Anda di halaman 1dari 21

BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

A. KEADAAN UMUM PUSKESMAS


1. Letak Geografis
UPTD Puskesmas Klungkung II merupakan unit pelaksana teknis puskesmas yang terletak
disebelah utara Kota Semarapura. Lokasinya bertempat di Jalan Raya Besakih, Desa Selat,
Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung. Dengan batas wilayah :

Utara : Kecamatan Rendang Karangasem


Barat : Kecamatan Banjarangkan.
Timur : Kecamatan Sidemen Karangasem
Selatan : Selatan Kelurahan Semarapura Klod Kangin

Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Klungkung II


UPTD Puskesmas Klungkung II berdiri dan mulai beroperasi pada tahun 1993 dimana
pembangunan gedung sudah berlangsung sejak 1992.Luas wilayah kerja sekitar 14,824
Km2 .Wilayah kerja Puskesmas Klungkung II meliputi Desa Selat, Desa Akah, Desa
Tegak, Desa Selisihan, Desa Manduang, Kelurahan Semarapura Kaja, Kelurahan
Semarapura Tengah dan Kelurahan Semarapura Kangin dengan jumlah penduduk
22.483 jiwa (6.534 KK).

2. Wilayah Administrasi
Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas Klungkung II terdiri dari 5 Desa dan 3
Kelurahan.Desa yang terdiri dari 22 dusun dan 7 lingkungan yaitu:
 Desa Selat : terdiri dari 7 dusun
 Desa Akah : terdiri dari 6 dusun
 Desa Tegak : terdiri dari 4 dusun
 Desa Manduang : terdiri dari 3 dusun
 Desa Selisihan : terdiri dari 2 dusun
 Kelurahan Semarapura Kaja : terdiri dari 3 Lingkungan
 Kelurahan Semarapura Tengah : terdiri dari 2 Lingkungan
 Kemrahan Semarapura Kangin : terdiri dari 2 Lingkungan
Semua wilayah kerja Puskesmas Klungkung II dapat dijangkau dengan kendaraan roda
dua dan roda empat, jarak tempuh dari desa ke Puskesmas paling cepat 5 menit dan
paling jauh 30 menit dihitung dari kator desa/lurah.

3. Keadaan Penduduk
Jumlah dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Klungkung II 22.483 jiwa (6.534
KK).. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Klungkung II secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.2 Nama Dusun/Lingkungan Dengan Jumlah Penduduk
NO DESA/ JUMLAH JUMLAH JUMLAH KET
KELURAHAN PENDUDUK KK
LAKI- PEREMP
LAKI UAN
1 Desa Selat
2 Desa Tegak
3 Desa Akah
4 Desa Selisihan
5 Desa Manduang
6 Kelurahan SP.
Kaja
7 Kelurahan
SP.Tengah
8 Kelurahan
SP.KAngin

Sumber : Data Kependudukan Kecamatan Klungkung tahun 2022

Distribusi Penduduk Menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3. Kelompok Umur dan Jumlah Penduduk
NO KELOMPOK UMUR JUMLAH
PENDUDUK
1. Bayi < 1 tahun
2. Anak 1-5 tahun
3. Anak Usia Sekolah (6-12 th)
4. Remaja
5. WUS
6. PUS
7. Bumil
8. Bufas
9. Lansia
Sumber : Hasil Pendataan Terpadu Tahun 2022

4. Sumber Daya Masyarakat


Sumber daya masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Klungkung
II antara lain: 10 buah desa siaga, 36 Posyandu Balita, 10 Posyandu Lansia, kader
desa siaga, kader posyandu serta kader jumantik.
5. Sumber Daya Puskesmas
a. Ketenagaan
Dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat
pertama Puskesmas Klungkung II telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana
yang memadai dan didukung oleh tenaga dokter umum, dokter gigi, bidan,
perawat, perawat gigi. tenaga analis kesehatan, Sanitarian, ahli gizi, apoteker.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu unsur terpenting dalam
organisasi. Jalan tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari keberadaan
SDM. SDM Kesehatan yang memiliki kompetensi tentu akan menunjang
keberhasilan pelaksanaan kegiatan, program dan pelayanan kesehatan. Jenis dan
Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Klungkung II pada tahun 2019 sebanyak
70 orang. Adapun Jenis dan Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Klungkung II
pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabell berikut.
Tabel 2.4 Data Pegawai Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan
No Jenis Tenaga JML Status Pegawai KET
Kesehatan
PNS PTT Kontrak Sukarela

