Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia kepada hamba-
hamba-Nya, karena syafaat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan Profil Desa
Awar-awar kecamatan Asembagus Kabupaten situbondo.
Pembuatan Profil ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak, baik materi,
moral maupun spiritual. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. dr .Siti Choiroh. selaku kepala Puskesmas Asembagus
2. Ibu Ida virawati,S.kep.Ners. Selaku Kepala Tata Usaha Puskesmas Asembagus
3. Ibu Yuli Nur Cahyani, S.ST selaku Bidan Koordinator Puskesmas Asembagus
Kami menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyusunan Profil ini masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang mendukung untuk
perbaikan pembuatan Profil selanjutnya. Kami berharap semoga Profil ini bermanfaat bagi kami
dan bagi pembaca pada umumnya.

Penyusun,
Koordinator Pustu Awar-awar

Widia Istighfarin Rasyid,A.Md Keb

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Sistematika Penyajian
BAB 2 Gambaran Umum Wilayah Pustu.
2.1 Keadaan Geografis
2.2 Wilayah Administrasi.
2.3 Kependudukan.
2.4 Pendidikan.
2.5 Data Umum Organisasi.
BAB. 3 Situasi Derajat Kesehatan
3.1 Angka Kematian ( Mortalitas).
3.2 Angka Kesakitan ( Morbilitas).
BAB 4 Situasi Upaya Keehatan
4.1 Pelayanan Kesehatan Ibu
4.2 Penjaringan Pada UsiaPendidikan Dasar
4.3 Pelayanan Imunisasi
4.4 Pelayanan Usia Lanjut ( USILA)
4.5 Pelayanan Kesehatan Orang Dengn Gangguan Jiwa (ODGJ)
4.6 Ketersediaan Obat
4.7 Penanganan Kejadian Luar Biasa ( KLB) dan Keracunan Makanan.
4.8 Perbaikan Gizi
4.9 Perilaku Masyarakat
4.10 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar.
BAB 5 Situasi Sumber Daya Kesehatan
5 .Sarana Kesehatan
5.1 Puskesmas dan Jaringannya
5.2 Jejaring Puskesmas
5.3 Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
5.4 Tenaga Kesehatan
5.5 Anggaran Kesehatan
BAB VI Penutup.

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia yang bernaung di bawah Perserikatan


Bangsa-Bangsa (PBB), disebutkan bahwa salah satu hak asasi manusia adalah memperoleh
manfaat, mendapatkan dan atau merasakan derajat kesehatan setinggi-tingginya. Untuk
memenuhi hak asasi tersebut perlu adanya pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Kesehatan merupakan tanggungjawab
bersama setiap individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Keberhasilan
pembangunan kesehatan ditentukan oleh kontribusi semua sektor berdasarkan fungsi dan
perannya masing-masing.
Untuk mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut dibutuhkan adanya
ketersedian data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan keputusan dan
perencanaan program. Dengan data yang akurat maka keputusan dan perencanaan yang
dibuat juga akan menghasilkan dampak yang baik. Salah satu produk informasi yang dapat
digunakan untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian program adalah Profil
Kesehatan. Profil Kesehatan disusun secara berjenjang, dimulai dari tingkat desa tingkat
Puskesmas, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi hingga Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Profil Kesehatan merupakan suatu bentuk penyajian data dan informasi yang
menggambarkan kinerja sektor kesehatan di suatu wilayah, baik pemerintah maupun swasta
selama satu tahun yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan peta. Dalam profil tersebut
juga digambarkan trend pencapaian kinerja tahun-tahun sebelumnya dan narasi
permasalahan di lapangan terkait pencapaian program kesehatan. Dalam profil ini data
kesehatan yang disajikan sudah responsif gender atau terpilah menurut jenis kelamin
sehingga dapat dapat menggambarkan kondisi, kebutuhan, dan persoalan yang dihadapi
laki-laki dan perempuan yang terkait dengan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat dalam
pembangunan bidang kesehatan.
Selain data kesehatan yang responsif gender, Profil Kesehatan juga berisi
data/informasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan serta
data/informasi lainnya yang menggambarkan kinerja sektor kesehatan di suatu wilayah.
Dengan pembangunan yang intensif, berkesinambungan dan merata, serta didukung
dengan data/informasi yang tepat, maka diharapkan pembangunan di bidang kesehatan
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 3
1.2 SISTEMATIKA PENYAJIAN

Profil Kesehatan Puskesmas terdiri dari beberapa bagian, yakni sebagai berikut :

Bab 1 : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika dari
penyajiannya.

Bab 2 : Gambaran Umum


Bab ini menyajikan tentang gambaran umum wilayah kerja Puskesmas meliputi keadaan
geografis, data kependudukan dan informasi umum lainnya.

Bab 3 : Situasi Derajat Kesehatan


Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, angka
harapan hidup dan status gizi masyarakat.

Bab 4 : Situasi Upaya Kesehatan


Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan
penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan.

Bab 5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan


Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, anggaran kesehatan dan
sumber daya kesehatan lainnya.

Bab 6 : Penutup

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 4
BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH KERJA
DESA AWAR-AWAR

2.1.KEADAAN GEOGRAFIS

Desa Awar – Awar merupakan kelurahan yang terletak ± 3 km dari pusat


pemerintahan Kecamatan Asembagus, dengan waktu tempuh 10 menit menggunakan
kendaraan bermotor. Kelurahan ini mempunyai luas wilayah 346.809 Ha/m² yang terbagi
dalam 2 Dusun yakni Dusun Barat dan Timur yang terdiri dari 20 Rukun Tetangga (RT)
dan 8 Rukun Warga (RW).
Berdasarkan data profil Desa Awar - Awar tahun 2022 jumlah penduduk Desa Awar
– Awar sebanyak 4057 jiwa yang terbagi dalam 1461 Kepala Keluarga (KK). Secara
geografis Desa Awar - Awar mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Trigonco
 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Bantal
 Sebelah Timur : Berbtasan dengan Desa Banyuputih
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Perante

Gambar 2.1. Peta Desa Awar-awar

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 5
2.2.WILAYAH ADMINISTRASI

Wilayah administrasi desa Awar – Awar terbagi menjadi :


 Dusun Awar - Awar : 2 Dusun
 Rukun Warga (RW) : 8 RW
 Rukun Tetangga (RT) : 20 RT
Jumlah dusun di desa Awar - Awar terdiri dari dusun barat dan dusun timur, dengan 20
RT dan 8 RW

2.3.KEPENDUDUKAN

Data kependudukan merupakan salah satu data pokok yang sangat diperlukan dalam
perencanaan dan evaluasi pembangunan karena penduduk selain merupakan obyek juga
merupakan subyek pembangunan.

