Disusun Oleh :
Dosen :
AGUS JUHARA, ST., MT.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KARTU ASISTENSI
KATA PENGANTAR ……........…………………………………...
……........………………………………… ...…………
………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………….…
…………………………………………………….…...
...………
……….. ii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………
……………………………………………………..
..…...…
…...… v
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………
…………………………………………………...
...……
…….. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………...………
……………………………………………...………......
...... I-1
1.2 Maksud dan Tujuan ………………………………………..……………
………………………………………..…………… I-2
1.3 Lingkup Pembahasan ……………………………………...……………
……………………………………...…………… I-3
1.4 Sistematika Pembahasan …………………………………..……………
…………………………………..…………… I-4
ii
2.3.9.2 Tikungan
T ikungan ………………………………………………………….
…………………………………………………………. II-23
2.3.9.3 Bentuk Lengk ung
ung Horizontal …………………………………….
……………………………………. II-28
2.3.9.4 Daerah Bebas Samping …………………………………………...
…………………………………………... II-33
2.3.9.5 Pelebaran Perkerasan Jalan
Jalan Pada Tikungan ……………………...
……………………... II-33
2.3.10 Alinemen Vertikal …………………………………………………
…………………………………………………...
... II-34
2.3.10.1 Kelandaian
Kelandaian Maksimum …………………………………………...
…………………………………………... II-34
2.3.10.2 Lengkung
Lengkun g Vertikal ………………………………………………..
……………………………………………….. II-35
iii
3.4.1 Tikungan PI-1
PI- 1 ……………………..…………………………….…...
……………………..…………………………….…... III-43
3.4.2 Tikungan PI-2
PI- 2 ……………………..…………………………….…...
……………………..…………………………….…... III-44
3.4.3 Tikungan PI-3
PI- 3 ……………………..…………………………….…...
……………………..…………………………….…... III-45
3.5 Galian dan Timbunan ………………………………………….………..
………………………………………….……… .. III-46
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan ………………………………………………….………….
………………………………………………….…………. IV-1
DAFTAR PUTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
Tabel 3.1 Penentuan Koordinat ……………………………………………
…………………………………………… III-1
Tabel 3.2 Rekapitulasi Perhitungan Jarak, Azimuth, dan Sudut Tikungan .. III-4
Tabel 3.3 Klasifikasi Menurut Medan Jalan ……………………………….
………………………………. III-5
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Kelandaian …………………………………..
………………………………….. III-6
Tabel 3.5 Klasifikasi Menurut Kelas Jalan ………………………………...
………………………………... III-7
Tabel 3.6 Kecepatan Rencana (Vr), Sesuai Klasifikasi Fungsi dan Medan
Jalan …………………………………………………………….
……………………………………………………………. III-8
Tabel 3.7 Jarak Pandang Henti (Jh) Minimum …………………………….
……………………………. III-8
Tabel 3.8 Jarak Pandang Mendahului ……………………………………..
…………………………………….. III-8
Tabel 3.9 Kelandaian Maksimum yang Diizinkan
Diiz inkan ………………………..
……………………….. III-9
Tabel 3.10 Panjang
Panjang Kritis …………………………………………………...
…………………………………………………... III-9
Tabel 3.11 Panjang Lengkung Peralihan Minimum dan Superelevasi Yang III-14
Dibutuhkan (e maksimum = 10%, untuk METODE Bina Marga)
Tabel 3.12 Perhitungan SCS untuk Proses Pemilihan Jenis Tikungan,
Tikungan, e maks III-15
= 10% …………………………………………………………...
Tabel 3.13 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan PI-1, Spiral Spiral …………
………… III-16
Tabel 3.14 Panjang Lengkung Peralihan Minimum dan Superelevasi Yang III-20
Dibutuhkan (e maksimum = 10%, untuk METODE Bina Marga)
Tabel 3.15 Perhitungan SCS untuk Proses Pemilihan
Pemilihan Jenis Tikungan, e maks III-21
= 10% …………………………………………………………...
Tabel 3.16 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan PI-2, Spiral Circle Spiral … III-22
Tabel 3.17 Panjang Lengkung Peralihan Minimum dan Superelevasi Yang III-26
Dibutuhkan (e maksimum = 10%, untuk METODE Bina Marga)
Tabel 3.18 Perhitungan SCS untuk Proses Pemilihan Jenis Tikungan,
Tikungan, e maks III-27
= 10% …………………………………………………………...
Tabel 3.19 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan PI-3, Spiral Spiral …………
………… III-28
Tabel 3.20 Rekapitulasi Pelebaran Samping ………………………………..
……………………………….. III-32
Tabel 3.21 Superelevasi Maksimum ………………………………………..
……………………………………….. III-34
Tabel 3.22 Superelevasi pada Stationing ……………………………………
…………………………………… III-34
Tabel 3.23 Superelevasi Maksimum ………………………………………..
……………………………………….. III-35
Tabel 3.24 Superelevasi
Superelevasi pada Stationing ……………………………………
…………………………………… III-35
Tabel 3.25 Superelevasi Maksimum ………………………………………..
……………………………………….. III-36
vi
Tabel 3.26 Superelevasi pada Stationing ……………………………………
…………………………………… III-36
Tabel 3.27 Profil Tanah Asli ………………………………………………..
……………………………………………….. III-37
Tabel 3.28 Data Titik PVI …………………………………………………..
………………………………………………….. III-39
Tabel 3.29 Perhitungan Galian dan Timbunan Tanah ………………………
……………………… III-46
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
TUGAS BESAR GEOMETRIK LINTASAN
BAB I
PENDAHULUAN
dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang
memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan
Selain itu, juga harus diperhatikan elemen – elemen dari perencanaan
geometrik jalan, yaitu :
1. Alinyemen Horizontal
Pada gambar alinyemen horizontal, akan terlihat apakah jalan
tersebut merupakan jalan lurus, menikung ke kiri, atau ke kanan dan akan
digambarkan sumbu jalan pada suatu kontur yang terdiri dari garis lurus,
lengkung berbentuk lingkaran serta lengkung peralihan dari bentuk lurus ke
bentuk busur lingkaran. Pada perencanaan ini di titik beratkan pada
pemilihan letak dan panjang dari bagian – bagian trase jalan, sesuai
dengan kondisi medan sehingga terpenuhi kebutuhan akan pergerakan
lalu lintas dan kenyamanannya.
kenyamanannya.
2. Alinyemen Vertical
Pada gambar alinyemen vertikal, akan terlihat apakah jalan tersebut
tanpa kelandaian, mendaki atau menurun. Pada perencanaan ini,
dipertimbangkan bagaimana meletakkan sumbu jalan sesuai dengan kondisi
medan dengan memperhatikan fungsi - fungsi dasar dari jalan tersebut.
Pemilihan alinyemen vertikal berkaitan pula dengan pekerjaan tanah yang
mungkin timbul akibat adanya galian dan timbunan yang harus
dilakukan.
3. Penampang Melintang Jalan
Bagian-bagian dari jalan seperti lebar dan jumlah lajur, ada atau
tidaknya median, drainase permukaan, kelandaian serta galian dan
timbunan.
