Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia kepada hamba-
hamba-Nya, karena syafaat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan Profil Desa
Awar-awar kecamatan Asembagus Kabupaten situbondo.
Pembuatan Profil ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak, baik materi,
moral maupun spiritual. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. dr .Siti Choiroh. selaku kepala Puskesmas Asembagus
2. Ibu Ida virawati,S.kep.Ners. Selaku Kepala Tata Usaha Puskesmas Asembagus
3. Ibu Yuli Nur Cahyani, S.ST selaku Bidan Koordinator Puskesmas Asembagus
Kami menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyusunan Profil ini masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang mendukung untuk
perbaikan pembuatan Profil selanjutnya. Kami berharap semoga Profil ini bermanfaat bagi kami
dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun,
Koordinator Pustu Awar-awar
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Sistematika Penyajian
BAB 2 Gambaran Umum Wilayah Pustu.
2.1 Keadaan Geografis
2.2 Wilayah Administrasi.
2.3 Kependudukan.
2.4 Pendidikan.
2.5 Data Umum Organisasi.
BAB. 3 Situasi Derajat Kesehatan
3.1 Angka Kematian ( Mortalitas).
3.2 Angka Kesakitan ( Morbilitas).
BAB 4 Situasi Upaya Keehatan
4.1 Pelayanan Kesehatan Ibu
4.2 Penjaringan Pada UsiaPendidikan Dasar
4.3 Pelayanan Imunisasi
4.4 Pelayanan Usia Lanjut ( USILA)
4.5 Pelayanan Kesehatan Orang Dengn Gangguan Jiwa (ODGJ)
4.6 Ketersediaan Obat
4.7 Penanganan Kejadian Luar Biasa ( KLB) dan Keracunan Makanan.
4.8 Perbaikan Gizi
4.9 Perilaku Masyarakat
4.10 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar.
BAB 5 Situasi Sumber Daya Kesehatan
5 .Sarana Kesehatan
5.1 Puskesmas dan Jaringannya
5.2 Jejaring Puskesmas
5.3 Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
5.4 Tenaga Kesehatan
5.5 Anggaran Kesehatan
BAB VI Penutup.
Profil Kesehatan Puskesmas terdiri dari beberapa bagian, yakni sebagai berikut :
Bab 1 : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika dari
penyajiannya.
Bab 6 : Penutup
2.1.KEADAAN GEOGRAFIS
2.3.KEPENDUDUKAN
Data kependudukan merupakan salah satu data pokok yang sangat diperlukan dalam
perencanaan dan evaluasi pembangunan karena penduduk selain merupakan obyek juga
merupakan subyek pembangunan.
Berdasarkan data profil Desa Awar-awar tahun 2022 Jumlah penduduk Desa Awar -
Awar pada tahun 2022 mencapai 4.057 jiwa yang terdiri dari 1.830 penduduk laki–laki dan
2.227 penduduk perempuan.
adalah sebagai berikut :
No. Jenis Kelamin Jumlah Keterangan
1. Laki-laki 1830 Jiwa -
2. Perempuan 2227 jiwa -
JUMLAH 4057 Jiwa 1461 KK
Untuk memudahkan dalam pemahaman, berikut tabel distribusi frekuensi penduduk Desa
Awar-awar dikelompokkan berdasarkan usia.
2.4.PENDIDIKAN
Terkait dengan tingkat pendidikan penduduk Desa Awar-awar sebagian besar penduduk Desa
Awar - Awar adalah tamatan Sekolah SLTA sederajat (30,97%), kemudian di peringkat
kedua SLTP sederajat (12,52%), Sekolah Dasar sederajat (11,35%) dan Sarjana (2,76%).
Berikut ini tabel distribusi berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Awar-awar.
KEPALA PUSKESMAS
dr.SITI CHOIROH
NIP.19760710 201001 2 013
PENANGGUNG JAWAB
JARINGAN DAN JEJARING
OCTY DEWI FORTUNA,A.Md.keb
NIP. 19750726 200501 2 014
KOORDINATOR WILAYAH
PUSTU AWAR-AWAR
WIDIA ISTIGHFARIN R.A.Md keb
NIP.
a. VISI
b. MISI
Untuk mewujudkan visi dan Misi di atas, maka strategi yang diemban oleh Puskesmas
Asembagus, yaitu:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu baik perorangan, keluarga
dan kelompok masyarakat.
2. Menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan
lingkungan.
3. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan melalui
UKBM.
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia
c. MOTTO
Kami siap memberikan pelayanan JEMPOL (Jujur, Edukatif, BerMutu, Patuh SOP,
Layanan berkualitas). Yang dimaksudkan bahwa semua petugas Pustu Awar-awar
berkomitmen tinggi untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan setulus hati dan
berusaha mengembangkan pelayanan kesehatan dengan inovasi dan kreatifitas pelayanan
kesehatan masyarakat.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dampak Kegiatan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), di samping Angka Kematian Bayi (AKB). AKI dan AKB
merupakan indikator keberhasilan pembangunan daerah dan juga digunakan sebagai salah
satu pertimbangan dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang ibu yang disebabkan oleh
kehamilan, melahirkan atau nifas, bukan karena kecelakaan. Angka Kematian Ibu (AKI)
dihitung per 100.000 kelahiran hidup (kh).
Angka kematian ibu ini menurun dikarenakan adanya pengawalan pada semua ibu
hamil yang Resiko Tinggi yang di kendalikan melalui aplikasi “SI RISTI MESSEM”
maupun komplikasi yang dirujuk ke Rumah Sakit melalui “GERDU PENAKIB”. Aplikasi
SI RISTI MESSEM dan GERDU PENAKIB melibatkan tenaga kesehatan dan adanya
dukungan lintas sektor yang sangat bagus seperti kader, PKK, Aparat Desa, Camat dsb.
Sehingga kematian ibu bukan hanya menjadi tanggungjawab mutlak dari Dinas kesehatan
tetapi juga tanggung jawab semua pihak
Dalam Penurunan Angka Kematian Ibu sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan
Ibu Hamil (Bumil K4), Penanganan komplikasi kebidanan, pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang berkompeten, dan Kualitas pelayanan Ibu Nifas. Upaya percepatan
penurunan AKI di Kabupaten Situbondo yang terus dilakukan hingga saat ini adalah sbb:
a. Tuberculosis (TB)
Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 di desa Awar-awar terdapat 5 penderita TB
dan telah mendapatkan pengobatan TB.
b. Kusta
Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 tidak ditemukan Penderita kusta di desa
Awar-awar.
c. HIV/AIDS
d. Diare
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah penyebab nomor satu
kematian balita di seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia, diare adalah pembunuh balita
nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sementara UNICEF (Badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan anak) memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada
satu anak yang meninggal dunia karena Diare. Di Indonesia, setiap tahun 100.000 balita
meninggal karena diare.
a. Difteri
Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 tidak didapatkan Difteri di Desa Awar-
awar.
3.2.4 Penyakit Tidak Menular
a. Hipertensi
Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 didapatkan 756 orang menderita
penyakit hipertensi di Desa Awar-awar.
Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 didapatkan 10 penyakit terbanyak di Desa
Awar-awar, sebagai berikut :
TOTAL
No. JENIS PEYAKIT
LAKI-LAKI PEREMPUN JUMLAH
1 Hipertensi 375 381 756
2 Migrain 222 245 467
3 Gastritis 187 228 415
4 Febris 208 187 395
5 Myalgia 118 251 369
6 Dermatitis 212 116 328
7 Sariawan 127 131 258
8 Batuk 78 80 158
9 Diabetes militus 73 64 137
10 Caries gigi 55 78 133
TOTAL 1655 1761 3416
Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 tidak di temukan penderita Gizi Buruk
Balita di Desa Awar-awar
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter dan atau dokter
spesialis kebidanan) di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta merupakan
salah satu jenis pelayanan dasar Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan berdasarkan Permenkes No 43 Tahun 2016 yang wajib dipenuhi oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada setiap warganya tanpa terkecuali.
Dengan demikian, target pencapaian pelayanan Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan adalah sebesar 100%.
Berdasarkan data yang ada di Pustu Awar-awar tahun 2022 di temukan ibu
bersalin yaitu 100% dari target pencapaian 100%
Pelayanan kesehatan Balita termasuk salah satu jenis pelayanan dasar Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan berdasarkan Permenkes No. 43 tahun 2016.