Berdasarkan data profil Desa Awar-awar tahun 2022 Jumlah penduduk Desa Awar -
Awar pada tahun 2022 mencapai 4.057 jiwa yang terdiri dari 1.830 penduduk laki–laki dan
2.227 penduduk perempuan.
adalah sebagai berikut :
No. Jenis Kelamin Jumlah Keterangan
1. Laki-laki 1830 Jiwa -
2. Perempuan 2227 jiwa -
JUMLAH 4057 Jiwa 1461 KK

Untuk memudahkan dalam pemahaman, berikut tabel distribusi frekuensi penduduk Desa
Awar-awar dikelompokkan berdasarkan usia.

No Kelompok Usia (Tahun) Jumlah


1 0–5 258
2 6–9 296
3 10 – 14 168
4 15 – 24 986
5 25 – 34 845
6 35 – 44 531
7 45 – 54 535
8 55 – 60 ke atas 438
Jumlah 4057

2.4.PENDIDIKAN

Terkait dengan tingkat pendidikan penduduk Desa Awar-awar sebagian besar penduduk Desa
Awar - Awar adalah tamatan Sekolah SLTA sederajat (30,97%), kemudian di peringkat
kedua SLTP sederajat (12,52%), Sekolah Dasar sederajat (11,35%) dan Sarjana (2,76%).
Berikut ini tabel distribusi berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Awar-awar.

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 6
No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Usia 7-18 th yang sedang sekolah 714


2 Usia 18-56 th pernah SD tapi tidak tamat 457
3 Tamat SD / sederajat 706
4 Tamat SMP / sederajat 376
5 Tamat SMU / sederajat 458
6 Tamat Perguruan tinggi / sederajat 54
7 Blm sekolah/PAUD/TK 254

2.5.DATA UMUM ORGANISASI

2.5.1. Struktur Organisasi

Gambar 2.3. STRUKTUR ORGANISASI PUSTU AWAR-AWAR

KEPALA PUSKESMAS
dr.SITI CHOIROH
NIP.19760710 201001 2 013

PENANGGUNG JAWAB
JARINGAN DAN JEJARING
OCTY DEWI FORTUNA,A.Md.keb
NIP. 19750726 200501 2 014

KOORDINATOR WILAYAH
PUSTU AWAR-AWAR
WIDIA ISTIGHFARIN R.A.Md keb
NIP.

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA


NURCHOLISA AULIA ,S.Kep.Ners NURUL HIDAYAH,A.Md.Keb ALYKE SERLY AZIZAH

2.5.2. VISI, MISI, DAN MOTTO DESA AWAR-AWAR

a. VISI

“Mewujudkan Masyarakat Situbondo Yang Berahlak, Sejahtera, Adil dan Berdaya”

Masyarakat Awar-awar mengandung makna bahwa seluruh penduduk dan lapisan


masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Awar-awar.
Berakhlak mengandung makna mengedapankan kepentingan bersama /
kemaslahatan bersama, Berakhlak berdasarakan garis norma kehidupan bernegara
dan beragama. Berakhlak dalam peningkatan SDM yang berkwalitas dan unggul,

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 7
Berakhlak dengan memperhatikan nilai – nilai kemanusiaan dan pembangunan yang
tidak merusak lingkungan dan alam.
Sejahtera mengandung makna bahwa jumlah dan pemerataan pendapatan dan hal
ini terkait pembangunan ekonomi. Akses pendidikan yang semakin mudah untuk
dijangkau. Kwalitas kesehatan yang semakin meningkat dan merata.
Adil mengandung makna bahwa Pemerataan pembangunan dan pembangunan
dan kesejahteraan masyarakat. Keberpihakan pemerintah terhadap akses ekonomi.
Berdaya mengandung makna bahwa Masyarakat yang mampu memanfaatkan semua
potensi kekuatan yang ada dalam dirinya dan di sekitarnya. Menjadikan skill kemampuan
keterampilan, kreatifitas, sebagai modal dalam mempelajari kehidpuan bermasyarakat.
Memahami situasi perubahan yang ada di sekiatrnya baik yang berasal dari dalam maupun dari
luar untuk pengembangan diri. Pengembangan kapasitas SDM unggul ekonomi, kreatif melalui
pemberdayaan masyarakat dan Desa dalam kawasan untuk menciptakan produk unggulan.
Seluruh tujuan tersebut tercapai dengan aparatur yang professional, kreatif, inovatif, efektif,
efisien dan bebas korupsi sehingga tercipta pemerintahan yang bersih integritas dan melayani.

b. MISI
Untuk mewujudkan visi dan Misi di atas, maka strategi yang diemban oleh Puskesmas
Asembagus, yaitu:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu baik perorangan, keluarga
dan kelompok masyarakat.
2. Menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan
lingkungan.
3. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan melalui
UKBM.
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia

c. MOTTO
Kami siap memberikan pelayanan JEMPOL (Jujur, Edukatif, BerMutu, Patuh SOP,
Layanan berkualitas). Yang dimaksudkan bahwa semua petugas Pustu Awar-awar
berkomitmen tinggi untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan setulus hati dan
berusaha mengembangkan pelayanan kesehatan dengan inovasi dan kreatifitas pelayanan
kesehatan masyarakat.

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 8
BAB 3
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

3.1. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)


Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir (outcome) dari
berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung. Kejadian kematian di
suatu wilayah dari waktu ke waktu dapat memberikan gambaran perkembangan derajat
kesehatan masyarakat. Di samping itu, kematian seringkali juga digunakan sebagai
indikator dalam penilaian keberhasilan program pembangunan dan pelayanan kesehatan.
Data kematian di komunitas pada umumnya diperoleh melalui data survei kerena
sebagian besar kejadian kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas
kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Mortalitas atau angka kematian yang
menjadi indikator dalam penilaian keberhasilan program pembangunan dan pelayanan
kesehatan adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA). Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit
penyebab utama kematian yang terjadi pada tahun 2022 akan diuraikan di bawah ini.