BAB II
DASAR TEORI
suatu rencana jalan yang ditentukan dari standar desain ditentukan oleh
klasifikasi jalan rencana. Klasifikasi jalan dibagi dalam beberapa kelompok
(TPGJAK, 1997), yaitu :
1. Klasifikasi Menurut Fungsi Jalan
a. Jalan Arteri
Adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara efisien.
b. Jalan Kolektor
Adalah jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan
ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang
s edang dan jumlah
jalan masuk dibatasi.
c. Jalan Lokal
Adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
d. Jalan Lingkungan
Adalah jalan yang melayani lingkungan setempat dengan ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
2.3.1 Karakteristik
Karakteristik Lalu Lintas
Data lalu lintas adalah data utama yang diperlukan untuk perencanaan
teknik jalan, karena kapasitas jalan yang akan direncanakan tergantung
dari komposisi lalu lintas yang akan menggunakan jalan pada suatu
segmen jalan yang ditinjau.
Analisis data lalu lintas dilakukan untuk menentukan kapasitas jalan,
akan tetapi jalan harus dilakukan bersamaan dengan oerencaan geometrik
dan lainnya, karena saling berhubungan satu sama lain. Unsur lalu lintas
benda atau oejalan kaki sebagai
s ebagai bagian dari lalu lintas
li ntas diatas roda disebut
kendaraan dalam unit
Jd = d1+d2+d3+d4
d1 .1 d2 = 0,278 V t 2
(V – m
= 0,278f i(V – m +
2)
d3 = 30 s/d 100 m d4 = 2/3 d2
Dimana :
t1 = waktu reaksi yang besarnya tergantung pada
kecepatan yang sesuai dengan persamaan t1
2.12+0.026V.
t2 = waktu dimana kendaraan yanng menyiap berada pada
lajur kanan yang dapat ditentukan dengan
mempergunakan korelasi t2 = 6.56+0.048V.
Jarak pandang menyiap ini hanya perlu dilihat dari pada jalan
2/2 UD. Besarnya jarak pandangan menyiap berdasarkan
kecepatan rencana ditunjukan pada Tabel 2.6
Becak
4. UM 0,80 1,00
Sepeda
Gerobak, dll
(Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)
2.3.8 Kapasitas
Kapasitas didefinisikan sebagai banyaknya jumlah kendaraan
maksimum yang dapat melintasi ruas jalan, selama periode waktu tertentu,
dalam kondisi jalan dan lalu lintas yang ada. Kapasitas didapat dari harga
besaran kapasitas ideal yang direduksi oelh factor-faktor lalu lintas dan
jalan.
Kapasitas tidak dapat diketahui dengan menggunakan rumus yang
sederhana. Yang penting dalam penilaian kapasitas jalan adalah
pemahaman akan berbagai kondisi yang berlaku.
a. Kondisi Ideal
Kondisi ideal adalah suatu kondisi pada salah satu ruas jalan
yang merupakan kondisi yang layak untuk ruas jalan
j alan tersebut.
Apabila pada salah satu ruas jalan mengalami kemacetan akibat dari
volume kendaraan yang berlebihan pada ruas jalan tersebut, maka
pada ruas jalan tersebut sudah tidak layak
l ayak lagi
la gi digunakan
di gunakan dan cara
menanggulanginya dapat dilakukan dengan menambah kapasitas
dengan cara menambah lajur atau mengalihkan arus lalu lintas agar
dicapai kondisi ideal pada ruas jalan tersebut.
b. Kondisi Jalan
Kondisi jalan juga mempengaruhi kapasitas pada ruas jalan,
dengan kondisi jalan yang tidak ada hambatan maka pada ruas jalan
tersebut tidak adanya kemacetan, tundaan dan hambatan samping.
Pada ruas jalan yang memiliki klasifikasi kelas jalan dan juga
kondisi jalan yang harus memenuhi kriteria untuk
untuk klasifikasi kelas
jalan tersebut.
Adapun kondisi jalan yang mempengaruhi kapasitas pada
salah satu ruas jalan adalah :
a. Lebar jalur ruas jalan
b. Lebar bahu jalan
c. Fasilitas perlengkapan lalu lintas
d. Kecepatan kendaraan
e. Alinyemen horizontal dan vertikal
c. Kondisi Medan
Kondisi medan yang dimaksudkan adalah letak dimana ruas
jalan tersebut dibangun dengan alinyemen yang
yang diatur sesuai dengan
dengan
kondisi medan pada ruas jalan tersebut.
Adapun kategori –
– kategori
kategori dari kondisi medan untuk
ruas jalan adalah :
a. Medan Datar
Kondisi jalan yang tidak terdapatnya tanjakan pada ruas
jalan tersebut dan tidak menyebabkan kendaraan kehilangan
kecepatan akibat tundaan serta dapat mempertahankan
kecepatan yang sama pada ruas jalan tersebut
b. Medan Bukit
Kondisi jalan yang terletak di daerah, umumnya di ruas
jalan tersebut terdapatnya tanjakan yang dapat
mengakibatkan kendaraan mengalami kecepatan untuk
melintasi ruas menyebabkan kendaraan tersebut mengalami
kecepatan yang minimal.
c. Medan Gunung
Medan yang dimaksudkan disini adalah dimana letak dari
ruas jalan tersebut terletak di daerah pegunungan dimana pada
ruas jalan tersebut sudah dapat dipastikan terdapatnya tanjakan –
tanjakan pada ruas jalan tersebut. Kecepatan yang relatif rendah
dikarenakan kondisi medan pada ruas jalan tersebut.
e. Populasi Pengemudi
Untuk mengetahui karakteristik lalu lintas pada salah satu
ruas jalan, sering berhubungan dengan bertambahnya
bertambahnya arus lalu
l alu lintas
pada ruas jalan tersebut dengan waktu – waktu
waktu tertentu, terkadang
pada waktu – waktu
– waktu tertentu jumlah arus lalu lintas
li ntas pada suatu
ruas jalan berkurang. Dapat disimpulkan bahwa bertambahnya atau
berkurangnya suatu
s uatu arus lalu lintas berhubungan dengan populasi
pengemudi yang menggunakan ruas jalan tersebut pada waktu –
waktu tertentu
Tipe jalan empat lajur dua arah meliputi semua jalan dua arah
dengan lebar jalur lalu lintas lebih dari 10,5 meter dan kurang dari 16,0
meter.
Pada Jalan empat lajur dua
d ua arah terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Untuk Jalan Tak Terbagi
Cara menganalisa kapasitas pada ruas jalan tak terbagi
dilakukan pada kedua arah lalu lintas pada ruas jalan tersebut.
