2. Wilayah Administrasi
Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas Klungkung II terdiri dari 5 Desa dan 3
Kelurahan.Desa yang terdiri dari 22 dusun dan 7 lingkungan yaitu:
Desa Selat : terdiri dari 7 dusun
Desa Akah : terdiri dari 6 dusun
Desa Tegak : terdiri dari 4 dusun
Desa Manduang : terdiri dari 3 dusun
Desa Selisihan : terdiri dari 2 dusun
Kelurahan Semarapura Kaja : terdiri dari 3 Lingkungan
Kelurahan Semarapura Tengah : terdiri dari 2 Lingkungan
Kemrahan Semarapura Kangin : terdiri dari 2 Lingkungan
Semua wilayah kerja Puskesmas Klungkung II dapat dijangkau dengan kendaraan roda
dua dan roda empat, jarak tempuh dari desa ke Puskesmas paling cepat 5 menit dan
paling jauh 30 menit dihitung dari kator desa/lurah.
3. Keadaan Penduduk
Jumlah dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Klungkung II 22.483 jiwa (6.534
KK).. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Klungkung II secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.2 Nama Dusun/Lingkungan Dengan Jumlah Penduduk
NO DESA/ JUMLAH JUMLAH JUMLAH KET
KELURAHAN PENDUDUK KK
LAKI- PEREMP
LAKI UAN
1 Desa Selat
2 Desa Tegak
3 Desa Akah
4 Desa Selisihan
5 Desa Manduang
6 Kelurahan SP.
Kaja
7 Kelurahan
SP.Tengah
8 Kelurahan
SP.KAngin
Distribusi Penduduk Menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3. Kelompok Umur dan Jumlah Penduduk
NO KELOMPOK UMUR JUMLAH
PENDUDUK
1. Bayi < 1 tahun
2. Anak 1-5 tahun
3. Anak Usia Sekolah (6-12 th)
4. Remaja
5. WUS
6. PUS
7. Bumil
8. Bufas
9. Lansia
Sumber : Hasil Pendataan Terpadu Tahun 2022
Daerah
1 Dokter Umum
2 Dokter Gigi
3 Perawat
4 Perawat Gigi
5 Bidan
6 Apoteker
7 Asisten
Apoteker
8 Kesehatan
Masyarakat
9 Sanitaria
10 Tenaga Gizi
11 Analis
Kesehatan
12 Keterangan
Fisik
a. Fisioteraf
is
b. Terapi
Okufasi
c. Akupunt
ur
13 Teknisi Medis
a. Ahli
Madya
Radiogra
fer
b. Teknik
Elektro
medik
Rekam
Medis
14 Tenaga Non
Medis
a. Sopir
b. Securit
y
c. CS
d. Waker
e. Admin
JUMLAH
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Klungkung II tahun 2022
Sedangkan menurut kompetensi pendidikan 38,27% berpendidikan Diploma
III, 1,23% berpendidikan Diploma IV, 22,22% berpendidikan Sarjana. Sementara
yang berpendidikan SLTA/SPK atau Sederajat sebanyak 38,27 % dan ada 1 orang
tenaga melanjutkan pendidikan dari Diploma III melanjukan ke pendidikan S1
Keperawatan.
Tabel 2.5 Tenaga Kesehatan Menurut Pendidikan di Puskesmas Klungkung II
Tahun 2022
No Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase Ket
1 Sarjana
2 Diploma IV
3 Diploma III
4 SLTA/SPK/Sederajat
JUMLAH
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Klungkung II tahun 2022
9 Ruang 1
10 Ruang Kepala Puskesmas 1
11 Ruang Dapur 1
12 Ruang Laboratorium 1
15 Ruang Sterilisasi 1
18 Ruang Rapat 1
20 Gudang Farmasi 1
21 Ruang Program 2
22 Gudang Umum 1
24 Ruang Menyusi/ASI 1
c. Sarana Penunjang
Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan pelayanan dan program, Puskesmas
Klungkung II juga didukung dengan sarana penunjang seperti pada tabel berikut.