3.1.1 Kematian Ibu

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dampak Kegiatan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), di samping Angka Kematian Bayi (AKB). AKI dan AKB
merupakan indikator keberhasilan pembangunan daerah dan juga digunakan sebagai salah
satu pertimbangan dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang ibu yang disebabkan oleh
kehamilan, melahirkan atau nifas, bukan karena kecelakaan. Angka Kematian Ibu (AKI)
dihitung per 100.000 kelahiran hidup (kh).
Angka kematian ibu ini menurun dikarenakan adanya pengawalan pada semua ibu
hamil yang Resiko Tinggi yang di kendalikan melalui aplikasi “SI RISTI MESSEM”
maupun komplikasi yang dirujuk ke Rumah Sakit melalui “GERDU PENAKIB”. Aplikasi
SI RISTI MESSEM dan GERDU PENAKIB melibatkan tenaga kesehatan dan adanya
dukungan lintas sektor yang sangat bagus seperti kader, PKK, Aparat Desa, Camat dsb.
Sehingga kematian ibu bukan hanya menjadi tanggungjawab mutlak dari Dinas kesehatan
tetapi juga tanggung jawab semua pihak
Dalam Penurunan Angka Kematian Ibu sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan
Ibu Hamil (Bumil K4), Penanganan komplikasi kebidanan, pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang berkompeten, dan Kualitas pelayanan Ibu Nifas. Upaya percepatan
penurunan AKI di Kabupaten Situbondo yang terus dilakukan hingga saat ini adalah sbb:

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 9
1. Peningkatan pelaksanaan ANC berkualitas
2. Optimalisasi aplikasi SI RESTI MESSEM dan tindaklanjutnya
3. Memaksimalkan GARDU PENAKIB di tingkat desa, kecamatan berikut jejaringnya
4. Penguatan rantai rujukan ibu hamil

3.1.2 Kematian Bayi


Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat bayi lahir sampai satu hari
sebelum ulang tahun pertama. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate
adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000
kelahiran hidup (KH). AKB dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat
setempat, karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari
perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. Indikator AKB terkait langsung dengan
target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial-ekonomi, lingkungan
tempat tinggal dan kesehatannya.
Jumlah kemtian bayi Desa Awar-awar tahun 2022 adalah 1 ( Satu ).
Dukungan dan partisipasi bidan dalam melakukan penapisan dan deteksi resiko
tinggi sangat diperlukan sehingga ibu hamil dengan resiko tinggi/komplikasi yang
berpotensi melahirkan bayi dengan komplikasi mendapat penanganan kesehatan di
fasilitas yang memadai sehingga kematian bayi dapat diminimalkan. Selain itu, adanya
program pelatihan-pelatihan yang menunjang upaya penurunan kematian bayi seperti
pelatihan manajemen Asfiksia, pelatihan standarisasi BBLR, Pelatihan Kelas ibu balita
dan peningkatan SDM ibu hamil juga turut mendukung penekanan AKB.
Hambatan yang dijumpai di lapangan terkait Pencegahan kematian bayi di
Kabupaten Situbondo adalah sebagai berikut.
1. Bidan yang tidak patuh pada penapisan/SOP;
2. Perilaku dan budaya dari masyarakat setempat yang tidak mendukung
upaya penurunan AKB, misal pengambilan keputusan yg terlambat.
3. Masih adanya kepercayaan masyarakat terhadap orang yang dituakan
4. Kasus BBLR yang masih tinggi yang sebagian besar adalah karena
kehamilan kembar/gemelli,
5. Pengetahuan masyarakat tentang bayi resiko tinggi (terutama bayi berat
lahir rendah, 2500 gram/BBLR) masih rendah
Angka kematian bayi yang terjadi dapat ditekan serendah mungkin dengan
melakukan berbagai upaya, diantaranya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
masyarakat tentang gizi ibu hamil dan perawatan kehamilan, serta meningkatkan cakupan
kunjungan bayi melalui kegiatan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dan DDTK
(Deteksi Dini Tumbuh Kembang), sehingga tercapai jaminan kualitas pelayanan
kesehatan yang optimal.

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 10
3.2. Angka Kesakitan (Morbiditas)
Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi
epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi, kasus gizi kurang serta
penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi.
Namun di sisi lain, penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan kesehatan akibat
kecelakaan juga meningkat. Masalah perilaku tidak sehat juga menjadi faktor utama yang
harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan teratasi.
Angka kesakitan (Morbiditas) pada penduduk berasal dari community based data
yang diperoleh melalui pengamatan (surveilans), terutama yang diperoleh dari fasilitas
pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin serta insidentil. Untuk
kondisi penyakit menular, berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular
yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) dan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi Kejadian Luar Biasa
(KLB).
3.2.1 Penyakit Menular Langsung
Berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular langsung yang perlu
mendapat perhatian, yakni TB Paru, Kusta, HIV/AIDS, Pneumonia dan Diare.

a. Tuberculosis (TB)
Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 di desa Awar-awar terdapat 5 penderita TB
dan telah mendapatkan pengobatan TB.

b. Kusta

Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 tidak ditemukan Penderita kusta di desa
Awar-awar.

c. HIV/AIDS

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit


akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan virus HIV (Human Immunodeficiency
Virus). Akibat dari penurunan daya tahan tersebut penderita jadi mudah terserang berbagai
macam penyakit infeksi (Infeksi Oportunistik).
Di desa Awar-awar terdapat 2 penderita penyakit HIV/AIDS pada tahun 2022.

d. Diare

Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah penyebab nomor satu
kematian balita di seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia, diare adalah pembunuh balita
nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sementara UNICEF (Badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan anak) memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada
satu anak yang meninggal dunia karena Diare. Di Indonesia, setiap tahun 100.000 balita
meninggal karena diare.

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 11
Berdasarkan data Pustu Awar-awar Tahun 2022 penderita diare pada balita
L: 19 orang balita
P : 33 orang balita
Total : 52 balita

3.2.2 Penyakit Menular Bersumber Binatang

a. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 didapatkan kasus Demam Berdarah
Dengue (DBD) sebanyak 8 kasus di Desa Awar-awar.