Kondisi dasar tipe jalan ini didefinisikan sebagai berikut:
Lebar lajur 3,5 m (lebar jalur lalu lintas total 14,0 m)
Kereb (tanpa bahu)
Jarak antara kereb dan penghalang terdekat pada trotoar 2 m
Tidak ada median
Pemisahan arah lalu lintas 50-50
Hambatan samping rendah
Ukuran kota 1,0-3,0 juta
Tipe alinyemen datar
2.3.9.2 Tikungan
a. Superelevasi
Superelevasi adalah suatu kemiringan melintang ditikungan
yang berfungsi mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima
kendaraan pada saat berjalan melalui tikungan pada kecepatan
VR. Nilai superelevasi maksimum ditetapkan 10%.
b. Jari-jari tikungan
Jari-jari tikunhgan minimum (R min
min) ditetapkan sebagai
berikut :
Rmin =
127 ( + )
Dimana :
R min
min = Jari0jari tikungan minimum (m)
c. Lengkung peralihan
Lengkung peralihan adalah lengkung yang disisipkan
diantara bagian lengkung jalan berjari-jari tetap. R berfungsi
mengantisipasi perubahan alinemen jalan dari bentuk lurus (R
tak terhingga) samapai bagian lengkung jalan berjari-jari tetap
R sehingga gaya sentrifual yang bekerja pada kendaraan saat
berikut :
≤
Untuk VR 70 km/jam, r e-max
e-max = 0,035 m/m/detik
Untuk VR ≥ 80 km/jam, r e-max
e-max = 0,025 m/m/detik
- Ls ditentukan dari 3 rumsu dibawah ini dan diambil niali
yang paling besar
Berdasarkan waktu tempuh maksimal dilengkung peralihan
Ls = T
3,6
Dimana :
T = Waktu tempuh pada lengkung peralihan,
ditetapkan 3 detik
VR = Kecepatan rencana (km/jam)
en = Superelevasi normal
r e = Tingkat pencapaian perubahan kemirigan
melintang jalan (m/m/detik)
R min
min 25000 1500 900 500 350 250 130 60
d. Pencapaian Superelevasi
Superelevasi dicapai secara bertahap dari kemiringan
melintang normal pada bagian jalan yang lurus sampai
kekemiringan penuh (superelevasi) pada bagian lengkung.
le ngkung.
Tc = R tan ½ ∆ 2 Ec = Tc tan ¼ ∆ 2
Dimana : Dimana :
Tc : Titik dari tangen ke Ec : Jarak dari PI ke busur
spiral lingkaran
R : Jari – jari tikungan Tc : Titik dari tangen ke
spiral
∆ : Sudut tikungan ∆ : Sudut tikungan
Lc
∆ . .
=
Dimana :
Lc : Panjang busur
lingkaran
R : Jari – jari
jari tikungan
∆ : Sudut tikungan
Xs = Ls ( 1 -
) Ys =
. .
Dimana : Dimana :
Xs : Absis titik SC Ys : Ordinat titik SC pada
pada garis tangen
tangen garis tegak lurus
Ls : Panjang Ls : Panjang lengkung
lengkung peralihan
peralihan
R : Jari – jari
jari R : Jari – jari
jari tikungan
tikungan
P = Ys – (R(1
(R(1 – cos
cos Ѳs)) K
= Ls – (
(
. ) – (R
(R sin Ѳs)
Dimana : Dimana :
P : Pergeseran
Pergeseran tangen K : Absis dari p pada garis
terhadap spiral tangen spiral
Ys : Ordinat titik SC pada Ls : Panjang lengkung
garis tegak lurus peralihan
R : Jari – jari tikungan R : Jari – jari
jari tikungan
Ѳs : Sudut lengkung spiral Ѳs : Sudut lengkung spiral
=(
+ ) – R
R
Ts = (R + P) . tan ½ ∆3 + K Es ∆
Dimana : Dimana :
Ts : Titik dari tangen ke Es : Jarak dari PI ke busur
spiral lingkaran
R : Jari – jari tikungan R : Jari – jari
jari tikungan
P : Pergeseran tangen P : Pergeseran tangen
terhadap spiral terhadap spiral
∆ : Sudut tikungan ∆ : Sudut tikungan
K : Absis dari p pada garis
tangen spiral
Ltot = Lc + (2 . Ls)
Dimana :
Ltot : Panjang total lenkung
Lc : Panjang busur lingkaran
Ls : Panjang lengkung
peralihan
c. Bentuk tikungan Spi
Spi ral – Spi
Spi ral
Lengkung yg hanya terdiri dari spiral-spiral saja tanpa
adanya circle. Ini merupakan model SCS tanpa circle.
Lengkung ini biasanya terdapat di tikungan dengan kecepatan
sangat tinggi. (lihat perbedaan dengan SCS).
Xc = Ls ( 1 -
) Yc =
. .
Dimana : Dimana :
Xc : Absis titik SC pada Yc : Ordinat titik SC
garis tangen pada garis tegak
tegak
lurus
Ls : Panjang lengkung Ls : Panjang lengkung
peralihan peralihan
R : Jari – jari tikungan R : Jari – jari
jari tikungan
P = Ys – (R(1
(R(1 – cos
cos Ѳs)) K
= Ls – (
. ) – (R
( (R sin Ѳs)
Dimana : Dimana :
P : Pergeseran tangen K : Absis dari p pada
terhadap spiral garis tangen spiral
Ys : Ordinat titik SC pada Ls : Panjang lengkung
garis tegak lurus peralihan
R : Jari – jari tikungan R : Jari – jari
jari tikungan
=(
+ ) – R
R
Ts = (R + P) . tan ½ ∆3 + K Es ∆
Dimana : Dimana :
Ts : Titik dari tangen ke Es : Jarak dari PI ke
spiral busur lingkaran
R : Jari – jari tikungan R : Jari – jari
jari tikungan
P : Pergeseran tangen P : Pergeseran tangen
terhadap spiral terhadap spiral
∆ : Sudut tikungan ∆ : Sudut tikungan
K : Absis dari p pada garis
tangen spiral
Ltot = 2 . Ls
Dimana :
Ltot : Panjang total lenkung
Ls : Panjang lengkung
peralihan
L =
405
L =A.Y L
=
405
Dimana :
L = Panjang lengkung vertikal (m)
A = Perbedaan grade (m)
Jh = Jarak pandang henti (m)
Y = Faktor penampilan kenyamanan,
didasarkan pada tinggi objek 10 cm dan
tinggi mata 120 cm
S = jarak pandang menyiap (m)
Y dipengaruhi oleh jarak pandang di malam hari,
kenyamanan dan penampilan. Y ditentukan sesuai Tabel 2.26
Tabel 2.26 Penentuan Faktor Penampilan Kenyamanan Y
Kecepatan Rencana Faktor Penampilan
(km/jam) Kenyamanan
<40 1,5
40 – 60
40 – 60 3
>60 8
Panjang L, berdasarkan Jh
Jh < L Jh > L
L L = 2 Jh -
=
Dimana :
L = Panjang lengkung
A = Perbedaan grade
Jh = Jarak pandang henti
Panjang L, berdasarkan Jd
Jd < L Jd > L
L L = 2 Jh -
=
Dimana :
L = Panjang lengkung
A = Perbedaan grade
L =
L = 2S -
122+3,5
122+3,5
Dimana :
L : Panjang lengkung
S : Jarak pandang henti
A : Perbedaan grade
BAB III
PERENCANAAN JALAN
676616,327
a 2 a 3- B X = 6766
2-- 3 Y = 9214806
92 14806,122
,122
?
d2-3
676468,750
X = 676468,750 ?
9214891,667
Y = 9214891,667
U U
2
-
d 1
d
3
- B
B
a 1 - 2 ?
