Anda di halaman 1dari 131

KATA PENGANTAR

Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap individu agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan pembangunan kesehatan
yang berkesinambungan baik oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, Swasta dan masyarakat. Mengingat kompleksnya pembangunan dibidang
kesehatan, maka diperlukan penyusunan kebijakan dan program pembangunan kesehatan
yang lebih sesuai, melalui perencanaan strategis pembangunan kesehatan yang dapat
mengakomodir dan mengantisipasi segala bentuk perubahan-perubahan yang terjadi untuk
memujudkan tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Untuk mendukung upaya kesehatan masayarkat maka dibutuhkan perencanaan yang
terarah dan terukur dan berkelanjutan dalam bentuk dokumen Rencana Strategis untuk
periode lima tahun ke depan (2019 – 2024). Harapan dari disusunnya dokumen ini adalah agar
dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembangunan kesehatan di Kabupaten Rote Ndao untuk jangka waktu 5 tahun mendatang
(2019 – 2024).
Tiada gading yang tak retak, demikian juga kami menyadari bahwa dalam penyusunan
Renstra ini masih terdapat kekurangan sehingga dengan berjalannya waktu kami tetap
berharap adanya masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan dokumen ini.
Pada kesempatan ini tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Tim Verifikasi
Renstra Bapelitbang Kabupaten Rote Ndao, pihak internal Dinas Kesehatan maupun berbagai
pihak yang telah memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung sehingga
Dokumen Rencana Strategis ini dapat diterbitkan. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa
memberkati setiap jerih lelah kita.
Ba’a, Desember 2019
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Rote Ndao

drg. Suardi
Pembina Utama Muda
NIP. 19630723 200012 1 002
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................


Daftar Isi...................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistimatika Penulisan

BAB II : GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH


2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
2.1.1 Tugas Pokok
2.1.2 Fungsi
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah / Dinas Kesehatan
2.2.1 Sumber Daya Manusia
2.2.2 Asset / Modal
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
2.3.1 Mortalitas
2.3.2 Morbiditas
2.3.3 Status Gizi
2.3.4 Pelayanan Umum Bidang Kesehatan
2.3.4.1 Rasio Posyandu Terhadap balita
2.3.4.2 Rasio Puskesmas dan Pustu Terhadap Penduduk
2.3.4.3 Rasio RS terhadap penduduk
2.3.4.4 Rasio Puskesmas terhadap Kecamatan
2.3.4.5 Fasilitas Kesehatan Terakreditasi
2.3.4.6 Rasio Tenaga Medis, Bidan dan Perawat per satuan
penduduk
2.3.4.7 Cakupan Komplikasi kebidanan Ditangani
2.3.4.8 Cakupan Persalinan Ditolongg Tenaga Kesehatan
2.3.4.9 Cakupan Kunjungan Ibu hamil ( K4)
2.3.4.10 Cakupan Kunjungan Bayi
2.3.4.11 Cakupan desa UCI
2.3.4.12 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
2.3.4.13 Succes Rate TB BTA Positif
2.3.4.14 Incidence Rate Demam Berdarah
2.3.4.15 Angka Kesakitan Malaria
2.3.4.16 Cakupan KB Aktif
2.3.4.17 Gambaran Kinerja RSUD
2.3.5 Capaian RENSTRA sebelumnya
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
2.4.1 Tantangan
2.4.2 Peluang

BAB III : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH


3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarakan Tugas dan Fungsi
3.1.1 Sub sistem Upaya Kesehatan
3.1.2 Sub Sistem pembiayaan Kesehatan
3.1.3 Sub sistem Sumber Daya Manusia Kesehatan
3.1.4 Sub Sistem sediaan Farmasi, Alkes dan Makanan
3.1.5 Sub Sistem Manajemen, informasi dan Regulasi Kesehatan
3.1.6 Sub Sistem Pemberdayaan Masyarakat
3.1.7 Sub Sistem penelitian dan pengembangan Kesehatan
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah
Terpilih
3.3 Telaahan Renstra K/L dan RENSTRA Dinkes Provinsi NTT
3.3.1 Telaah Renstra Kementrian Kesehatan
3.3.2 Telaah Renstra Provinsi NTT
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
3.4.1 Tingkat Global
3.4.2 Tingkat Nasional
3.4.3 Tingkat Lokal
3.5 Penentuan Isu Strategis

BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN


4.1 Visi dan Misi
4.1.1 Visi
4.1.2 Misi
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan

BAB V : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN


BAB VI : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
BAB VII : KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
BAB VIII : PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat ; mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu ; hidup dalam lingkungan
sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Sebuah negara yang sehat tercermin dari masyarakat yang hidup dengan
perilaku dan dalam lingkungan sehat, serta memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata.
Pembangunan kesehatan yang berkesinambungan baik oleh pemerintah pusat,
provinsi dan kabupaten maupun oleh masyarakat termasuk swasta perlu
diselenggarakan demi tercapainya derajat kesehatan tersebut.
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan selama ini telah cukup berhasil
meningkatkan derajat kesehatan, namun demikian derajat kesehatan di Indonesia
khususnya di Kabupaten Rote Ndao masih belum sesuai dengan target yang
diharapkan. Permasalahan utama yang dihadapi adalah rendahnya kualitas
kesehatan penduduk yang antara lain ditunjukkan dengan masih tingginya angka
kematian bayi, anak balita, dan ibu maternal, tingginya proporsi balita yang
menderita gizi kurang, masih tingginya kematian akibat beberapa penyakit
menular, kecenderungan semakin meningkatnya penyakit tidak menular, belum
memadainya (jumlah, mutu, penyebaran, komposisi dan kualitas) tenaga kesehatan,
terbatasnya sumber pembiayaan kesehatan serta belum optimalnya alokasi
pembiayaan di sektor kesehatan.
Mengatasi permasalahan di atas, maka diperlukan penyusunan perencanaan
pembangunan baik dalam jangka panjang, menengah maupun tahunan dalam
Dokumen Perencanaaan Strategis ( Renstra ). Penyusunan Renstra ini dilaksanakan
bertolak dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 pasal 7 ayat (1) tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan pasal 25 ayat (2) dan (3)
menyatakan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah
merupakan gambaran visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat
daerah dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
dan bersifat indikatif.
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao Tahun 2009-2014 merupakan
hasil analisis isu strategis yang dijabarkan dalam sasaran, program, dan kegiatan
yang dirinci pertahun selama 5 (Lima) tahun oleh karena itu Renstra merupakan
pedoman yang penting dalam penyusunan Rencana kerja ( Renja ), pelaksanaan
kegiatan, dan monitoring serta evaluasi Dinas Kesehatan untuk periode tahun 2019-
2024.
Adapun Rencana strategis (RENSTRA) ini disusun dengan menelaah
RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN maupun RENSTRA DINAS
KESEHATAN PROVINSI NTT, RT/RW serta KLHS untuk merumuskan isu – isu
strategis serta strategi dan kebijakan yang strategis untuk pembangunan kesehatan
periode 5 tahun mendatang dan penyusunannya melibatkan semua pengelola
program baik di tingkat Dinas Kesehatan maupun Puskesmas untuk melaksanakan
perencanaan partisipatif menyusun Dokumen RENSTRA Dinas Kesehatan
Kabupaten Rote Ndao 2019 – 2024.
Bagan Alur Penyusunan Renstra SKPD Kabupaten/Kota

PENYUSUNAN RANCANGAN RENSTRA SKPD PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR PENETAPAN

PENYUSUNAN RPJMD
SE KDH ttg Penyusunan sesuai
Rancangan Renstra-SKPD Verifikasi Perumusan
dilampiri dengan indikator Rancangan Penyusunan
keluaran program dan PAGU Renstra SKPD dgn Rancangan Rancangan sesuai
Penetapan
per SKPD Tidak sesuai Rancangan Awal RPJMD Akhir RPJMD Renstra-
RPJMD SKPD

Penyesuaian PERDA ttg Verifikasi


Rancangan Pelaksanaan Rancangan
Musrenbang RPJMD Akhir Renstra
Renstra-SKPD
RPJMD SKPD
berdasarkan Tidak
hasil verifikasi sesuai
Renstra-KL
Renstra-KL
danRenstra-KL
dan Renstra
Renstra
dan Renstra
SKPD Prov
Kabupaten/
Kabupaten/ Rancangan Renstra-SKPD
Kota
Kota Perumusan
visi dan misi
Penyempurnaan
Nota Dinas Pengantar Kepala
SKPD SKPD perihal penyampaian Rancangan RENSTRA-
Perumusan
Rancangan Renstra-SKPD Renstra-SKPD SKPD
kepada Bappeda
Strategi dan
kebijakan

Perumusan
Tujuan
Rancangan
Perumusan
Penelaahan Perumusan rencana kegiatan, Akhir Renstra
Persiapan RTRW
Penyusunan
Isu-isu
strategis
indikator kinerja,
kelompok sasaran
SKPD
Renstra-SKPD Penelaahan berdasarkan dan pendanaan
tusi indikatif
KLHS berdasarkan
rencana program Rancangan
Perumusan prioritas RPJMD Renstra-SKPD
sasaran
 Pendahuluan
Analisis  Gambaran pelayanan SKPD
 isu-isu strategis berdasarkan
Gambaran Perumusan
pelayanan indikator kinerja
 visi, misi, tujuan dan sasaran,
SKPD SKPD yang tugas pokok dan fungsi
mengacu pada
 rencana program, kegiatan,
tujuan dan sasaran strategi dan kebijakan
RPJMD
indikator kinerja, kelompok

 indikator kinerja SKPD yang


sasaran dan pendanaan indikatif

SPM mengacu pada tujuan dan


sasaran RPJMD.

Pengolahan
data dan
informasi
1.2. LANDASAN HUKUM
Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao didasarkan pada
landasan hukum sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Rote
Ndao di Provinsi Nusa Tenggara Timur;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka
Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025
5. Undang – Undang Nmor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang – Undang
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang
– Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati
dan Walikota sebagimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas Undang – Undang
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
– Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota menjadi Undang – Undang;
7. Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
12. Peraturan presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan menteri dalam negeri nomor 86 tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah serta Tat Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Rote Ndao Nomor 19 Tahun 2009 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Rote Ndao tahun
2005 – 2025;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Rote Ndao Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana
Tata Ruang wilayah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2013 – 2033;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Rote Ndao Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Rote Ndao;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Rote Ndao Nomor 19 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2009 Nomor 019 Seri E Nomor
002, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Rote Ndao Nomor 090);
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1 Maksud
Rencana Strategis SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao disusun dengan
maksud untuk menentukan arah kebijakan dan strategi pembangunan bidang
kesehatan untuk periode tahun 2019 – 2024.
1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan Renstra SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao
adalah untuk :
1. Sinkronisasi tujuan, sasaran, program dan kegiatan Dinas Kesehatan dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Kabupaten Rote
Ndao Tahun 2019 – 2024;
2. Sebagai tolok ukur penilaian keberhasilan kepala SKPD dalam melaksanakan
pembangunan sesuai tugas, fungsi, kewenangan, dan tanggung jawab masing -
masing dalam upaya mewujudkan visi, misi, dan program kepala daerah.
3. Menyediakan bahan serta pedoman untuk menyusun Rencana Kerja Tahunan
Dinas Kesehatan dalam kurun waktu tahun 2019 – 2024.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika Penulisan Renstra ini sesuai dengan Lampiran IV Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistimatika Penulisan
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
BAB III : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT
DAERAH
3.1 Identifikasi Permasalahan
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah
Terpilih
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
3.5 Penentuan Isu Strategis
BAB IV : TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah
BAB V : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
BAB VII : KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
BAB VIII : PENUTUP
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN ROTE NDAO

2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR SKPD DINAS KESEHATAN


2.1.1. TUGAS POKOK
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Rote Ndao Nomor 3 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Rote Ndao
ditetapkan bahwa tugas pokok Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao adalah
”Membantu Bupati Dalam Melaksanakan Urusan pemerintahan dan Tugas
Pembantuan di bidang Kesehatan”
2.1.2. FUNGSI
Untuk melaksanakan tugas pokok, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi sebagai
berikut :
1. Merumuskan Kebijakan bidang kesehatan
2. Pelaksanaan Kebijakan bidang kesehatan
3. Pelaksanaan Evaluasi dan Pelaporan bidang kesehatan
4. Pelaksanaan Administrasi dinas di bidang kesehatan; dan
5. Pelaksanaan Fungsi lain yang diberikan oleh Bupati dan amanat peraturan
perundang - undangan terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.
Berdasarkan Peraturan Bupati Rote Ndao Nomor : 24 Tahun 2017, Tentang
Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural Dinas Daerah rumusan Tupoksi Kepala
Dinas Kesehatan dan perangkatnya adalah sebagai berikut :
I. KEPALA DINAS
(1) Kepala Dinas mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam menentukan
pelaksanaan urusan-urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Dinas
Kesehatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala
Dinas mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan urusan-urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Dinas Kesehatan;
b. pengoordinasian kebijakan di Sekretariat, Bidang Kesehatan Masyarakat,
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dan Bidang Pelayanan dan
Sumber Daya Kesehatan;
c. pelaksanaan pengendalian, pengawasan dan evaluasi kegiatan di Sekretariat,
Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, dan Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;
d. pembinaan terhadap Kelompok Jabatan Fungsional Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD); dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati.
II. SEKRETARIAT
(1) Sekretariat mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan penyelenggaraan administrasi Program, Informasi dan
Humas, Keuangan, Kepegawaian dan Umum, serta memberikan pelayanan
fungsional kepada semua unsur di lingkungan Dinas Kesehatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sekretariat mempunyai fungsi :
a. perencanaan operasional Sekretariat berdasarkan rencana program Dinas
Kesehatan;
b. pelaksanaan kebijakan operasional Sekretariat;
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan pengarahan kepada bawahan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Sekretariat sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
2.1 Sub Bagian Program, Informasi dan Humas
(1) Sub Bagian Program, Informasi dan Humas mempunyai tugas pokok
membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyelenggaraan
administrasi program, informasi dan humas, memeriksa hasil
pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan
pelaporan.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sub Bagian Program, Informasi dan Humas mempunyai fungsi :
a. perencanaan kegiatan di Sub Bagian Program, Informasi dan Humas
berdasarkan rencana operasional Sekretariat;
b. pelaksanaan kegiatan di Sub Bagian Program, Informasi dan Humas;
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada
bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Sub Bagian Program,
Informasi dan Humas sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
2.2 Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum
(1) Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas
pokok membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyelenggaraan
administrasi pengelolaan keuangan, kepegawaian, dan umum,
memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta
mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum mempunyai
fungsi :
a. perencanaan kegiatan di Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian
dan Umum berdasarkan rencana operasional Sekretariat;
b. pelaksanaan kegiatan di Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian
dan Umum;
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada
bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan urusan penatausahaan, surat menyurat, rumah
tangga dinas, kepegawaian dan pelayanan administrasi kepada
pimpinan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Sub Bagian Keuangan,
Kepegawaian dan Umum sebagai pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
III. BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT
Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas pokok membuat rencana
operasional di Bidang Kesehatan Masyarakat, membagi tugas, memberi
petunjuk, mengarahkan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di Seksi
Kesehatan Keluarga dan Gizi, Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat,
dan Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi :
a. perencanaan operasional di Bidang Kesehatan Masyarakat berdasarkan
rencana program Dinas Kesehatan;
b. pelaksanaan kebijakan operasional di Bidang Kesehatan Masyarakat;
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan pengarahan kepada bawahan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Bidang Kesehatan Masyarakat
sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.

3.1 Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi


Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas pokok membuat
rencana kegiatan di Seksi kesehatan Keluarga dan Gizi, membagi tugas,
memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas
bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai fungsi :
a. perencanaan kegiatan di Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi berdasarkan
rencana operasional Bidang Kesehatan Masyarakat;
b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Kesehatan Keluarga dan
Gizi sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.

3.2 Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat


Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas pokok
membuat rencana kegiatan di Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat,
membagi tugas, memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil
pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan
pelaporan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi :
a. perencanaan kegiatan di Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
berdasarkan rencana operasional Bidang Kesehatan Masyarakat;
b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Promosi dan
Pemberdayaan Masyarakat sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.

3.3 Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga


Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga
mempunyai tugas pokok membuat rencana kegiatan di Seksi Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga, membagi tugas, memberi
petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta
mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga mempunyai
fungsi :
a. perencanaan kegiatan di Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan
Olah Raga berdasarkan rencana operasional Bidang Kesehatan Masyarakat;
b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan
Olah Raga;
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olah Raga sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.

IV. BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas pokok
membuat rencana operasional di Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, membagi tugas, memberi petunjuk, mengarahkan dan mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan di Seksi Surveilens dan Imunisasi, Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular, dan Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai fungsi :
a. perencanaan operasional di Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit berdasarkan rencana program Dinas Kesehatan;
b. pelaksanaan kebijakan operasional di Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit;
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan pengarahan kepada bawahan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
4.1 Seksi Surveilens dan Imunisasi
Seksi Surveilens dan Imunisasi mempunyai tugas pokok membuat rencana
kegiatan di Seksi Surveilens dan Imunisasi, membagi tugas, memberi petunjuk,
membimbing dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta
mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Surveilens dan Imunisasi mempunyai fungsi :
a. perencanaan kegiatan di Seksi Surveilens dan Imunisasi berdasarkan
rencana operasional Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Surveilens dan Imunisasi;
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Surveilens dan Imunisasi,
sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
4.2 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai tugas
pokok membuat rencana kegiatan di Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular, membagi tugas, memberi petunjuk, membimbing dan
memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan,
mengevaluasi dan pelaporan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai fungsi :
a. perencanaan kegiatan di Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular berdasarkan rencana operasional Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit;
b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular;
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular, sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
4.3 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa mempunyai tugas pokok membuat rencana kegiatan di Seksi Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, membagi tugas,
memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas
bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa mempunyai fungsi :
a. perencanaan kegiatan di Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa berdasarkan rencana operasional
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
V. BIDANG PELAYANAN DAN SUMBER DAYA KESEHATAN
Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas
pokok membuat rencana operasional di Bidang Pelayanan dan Sumber Daya
Kesehatan, membagi tugas, memberi petunjuk, mengarahkan dan mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan di Seksi Pelayanan Kesehatan, Seksi Kefarmasian, Alat
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), dan Seksi
Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan mempunyai fungsi :
a. perencanaan operasional di Bidang Pelayanan dan Sumber Daya
Kesehatan berdasarkan rencana program Dinas Kesehatan;
b. pelaksanaan kebijakan operasional di Bidang Pelayanan dan Sumber
Daya Kesehatan;
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan pengarahan kepada bawahan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Bidang Pelayanan dan Sumber
Daya Kesehatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
4.4 Seksi Pelayanan Kesehatan
Seksi Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok membuat rencana
kegiatan di Seksi Pelayanan Kesehatan, membagi tugas, memberi petunjuk,
membimbing dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta
mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :
a. perencanaan kegiatan di Seksi Pelayanan Kesehatan berdasarkan
rencana operasional Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;
b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Pelayanan Kesehatan;
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Pelayanan Kesehatan,
sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
4.5 Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT)
Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT), mempunyai tugas pokok membuat rencana kegiatan di Seksi
Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT), membagi tugas, memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil
pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan
pelaporan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT), mempunyai fungsi :
a. perencanaan kegiatan di Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) berdasarkan rencana
operasional Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;
b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT);
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Kefarmasian, Alat
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
4.6 Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas pokok
membuat rencana kegiatan di Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan,
membagi tugas, memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil
pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan
pelaporan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai fungsi :
a. perencanaan kegiatan di Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
berdasarkan rencana operasional Bidang Pelayanan dan Sumber Daya
Kesehatan;
b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan;
c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Sumber Daya Manusia
Kesehatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.

2.1.3. STRUKTUR ORGANISASI


Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao dipimpin oleh Kepala Dinas
dibantu oleh bagian Sekretariat, dan 3 bidang yaitu (1) Bidang Kesehatan
Masyarakat (2) Bidang Pelayanan Kesehatan, (3) Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, serta 12 UPT yaitu 12 Puskesmas.
- Sekretaris membawahi 2 Sub Bagian yaitu Sub Bagian Keuangan,
Kepegawaian dan Umum, serta Sub Bagian Program, Informasi dan Humas.
- Bidang Kesehatan Masyarakat membawahi 3 Seksi yaitu Seksi Kesehatan
keluarga dan Gizi, Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat, Seksi
Kesehatan Lingkungan.
- Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, membawahi 3 seksi yaitu
Seksi Survailans dan Imunisasi, Pengendalian Penyakit Tidak Me
- nular dan Kesehatan Jiwa, Seksi pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular.
- Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan membawahi 3 seksi yaitu Seksi
Pelayanan Kesehatan, Seksi Kefarmasian Alkes dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga, Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Secara lengkap terlihat pada bagan berikut:


Gambar 2.1
STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN
KABUPATEN ROTE NDAO

Kepala Dinas

( drg. S u a r d i )

Sekretaris
Kelompok Jabatan Fungsional
(Bertha Bessie, STP, M.Ec.Dev.)