3.2.3 Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

a. Difteri
Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 tidak didapatkan Difteri di Desa Awar-
awar.
3.2.4 Penyakit Tidak Menular

Indonesia mengalami transisi Epidemiologi, yakni mengalami pergeseran tren


penyakit, yakni  dari penyakit menular berbahaya (PMB) ke penyakit tak menular (PTM). 
Pada tahun 1990-an, penyakit terbanyak adalah PMB, kemudian di tahun 2000 ke atas,
mulai bergeser ke PTM. Sejak tahun 2010 PTM menjadi penyebab terbesar kematian dan
kecacatan.
Selain transisi epidemiologi, Indonesia juga mengalami masa transisi gizi, yakni
permasalahan gizi tidak hanya gizi kurang/gizi buruk, Balita pendek/balita kurus saja
tetapi juga masalah gizi lebih, kegemukan dan obesitas baik pada anak-anak, remaja
maupun dewasa yang merupakan faktor risiko terjadinya PTM.

a. Hipertensi
Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 didapatkan 756 orang menderita
penyakit hipertensi di Desa Awar-awar.

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 12
3.2.5 Gambaran Penyakit Di Pustu Awar-awar

Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 didapatkan 10 penyakit terbanyak di Desa
Awar-awar, sebagai berikut :
TOTAL
No. JENIS PEYAKIT
LAKI-LAKI PEREMPUN JUMLAH
1 Hipertensi 375 381 756
2 Migrain 222 245 467
3 Gastritis 187 228 415
4 Febris 208 187 395
5 Myalgia 118 251 369
6 Dermatitis 212 116 328
7 Sariawan 127 131 258
8 Batuk 78 80 158
9 Diabetes militus 73 64 137
10 Caries gigi 55 78 133
TOTAL 1655 1761 3416

3.2.6 Balita Gizi Buruk (BB/TB)

Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 tidak di temukan penderita Gizi Buruk
Balita di Desa Awar-awar

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 13
BAB 4
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilakukan upaya pelayanan


kesehatan yang melibatkan masyarakat sebagai individu dan masyarakat sebagai bagian dari
kelompok atau komunitas. Upaya kesehatan mencakup upaya-upaya pelayanan kesehatan,
promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian
penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, penanggulangan bencana dan
sebagainya. Upaya kesehatan di Kabupaten Situbondo tergambar dalam uraian di bawah ini.
Upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas merupakan Upaya pelayanan kesehatan dasar
dan merupakan langkah awal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dengan pelayanan kesehatan dasar yang cepat, tepat dan efektif diharapkan dapat mengatasi
sebagian masalah kesehatan masyarakat. Pada uraian berikut dijelaskan jenis pelayanan
kesehatan dasar yang diselenggarakan di sarana pelayanan kesehatan.

4.1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa


upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan
generasi yang sehat dan berkualitas, serta dapat mengurangi angka kematian ibu sebagai
salah satu indikator Renstra dan MDGs. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud
pada Undang-Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan kegiatan prioritas mengingat
terdapat indikator dampak, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) yang merupakan indikator keberhasilan pembangunan daerah, khususnya
pembangunan kesehatan. Indikator ini juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan
dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Untuk melihat kinerja kesehatan ibu dan anak, maka perlu untuk melihat secara
keseluruhan indikator kesehatan ibu dan anak, yaitu :

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 14
Dapat di lihat dari tabel 4.1
1Kesehatan Ibu Anak (KIA)
Hasil Kesenj
Sasar angan
No Jenis Program Target % Pencapaian
an
ABS %
1 Cakupan Ibu Hamil (K1) 54 100% 37 68,5% 31,5%
2 Cakupan Ibu Hamil (K4) 54 100% 41 75,9% 24,1%
3 Cakupan penanganan 11 80% 10 90,9% 9,1%
komplikasi kebidanan
4 Cakupan Linakes 50 100% 50 100% 0%
5 Cakupan kunjungan Nifas 50 100% 44 88% 12%
6 Cakupan KN 1 44 100% 50 114% 0%
7 Cakupan KN lengkap 44 100% 49 111% 0%
8 Cakupan penanganan 8 80% 4 50% 50%
komplikasi neonatal
9 Cakupan pelayanan bayi 51 100% 54 106% 0%
(paripurna)
10 Cakupan pelayanan anak 196 100% 180 92% 8%
balita (paripurna)
11 Cakupan pelayanan apras 50 80% 46 92% 8%
(paripurna)

4.1.1. Pelayanan Ibu Hamil K4

K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan


ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan
distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali
pada trimester ke tiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas
pelayanan kesehatan pada ibu hamil dan merupakan salah satu jenis pelayanan
dasar Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan berdasrakan Permenkes
No 43 Tahun 2016 yang wajib dipenuhi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Dengan demikian, target pencapaian pelayanan ibu hamil K4 adalah sebesar
100%.
Berdsasarkan tabel 4.1 di dapatkan pencapaian k4 desa Awar-awar 75,9 %
dari tagret 100%.
Hal ini berarti bahwa mejaga agar target di tahun berikutnya terpenuhi
maka harus tetap melanjutkan hal-hal berikut yang telah dilakukan selama ini:

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 15
1. Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
sedini mungkin
2. Peningkatan pengetahuan ibu hamil melalui kelas ibu hamil
3. Kunjungan rumah pada ibu hamil yang Drop Out dengan melibatkan peran
kader
4. Pemanfaatan dana BOK untuk pendataan /mapping ibu hamil
5. Peningkatan kinerja bidan penanggung jawab wilayah untuk bekerja sama
dengan DPS dan BPS terkait pelaporan program

4.1.2. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di


Fasilitas Kesehatan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter dan atau dokter
spesialis kebidanan) di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta merupakan
salah satu jenis pelayanan dasar Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan berdasarkan Permenkes No 43 Tahun 2016 yang wajib dipenuhi oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada setiap warganya tanpa terkecuali.
Dengan demikian, target pencapaian pelayanan Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan adalah sebesar 100%.
Berdasarkan data yang ada di Pustu Awar-awar tahun 2022 di temukan ibu
bersalin yaitu 100% dari target pencapaian 100%

4.1.3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

Setiap bayi baru lahir wajib mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai


standar. Pemerintah Daerah Kabupaten wajib memberikan pelayanan kesehatan
bayi baru lahir kepada semua bayi di wilayah kerjanya. Hal ini sesuai amanah
Permenkes No 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang
menyebutkan bahwa Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir merupakan salah satu
jenis pelayanan dasar bidang kesehatan. Dengan demikian, target Pelayanan
Kesehatan Bayi Baru Lahir adalah sebesar 100%.
Bayi usia kurang dari satu bulan (0-28 hari) merupakan golongan umur yang
rentan gangguan kesehatan. Upaya untuk mengurangi resiko tersebut adalah
melalui pelayanan kesehatan pada neonatus (bayi baru lahir) minimal tiga kali
yaitu satu kali pada 6-48 jam setelah lahir (disebut KN1), satu kali pada usia 3-7
hari dan satu kali pada usia 8 – 28 hari atau disebut KN lengkap. Pelayanan yang
diberikan meliputi Inisiasi Menyusui Dini (IMD), pencegahan infeksi berupa
perawatan mata (salep mata), perawatan tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi
apabila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi Hepatitis B (HB0) dan
MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda).