Daerah

1 Dokter Umum

2 Dokter Gigi

3 Perawat

4 Perawat Gigi

5 Bidan

6 Apoteker

7 Asisten
Apoteker
8 Kesehatan
Masyarakat
9 Sanitaria

10 Tenaga Gizi

11 Analis
Kesehatan
12 Keterangan
Fisik
a. Fisioteraf
is
b. Terapi
Okufasi
c. Akupunt
ur
13 Teknisi Medis

a. Ahli
Madya
Radiogra
fer
b. Teknik
Elektro
medik
Rekam
Medis
14 Tenaga Non
Medis
a. Sopir

b. Securit
y
c. CS

d. Waker

e. Admin

JUMLAH
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Klungkung II tahun 2022
Sedangkan menurut kompetensi pendidikan 38,27% berpendidikan Diploma
III, 1,23% berpendidikan Diploma IV, 22,22% berpendidikan Sarjana. Sementara
yang berpendidikan SLTA/SPK atau Sederajat sebanyak 38,27 % dan ada 1 orang
tenaga melanjutkan pendidikan dari Diploma III melanjukan ke pendidikan S1
Keperawatan.
Tabel 2.5 Tenaga Kesehatan Menurut Pendidikan di Puskesmas Klungkung II
Tahun 2022
No Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase Ket
1 Sarjana
2 Diploma IV
3 Diploma III
4 SLTA/SPK/Sederajat
JUMLAH
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Klungkung II tahun 2022

b. Peralatan dan Sarana Kesehatan


Untuk melaksanakan kegiatan operasional pelayanan kesehatan, Puskesmas
Klungkung II telah dilengkapi dengan fasilitas pelayanan dalam gedung seperti pada
tabel berikut.
Tabel 2.6 Fasilitas Pelayanan dan Ruangan Di Puskesmas Klungkung II Th. 2022
No RUANGAN Jumlah 2019 Keterangan
1 Ruang Pendaftaran dan Informasi 1
2 Ruang Tindakan dan Kegawatdaruratan 1
3 Ruang Pelayanan Pemeriksaan Umum 1
4 Ruang Pelayanan Kesehatan Gigi dan 1
mulut
5 Ruang Pelayanan Kesehatan Ibu,KB dan 1
Imunisasi
6 Ruang Pelayanan Pemeriksaan Lansia 1
7 Ruang Pelayanan Pemeriksaan Anak 1
(MTBS)
8 Ruang Promosi Kesehatan 1

9 Ruang 1
10 Ruang Kepala Puskesmas 1

11 Ruang Dapur 1

12 Ruang Laboratorium 1

13 Ruang Pelayanan Farmasi 1

14 Ruang Rekam Medik 1

15 Ruang Sterilisasi 1

18 Ruang Rapat 1

19 Ruang Administrasi Kantor 1

20 Gudang Farmasi 1

21 Ruang Program 2

22 Gudang Umum 1

24 Ruang Menyusi/ASI 1

25 Ruang Jaga Petugas 1

26 Tempat bermain anak 1

Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Klungkung II tahun


2022

c. Sarana Penunjang
Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan pelayanan dan program, Puskesmas
Klungkung II juga didukung dengan sarana penunjang seperti pada tabel berikut.
Tabel 2.8 Sarana Penunjang di Puskesmas Klungkung II Th. 2017
Kondisi
No Jenis sarana/Prasarana Jumlah Rusak Rusak Rusak Keterangan
Ringan Sedang Berat
I Sarana Kesehatan
  1.   Puskesmas 7
Pembantu
  2.   Polindes/Poskesdes 1
  3.   Rumah Dinas Dokter
  4.   Rumah Dinas
Perawat
  5.   Rumah Dinas Bidan
  6.  Puskesmas Keliling 1
Roda 4
  7.   Ambulance 1
8. Sepeda Motor 1
II Sarana Penunjang
  1. Komputer
  2. Laptop
  3. Lemari Pendingin
besar/kecil
4. Frezeer
5. Telepon 1
6. TV besar/kecil 2
7. Sofa
8. Lemari kaca
9. Meja
10. Lemari es vaksin
buka atas
11. Lemari es vaksin
buka samping
12. Kursi roda
13. Kursi putar
14. Sterilisator listrik
15. AC
16. Rak TV
17. Alat Pemadam 2
Kebakaran
18. Tempat tidur
pasien
19. Tempat tidur besi
20. Incinerator -
21. EKG 1
22. Handy cam -
23. Kamera Digital -
24. Proyektor 3 1
25. Vakum Cleaner -
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Klungkung II tahun 2022