Dengan demikian, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
kesehatan sesuai standar kepada semua Balita di wilayah kerjanya. Yang dimaksud
pelayanan kesehatan Balita seuai standar adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada anak usia 0-59 bulan dan dilakukan oleh bidan dan atau perawat dan atau
dokter/DLP dan atau dokter spesialis anak yang memiliki Surat Tanda Register (STR)
dan diberikan di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta dan UKBM. Pelayanan
kesehatan Balita meliputi : Penimbangan Minimal 8 kali setahun, pengukuran
panjang/tinggi badan minimal 2 kali setahun, pemberian kapsul vitamin A dua kali
setahun dan pmberian imunisasi dasar lengkap.
Berdasarkan tabel 4.1 di Pustu Awar-awar pencapaian balita PR yaitu 92%
dari target 100%.
Pelayanan imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata
rantai penularan pada penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Indikator
yang digunakan untuk menilai keberhasilan program imunisasi adalah angka UCI
(Universal Child Immunization).
Pada awalnya UCI dijabarkan sebagai tercapainya cakupan imunisasi lengkap
minimal 80% untuk tiga jenis antigen yaitu DPT3, Polio dan campak. Namun sejak tahun
2003, indikator perhitungan UCI sudah mencakup semua jenis antigen. Bila cakupan UCI
dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut juga
tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I (Penyakit
yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi). Adapun sasaran program imunisasi ádalah bayi (0-
11 bulan), ibu hamil, WUS dan murid SD. Upaya peningkatan kualitas imunisasi
dilaksanakan melalui kampanye, peningkatan skill petugas imunisasi, kualitas penyimpanan
vaksin dan sweeping sasaran.
Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 di dapatkan desa Awar-awar sudah
UCI tetapi masih ada Hambatan dan kendala yang dihadapi terkait program imunisasi
adalah sbb :
a. Masih adanya masyarakat yang menolak untuk diimunisasi.
b. Kepercayaan masyarakat setempat tentang kehalalan vaksin
c. Masih belum terjangkaunya daerah yang sulit atau terpencil.
d. Jadwal posyandu tidak tetap dan masyarakat ada yang beraktivitas saat pelayanan
posyandu
Seiring dengan bertambahnya Umur Harapan Hidup (UHH) maka keberadaaan para
lanjut usia tidak dapat diabaikan begitu saja, karena dengan meningkatnya kualitas usia,
maka beban ketergantungan dan biaya kesehatan yang ditimbulkannya akan semakin
berkurang. Di sisi lain, peningkatan penduduk usia lanjut mengakibatkan penyakit pada
lansia semakin kompleks serta spesifikasinya penyakit degeneratif. Selain itu, pelayanan
kesehatan Usila merupakan salah satu indikator SPM bidang kesehatan sesuai amanat
Permenkes No 43 Tahun 2016. Artinya, setiap Warga Negara Indonesia usia 60 tahun ke
atas (lansia) berhak mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
Dalam Permenkes No 43 Tahun 2016 disebutkan bahwa Pelayanan skrining
kesehatan warga negara usia 60 tahun ke atas sesuai standar dilakukan sesuai kewenangan
oleh Dokter, Bidan, Perawat, Nutrisionis/Tenaga Gizi dan Kader Posyandu
lansia/Posbindu. Pelayanan skrining kesehatan diberikan di Puskesmas dan jaringannya,
Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 kunjungan lansia Desa Awar-awar belum
semua lansia berkunjung ke nakes/posyandu dari keseluruhan jumlah laki-laki dan
perempuan. Rendahnya cakupan pelayanan kesehatan bagi usila dikarenakan belum
berfungsinya posyandu lansia secara optimal dan kurangnya minat lansia untuk berkunjung
ke posyandu lansia, sehingga frekuensi pra usila dan usila kontak dengan tenaga kesehatan
masih sangat kurang. Dibutuhkan koordinasi dan peran serta masyarakat untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan pada pra usila dan usila dan kreativitas petugas
kesehatan untuk membuat terobosan menarik agar para lansia mau datang ke posyandu.
Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 Penemuan kasus ODGJ di desa
Awar-awar ada 8 orang, Hal tersebut perlu adanya Pelayanan kesehatan jiwa pada ODGJ
berat meliputi
1. Edukasi dan evaluasi tentang tanda dan gejala gangguan jiwa, kepatuhan minum obat
dan informasi lain terkait obat, mencegah tindakan pemasungan, kebersihan diri,
sosialisasi, kegiatan rumah tangga dan aktivitas bekerja sederhana, dan/atau 2.
2. Tindakan kebersihan diri ODGJ berat. Dalam melakukan pelayanan promotif preventif
diperlukan penyediaan materi KIE dan Buku Kerja sederhana
1 Albendazol Tablet
2 Amoxicillin 500 mg Tablet
3 Amoxicillin Sirup
4 Deksametason Tablet
6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi
7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi
8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet
9 Garam Oralit Serbuk
10 Glibenklamid / Metformin Tablet
11 Kaptopril Tablet
12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi
13 Magnesium Maleat 0,200 mg - 1 ml Injeksi
14 Oksitosin Injeksi
15 Paracetamol 500 mg Tablet
16 Tablet Tambah Darah Tablet
17 Vaksin BCG Injeksi
18 Vaksin TT Injeksi
19 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Injeksi
ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya
air putih,sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan
dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun.
Pemberian ASI Eklusif memberikan banyak manfaat bagi bayi dan ibu diantaranya
dalam hal pertumbuhan dan perkembangan bayi, dan kesehatan ibu.
Pencapaian ASI eksklusif di desa Awar-awar laki-laki 18 dan 25
perempuan. Hal tersebut menunjukkan masih perlu adanya peningkatan sosialisasi
serta penyuluhan yang harus dilakukan perugas kesehatan guna utuk meningkatkan
penerapan ASI eksklusif.
Status gizi adalah aspek penting untuk menentukan apakah seorang ibu
yang sedang hamil dapat melewati masa kehamilannya dengan baik dan tanpa ada
gangguan apapun. Status gizi ibu hamil haruslah normal,
Menurut teori Blum, salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan
derajat kesehatan adalah perilaku, karena ketiga faktor lain seperti lingkungan, kualitas
pelayanan kesehatan maupun genetika kesemuanya masih dapat dipengaruhi oleh perilaku.
Banyak penyakit yang muncul juga disebabkan karena perilaku yang tidak sehat. Perubahan
perilaku tidak mudah untuk dilakukan, namun mutlak diperlukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, upaya promosi kesehatan harus terus dilakukan
agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan perilaku hidup bersih dan
sehat harus dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu rumah tangga.
Persentase rumah tangga yang ber-PHBS didapatkan dari jumlah rumah tangga
yang melaksanakan 10 indikator PHBS dibagi dengan rumah tangga yang dipantau.
Sepuluh indikator tersebut adalah :
a. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
yaitu memiliki jamban sehat, tempat pembuangan sampah, sarana air bersih, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi baik, kepadatan hunian rumah sesuai dan lantai
rumah tidak dari tanah.
salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan derajat kesehatan
adalah perilaku, karena ketiga faktor lain seperti lingkungan, kualitas pelayanan
kesehatan maupun genetika kesemuanya masih dapat dipengaruhi oleh perilaku.
Banyak penyakit yang muncul juga disebabkan karena perilaku yang tidak sehat.
Perubahan perilaku tidak mudah untuk dilakukan, namun mutlak diperlukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, upaya promosi kesehatan
harus terus dilakukan agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat harus dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu
rumah tangga. jumlah rumah sehat yang memenuhi syarat yaitu desa Awar-awar
berjumlah 49,82% Dengan jumlah keseluruhan 570 kk yang di survei rumah sehat
dari desa Awar-awar. Dari hasil tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa masih
perlu adanya peningkatan jumlah rumah sehat guna untuk meminimalisir adanya
penyakit yang mungkin akan muncul apabila budaya hidup sehat dan rumah sehat
tidak di terapkan.