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 16
Berdasarkan tabel 4.1 bahwa pencapaian Pustu Awar-awar KN 1 memenuhi
yaitu terdapat KN 1 sudah 100 % dari target 100% dan pencapaian KN
LENGKAP 111% dari target 100%.

4.1.4. Pelayanan Kesehatan Balita

Pelayanan kesehatan Balita termasuk salah satu jenis pelayanan dasar Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan berdasarkan Permenkes No. 43 tahun 2016.
Dengan demikian, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
kesehatan sesuai standar kepada semua Balita di wilayah kerjanya. Yang dimaksud
pelayanan kesehatan Balita seuai standar adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada anak usia 0-59 bulan dan dilakukan oleh bidan dan atau perawat dan atau
dokter/DLP dan atau dokter spesialis anak yang memiliki Surat Tanda Register (STR)
dan diberikan di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta dan UKBM. Pelayanan
kesehatan Balita meliputi : Penimbangan Minimal 8 kali setahun, pengukuran
panjang/tinggi badan minimal 2 kali setahun, pemberian kapsul vitamin A dua kali
setahun dan pmberian imunisasi dasar lengkap.
Berdasarkan tabel 4.1 di Pustu Awar-awar pencapaian balita PR yaitu 92%
dari target 100%.

4.2. Penjaringan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar

Penjaringan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Pendidikan Dasar merupakan salah


satu dari 12 pelayanan dasar yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota berdasarkan Permenkes No. 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal (SPM). Setiap anak usia pendidikan dasar, yakni Siswa Kelas 1 dan Kelas 7
wajib mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar minimal satu kali dalam setahun
yang dilakukan oleh Puskesmas. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
dilakukan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih atau guru Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) atau dokter kecil.
Standar pelayanan penjaringan kesehatan adalah pelayanan yang meliputi :
a) Penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda klinis anemia);
b) Penilaian tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan napas);
c) Penilaian kesehatan gigi dan mulut;
d) Penilaian ketajaman indera penglihatan dengan poster snellen;
e) Penilaian ketajaman indera pendengaran dengan garpu tala.
Berdasarkan data dari Pustu Awar-awar tahun 2022 telah di lakukan screning UKS
pada 6 SD, 1 SLTP capaiannya 100%.

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 17
4.3. Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata
rantai penularan pada penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Indikator
yang digunakan untuk menilai keberhasilan program imunisasi adalah angka UCI
(Universal Child Immunization).
Pada awalnya UCI dijabarkan sebagai tercapainya cakupan imunisasi lengkap
minimal 80% untuk tiga jenis antigen yaitu DPT3, Polio dan campak. Namun sejak tahun
2003, indikator perhitungan UCI sudah mencakup semua jenis antigen. Bila cakupan UCI
dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut juga
tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I (Penyakit
yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi). Adapun sasaran program imunisasi ádalah bayi (0-
11 bulan), ibu hamil, WUS dan murid SD. Upaya peningkatan kualitas imunisasi
dilaksanakan melalui kampanye, peningkatan skill petugas imunisasi, kualitas penyimpanan
vaksin dan sweeping sasaran.
Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 di dapatkan desa Awar-awar sudah
UCI tetapi masih ada Hambatan dan kendala yang dihadapi terkait program imunisasi
adalah sbb :
a. Masih adanya masyarakat yang menolak untuk diimunisasi.
b. Kepercayaan masyarakat setempat tentang kehalalan vaksin
c. Masih belum terjangkaunya daerah yang sulit atau terpencil.
d. Jadwal posyandu tidak tetap dan masyarakat ada yang beraktivitas saat pelayanan
posyandu

4.4. Pelayanan Kesehatan Usila (Usia Lanjut)

Seiring dengan bertambahnya Umur Harapan Hidup (UHH) maka keberadaaan para
lanjut usia tidak dapat diabaikan begitu saja, karena dengan meningkatnya kualitas usia,
maka beban ketergantungan dan biaya kesehatan yang ditimbulkannya akan semakin
berkurang. Di sisi lain, peningkatan penduduk usia lanjut mengakibatkan penyakit pada
lansia semakin kompleks serta spesifikasinya penyakit degeneratif. Selain itu, pelayanan
kesehatan Usila merupakan salah satu indikator SPM bidang kesehatan sesuai amanat
Permenkes No 43 Tahun 2016. Artinya, setiap Warga Negara Indonesia usia 60 tahun ke
atas (lansia) berhak mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
Dalam Permenkes No 43 Tahun 2016 disebutkan bahwa Pelayanan skrining
kesehatan warga negara usia 60 tahun ke atas sesuai standar dilakukan sesuai kewenangan
oleh Dokter, Bidan, Perawat, Nutrisionis/Tenaga Gizi dan Kader Posyandu
lansia/Posbindu. Pelayanan skrining kesehatan diberikan di Puskesmas dan jaringannya,

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 18
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, maupun pada kelompok lansia, bekerja sama
dengan pemerintah daerah. Pelayanan skrining kesehatan minimal dilakukan sekali setahun.
Lingkup skrining lansia adalah sebagai berikut :
(1) Deteksi hipertensi dengan mengukur tekanan darah.
(2) Deteksi diabetes melitus dengan pemeriksaan kadar gula darah.
(3) Deteksi kadar kolesterol dalam darah
(4) Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku, termasuk kepikunan menggunakan
Mini Cog atau Mini Mental Status Examination (MMSE)/Test Mental Mini atau
Abreviated Mental Test (AMT) dan Geriatric Depression Scale (GDS).

Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 kunjungan lansia Desa Awar-awar belum
semua lansia berkunjung ke nakes/posyandu dari keseluruhan jumlah laki-laki dan
perempuan. Rendahnya cakupan pelayanan kesehatan bagi usila dikarenakan belum
berfungsinya posyandu lansia secara optimal dan kurangnya minat lansia untuk berkunjung
ke posyandu lansia, sehingga frekuensi pra usila dan usila kontak dengan tenaga kesehatan
masih sangat kurang. Dibutuhkan koordinasi dan peran serta masyarakat untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan pada pra usila dan usila dan kreativitas petugas
kesehatan untuk membuat terobosan menarik agar para lansia mau datang ke posyandu.

4.5. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)


Berat

Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat merupakan


salah satu indikator SPM bidang kesehatan berdasarkan Permenkes No 43 Tahun 2016.
Dengan demikian berarti bahwa setiap ODGJ berat berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar. Pelayanan kesehatan jiwa pada ODGJ berat bertujuan
meningkatkan kesehatan jiwa ODGJ berat (psikotik) dan mencegah terjadinya kekambuhan
dan pemasungan. Pelayanan kesehatan jiwa pada ODGJ berat diberikan oleh perawat dan
dokter Puskesmas di wilayah kerjanya.

Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 Penemuan kasus ODGJ di desa
Awar-awar ada 8 orang, Hal tersebut perlu adanya Pelayanan kesehatan jiwa pada ODGJ
berat meliputi
1. Edukasi dan evaluasi tentang tanda dan gejala gangguan jiwa, kepatuhan minum obat
dan informasi lain terkait obat, mencegah tindakan pemasungan, kebersihan diri,
sosialisasi, kegiatan rumah tangga dan aktivitas bekerja sederhana, dan/atau 2.
2. Tindakan kebersihan diri ODGJ berat. Dalam melakukan pelayanan promotif preventif
diperlukan penyediaan materi KIE dan Buku Kerja sederhana

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 19
4.6. KETERSEDIAAN OBAT

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, obat


adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi termasuk
produk biologi. Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam
pelayanan kesehatan. Sesuai dengan yang tertuang dalam Kebijakan Obat Nasional Tahun
2006, dalam rangka upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan obat dalam jenis yang
lengkap, jumlah yang cukup, terjamin khasiatnya, aman, efektif dan bermutu, dengan harga
terjangkau serta mudah diakses adalah sasaran yang harus dicapai. Maka dari itu, dalam hal
ini, Pemerintah memiliki kewajiban untuk turut serta menjamin ketersediaan obat yang ada
di wilayah kerjanya masing-masing, salah satunya adalah ketersediaan obat yang ada di
pelayanan kesehatan tingkat dasar milik pemerintah yaitu Puskesmas. Dan di distribusikan
di wilayah kerja puskesmas asembagus salah satunya di Pustu Awar-awar.

Tabel 4.1 Tabel Item Obat Dan Vaksin

NO. NAMA OBAT Bentuk Sediaan

1 Albendazol Tablet
2 Amoxicillin 500 mg Tablet
3 Amoxicillin Sirup
4 Deksametason Tablet
6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi
7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi
8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet
9 Garam Oralit Serbuk
10 Glibenklamid / Metformin Tablet
11 Kaptopril Tablet
12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi
13 Magnesium Maleat 0,200 mg - 1 ml Injeksi
14 Oksitosin Injeksi
15 Paracetamol 500 mg Tablet
16 Tablet Tambah Darah Tablet
17 Vaksin BCG Injeksi
18 Vaksin TT Injeksi
19 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Injeksi

4.7. PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DAN KERACUNAN


MAKANAN

Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya/meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian


yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 20
4.8. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Masyarakat di Indonesia pada umumnya masih dihadapkan pada masalah gizi


”ganda”, yaitu masalah Gizi Kurang dalam bentuk Kurang Energi Protein (KEP),
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang
Vitamin A (KVA), serta masalah Gizi Lebih yang erat kaitannya dengan penyakit-
penyakit degeneratif. Berbagai upaya perbaikan gizi telah dilakukan dalam upaya
menanggulangi masalah gizi kurang tersebut, sedangkan untuk masalah gizi lebih, masih
dilakukan secara individu.

a. Balita Bawah Garis Merah (BGM)


Balita yang hasil penimbangan berat badannya berada di Bawah Garis Merah
(BGM) pada Kartu Menuju Sehat (KMS) merupakan balita yang berat badan sangat
kurang (pengukuran BB/U). Balita BGM di desa Awar-awar ada 3 yaitu 1
perempuan, laki-laki 2 .

b. Balita Ditimbang (Pencapaian D/S)


Partisipasi masyarakat dalam perbaikan gizi bagi balita dapat ditunjukkan dari
indikator D/S yaitu 242/217. Partisipasi masyarakat diperlukan dalam rangka ikut
menekan angka gizi buruk. Dengan pemantauan pertumbuhan setiap bulan maka
bila ada penyimpangan dapat secara dini mendapat intervensi.

c. Bayi ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya
air putih,sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan
dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun.
Pemberian ASI Eklusif memberikan banyak manfaat bagi bayi dan ibu diantaranya
dalam hal pertumbuhan dan perkembangan bayi, dan kesehatan ibu.
Pencapaian ASI eksklusif di desa Awar-awar laki-laki 18 dan 25
perempuan. Hal tersebut menunjukkan masih perlu adanya peningkatan sosialisasi
serta penyuluhan yang harus dilakukan perugas kesehatan guna utuk meningkatkan
penerapan ASI eksklusif.

d. IBU Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)

Status gizi adalah aspek penting untuk menentukan apakah seorang ibu
yang sedang hamil dapat melewati masa kehamilannya dengan baik dan tanpa ada
gangguan apapun. Status gizi ibu hamil haruslah normal,