X = 67
= 676344,8
6344,8 98
Y = 92148
921 4846,939
46,939
d A - 1 U
X = 676767,347
Y = 9214563,265
a A- 1
a B
U
676242,857
X = 676242,857
Y = 9214857,143
U
Penentuan
Penentuan Koordinat
Tabel 3.1 Penentuan Koordinat
KOORDINAT X Y
TITIK A 676242.8
676242.857
57 9214857
9214857.143
.143
TITIK B 676767.3
676767.347
47 9214563
9214563.265
.265
Perhitungan Azimuth
− −
αA-PI1 = ArcTg ( ) αPI2-PI3 = ArcTg ( )
− −
,−, ,−,
= ArcTg ( ) = ArcTg ( )
,−, ,−,
− −
αPI1-PI2 = ArcTg ( ) αPI3- B = ArcTg ( B )
− B −
,−, ,−,
= ArcTg ( ) = ArcTg ( )
,−, ,−,
∆ = α2-3 – α
– α1-2
= 210° - 160°
= 50°
Perhitungan Jarak
dA-PI1
=
= 676344,898 676242,857
676344,898 676242,857 9214846,
9214846,939 9214857,143
939 9214857,143
= 102,55 m
dPI1-PI2
=
= 676468,750 676344,898
676468,750 676344,898 9214891,
9214891,667 9214846,939
667 9214846,939
= 131,68 m
dPI2-PI3
=
= 676616,327 676468,750
676616,327 676468,750 9214806,
9214806,122 9214891,667
122 9214891,667
= 170,58 m
dPI3-B =
= 676767,347 676616,327
676767,347 676616,327 9214563,
9214563,264 9214806,122
264 9214806,122
= 285,98 m
D e
( d
(
D
H )
T t
a
U j
a 6 0 0 8
M r 8 6 1 3 -
I e 1 1 2 2
d
Z (
A
G )
N t
A a
j
T a
r
4
8
0
7
0
6
2
3 -
R d
(
A
I
P
- )
8
5
I m - -
.
- -
P ( 0
7
D 1
I
P
- )
8
6
I m -
.
- - -
P ( 1
3
D 1
I
P
- )
5
5
.
m
A ( 2
0
- - - -
D 1
T
A
N
I 1
- 2
- 3
-
D I I I
A P P P B
R K K K K K
O I I I I I
O T
I T
I T
I T
I T
I
K T T T T T
Kelandaian
−
=
Dimana :
A = Elevasi kanan/kiri tertinggi
B = Elevasi kanan/kiri terendah
Row = Daerah Milik Jalan
Max 26.67
Min 2.00
3.2 Perencanaan
Perencanaan Alinemen Horizontal
3.2.1 Perencanaan
Perencanaan Tikungan
Data dan Klasifikasi Desain :
Vr = 50 km/jam
emax = 10%
enormal = 2%
1. Tikungan PI-1
Tikungan PI-1 direncanakan menggunakan SS (Spiral-Spiral
( Spiral-Spiral )
Diketahui :
∆1 = 26°
Vr = 50 km/jam
R min
min = 75,858 m
Xc = Ls (1 - ) k = Ls -
– R
R sin θs
. .
, ,
= 43,110 (1 - ) = 43,110 - – 95
95 sin 13°
. .
= 42,89 m = 21,52 m
p Ts ∆
= – R(
R( 1 –
1 – cos
cos θs ) = ( R + p ) tan + k
.
, = (95 + 0,83) tan 13°+ 21,52
= – 95(1 –
95(1 – cos
cos 13°)
.
= 0,83 m = 43,64 m
c. Hasil Perhitungan
Tikungan PI-1, menggunakan tipe S-S dengan hasil perhitungan sebagai
berikut :
∆1 = 26° θs = 13° Ts = 43,64 m
5730 LN 0 LN 0 LN 0 LN 0 LN 0
2865 LN
LN 0 LN 0 LP 60 LP 70 LP 75
95 0.096 50 Ls : diperhitungk
diperhitungkan
an dengan mempertimbangkan
mempertimbangkan rumus
rumus modifikasi
modifikasi
90 0.097 50 Shortt,
Shortt, landai relatif maksimum,
maksimum, jarak tempuh 2 detik, dan
84 0.099 60 lebar
leba r perkerasan 2 x 3.75 m
Tabel 3.12 Perhitungan SCS untuk Proses Pemilihan Jenis Tikungan, e maks =
10%
9 0 3 2 4 7 5 1 2 6 0 6 0 8 5 3 3 5 9 9
1
. 1
. 7 8 0 3 6 9 0 4 6 4 3 7 4 0 2 1 8 9 0 2 9 1 4
0 0 . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0
. 9
. 2
. 1
. 8
.
L 0 0 6 4 5 8 6 9 5 1 0 7 9 4 3 8 6 7 9 3 9 9 6 3 0
6 3 6 9 6 7 1 6 0 6 3 0 8 7 5 3 2 1 0 0 9 9 9 9 9
2 1 8 6 5 4 4 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
2 6 4 3 2 1 5 5 2 3 7 6 4 3 5 2 9 3 7 9 6 8 5 4 8
s 7
. 3 2 7 2 2 6 9 2 7 9
0 . . . . . . . . . . 6
. 6
. 8
. 6
. 8
. 1
. 7
. 3
. 0
. 8
. 8
. 7
. 6
. 5
.
E 5 5 0 7 0 5 1 8 5 2 0 9 8 7 6 5 5 4 4 4 3 3 3 3 3
1 7 5 3 3 2 2 1 1 1 1
7 4 6 2 9 0 0 3 2 6 7 0 7 9 5 1 2 2 3 4 1 7 4 3 8
8
. 4
. 9
. 1
. 0
. 0
. 6
. 8
. 8
. 6
. 9
. 2
. 9
. 5
. 7
. 9
. 9
. 3
. 6
. 6
. 1
. 5
. 7
. 1
. 9
.
2 1 0 3 7 3 1 7 4 2 6 5 5 8 7 9 3 9 5 2 0 0 8 7 5
s 2 6 4 5 8 4 1 8 5 3 1 0 9 8 7 6 6 5 5 5 5 5 4 4 4
3
, 6 4 3 2 2 2 1 1 1 1 1
T
1
9 4 8 3 8 7 7 6 6 6 5 4 3 3 3 4 4 5 9 7 5 0
- - - 5 7 8 0 1 4 7 0 3 6 9 5 1 7 3 9 5 1 5 3 1 8
0
. 0
. 0
. 1
. 1
. 1
. 1
. 2
. 2
. 2
. 2
. 3
. 4
. 4
. 5
. 5
. 6
. 7
. 9
. 0
. 1
. 1
.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
p
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 9 9 8 8 8 7 6 5 4 3
- - - 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 4
. 4
. 4
. 4
. 4
. 4
. 4
. 9
. 9
. 9
. 9
.
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
k
c 0 0 0 4 9 5 1 7 9 1 3 4 6 8 1 5 9 2 6 0 4 9 8 9 3
0
. 0
. 0
. 2
. 2
. 3
. 4
. 4
. 5
. 7
. 8
. 9
. 0
. 1
. 4
. 6
. 8
. 1
. 3
. 6
. 8
. 7
. 0
. 3
. 6
.