Air bersih dan air layak minum atau air minum sehat adalah dua hal yang tidak
sama tetapi sering dipertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air
layak minum biasanya berasal dari air bersih. Air bersih perlu diolah dahulu agar
layak minum dan menjadi air minum sehat. Air yang terkontaminasi dapat membawa
penyakit bahkan kematian. Salah satunya adalah penyakit Diare yang sepintas terlihat
sederhana dan tidak berbahaya. Diare adalah pembunuh balita nomor dua di
Indonesia setelah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) karena menyebabkan
100.000 balita meninggal setiap tahun. Untuk menghindarkan diri dari penyakit
seperti Diare, selain jamban sehat, maka air bersih harus diolah terlebih dahulu agar
layak dan sehat untuk diminum.
Jamban sehat merupakan salah satu sanitasi dasar yang paling dianggap penting
karena tinja manusia merupakan sumber dari berbagai macam penyakit. Oleh karena
itu, pembuangan tinja harus dilakukan di tempat yang memenuhi persyaratan
kesehatan, artinya jamban yang tidak memungkinkan penularan penyakit dan tidak
mencemari lingkungan di sekitarnya. Yang termasuk jenis jamban yang memenuhi
syarat kesehatan adalah jamban leher angsa, komunal, plengsengan dan jamban
cemplung.
Tempat Pengolahan Makanan (TPM) merupakan sarana yang dikunjungi banyak orang
sehingga dikhawatirkan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. Yang termasuk
TPM antara lain rumah makan, jasa boga, depot air minum (DAM) dan makanan jananan.
TPM dikategorikan sehat apabila TPM tersebut memiliki sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, pembuangan limbah, ventilasi yang baik dan luas sesuai dengan
banyaknya pengunjung.
2. Sarana Kesehatan
Di Desa Awar-awar dapat 1 Pustu dengan 4 orang petugas kesehatan yakni 2 orang
Bidan dan 1 orang Perawat dan 1 tenaga IT. Jumlah Posyandu Balita yang ada di
Desa Awar-awar sebanyak 5 Posyandu, dan 2 posyandu Lansia.
Jumlah Kader Posyandu Balita sebanyak 23 orang (4 Posyandu ada 5 kader dan 1
posyandu ada 3 Kader) Jumlah Kader Posyandu Usila sebanyak 6 (3orang ).
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu pendukung di segala level pelayanan
kesehatan. Dan dengan terpenuhinya sumber daya kesehatan, diharapkan juga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat akan terjaga.
Pada bab ini, situasi sumber daya kesehatan akan menyajikan gambaran sarana kesehatan, tenaga
kesehatan dan anggaran kesehatan.
5. Sarana Kesehatan
BPS ( Bidan Praktek Swasta) merupakan salah satu jejaring Puskesmas yang
menyelenggarakannn pelayanan kesehatan di wilayah kerja Desa Awar-awar
a. Tenaga Keperawatan
b. Tenaga Kebidanan
Penyediaan data dan informasi di bidang kesehatan yang berkualitas sangat diperlukan sebagai
masukan dalam proses pengambilan keputusan di lingkungan pemerintahan, organisasi profesi, akademisi,
swasta dan pihak terkait lainnya. Di bidang kesehatan, data dan informasi juga merupakan sumber daya
strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam penyelengaraan Sistem Informasi Kesehatan (SIK).
Namun, sangat disadari bahwa saat ini Sistem Informasi Kesehatan masih belum optimal dalam
pemenuhan kebutuhan data dan informasi. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan
dalam Buku Profil Kesehatan ini masih belum sesuai dengan harapan. Walaupun demikian, Buku Profil
Kesehatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran keadaan kesehatan masyarakat Desa Awar-awar dan
capaian kinerja pelayanan kesehatan yang telah dilakukan beserta aspek-aspek pendukung lainnya.
Buku Profil Kesehatan sering kali belum mendapatkan apresiasi yang layak, karena belum dapat
menyajikan data dan informasi kesehatan sesuai yang diharapkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan
yang membutuhkan. Oleh karena itu, perlu adanya terobosan dan ide-ide baru dalam mekanisme penyusunan,
baik dimulai dari masa pengumpulan data, proses validasi data serta dalam tahap analisa data, yang nantinya
akan menghasilkan suatu publikasi data dan informasi pembangunan kesehatan, serta dapat membawa manfaat
bagi dunia kesehatan, khususnya di Desa Awar-awar.