Sub Bagian Program, Informasi Sub Bagian Keuangan Dan


dan Humas Umum
( Norma N. Manafe, S.KM) (Junitha R. Wakidjo,SE)

Bid. Kesehatan Masyarakat Bid. Pencegahan dan Pengendalian Bid. Pelayanan dan Sumber Daya
Penyakit Kesehatan
( dr. Nelly F. Riwu ) ( Eden Iskandar Bell ) ( Selfiana CH. Daepani, SE )

Seksi Kesehatan Keluarga dan Seksi Survailans dan Imunisasi


Gizi ( Sonya A.A. Sinlae, S.KM ) Seksi Pelayanan
( Oktovina P. Polin, -) Kesehatan
(Sepriyani A. Amalo, S.KM)

Seksi Pencegahan dan


Seksi Promosi dan Pemberdayaan
Pengendalian Penyakit Menular Seksi Kefarmasian, Alat
Masyarakat
( Pellany S.N. Tauk, S.KM ) Kesehatan dan Perbekalan
( Merlyana R. Haning, S.KM )
Kesehatan Rumah Tangga

( Yasinta Sumiyati,S.Si.Aptt)
Seksi Kesehatan Lingkungan, Seksi Pencegahan dan
Kesehatan Kerja dan Olahraga Pengendalian Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa
( Yeni Aminah, S.KM ) ( Luisa M. Haning, S.KM ) Seksi Sumber Daya
Manusia Kesehatan

(Henoch Adu, S.KM)


UPTD
( RSUD dan Puskesmas )

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao

2.2. SUMBER DAYA DINAS KESEHATAN


Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan membutuhkan
keberadaan sumber daya yang menjadi faktor pendukung dalam keberhasilan
pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut. Beberapa sumber daya utama yang
dibutuhkan Dinas Kesehatan diantaranya sumber daya manusia, asset/modal serta
unit usaha yang masih proporsional.
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kesehatan pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Rote Ndao masih terbatas jumlahnya. Gambaran
kondisi Sumber Daya Manusia berdasarkan pangkat golongan dan tingkat
pendidikan dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1
DATA JUMLAH PEGAWAI DINAS KESEHATAN KABUPATEN ROTE NDAO
BERDASARKAN GOLONGAN RUANG DAN PENDIDIKAN
BULAN DESEMBER 2020

GOL IV GOL III GOL II


No Unit Kerja Jumah
S2 S1 D S2 S1 D SMA D SMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 DINAS KESEHATAN 2 3 0 0 35 6 2 7 55
3 Pusk. Eahun 0 0 0 0 2 8 12 1 23
4 Pusk. Sotimori 0 0 0 0 3 10 7 0 20
5 Pusk. Sonimanu 0 0 0 0 2 13 11 1 28
6 Pusk. Korbafo 0 0 0 0 1 11 1 6 1 19
7 Pusk. Feapopi 0 0 0 1 4 17 11 1 34
8 Pusk. Oele 0 0 0 0 3 8 5 1 18
9 Pusk. Baa 1 1 0 0 10 22 1 18 0 53
10 Pusk. Busalangga 0 0 0 0 6 17 1 16 1 40
11 Pusk. Oelaba 0 0 0 0 8 13 20 1 42
12 Pusk. Batutua 0 0 0 0 4 11 6 1 22
13 Pusk. Delha 0 1 0 0 2 3 11 1 17
14 Pusk. Ndao 0 0 0 0 2 10 15 0 28
Total 3 5 0 1 82 149 3 140 16 399
Sumber : Sub Bag. Kepegawaian Dinkes, 2020

Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah pegawai lebih banyak berada di golongan
III sejumlah 149 orang (58,89%) berturut turut golongan II sejumlah 159 orang ( 39,84 %)
dan Golongan IV sejumlah 8 orang ( 2.00 %) tidak ada pegawai di golongan I. Jumlah
SDM yang ada pada jajaran Dinas Kesehatan kabupaten Rote Ndao adalah 399 orang PNS
dengan persentase pendidikan yang terbesar berturut turut yaitu Diploma sebanyak 289
orang ( 72,43 % ), S1 sebanyak 68 orang ( 21.80%), dan sebanyak SLTA 19 orang
(4,76%).
isu kesetaraan gender secara sosial telah melahirkan perbedaan peran perempuan
dan laki-laki dalam masyarakat. Secara umum adanya gender telah melahirkan perbedaan
peran, tanggung jawab, fungsi dan bahkan ruang tempat dimana manusia beraktivitas.
Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao menunjukan adanya fakta peran perempuan
yang begitu signifikan dimana hampir sebahagian besar atau sebesar 75.64 % pegawai
yang ada berjenis kelamin perempuan, secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada Dinas Kesehatan dan Puskesmas
Kabupaten Rote Ndao Tahun 2020

JENIS KELAMIN
Total
No. Uraian Indikator Laki – Laki Perempuan
Pegawai
Jumlah % Jumlah %
1 Dinas Kesehatan 55 16 39
29.09 70.91
2 Puskesmas Eahun 23 8 15
34.78 65.22
3 Puskesmas Sotimori 20 4 16
20.00 80.00
4 Puskesmas Korbafo 28 6 22
21.43 78.57
5 Puskesmas Sonimanu 19 9 10
47.37 52.63
6 Puskesmas Feapopi 34 7 27
20.59 79.41
7 Puskesmas Baa 18 4 14
22.22 77.78
8 Puskesmas Oele 53 4 49
7.55 92.45
9 Puskesmas Busalangga 40 8 32
20.00 80.00
10 Puskesmas Oelaba 22 6 16
27.27 72.73
11 Puskesmas Batutua 42 12 30
28.57 71.43
12 Puskesmas Delha 17 4 13
23.53 76.47
13 Puskesmas Ndao 28 4 24
14.29 85.71
JUMLAH 399 92 24.36 307 75.64
Berdasarkan table diatas tergambarkan bahwa jumlah Pegawai di Dinkes
Kabupaten Rote Ndao pada Tahun 2020 dalah sebanyak 399 orang dengan total yang
berjenis kelamin perempuanadalah 307 orang (75.64% ) dan Laki-laki 92 rang ( 24.36 %).

2.2.2 Asset/modal
Aset yang dimiliki Dinas Kesehatan Kab. Rote Ndao yang terdiri dari tanah, mesin
dan peralatan,gedung dan bangunan, jalan, irigarasi dan jaringan serta aset tetap lainnya.
Rincian jenis dan total nilai aset yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao
sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3
Asset Dinas Kesehatan Menurut Jenisnya
Tahun 2017 - 2018

Nilai asset (Rp.)


No Jenis Asset
Tahun 2017 Tahun 2018
1 Tanah 2.326.729.500 2.326.729.500
2 Mesin dan Peralatan 78.695.482.557 92.574.774.265
3 Gedung dan Bangunan 135.301.057.844 151.560.612.975,43
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 5.274.694.657,15 6.114.222.607,15
5 Aset Tetap Lainnya 233.000 233.000
Total 221.598.197.558,58 252.576.572.347,58
Sumber: Laporan Asset, Dinkes Kab. Rote Ndao

Adapun total asset dinas Kesehatan selama dua tahun terakhir mengalami
peningkatan pada 4 jenis asset, sedangkan asset tanah tidak mengalami peningkatan.
Keberadaan Puskesmas merupakan tulang punggung penyelenggaraan upaya pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya, berperan menyelenggarakan upaya
kesehatan untuk meningkatkan kecerdasan, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang opetimal, untuk mencapai upaya
tersebut puskesmas harus didukung dengan tempat pelayanan yang memadai dan terstandar
sesuai Permenkes 75 tahun 2014, merujuk pada maksud tersebut di kabupaten Rote Ndao
sejak tahun 2012 sampai tahun 2018 telah merampungkan pembangunan baru serta
renovasi pada 12 puskesmas yang ada di wilayah kabupaten Rote Ndao, sehingga
bangunan fisik Puskesmas dalam kondisi sangat baik dan sesuai standar untuk mendukung
pelayanan kepada masyarakat.
Selain Puskesmas sebagai Pusat Pelayanan pada skop wilayah kecamatan,
Puskesmas Pembantu, Poskesdes dan Polindes juga dibutuhkan sebagai penopang
pelayanan kesehatan di wilayah desa. Keberadaan Fasilitas pendukung ini belum
sepenuhnya dimanfaatkan karena keterbatasan tenaga. Jika dilihat dari segi fisik maka
kondisi fisik bangunan Pustu sebahagian besar rusak berat, namun terkendala pada
anggaran Pemda yang terbatas sehingga usulan renovasi belum diakomodir.
Secara rinci asset kendaraan yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan dapat ditampilkan
dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.3
Asset Kendaraan Roda 2, Roda 4 dan Pusling laut
Tahun 2018

JENIS KENDARAAN
No UNIT Roda Roda Empat Keterangan
Dua Ambulan Pusling Operasio
ce nal
1 DINAS 57 1 2 2 Termasuk
KESEHATAN yang rusak
2 PUSKESMAS 18 1 1 0 Termasuk
EAHUN yang rusak
3 PUSKESMAS 10 1 1 0 Termasuk
SOTIMORI yang rusak
4 PUSKESMAS 9 0 2 0 Termasuk
KORBAFO yang rusak
5 PUSKESMAS 14 0 2 0 Termasuk
SONIMANU yang rusak
6 PUSKESMAS 9 0 2 0 Termasuk
FEAPOPI yang rusak
7 PUSKESMAS 11 0 2 0 Termasuk
OELE yang rusak
8 PUSKESMAS 26 0 2 0 Termasuk
BA’A yang rusak
9 PUSKESMAS 21 0 2 0 Termasuk
BUSALANGGA yang rusak
10 PUSKESMAS 24 0 2 0 Termasuk
BATUTUA yang rusak
11 PUSKESMAS 9 0 2 0 Termasuk
DELHA yang rusak
11 PUSKESMAS 10 0 2 0 Termasuk
OELABA yang rusak
12 PUSKESMAS 3 0 1 0 Termasuk
NDAO yang rusak
Jumlah 221 5 23 2 -

Selain asset gedung dan kendaraan dinas, SKPD Dinas Kesehatan juga memiliki
asset berupa Obat, Alat Kesehatan dan Perbekalan kesehatan namun data tersebut
tidak dapat ditampilkan secara rinci dalam dokumen Renstra ini mengingat data asset
tersebut sangat banyak, namun demikian secara garis besar dapat

Tabel 2.4
Gambaran Ketersediaan Obat, Alkes dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2018

Ketersediaan Asset
No Nama Obat Alkes Perbekalan
Puskesmas Kedokteran Kedokteran Kesehatan Ket
Umum Gigi
1 Puskesmas 292 1 paket 1 paket 1 paket
Eahun jenis
2 Puskesmas 292 1 paket 1 paket 1 paket
Sotimori jenis
3 Puskesmas 292 1 paket 1 paket 1 paket
Korbafo jenis
4 Puskesmas 292 1 paket 1 paket 1 paket
Sonimanu jenis Rincian
5 Puskesmas 292 1 paket 1 paket 1 paket asset
Feapopi jenis tergambar
6 Puskesmas 292 1 paket 1 paket 1 paket kan secara
Ba’a jenis lebih jelas
7 Puskesmas 292 1 paket 1 paket 1 paket pada
Oele jenis lampiran
8 Puskesmas 292 1 paket 1 paket 1 paket LAKIP (
Busalangga jenis laporan
9 Puskesmas 292 1 paket 1 paket 1 paket Asset
Oelaba jenis Dinas
10 Puskesmas 292 1 paket 1 paket 1 paket Kesehatan
Batutua jenis Tahun
11 Puskesmas 292 1 paket 1 paket 1 paket 2018 )
Delha jenis
12 Puskesmas 292 1 paket 1 paket 1 paket
Ndao jenis

2.3. KINERJA PELAYANAN DINAS KESEHATAN


Tujuan pembangunan kesehatan adalah memelihara kesehatan masyarakat agar
masyarakat dapat hidup lebih lama dan produktif, untuk menilai keberhasilan
pembangunan kesehatan maka dilakukan pengukuran terhadap Usia Harapan Hidup
(UHH) yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat yang terus
meningkat dari tahun ke tahun.
Gambar 2.2
Grafik Umur Harapan Hidup Masyarakat di Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2013 - 2017

Umur Harapan Hidup Kab. Rote Ndao


Tahun 2013 - 2017
63.6
63.41
63.4
63.2 63.13
63 62.86 62.86
62.8 62.67
62.6
62.4
62.2
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Umur Harapan Hidup (UHH) dipengaruhi oleh Derajat kesehatan masyarakat.


Faktor-faktor, hal tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti
pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan
juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan
faktor lainnya. Untuk menilai derajat kesehatan tersebut digunakan beberapa
indicator diantaranya yaitu Mortalitas (kematian), Morbiditas (kesakitan) dan Status
Gizi.

2.3.1 Mortalitas (Kematian)


Angka kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA) merupakan indikator utama yang selalu digunakan dalam
mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan. Capian Kabupaten Rote Ndao
dapat dilihat pada tabel berikut :
Gambar 2.3
Grafik Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100.000 kelahiran Hidup
Di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 – 2018

400 376
350
299
300
250 206
200
189
150 126
100
50
0

2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah kasus kematian ibu dapat dijelaskan bahwa selama periode 5 tahun (2014 –
2018) kasus kematian ibu sempat bergerak naik pada 3 tahun awal (2014-2016) lalu
menurun signifikan pada 2016 dan kembali meningkat di tahun2018. Menurut arget renstra
yaitu menurunkan kasus kematian di tahun 2018 menjadi 4 kasus saat ini sudah tercapai
yaitu hanya 4 kasus kematian ibu, walaupun demikian harus tetap ditingkatkan kualitas
pelayanan untuk menekan angka kematian serendah mungkin.
Selain AKI, AKB juga masih merupakan masalah Nasional maupun regional
Daerah dimana kasus kematian bayi juga masih merupakan masalah klasik yang menjadi
salah satu permasalahan utama dalam bidang kesehatan, Angka kematian bayi (AKB)
merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun
waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi
ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial
ekonomi. Semakin tinggi AKB di suatu wilayah dapat diartikan bahwa status kesehatan di
wilayah tersebut masih relatif rendah.
Kematian bayi pada umumnya disebabkan karena gizi buruk, asfiksia, aspirasi,
diare, malaria, observasi febris, ikterus, syok haemoragik, kejang demam, berat badan lahir
rendah (BBLR) dan infeksi adapun grafik AKB dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 2.4
Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup
di Kabupaten rote Ndao, Tahun 2014 – 2018

21.5
21.2
21 20.5
20.5 20
20
19.5 19 19
19
18.5
18
17.5

2014 2015 2016 2017 2018

Kematian balita merupakan jumlah kematian balita 0-5 tahun per 1000 kelahiran
hidup dalam kurun waktu satu tahun. Kematian balita menggambarkan tingkat
permasalahan kesehatan balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat keberhasilan
program KIA/Posyandu dan kondisi sanitasi lingkungan. Kematian balita disebabkan
karena Diare, ISPA (Infeksi Pernapasan Saluran Atas), hipokalemi, lakalantas, suspek
nefrotuk sindrom dan status gizi, gambaran AKBA 5 tahun terakhir dapat dilihat pada
grafik sebagai berikut

Gambar 2.5
Grafik Angka Kematian Bayi (AKBA) Per 1000 Kelahiran Hidup
di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 – 2018

AKBA
34
32 32
30
31
28 28 28 28
26
2014 2015 2016 2017 2018
Kematian balita merupakan jumlah kematian balita usia 0 - 5 tahun per 1000
kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Kematian balita menggambarkan tingkat
permasalahan kesehatan balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat keberhasilan
program KIA/Posyandu dan kondisi sanitasi lingkungan. Kematian balita disebabkan
karena Diare, ISPA (Infeksi Pernapasan Saluran Atas), hipokalemi, lakalantas, suspek
nefrotuk sindrom dan status gizibalita mengalami fluktuatif dari tahun 2014 sampai dengan
2018 dimana untuk kasus kematian bayi dan balita pada keadaan 2014 yaitu 79 Kasus dan
di tahun terakhir renstra (2018) sebanyak 51 kasus, AKBA di tahun 2018 meningkat
154.55% dari target yaitu 33 kasus.

2.3.2 Morbiditas (Kesakitan)


Morbiditas menunjukkan ada tidaknya keluhan kesehatan yang menyebabkan
terganggunya kegiatan sehari-hari baik dalam melakukan pekerjaan, bersekolah,
mengurus rumah tangga maupun aktifitas lainnya. Keluhan yang dimaksud
mengindikasikan adanya jenis penyakit tertentu yang dirasakan penduduk. Persentase
penduduk yang mangalami keluhan kesehatan yaitu mengalami gangguan kesehatan
atau kejiwaan, baik karena penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminal atau
hal lain.
Persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan fluktuatif dari tahun
2013 sampai 2017. Dimana pada tahun 2013 sebesar 23,33% terus meningkat sampai
tahun 2016 sebesar 37.99% dan turun menjadi 33.76 % di tahun 2017, ini lebih tinggi
jika dibandingkan dengan rata-rata nasional tahun 2017 sebesar 28,62%. Persentase
penduduk yang mengalami keluhan kesehatan tingkat Kabupaten Rote Ndao tahun
2013-2017 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. 5
Persentase Penduduk KabupatenRote Ndao
yang Mengalami Keluhan Kesehatan Tahun 2013-2017

Uraian Indikator 2013 2014 2015 2016 2017

% Penduduk Mengalami 23,23 30,16 34,14 37,99 33,76


Gangguan Kesehatan

Sumber : BPS Provinsi NTT tahun 2018


Adanya keluhan kesehatan menyebabkan terganggunya aktifitas masyaraka dalam
bekerja, dimana kejadian kesakitan penyakit pada penduduk akan mengakibatkan
kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dalam bekerja hingga akhirnya mengakibatkan
produktifitas yang rendah. Rata-rata lama terganggunya kegiatan karena sakit masyarakat
di Kabupaten Rote Ndao menunjukan penurunan dalam tiga tahun terakhir. Dimana pada
tahun 2015 sebesar 5,32 hari lalu turun menjadi 4,55 hari di tahun 2016 dan kembali naik
menjadi 4,59 hari, meskipun demikian masih lebih rendah dari rata2 provinsi NTT yaitu
5,22 hari pada tahun 2017. Rata-rata lama terganggunya kegiatan karena sakit di
Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada tabel
dibawah :

Tabel 2. 6
Rata-rata lama hari terganggunya kegiatan karena sakit
di Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2015-2017

Uraian Indikator 2015 2016 2017

Rata-rata lama hari terganggunya 5,32 4,55 4,59


kegiatan karena sakit

Sumber : BPS Provinsi NTT tahun 2018

Rawat inap adalah upaya penyembuhan dengan menginap satu malam atau lebih di
suatu unit pelayanan kesehatan. Lamanya rawat inap menunjukan tingkat keparahan
penyakit yang diderita penduduk. Rata-rata lama rawat inap penduduk Kabupaten Rote
Ndao tahun 2013 sampai dengan 2017 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. 7
Rata-rata Lama Rawat Inap Penduduk yang sakit di Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2013-2017

Uraian Indikator 2014 2015 2016 2017


2013
Rata-rata Lama Rawat Inap
Penduduk Yang Sakit di 3,65 5,45 4,65 5,16 6,28
Kabupaten Rote Ndao
Sumber : BPS Provinsi NTT tahun 2018
2.3.3 Status Gizi Balita
Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak
dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi
disamping merupakan sindrom kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan
pangan di tingkat rumah tangga dan juga menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku
yang kurang mendukung pola hidup sehat. Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi
tingkat kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam
penentuan keberhasilan pembangunan kesehatan.
Keadaan status gizi balita di Kabupaten Rote Ndao dipantau dan dilaporkan
berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyarakat yang
tercermin dari hasil penimbangan balita setiap bulan di Posyandu. Skrining pertama
dilakukan di Posyandu dengan membandingkan berat badan dengan umur melalui kegiatan
penimbangan.
Jumlah kasus gizi buruk merupakan indikator yang sensitive dalam menilai derajat
kesehatan masayarakat, adapaun jumlah balita gizi buruk di Kabupaten Rote Ndao selama
kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
Tabel 2.8
Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk Per Puskesmas
Tahun 2013 – 2017

Unit Jumlah Kasus Balita Gizi buruk


2013 2014 2015 2016 2017
Eahun
4 0 39 31 7
Sotimori
3 2 26 5 2
Korbafo
0 1 0 1 1
Sonimanu
2 1 7 3 -
Feapopi
4 3 12 7 3
Ba'a
1 1 0 15 4
1
Oele 2 2 9 4
Busalangga
6 0 8 9 2
Oelaba
8 5 17 2 -
Batutua
3 3 21 6 3
Delha
0 1 6 4 1
Ndao
4 1 1 3 -
Total ( Dinas Kesehatan )
37 20 90 90 24

Untuk melihat trend kasus gizi buruk di Kabupaten Rote Ndao selama 5 tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar 2.6
Jumlah Kasus Gizi Buruk Di Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2013-2017

100
90 90
80

60
37
40 20 24
20

0
2013 2014 2015 2016 2017

Dari Gambar diatas terlihat bahwa kasus gizi buruk telah mengalami
penurunan walaupun belum mencapai target yang diharapkan.

