PENANGANAN LEPTOSPIROSIS
Kabupaten
Situbondo
1
pergeseran ke kiri, trombositopenia yang ringan terjadi pada 50%
pasien dan dihubungkan dengan gagal ginjal.
b. Urin rutin: sedimen urin (leukosit, eritrosit, dan hyalin atau
granular) dan proteinuria ringan, jumlah sedimen eritrosit
biasanya meningkat.
4. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaaan penunjang
5. Petugas memebrikan terapi
a. Pengobatan suportif dengan observasi ketat untuk mendeteksi dan
mengatasi keadaan dehidrasi, hipotensi,perdarahan dan gagal
ginjal sangat penting pada leptospirosis.
b. Pemberian antibiotik harus dimulai secepat mungkin. Pada kasus-
kasus ringan dapat diberikan antibiotika oral seperti doksisiklin,
ampisilin , amoksisilin atau erytromicin. Pada kasus leptospirosis
berat diberikan dosis tinggi penicillin injeksi.
6. Petugas melakukan konseling dan edukasi :
a. Pencegahan leptospirosis khususnya didaerah tropis sangat sulit,
karena banyaknya hospes perantara dan jenis serotype. Bagi
mereka yang mempunyai risiko tinggi untuk tertular leptospirosis
harus diberikan perlindungan berupa pakaian khusus yang dapat
melindunginya dari kontak dengan bahan-bahan yang telah
terkontaminasi dengan kemih binatang reservoir.
b. Keluarga harus melakukan pencegahan leptospirosis dengan
menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar
dari tikus, mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan,
mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun
setelah bekerja di sawah/ kebun/ sampah/ tanah/ selokan dan
tempat tempat yang tercemar lainnya.
2
8. Diagram alir
Melakukan Melakukan
Anamnesa Pemeriksaan Fisik pemeriksaan
penunjang
Menegakkan diagnosa
klinis
Menegakkan diagnosa
banding
Menegakkan
komplikasi
9. Hal – hal yang Pasien segera dirujuk ke pelayanan sekunder (spesialis penyakit dalam)
perlu diperhatikan yang memiliki fasilitas hemodialisa setelah penegakan diagnosis dan
terapi awal.
Rekaman Historis