d. Sumber Pembiayaan
Pembiayaan puskesmas bersumber dari pendapatan puskesmas yang digunakan
kembali sebagai biaya operasional. Sumber pendapatan puskesmas berasal dari jasa
pelayanan pasien Umum, JKN, APBD, Jampersal dan Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK). Adapun pendapatan Puskesmas Klungkung II dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.10. Sumber dan Jumlah Pendapatan Puskesmas Klungkung II sampai Tahun 2022
Jumlah Per Tahun
No Sumber Pendapatan
2022 2023
1 APBD
2 JKN (BPJS)
3 BOK
JUMLAH
Sumber : Laporan Keuangan Puskesmas Klungkung II Th 2022

B. SITUASI DERAJAT KESEHATAN


1. Umur Harapan Hidup
Menurut UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, keadaan sehat adalah
keadaan meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial dan bukan hanya
keadaan yang bebas penyakit, cacat dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif
secara sosial ekonomi.
Derajat Kesehatan menurut dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan,
perilaku, dan umur harapan hidup. Umur harapan hidup penduduk adalah rata-rata
kesempatan atau waktu hidup yang tersisa. Umur harapan hidup berbeda dengan
lama hidup, lama hidup adalah jumlah tahun maksimum penduduk untuk dapat
hidup. Cara menentukan Umur Harapan Hidup adalah dengan menunjukkan merata-
ratakan semua umur dari seluruh kematian pada waktu tertentu. Hal ini juga dapat
terlihat dari bertambahnya jumlah lansia yang merupakan dampak dari meningkatnya
kualitas dan standar pelayanan kesehatan di masyarakat. Pada Puskesmas Klungkung
II Umur Harapan Hidup didapatkan sebesar 66.97 Tahun dari 65 kematian.

2. Angka Kematian (Mortality Rate)


Angka Kematian secara umum berkaitan erat dengan tingkat Angka
Kesakitan dan Status Gizi. Indikator untuk menilai keberhasilan program
pembangunan kesehatan dapat dilihat dari perkembangan Angka Kematian.

Besarnya tingkat Angka Kematian dapat dilihat dari beberapa indikator,


antara lain :
a. Angka Kematian Bayi (AKB)
Jumlah kematian penduduk yang berusia di bawah satu tahun per 1000
kelahiran hidup pada tahun tertentu disuatu daerah disebut Angka Kematian
Bayi (AKB). AKB merupakan indikator yang sangat berguna untuk
mengetahui status kesehatan anak khususnya bayi dan dapat mencerminkan
tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan secara umum, status
kesehatan penduduk secara keseluruhan serta tingkat perkembangan sosial
ekonomi masyarakat. Jumlah Kematian bayi Tahun 2019 adalah 2 orang dan
Jumlah kelahiran adalah 232 orang sehingga Angka Kematian Bayi tahun 2019
adalah 8.6 per 1000 kelahiran hidup. Kalau dibandingkan dengan target Angka
Kematian Bayi (AKB) menurut MDG’s Tahun 2015 sebesar 23/1000
Kelahiran Hidup (KH), maka AKB tersebut sudah di bawah target.

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi AKB secara umum adalah


tingkat kesakitan dan status gizi, kesehatan ibu waktu hamil dan proses
penanganan persalinan. Gangguan perinatal merupakan salah satu dari
sekian faktor yang mempengaruhi kondisikesehatan ibu selama hamil
yang mempengaruhi perkembangan fungsi dan organ janin.

Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah kerja Puskesmas Klungkung II


tahun 2018 sampai dengan 2019 ada tiga kematian akibat aspiksia dan BBLR,
rendahnya AKB tidak terlepas dari pemerataan pelayanan kesehatan berikut
fasilitasnya, dekatnya masyarakat terhadap akses layanan kesehatan,
meningkatnya pendapatan masyarakat serta perbaikan gizi yang dapat
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.

b. Angka Kematian Balita (AKABA)


AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun dan dinyatakan per 1000 kelahiran
hidup. Angka kematian balita dihitung dengan menjumlahkan kematian bayi
dengan kematian balita. Berdasarkan pedoman MDGs disebutkan bahwa nilai
normatif >140 tinggi, 71-140 tinggi, 20-40 sedang dan <20 rendah. AKABA
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak-anak dan faktor-faktor
lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi,
penyakit infeksi dan kecelakaan. Angka Kematian Balita (AKABA) di
Kecamatan Klungkung II dilaporkan tidak ada kematian balita selama kurun
waktu 3 tahun terakhir.

Secara Nasional ditetapkan AKABA sebesar 40/1000 KH. Pada tahun 2017
terdapat kematian umur 0-4 tahun sebanyak 2 orang di wilayah kerja Puskesmas
Klungkung II dengan jumlah kelahiran hidup sebesar 232 orang, sehingga
Angka kematian Balita tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Klungkung II
adalah 8.6 per-1000 KH yang berarti sudah lebih rendah dari target nasional.
Rendahnya angka kematian balita (AKABA) di wilayah kerja Puskesmas
Klungkung II disebabkan karena baiknya gizi balita, rendahnya faktor risiko
yang mengakibatkan kematian bagi balita, perilaku orang tua dalam pemberian
gizi anak cukup baik serta peranan dari petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan.

Tabel 3.2 Angka Kematian balita (AKABA) di Wilayah Kerja Puskesmas


Klungkung II Tahun 2022 dan 2023
Indikator Tahun 2022 Tahun 2023
AKABA 9.2/1000 KH 8.6/1000
KH
Sumber :Laporan Program KIA Puskesmas Klungkung II

c. Angka Kematian Ibu (AKI)


Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal pada
tahun tertentu dengan penyabab kematian yang terkait gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini
secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait kehamilan. Angka
Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran
perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan,
tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan
masa nifas.Keberhasilan pembangunan sektor kesehatan senantiasa
menggunakan indikator AKB dan AKI sebagai indikator utamanya. Kematian
ibu di Kecamatan Klungkung II dalam tiga tahun terakhir ditemukan sebanyak 1
orang yaitu pada tahun 2015 dengan penyebab Kelainan Jantung. Ini
menunjukkan bahwa kwalitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil di Kecamatan
Klungkung II cukup baik. Disamping itu pula akses terhadap sarana pelayanan
sangat mudah karena penyebarannya bidan praktek swasta sebagai jaringan yang
dimiliki oleh Puskesmas Klungkung II hampir merata di wilayah Klungkung II.

3. Angka Kesakitan
a. Sepuluh Besar Penyakit
Sepuluh penyakit yang paling banyak ditemukan pada kasus rawat jalan di
Puskesmas Klungkung II pada tahun 2018 s/d 2019Angka kesakitan baik insiden
maupun prevalen dari suatu penyakit disebut morbiditas dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak di Puskesmas Klungkung II
Nama
Jumlah Jumlah
No Nama penyakit penyakit
2022 2023
1

10
Sumber: SP2TP Puskesmas Klungkung II tahun 2022
Berdasarkan data 10 besar penyakit kasus rawat jalan di Puskesmas Klungkung
II tahun 2022 penyakit yang paling banyak diderita pada semua kelompok umur
masih di dominasi oleh penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) yaitu
sebanyak 2.009 kasus.

b. Penyakit Menular
1) TB Paru
Penyakit TB Paru merupakan penyakit re emerging masih terus
ditemukan di Provinsi Bali. Secara nasional TB Paru merupakan penyakit
tropis yang sangat erat kaitannya dengan kemiskinan. TB Paru merupakan
penyakit yang masih tinggi angka kejadiannya bahkan merupakan yang
tertinggi ketiga di dunia. MDGs menetapkan penyakit TB Paru sebagai salah
satu target penyakit yang harus diturunkan selain HIV AIDS dan Malaria.
Hasil pengobatan penderita TB Paru dipakai indikator succses rate, dimana
indikator ini dapat dievaluasi setahun kemudian setelah penderita ditemukan
dan diobati. Sukses rate akan meningkat bila pasien TB Paru dapat
menyelesaikan pengobatan dengan baik tanpa atau dengan pemeriksaan
dahak. Pada tahun 2022 angka sukses rate sebesar 85,71%.