Y 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 4 4 4
9 0 3 2 4 7 5 1 2 6 0 6 0 8 5 3 3 5 9 9 0 8 1 9 6
1 1 7 8 0 3 6 9 0 4 6 4 3 7 4 0 2 1 8
. 9
. 0
. 0
. 7
. 8
. 1
.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 3 9 0
0 0 6 4 5 8 6 9 5 1 0 7 9 4 3 8 6 7 1 1 - 3
- 6
- 9
-
c 0 0 6 0 7 8 2 7 1 7 4 1 9 8 6 4 3 2
6
, 3
, 8 6 4 3 3 2 2 1 1 1
L
2 1
0 2 5 7 0 5 0 5 0 5 1 9 9 0 1 2 2 3 2 4 8 2
- - - 9
. 1
. 3
. 5
. 8
. 2
. 7
. 1
. 6
. 0
. 5
. 3
. 2
. 2
. 1
. 0
. 9
. 8
. 0
. 0
. 0
. 9
.
0 1 1 1 1 2 2 3 3 4 4 5 6 7 8 9 9 0 3 4 5 5
s 1 1 1 1 1
q
6 0 5 9 3 8 5 2 8 4 9 3 7 1 3 6 7
e N N N P P P P P 2 3 3 3 4 4 5 6 6 7 7 8 8 9 9 9 9
L L L L L L L L 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 5 0 2 6 5 9 6 3 7 9 8 8 6 9 5 9 9 3 0 9 0 2
3 6 1 3 4 5 1 1 7 7 0 5 1 8 3 0 7 5 4 3 1 1 0 5 0
R 7 8 9 4 1 9 8 7 5 4 4 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 9 9
5 2 1 1 1
R e Ls qs Dc Lc Yc Xc k p Ts Es L
Rc TS
Ls = 43.11 m
R
Ts = 43.64 m
Es = 3.35 m
26
°
Ls = 43.11 m
ST Ts = 43.64 m
2. Tikungan PI-2
Tikungan PI-2 direncanakan menggunakan SCS ( Spiral-Circle-Spiral )
Diketahui :
∆2 = 50°
Vr = 50 km/jam
R min
min = 75,857 m
Lc ∆c . π . R
=
. π .
=
= 28,54 m
p = Ys –
Ys – (R(1 –
(R(1 – cos
cos θs)) k
= Ls –
Ls – (
( ) – (R
(R sin θs)
.
= 4,63 –
4,63 – (90(1 –
(90(1 – cos
cos 16°))
= 50 –
50 – (
( ) – (90
(90 sin 16°)
.
= 1,18 m = 24,93 m
Ts = (R + p) . tan ½ ∆2 + k Es +
=( ) –
) – R
R
cos∆
° + ,
= (90 + 1,18) tan +24,93 =( ) –
) – 90
90
cos°
= 67,45 m = 10,61 m
Ltot = Lc + (2 . Ls)
= 28,54 + (2 . 50)
= 128,54 m
d. Hasil Perhitungan
Tikungan PI-2, menggunakan tipe SCS dengan hasil perhitungan
sebagai berikut :
∆2 = 50° θs = 16° p = 1,18 m
Vr = 50 km/jam ∆c = 18° k = 24,93 m
R = 90 m Lc = 28,54 m Ts = 67,45 m
Ls = 50 m Xs = 49,61 m Es = 10,61 m
e = 9,7% Ys = 4,63 m Ltot = 128,54 m
5730 LN 0 LN 0 LN 0 LN 0 LN 0
2865 LN
LN 0 LN 0 LP 60 LP 70 LP 75
95 0.096 50 Ls : diperhitungk
diperhitungkan
an dengan mempertimbangkan
mempertimbangkan rumus
rumus modifikasi
modifikasi
90 0.097 50 Shortt,
Shortt, landai relatif maksimum,
maksimum, jarak tempuh 2 detik, dan
84 0.099 60 lebar
leba r perkerasan 2 x 3.75 m
Tabel 3.15 Perhitungan SCS untuk Proses Pemilihan Jenis Tikungan, e maks =
10%
7 8 9 6 7 9 1 3 4 6 2 1 1 8 7 0 1 5 9 5 5 9 1 0 4 0
3
. 1
. 7
. 6
. 0
. 3 7 8 0 2 9 4 5 5 5 9 2 7 7 4 8 9 0 9 5 3
0 0 6 4 5 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
L 0 0 6 9 4 8 9 9 5 1 1 7 2 4 3 3 1 3 9 8 8 5 9 2 8 3
0 5 6 2 0 7 5 6 4 6 0 5 2 9 5 2 0 8 6 5 4 4 3 3 2 3
5 2 1 1 1 8 7 6 5 4 4 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 8 5 0 5 2 8 5 0 1 1 7 7 9 0 5 3 3 4 6 9 3 9 5 1 2
s 3
. 1
. 4
. 1
. 5
. 8 7 1 4 5 5 2 1 8 1 6 0 0 4 1 0 4 6 0 6 7
2 6 7 8 8 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E 9 9 9 4 1 8 4 4 9 9 2 7 3 9 5 1 9 7 5 4 3 2 1 1 0 0
5 2 1 1 1 9 8 7 5 4 4 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 7 5 8 2 6 5 3 6 1 1 5 1 0 1 8 8 8 4 0 0 0 0 6 5 0
9
. 9
. 6
. 2
. 9
. 8
. 4
. 4
. 7
. 0
. 3
. 5
. 9
. 0
. 1
. 2
. 1
. 8
. 4
. 4
. 3
. 7
. 0
. 7
. 4
. 9
.
1 5 0 0 6 7 4 6 9 5 3 9 0 6 4 8 6 6 9 3 8 6 3 9 7 9
s 7 3 9 9 5 6 0 5 8 4 1 8 7 5 3 1 0 9 8 8 7 7 7 6 6 6
6
, 3
, 8 6 5 4 4 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1
T
2 1
9 4 8 3 8 7 7 6 6 6 5 4 3 3 3 4 4 5 9 7 5 0 2
- - - 5 7 8 0 1 4 7 0 3 6 9 5 1 7 3 9 5 1 5 3 1 8 4
0
. 0
. 0
. 1
. 1
. 1
. 1
. 2
. 2
. 2
. 2
. 3
. 4
. 4
. 5
. 5
. 6
. 7
. 9
. 0
. 1
. 1
. 8
.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
p
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 9 9 8 8 8 7 6 5 4 3 7
- - - 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 4
. 4
. 4
. 4
. 4
. 4
. 4
. 9
. 9
. 9
. 9
. 8
.
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 9
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
k
c 0 0 0 4 9 5 1 7 9 1 3 4 6 8 1 5 9 2 6 0 4 9 8 9 3 4
0
. 0
. 0
. 2
. 2
. 3
. 4
. 4
. 5
. 7
. 8
. 9
. 0
. 1
. 4
. 6
. 8
. 1
. 3
. 6
. 8
. 7
. 0
. 3
. 6
. 1
.
Y 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 4 4 4 7
7 8 9 6 7 9 1 3 4 6 2 1 1 8 7 0 1 5
3
. 1
. 7
. 6
. 0
. 3
. 7
. 8
. 0
. 2
. 9
. 4
. 5
. 5
. 5
. 9
. 2
. 7
.
0 0 6 4 5 8 9 9 5 1 1 7 2 4 3 3 1 3 9 5 5 9 1 0 4 0
c 0 0 6 0 5 8 6 7 5 7 1 6 3 0 6 3 1 9 7 4 8 9 0 9 5 3
0
, 5
, 6
, 2
, 9 7 6 5 4 3 3 2 2 2 1 1 1 . . . . . . . .