2.3.4 Pelayanan Umum Bidang Kesehatan


2.3.4.1 Rasio Posyandu Terhadap Balita
Tren jumlah posyandu dalam kurun waktu 2014 hingga tahun 2018 tidak
Mengalami peningkatan, dimana dari tahun 2014 hingga 2018 berjumlah 374, semua
posyandu beroperasi secara aktif setiap bulannya namun indikator yang dikategorikan
‘posyandu aktif’ adalah posyandu yang sudah berstatus ‘Purnama dan Mandiri’ sehingga
jumlah Posyandu Aktif itu sendiri masih rendah meskipun jumlahnya cenderung
meningkat, dimana pada tahun 2018 persentase posyandu aktif baru mencapai 50 unit atau
sebesar 13,37 % dari keseluruhan posyandu.

Tabel 2. 9
Jumlah Balita, Jumlah Posyandu dan Rasio Posyandu terhadap Balita di
Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 -2018

Tahun
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
1 Jumlah Balita 13.866 13.379 13.830 14.070 12.547

2 Jumlah Posyandu 374 374 374 374 374

3 Rasio Posyandu 1 : 37 1 : 36 1 : 37 1 : 38 1 : 33
Terhadap Balita
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Rote Ndao
2.3.4.2 Rasio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu terhadap Penduduk
Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang ada di Kabupaten Rote Ndao
dari Tahun 2014 – 2018 Jumlahnya tidak mengalami peningkatan Yaitu Puskesmas
sebanyak 12 unit dan Pustu sebanyak 85 unit. Puskesmas ada di setiap kecamatan bahkan
ada 2 kecamatan yang masing-masing memiliki 2 puskesmas yaitu kecamatan Rote Barat
Laut dan Kecamatan Pantai Baru. Walaupun sudah memenuhi rasio ideal yaitu sebesar 1 :
16.000 penduduk namun masih perlu peningkatan jumlah puskesmas mengingat kabupaten
Rote Ndao merupakan Daerah kepulauan dengan kondisi topografi dan geografi wilayah
yang sulit serta memiliki tingkat kepadatan penduduk dan penyebaran/distribusi yang tidak
merata.
Tabel 2. 10
Jumlah Penduduk, Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, Rasio
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu terhadap Penduduk Kabupaten Rote
Ndao
Tahun 2013-2017
Tahun
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
1 Jumlah Penduduk 127.911 131.351 147.778 153.792 159.614
2 Jumlah Puskesmas 12 12 12 12 12
3 Rasio Puskesmas per jumlah 1: 1:10945 1 : 12.314 1: 12.816 1:
penduduk 10659 13.301
4 Jumlah Puskesmas Pembantu 85 85 85 85 85
5 Rasio Puskesmas Pembantu 1: 1 :1545 1: 1739 1: 1809 1: 1878
1505
Sumber : BPS (NTT dalam angka 2013-2017)

2.3.4.3 Rasio RS terhadap Penduduk


Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Rote Ndao tahun 2014 sampai 2018 adalah
sejumlah 1 unit. Rasio RS terhadap penduduk pada tahun 2018 sebesar 1 : 159.614 atau
satu RS melayani 159.614 penduduk. Kebutuhan RS didasarkan pada ketersediaan tempat
tidur dimana idealnya 1 Tempat Tidur RS melayani 1.000 penduduk. Jumlah tempat tidur
rumah sakit adalah 48 tempat tidur, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun
2018 sebanyak 159.614 maka rasio tempat tidur terhadap penduduk adalah sebesar 1 :
3.325. jika dibandingkan dengan kondisi ideal maka pemenuhan tempat tidur RS di
Kabupaten Rote Ndao masih kurang.
Tabel 2. 11
Jumlah RS, Jumlah Penduduk dan Rasio RS terhadap Penduduk
Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2013 - 2017
Tahun
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
1 Jumlah RS 1 1 1 1
2 Jumlah 127.911 131.351 147.778 153.792 159.614
Penduduk
3 Rasio RS 1: 1: 1: 1 : 1 : 159.614
127.911 131.351 147.778 153.792
Sumber : BPS (NTT dalam angka 2013-2017)

2.3.4.4 Rasio Puskesmas terhadap Kecamatan


Rasio Puskesmas terhadap kecamatan pada tahun 2018 sebesar 1 : 1,2 yang berarti
1 kecamatan dapat dilayani lebih dari 1 puskesmas. Angka ini sudah memenuhi dengan
standar rasio pukesmas terhadap kecamatan sebesar 1:1 atau 1 puskesmas melayani 1
kecamatan.
Tabel 2. 12
Jumlah Kecamatan, Jumlah Puskesmas dan Rasio Puskesmas terhadap
Kecamatan Provinsi NTT Tahun 2013-2017
Tahun
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
1 Jumlah Kecamatan 10 10 10 10 10
2 Jumlah Puskesmas 12 12 12 12 12
3 Rasio Puskesmas 1 : 0,83 1 : 0,81 1 : 0,80 1 : 0,80 1 : 0,77
Terhadap Kecamatan
Sumber : BPS (NTT dalam angka 2013-2017)

2.3.4.5 Fasilitas Kesehatan Terakreditasi


Akreditasi fasilitas kesehatan menunjukan jaminan kualitas pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, adapun standarnya adalah 1 kecamatan memiliki minimal 1 puskesmas
yang terakreditasi, di Rote Ndao dari 10 kecamatan terdapat 4 Puskesmas di 4 Kecamatan
yang sudah terakreditasi yaitu : 1.) Puskesmas Ba’a (Kec.Lobalain) 2.) Puskesmas
Busalangg (Kec.Rote Barat laut) 3.) Puskesmas Feapopi (Kec.Rote Tengah) 4.) Puskesmas
Batutua ( Kec. Rote Barat Daya ). Standar untuk RS adalah Kabupaten/Kota memiliki
minimal 1 RSUD yang sudah terakreditasi dan RSUD Ba’a sebagai satu-satunya Rumah
sakit di Kabupaten Rote Ndao sudah terkreditasi. Fasilitas kesehatan terakreditasi
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. 13
Jumlah Fasilitas Kesehatan yang Terakreditasi Kabupaten Rote Ndao Tahun
2018
Belum
Terakreditasi
No Uraian Total Terakreditasi
Jumlah % Jumlah %
1 Puskesmas 12 4 33 % 8 67 %
2 Kecamatan (mempunyai 10 4 40 % 6 60 %
minimal 1 puskesmas
terakreditasi)
3 Rumah Sakit 1 1 0
4 Kabupaten/Kota (mempunyai 1 1 100 % Tidak -
minimal 1 RSUD terakreditasi) Ada
Sumber : Sekretariat Dinkes Kab. Rote Ndao

2.3.4.6 Rasio Tenaga Medis, Tenaga Kebidanan dan Tenaga Keperawatan per
Satuan Penduduk
Pada tahun 2018 rasio dokter spesialis sebesar 1 :79.807 penduduk, rasio dokter
umum sebesar 1 : 12.278 penduduk, rasio dokter gigi sebesar 1 : 26.602 penduduk dan
secara total rasio tenaga medis 1:7.501 penduduk. Jika mengacu pada target nasional
menurut rencana pengembangan tenaga kesehatan tahun 2011-2025, standar rasio dokter
spesialis sebesar 1:10.000 penduduk, rasio dokter umum 1:2.500 penduduk dan rasio
dokter gigi sebesar 1:1.833 penduduk dan rasio tenaga medis sebesar 1:632 penduduk
maka tentunya masih perlu penambahan tenaga dokter umum, dokter spesialis dan dokter
gigi serta penambahan tenaga medis secara keseluruhan. Penambahan tenaga bidan juga
diperlukan melihat rasio tenaga bidan di Kabupaten Rote Ndao tahun 2018 sebesar 1:
1.793 penduduk, masih kurang dari standar seharusnya yaitu sebesar 1:1.000 penduduk.
Sedangkan untuk tenaga perawat rasio Provinsi NTT tahun 2017 sebesar 1: 1.492
penduduk, sudah mencukupi jika dibandingkan standar yaitu sebesar 1:855 penduduk.
Tabel 2. 14
Rasio Tenaga Medis dan Paramedis
Di Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2014-2018
Tahun
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
1 Jumlah Penduduk 127.911 131.351 147.778 153.792 159.614
2 Jumlah Tenaga Medis ( 12 16 13 21 21
Dokter Umum + spesialis +
dokter gigi )
3 Rasio Tenaga Medis 1 : 10,659 1 : 8,209 1 :11,368 1 : 7,323 1 : 7,601
4 Jumlah Dokter Umum 8 12 8 14 13
5 Rasio Dokter Umum 1 : 15.989 1 : 10.946 1 : 18.472 1 : 10.985 1 : 12.278
6 Jumlah Dokter Spesialis 2 2 2 2 2
7 Rasio Dokter Spesialis 1 : 63.956 1 : 65.576 1 : 73.889 1 :76.896 1 :79.807
8 Jumlah Dokter Gigi 2 2 3 5 6
9 Rasio Dokter Gigi 1 : 63.956 1:65.676 1 : 49.259 1 : 30.758 1 : 26.602
10 Jumlah Tenaga Paramedis ( 180 196 184 199 214
Bidan + Perawat )
11 Rasio Tenaga Paramedis 1 : 711 1: 670 1 : 803 1 : 773 1 : 746
12 Jumlah Tenaga Kebidanan 74 77 78 92 89
13 Rasio Tenaga Kebidanan
1 : 1729 1: 1706 1 : 1895 1 : 1672 1 : 1793
14 Jumlah Tenaga Keperawatan 106 119 106 107 107
15 Rasio Tenaga Keperawatan 1 : 1207 1 : 1104 1 : 1394 1 : 1437 1 : 1492
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Rote Ndao 2014 - 2018

Tabel 3.1
Perhitungan Rasio Ideal Tenaga Kesehatan
di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 – 2018

RASIO PER 100.000 PENDUDUK


JENIS TENAGA
NO Rote Ndao STANDAR
KESEHATAN
2014 2015 2016 2017 2018 NASIONAL
1 Dokter Spesialis 2 2 1 1 2 10
2 Dokter Umum 6 9 5 9 6 40
3 Dokter Gigi 2 2 2 3 2 12
4 Perawat 83 91 72 70 83 158
6 Bidan 117.98 119.16 107.61 59.82 55.8 100
7 Ahli Gizi 10.16 13.70 10.15 9.10 16.3 10
8 Sanitarian 28.14 27.41 24.36 22.11 30.7 15
9
Apoteker 1 2 2 1 1.88 9
RASIO PER 100.000 PENDUDUK
JENIS TENAGA
NO Rote Ndao STANDAR
KESEHATAN
2014 2015 2016 2017 2018 NASIONAL
Kesehatan
10 6.25 6.85 6.77 7.15 9.4 13
Masyarakat
Tenaga Teknis
11 23* 23* 23* 14.31 13.78 18
kefarmasian
12 Keterapian Fisik 0 0 0 0 0 4
13 Keteknisan Medis 13.29 13.7 10.15 10.40 11.9 14
*= Jumlah
Dari data diatas yang memenuhi standar hanya tenaga sanitarian, tenaga lainnya masih
perlu ditambah untuk memenuhi standar pelayanan kepada masyarakat.

2.3.4.7 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani (PK)


Penanganan komplikasi kebidanan adalah penanganan komplikasi pada ibu hamil,
bersalin dan nifas disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara
definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan
dasar dan rujukan. Penanganan ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas
penanganan komplikasi dalam mencegah dan menurunkan kematian ibu akibat komplikasi.
Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu hamil, bersalin dan
nifas dengan komplikasi. Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk persentase penanganan
komplikasi obstetri (PK) ini adalah 100%. Masih rendahnya cakupan PK di di Kabupaten
Rote Ndao antara lain disebabkan oleh kondisi geografis, akses ke faskes, belum
optimalnya kompetensi bidan dalam mendefinisikan pelayanan komplikasi.

Gambar 2.7
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani di Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2014-2018
100.00%
86%
80.00%

60.00%
53.61% 55.50% 52.10%
47.39%
40.00%

20.00%

0.00%
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Profil Kesehatan Rote Ndao 2014-2018


2.3.4.8 Cakupan Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan yang Berkompetensi
Kebidanan (Pf)

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan di


fasilitas kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu. Pertolongan persalinan yang dilakukan bertujuan untuk mendapat
pelayanan yang aman dan selamat di fasilitas kesehatan yang memadai dengan tujuan
untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). dari setipa
Puskesmas selama periode 5 tahun terlihat pada gambar di bawah ini.

Tabel 2.15
Cakupan Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan
yang berkompetensi Kebidanan (Pf) di Kabupaten Rote Ndao
Per Puskesmas, Tahun 2014-2018

Unit Kerja (Puskesmas) % Persalinan Oleh Nakes Per Tahun


2014 2015 2016 2017 2018
Eahun 82.11 46.62 30.56 79.66 88.8
Sotimori 69.75 53.5 31.82 94.34 71.7
Korbafo 65.96 74.34 44.7 99.43 98.6
Sonimanu 34.3 41.98 49.72 73.08 76.0
Feapopi 82.92 72.31 62.13 94.57 95.6
Ba'a 72.35 63.91 64.38 93.52 96.6
Oele 65.35 81.33 53.91 86.36 80.9
Busalangga 67.08 44.28 48.93 81.89 92.0
Oelaba 55.09 45.1 47.23 74.22 85.5
Batutua 74.78 58.13 51.75 69.66 71.0
Delha 71.58 74.19 58.37 85.58 89.6
Ndao 47.83 48.3 58.77 98.00 95.2
Kabupaten Rote Ndao 69.12 58.29 51.64 84.43 87.7
Gambar 2.8
Cakupan Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan
yang Berkompetensi Kebidanan (Pf) di Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2014-2018

100.00

84.43 87.7
80.00
69.12
60.00 58.29
51.64
40.00

20.00

-
2014 2015 2016 2017 2018

2.3.4.9 Cakupan Kunjungan Ibu hamil (K4)

Cakupan Pelayanan Antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan


baru ibu hamil (K4) untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai
standar paling sedikit 4 (empat) kali. Pelayanan yang diberikan oleh petugas
kesehatan pada ibu hamil harus memenuhi kriteria minima 10T dari pemeriksaan
14T yaitu penimbangan berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah,
tinggi fundus uteri (TFU), pemberian tablet Fe, tes protein urine, tes Hb, tes
penyakit kelamin, tes reduksi, perawatan payudara, senam hamil, pengobatan
malaria, pemberian kapsul iodium dan temu wicara. Pelayanan kesehatan ibu hamil
minimal 4 kali sesuai standar ini sangat penting dilakukan agar setiap ibu hamil
mendapatkan pelayanan yang adekuat selama kehamilannya. Dengan demikian,
dapat mencegah lebih dini berbagai masalah kesehatan pada ibu dan bayi, maupun
komplikasi yang mungkin timbul selama proses kehamilan hingga persalinan.

Cakupan K4 Kabupaten Rote Ndao selama periode 5 tahun terakhir


cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan masih berada dibawah
target cakupan indikator K4 Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 yang
sebesar 76%, sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.9
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 – 2018

Kunjungan Ibu Hamil ( K 4 )


80.00
75.92
67.62
60.00 60.06
44.64 48.12
40.00

20.00

-
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Sumber : Profil Kesehatan Rote Ndao Tahun 2014-2018

Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan ibu hamil masih belum
menjawab kebutuhan akan pelayanan yang berkualitas baik dari segi akses ke faskes,
pelayanan tenaga kesehatan yang memuaskan ibu hamil sehingga dapat memberikan
dorongan untuk kembali memeriksakan kehamilannya maupun pemenuhan sarana dan
prasarana faskes, hal ini mendorong Dinas Kesehatan untuk lebih meningkatkan kegiatan
inovatif untuk meningkatkan cakupan K4 sebagai salah satu parameter keberhasilan
pelayanan kesehatan.

2.3.4.10 Cakupan Kunjungan Bayi


Cakupan kunjungan bayi merupakan bentuk pelayanan kesehatan bayi baru lahir
(neonatus) atau KN sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir,
baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah. Menurut SPM Kementerian
Kesehatan tahun 2017, target cakupan kunjungan bayi baru lahir sebesar 100%. Cakupan
KN di Kabupaten Rote Ndao sudah menunjukan peningkatan yang sangat baik yaitu 93.6
% hal ini menggambarkan adanya respon positif dari ibu bersalin termasuk yang
melahirkan dirumah untuk memmeriksakan bayinya secara teratur serta komitmen petugas
petugas untuk melakukan kunjungan rumah, karena KN3 lebih besar dari jumlah ibu yang
ditolong persalinannya oleh nakes/petugas kesehata
Gambar 2.10
Grafik Cakupan Kunjungan Bayi Lengkap (KN3)
di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 -2018

Kunjungan Neonatus (KN 3)


120.00
100.00 96.38
90.87 92.19 93.6
80.00
74.64
60.00
40.00
20.00
-
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Profil Kesehatan Rote Ndao Tahun 2014-2018

2.3.4.11 Cakupan Desa/Kelurahan UCI

Strategi operasional pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada


dasarnya merupakan proporsi terhadap cakupan ≥ 80% sasaran bayi (0-11 bulan) di desa
mendapat imunisasi dasar lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu
wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut juga tergambarkan besarnya tingkat
perlindungan masyarakat (Herd Immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I). Desa/ Kelurahan UCi dikabupaten Rote Ndao Tahun
2018 adalah sebesar 35.3 % capaian ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan
target yaitu 80%.

Gambar 2.11
Grafik Cakupan Desa/Kelurahan UCI Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2014-2018

% Desa UCI
50
40 38.2
30
34.83 35.3
20 21.35
10
15.73
0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Profil Kesehatan Rote Ndao 2014-2018


2.3.4.12 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Kebijakan Nasional untuk mencapai 100% balita gizi buruk mendapatkan
tatalaksana tuntas, telah dilaksanakan di Provinsi NTT antara lain mendorong pemerintah
daerah menginisiasi Panti Rawat Gizi; namun saat ini baru 4 kabupaten yang berkomitmen
tinggi yakni Kabupaten TTS, TTU, Belu dan Malaka. Upaya lainnya adalah memperkuat
kompetensi para tenaga gizi puskesmas dan pelayanan Posyandu. Namun masih juga
terjadi kondisi keterlambatan deteksi dini masalah gizi buruk sehingga pada tahun 2017
terjadi penurunan cakupannya sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini.

Balita Gizi Buruk Mendapat


120
100 100
Perawatan
100 100 100 100
80
60
40
20
0
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 2. 12 Grafik Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat


Perawatan di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 - 2018

2.3.4.13 Success Rate TBC BTA Positif (+)


Success Rate (SR) TBC BTA + merupakan gambaran keberhasilan rangkaian
tatalaksana penyakit tuberkulosis berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan adanya
bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang bersifat tahan asam (BTA) terhadap zat
pewarnaan pemeriksaan. Secara umum pemeriksaan dilakukan dengan mengambil dahak
penderita.Idealnya seluruh penderita TBC dengan BTA +, mendapatkan tatalaksana
paripurna dan sembuh. Inilah yang dinyatakan dengan SR TBC BTA+. Berbagai cara
dilakukan untuk mencapai angka target cakupan Nasional SR TBC BTA + tahun 2018
yakni 84%, capaian Kabupaten Rote Ndao Tahun 2018 sudah mencapai 85.59 % namun
demikian masih perlu peran Pemerintah maupun masyarakat dalam upaya promotif
preventif dan pemberdayaan masyarakat.
100
90.53 85.59
80 78.79 72.5 68.18
60
40
20
0
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Profil Kesehatan Rote Ndao Tahun 2014-2018

Gambar 2.13 Grafik Success Rate TBC BTA Positif (+)


Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014-2018

2.3.4.14 Incidence Rate Demam Berdarah Dengue per 100.000 penduduk


Incidence Rate (IR) DBD Kabupaten Rote Ndao telah berhasil diturunkan
dibawah rata-rata IR nasional yang sebesar 44 per 100.000 penduduk. Kendati demikian,
kasus DBD merupakan kasus yang dapat muncul sewaktu waktu terutama pada saat cuaca
pancaroba, untuk itu Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB harus ditingkatkan, serta
upaya promotif dan preventif terus dilakukan terutama pada waktu menjelang musim
pancaroba.