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 21
karena ketika ibu hamil tersebut mengalami gizi kurang atau gizi berlebih akan
banyak komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dan berdampak pada
kesehatan janin yang dikandungnya. 
Salah satu permasalahan gizi ibu hamil adalah kekurangan energi kronik
(KEK). KEK adalah masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan
makanan dalam waktu yang cukup lama, hitungan tahun. Kondisi kurang energi
kronik (KEK) biasanya terjadi pada wanita usia subur yaitu wanita yang berusia 15-
45 tahun. Kekurangan energi kronis dapat diukur dengan mengetahui lingkar lengan
atas dan indeks massa tubuh seseorang. Ibu yang mempunyai lingkar lengan atas
yang kurang dari 23,5 cm dapat dikatakan ia mengalami kekurangan gizi kronis.
Status gizi adalah aspek penting untuk menentukan apakah seorang ibu
yang sedang hamil dapat melewati masa kehamilannya dengan baik dan tanpa ada
gangguan apapun. Status gizi ibu hamil haruslah normal, karena ketika ibu hamil
tersebut mengalami gizi kurang atau gizi berlebih akan banyak komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan dan berdampak pada kesehatan janin yang
dikandungnya. 
Salah satu permasalahan gizi ibu hamil adalah kekurangan energi kronik
(KEK). KEK adalah masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan
makanan dalam waktu yang cukup lama, hitungan tahun. Kondisi kurang energi
kronik (KEK) biasanya terjadi pada wanita usia subur yaitu wanita yang berusia 15-
45 tahun. Dari grafik di atas terdapat data jumlah ibu hamil dengan kondisi kurang
energy kronik (KEK) yaitu di desa Awar-awar ada 6 Bumil dan 11 Bumil Anemia.
Hal tersebut perlu adanya peningkatan pemberian tablet FE pada ibu hamil guna
untuk mengurangi kondisi kekurangan energy kronik (KEK) pada ibu hamil.

4.9. PERILAKU MASYARAKAT

Menurut teori Blum, salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan
derajat kesehatan adalah perilaku, karena ketiga faktor lain seperti lingkungan, kualitas
pelayanan kesehatan maupun genetika kesemuanya masih dapat dipengaruhi oleh perilaku.
Banyak penyakit yang muncul juga disebabkan karena perilaku yang tidak sehat. Perubahan
perilaku tidak mudah untuk dilakukan, namun mutlak diperlukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, upaya promosi kesehatan harus terus dilakukan
agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan perilaku hidup bersih dan
sehat harus dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu rumah tangga.

a. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

Persentase rumah tangga yang ber-PHBS didapatkan dari jumlah rumah tangga
yang melaksanakan 10 indikator PHBS dibagi dengan rumah tangga yang dipantau.
Sepuluh indikator tersebut adalah :

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 22
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2. Bayi diberi ASI eksklusif
3. Balita ditimbang setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah.

4.10. PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit/gangguan kesehatan sebagai akibat


dari lingkungan yang kurang sehat, telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
kualitas lingkungan. Beberapa indikator yang menggambarkan kondisi lingkungan antara
lain rumah sehat, TUPM, air bersih dan sarana sanitasi dasar seperti pembuangan air
limbah, tempat sampah dan kepemilikan jamban serta sarana pengolahan limbah di sarana
pelayanan kesehatan.

a. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
yaitu memiliki jamban sehat, tempat pembuangan sampah, sarana air bersih, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi baik, kepadatan hunian rumah sesuai dan lantai
rumah tidak dari tanah.

salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan derajat kesehatan
adalah perilaku, karena ketiga faktor lain seperti lingkungan, kualitas pelayanan
kesehatan maupun genetika kesemuanya masih dapat dipengaruhi oleh perilaku.
Banyak penyakit yang muncul juga disebabkan karena perilaku yang tidak sehat.
Perubahan perilaku tidak mudah untuk dilakukan, namun mutlak diperlukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, upaya promosi kesehatan
harus terus dilakukan agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat harus dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu
rumah tangga. jumlah rumah sehat yang memenuhi syarat yaitu desa Awar-awar
berjumlah 49,82% Dengan jumlah keseluruhan 570 kk yang di survei rumah sehat
dari desa Awar-awar. Dari hasil tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa masih
perlu adanya peningkatan jumlah rumah sehat guna untuk meminimalisir adanya
penyakit yang mungkin akan muncul apabila budaya hidup sehat dan rumah sehat
tidak di terapkan.

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 23
b. Akses Berkelanjutan Terhadapa Air Minum Berkualitas

Air bersih dan air layak minum atau air minum sehat adalah dua hal yang tidak
sama tetapi sering dipertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air
layak minum biasanya berasal dari air bersih. Air bersih perlu diolah dahulu agar
layak minum dan menjadi air minum sehat. Air yang terkontaminasi dapat membawa
penyakit bahkan kematian. Salah satunya adalah penyakit Diare yang sepintas terlihat
sederhana dan tidak berbahaya. Diare adalah pembunuh balita nomor dua di
Indonesia setelah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) karena menyebabkan
100.000 balita meninggal setiap tahun. Untuk menghindarkan diri dari penyakit
seperti Diare, selain jamban sehat, maka air bersih harus diolah terlebih dahulu agar
layak dan sehat untuk diminum.

c. Akses Berkelanjutan Terhadap Jamban Berkualitas

Jamban sehat merupakan salah satu sanitasi dasar yang paling dianggap penting
karena tinja manusia merupakan sumber dari berbagai macam penyakit. Oleh karena
itu, pembuangan tinja harus dilakukan di tempat yang memenuhi persyaratan
kesehatan, artinya jamban yang tidak memungkinkan penularan penyakit dan tidak
mencemari lingkungan di sekitarnya. Yang termasuk jenis jamban yang memenuhi
syarat kesehatan adalah jamban leher angsa, komunal, plengsengan dan jamban
cemplung.

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 24
d. Sanitasi Total Berbasis Massyarakat (STBM)

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk merubah


perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan,
yakni mendorong perubahan perilaku masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh
perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat sehingga diharapkan
dapat lebih efektif mempercepat akses terhadap sanitasi yang layak.
Masyarakat menyelenggarakan STBM secara mandiri dengan berpedoman pada 5
pilar STBM, yakni:
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan
2. Cuci Tangan Pakai Sabun
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga dan
5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga.
Program STBM memiliki indikator outcome dan indikator output.
Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis
lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku. Sedangkan indikator output
STBM adalah sebagai berikut :
a. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga
dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF).
b. Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman
di rumah tangga.
c. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti
sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan
(air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
d. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
e. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.

e. Tempat Pengelolaan Makanan

Tempat Pengolahan Makanan (TPM) merupakan sarana yang dikunjungi banyak orang
sehingga dikhawatirkan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. Yang termasuk
TPM antara lain rumah makan, jasa boga, depot air minum (DAM) dan makanan jananan.
TPM dikategorikan sehat apabila TPM tersebut memiliki sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, pembuangan limbah, ventilasi yang baik dan luas sesuai dengan
banyaknya pengunjung.

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 25
f. Tempat-Tempat Umum Yang Dibina Kesehatan Lingkungannya

Tempat-tempat umum yang dibina kesehatan lingkungannya meliputi sarana kesehatan,


sarana pendidikan.
Berdasarkan data Pustu Awar-awar tahun 2022 di desa Awar-awar terdapat sarana antara
lain yaitu:
1. Sarana Pendidikan Formal
No Nama Jml Keterangan
1. Sekolah Dasar (SD) / Sederajat 4 -
2. Taman Kanak-kanak (TK) 3 -
3. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2 -
4 SLTP/MTS 1 -
5 SMU/MA/SMK 2 -

2. Sarana Kesehatan
Di Desa Awar-awar dapat 1 Pustu dengan 4 orang petugas kesehatan yakni 2 orang
Bidan dan 1 orang Perawat dan 1 tenaga IT. Jumlah Posyandu Balita yang ada di
Desa Awar-awar sebanyak 5 Posyandu, dan 2 posyandu Lansia.

No. Nama Posyandu Balita Keterangan


1. Posyandu Kenanga RT.02/04
2. Posyandu Kamboja RT.03/02
3. Posyandu Mawar RT.02/06
4. Posyandu Melati RT.01/01
5. Posyandu Kemuning RT.03/06

No. Nama Posyandu Lansia Keterangan


1. Posyandu Lansia Kenanga RT.03/03
2. Posyandu Lansia Melati RT.02/02

Jumlah Kader Posyandu Balita sebanyak 23 orang (4 Posyandu ada 5 kader dan 1
posyandu ada 3 Kader) Jumlah Kader Posyandu Usila sebanyak 6 (3orang ).

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 26
BAB 5
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu pendukung di segala level pelayanan
kesehatan. Dan dengan terpenuhinya sumber daya kesehatan, diharapkan juga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat akan terjaga.
Pada bab ini, situasi sumber daya kesehatan akan menyajikan gambaran sarana kesehatan, tenaga
kesehatan dan anggaran kesehatan.

5. Sarana Kesehatan

Penyediaan sarana kesehatan melalui diharapkan dapat menjangkau masyarakat


terutama masyarakat di pedesaan agar mendapatkan pelayanan kesehatan dengan mudah
dan bermutu. Sarana pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan di Pustu Awar-awar.

5.1 Puskesmas dan Jaringannya

Di desa Awar-awar terdapat Puskesmas Asembagus yang merupakan ujung tombak


pelayanan kesehatan di kecamatan Asembagus.

5.2 Jejaring Puskesmas

BPS ( Bidan Praktek Swasta) merupakan salah satu jejaring Puskesmas yang
menyelenggarakannn pelayanan kesehatan di wilayah kerja Desa Awar-awar

5.3 Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Dalam upaya meningkatkan cakupan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya


telah dikembangkan termasuk dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di
masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) adalah suatu upaya
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, dan bersama masyarakat, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Salah satu yang termasuk dalam UKBM adalah
Pusyandu.
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling diketahui oleh
masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 (lima) program prioritas kesehatan
yaitu kesehatan ibu-anak, KB, perbaikan gizi, imunisasi, dan penaggulangan diare. Untuk
memantau perkembangannya, posyandu dikelompokkan dalam 4 (empat) strata, yakni
Pratama, Madya, Purnama, Mandiri.
Berdasarkan data dari Pustu Awar-awar di dapatkan strata posyandu sebagai
berikut: 1 Mandiri dan 4 Purnama.
Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022
Page 27
5.4 TENAGA KESEHATAN

Sumberdaya manusia khususnya tenaga kesehatan merupakan faktor penggerak


utama dalam mencapai tujuan dan keberhasilan program pembangunan kesehatan.
Peningkatan kualitas SDM kesehatan dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan.

a. Tenaga Keperawatan

Tenaga perawat merupakan tenaga kesehatan yang selain melaksanakan kegiatan


Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) juga mempunyai tugas untuk membina masyarakat
dalam Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Jumlah perawat Pustu Awar-awar tahun
2022 sejumlah 1 orang.

b. Tenaga Kebidanan

Jumlah tenaga kebidanan di Pustu Awar-awar tahun 2022 sebanyak 2 bidan


diantaranya 1(Kontrak) dan 1 (Magang).

5.5 ANGGARAN KESEHATAN

Pembiayaan program dan kegiatan bidang kesehatan di Kabupaten Situbondo


diperoleh dari berbagai sumber diantaranya dana APBD, baik APBD Provinsi maupun
APBD Kabupaten/Kota, dana APBN yang meliputi dana Jamkesmas, Jampersal dan
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) serta ADD dan DD desa

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 28
BAB 6
PENUTUP

Penyediaan data dan informasi di bidang kesehatan yang berkualitas sangat diperlukan sebagai
masukan dalam proses pengambilan keputusan di lingkungan pemerintahan, organisasi profesi, akademisi,
swasta dan pihak terkait lainnya. Di bidang kesehatan, data dan informasi juga merupakan sumber daya
strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam penyelengaraan Sistem Informasi Kesehatan (SIK).
Namun, sangat disadari bahwa saat ini Sistem Informasi Kesehatan masih belum optimal dalam
pemenuhan kebutuhan data dan informasi. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan
dalam Buku Profil Kesehatan ini masih belum sesuai dengan harapan. Walaupun demikian, Buku Profil
Kesehatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran keadaan kesehatan masyarakat Desa Awar-awar dan
capaian kinerja pelayanan kesehatan yang telah dilakukan beserta aspek-aspek pendukung lainnya.
Buku Profil Kesehatan sering kali belum mendapatkan apresiasi yang layak, karena belum dapat
menyajikan data dan informasi kesehatan sesuai yang diharapkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan
yang membutuhkan. Oleh karena itu, perlu adanya terobosan dan ide-ide baru dalam mekanisme penyusunan,
baik dimulai dari masa pengumpulan data, proses validasi data serta dalam tahap analisa data, yang nantinya
akan menghasilkan suatu publikasi data dan informasi pembangunan kesehatan, serta dapat membawa manfaat
bagi dunia kesehatan, khususnya di Desa Awar-awar.

Profil KesehatanPustu Awar-awar Tahun 2022


Page 1

Anda mungkin juga menyukai