Anda di halaman 1dari 3

Prakata

Tujuan dari penyusunan pedoman perencanaan jalur khusus adalah sebagai dasar dan
gambaran bagi institusi terkait dalam merencanakan jalur khusus dan hal-hal apa saja
yang perlu diperhatikan didalam merencanakannya

Pedoman Perencanaan Jalur Khusus mengacu pada beberapa Ketetapan Menteri


Perhubungan serta Peraturan-peraturan berupa Standar, Pedoman maupun Tata Cara
didalam perencanaan yang digunakan di Indonesia dan beberapa sumber dari luar
negeri

Dengan Pedoman ini diharapkan perencanan dan pelaksana di lapangan dapat


merencanakan dan membangun jalur khusus yang bertujuan untuk mengoptimalkan
kapasitas jalan agar dapat dimanfaatkan oleh seluruh pengguna sesuai dengan
fungsinya.
DAFTAR ISI

Prakata ……………………………………………………………………………. i
Daftar isi …….………………………………………………………………………. ii
Pendahuluan …………………………………………………………………………. iii
1 Ruang Lingkup .……………………………………………………………….. 1
2 Acuan Normatif ….…………………………………………………………….. 1
3 Istilah dan Definisi ………………………………………………………………. 1
3.1 Jalur ……………………………………………………………………. 1
3.2 Lajur ……………………………………………………………………. 2
3.3 Jalur Khusus …………………………………………………………… 2
3.4 Jalur Khusus Motor ……………………………………………………. 2
3.5 Jalur Khusus Unmotorized …………………………………………… 3
3.6 Lajur Pendakian ………………………………………………………. 3
3.7 Arteri Primer …………………………………………………………… 3
3.8 Kecepatan Rencana ………………………………………………….. 4
3.9 …………………..
3.10 …………………
3.11………………….
4 Ketentuan Umum
5 Ketentuan Teknis
5.1 Perencanaan Jalur Khusus Motor
5.1.1 Penentuan Jalur Khusus Motor
5.1.1.1 Komposisi Kendaraan
5.1.1.2 Kecepatan Kendaraan
5.1.2 Tipe Jalur Khusus Motor
5.1.3 Geometrik Jalur Khusus Motor
5.1.4 Potongan Melintang Jalur Khusus Motor
5.1.4.1 Lajur lalulintas
5.1.4.1.1 Lebar Lajur
5.1.4.1.2 Jumlah Lajur
5.1.3.3 Median
5.1.3.3.1 Lebar Median
5.1.5 Pengaturan Jalur Khusus Motor
5.1.5.1 Pengaturan dengan Rambu
5.1.5.2 Pengaturan dengan Marka
5.2 Perencanaan Jalur Khusus Kendaraan Tidak bermesin
5.1.1 Penentuan Jalur Khusus Kendaraan Tidak Bermesin
5.1.1.1 Komposisi Kendaraan
5.1.1.2 Kecepatan Kendaraan
5.1.2 Tipe Jalur Khusus Kendaraan Tidak Bermesin
5.1.3 Geometrik Jalur Khusus Kendaraan Tidak Bermesin
5.1.4 Potongan Melintang Jalur Khusus Kendaraan Tidak Bermesin
5.1.4.1 Lajur lalulintas
5.1.4.1.1 Lebar Lajur
5.1.4.1.2 Jumlah Lajur
5.1.3.3 Median
5.1.3.3.1 Lebar Median
5.1.5 Pengaturan Jalur Khusus Kendaraan Tidak Bermesin
5.1.5.1 Pengaturan dengan Rambu
5.1.5.2 Pengaturan dengan Marka
5.3 Lajur Pendakian
5.3.1 ………………………………..
5.3.2 ………………………………..
5.3.3 ………………………………..

Lampiran A
Lampiran B
Lampiran C
Lampiran ………
Lampiran ………

Anda mungkin juga menyukai