L 9 8 8 5 9 2 8 3
5 2 1 1 7 6 5 4 3 3 2 1
0 0 0 0 5 0 5 0 0 9 0 0 9 8 1 2 0 8 7 7 3 6 1 4 7 7
0
. 0
. 0
. 2
. 7
. 3
. 8
. 4
. 5
. 5
. 7
. 8
. 8
. 9
. 2
. 4
. 6
. 7
. 9
. 1
. 3
. 9
. 9
. 8
. 1
. 0
.
0 0 0 8 7 7 6 6 5 4 3 2 1 0 9 7 5 3 1 0 8 3 1 9 8 9
c 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 1
D
0 2 5 7 0 5 0 5 0 5 1 9 9 0 1 2 2 3 2 4 8 2 6
- - - 9
. 1
. 3
. 5
. 8
. 2
. 7
. 1
. 6
. 0
. 5
. 3
. 2
. 2
. 1
. 0
. 9
. 8
. 0
. 0
. 0
. 9
. 4
.
0 1 1 1 1 2 2 3 3 4 4 5 6 7 8 9 9 0 3 4 5 5 0
s 1 1 1 1 1 2
q
6 0 5 9 3 8 5 2 8 4 9 3 7 1 3 6 7 9
e N N N P P P P P 2 3 3 3 4 4 5 6 6 7 7 8 8 9 9 9 9 9
L L L L L L L L 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 5 0 2 6 5 9 6 3 7 9 8 8 6 9 5 9 9 3 0 9 0 2
3 6 1 3 4 5 1 1 7 7 0 5 1 8 3 0 7 5 4 3 1 1 0 5 0 4
R 7 8 9 4 1 9 8 7 5 4 4 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 9 9 8
5 2 1 1 1
90 0.097 50 15.92 18.17 28.54 4.63 49.61 24.93 1.18 67.45 10.61 128.54
Ts = 67.45 m
50 °
Es = 10.61 m S T
Ts = 67.45 m
C S
S C Ls = 50 m
Lc = 28.54 m
R
T S Ls = 50 m
R c
R c
R
3. Tikungan PI-3
Tikungan PI-3 direncanakan menggunakan SS (Spiral-Spiral
( Spiral-Spiral )
Diketahui :
∆3 = 28°
Vr = 50 km/jam
R min
min = 75,858 m
Xc = Ls (1 - ) k = Ls -
– R
R sin θs
. .
, ,
= 44,02 (1 - ) = 44,02 - – 90
90 sin 14°
. .
= 43,76 m = 21,97 m
p Ts ∆
= – R(
R( 1 –
1 – cos
cos θs ) = ( R + p ) tan + k
.
, = (90 + 0,91) tan 14°+ 21,97
= – 90(1 –
90(1 – cos
cos 14°)
.
= 0,91 m = 44,65 m
c. Hasil Perhitungan
Tikungan PI-3, menggunakan tipe S-S dengan hasil perhitungan sebagai
berikut :
∆3 = 28° θs = 14° Ts = 44,65 m
5730 LN 0 LN 0 LN 0 LN 0 LN 0
2865 LN
LN 0 LN 0 LP 60 LP 70 LP 75
95 0.096 50 Ls : diperhitungk
diperhitungkan
an dengan mempertimbangkan
mempertimbangkan rumus
rumus modifikasi
modifikasi
90 0.097 50 Shortt,
Shortt, landai relatif maksimum,
maksimum, jarak tempuh 2 detik, dan
84 0.099 60 lebar
leba r perkerasan 2 x 3.75 m
Tabel 3.18 Perhitungan SCS untuk Proses Pemilihan Jenis Tikungan, e maks =
10%
5 7 5 4 5 2 0 2 7 2 6 1 5 9 0 7 6 7 5 9 1 0 9
7
. 3
. 2 4 5 1 6 2 2 3 0 1 5 8 9 2 5 7 9 5 2 8 9 7 2 0
2 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
. 4
. 0
. .
L 0 0 4 5 5 2 5 5 5 8 5 0 0 4 1 5 2 2 4 8 3 3 9 6 4 1
8 4 3 4 0 1 4 9 2 7 4 2 0 8 6 4 3 2 1 0 0 0 9 9 9 0
2 1 9 7 6 5 4 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 7 8 8 2 8 3 8 3 1 6 2 3 8 9 1 8 3 0 6 9 6 0 6 8 8
s 7
. 8 5 9 2 3 2 0 7 8 7 2 0
5 . . . . . . . . . . . . 0
. 6
. 7
. 9
. 4
. 0
. 6
. 3
. 3
. 2
. 0
. 9
. 4
.
E 7 7 8 3 5 9 5 2 7 4 2 1 0 9 7 6 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4
1 8 5 4 3 2 2 2 1 1 1 1 1
0 0 7 9 2 5 2 2 4 8 2 0 2 4 3 5 8 0 2 8 5 5 6 3 9 9
0
. 0
. 6
. 8
. 5
. 8
. 9
. 2
. 5
. 5
. 6
. 9
. 9
. 9
. 2
. 7
. 2
. 3
. 3
. 0
. 3
. 6
. 6
. 9
. 6
. 2
.
0 5 6 9 8 0 6 1 5 1 4 1 1 3 2 3 7 2 8 5 2 2 0 8 7 1
s 3 1 7 7 0 6 2 0 6 4 2 1 0 9 8 7 6 6 5 5 5 5 5 4 4 5
4
, 7 4 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1
T
1
9 4 8 3 8 7 7 6 6 6 5 4 3 3 3 4 4 5 9 7 5 0 2
- - - 5 7 8 0 1 4 7 0 3 6 9 5 1 7 3 9 5 1 5 3 1 8 4
0
. 0
. 0
. 1
. 1
. 1
. 1
. 2
. 2
. 2
. 2
. 3
. 4
. 4
. 5
. 5
. 6
. 7
. 9
. 0
. 1
. 1
. 8
.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
p
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 9 9 8 8 8 7 6 5 4 3 7
- - - 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 5
. 4
. 4
. 4
. 4
. 4
. 4
. 4
. 9
. 9
. 9
. 9
. 8
.
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 9
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
k
c 0 0 0 4 9 5 1 7 9 1 3 4 6 8 1 5 9 2 6 0 4 9 8 9 3 4
0
. 0
. 0
. 2
. 2
. 3
. 4
. 4
. 5
. 7
. 8
. 9
. 0
. 1
. 4
. 6
. 8
. 1
. 3
. 6
. 8
. 7
. 0
. 3
. 6
. 1
.
Y 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 4 4 4 7
5 7 5 4 5 2 0 2 7 2 6 1 5 9 0 7 6 7
7
. 3
. 2
. 4
. 5
. 1
. 6
. 2
. 2
. 3
. 0
. 1
. 5
. 8
. 9
. 2
. 5
. 7
.
2 1 4 5 5 2 5 5 5 8 5 0 0 4 1 5 2 2 5 9 1 0 1 3 8 1
c 0 0 3 5 1 2 5 0 3 8 5 3 1 9 7 5 4 3 9 5 2 1 9
L
8
, 4
, 9 6 5 4 3 3 2 1 1 1 1 . . . 8
. . 5
. 9 .
