Anda di halaman 1dari 15

MOOC PPPK

MASSIVE OPEN ONLINE COURSE


PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA
TAHUN 2023

JURNAL (RESUME)

Disusun oleh :

NAMA : EMMI WAHYUNI NASUTION, S.Pd


NIP : 198604152022212035
JABATAN : AHLI PERTAMA GURU BAHASA INGGRIS

SMP NEGERI 2 ULU PUNGKUT


KECAMATAN ULU PUNGKUT
KABUPATEN MANDAILING NATAL
RESUME AGENDA 1

1. Materi Wawasan kebangsaan

Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan ASN yang
profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai
perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Tanggal 20 Mei untuk pertamakalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional


berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 tahun 1959 tanggal 16
Desember 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Melalui keputusan tersebut,
Presiden Republik Indonesia menetapkan beberapa hari yang bersejarah bagi Nusa dan Bangsa
Indonesia sebagai hari-hari Nasional yang bukan hari-hari libur, antara lain : Hari Pendidikan Nasional
pada tanggal 8 Mei, Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei, Hari Angkatan Perang pada
tanggal 5 Oktober, Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober, Hari Pahlawan pada tanggal 10
Nopember, dan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.

Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI diawali dengan menyerah Jepang kepada Tentara


Sekutu. Indonesia sendiri resmi merdeka pada 17 Agustus 1945, dengan dibacakannya teks
proklamasi pukul 10.00 di muka rakyat dinJl. Pegangsaan Timur 56.

Agar kepentingan bangsa dan Negara dapat selalu ditempatkan di atas kepentingan lainnya
dibutuhkan langkah-langkah konkrit, melalui:

1. Memantapkan wawasan kebangsaan


2. Menumbuhkembangkan kesadaran bela Negara
3. Mengimplementaskani Sistem Administrasi NKRI

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI
Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi
bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.

4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara

1. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan sidang
BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Pentingnya kedudukan Pancasila bagi bangsa
Indonesia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga gagasan
dasar yang berisi konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila harus berisi
kebenaran nilai yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945 oleh
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada masa itu Ir.
Soekarno menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang beliau sebut
Pancasila.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan BhinnaIka-Tunggal-
Ika berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Lambang NKRI Garuda Pancasila
dengan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 66
Tahun 1951, pada tanggal 17 Oktober diundangkan pada tanggal 28 Oktober 1951
tentang Lambang Negara.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Adapun tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan fungsi negara
Indonesia.)
5. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda
Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
NILAI-NILAI BELA NEGARA
1. Sejarah Bela Negara
Pada tanggal 18 Desember 2006 Presiden Republik Indonesia Dr.H. Susilo Bambang
Yudhoyono menetapkan tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara. Dengan
pertimbangan bahwa tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari bersejarah bagi
bangsa Indonesia karena pada tanggal tersebut terbentuk Pemerintahan Darurat
Republik Indonesia dalam rangka mengisi kekosongan kepemimpinan Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka bela Negara serta dalam upaya
lebih mendorong semangat kebangsaan dalam bela negara dalam rangka
mempertahankan kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan.
2. Ancaman
Ancaman adalah adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam atau
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa
3. Kewaspadaan Dini
kewaspadaan dini sesungguhnya adalah kewaspadaan setiap warga Negara
terhadap setiap potensi ancaman. Kewaspadaan dini memberikan daya tangkal dari
segala potensi ancaman, termasuk penyakit menular dan konflik sosial.
Kewaspadaan dini diimplementasikan dengan kesadaran temu dan lapor cepat
(Tepat Lapat) yang mengandung unsur 5W+1H (When, What, Why, Who, Where dan
How) kepada aparat yang berwenang.
4. Pengertian Bela negara
Secara ontologis bela Negara merupakan tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan
warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif, secara epistemologis fakta
fakta sejarah membuktikan bahwa bela Negara terbukti mampu menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, sementara secara aksiologis bela Negara diharapkan dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
5. Nilai Dasar Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara
meliputi :
a. cinta tanah air;
b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal Bela Negara.

Kesadaran Bela Negara ditumbuhkan dari kecintaan pada Tanah Air Indonesia, tanah
tumpah darah yang menjadi ruang hidup bagi warga Negara Indonesia.