Tabel 2.8 Sarana Penunjang di Puskesmas Klungkung II Th. 2017
Kondisi
No Jenis sarana/Prasarana Jumlah Rusak Rusak Rusak Keterangan
Ringan Sedang Berat
I Sarana Kesehatan
1. Puskesmas 7
Pembantu
2. Polindes/Poskesdes 1
3. Rumah Dinas Dokter
4. Rumah Dinas
Perawat
5. Rumah Dinas Bidan
6. Puskesmas Keliling 1
Roda 4
7. Ambulance 1
8. Sepeda Motor 1
II Sarana Penunjang
1. Komputer
2. Laptop
3. Lemari Pendingin
besar/kecil
4. Frezeer
5. Telepon 1
6. TV besar/kecil 2
7. Sofa
8. Lemari kaca
9. Meja
10. Lemari es vaksin
buka atas
11. Lemari es vaksin
buka samping
12. Kursi roda
13. Kursi putar
14. Sterilisator listrik
15. AC
16. Rak TV
17. Alat Pemadam 2
Kebakaran
18. Tempat tidur
pasien
19. Tempat tidur besi
20. Incinerator -
21. EKG 1
22. Handy cam -
23. Kamera Digital -
24. Proyektor 3 1
25. Vakum Cleaner -
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Klungkung II tahun 2022
d. Sumber Pembiayaan
Pembiayaan puskesmas bersumber dari pendapatan puskesmas yang digunakan
kembali sebagai biaya operasional. Sumber pendapatan puskesmas berasal dari jasa
pelayanan pasien Umum, JKN, APBD, Jampersal dan Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK). Adapun pendapatan Puskesmas Klungkung II dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.10. Sumber dan Jumlah Pendapatan Puskesmas Klungkung II sampai Tahun 2022
Jumlah Per Tahun
No Sumber Pendapatan
2022 2023
1 APBD
2 JKN (BPJS)
3 BOK
JUMLAH
Sumber : Laporan Keuangan Puskesmas Klungkung II Th 2022
Secara Nasional ditetapkan AKABA sebesar 40/1000 KH. Pada tahun 2017
terdapat kematian umur 0-4 tahun sebanyak 2 orang di wilayah kerja Puskesmas
Klungkung II dengan jumlah kelahiran hidup sebesar 232 orang, sehingga
Angka kematian Balita tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Klungkung II
adalah 8.6 per-1000 KH yang berarti sudah lebih rendah dari target nasional.
Rendahnya angka kematian balita (AKABA) di wilayah kerja Puskesmas
Klungkung II disebabkan karena baiknya gizi balita, rendahnya faktor risiko
yang mengakibatkan kematian bagi balita, perilaku orang tua dalam pemberian
gizi anak cukup baik serta peranan dari petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
3. Angka Kesakitan
a. Sepuluh Besar Penyakit
Sepuluh penyakit yang paling banyak ditemukan pada kasus rawat jalan di
Puskesmas Klungkung II pada tahun 2018 s/d 2019Angka kesakitan baik insiden
maupun prevalen dari suatu penyakit disebut morbiditas dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak di Puskesmas Klungkung II
Nama
Jumlah Jumlah
No Nama penyakit penyakit
2022 2023
1
10
Sumber: SP2TP Puskesmas Klungkung II tahun 2022
Berdasarkan data 10 besar penyakit kasus rawat jalan di Puskesmas Klungkung
II tahun 2022 penyakit yang paling banyak diderita pada semua kelompok umur
masih di dominasi oleh penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) yaitu
sebanyak 2.009 kasus.
b. Penyakit Menular
1) TB Paru
Penyakit TB Paru merupakan penyakit re emerging masih terus
ditemukan di Provinsi Bali. Secara nasional TB Paru merupakan penyakit
tropis yang sangat erat kaitannya dengan kemiskinan. TB Paru merupakan
penyakit yang masih tinggi angka kejadiannya bahkan merupakan yang
tertinggi ketiga di dunia. MDGs menetapkan penyakit TB Paru sebagai salah
satu target penyakit yang harus diturunkan selain HIV AIDS dan Malaria.
Hasil pengobatan penderita TB Paru dipakai indikator succses rate, dimana
indikator ini dapat dievaluasi setahun kemudian setelah penderita ditemukan
dan diobati. Sukses rate akan meningkat bila pasien TB Paru dapat
menyelesaikan pengobatan dengan baik tanpa atau dengan pemeriksaan
dahak. Pada tahun 2022 angka sukses rate sebesar 85,71%.
2) Pneumonia
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut
yang menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli. Penyakit ISPA
yang menjadi masalah dan masuk dalam program penanggulangan penyakit
adalah pneumonia karena merupakan salah satu penyebab kematian anak.
Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli). Infeksi
ini bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau kecelakaan karena
menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi rentan yang terserang pneumonia
adalah anak umur < 2 tahun. Penemuan dan tatalaksana kasus adalah salah satu
kegiatan program penanggulangan.
5) Diare
Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar berair lebih
dari tiga kali namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila disertai dengan
darah disebut disentri. Penyakit gastroenteritis lain seperti diare berdarah
dan tifus perut klinis juga termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit di
Puskesmas. Angka kesakitan akibat diare yang dilayani di Puskesmas
Klungkung II Tahun 2022 adalah
Gejala diare yang terkesan ringan dan dapat diobati sendiri oleh penderitanya
menyebabkan penderita enggan mendatangi sarana pelayanan
kesehatan.Penanggulangan diare dititikberatkan pada penanganan penderita
untuk mencegah kematian dan promosi kesehatan tentang hiegyne sanitasi
dan makanan untuk mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB). Upaya yang
dilakukan oleh jajaran kesehatan baik oleh Puskesmas maupun dinas
kesehatan adalah meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat dan peningkatan sanitasi lingkungan
6) Malaria
Pada tahun 2022 tidak terdapat kasus penyakit malaria positif di
Puskesmas Klungkung II. Penyakit malaria bukan merupakan penyakit
endemis tetapi merupakan kasus-kasus import dari penduduk yang berasal dari
daerah endemis malaria atau orang Bali khususnya yang berasal dari atau yang
pernah tinggal di daerah endemis malaria seperti NTT, Maluku dan Papua.
7) Kusta
Kusta adalah penyakit kulit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium
leprae. Bila penyakit kusta tidak ditangani maka dapat menjadi progresif
menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, mata dan anggota gerak.
Pada Tahun 2022 ditemukan 1 kasus kusta. Keberhasilan penanganan kasus
kusta di wilayah kerja Puskesmas Klungkung II tidak terlepas dari upaya
intensif dari dinas kesehatan, Puskesmas dan jajarannya serta adanya kemauan
penderita untuk sembuh dari penyakit kusta. Indikator yang dipakai dalam
menilai keberhasilan program kusta adalah angka proporsi cacat tingkat II
(cacat yang dapat dilihat oleh mata). Angka ini dapat dipakai untuk menilai
kinerja petugas, bila angka proporsi kecacatan tingkat II tinggi berarti terjadi
keterlambatan penemuan penderita akibat rendahnya kinerja petugas dan
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang tanda/gejala penyakit kusta.
c. Penyakit Potensial KLB/Wabah
1) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan oleh vector nyamuk aedes aegypty. Indonesia
merupakan negara tropis yang secara umum mempunyai risiko terjangkit
penyakit DBD, karena vektor penyebabnya yaitu nyamuk Aedes aegypti
tersebar luas di kawasan pemukiman maupun tempat-tempat umum, kecuali
wilayah yang terletak pada ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut. Serangan penyakit DBD berimplikasi luas terhadap
kerugian material dan moral berupa biaya rumah sakit dan pengobatan
pasien, kehilangan produktivitas kerja dan yang paling fatal adalah
kehilangan nyawa. Perjalanan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini
merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa
(KLB) di Indonesia.
Tiga hal penting dalam upaya pemberantasan DBD adalah 1)
Peningkatan surveilans penyakit dan surveilans vektor, 2) diagnosis dini dan
pengobatan dini, 3) peningkatan upaya pemberantasan vektor penular
penyakit DBD. Upaya pemberantasan vektor yang telah dilaksanakan
melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus
(Menguras,menutup dan mengubur) plus menabur larvasida. Indikator yang
dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan PSN
adalah angka bebas jentik (ABJ). Tahun 2019 ABJ Kecamatan Klungkung
adalah sebesar 96,06 %.
2) Rabies
Rabies merupakan penyakit dengan CFR yang sangat tinggi, yang
disebabkan oleh infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan
seperti anjing, kucing, kera yang di dalam tubuhnya mengandung virus
rabies. Pada tahun 2022 s/d 2023 di Kecamatan Klungkung II tidak ada
kasus rabies .