. 8
4 8 3 3 0
2 1 2 1 1 - 3
- 5
- 1
-
3 3 3 2 8 3 8 2 3 2 2 2 2 1 4 5 2 1 0 9 6 8
9
6 3 1 0
0
. 0
. 0
. 2
. 7
. 3
. 8
. 4
. 5
. 6
. 7
. 8
. 9
. 0
. 2
. 4
. 6
. 8
. 0
. 1
. 3 . 0
. 1 . 1
. 8
. 9
.
8 8 8 6 5 5 4 4 3 2 1 0 9 9 7 5 3 1 0 8 6 0
- 2
- 3
- 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
-
c
D
0 2 5 7 0 5 0 5 0 5 1 9 9 0 1 2 2 3 2 4 8 2 6
- - - 9
. 1
. 3
. 5
. 8
. 2
. 7
. 1
. 6
. 0
. 5
. 3
. 2
. 2
. 1
. 0
. 9
. 8
. 0
. 0
. 0
. 9
. 4
.
0 1 1 1 1 2 2 3 3 4 4 5 6 7 8 9 9 0 3 4 5 5 0
s 1 1 1 1 1 2
q
6 0 5 9 3 8 5 2 8 4 9 3 7 1 3 6 7 9
e N N N P P P P P 2 3 3 3 4 4 5 6 6 7 7 8 8 9 9 9 9 9
L L L L L L L L 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 5 0 2 6 5 9 6 3 7 9 8 8 6 9 5 9 9 3 0 9 0 2
3 6 1 3 4 5 1 1 7 7 0 5 1 8 3 0 7 5 4 3 1 1 0 5 0 4
R 7 8 9 4 1 9 8 7 5 4 4 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 9 9 8
5 2 1 1 1
R e Ls qs Dc Lc Yc Xc k p Ts Es L
90 0.097 44.02 14 0 0.00 3.59 43.76 21.97 0.91 44. 65 3.70 88.04
Ts = 44.65 m
T S
28
°
Es = 3.70 m
Ls = 44.02 m
Ts = 44.65 m
R
Ls = 44.02 m
R c
S T
R
Td = Lebar
Lebar melintang akibat tonjolan
tonjolan depan
P = Jarak ban muka dan ban belakang (jarak antara Gandar) = 3,4 m
Vr = Kecepatan rencana
R = Jari-jari tikungan
=
Dimana:
B = lebar total
L = lebar badan jalan (kelas IIIA = 2 × 3.0 m)
1. Tikungan PI-1
Data yang dibutuhkan :
R = 95 m
V = 50 km/jam
Perhitungan :
′ = 2 , 1 √
′ =2,195 95
95 3,4
′ = 2,16
2,16
= . 2 .
= 95 0,9. 2×3,40,9 95
95 0,9
= 0,04
= ,.
0,105.50
=
95
= 0,06
= . ′ 1.
= 2 . 2,160,8 2 1.0,040,06
=6,02<7
=
= 6,02 7
= 0,98
Jadi, pada tikungan PI-1 tidak perlu ada pelebaran samping.
2. Tikungan PI-2
Data yang dibutuhkan :
R = 90 m
V = 50 km/jam
Perhitungan :
′ = 2 , 1 √
′ =2,190 90
90 3,4
′ = 2,16
2,16
= . 2 .
= 90 0,9. 2×3,40,9 90
90 0,9
= 0,04
= ,.
0,105.50
=
90
= 0,06
= . ′ 1.
= 2 . 2,160,8 2 1.0,040,06
=6,02<7
=
= 6,02 7
= 0,98
Jadi, pada tikungan PI-2 tidak perlu ada pelebaran samping.
3. Tikungan PI-3
Data yang dibutuhkan :
R = 90 m
V = 50 km/jam
Perhitungan :
′ = 2 , 1 √
′ =2,190 90
90 3,4
′ = 2,16
2,16
= . 2 .
= 90 0,9. 2×3,40,9 90
90 0,9
= 0,04
= ,.
0,105.50
=
90
= 0,06
= . ′ 1.
= 2 . 2,160,8 2 1.0,040,06
=6,02<7
=
= 6,02 7
= 0,98
Jadi, pada tikungan PI-3 tidak perlu ada pelebaran samping.
3.2.3 Stationing
Stationing ini dilakukan setelah perhitungan dan penggambaran
tikungan selesai. Stationing dilakukan dengan memberikan tanda setiap
50 m sepanjang garis jalan pada alinemen horizontal dengan Sta. awal
+0.000. Titik-titik penting juga perlu untuk diberikan stationingnya,
seperti titik Ts, puncak tikungan dan titik-titik lain yang perlu dianggap.
1. Tikungan PI-1 (SS)
Sta, A = 0 + 0.00
Sta. PI1 = 0 + dA-PI1 = 0 + 102,55
Sta. TS1 = Sta. PI1 –
PI1 – Ls
Ls = 0 + 102,55 –
102,55 – 43,11
43,11 = 0 + 59,44
Sta. ST1 = Sta. TS1 + 2Ls = 0 + 59,44 + 86,22 = 0 + 145,66
2
3 3
.
2
. 2 5 9
4 3
. 9 7 1
3 5 2 . 8
2 4 + 0 .
+ 2 0 6 4
0 + 3 0
8 = + 4
7 = 0 0 +
. = 2 0
2
6 I T = 3
1 2 S = 8
2 P
. S .
3
S 3
.
8
8 + a I
7 a
0 t C t T P 4
. . S . . 4
6 = S a
t a a +
6 t t 0
1 2 S S
C S =
+
0 S 3
= . T
a
t S
2 .
S S
a
t
T
. S
a
t
S
6
6
.
5
4
1
+
0
=
1
T
5 S
5 .
. a
2 t
0 S
4 1
4
. +
9 0
5 =
+
0 1
I
= P
.
1 a
t
S S
T
.
a
t
S
PI-1 95 m 9.6
Dalam Luar
Titik Sta.
(%) (%)
Sta. A 0 + 0.00 -2 -2
TS SCS ST
daerah spiral daerah spiral
Ls = 43.11 m Ls = 43.11 m
ep = 9.6% sisi luar
luar
e penuh
penuh 9.6 %
en = 2%
e = 0% as jalan
en = 2%
ep = 9.6% e penuh
penuh 9.6
9.6 %
sisi dalam
dalam
A B C D
+ 9
+ 2 .6
% %
0%
2 %
- 2
2 % - 2 - 2 - 9
- 2 2 % 2 % 9 .6
%
POT. A
POT. POT.
PO T. B POT.. C
POT POT.. D
POT
2. Tikungan 2 (SCS)
Data tikungan :
Kecepatan rencana, VR = 50 km/jam
Superelevasi maksimum, emaks = 10 %
Superelevasi normal, en = 2%
Superelevasi penuh, e penuh = 9.7 %
Tabel 3.23 Superelevasi
3.23 Superelevasi Maksimum
Jari-Jari Lengkung, R
Tikungan Superelevasi
(m)
(m)
PI-2 90 m 9.7
Dalam Luar
Titik Sta.