6. Pembinaan Kesadaran Bela Negara lingkup pekerjaan


Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau pelatihan
kepada warga negara guna menumbuh kembangkan sikap dan perilaku serta
menanamkan nilai dasar Bela Negara. Pembinaan Kesadaran Bela Negara
diselenggarakan di lingkup : pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan.
7. Indikator nilai dasar Bela Negara
1) Indikator cinta tanah air
2) Indikator sadar berbangsa dan bernegara.
3) Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangsa.
4) Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara.
5) Indikator kemampuan awal Bela Negara.
8. Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN
1) Cinta tanah air bagi ASN
2) Kesadaran berbangsa dan bernegara bagi ASN
3) Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara bagi ASN
4) Rela berkorban untuk bangsa dan negara bagi ASN
5) Kemampuan awal Bela negara bagi ASN
2. ANALISIS ISU KONTEMPORER
Saat ini konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang
berhadapan dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari sebagai
perubahan lingkungan strategis. Termasuk di dalamnya terjadi pergeseran pengertian tentang
nasionalisme yang berorientasi kepada pasar atau ekonomi global. Bentuk kejahatan saat ini
melibatkan peran teknologi yang memberi peluang kepada pelaku kejahatan untuk beraksi di
dunia maya tanpa teridentifikasi identitasnya dan penyebarannya bersifat masif. kritis terkait isu-
isu strategis kontemporer diantaranya;.
a. Korupsi
b. Narkoba
c. Terorisme dan Radikalisme
d. Money Laundring
e. Proxy War
f. Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, Dan Hoax)
TEKNIK ANALISIS ISU
A. Memahami Isu Kritikal
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan
tingkat urgensinya, yaitu
1. Isu saat ini (current issue)
2. Isu berkembang (emerging issue), dan
3. Isu potensial.
Teknik-Teknik Analisis Isu
a. Teknik Tapisan Isu
Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya
menggunakan teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada
kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan.
b. Teknik Analisis Isu
Beberapa alat bantu menganalisis isu disajikan sebagai berikut:
a. Mind Mapping :
Mind mapping juga mempunyai manfaat, yaitu sebagai berikut.
1) Fleksibel
2) Dapat Memusatkan Perhatian Dengan peta pikiran,
3) Meningkatkan Pemahaman Dengan peta pikiran,
4) Karena melalui peta pikiran, Anda dapat melihat kaitan-kaitan antar
setiap gagasan.
5) Menyenangkan Imajinasi dan kreativitas
Dalam melakukan teknik mind mapping, terdapat 7 langkah pemetaan
sebagai berikut.
 Mulai dari Bagian Tengah.
 Menggunakan Gambar atau Foto
 Menggunakan Warna Bagi otak.
 Menghubungkan Cabang-cabang Utama ke Gambar Pusat
 Membuat Garis Hubung yang Melengkung,
 Menggunakan Satu Kata Kunci untuk Setiap Garis
 Menggunakan Gambar Seperti gambar sentral
b. Fishbone Diagram
Prosedur pembuatan fishbone diagram dapat dilihat sebagai berikut.
 Menyepakati pernyataan masalah
 Mengidentifikasi kategori-kategori
 Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming
 Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin
c. Analisis SWOT
Analisis ini Secara umum menyusun rencana strategik melalui tiga
tahapan, yaitu:
1. Tahap pengumpulan data;
2. Tahap analisis
3. Tahap pengambilan keputusan
c. Analisis Kesenjangan atau Gap Analysis
Gap Analysis adalah perbandingan kinerja aktual dengan kinerja potensial atau
yang diharapkan.

3. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

A. KONSEP KESIAPSIAGAN BELA NEGARA


KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela
negara, baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara
menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan
rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga etika, etiket, moral dan
memegang teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur
dan terhormat.
KESEHATAN JASMANI DAN MENTAL
Kesehatan Jasmani
Kebugaran Jasmani dan Olahraga
pola hidup sehat
Kebugaran jasmani seseorang dipengaruhi juga oleh pola hidup sehat, Kebiasaan-
kebiasaan baik dalam pola hidup sehat yang perlu Anda laksanakan dalam kehidupan
sehari-hari adalah dengan cara :
 Makanan sehat
 Aktifitas sehat
 Berpikir sehat
RESUME AGENDA II

1. BERORIENTASI PELAYANAN
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:
1) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
2) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
3) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun. Pelayanan yang semestinya dipahami dan
diimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
a) memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b) ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
c) melakukan perbaikan tiada henti
Djamaludin Ancok dkk (2014) memberi ilustrasi bahwa perilaku
yang semestinya ditampilkan untuk memberikan layanan prima adalah:
1) Menyapa dan memberi salam
2) Ramah dan senyum manis
3) Cepat dan tepat waktu
4) Mendengar dengan sabar dan aktif
5) Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan
6) Terangkan apa yang Saudara lakukan
7) Jangan lupa mengucapkan terima kasih
8) Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan
9) Mengingat nama pelanggan.
1. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan
a) Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Dapat diwujudkan dengan :
1) kepada negara dan rakyat Indonesia
2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
4) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
b) Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
1) memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
2) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
3) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
c) Melakukan Perbaikan Tiada Henti
1) mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
2) mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
2. Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan
Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi serta memenangkan persaingan di
era digitalyang dinamis, diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari rutinitas
danbusiness as usual ) agar tercipta break through atau terobosan, yaitu perubahan
tradisi, pola, dan cara dalam pemberian pelayanan publik. Terobosan itulah yang disebut
dengan inovasi pelayanan publik .
2. AKUNTABEL
Pengertian akuntabilitas
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah Kemampuan melaksanaan tugas
dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi. Etika Publik Etika
Publik merupakan merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai (kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam wujud keprihatinan dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang lain.
 Goals (Tujuan)
 Roles (Peran)
 Procedures (Prosedur)
 Relationships (Hubungan
 Leadership (Kepemimpinan)
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku
tersebut adalah:
 Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi
 Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien
 Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak
menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke,
2017).Melalui Kepemimpinan, Transparansi Integritas, Tanggung Jawab, Keadilan,
Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat membangun lingkungan
kerja ASN yang akuntabel.
3. KOMPETEN
1. Konsepsi Kompetensi
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan
(skill), dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang
sesuai tuntutan pekerjaan. Berkinerja yang BerAkhlak:
1. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.
2. Meningkatkan kompetensi diri:
 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah adalah keniscayaan.
 Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau
disebut juga sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis
pada sumber pembelajaran utama dari Internet.
 Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online
network.
 Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian
para pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat
ASN bekerja atau tempat lain.
 Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang
mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau
luar organisasi.
3. Membantu Orang Lain Belajar:
 Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk
morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan.
 Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar
pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums).
 Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam
dokumen kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan
memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah,
disimpan dan diambil (Knowledge Repositories).
 Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and
Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network),
pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat
pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman (lessons learned).
4. Melakukan kerja terbaik:
Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap
organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup
dan berkembang melalui berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia.
Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan
dengan apa yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang Sesuai Peraturan
Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN,
kompetensi meliputi:
1) Kompetensi Teknis
2) Kompetensi Manajerial
3) Kompetensi Sosial Kultural
2. Hak Pengembangan Kompetensi
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan
pegawai, sekurang- kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan
maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK).
3. Pendekatan Pengembangan Kompetensi
Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan pegawai
untuk meningkatkan kompetensinya, yaitu klasikal dan non klasikal.
4. HARMONIS
Keharmonisan dapat tercipta secara individu, dalam keluarga, lingkungan bekerja
dengan sesama kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup masyarakat yang lebih luas.
Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari
pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan
dalam Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran
persatuan berbangsa tersebut. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan
bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan
dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
Kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah;
a) Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
b) Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’
c) Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah Membangun budaya
harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu
organisasi.

Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai
bentuk organisasi.

5. LOYAL
Sikap loyal seorang ASN dapat tercermin dari komitmennya dalam
melaksanakansumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi ASN sebagaimana
ketentuan perundang undangangan yang berlaku. Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN
untukmenaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang undangan.
Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan
perilaku loyal yang semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASNdi instansi
tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang DasarNegara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI sertapemerintahan yang sah;
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara;serta
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan


panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi,
kontribusi, nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi
“KoDeKoNasAb”.
6. ADAPTIF
Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Di sektor publik, budaya adaptif dalam pemerintahan ini dapat
diaplikasikan dengan tujuan untuk memastikan serta meningkatkan kinerja pelayanan
publik. Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain
sebagai berikut:
a) Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahanlingkungan; Mendorong
jiwa kewirausahaan;
b) Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah Adaptasi merupakan kemampuan
alamiah dari makhluk hidup.

Organisasi dan individu didalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya


makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi
juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu
maupunorganisasi.

Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individua dan organisasi


adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).
Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity
dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility

7. Kolaboratif

Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi saat ini.
Banyak ahli merumuskan terkait tantangan - tantangan tersebut. Ciri lainnya adalah
kolaborasi yang terjadi antar sektor dalam menangani isu tertentu. Namun demikian terdapat
pula perbedaannya, dan yang paling nampak adalah bahwa WoG menekankan adanya
penyatuan keseluruhan (whole) elemen pemerintahan, sementara konsep-konsep tadi lebih
banyak menekankan pada pencapaian tujuan, proses integrasi institusi, proses kebijakan
dan lainnya, sehingga penyatuan yang terjadi hanya berlaku pada sektor-sektor tertentu saja
yang dipandang relevan.

Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan


diatur juga mengenai Bantuan Kedinasan yaitu kerja sama antara Badan dan / atau
Pejabat Pemerintahan guna kelancaran pelayanan Administrasi Pemerintahan di suatu instansi
pemerintahan yang membutuhkan.
RESUME AGENDA 3
1. Smart ASN

Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan aplikasi
yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari
permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga
tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020). Pola kebiasaan baru untuk belajardan
bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet.

Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk
salingmelindungi hak digital setiap warga negara. Guna mendukung percepatan transformasi digital,
ada 5 langkah yang harus di jalankan, yaitu:

 Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.


 Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor- sektor strategis, baik
dipemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan,
sektorkesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
 Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
 Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
 Persiapan terkait dengan regulasi,

Skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-


cepatnya Literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar bagaimana menggunakan
komputer dan keyboard, atau cara melakukan pencarian online. Literasi digital juga
mengacu pada mengajukan pertanyaan tentang sumber informasi itu, kepentingan
produsennya, dan cara-cara di mana ia mewakilidunia; dan memahami bagaimana
perkembangan teknologi ini terkait dengan kekuatan sosial, politik dan ekonomi yang lebih luas.

Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola,


memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi
secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan
kewirausahaan.

Penguatan literasi digital ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.Roadmap Literasi
Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, danDeloitte pada tahun 2020
menjadi panduan fundamental untuk mengatasi persoalanterkait percepatan transformasi
digital, dalam konteks literasi digital. Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang
terbagi atas empat area kompetensi yaitu:

 kecakapan digital,
 budaya digital,
 etika digital
 dan keamanan digital.

Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah
bagaimana setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara otomatis
dirinya telah menjadi warga negara digital.
Pemahaman multi kulturalisme dan pluralisme membutuhkan upaya pendidikan sejak
dini. Apalagi, kita berhadapan dengan generasi masa kini, yaitu para digital native (warga digital)
yang lebih banyak ‘belajar’dari media digital. Meningkatkan kemampuan membangun mindfulness
communication tanpa stereotip dan pandangan negative adalah juga persoalan meningkatkan
kemampuan literasi media dalam konteks budaya digital.

Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk
mengakses,menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital meliputi
hakuntuk mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa nyaman. Hak harus
diiringi dengan tanggung jawab.

Tanggung jawab digital, meliputi menjaga hak-hak atau reputasi orang lain, menjaga
keamanan nasional atau atau ketertiban masyarakat ataukesehatan atau moral publik. Hak dan
kewajiban digital dapat memengaruhi kesejahteraan digital setiap pengguna.

Kesejahteraan digital merupakan istilah yang merujuk pada dampak dari layanan
teknologi dan digital terhadap kesehatan mental, fisik, dan emosi seseorang. Siapa yang
bertanggung jawab untuk menciptakan kesejahteraan digital? jawabannya adalah setiap
individu.

2. Manajemen ASN

Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS
meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan.

Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;


penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin;
pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi
utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga
nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalanganPNS dengan
Manajemen ASN memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan
dan latihan, rekam jejak, jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2(dua)
tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat PimpinanTinggi tersebut
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan
yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua)
tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya
dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun.

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan


b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Pegawai ASN berkedudukansebagai aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang


ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut:

a) Pelaksana kebijakan public;


b) Pelayan public;
c) Perekat dan pemersatu bangsa

Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan
produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Kode
etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan
kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan
birokrasi pemerintah.

Manajemen ASN Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai system pengelolaan pegawai
harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada
prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan
atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga
diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.

a. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK


b. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,pangkat dan
jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
perlindungan
c. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;penggajian
dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan
hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
d. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan
lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan
kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi,
kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan
lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pegawai ASN
dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan jabatan, dan integritas serta
persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
e. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2
(dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecualiPejabat Pimpinan
Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi
memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.
f. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahundapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggihanya dapat
diduduki paling lama 5 (lima) tahun
g. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaianmemberikan
laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukanpengawasan pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri
h. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yangdiangkat
menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dantidak kehilangan
status sebagai PNS.
i. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN RepublikIndonesia.
Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:menjaga kode etik
profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkanjiwa korps ASN sebagai
pemersatu bangsa.
j. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalamManajemen
ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASNdiselenggarakan secara
nasional dan terintegrasi antar- Instansi Pemerintah
k. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upayaadministratif
terdiri dari keberatan dan banding administratif.

Anda mungkin juga menyukai