Angka penemuan kasus TB Paru tahun 2022 sebesar 8,33%.


Penemuan kasus yang rendah ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
masyarakat dan rendahnya keinginan untuk memeriksakan diri apa bila
mengalami batuk yang lama, yang mengakibatkan rendahnya cakupan
penemuan kasus TB dimasyarakat ini dibuktikan dengan jumlah cakupan
penemuan suspek TBC sebesar 33,33 % dari target yang ditetapkan yaitu 120
penemuan suspek TBC.

Meskipun sukses rate kasus TB Paru di Kecamatan Klungkung II


dalam kurun waktu tiga tahun terakhir telah 85,71%, namun upaya untuk
menurunkan Case Rate dan meningkatkan Success Rate terus harus dilakukan
dengan cara meningkatkan sosialisasi penanggulangan TB Paru sesuai
manajemen DOTS melalui jejaring internal maupun eksternal rumah sakit serta
sektor terkait lainnya. Disamping meningkatkan jangkauan pelayanan, upaya
yang tidak kalah penting dan perlu dilakukan dalam rangka penanggulangan
penyakit TB Paru adalah meningkatkan kesehatan lingkungan serta perilaku
hidup bersih dan sehat di masyarakat. Kasus TB Paru sangat dipengaruhi oleh
kepadatan penduduk dan kemiskinan, karena penularan TB Paru adalah melalui
kontak langsung dengan penderita. Status gizi juga mempengaruhi kasus TB
Paru terutama angka kesembuhannya, dengan status gizi yang baik penderita
TB Paruakan lebih cepat pulih.

2) Pneumonia
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut
yang menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli. Penyakit ISPA
yang menjadi masalah dan masuk dalam program penanggulangan penyakit
adalah pneumonia karena merupakan salah satu penyebab kematian anak.
Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli). Infeksi
ini bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau kecelakaan karena
menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi rentan yang terserang pneumonia
adalah anak umur < 2 tahun. Penemuan dan tatalaksana kasus adalah salah satu
kegiatan program penanggulangan.

Penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani di Puskesmas


Klungkung II sebanyak 1 kasus (13%) di tahun 2022. Capaian ini jauh dari
taget yaitu 18 kasus, ini disebabkan karna banyak khasus Pnemonia yang tidak
terlacak dan dilaporkan dimasyarakat dan kebanyakan orang tua langsung
membawa anaknya ke dokter spesialis anak untuk berobat. Pneumonia pada
balita lebih banyak disebabkan karena faktor seperti kurang gizi, status
imunisasi yang tidak lengkap, terlalu sering membendung anak, kurang
diberikan ASI, riwayat penyakit kronis pada orang tua bayi atau balita, sanitasi
lingkungan tempat tinggal yang kurang memenuhi syarat kesehatan, orang tua
perokok dan lain sebagainya. Upaya yang telah dilakukan untuk
menanggulangi kasus pneumonia pada bayi atau balita adalah menghilangkan
faktor penyebab itu sendiri melalui peningkatan status gizi bayi/balita,
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan sanitasi
lingkungan tempat tinggal serta peningkatan status imunisasi bayi atau balita.
3) Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Aquired Immuno Deficiency
Syndrome (AIDS)
HIV/AIDs merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang system kekebalan
tubuh penderitanya sehingga penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh
sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit yang lain. Sebelum
memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV
positif. HIV positif dapat diketahui dengan 3 cara yaitu VCT, dan zero survey.
Sejak tahun 2016 telah dibuka pemeriksaan VCT di Puskesmas Klungkung II
dan sejak saat itu ditemukan kasus HIV positif melalui pemeriksaan rapid test.
Pada Tahun 2017 Puskesmas Klungkung II khasus yang diobati sebanyak 23
kasus. Pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi HIV 69 kasus.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi penyebaran kasus
HIV-AIDS di Klungkung II adalah dengan melakukan penyuluhan kelompok
di posyandu, banjar, pertemuan lintas sektoral di kelurahan dan penyuluhan di
dalam gedung. Tujuan penyuluhan atau KIE tersebut adalah agar kelompok
berisiko tersebut mau datang ke puskesmas untuk mengecek VCT untuk
memeriksakan diri secara berkala dan melakukan perlindungan diri.

4) Infeksi Menular Seksual (IMS)


IMS merupakan jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan
sexual dengan orang yang mengidap IMS. Oleh karena IMS merupakan salah
satu pencetus timbulnya kasus HIV-AIDS di masyarakat, maka Puskesmas
Klungkung II telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan
mengurangi penularan penyakit menular seksual (PMS), termasuk dampak
sosialnya diantaranya :

 Penyuluhan/KIE kepada masyarakat umum, anak sekolah/remaja maupun


kelompok resiko tinggi
 Penemuan dan Pengobatan
 Melakukan konseling
Tahun 2022 jumlah penderita IMS (Infeksi Menular Seksual) sejumlah
11 kasus dengan

5) Diare
Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar berair lebih
dari tiga kali namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila disertai dengan
darah disebut disentri. Penyakit gastroenteritis lain seperti diare berdarah
dan tifus perut klinis juga termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit di
Puskesmas. Angka kesakitan akibat diare yang dilayani di Puskesmas
Klungkung II Tahun 2022 adalah
Gejala diare yang terkesan ringan dan dapat diobati sendiri oleh penderitanya
menyebabkan penderita enggan mendatangi sarana pelayanan
kesehatan.Penanggulangan diare dititikberatkan pada penanganan penderita
untuk mencegah kematian dan promosi kesehatan tentang hiegyne sanitasi
dan makanan untuk mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB). Upaya yang
dilakukan oleh jajaran kesehatan baik oleh Puskesmas maupun dinas
kesehatan adalah meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat dan peningkatan sanitasi lingkungan

6) Malaria
Pada tahun 2022 tidak terdapat kasus penyakit malaria positif di
Puskesmas Klungkung II. Penyakit malaria bukan merupakan penyakit
endemis tetapi merupakan kasus-kasus import dari penduduk yang berasal dari
daerah endemis malaria atau orang Bali khususnya yang berasal dari atau yang
pernah tinggal di daerah endemis malaria seperti NTT, Maluku dan Papua.

7) Kusta
Kusta adalah penyakit kulit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium
leprae. Bila penyakit kusta tidak ditangani maka dapat menjadi progresif
menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, mata dan anggota gerak.
Pada Tahun 2022 ditemukan 1 kasus kusta. Keberhasilan penanganan kasus
kusta di wilayah kerja Puskesmas Klungkung II tidak terlepas dari upaya
intensif dari dinas kesehatan, Puskesmas dan jajarannya serta adanya kemauan
penderita untuk sembuh dari penyakit kusta. Indikator yang dipakai dalam
menilai keberhasilan program kusta adalah angka proporsi cacat tingkat II
(cacat yang dapat dilihat oleh mata). Angka ini dapat dipakai untuk menilai
kinerja petugas, bila angka proporsi kecacatan tingkat II tinggi berarti terjadi
keterlambatan penemuan penderita akibat rendahnya kinerja petugas dan
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang tanda/gejala penyakit kusta.
c. Penyakit Potensial KLB/Wabah
1) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan oleh vector nyamuk aedes aegypty. Indonesia
merupakan negara tropis yang secara umum mempunyai risiko terjangkit
penyakit DBD, karena vektor penyebabnya yaitu nyamuk Aedes aegypti
tersebar luas di kawasan pemukiman maupun tempat-tempat umum, kecuali
wilayah yang terletak pada ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut. Serangan penyakit DBD berimplikasi luas terhadap
kerugian material dan moral berupa biaya rumah sakit dan pengobatan
pasien, kehilangan produktivitas kerja dan yang paling fatal adalah
kehilangan nyawa. Perjalanan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini
merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa
(KLB) di Indonesia.
Tiga hal penting dalam upaya pemberantasan DBD adalah 1)
Peningkatan surveilans penyakit dan surveilans vektor, 2) diagnosis dini dan
pengobatan dini, 3) peningkatan upaya pemberantasan vektor penular
penyakit DBD. Upaya pemberantasan vektor yang telah dilaksanakan
melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus
(Menguras,menutup dan mengubur) plus menabur larvasida. Indikator yang
dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan PSN
adalah angka bebas jentik (ABJ). Tahun 2019 ABJ Kecamatan Klungkung
adalah sebesar 96,06 %.

Adanya kasus DBD di di Kecamatan Klungkung II disebabkan oleh


lingkungan dengan tingkat sanitasi yang kurang memadai, tingkat kepadatan
penduduk serta tingkat kepadatan populasi nyamuk aedes aegypty yang
tinggi, serta masih rendahnya peran serta masyarakat dalam pemberantasan
sarang nyamuk. Berbagai upaya telah diambil untuk menanggulangi
penyakit Demam Berdarah di masyarakat, diantaranya adalah melalui
Fogging massal maupun fokus, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
melalui program 3 M plus, penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
serta peningkatan sanitasi lingkungan, pembentukan jumantik untuk murid
SD kelas 3, 4, 5 di Sekolah-sekolah dasar di wilayah Klungkung II dan
pemberdayaan pembentukan jumantik di keluarga.

Kebijakan lain yang telah ditempuh dalam upaya menurunkan Angka


Kejadian DBD adalah dengan mengangkat petugas Juru Pemantau Jentik
(jumantik) yang ditempatkan di masing – masing banjar, dimana bertugas
melaksanakan pemantauan jentik ke rumah – rumah penduduk. Berbagai
upaya yang telah dilakukan diharapkan dapat menurunkan kasus DBD dan
kejadian luar biasa yang lebih besar dapat dicegah.

2) Rabies
Rabies merupakan penyakit dengan CFR yang sangat tinggi, yang
disebabkan oleh infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan
seperti anjing, kucing, kera yang di dalam tubuhnya mengandung virus
rabies. Pada tahun 2022 s/d 2023 di Kecamatan Klungkung II tidak ada
kasus rabies .

4. SITUASI UPAYA KESEHATAN


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 bahwa
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan
Perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya yang
terdiri dari Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan
Perorangan, yaitu :

a. PELAYANAN LUAR GEDUNG


1) UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL
 Pelayanan Promosi Kesehatan
 Pelayanan Kesehatan Lingkungan
 Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana bersifat
UKM
 Pelayanan Gizi
 Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
 Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
2) UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN
 Pelayanan Kesehatan Jiwa
 Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
 Pelayanan Kesehatan Lansia
 Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah
 Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
 Pelayanan Kesehatan Olahraga
 Pelayanan Kesehatan Indera
 Pelayanan Kesehatan Kerja
 Pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
 Pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat
3) Puskesmas Keliling
4) Pelayanan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
5) Pelayanan home care “Datangi Obati dan Rawat Kesehatan Masyarakat
(DOR KESMAS)”
6) Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan Terpadu Di Puskesmas Pembantu
7) Pelayanan Sapa Keluarga Sehat Layani Dengan Hati (SAKA SAKTI)

b. PELAYANAN DALAM GEDUNG


1) Pelayanan Gawat Darurat
2) Pelayanan Pemeriksaan Umum
3) Pelayanan Pemeriksaan Lansia
4) Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut
5) Pelayanan Pemeriksaan Anak/MTBS
6) Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Ibu/KB dan Imunisasi
7) Pelayanan Laboratorium
8) Pelayanan Farmasi
9) Pelayanan Loket Pendaftaran dan Rekam Medik
10) Pelayanan Konseling
 Klinik Berhenti Merokok
 Konseling Yankesling
 Konseling Yankestradkom
 Konseling Kesehatan Remaja (PKPR)
 Konseling Gizi
 Konseling TB
 Pelayanan Klinik VCT Sekar Tunjung
 Pelayanan Promkes
 Sentral Prolanis

Anda mungkin juga menyukai