(%) (%)
TS daer ah
ah spiral SC daerah full circle
CS daerah spiral
ST
Ls = 50 m Lc = 28.54 m Ls = 50 m
ep = 9.7%
9.7% sisi luar
sisi
e penuh 9.7
penuh 9.7 %
en = 2%
e = 0% as jalan
en = 2%
A B C D
+ 9
+ 2 .7
% %
0%
2 %
- 2
2 % - 2
2 % - 2 - 9
9. 7
- 2 2 %
%
POT. A POT.. B
POT POT. C POT. D
POT.
3. Tikungan 3 (SS)
Data tikungan :
Kecepatan rencana, VR = 50 km/jam
Superelevasi maksimum, emaks = 10 %
Superelevasi normal, en = 2%
Superelevasi penuh, e penuh = 9.7 %
Tabel 3.25 Superelevasi
3.25 Superelevasi Maksimum
Jari-Jari Lengkung, R
Tikungan Superelevasi
(m)
(m)
PI-3 90 m 9.7
Dalam Luar
Titik Sta.
(%) (%)
TS daerah spiral
SCS daerah
daera h spiral
ST
Ls = 44.02 m Ls = 44.02 m
ep = 9.7%
9.7% sisi luar
e penuh 9.7 %
en = 2%
e = 0% as jalan
en = 2%
A B C D
+ 9
+ 2 .7
% %
0%
2 %
- 2
2 % - 2
2 % - 2
2 % - 9
9 .7
- 2 %
POT. A
POT. POT.. B
POT POT.
POT. C POT. D
3.3 Perencanaan
Perencanaan Alinemen Vertikal
3.3.1 Profil Tanah Asli
Alinemen vertikal adalah proyeksi dari sumbu jalan pada suatu
bidang vertikal yang melalui sumbu jalan tersebut, atau bidang tegak
melalui sumbu jalan, atau disebut juga proyeksi tegak lurus bidang
gambar. Profil ini menggambarkan perencanaan terhadap adanya jalan
naik dan turun untuk memberikan pertimbangan akan kemampuan
kendaraan bermuatan penuh melalui rencana jalan yang akan dibuat.
Alinemen vertikal harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dengan
semaksimal mungkin mengikuti kondisi medan sehingga dapat
menghasilkan keindahan jalan yang harmonis dengan alam di s ekitarnya.
Data profil tanah asli diperoleh dari trase alinemen horizontal yang
di plot pada gambar dengan skala horizontal 1:20 dan vertikal 1:100.
Dengan begitu profil tanah asli yang digambarkan diharapkan mendekati
profil yang sesuai di lapangan. Gambar trase alinemen vertikal
verti kal terhadap
tanah asli dapat dilihat pada lampiran.
Elevasi
N o. STA
Tanah Asli
1 0+0 712. 7
2 0+25 712. 7
3 0+50 712. 7
4 0+75 712. 7
5 PI-1 712. 7
6 0+100 713. 0
7 0+125 711. 8
8 0+150 710. 8
9 0+175 710. 1
10 PI-2 711. 5
11 0+200 711. 3
12 0+225 711. 4
13 0+250 711. 6
14 0+275 711. 9
15 0+300 711. 8
16 0+325 712. 4
17 PI-3 712. 6
18 0+350 711. 3
19 0+375 710. 4
20 0+400 710. 3
21 0+425 710. 3
22 0+450 710. 6
23 0+475 710. 9
24 0+500 711. 0
25 0+525 710. 8
26 0+550 711. 5
27 0+575 713. 9
28 0+583 712. 0
Galian Tanah
Timbunan Tanah
1 A 0+0 712.7
2.6 175 1. 49
0.3 200 0. 13
1.6 208 0. 79
4 B 0+583 712.0
Contoh perhitungan :
g1 = 1,49
= 1,49 %
g 2
2 =
- 0 ,1
3 %
3
Ev = 0,06 m
a b
Perhitungan Lv
= | |
2. PVI-2
a c
b Ev = 0,03 m
g 2
2 = -
0 ,1 3
3 % 0 7 9 %
, 7
g 3 =
Perhitungan Lv
= | |
= |0,79
,79 0,13| = 0,9
0,92 %
Berdasarkan gambar 3.12, didapat Lv = 30 m
0,92
= ×= × 30 = 0,03
800 800
= 0 + 375 - ½ × 30
= 0 + 360
Sta. B = Sta. PVI2
= 0 + 375
Sta. C = Sta. PVI2 + ½ × Lv
= 0 + 375 + ½ × 30
= 0 + 400
2% 1m 1.5 m 3m 3m 1.5 m 1m 2%
Ambang Selokan Bahu ur La
Lal u Lin tas
Jalur
Jal Bahu Selokan
Seloka n Ambang
Amb
5.00 m
2 % 2%
4 % 4%
1.50 m
15 m
Daerah Peg awasan Jalan
Pegawasan
SCS; STA(0+102,55)
aat Jalan
Daerah Manf aat
13 m
2% 1m 1.5 m 3m 3m 1.5 m 1m 2%
Ambang
Ambang Selokan
Selokan Bahu Lint as
Jalur Lalu Lintas Bahu
Ba hu Selokan Ambang
5.00 m
9.6 % 9.6 % 4%
4 %
1.50 m
15 m
Daerah Pegawasan Jalan
Pegawasan
2% 1m 1.5 m 3m 3m 1.5 m 1m 2%
Ambang Selokan Bahu Jal
aluur Lal u Lin tas Bahu Seloka
Selok an Ambang
Am
5.00 m
2 % 2%
4 % 4%
1.50 m
15 m
Daerah Pegawasan Jalan
Daerah
Manfaat Jalan
Daerah Manfaat Jalan
13 m
2% 1m 1.5 m 3m 3m 1.5 m 1m 2%
Ambang
Ambang Selokan
Selokan Bahu Jalur Lalu
Lalu Lintas Bahu Selokan Amban
Ambang
g
5.00 m
9.7 %
9.7 %
4 % 4%
1.50 m
15 m
Daerah Pegawasan Jalan
Pegawasan Jalan
2% 1m 1.5 m 3m 3m 1.5 m 1m 2%
Ambang Selokan Bahu Jal
aluur Lal u Lin tas Bahu Seloka
Selok an Ambang
Am
5.00 m
2 % 2%
4 % 4%
1.50 m
15 m
Daerah Pegawasan Jalan
Daerah
SCS; STA(0+404,81)
Manfaat Jalan
Daerah Manfaat Jalan
13 m
2% 1m 1.5 m 3m 3m 1.5 m 1m 2%
Ambang
Ambang Selokan
Selokan Bahu Jalur Lalu
Lalu Lintas Bahu Selokan Amban
Ambang
g
5.00 m
9.7 %
9.7 %
4 % 4%
1.50 m
15 m
Daerah Pegawasan Jalan
Pegawasan Jalan
Luas Potongan
Elevasi Tanah Asli Beda Jarak Volume Tanah
Melintang Volume
Ti tik ST A. Tinggi Datar
Kiri As Jal an Kanan Gali an Timbunan Galian Ti mbunan Kumulatif
BAB IV
KESIMPULAN
1. Jenis jalan merupakan jalan kolektor dengan spesifikasi kelas III A, lebar
perkerasan 2 3.0 m, dengan kecepatan rencana 50 km/jam, dan
x
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN