dinamika pikiran dan emosi manusia. Kedua komponen inilah yang
menjadi titik penting dari kehidupan manusia. Cara yang paling mudah memahami
kesehatan dalam berpikir adalah dengan memahami kesalahan dalam berpikir.
Sejumlah kesalahan berpikir (distorted thinking) berkontribusi dalam pelbagai masalah
mental manusia. Kesalahan-kesalahan berpikir ini juga bisa mempengaruhi
kemampuan manusia dalam mengendalikan diri (self control) dan pengelolaan stres
(stress management) karena menjadi sebab hilangnya rasionalitas manusia dan
munculnya interpretasi tidak realistik terhadap pelbagai kejadian di sekitar.
2. Kesiapsiagaan Jasmani
Kesiapsiagaan jasmani seseorang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari
dalam maupun dari luar tubuh. Pusat Pengembangan Kesegaran Jasmani membaginya
kedalam dua faktor, yaitu:
1) Faktor dalam (endogen) yang ada pada manusia adalah: Genetik, Usia, dan Jenis
kelamin.
2) Faktor luar (eksogen) antara lain: aktivitas fisik, kebiasaan merokok,
keadaan/status kesehatan, dan Indeks Massa Tubuh (IMT)
3. Kesiapsiagaan Mental
Agar setiap orang dapat mencapai tingkat kesiapsiagaan mental yang baik, maka
hendaknya:
1) Menerima dan mengakui dirinya sebagaimana adanya (Ikhlas dan bersyukur).
2) Berpikir positif dan bersikap sportif.
Etika dapat juga disimpulkan sebagai suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan
kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentaati ketentuan dan
norma kehidupan melalui tutur, sikap, dan perilaku yang baik serta bermanfaat yang
berlaku dalam suatu golongan, kelompok, dan masyarakat serta pada institusi formal
maupun informal.
Etiket ini sebagai bentuk aturan tertulis maupun tidak tertulis mengenai aturan tata
krama, sopan santun, dan tata cara pergaulan dalam berhubungan sesama manusia
dengan cara yang baik, patut, dan pantas sehingga dapat diterima dan menimbulkan
komunikasi, hubungan baik, dan saling memahami antara satu dengan yang lain.
Moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
5. Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah hasil pemikiran dan perbuatan yang diperoleh manusia di tempat
ia hidup dengan lingkungan alam sekitarnya untuk memperoleh kebaikan. Kearifan
Lokal dapat berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat, bahan dan perlengkapan yang
dibuat manusia setempat untuk menjalani hidup di berbagai bidang kehidupan
manusia.