Incidence Rate DBD per 100.000


Penduduk
25
20
23.45
15
10
5
0 0 0 0 0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Profil Kesehatan Rote Ndao Tahun 2014-2018

Gambar 2.14 Grafik Incidence Rate Demam Berdarah Dengue


per 100.000 Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014-2018

2.3.4.15 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Insidence/API)


Angka Kesakitan Malaria (API) per 1.000 penduduk di Kabupaten Rote Ndao
selama 5 tahun terakhir terus menurun bahkan sudah mencapai target API nasional <1 per
1.000 penduduk. Melihat capaian menurunkan API ini, maka sangat optimis dengan
berbagai upaya yang telah dilaksanakan selama ini serta harus dipertahankan kondisi ini
bila perlu sampai pada tahap ‘eliminasi malaria’ dari Kabupaten Rote Ndao. Adapaun data
API 5 tahun terlihat pada grafik di bawah ini.
2.5
2.16
2

1.5

1
1.13 1.06
0.7
0.5
0.4
0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Profil Kesehatan Rote Ndao Tahun 2014-2018


Gambar 2.15 Grafik Angka Kesakitan Malaria
(Annual Parasit Insidence; API) Tahun 2014-2018

Dalam Peta Data Gambar Daerah Endemis Malaria di Provinsi NTT, Rote Ndao
sudah tidak termasuk daerah endemis malaria di NTT, daerah endemis terparah ada di
wilayah pulau Sumba, Lembata dan di Pulau Timor terutama di Kabupaten Belu dan
Malaka. Peta Endemis Malaria NTT seperti yang terlihat pada gambar berikut

Sumber : Profil Kesehatan NTT Tahun 2013-2017


Gambar 2. 16 Peta Endemis Malaria Tahun 2017
2.3.4.16 Cakupan Peserta KB aktif
Pelayanan Keluarga Berencana (KB) diharapkan dapat memutuskan rantai sebab
tidak langsung kematian ibu dan bayi, dimana mengurangi faktor resiko 4 (empat)
“Terlalu”: Terlalu dekat jarak kehamilan (<2 tahun), Terlalu banyak anak (>3 atau 4 anak),
Terlalu muda (<20 tahun), dan Terlalu tua untuk kehamilan (>35 tahun).
Indikator keberhasilan program KB diukur dengan peserta KB aktif. Peserta KB
aktif adalah akseptor baru dan lama yang pada saat ini memakai kontrasepsi untuk
menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan. Cakupan peserta KB aktif adalah
perbandingan antara jumlah peserta KB aktif dengan pasangan usia subur (PUS) di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan peserta KB aktif menunjukkan tingkat
pemanfaatan kontrasepsi di antara PUS. Cakupan pelayanan KB baru dan KB aktif dalam
kurun waktu lima tahun dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 2.17
Cakupan Peserta KB Baru dan KB Aktif di Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2014 – 2018

% KB Baru % KB Aktif
45.69
50 42.36 42.49 42.29
39.11
40
30
20 13.48
9.19 10.66 9.15 9.88
10
0
2013 2014 2015 2016 2017

Gambar 2.18
Grafik Persentase KB Aktif di Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2014 – 2018

% KB Aktif
80
73.9
60

40 42.49 42.29 45.69


39.11
20

0
2014 2015 2016 2017 2018
2.3.4.16 Kinerja Pelayanan RSUD
Menurut UU No 44 Tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik yang dapat di nilai
berdasarkan hasil pelayanan kesehatan yang diberikan. Gambaran kinerja RSUD Ba’a dari
tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 terlihat pada tabel dibawah ini,
Tabel 2.16
Indikator Kinerja RSUD Ba’a dari tahun 2016 s/d tahun 2018
NO INDIKATOR 2016 2017 2018
1 2 3 4 5
1 BOR (%) 46,46 50,51 35,37
2 LOS (hari) 2 3 3
3 BTO (x) 47 48 36
4 TOI ( hari) 4 4 6
5 GDR (‰) 31,67 26,84 26,97
6 NDR (‰) 17,57 23,24 21,23
Sumber: Laporan MR RSUD Ba’a Tahun 2018

1. Angka Penggunaan Tempat Tidur (Bed Occupancy Rate/ BOR)


BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada periode tertentu, manfaatnya
adalah untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit, angka BOR yang
rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas rumah sakit oleh masyarakat, angka
BOR yang tinggi (>60%) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi
sehingga perlu pengembangan rumah sakit atau penambahan tempat tidur.

2. Rata-Rata Hari Lama Di Rawat (Averange Lenght Of Stay/ ALOS)


ALOS adalah angka untuk menunjukkan rata- rata lamanya seorang pasien di rawat
dan menggunakan sebuah tempat tidur, jumlah lamanya di rawat seorang pasien di hitung
sejak pasien masuk sebelum pukul 00.00 tengah malam sampai saat keluar sebelum pukul
24.00 tengah malam, menurut DEPKES RI 2005 adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien secara umum nilai ideal adalah 6 – 9 hari, indicator ini disamping memberikan
gambaran efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan
pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut. Data yang
diperoleh ALOS tahun 2017 dan 2018 adalah 3 hari hal ini menunjukkan lamanya seorang
pasien di rawat di RSUD Ba’a rata-rata 3 hari, yaitu sejak pasien masuk hingga pulang,
artinya efisiensi anggaran dan mutu pelayanan masih dalam standar yang ada.

3. Frekuensi Penggunaan Tempat Tidur (Bed Turn Over/ BTO)


Menurut DEPKES RI 2005 adalah frekwensi penggunaan tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur di pakai dalam satu satuan waktu tertentu, idealnya
selama 1 tahun tempat tidur rata- rata di pakai 40- 50 kali. Data yang dikumpulkan dari
masing-masing ruangan Perawatan di RSUD Baa selama tahun 2017 - 2018 terdapat 43
buah Tempat Tidur dengan Frekwensi penggunaan Tempat tidur (BTO) pada tahun 2017
yaitu sebanyak 46 kali dan menurun pada tahun 2018 yaitu 36 kali, frekwensi penggunaan
tempat tidur tertinggi pada bangsal Kebidanan sebanyak 99 kali dan terendah pada bangsal
dewasa sebesar 19 kali hal ini disebabkan karena keterbatasan ruang sehingga terjadi alih
rawat ke ruang perawatn yang lain.

4. Hari Lamanya Tempat Tidur Kosong (Turn Over Interval/ TOI)


Menurut DEPKES RI 2005 TOI adalah rata- rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya, indicator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur, idealnya tempat tidur kosong pada kisaran 1-3
hari. Data yang di peroleh TOI tahun 2017 yaitu 4 hari, tahun 2018 meningkat menjadi 6
hari.

5. Angka Kematian e.Kasar (Gross Death Rate/ GDR)


GDR yaitu perbandingan antara jumlah pasien yang meninggal dengan seluruh
pasien yang keluar rawat (hidup dan meninggal) di rumah sakit, yaitu angka kematian
umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar, semakin rendah GDR berarti mutu pelayanan
semakin baik, angka ini biasanya untuk menilai mutu pelayanan.Data yang di peroleh GDR
tahun 2017 yaitu 26,84 dan pada tahun 2018 yakni 26,97.

6. Angka Kematian Bersih (Net Death Rate/ NDR)


NDR menurut DEPKES RI (2005) adalah perhitungan angka kematian >48 Jam,
dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan di rumah sakit. Data yang di peroleh NDR tahun 2017 yaitu 23,24 dan pada
tahun 2018 menurun menjadi 21,23. meningkat menjadi 19,74%.

Kunjungan RSUD Ba’a


1. Kunjungan pasien di RSUD Ba’a Pertahun
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa kunjungan tertinggi terjadi
pada tahun 2017 yaitu sebanyak 11.314 orang pasien, ini belum termasuk jumlah
kunjungan rawat jalan pasien di UGD dan kunjungan pada tahun 2018 yaitu
sebanyak 16.711 orang pasien.
2. Komposisi Pasien pada RSUD Ba’a Tahun 2017 dan 2018
Komposisi pasien yang dirawat pada ruangan Rawat Jalan dan Rawat Inap
terdiri dari pasien BPJS/ASKES/KIS, pasien menggunakan SKTM/KTP/KK dan
umum
 Pada 2017 sebanyak 11.314 orang dan kunjungan pasien terbanyak pasien
menggunakan SKTM/KTP/KK sebanyak 774 pasien untuk rawat jalan, dan
terendah pasien BPJS/ASKES/KIS berjumlah 797 orang.
 Pada tahun 2018 meningkat menjadi 16.711 orang dengan kunjungan pasien
terbanyak pasien umum berjumlah 7682 yang berobat rawat jalan dan terendah
kunjungan pasien pasien menggunakan SKTM/KTP/KK sebanyak 3646 orang.
Tabel 2.17 Komposisi Pasien Pada RSUD Ba’a Tahun 2018
NO SKTM/KK/ BPJS/
RUANGAN UMUM JLH
KTP ASKES/KIS

1 POLI KLINIK/ 2863 4474 7660 14997


R.JALAN/ UGD

3 BGS.ANAK 203 104 3 310

4 BGS.KEBIDANAN 321 243 5 569

5 BGS.DEWASA 259 562 14 835

Total Kunjungan 3646 5383 7682 16711

Sumber :Laporan Tahunan MR RSUD Ba’a Tahun 2018


Menurut data kunjungan yang diperoleh dari masing-masing ruangan di RSUD
Ba’a periode Januari – Desember 2018 jumlah kunjungan tertinggi ruang
Poliklinik/Rawat jalan sebanyak 9571 orang dan terendah ruang Anak sebanyak 310
pasien. Sementara pasien yang dirujuk ke RS Rujukan Kupang pada tahun 2018 sebanyak
217 Pasien dan rujukan tertinggi adalah pasien BPJS/ASKES/KIS sebanyak 143 orang dan
terendah adalah pasien yang menggunakan kartu SKTM sebanyak 74 orang.

2.4 Capaian Renstra Sebelumnya


Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao selama periode
lima tahun kebelakang dapat dilihat berdasarkan hasil evaluasi Renstra Dinas
Kesehatan Tahun 2014 - 2018 seperti terlihat pada tabel berikut
2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN DINAS
KESEHATAN
Status derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor diantaranya:
faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi,
politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan
faktor genetik (keturunan). Peran Dinas Kesehatan dalam meningkatkan derajat
kesehatan terkait faktor pelayanan kesehatan, karena itu setiap peluang yang ada
harus bisa dimanfaatkan dengan baik, begitu juga setiap tantangan yang ada bisa
menjadi sebuah dorongan untuk lebih memaksimalkan peran tersebut. Adapun
tantangan dan peluang pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao sebagai
berikut:
2.4.1. Tantangan
Adapun tantangan dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Kesehatan adalah :
1. Ketersediaan jumlah tenaga medis dan paramedis yang belum memadai baik di
tingkat Pustu.
2. Kondisi geografis yang sulit pada beberapa wilayah tertentu
3. Kondisi sosial, politik dan budaya masyarakat
4. Masih lemahnya koordinasi dan kerjasama lintas sektoral dalam penanganan
kompleksitas masalah kesehatan masyarakat.

2.4.2. Peluang
Adapun peluang dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Kesehatan adalah :
1. UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan
Daerah diantaranya :
a. Adanya anggaran APBN DAK Fisik Reguler, Afirmasi dan Penugasan
untuk pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas/Pustu dan jaringannya.
b. Adanya anggaran APBN DAK Non Fisik untuk Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
c. Adanya anggaran kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk
membiayai jasa medis dan operasional Puskesmas
d. Adanya Anggaran pajak rokok untuk fokus pembangunan di bidang
kesehatan.
e. Adanya Anggaran Dana Desa ( ADD ) untuk membiayai bidang kesehatan
di desa minimal 10 % dari total APBDes
4. Adanya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program kesehatan
5. Adanya beasiswa yang disediakan Pemerintah Pusat/Daerah untuk pendidikan
kesehatan.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN


FUNGSI
Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang telah dilaksanakan selama kurun waktu
tahun 2014 -2019 setelah dievaluasi dan diidentifikasi berdasarkan sub sistem yang
ada pada sistem kesehatan maka masalah-masalah yang ada dalam pelayanan
kesehatan dapat dijabarkan sebagai berikut :
3.1.1. Sub sistem upaya kesehatan
1. Masih Tingginya Angka Kematian Ibu ( AKI ), Angka Kematian Bayi (
AKB ) dan Angka Kematian Balita ( Akaba).
2. Cakupan peserta KB aktif masih rendah
3. Masih Tingginya kejadian gizi buruk dan gizi kurang
4. Masih Tingginya Data Balita Stunting
5. Tingginya penyakit-penyakit berbasis lingkungan ( Ispa, Diare, Malaria,
Tbc,dsb).
6. Tingginya Kejadian penyakit menular
7. Cenderung meningkatnya kejadian penyakit tidak menular
8. Masih rendahnya cakupan Imunisasi.
3.1.2. Sub sistem pembiayaan kesehatan
Dukungan dana untuk bidang kesehatan telah memenuhi standar yang
ditentukan oleh Pemerintah Pusat yaitu minimal 10 % dari APBD.
3.1.3. Sub sistem sumber daya manusia kesehatan
Jumlah SDM tenaga kesehatan di Kabupaten Rote Ndao masih sangat
kurang dimana antara ketersediaan tenaga dan jumlah tenaga ideal terdapat
kesenjangan yang cukup tinggi. Kondisi ini jelas sangat mempengaruhi
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di kabupaten Rote Ndao.

3.1.4. Sub sistem sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan


1. Ketersediaan Beberapa Jenis Obat – Obatan tertentu yang belum
memadai karena terhambat pada system e-catalog.
2. Peralatan kesehatan di Fasilitas kesehatan yang relatif belum memadai
baik dari segi jumlah dan kualitas
3. Semua Puskesmas memiliki laboratorium pendukung hanya saja
mengalami kendala dalam hal ketenagaan, kualitas alat dan ruangan
laboratorium
4. Semua rumah makan belum memiliki sertifikat layak sehat
5. Masih banyak pangan Industri Rumah Tanggga yang belum disertifikasi
3.1.5. Sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan
1. Masih kurangnya komitmen dari pengambil keputusan tentang
pentingnya SIK
2. Masih lemahnya SDM yang menangani SIK di Puskesmas
3. Regulasi bidang kesehatan di tingkat kabupaten dan desa belum memadai
3.1.6. Sub sistem pemberdayaan masyarakat
1. Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat
2. Rendahnya Tingkat Pemahaman dan Partisipasi Masyarakat dalam
Program Kesehatan
3.1.7. Sub sistem Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
1. Belum optimalnya pemanfaatan data hasil riset – riset kesehatan

3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN


WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH.

Visi Kabupaten Rote Ndao 2019– 2023 adalah :

“Terwujudnya Masyarakat Rote Ndao yang BERMARTABAT bertumpu


pada Pengembangan Pariwisata yang di dukung oleh Pertanian dan
Perikanan”.

Bermartabat terdiri dari kata BERtumbuh, MAkmuR, TAat dan BersahaBAT, yang
dapat diartikan sebagai harkat atau harga diri, yang menunjukkan eksistensi
masyarakat Kabupaten Rote Ndao, namun juga memiliki makna :

 BERTUMBUH :
 Maju: meningkatnya daya saing ekonomi daerah, kapasitas infrastruktur
daerah, kualitas sumber daya manusia serta pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya alam secara berkelanjutan.
 Mandiri: masyarakat yang mampu mencukupi kebutuhannya dengan layak,
mampu mengembangkan potensi diri dan menyediakan yang belum ada
bagi diri dan daerahnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehingga
ketergantungan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan semakin berkurang.

 MAKMUR / SEJAHTERA :
 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang sehat sehingga dapat
menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran.
 Meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat.
 Pemerataan tingkat pendapatan masyarakat.
 Meningkatnya akses masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan yang
berkualitas.
 Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia dan indikator pembangunan
lainnya.
 Munculnya kekuatan-kekuatan ekonomi rakyat baru yang mampu
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat yang layak sesuai harkat dan
martabat kemanusiaan.
 Terwujudnya tatanan kehidupan aman dan tentram.
Visi : Terwujudnya Masyarakat Rote Ndao yang BERMARTABAT bertumpu pada
Pengembangan Pariwisata yang di dukung oleh Pertanian dan Perikanan”

No. Misi dan program Permasalahan Faktor Penghambat Faktor Pendorong


KDH dan Wakil KDH Pelayanan SKPD
terpilih
Meningkatkan Kualitas 1. Masih tingginya Angka 1. Terbatasnya SDM 1. Komitmen kepala
Pelayanan Kesehatan dan Kematian Ibu ( AKI ), 2. Cakupan Kunjungan ibu puskesmas untuk
Percepatan Penanggulangan Angka Kematian Bayi ( hamil, bayi dan balita untuk memaksimalkan tenaga
Kemiskinan. AKB ), dan Angka pemeriksaan kesehatan rutin kesehatan yang ada
Kematian Balita ( masih rendah 2. Adanya penyuluhan di
AKBA) 3. Cakupan KB aktif masih desa untuk peningkatan
rendah kesadaran masyarakat
4. Factor social budaya untuk memeriksakan
masyarakat kesehatan ibu, bayi dan
balita dan untuk
menjangkau pelayanan ke
fasilitas kesehatan.
3. Program Revolusi KIA

2. Masih tingginya 1. Rendahnya cakupan balita 1. Adanya kegiatan-kegiatan


kejadian balita kurang yang datang ke posyandu ( penyuluhan di masyarakat
gizi dan serta masih D/S ) 2. Adanya kegiatan rutin
tingginya Prevalensi 2. Rendahnya Ketahanan Pemberian Makanan
BALITA STUNTING pangan rumah tangga Tambahan bagi balita
3. Factor social budaya kurang gizi
masyarakat 3. Adanya komiten
4. Lemahnya pemberdayaan Pemerintah untuk
masyarakat untuk mengedepankan
peningkatkan status gizi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat balita

3. Masih tingginya kasus 1. Rendahnya cakupan 1. Adanya kegiatan yang


penyakit menular (PM ) imunisasi dasar lengkap bagi mendukung penemuan
dan penyakit tidak bayi. dan pengobatan penyakit
menular (PTM) 2. Rendahnya cakupan menular
penemuan penyakit 2. Adanya anggaran DAK
3. Masih rendahnya Perilaku untuk mendukung
Hidup Bersih Sehat (PHBS) program PM dan PTM

4. Rendahnya cakupan 1. Rendahnya partisipasi 1. Penguatan system


imunisasi dasar lengkap masyarakat ke posyandu untuk pencatatan dan pelaporan
bagi bayi mendapatkan imunisasi 2. Penyuluhan / konseling
2. Kurang aktifnya vaktinator pasca imunisasi
untuk menyuluh tentang 3. Peningkatan kegiatan
manfaat dan reaksipasca sweeping ke sasaran yang
imunisasi belum mendapat
3. Sistem pencatatan dan imunisasi
pelaporan yang belum baik
5. Belum optimalnya 1. Penyerapan anggaran Komitmen pimpinan untuk
alokasi pembiayaan kesehatan yang lebih banyak mengevaluasi kinerja dan
kesehatan secara tepat pada kegiatan-kegiatan yang anggaran
sasaran dan tepat guna tidak langsung menyentuh
masyarakat,
2. Anggaran lebih banyak
digunakan di jenjang
kabupaten (91,94% tahun
2012) daripada anggaran
untuk
desa/kelurahan/masyarakat)
yang hanya mencapai 7,13%. (
hasil analisis DHA,2012)
6. Masih Kurangnya SDM 1. Distribusi tenaga kesehatan 1. Adanya komitmen kepala
(jumlah dan kualitas) yang belum merata di semua daerah dalam
tenaga medis maupun Puskesmas. mengutamakan tenaga
paramedis di tingkat 2. Mudahnya mutasi tenaga kontrak daerah dari
Puskesmas dan Pustu kesehatan ke luar daerah tenaga kesehatan
sehingga meningkatkan 2. Adanya komitmen kepala
peluang semakin daerah dalam pembuatan
berkurangnya tenaga komitmen bagi PNS baru
kesehatan di daerah untuk mengabdi selama
3. Kurangnya minat tenaga kurun waktu tertentu di
kesehatan untuk bekerja di kabupaten rote Ndao
kabupaten DTPK

7. Ketersediaan obat 1. Lemahnya koordinasi dalam 1. Adanya anggaran DAK


gigi dan bahan perencanaan proyek untuk pengadaan obat dan
laboratorium masih 2. System pengadaan bahan laboratorium
kurang. menggunakan e – catalog
8. Gedung dan peralatan 1. Masih banyak tanah 1. Dukungan Anggaran
kesehatan yang belum fasilitas kesehatan yang bersumber DAK
memadai tidak bersertifikat,
sehingga belum bisa
diproses untuk
pembangunan baru /
rehab.
2. Pemeliharaan gedung
dan peralatan yang
belum maksimal
3. Terbatasnya Anggaran
Daerah untuk
Pembangunan /
Renovasi Pustu sehingga
kondisi pustu sebahagian
besar dalam kondisi
rusak berat
9. Semua rumah makan 1. Belum adanya alat 1. Adanya punishment bagi
belum memiliki pemeriksaan sampel rumah makan yang belum
sertifikat layak sehat makanan di kabupaten memiliki sertifikat.
2. Hampir semua rumah
makan belum memiliki surat
ijin
3. Belum adanya perda tarif
pembuatan sertifikat layak
sehat
1. Belum adanya alat 1. Adanya kegiatan rutin
pemeriksaan sampel pemeriksaan TTU dan
10. Masih banyak pangan
makanan di kabupaten TPM yang hasilnya
Industri Rumah
2. Keterbatasan biaya disampaikan kepada
Tanggga yang belum
pengusaha instri rumah Dinas perindustrian dan
disertifikasi
tangga untuk memeriksakan perdagangan
sampel makanannya ke 2. Adanya kegiatan
kupang Penyuluhan keamanan
3. Belum adanya perda yang pangan oleh B-POM
mengatur tentang industry Kupang dan Dinas
pangan local Kesehatan Kabupaten
setiap tahunnya sebagai
syarat untuk mendapatkan
sertifikat

11. Rendahnya 1. Kurangnya konseling oleh 2. Adanya penyuluhan di


pemahaman petugas di loket obat masyarakat tentang fungsi
masyarakat tentang dan efek samping obat
fungsi dan efek
samping obat
12. Lemahnya 1. Kurangnya fungsi kontrol 1. Penguatan
manajemen dari kepala Puskesmas koordinasi dan
pengelolaan program 2. Struktrur organisasi kerjasama dalam
kesehatan di tingkat berdasarkan Perda Nomor 5 internal Dinas
Dinas dan Puskesmas tahun 2009 tentang Struktur kesehatan, maupun
Organisasi Dinas- Dinas antara dinas dan
Daerah belum sesuai dengan puskesmas
struktur organisasi 2. Penguatan
berdasarkan Kepmenkes kerjasama dalam
Nomor 267 tahun 2008 internal puskesmas
tentang Pedoman Teknis maupun antara
Pengorganisasian Dinas puskesmas dan
Kesehatan Daerah pustu
3. Penempatan jabatan 3. Penguatan
struktural yang belum sesuai kerjasama dengan
dengan Permenkes RI lintas sector terkait
Nomor maupun dengan
971/MENKES/PER/XI/200 pemerintah desa
9 tentang Standar
Kompetensi Pejabat
Struktural Kesehatan
13. Lemahnya Sistem 1. Masih terdapatnya perbedaan 1. penguatan komitmen di
Informasi Kesehatan ( persepsi tenaga kesehatan tingkat Dinas
SIK ) tentang sistem informasi Kesehatan untuk system
kesehatan ( SIK ) pelaporan satu pintu
2. Kurangnya tenaga kesehatan menggunakan laporan
di Puskesmas SIKDA
3. Kurangnya fungsi kontrol dari 2. Peningkatan kualitas
kepala Puskesmas SDM melalui pelatihan-
4. Belum adanya regulasi yang pelatihan Sistem
mengatur tentang tim SIKDA Informasi kesehatan
Puskesmas dan Kabupaten 3. Adanya dukungan
Dinas Kesehatan
Provinsi untuk
penguatan SIKDA di
Kabupaten
4. Adanya komitmen
kepala Puskesmas
untuk melaksanakan
SIKDA

14. Belum optimalnya 1. Rendahnya Kesadaran 1. Adanya dukungan PNPM-


pemberdayaan masyarakat tentang kesehatan MPd untuk pemberdayaan
masyarakat 2. Factor social budaya masyarakat
masyarakat

 TAAT :
 Religius, damai, harmonis, taat kepada ketentuan peraturan/ perundang-
undangan, nasionalis.
 Saling menghargai berbagai perbedaan (suku dan agama) dan status sosial
antar sesama warga, toleran dan penuh kegotong-royongan yang di dukung
kondisi aman dan tentram.

 BERSAHABAT :
o Ramah, penuh kasih, bersih, elok, tertata rapi, ceria, hijau, indah, aman dan
jaya.
o Terbuka yang di dukung dengan atmosfir kultural yang tidak melihat
perbedaan sebagai asing, musuh dan ancaman.

Perwujudan Visi tersebut ditempuh melalui misi-misi yang mempunyai


tujuan akhir peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Rote Ndao.
Dijabarkan ke dalam 6 (enam) misi yang dijalankan secara kemitraan dan
berkelanjutan meliputi:
1. Mewujudkan tata ruang wilayah ke dalam unit-unit operasional yang tepat dari
sisi ekonomi, sosial budaya dan keamanan negara.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas serta pemerataan pembangunan
infrastruktur.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing.
4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan pariwisata yang
didukung oleh pertanian dan perikanan.
5. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan percepatan
penanggulangan kemiskinan.
6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, serta
meningkatkan pelayanan publik yang prima.

Dari jabaran misi kepala Daerah tersebut, maka tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan terkait dengan misi ke 5 (lima) yaitu Meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dan percepatan penanggulangan kemiskinan, adapun
faktor penghambat dan pendorong pencapaian misi tersebut dapat digambarkan
pada tabel 3.2
Tabel 3.2
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah

3.3. TELAAHAN RENSRTA K/L DAN RENSTRA PROVINSI


3.3.1. Telaah Renstra Kementrian Kesehatan
Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Tahun 2015-2019, terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019,
yaitu: 1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya
tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan
finansial di bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan
pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia
sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia. Tujuan
indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome). dalam
peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010), 346
menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,
serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan, maka ukuran yang akan
dicapai adalah:
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan setelah
memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80 menjadi
8,00.
Sedangkan sasaran strategis Kementerian Kesehatan adalah:
1. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 85%.
b. Menurunnya persentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar 18,2%.
c. Meningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.
2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan sebesar 40%.
b. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu
sebesar 40%.
c. Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.
d. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤
18 tahun sebesar 5,4%.
3. Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah:
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang terakreditasi
sebanyak 5.600.
b. Jumlah kab/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi sebanyak 481
kab/kota.
4. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar 90%.
b. Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan yang diproduksi di
dalam negeri sebanyak 35 jenis.
c. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT diperedaran yang memenuhi syarat
sebesar 83%.
5. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak 5.600
Puskesmas.
b. Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter
spesialis penunjang sebesar 60%.
c. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak 56,910 orang.
6. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga, dengan sasaran yang akan dicapai
adalah:
a. Meningkatnya jumlah kementerian lain yang mendukung pembangunan kesehatan.
b. Meningkatnya persentase kab/kota yang mendapat predikat baik dalam pelaksanaan
SPM sebesar 80%.
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah:
a. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR untuk program kesehatan sebesar
20%.
b. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk
mendukung kesehatan sebanyak 15.
c. Jumlah kesepakatan kerja sama luar negeri di bidang kesehatan yang
diimplementasikan sebanyak 40.
8. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan-evaluasi,
dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah provinsi yang memiliki rencana lima tahun dan anggaran kesehatan
terintegrasi dari berbagai sumber sebanyak 34 provinsi.
b. Jumlah rekomendasi monitoring evaluasi terpadu sebanyak 100 rekomendasi.
9. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan, dengan sasaran yang
akan dicapai adalah:
a. Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI sebanyak 35 buah.
b. Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan pengembangan kesehatan
yang diadvokasikan ke pengelola program kesehatan dan atau pemangku
kepentingan sebanyak 120 rekomendasi.
c. Jumlah laporan Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) bidang kesehatan dan gizi
masyarakat sebanyak 5 laporan.
10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih, dengan sasaran yang
akan dicapai adalah:
a. Persentase satuan kerja yang dilakukan audit memiliki temuan kerugian negara ≤1%
sebesar 100%.
11. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian Kesehatan, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase pejabat struktural di lingkungan Kementerian
Kesehatan yang kompetensinya sesuai persyaratan jabatan sebesar 90%.
b. Meningkatnya persentase pegawai Kementerian Kesehatan dengan nilai
kinerja minimal baik sebesar 94%.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka faktor-faktor penghambat ataupun
faktor-faktor pendorong dari pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi NTT yang
mempengaruhi permasalahan pelayanan ditinjau dari sasaran jangka menengah
Renstra Kementrian Kesehatan adalah :

Tabel 3. 1
Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi NTT Berdasarkan Sasaran
Renstra Kementrian Kesehatan Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong
Keberhasilan Penanganannya
SASARAN FAKTOR
JANGKA
PERMASALAHAN
NO MENENGAH
PELAYANAN PENGHAMBAT PENDORONG
KEMENTERIAN
KESEHATAN
1 Meningkatnya Rendahnya – Kurangnya – Tersedianya
Kesehatan keterlibatan tenaga promosi APBD dan
Masyarakat masyarakat dalam kesehatan di DAK
meningkatkan puskesmas – Komitmen
kesehatan – Rendahnya merubah
masyarakat masyarakat ber- paradigma
PHBS kesehatan
menjadi
proventif
promotif
SASARAN FAKTOR
JANGKA
PERMASALAHAN
NO MENENGAH
PELAYANAN PENGHAMBAT PENDORONG
KEMENTERIAN
KESEHATAN
2 Meningkatnya Rendahnya Kurangnya – Tersedianya
Pengendalian kesadaran kesadaran dan APBD dan
Penyakit masyarakat dalam peran serta DAK
pengendalian masyarakat – Terbentuknya
penyakit menular Posbindu di
dan upaya masyarakat
pencegahan penyakit
tidak menular
3 Meningkatnya Belum semua Fasilitas kesehatan – Tersedianya
Akses dan Mutu fasilitas kesehatan belum siap untuk APBD dan
Fasilitas Pelayanan terakreditasi diakreditasi DAK
Kesehatan – Tersedianya
surveyor
untuk
membantu
persiapan
akreditasi
fasilitas
kesehatan
4 Meningkatnya Kesulitan pengadaan Kurangnya tenaga Tersedianya
akses, kemandirian, obat melalui e- operator untuk APBD dan DAK
dan mutu sediaan katalog serta banyak operasional Untuk
farmasi dan alat alat kesehatan dalam beberapa jenis pemenuhan
kesehatan kondisi rusak peralatan kesehatan peralatan
kesehatan
5 Meningkatnya Kurangnya tenaga Kurangnya minat Kontrak tenaga
Jumlah, Jenis, kesehatan untuk tenaga dokter untuk PTT daerah
Kualitas dan melayani di fasilitas bertugas di NTT
Pemerataan Tenaga kesehatan
Kesehatan
6 Meningkatnya Masih muncul Masih lemahnya Tersedianya
sinergitas antar stigma bahwa kerjasama lintas APBD dan DAK
Kementerian/ masalah kesehatan sektor dan lintas
Lembaga hanya urusan Dinas program terkait
Kesehatan
7 Meningkatnya daya Program kemitraan Masih lemahnya Tersedianya
guna kemitraan belum semua kerjasama lintas APBD
dalam dan luar terpantau sektor dan lintas
negeri program terkait
8 Meningkatnya Lemahnya fungsi Pengumpulan data Penerapan
integrasi kontrol akibat kesehatan sering aplikasi
perencanaan, kualitas data yang terlambat dan tidak elektronik untuk
bimbingan teknis masih rendah lengkap ketersediaan data
dan pemantauan-
evaluasi,
SASARAN FAKTOR
JANGKA
PERMASALAHAN
NO MENENGAH
PELAYANAN PENGHAMBAT PENDORONG
KEMENTERIAN
KESEHATAN
9 Meningkatnya Jarangnya penelitian Masih lemahnya Tersedianya
efektivitas di bidang kesehatan kerjasama lintas APBD dan
penelitian dan sektor dan lintas badan penelitian
pengembangan program terkait daerah
kesehatan
10 Meningkatnya tata Masih adanya Sinkronisasi Reformasi
kelola kegiatan belum tepat kewenangan Pusat, birokrasi di
kepemerintahan sasaran dan Provinsi, dan daerah
yang baik dan kewenangan Kabupaten/ Kota
bersih yang belum optimal
11 Meningkatnya Kualitas tenaga Rendahnya Tersedianya
kompetensi dan kesehatan yang kuantitas dan UPTD Pelatihan
kinerja aparatur masih rendah kualitas pelatihan Tenaga
Kementerian tenaga kesehatan Kesehatan
Kesehatan

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka permasalahan utama pembangunan


kesehatan di NTT adalah tingginya angka balita stunting yang berpotensi menyebabkan lost
generation; masih tingginya kasus kematian ibu, bayi dan balita; rendahnya cakupan imunisasi
dasar lengkap pada balita; tingginya angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular;
belum semua fasilitas kesehatan dasar dan rujukan terakreditasi; belum terpenuhinya kuantitas
dan kualitas tenaga kesehatan; belum optimalnya peran serta dan pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan; dan rendahnya pemahaman kesehatan di tingkat keluarga/rumah tangga.
Permasalahan utama tersebut kemudian menghasilkan ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN
KESEHATAN DI NTT yaitu : “Masih Rendahnya Aksesibilitas dan Kualitas Layanan
Kesehatan di NTT”.

3.3.2. TELAAH RENSTRA PROVINSI NTT


Telaah RENSTRA provinsi NTT merupakan salah satu langkah penting dalam
perumusan RENSTRA Dinas Kesehatan dengan tujuan untuk melihat sejauh mana
permasalahan yang ada di kabupaten mempengaruhi pencapaian sasaran jangka menengah
Renstra Provinsi NTT, serta untuk mengidentifikasi faktor penghambat maupun faktor
pendorong yang ada sehingga dapat dijadikan acuan dalam penentuan isu strategis.
Tabel 3.3
Faktor Penghambat dan Pendorong Dinas Kesehatan Provinsi NTT Terhadap
Pencapaian Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur NTT

PERMASALAHAN FAKTOR
MISI
PELAYANAN PENGHAMBAT PENDORONG
Misi 4 : Masih rendahnya – Kurangnya – Tersedianya dana
Meningkatkan kesadaran pemahaman dan APBD
Kualitas Sumber masyarakat dalam keterlibatan – Tersedianya
Daya Manusia mencegahan masalah masyarakat UKBM dan
gizi balita serta – Masih lemahnya jejaring layanan
kesehatan ibu dan kerjasama lintas kesehatan
anak, pengendalian sektor dan lintas
penyakit menular program terkait
dan upaya
pencegahan penyakit
tidak menular
Belum - Kondisi Tersedianya dana
terjangkaunya geografis NTT APBD dan alokasi
pelayanan kesehatan yang sulit DAK Fisik maupun
di daerah kepulauan - Belum semua Non Fisik
dan terpencil serta puskesmas dan
belum meratanya rumah sakit
kualitas kesehatan terakreditasi
masyarakat
Belum semua Banyaknya jumlah Bantuan
masyarakat masyarakat miskin kepesertaan JKN
mempunyai jaminan dan hampir miskin untuk masyarakat
kesehatan tidak mampu
dalam Sistem
Jaminan Sosial
Nasional (SJSN)
Kurangnya tenaga Kurangnya minat Kontrak tenaga
kesehatan untuk tenaga dokter PTT daerah
melayani di fasilitas untuk bertugas di
kesehatan NTT

3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN


LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi
rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan SKPD.
Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka SKPD dapat
mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan, perkiraan kebutuhan
pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan SKPD dalam lima tahun mendatang.
Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam
RTRW, SKPD dapat menyusun rancangan program beserta targetnya yang sesuai
dengan RTRW tersebut.
Adapun kondisi tata ruang pelayanan kesehatan di kabupaten Rote Ndao saat ini
3.1.1.1. Tingkat Global
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) / Sustainable Development
Goals (SDGs) adalah 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur yang telah
ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan
manusia dan planet bumi. Tujuan ini dicanangkan bersama oleh negara-negara
lintas pemerintahan pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015
sebagai ambisi pembangunan bersama hingga tahun 2030. Tujuan ini merupakan
kelanjutan atau pengganti dari Tujuan Pembangunan Milenium yang
ditandatangani oleh pemimpin-pemimpin dari 189 negara sebagai Deklarasi
Milenium di markas besar PBB pada tahun 2000 dan tidak berlaku lagi sejak akhir
2015. Tujuan TPB adalah sebagai berikut :
1. Tujuan 1 - Tanpa kemiskinan; Pengentasan segala bentuk kemiskinan di
semua tempat.
2. Tujuan 2 - Tanpa kelaparan ; Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan
pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang
berkelanjutan.
3. Tujuan 3 - Kehidupan sehat dan sejahtera; Menggalakkan hidup sehat dan
mendukung kesejahteraan untuk semua usia.
4. Tujuan 4 - Pendidikan berkualitas; Memastikan pendidikan berkualitas yang
layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi
semua orang.
5. Tujuan 5 - Kesetaraan gender; Mencapai kesetaraan gender dan
memberdayakan semua perempuan.
6. Tujuan 6 - Air bersih dan sanitasi layak; Menjamin akses atas air dan sanitasi
untuk semua.
7. Tujuan 7 - Energi bersih dan terjangkau; Memastikan akses pada energi yang
terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.
8. Tujuan 8 - Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi; Mempromosikan
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan
pekerjaan yang layak untuk semua.
9. Tujuan 9 - Industri, inovasi dan infrastruktur; Membangun infrastruktur kuat,
mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi.
10. Tujuan 10 - Berkurangnya kesenjangan; Mengurangi kesenjangan di dalam
dan di antara negara-negara.
11. Tujuan 11 - Kota dan komunitas berkelanjutan; Membuat perkotaan menjadi
inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
12. Tujuan 12 - Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab; Memastikan
pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
13. Tujuan 13 - Penanganan perubahan iklim; Mengambil langkah penting untuk
melawan perubahan iklim dan dampaknya.
14. Tujuan 14 - Ekosistem laut; Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan
sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
15. Tujuan 15 - Ekosistem daratan; Mengelola hutan secara berkelanjutan,
melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi
kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
16. Tujuan 16 - Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh;
Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif.
17. Tujuan 17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan; Menghidupkan kembali
kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mendukung SDGs pada Tujuan 1 (tanpa
kemiskinan), Tujuan 2 (tanpa kelaparan); Tujuan 3 (kehidupan sehat dan sejahtera)
dan Tujuan 6 (air bersih dan sanitasi layak).

3.1.1.2. Tingkat Nasional


Visi dan misi Presiden Republik Indonesia tahun 2015-2019 yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”.
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin
diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Pembangunan Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya seluruh


Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Telaah lingkungan hidup nasional dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Perkembangan Penduduk. Pertumbuhan penduduk Indonesia ditandai dengan
adanya window opportunity di mana rasio ketergantungannya positif, yaitu
jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari pada yang usia non-
produktif, yang puncaknya terjadi sekitar tahun 2030. Jumlah wanita usia
subur akan meningkat dan diperkirakan ada 5 juta ibu hamil setiap tahun.
Angka ini merupakan estimasi jumlah persalinan dan jumlah bayi lahir, yang
juga menjadi petunjuk beban pelayanan ANC, persalinan, dan neonatus/bayi.
Penduduk usia kerja dan penduduk berusia di atas 60 tahun akan mengalami
peningkatan. Jumlah lansia di Indonesia saat ini lebih besar dibanding
penduduk benua Australia yakni sekitar 19 juta. Implikasi kenaikan penduduk
lansia ini terhadap sistem kesehatan adalah (1) meningkatnya kebutuhan
pelayanan sekunder dan tersier, (2) meningkatnya kebutuhan pelayanan home
care dan (3) meningkatnya biaya kesehatan. Konsekuensi logisnya adalah
pemerintah harus juga menyediakan fasilitas yang ramah lansia dan
menyediakan fasilitas untuk kaum disable mengingat tingginya proporsi
disabilitas pada kelompok umur ini.
2. Masalah penduduk miskin yang sulit berkurang akan masih menjadi masalah
penting. Secara kuantitas jumlah penduduk miskin bertambah, dan ini
menyebabkan permasalahan biaya yang harus ditanggung pemerintah bagi
mereka. Data BPS menunjukkan bahwa ternyata telah terjadi kenaikan indeks
kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan. Hal ini berarti
tingkat kemiskinan penduduk Indonesia semakin parah, sebab semakin
menjauhi garis kemiskinan, dan ketimpangan pengeluaran penduduk antara
yang miskin dan yang tidak miskin pun semakin melebar.
3. Tingkat pendidikan penduduk merupakan salah satu indikator yang
menentukan Indeks Pembangunan Manusia. Di samping kesehatan,
pendidikan memegang porsi yang besar bagi terwujudnya kualitas SDM
Indonesia. Namun demikian, walaupun rata-rata lama sekolah dari tahun ke
tahun semakin meningkat, tetapi angka ini belum memenuhi tujuan program
wajib belajar 9 tahun.
4. Disparitas Status Kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas kesehatan
masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan antar
tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-pedesaan masih
cukup tinggi. Angka kematian bayi dan angka kematian balita pada golongan
termiskin hampir empat kali lebih tinggi dari golongan terkaya. Selain itu,
angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan lebih tinggi di
daerah pedesaan, di kawasan timur Indonesia, serta pada penduduk dengan
tingkat pendidikan rendah. Persentase anak balita yang berstatus gizi kurang
dan buruk di daerah pedesaan lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan
5. Disparitas Status Kesehatan Antar Wilayah. Kesenjangan bidang kesehatan
terlihat dari beberapa data yang menunjukan timpangnya masalah kesehatan di
berbagai daerah. Kesenjangan yang cukup memprihatinkan terlihat pada
bentuk partisipasi masyarakat di bidang kesehatan, antara lain adalah
keteraturan penimbangan balita (penimbangan balita >4 kali ditimbang dalam
6 bulan terakhir) yang menunjukkan kesenjangan aktivitas Posyandu antar
provinsi yang lebar. Ini berarti selain aktivitas Posyandu makin menurun,
variasi antar provinsi juga semakin lebar.
6. Diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Menurut peta jalan
menuju Jaminan Kesehatan Nasional ditargetkan pada tahun 2019 semua
penduduk Indonesia telah tercakup dalam JKN (Universal Health Coverage -
UHC). Diberlakukannya JKN ini jelas menuntut dilakukannya peningkatan
akses dan mutu pelayanan kesehatan, baik pada fasilitas kesehatan tingkat
pertama maupun fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, serta perbaikan sistem
rujukan pelayanan kesehatan. Untuk mengendalikan beban anggaran negara
yang diperlukan dalam JKN memerlukan dukungan dari upaya kesehatan
masyarakat yang bersifat promotif dan preventif agar masyarakat tetap sehat
dan tidak mudah jatuh sakit.
7. Kesetaraan Gender. Kualitas SDM perempuan harus tetap perlu ditingkatkan,
terutama dalam hal: (1) perempuan akan menjadi mitra kerja aktif bagi laki-
laki dalam mengatasi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik; dan (2)
perempuan turut mempengaruhi kualitas generasi penerus karena fungsi
reproduksi perempuan berperan dalam mengembangkan SDM di masa
mendatang. Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) Indonesia juga telah
menunjukan peningkatan, dimana peningkatan IPG tersebut pada hakikatnya
disebabkan oleh peningkatan dari beberapa indikator komponen IPG, yaitu
kesehatan, pendidikan, dan kelayakan hidup,
8. Berlakunya Undang-Undang Tentang Desa. Pada bulan Januari 2014 telah
disahkan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Sejak itu, maka setiap desa
akan mendapat dana alokasi yang cukup besar setiap tahun. Kucuran dana
tersebut akan sangat besar artinya bagi pemberdayaan masyarakat desa.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan pengembangn Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) akan lebih mungkin diupayakan di
tingkat rumah tangga di desa, karena cukup tersedianya sarana-sarana yang
menjadi faktor pemungkinnya (enabling factors).
9. Menguatnya Peran Provinsi. Dengan diberlakukannya UU Nomor 23 tahun
2014 sebagai pengganti UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, Provinsi selain berstatus sebagai daerah juga merupakan wilayah
administratif yang menjadi wilayah kerja bagi gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat. Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan yang
telah diatur oleh Menteri Kesehatan, maka UU Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah yang baru ini telah memberikan peran yang cukup kuat
bagi provinsi untuk mengendalikan daerah-daerah kabupaten dan kota di
wilayahnya. Pengawasan pelaksanaan SPM bidang Kesehatan dapat
diserahkan sepenuhnya kepada provinsi oleh Kementerian Kesehatan, karena
provinsi telah diberi kewenangan untuk memberikan sanksi bagi
Kabupaten/Kota berkaitan dengan pelaksanaan SPM.
10. Berlakunya Peraturan Tentang Sistem Informasi Kesehatan. Pada tahun 2014
juga diberlakukan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 tentang Sistem
Informasi Kesehatan (SIK). PP ini mensyaratkan agar data kesehatan terbuka
untuk diakses oleh unit kerja instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang
mengelola SIK sesuai dengan kewenangan masing-masing.

3.1.1.3. Tingkat Lokal


Spirit pembangunan Provinsi NTT 2018-2023 sesuai dengan karakter
kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur, yakni berorientasi kuat pada
restorasi pembangunan untuk menciptakan lompatan besar (great leap), mengingat
posisi NTT saat ini berada di urutan terbelakang dalam berbagai indikator kunci
pembangunan, terutama kemiskinan dan derajat kualitas manusia yang tercermin
dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sebagai contoh, angka kemiskinan
NTT pada 2018 adalah 21,38% jauh lebih tinggi dibanding dengan rata-rata
nasional yang telah turun menjadi satu digit 9,83%. Demikian pula, IPM NTT
adalah 63,73 lebih rendah dari rata-rata Indonesia 70,81. Berdasarkan
ketertinggalan tersebut, asumsi-asumsi makro lima tahun ke depan dipatok lebih
tinggi dibanding periode sebelumnya dengan meletakkan pembangunan NTT ke
depan sebagai “Provinsi bercirikan kepulauan”, dimana luas laut empat kali luas
daratan, garis pantai yang panjang serta potensi laut, pesisir dan pulau-pulau yang
kaya dengan sumberdaya. Orientasi pembangunan daerah kepulauan berbasis
pada, pertama, “ekonomi biru” yang berbasis komoditas unggulan perikanan dan
kelautan, seperti garam, rumput laut dan budidaya perikanan serta industri
pengolahan hasil-hasil perikanan; kedua, “ekonomi hijau” yang mengandalkan
komoditas marungga, jagung, ternak sapi serta industri pakan ternak dan unggas
serta industri pengolahan hasil perikanan. Ketiga, pembangunan sektor pariwisata
sebagai “penggerak ekonomi” NTT dengan mengandalkan NTT sebagai ring of
beauty. Keempat, posisi geopolitik dan geoekonomi NTT sebagai provinsi
perbatasan di bagian Selatan Indonesia yang berpeluang memanfaatkan posisi
strategisnya untuk menjalin hubungan dagang Selatan-Selatan dengan Timor
Leste, Australia, New Zealand dan negara-negara Pasifik lainnya. Arah kebijakan
daerah yang terintegrasi dengan pembangunan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Quick Wins Gubernur dan Wakil Gubernur; Tiga quick wins Gubernur dan
Wakil Gubernur NTT adalah Moratorium Tambang, Moratorium Pekerja
Migran Indonesia dan Pencegahan/Penanggulangan Stunting. Stunting NTT
yang merupakan tertinggi di Indonesia menjadi suatu urusan prioritas yang
harus segera ditindaklanjuti, mengingat bahayanya stunting terhadap masa
depan daerah. Namun pencegahan dan penanggulangan stunting bukan hanya
menjadi tanggung jawab sektor kesehatan saja, dimana dibutuhkan dukungan
dan partisipasi sektor-sektor lain sesuai tugas pokok dan fungsinya. Untuk
memperkuat koordinasi atar sektor maka telah dikeluarkan Keputusan
Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 324/KEP/HK/2018 tentang Komisi
Percepatan Penanggulangan Stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
2. Pariwisata sebagai Prime Mover pembangunan; Sebagai provinsi yang
memiliki potensi pariwisata terbaik, maka sangat tepat jika akhirnya sektor
pariwisata menjadi penggerak utama pembangunan di NTT. Pengelolaan
pariwisata NTT yang baik bukan hanya akan meningkatkan ekonomi
masyarakat, namun juga berdampak pada peningkatan perkembangan sektor
lainnya. Pariwisata NTT akan dikembangkan dengan konsep “Ring of
Beauty” sebagai dimana akan dikembangkan destinasi wisata provinsi untuk
setiap Kabupaten/Kota yang berdasar community based dimana setiap
destinasi harus didukung oleh 5A pilar pariwisata (Aktifitas, Amenitas,
Atrakasi, Akomodasi dan Aksesibilitas). Keterlibatan sektor kesehatan untuk
mendukung pembangunan pariwisata dilaksanakan dengan cara pemenuhan
fasilitas kesehatan secara maksimal di destinasi wisata, pengawasan higiene
dan sanitasi tempat-tempat umum (bandara, terminal, pelabuhan), khususnya
menyangkut ketersediaan air bersih dan kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus),
serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam memberikan penyuluhan
dan pendidikan kesehatan baik kepada pekerja wisata maupun wisatawan
untuk selalu berperilaku hidup bersih dan sehat.
3. Pemberdayaan dan Pemanfaatan Kelor (Marungga); pemberdayaan dan
pemanfaatan kelor mempunyai dua tujuan utama, yang pertama sebagai
sumber peningkatan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan kelurga,
masyarakat maupun daerah dan yang kedua sebagai sumber nutrisi untuk
mengatasi masalah gizi masyarakat NTT yang berada dalan kondisi
mengkhawatirkan. Dinas Kesehatan Provinsi NTT harus dapat memanfaatkan
peluang ini untuk dapat mengantaskan kasus gizi masyarakat melalui promosi
dan pendidikan gizi kepada masyarakat berbasis marungga, serta perbaikan
pola makan keluarga berbasis makanan lokal dengan bahan dasar marungga.

3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS


Penentuan isu strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao melalui diskusi
kelompok dengan pembagian kelompok berdasarkan sub sistem kesehatan untuk
menganalisis data perkembangan pelayanan selama 5 (lima) tahun terakhir.
Berdasarkan hasil diskusi dengan metode skoring dengan 5 kriteria yaitu a).
Pengaruh yang besar terhadap pencapaian renstra K/L dan Provinsi b). Dampak
Terhadap Masyarakat c). Daya ungkit terhadap pembangunan Daerah d).
Kemungkinan/kemudahan untuk ditangani, dan e). Prioritas Janji Politik yang perlu
diwujudkan maka hasil pembobotan terhadap kriteria – kriteria tersebut
menghasilkan perumusan isu strategis sebagai berikut :
1. Masih Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB)
dan Angka Kematian Balita (AKBA)
2. Masih Tingginya kasus “Balita Stunting” dan Balita Kurang Gizi
3. Masih rendahnya cakupan Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
4. Masih Rendahnya Cakupan Pelayanan Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular
5. Masih Rendahnya Cakupan Imunisasi
6. Perlunya Peningkatan Ketersediaan Obat, Vaksin dan BHMP
7. Perlunya Peningkatan Ketersediaan Alat Kesehatan
8. Perlunya Peningkatan Puskesmas Terakreditasi
9. Perlunya Peningkatan ketersediaan Tenaga kesehatan
10. Belum Optimalnya Sistem Perencanaan, Penganggaran, Evaluasi, Data dan Informasi
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

4.1. VISI DAN MISI


4.1.1. VISI
Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) Kabupaten
Rote Ndao periode 2019-2023 merupakan penjabaran visi bupati dan wakil bupati
terpilih yang disandingkan dengan Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Rote Ndao. Sesuai tahapan dalam Rencana Jangka Panjang Kabupaten
Rote Ndao 2005 -2025, RPJMD periode ini dalam tahapan Kemandirian dan
Daya Saing (Periode RPJMD III, 2021-2025). Tahap ini mengandung arti
kemampuan untuk terus maju dengan bertumpu pada kekuatan dan daya inovasi
masyarakat dan daerah dalam memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada serta
memiliki kemampuan untuk berkompetisi dan mempunyai keunggulan lebih
dibandingkan dengan wilayah lain baik di tingkat regional maupun nasional. Untuk
itu kemajuan yang dicapai pada tahap sebelumnya harus terus ditingkatkan dan
dimantapkan. Dengan mengacu pada beberapa hal tersebut, sebagai arah
pembangunan selama 5 (lima) tahun mendatang maka visi Kabupaten Rote Ndao
adalah :

“Terwujudnya Masyarakat Rote Ndao yang BERMARTABAT secara


Berkelanjutan Bertumpu pada Pariwisata yang di dukung oleh Pertanian dan
Perikanan”.

Pernyataan visi Kabupaten Rote Ndao tersebut mengandung makna sebagai


berikut BERMARTABAT terdiri dari kata BERtumbuh, MAkmuR, TAat dan
BersahaBAT, yang dapat diartikan sebagai harkat atau harga diri, yang
menunjukkan eksistensi masyarakat Kabupaten Rote Ndao, namun juga memiliki
makna :

 ROTE NDAO BERTUMBUH :


 Maju: meningkatnya kualitas sumber daya manusia, daya saing ekonomi daerah,
kapasitas infrastruktur daerah, serta pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam
secara berkelanjutan.
 Mandiri: masyarakat yang mampu mencukupi kebutuhannya dengan layak, mampu
mengembangkan potensi diri dan menyediakan yang belum ada bagi diri dan
daerahnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehingga ketergantungan
daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan semakin
berkurang.
 ROTE NDAO MAKMUR / SEJAHTERA :
 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi inklusif yang berkelanjutan sehingga dapat
menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran.
 Meningkatnya daya beli masyarakat.
 Meningkatnya akses masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan yang
berkualitas.
 Munculnya kekuatan-kekuatan ekonomi rakyat baru di berbagai sektor.
 ROTE NDAO TAAT :
 Religius, damai, harmonis, taat kepada ketentuan peraturan/ perundang-undangan,
nasionalis.
 Terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat yang aman dan tentram.
 ROTE NDAO BERSAHABAT :
o Saling menghargai berbagai perbedaan (suku dan agama) dan status sosial antar
sesama warga dan penuh kegotong-royongan.
o Ramah, penuh kasih, bersih, elok, tertata rapi, ceria, hijau, dan indah.
o Terbuka terhadap perubahan sosial dan IPTEK yang bermanfaat bagi kemajuan
daerah.
 BERKELANJUTAN :
 Pembangunan yang terus-menerus dan berkesinambungan dalam rangka
mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development
Goals (SDGs).
 Pembangunan berkelanjutan meliputi aspek BERTUMBUH,
MAKMUR/SEJAHTERA, TAAT, dan BERSAHABAT (BERMARTABAT).

4.1.2. MISI

Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan


dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi disusun dengan
memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik lingkungan eksternal
maupun lingkungan intern al. Rumusan misi dapat memberikan gambaran dalam
menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi melalui penetapan
tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai.

Perwujudan Visi tersebut ditempuh melalui misi-misi yang mempunyai


tujuan akhir peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Rote Ndao.
Dijabarkan ke dalam 4 (empat) misi yang dijalankan secara kemitraan dan
berkelanjutan meliputi:

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Sumberdaya manusia sebagai subyek dan obyek pembangunan mempunyai


peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan dan mewujudkan keberhasilan
pembangunan. Sebagai subyek pembangunan dibutuhkan sumberdaya manusia
yang, sehat, berprestasi dan produktif untuk mencapai tujuan pembangunan yang
diinginkan melalui pembangunan pendidikan dan kesehatan. Pembangunan
pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan kualitas pendidikan sehingga dapat membentuk sumberdaya yang
berprestasi dan mampu bersaing dalam tantangan global. Pembangunan kesehatan
mempunyai peranan penting dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang sehat
dan produktif sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi.

Pembangunan sumber daya manusia berlandaskan budaya akan


menciptakan manusia dengan pikiran, sikap, perilaku, tindakan yang memiliki nilai
kesantunan, kesopanan, saling menghormati menjunjung adat istiadat, berakhlak
mulia, dan bermoral.Pembentukan watak dan penanaman budi pekerti harus
mendapat prioritas pada generasi muda untuk mewujudkan karakter yang adiluhung
yang nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran agama yang mengarah kepada
upaya peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Dengan modal sumber daya manusia yang sehat, berprestasi berlandaskan
budaya maka diharapkan tercipta sumber daya manusia yang mandiri dalam
berkehidupan. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang mampu
mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan masyarakat lain yang telah
maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.

Untuk mewujudkan masyarakat Rote Ndao yang memiliki daya saing dalam
tantangan global dan menjadikan masyarakat yang maju dan mandiri, maka
peningkatan kualitas sumberdaya manusia baik aparatur dan masyarakat harus
selalu menjadi perhatian utama. Kesejahteraan masyarakat akan tercapai apabila
SDM yang ada, memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola sumberdaya
yang dimiliki sehingga menghasilkan produk-produk yang kompetetif dan berdaya
saing di era globalisasi.

Pembangunan kesehatan difokuskan pada penyediaan layanan publik sesuai


dengan standar pelayanan minimal yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat serta peningkatan cakupan layanan kesehatan dan penyuluhan pola
hidup sehat, sehingga melahirkan sumber daya manusia yang sehat dan unggul.

2. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Melalui


Sektor Pariwisata yang Didukung Oleh Pertanian dan Perikanan

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan pengembangan


pemanfaatan potensi sumber daya alam memperhatikan prinsipprinsip
pembangunan berkelanjutan. Pengembangan sektor pariwisata didukung oleh
pertanian dan perikanan. Pembangunan perekonomian yang memberikan nilai
tambah ekonomi bagi masyarakat diupayakan meratasehingga kemampuan
ekonomi rakyat lebih berkembang dan semakin kuat. Pertumbuhan ekonomi yang
dicapai oleh daerah mencerminkan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh setiap
warga masyarakatsehingga pemerataan hasil-hasil pembangunan juga dapat
tercapai. Dengan demikian setiap program pengembangan ekonomi harus ditujukan
untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

Sebagai kabupaten kepulauan yang terdiri dari 107 Pulau, 8 Pulau


diantaranya berpenghuni dan 99 pulau tidak berpenghuni, dan sekitar 50%
merupakan Desa/Kelurahan pesisir yang memiliki sumberdaya pesisir dan laut
yang dapat menjadi andalan sumber ekonomi yang besar bagi daerah. Pengelolaan
sumberdaya tersebut harus tetap mempertimbangkan aspek ekonomi, aspek
ekologis, dan kepentingan masyarakat.

Potensi terbesar dalam pengelolaan daerah pesisir dan laut adalah


pengembangan pariwisata antara lain wisata bahari berupa kegiatan surfing, diving,
snorkeling dan wisata budaya yang sangat cocok dan sangat digemari oleh
wisatawan domestik maupun mancanegara. Pembangunan pariwisata yang
dimaksud mencakup seluruh aspek pembangunan baik tempat wisata maupun
lingkungan sumber daya manusia sarana dan prasarana penunjang serta promosi
wisata. Untuk mendukung percepatan pembangunan pariwisata daerah maka,
orientasi seluruh kebijakan pembangunan yang terkait terutama sektor pertanian,
perikanan dan kehutanan direorientasikan pada pengembangan agrowisata,
ekowisata dan wanawisata.

Beberapa komoditas andalan yang dapat dikembangkan adalah budidaya


tanaman pangan, usaha perikanan, sadap dan pengolahan nira lontar, serta beternak.
Diversifikasi produk dan turunannya dari komoditi andalan tersebut diharapkan
mampu meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat sekaligus mampu
menjawab kebutuhan pasar luar. Potensi sektor ini apabila dikelola dengan baik
diharapkan mampu memberikan daya ungkit dan daya dorong dalam pertumbuhan
ekonomi daerah yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

Percepatan pengentasan kemiskinan dan penanggulangan masalah


pengangguran perlu dipacu dengan penyediaan dan penciptaan lapangan kerja,
kemudahan akses permodalan, serta peningkatan keterampilan masyarakat. Dalam
rangka penciptaan lapangan kerja, penekanan pada pemberdayaan dan
keberpihakan terhadap keluarga dan kelompok marginal berdasarkan prinsip-
prinsip adil dan merata sehingga melahirkan pengusaha mikro, kecil, menengah
serta pengusaha besar yang kuat dan bermoral yang dapat berkompetisi pada level
regional maupun level nasional.

3. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pembangunan Infrastruktur, Penataan


Ruang, dan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan

Salah satu faktor kunci dalam mendorong pengembangan potensi ekonomi


geografis adalah aksesibilitas wilayah yang melahirkan ekonomi mudah, murah dan
cepat. Konektivitas wilayah sebagai urat nadi pembangunan ekonomi daerah makin
meningkat apabila di dukung dengan lancarnya akses masuk dan keluar ke
Kabupaten Rote Ndao.
Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat sangat diperlukan
dukungan sarana prasarana infrastruktur yang menghubungkan antar pulau serta
didukung moda transportasi darat, laut, dan udara yang meningkat jumlah dan
kualitasnya, penyediaan rumah sehat dan layak huni, pelayanan listrik, air bersih
dan sanitasi layak serta telekomunikasi sangat dibutuhkan.

Perencanaan pembangunan Kabupaten Rote Ndao harus selalu mengacu


pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rote Ndao 2013 – 2033, sehingga
pemanfaatan ruang dapat dikendalikan sesuai kaidah-kaidah tata ruang guna
menjaga pembangunan yang berkelanjutan dengan tetap mempertimbangkan
keseimbangan ekologis baik di daratan maupun di lautan.

4. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan Bersih, Serta


Meningkatkan Pelayanan Publik Yang Prima

Tata kelola pemerintahan yang baik berarti tata kelola pemerintahan yang
mencerminkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik yang
transparan, akuntabel dan partisipatif. Dengan prinsip-prinsip tersebut diharapkan
akan tercipta tata pemerintahan yang baik sehingga mampu memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat.Ketentraman dan ketertiban merupakan kondisi yang
diharapkan masyarakat agar dapat melangsungkan kehidupan dengan tenang dan
damai, dan merupakan jaminan bagi terselenggaranya pembangunan untuk
mewujudkan harapan dan cita-cita bersama. Kondisi yang tenteram dan tertib akan
terwujud apabila terdapat kesadaran kolektif dan komitmen patuh dari seluruh
stakeholder pembangunan terhadap berbagai ketentuan yang telah disepakati
bersama, yang direalisasikan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan hukum.
Penegakan hukum dan ketertiban merupakan faktor yang sangat penting dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan bermartabat. Oleh karena itu,
penegakan hukum harus dilaksanakan secara konsekuen dan adil tanpa
diskriminasi.

Upaya untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good


government) dan bersih (clean government) serta kualitas kebijakan pelayanan
publik yang unggul, mampu menjawab kebutuhan masyarakat, mampu
memfasilitasi operasional dan evaluasi di lapangan maka dibutuhkan aparatur yang
profesional. Pengembangan pelayanan publik perlu di dukung dengan sistem
informasi terpadu yang menyediakan sistem informasi manajemen yang
komprehensif dan terkini untuk kepentingan pengambilan keputusan dan kebijakan
publik yang tepat dan dapat diakses oleh masyarakat.

Pemerintahan yang baik merupakan cermin dari kualitas hubungan berbagai


pemangku kepentingan (stakeholders) yang ada yaitu pemerintah, dunia swasta dan
masyarakat sipil. Kualitas hubungan yang baik tercermin dari adanya partisipasi,
transparansi, akuntabilitas, penegakan supremasi hukum dan adanya check and
balanced di antara ketiganya dalam pembuatan kebijakan publik dan pengelolaan
organisasi publik.

Sinergi ini akan melahirkan pelayanan publik yang prima dan menempatkan
penerima pelayanan publik bukan sekedar sebagai konsumen tetapi sebagai warga
negara yang memiliki berbagai hak dan kewajiban yang telah diatur dengan
konstitusi. Fokusnya adalah pada terwujudnya anggaran publik yang berpihak pada
pengentasan kemiskinan, pengembalian peran pemerintah sebagai pelayan publik
yang efektif dan efisien bagi masyarakat dan terwujudnya hukum yang berbudaya,
berkemanusiaan, adil dan tidak diskriminatif.

4.2. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS KESEHATAN


Berdasarkan Visi dan Misi tersebut di atas, maka tujuan pembangunan
kesehatan dalam lima tahun ke depan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Strategi pembangunan merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana “strategi’


yang dilakukan yang selanjutnya didukung dengan serangkaian arah kebijakan untuk
pencapaian tujuan Pembangunan Kesehatan, sebagai bentuk upaya nyata dalam mewujudkan
visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati. Untuk itu maka Dinas Kesehatan Kabupaten Rote
Ndao merumuskan strategi dan arah kebijakan sebagai berikut :
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Program dan kegiatan indikatif dilakukan sebagai upaya-upaya nyata dalam mewujudkan Visi
dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Rote Ndao serta untuk mencapai tujuan dan sasaran Dinas
Kesehatan Kabupaten Rote Ndao selama periode 2020 - 2024, adapaun program dan kegiatan 5 tahun
mendatang dapat dilihat pada tebel berikut
Penutup

Simpulan
Rencana Strategis ( Renstra ) merupakan dokumen yang disusun dengan
berdasarkan berbagai kajian mendasar yang melibatkan semua pemangku
kebijakan pada SKPD Dinas Kesehatan yang melahirkan rencana kegiatan dan
pagu anggaran indikatif yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam
penyusunan rencana dan evaluasi setiap tahunnya selam periode 2014 – 2019

Saran
Kiranya dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Rote
Ndao Tahun 2014 – 2019 ini dapat menjadi pedoman tidak hanya bagi SKPD
Dinas Kesehatan sebagai Leading di Sektor Kesehatan namun juga dapat
dimanfaatkan oleh semua stake holder dan lintas sector terkait untuk bersama-
sama mendukung rencana kegiatan yang ada demi terwujudnya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Rote Ndao.
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARA BIDANG URUSAN

Sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD, maka indikator kinerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan
dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao dalam lima tahun mendatang ditunjukan pada tabel
berikut
BAB VIII
PENUTUP

8.1 Simpulan

Rencana Strategis ( Renstra ) merupakan dokumen yang disusun dengan


berdasarkan berbagai kajian mendasar yang melibatkan semua pemangku kebijakan
pada SKPD Dinas Kesehatan yang melahirkan rencana kegiatan dan pagu anggaran
indikatif yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyusunan rencana kerja
SKPD dan evaluasi setiap tahunnya ( Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 tahun 2006 Ketentuan Pasal 90 sd. 99 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah ) selama periode 2019 – 2024.

8.2 Saran

Hal strategis yang harus menjadi komitmen bersama adalah bahwa Renstra
Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao ini akan menjadi acuan resmi penilaian kinerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao. Karena itu, Renstra ini harus menjadi
pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja Anggaran
(RKA) Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao serta digunakan sebagai bahan
penyusunan rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD Kabupaten Rote
Ndao. Harus dipastikan bahwa program, kegiatan, lokasi dan kelompok sasaran dalam
Renja dan RKA Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao merupakan solusi yang paling
tepat untuk mewujudkan target kinerja penyelenggaraan bidang kesehatan di
Kabupaten Rote Ndao
Hasil pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tersebut dibuat dalam Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao. LKIP itu
akan menjadi bukti (prove) pencapaian kinerja dan bahan perbaikan (improving)
pencapaian kinerja Dinas Kesehatan di masa yang akan datang.
Tabel
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD
Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2014 sd. 2018

Anggaran Pada Tahun Ke- Realisasi Anggaran Pada Tahun ke- Rasio antar realisasi dan anggaran tahun ke- Rata-Rata Pertumbuhan

NO SUMBER DANA
I ( 2014
I ( 2014 ) 2 ( 2015) 3 ( 2016) 4 (2017) 5 ( 2018) I ( 2014 ) 2 ( 2015) 3 ( 2016) 4 (2017) 5 ( 2018) 2 ( 2015) 3 ( 2016) 4 (2017) 5 ( 2018) Anggaran Realisasi
)

APBD II

1 Belanja Tidak Langsung 14,054,826,880 14,719,691,500 16,667,790,150 23,145,683,790 24,520,180,823 13,749,609,814 14,679,812,808 16,265,530,353 22,359,456,635 23,822,413,713 97.83 99.73 97.59 96.60 97.15 2,093,070,788.60 2,014,560,779.80

Belanja Langsung 21,182,281,172 18,835,052,458 25,593,956,955 84,945,422,625 93,526,185,039 17,181,577,288 15,692,833,250 20,337,939,877 73,477,667,904 80,126,596,831 81.11 83.32 79.46 86.50 85.67 14,468,780,773.40 12,589,003,908.60

2 APBD I dan APBN

Dekonsentrasi 66,375,000 87,240,000 - - - 46,335,000 79,000,000 - - - - 90.55 - - - (13,275,000.00) (9,267,000.00)

BOK 3,297,600,000 2,412,076,000 - - - 3,202,169,300 2,381,911,500 - - - - - - - -

Tugas Pembantuan 4,375,000,000 4,000,000,000 - - - 4,283,734,000 3,820,742,000 - - - - 95.52 - - - (875,000,000.00) (856,746,800.00)

PINJAMAN/HIBAH LN
4 - -
(PHLN)

GF Malaria + TB 405,634,925 - 16,578,000 140,029,000 26,200,000 402,910,700 - 16,578,000 140,029,000 26,200,000 99.33 - 100.00 100.00 100.00 (75,886,985.00) (75,342,140.00)

GAVI 75,290,000 - - - - 75,290,000 - - - - - - - - (15,058,000.00)

MCA - 167,780,000 964,963,000 356,571,000 - - 149,300,000 833,605,000 356,271,000 - - - - - - -

TOTAL 43,457,007,977 40,221,839,958 43,243,288,105 108,587,706,415 118,072,565,862 38,941,626,102 36,803,599,558 37,453,653,230 96,333,424,539 103,975,210,544 89.61 91.50 86.61 88.71 88.06 14,923,111,577.00 13,006,716,888.40
Tabel 2.19
ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
KABUPATEN ROTE NDAO
TAHUN 2014 - 2018

Rasio Antara Realisasi dan


Anggaran Pada Tahun Ke- Realisasi Anggaran Pada Tahun Ke- Rata-Rata Pertumbuhan
Uraian Anggaran Tahun ke-
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran 787,658,378 581,784,347 595,942,448 508,460,668 603,095,400 649,499,620 536,921,091 498,559,050 419,374,086 138,425,950 82 92 84 82 23 (36,912,596) -

Penyediaan jasa surat menyurat 1,887,700 1,422,000 1,415,500 1,415,500 1,404,000 1,822,500 1,370,500 875,500 1,415,500 1,404,000 97 96 62 100 100 (96,740)

Penyediaan jasa komunikasi,


sumberdaya air dan listrik 51,048,000 54,648,000 55,760,868 59,312,868 92,938,400 41,142,370 38,131,503 40,636,600 54,147,450 17,127,350 81 70 73 91 18 8,378,080

Penyediaan jasa
pemeliharaan dan perijinan 6,400,000 8,000,000 8,000,000 8,000,000 8,000,000 2,125,500 1,133,000 1,349,000 5,783,500 - 33 14 17 72 0 320,000
kendaraan dinas/operasional
Penyediaan jasa administrasi
keuangan 114,200,000 156,356,000 158,275,000 192,360,000 192,418,000 111,754,000 156,312,000 158,225,000 192,288,000 37,674,000 98 100 100 100 20 15,643,600

Penyediaan jasa kebersihan


kantor 25,087,032 1,244,000 1,244,000 1,244,000 1,244,000 25,087,000 1,244,000 1,244,000 1,244,000 918,000 100 100 100 100 74 (4,768,606)

Penyediaan jasa perbaikan


peralatan kerja 3,200,000 2,205,000 2,100,000 2,100,000 2,100,000 2,599,300 2,715,000 150,000 2,100,000 - 81 123 7 100 0 (220,000)

Penyediaan alat tulis kantor


23,775,346 38,972,167 20,000,000 20,338,000 42,300,000 23,673,750 38,971,488 20,000,000 20,338,000 21,107,000 100 100 100 100 50 3,704,931

Penyediaan barang cetakan


dan penggandaan 46,483,000 50,774,100 30,000,000 30,000,000 45,000,000 46,329,400 50,773,000 29,999,250 30,000,000 19,999,800 100 100 100 100 44 (296,600)

Penyediaan komponen
instalasi litrik/penerangan 1,636,000 777,100 777,100 777,100 777,000 1,636,000 777,100 777,100 777,100 - 100 100 100 100 0 (171,800)
bangunan kantor

Penyediaan peralatan dan 79,759,500 15,000,000 15,000,000 47,506,000 17,800,000 79,759,500 15,000,000 - - - 100 100 0 0 0 (12,391,900)
perlengkapan kantor
Penyediaan bahan bacaan
dan peraturan perundang - 3,000,000 2,700,000 3,600,000 5,520,000 - 1,803,000 1,640,000 2,985,000 875,000 0 60 61 83 16 1,104,000
undangan
Penyediaan makanan dan
minuman 14,936,800 7,769,980 7,769,980 - - 13,744,700 7,378,400 6,980,000 - - 92 95 90 0 0 (2,987,360)

Rapat-rapat koordinasi dan


konsultasi ke luar daerah 115,210,000 99,496,000 149,440,000 79,920,800 130,892,000 65,465,600 62,034,900 109,168,600 58,235,536 12,239,000 57 62 73 73 9 3,136,400
Penyediaan jasa administrasi
perkantoran 279,475,000 59,000,000 52,950,000 15,750,000 15,750,000 215,775,000 53,550,000 52,950,000 12,850,000 13,600,000 77 91 100 82 86 (52,745,000)

Koordinasi dan konsultasi


pelaksanaan tugas dalam 24,560,000 83,120,000 90,510,000 46,136,400 46,952,000 18,585,000 105,727,200 74,564,000 37,210,000 13,481,800 76 127 82 81 29 4,478,400
wilayah provinsi NTT
Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur 171,060,400 353,471,478 163,581,000 144,405,000 173,480,000 118,604,600 347,949,800 152,790,000 144,335,000 22,730,000 69 98 93 100 13 483,920 -

Pembangunan gedung
kantor - 160,200,000 - - - - 159,700,000 - - - 0 100 0 0 0 -

Pengadaan peralatan gedung


kantor / Pengadaan Meubeler 7,445,000 8,255,000 9,961,000 - - 4,953,000 9,000,000 9,961,000 - - 67 109 100 0 0 (1,489,000)

Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan dinas/operasional 163,615,400 185,016,478 153,620,000 144,405,000 173,480,000 113,651,600 179,249,800 142,829,000 144,335,000 22,730,000 69 97 93 100 13 1,972,920

Program Peningkatan Disiplin


Aparatur 7,325,450 - - - 40,000,000 7,325,450 - - - 17,850,000 100 0 0 0 0 6,534,910 -

Pembinaan, supervisi disiplin


dan kinerja 7,325,450 - - - 40,000,000 7,325,450 - - - 17,850,000 100 0 0 0 45 6,534,910

Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya 61,800,000 220,204,000 79,850,000 209,342,400 71,120,000 50,861,900 148,071,934 56,468,000 144,637,800 - 82 67 71 69 0 1,864,000 -
Aparatur
Peningkatan pengetahuan
dan keterampilan SDM 61,800,000 220,204,000 79,850,000 209,342,400 71,120,000 50,861,900 148,071,934 56,468,000 144,637,800 - 82 67 71 69 0 1,864,000
aparatur
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem - 182,585,500 148,035,000 66,489,780 45,000,000 - 180,610,500 146,985,000 65,612,500 - 0 99 99 99 0 9,000,000 -
Pelaporan Capaian Kinerja
dam Keuangan
Monitoring, evaluasi, dan
pelaporan capaian kinerja - 182,585,500 148,035,000 66,489,780 45,000,000 - 180,610,500 146,985,000 65,612,500 - 0 99 99 99 0 9,000,000
SKPD
Program Obat dan
Perbekalan Kesehatan 1,797,934,200 1,622,096,400 3,549,010,000 4,643,908,318 3,821,027,000 996,815,950 1,453,248,400 1,702,133,780 3,467,739,271 4,723,600 55 90 48 75 0 439,786,120 -

Pengadaan obat dan


perbekalan kesehatan 1,664,575,000 1,591,612,000 3,530,810,000 4,579,652,850 3,793,773,000 865,076,750 1,424,257,200 1,685,241,780 3,405,370,203 - 52 89 48 74 0 440,432,200

Peningkatan Pemerataan
Obat dan Perbekalan 30,845,800 - - 36,535,468 27,254,000 30,845,800 - - 34,649,068 4,723,600 100 0 0 95 17 5,450,800
Kesehatan
Peningkatan mutu
penggunaan obat dan 48,378,400 30,484,400 18,200,000 - - 48,378,400 28,991,200 16,892,000 - - 100 95 93 0 0 (6,096,880)
pembekalan kesehatan
Monitoring evaluasi dan
pelaporan 9,592,800 - - - - 9,592,800 - - - - 100 0 0 0 0 -
Pertemuan Standarisasi
Pengobatan di Puskesmas 44,542,200 - - - - 42,922,200 - - - - 96 0 0 0 0 -

Peningkatan Pemerataan
Obat dan Perbekalan - - - 27,720,000 - - - - 27,720,000 - 0 0 0 100 0 -
Kesehatan
Program Upaya Kesehatan
Masyarakat 9,851,773,522 12,136,598,550 15,777,040,485 17,478,469,936 19,270,678,107 7,353,972,843 8,087,327,730 15,297,653,774 13,823,333,427 4,680,675,356 75 67 97 79 24 1,426,815,911 -

Pelayanan kesehatan
penduduk miskin di 179,663,850 - - - - 110,876,350 - - - - 62 0 0 0 0 -
puskesmas dan jaringannya
Revitalisasi sistem kesehatan
47,279,400 34,136,650 20,000,000 - - 47,279,400 31,017,450 19,790,000 - 100 91 99 0 0 (6,827,330)

Peningkatan pelayanan
kesehatan masyarakat 5,717,036,710 4,303,882,700 5,520,581,100 4,331,198,800 3,428,011,820 4,601,827,300 3,614,727,500 4,412,744,700 3,970,750,200 783,500,000 80 84 80 92 23 (175,174,176)

Peningkatan Pelayanan dan


Penanggulangan Masalah - 14,000,000 36,535,468 634,497,887 - - 13,531,000 36,000,268 186,415,364 0 0 97 99 29 126,899,577
Kesehatan
Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan 3,642,800 - - - - 3,442,800 - - - 95 0 0 0 0 -

Penilaian kinerja tenaga


kesehatan puskesmas dan 20,387,250 - 55,589,000 36,535,468 - 18,587,250 - 55,589,000 24,205,268 - 91 0 100 66 0 -
pustu
Peningkatan kapasitas tenaga
kesehatan gigi dan mulut 20,048,650 - - - - 19,248,650 - - - - 96 0 0 0 0 -

Penyediaan biaya operasional


dan pemeliharaan 3,863,714,862 - - 2,771,776,200 700,000,000 2,552,711,093 - - 1,391,922,393 - 66 0 0 50 0 140,000,000

Operasionalisasi dan
pemeliharaan Puskesmas - 2,031,079,200 6,716,870,385 - - - 2,038,457,780 5,397,999,537 - - 0 100 80 0 0 (406,215,840)

Operasionalisasi dan
pemeliharaan Rumah Sakit - - - 1,123,846,000 1,578,958,400 - - - 917,358,000 187,953,450 0 0 0 82 12 315,791,680

Jaminan Kesehatan Daerah


- 5,767,500,000 3,450,000,000 575,000,000 1,725,000,000 - 2,403,125,000 5,397,999,537 572,861,000 574,333,000 0 42 156 100 33 (808,500,000)

Bantuan Operasional
- - - 8,603,578,000 10,204,210,000 - - - 6,910,236,298 2,716,914,542 0 0 0 80 27 2,040,842,000
Kesehatan

Akreditasi Puskesmas - - - - 1,000,000,000 - - - - 231,559,000 0 0 0 0 23 200,000,000

Program Pengawasan Obat


dan Makanan 30,267,050 - - - - 28,517,050 - - - - 94 0 0 0 0 - -
Peningkatan pengawasan
keamanan pangan dan bahan 30,267,050 - - - - 28,517,050 - - - - 94 0 0 0 0 -
berbahaya
Program Promosi Kesehatan
& Pemberdayaan 92,633,450 47,413,025 46,000,000 36,535,468 422,210,012 71,951,350 44,286,825 44,617,000 24,535,468 151,643,150 78 93 97 67 36 74,959,397 -
Masyarakat
Penyuluhan masyarakat pola
hidup sehat 27,092,550 - - 36,535,468 422,210,012 9,570,450 - - 24,535,468 151,643,150 35 0 0 67 36 84,442,002

Monitoring, evaluasi dan


pelaporan 3,442,800 - - - - 3,442,800 - - - - 100 0 0 0 0 -

Pembinaan Pelayanan UKS


29,415,850 - - - - 29,365,850 - - - - 100 0 0 0 0 -

Promosi jaminan
pemeliharaan kesehatan 32,682,250 - - - - 29,572,250 - - - - 90 0 0 0 0 -
masyarakat
Peningkatan pendidikan
tenaga penyuluh kesehatan - 24,057,350 23,000,000 - - - 22,873,350 22,466,000 - - 0 95 98 0 0 (4,811,470)

Penyelenggaraan jaminan
kesehatan nasional - 23,355,675 23,000,000 - - - 21,413,475 22,151,000 - - 0 92 96 0 0 (4,671,135)

Program Perbaikan Gizi


Masyarakat 1,010,018,795 24,057,560 23,000,000 36,535,468 386,612,068 1,005,602,285 23,911,560 22,928,000 36,485,000 233,092,568 100 99 100 100 60 72,510,902 -

Penyusunan peta informasi


masyarakat kurang gizi 15,976,300 - - - - 15,976,050 - - - - 100 0 0 0 0 -

Pemberian tambahan
makanan dan vitamin 948,268,420 - - - - 945,857,160 - - - - 100 0 0 0 0 -

Penanggulangan kurang gizi


protein (KEP), Anemia Gizi 20,725,650 24,057,560 23,000,000 36,535,468 - 20,095,650 23,911,560 22,928,000 36,485,000 - 97 99 100 100 0 (4,811,512)
Besi, Gangguan akibat Kurang
Yodium (GAKY), Kurang
Pemberdayaan masyarakat
untuk pencapaian keluarga 20,015,425 - - - 386,612,068 18,915,425 - - - 233,092,568 95 0 0 0 60 77,322,414
sadar gizi
Monitoring, evaluasi dan
pelaporan 5,033,000 - - - - 4,758,000 - - - - 95 0 0 0 0 -

Program Pengembangan
Lingkungan Sehat 256,861,900 96,008,950 23,000,000 36,535,468 390,210,013 226,792,450 88,913,150 21,552,000 35,815,468 237,068,400 88 93 94 98 61 58,840,213 -

Pengawasan dan
pemeriksaan TTU/TPM 8,367,450 - - - - 8,367,450 - - - - 100 0 0 0 0 -

Pengawasan dan
pemeriksaan kualitas air 38,657,450 - - - - 35,045,450 - - - - 91 0 0 0 0 -
Survay Rumah Tangga Sehat
14,125,450 - - - - 11,683,000 - - - - 83 0 0 0 0 -

Pelatihan kader kesling


44,566,900 - - - - 43,646,900 - - - - 98 0 0 0 0 -

Pelayanan klinik sanitasi


17,867,450 - - - - 15,242,450 - - - - 85 0 0 0 0 -

Pemicuan CLTS
7,644,850 - - - - 7,244,850 - - - - 95 0 0 0 0 -

Sosialisasi lingkungan bebas


asap rokok 71,951,450 71,951,450 - - - 51,881,450 66,391,850 - - - 72 92 0 0 0 (14,390,290)

Peningkatan pelayanan
53,680,900 - - - - 53,680,900 - - - - 100 0 0 0 0 -
kesehatan lingkungan

Pengawasan dan
- 24,057,500 23,000,000 36,535,468 390,210,013 - 22,521,300 23,000,000 35,815,468 237,068,400 0 94 100 98 61 73,230,503
pemeriksaan sanitasi dasar

Program Pencegahan dan


Penanggulangan Penyakit 373,862,965 72,365,091 308,730,100 146,141,872 1,722,355,613 341,009,825 62,933,266 286,133,170 137,963,392 262,783,550 91 87 93 94 15 329,998,104 -
Menular
Pelayanan vaksinasi bagi
balita dan anak sekolah 76,612,775 24,348,475 190,778,650 36,535,468 476,805,254 63,052,975 20,736,875 172,708,500 30,230,468 30,599,000 82 85 91 83 6 90,491,356

Pelayanan pencegahan dan


penanggulangan penyakit 232,559,740 24,000,000 23,000,000 36,535,468 500,000,000 214,789,400 21,871,475 21,430,320 35,895,456 130,314,950 92 91 93 98 26 95,200,000
menular
Peningkatan surveylance
epidemiologi & 64,690,450 24,016,616 23,000,000 36,535,468 - 63,167,450 20,324,916 21,502,900 35,652,200 - 98 85 93 98 0 (4,803,323)
penanggulangan wabah
Pengendalian Penyakit Tidak
Menular 71,951,450 36,535,468 745,550,359 70,491,450 36,185,268 101,869,600 0 0 98 99 14 149,110,072

Program Standarisasi
Pelayanan Kesehatan 176,441,915 32,491,600 49,735,000 808,055,599 334,818,726 169,732,115 31,806,400 48,295,000 408,124,543 28,749,600 96 98 97 51 9 60,465,425 -

Evaluasi dan pengembangan


standar pelayanan kesehatan 53,400,650 - - - 51,090,650 - - - - 96 0 0 0 0 -

Pengembangan &
pemutakhiran data dasar 64,953,000 - - - 40,000,000 62,813,200 - - - 16,810,000 97 0 0 0 42 8,000,000
standar pelayanan kesehatan
Peningkatan SIKDA
58,088,265 32,491,600 30,000,000 31,535,468 55,828,265 31,806,400 28,560,000 30,852,900 96 98 95 98 0 (6,498,320)

Monitoring, Evaluasi, dan


Pelaporan - - 19,735,000 31,535,468 36,939,600 - - 19,735,000 31,100,000 11,939,600 0 0 100 99 32 7,387,920
Penyusunan standar
- - - 744,984,663 257,879,126 - - - 346,171,643 - 0 0 0 46 0 51,575,825
pelayanan kesehatan

Program Pengadaan,
Peningkatan dan Perbaikan 5,572,548,922 4,096,447,000 3,810,072,922 40,481,852,000 34,594,415,957 5,182,627,925 4,624,118,275 3,193,722,540 40,313,957,035 - 93 113 84 100 0 6,099,593,791 -
Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Pustu dan
Pengadaan sarana dan
prasarana puskesmas, 2,119,577,797 4,096,447,000 - 14,257,200,541 4,268,046,200 2,089,204,600 4,332,773,275 - 13,645,792,875 - 99 106 ##### 96 0 34,319,840
puskesmas pembantu
(PUSTU) dan jaringannya
Peningkatan / Perluasan
Peskesmas 3,452,971,125 - - 2,853,590,315 - 3,093,423,325 291,345,000 - 2,822,470,000 - 90 0 0 99 0 -

Pembangunan Puskesmas
3,810,072,922 23,371,061,144 30,326,369,757 - - 3,193,722,540 23,845,694,160 - ##### 0 84 102 0 6,065,273,951

Program Penataan
Perundang Undangan 142,101,350 - - - - 142,101,350 - - - 100 0 0 0 0 -

Penyusunan Peraturan
Daerah 142,101,350 - - - - 142,101,350 - - - 100 0 0 0 0 -

Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Anak 72,698,400 - - - - 71,623,400 - - - - 99 0 0 0 0 - -
Balita
Pelatihan manajemen
terpadu balita sehat (MTBS) 35,702,900 - - - - 35,702,900 - - - 100 0 0 0 0 -

Pelatihan deteksi dini tumbuh


kembang balita 36,995,500 - - - - 35,920,500 - - - 97 0 0 0 0 -

Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Lansia 70,439,450 24,057,500 23,000,000 - - 66,789,450 24,057,500 22,470,000 - - 95 100 98 0 0 (4,811,500) -

Pelayanan kesehatan lansia


14,717,450 - - - - 13,917,450 - - - - 95 0 0 0 0 -

Percontohan Posyandu Lansia


13,067,450 - - - - 12,967,450 - - - - 99 0 0 0 0 -

Penatalaksanaan Lansia
31,224,200 - - - - 29,074,200 - - - - 93 0 0 0 0 -

Pertemuan evaluasi kegiatan


usila 11,430,350 - - - - 10,830,350 - - - - 95 0 0 0 0 -

Pembinaan/pengembangan
POSYANDU LANSIA - 24,057,500 23,000,000 - - - 24,057,500 22,470,000 - - 0 100 98 0 0 (4,811,500)

Program Peningkatan
Keselamatan Ibu Melahirkan 573,834,825 24,056,819 973,960,000 2,462,474,468 3,646,838,278 567,839,825 24,008,819 769,742,100 1,627,546,550 743,254,100 99 100 79 66 20 724,556,292 -
& Anak
Monitoring, evaluasi dan
pelaporan 16,769,700 - - 16,769,700 - - 100 0 0 0 0 -

Pertolongan Persalinan
369,301,525 24,056,819 973,960,000 36,535,468 380,015,278 369,301,525 24,008,819 769,742,100 36,535,000 220,201,600 100 100 79 100 58 71,191,692

Pelatihan Penatalaksanaan
BBLR dan Asfiksia pada BBL 40,555,800 - - - - 40,355,800 - - - - 100 0 0 0 0 -

Pelatihan Manajemen
Penanganan 70,983,700 - - - - 68,118,700 - - - - 96 0 0 0 0 -
Kegawatdaruratan Obstetri
dan Neonatal
Audit Maternal Perinatal (
AMP ) 76,224,100 - - 73,294,100 - - 96 0 0 0 0 -

Jaminan Persalinan
2,425,939,000 3,266,823,000 1,591,011,550 523,052,500 0 0 0 66 16 653,364,600

Program Kesehatan
Reproduksi Remaja 42,254,700 - - - - 39,274,700 - - - - 93 0 0 0 0 - -

Sosialisasi program kesehatan


Reproduksi 38,025,800 - - - - 35,045,800 - - - - 92 0 0 0 0 -

Monitoring dan evaluasi dan


pelaporan 4,228,900 - - - - 4,228,900 - - - - 100 0 0 0 0 -

Program Pengadaan,
Peningkatan Sarana dan - - - 10,664,744,583 19,117,957,182 - - - 11,596,545,244 27,666,500 0 0 0 109 0 3,823,591,436 -
Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit

Pembangunan RS - - - 4,250,000,000 4,781,000,000 - - - 5,493,802,665 538,750 0 0 0 129 0 956,200,000

Pengadaan alat-alat
- - - 3,129,630,000 10,383,000,000 - - - 3,118,313,000 - 0 0 0 100 0 2,076,600,000
kesehatan rumah sakit

Pengadaan obat-obatan
- - - 2,592,000,000 2,979,589,182 - - - 2,294,805,640 402,750 0 0 0 89 0 595,917,836
rumah sakit

Pengadaan perlengkapan
rumah tangga rumah sakit - - - 248,500,000 248,500,000 - - - 245,009,539 - 0 0 0 99 0 49,700,000
(dapur, ruang pasien, laundry,
ruang tunggu dan lain-lain)
Pengadaan bahan-bahan
- - - 345,000,000 431,254,000 - - - 345,000,000 26,725,000 0 0 0 100 6 86,250,800
logistik rumah sakit

Pengadaan pencetakan
administrasi dan surat - - - 99,614,583 99,614,000 - - - 99,614,400 - 0 0 0 100 0 19,922,800
menyurat rumah sakit

Pengadaan Instalasi Air,


- - - 195,000,000 - - - - 0 0 0 0 0 39,000,000
Telephone, dan Listrik RS
Program Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Rumah - - - 765,326,000 666,358,648 - - - 574,918,605 31,137,600 0 0 0 75 5 133,271,730 -
Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru-
Pemeliharaan rutin/berkala
- - - 179,816,000 254,424,648 - - - 179,009,005 18,561,600 0 0 0 100 7 50,884,930
rumah sakit

Pemeliharaan rutin/berkala
instalasi pengolahanlimbah - - - 14,710,000 57,910,000 - - - 14,710,000 4,576,000 0 0 0 100 8 11,582,000
rumah sakit
Pemeliharaan rutin/berkala
alat-alat kesehatan rumah - - - 445,000,000 245,000,000 - - - 331,133,000 - 0 0 0 74 0 49,000,000
sakit

Pemeliharaan rutin/berkala
- - - 100,000,000 78,224,000 - - - 42,521,600 8,000,000 0 0 0 43 10 15,644,800
mobil ambulance/jenazah

Pemeliharaan rutin/berkala
- - - 25,800,000 30,800,000 - - - 7,545,000 - 0 0 0 29 0 6,160,000
perlengkapan rumah sakit

Program Kemitraan
Peningkatan Pelayanan - - - 4,733,186,354 3,705,234,824 - - - 3,307,777,208 785,620,900 0 0 0 70 21 741,046,965 -
Kesehatan

Kemitraan peningkatan
kualitas dokter dan - - - 3,452,307,529 2,936,707,529 - - - 2,806,967,508 644,790,900 0 0 0 81 22 587,341,506
paramedis

Kemitraan pengobatan
- - - 1,280,878,825 768,527,295 - - - 500,809,700 140,830,000 0 0 0 39 18 153,705,459
lanjutan bagi pasien rujukan

Program Pembinaan dan


Pengembangan Aparatur 90,755,500 15,420,000 23,000,000 36,535,468 45,000,000 90,635,500 14,668,000 21,890,000 36,475,400 5,889,000 100 95 95 100 13 5,916,000 -

Pengurusan Penetapan Angka


Kredit Jabfung PNS 15,612,300 15,420,000 23,000,000 36,535,468 45,000,000 15,612,300 14,668,000 21,890,000 36,475,400 5,889,000 100 95 95 100 13 5,916,000

Pelatihan Fungsional
perhitungan angka kredit 75,143,200 - - - - 75,023,200 - - - - 100 0 0 0 0 -
jabfung PNS

TOTAL 21,182,271,172 19,529,057,820 25,593,956,955 83,258,998,850 89,056,411,828 17,181,577,588 15,692,833,250 22,285,939,414 76,165,175,997 7,371,310,274 81 80 87 91 8 13,574,828,131 -

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Rote Ndao

drg. Suardi
Pembina Utama Muda
NIP. 19630723 200012 1 002
TABEL 4.1
TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE


Tahun Dasar
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN SATUAN PENJELASAN INDIKATOR
(2018/2019) 2020 2021 2022 2023 2024

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Angka Harapan Hidup Adalah


Meningkatnya Perkiraan Lama Hidup rata-rata
Indeks Pembangunan Manusia
Kualitas Sumber Tahun penduduk dengan asumsi tidak ada 64.34 63.97 64.98 65.99 67 70
(Angka Harapan Hidup)
Daya Manusia perubahan pola mortalitas menurut
umur.
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah
Jumlah kematian ibu akibat dari
Menurunkan AKI (Angka Kematian Per 100.000 proses kehamilan, persalinan dan 189 / 100.000
169/100.000 67/100.000 43/100.000 21/100.000 0
Ibu ) KH pasca persalinan per 100.000 KH
kelahiran hidup pada kurun waktu
tertentu.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah
kematian yang terjadi pada bayi usia 0-
Menurunkan Angka Kematian Bayi Per 100.000
11 bulan (termasuk neonatal) per 14 /1000 KH 16/1000 7/1000 4/1000 3/1000 0
(AKB) KH
1.000 kelahiran hidup pada kurun
waktu tertentu.

Jumlah anak balita usia 0-59 bulan


dengan kondisi gagal tumbuh akibat
Menurunkan Prevalensi Balita
% kekurangan gizi kronis sehingga anak 46.70% 40% 35% 30% 20% 10%
Stunting
lebih pendek untuk usianya, diukur
pada kurun waktu tertentu.
Meningkatkan
1 Derajat Kesehatan Gizi buruk adalah Status Gizi yang
Masyarakat didasarkan pada indeks berat badan
Meningkatkan Menurunkan Prevalensi BalitaGizi
% menurut umur (BB/U) yang berada 1,67 % < 0.16 % < 1.3% < 1.2% < 1.1% < 1%
Aksesibilitas dan Buruk
pada <-3SD tabel baku WHO, diukur
Mutu Pelayanan
pada kurun waktu tertentu.
Kesehatan

Rumah Tangga yang seluruh


anggotanya berperilaku Hidup Bersih
dan Sehat yang meliputi 10 indikator
penilaian yaitu : Pertolongan
Persalinan oleh Nakes, Bayi Asis
Meningkatnya Persentase Rumah
% Ekslusif, Balita ditimbang setiap 41.75% 55% 60% 65% 70% 75%
Tangga ber PHBS
bulan, Air bersih, CTPS, Jamban
Sehat, Berantas Jentik seminggu
sekali, makan sayur dan buah setiap
hari, aktifitas fisik setiap hari dan
tidak merokok dalam rumah.

Desa/Kelurahan Universal Child


Immunization (UCI) adalah
Desa/Kelurahan dimana ≥ 80% dari
Meningkatnya Jumlah Desa UCI desa 22 Desa 33 desa 44 desa 50 desa 55 desa 60 desa
jumlah bayi yang ada di desa tersebut
sudah mendapat imunisasi dasar
lengkap dalam waktu satu tahun
TABEL 5.1
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

NO TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


1 2 3 4 5
Meningkatnya Derajat Meningkatnya (PMT) bagi balita kurang gizi dan makanan pendamping
Kesehatan Masyarakat aksesibilitas dan kualitas ASI untuk mengatasi stunting, wasting dan underweight
layanan kesehatan melalui anggaran JKN Puskesmas
Pemberian makanan tambahan dan suplemen serta tablet
tambah darah bagi ibu hamil dan remaja putri
Percepatan Pencegahan Stunting Melalui '"ROTE
CERDAS"
Penanganan balita gizi buruk secara berkesinambungan
Penyebarluasan informasi kesehatan melalui berbagai
media dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
Dukungan pelaksanaan pendampingan ibu dan anak
pada 1.000 HPK oleh tenaga kesehatan
Meningkatkan Upaya
kesehatan Masyarakat Dukungan pelaksanaan pendampingan dan pemantauan
status gizi ibu hamil/menyusui, bayi dan balita.
Dukungan pelaksanaan pemberian ASI eksklusif
Penggalangan Dukungan lintas sektor untuk
peningkatan jumlah desa STBM
Penggalangan Dukungan Desa dalam Peningkatan
Rumah Tangga berPHBS
Dukungan dalam pengembangan dan pemberdayaan
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
melalui Desa Siaga
Dukungan penggerakan masyarakat hidup sehat melalui
pendekatan keluarga dan lingkungan (PIS PK)
Dukungan terhadap Program Survailans dan Imunisasi
dengan melibatkan lintas sektor/ Lintas Program
Pengadaan Neo Vit K kepada seluruh sasaran Bayi Baru
Lahir (BBL) melalui Anggaran JKN Puskesmas
Dukungan lintas program lintas sektor dalam
peningkatan Desa UCI ( Universal Child Imunization )
Meningkatnya
Pencegahan dan Dukungan terhadap Program Pencegahan serta
Penanggulangan Pengendalian penyakit Menular
1 Penyakit Menular dan ''Ketuk Pintu'' Pasien TB
Penyakit Tidak
penguatan 'Gerakan 1000 peduli Kanker serviks dan
Menular (PTM)
kanker payudara" melalui IVA test dan SADANIS.
Dukungan Terhadap penanggulangan KLB dan
Peningkatan Kasus penyakit Menular Berpotensi Wabah
Dukungan keluarga, masyarakat dan lintas sektor dalam
penanganan ODGJ
Pemenuhan obat dan vaksin serta pengawasan,
pengendalian obat, sediaan farmasi, produk pangan dan
konsumsi
Percepatan Pengurusan STR Tenaga Kesehatan
Penilaian Kinerja Puskesmas
Meningkatkan
Pelayanan Kesehatan Dukungan terhadap proses Akreditasi Puskesmas, RS
dan Penyediaan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.
Sumber daya Pemberian bantuan biaya pendidikan/ Beasiswa kepada
Kesehatan yang kepada tenaga kesehatan ( Anak Daerah )
memadai
Penyediaan Beasiswa Kepada Anak Daerah untuk
menempuh Pendidikan di Bidang Kesehatan
Penyelenggaraan Ujian Kompetensi
Dukungan untuk penempatan tenaga kesehatan sesuai
proporsi dan kebutuhan di kabupaten/Kota
NO TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 2 3 4 5

Pelaksanaan perencanaan dan penganggaran kesehatan


terintegrasi

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program secara


Menciptakan tata kelola terpadu dan terintegrasi lintas program dan lintas sektor
pemerintahan yang
baik dan bersih serta Penyediaan data kesehatan yang valid dan akurat di
meningkatkan semua Fasyankes
pelayanan publik Penggunaan aplikasi pengurusan Manajeman
Perencanaan, Umum Kepegawaian dan Keuangan
Dukungan penerbitan Perda/Perdes yang mendukung
Bidang Kesehatan
TABEL 6.1. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

target kinerja program dan kerangka pendanaan


Unit Kerja
Data Capaian pada
Kondisi Kinerja pada akhir periode SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Rekening Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcome) dan Kegiatan (Output) Tahun awal Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Lokasi
renstra SKPD (2024) Penanggung
perencanaan (2018)
jawab
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Angka Kematian 1 02 1 02 01 01 Program Penunjang Urusan Pemerintahan 668,875,816 668,875,816
Meningkatnya Meningkatnya Aksesibilitas Ibu (AKI) per 1 02 1 02 01 01 01 Penyediaan Barang dan Jasa Kantor Tersedianya jasa surat-menyurat, komunikasi, sumber daya air 12 bulan 117,734,816 117,734,816
Derajat Kesehatan dan Mutu Pelayanan 100.000 Kelahiran dan listrik, alat tulis kantor, lingkungan kantor yang bersih,
Masyarakat Kesehatan Hidup barang cetakan dan penggandaan, sarana penerangan 12 bln - - - - - - - -
bangunan kantor, bahan bacaan dan peraturan perundang-
undangan
Angka Kematian 1 02 1 02 01 01 02 Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor, pengadaan 3 unit laptop 89,420,000 89,420,000
Bayi (AKB) per rak buku untuk pengarsipan dinkes 4 unit
1000 Kelahiran proyektor
Hidup 3 unit printer
12 bln
1 paket rak

Prevalensi Balita 1 02 1 02 01 01 03 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Tersedianya jasa pemeliharaan perijinan kendaraan 5 unit roda 4 153,682,000 153,682,000
Stunting operasional , perbaikan peralatan kerja, kendaraan 1 PKT
dinas/operasional, pemeliharaan gedung kantor Dinkes
Persentase Balita 1 02 1 02 01 01 04 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Tersedianya jasa administrasi keuangan 14 orang 181,618,000 181,618,000
12 bln
Gizi Buruk (%)
% Rumah Tangga 1 02 1 02 01 01 05 Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Perangkat Daerah Tersusunnya Revisi RENSTRA, RENJA, Profil OPD, LKIP, LPPD, 7 Dokumen 23,023,000 23,023,000
12 bln
ber PHBS LKPJ, Evaluasi RENJA
Jumlah Desa UCI 1 02 1 02 01 01 06 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Tersedianya pakaian motif daerah khusus hari-hari tertentu, 4 orang 68,750,000
(Universal Child Evaluasi ANJAB dan ABK, Pembuatan SKP, Bimtek Pengelolaan
Imunization) keuangan bagi bendahara Puskesmas, pembinaan/supervisi
kepegawaian, keuangan dan aset
7 Dokumen

1 02 1 02 01 01 07 Koordinasi/Konsultasi Dalam dan Luar Daerah Terlaksananya koordinasi / konsultasi Tugas dalam Wilayah 7 kali 34,648,000
Provinsi NTT dan Luar Daerah

12 Puskesmas

-
1 02 1 02 01 15 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 22,302,879,134

1 02 1 02 01 15 01 Pengawasan dan pemeriksaan Tempat - Tempat Umum (TTU) Tersedianya TTU yang laik sehat 60% 99,000,000
dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
1 02 1 02 01 15 02 Pengawasan dan pemeriksaan kualitas air Tersedianya laporan hasil pemeriksaan kualitas depot air 20 depot 100,000,000
minum isi ulang

1 02 1 02 01 15 03 Pelayanan klinik sanitasi Terlaksananya Bimbingan Teknis terkait pelayanan klinik 12orang 42,000,000
sanitasi di puskesmas

1 02 1 02 01 15 04 Pengawasan dan Pemeriksaan Sanitasi Dasar Terlaksananya monitoring Desa yang melaksanakan STBM 20 desa 130,000,000
khusunnya pilar 1 yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan stunting
dan rapat persiapan serta rapat evaluasi

1 02 1 02 01 15 05 Bantuan operasional kesehatan Tersedianya dana bantuan operasional kesehatan puskesmas 12 Bulan 17,637,037,388
12 puskesmas

1 02 1 02 01 15 06 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat Terlaksananya Penyuluhan Rumah Tangga Ber PHBS 300 kk 10 kec 150,000,000

1 02 1 02 01 15 07 Pembinaan pelayanan UKS Tersedianya UKS 26sekolah/ 52 70,000,000


orang
1 02 1 02 01 15 08 Penguatan desa siaga Tersedianya Desa Siaga aktif 50 desa 100,000,000

1 02 1 02 01 15 10 Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Pertemuan PMBA bagi Bidan dan Kader 1kali (24 150,000,000
Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vit A dan orang)
Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya
1 02 1 02 01 15 11 Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar Sosialisasi FE remaja Putri Bagi Nakes dan Sekolah 1kali (24 80,000,000
gizi orang)
target kinerja program dan kerangka pendanaan
Unit Kerja
Data Capaian pada
Kondisi Kinerja pada akhir periode SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Rekening Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcome) dan Kegiatan (Output) Tahun awal Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Lokasi
renstra SKPD (2024) Penanggung
perencanaan (2018)
jawab
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 02 1 02 01 15 12 Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sehat (MTBS) Terlaksannya Pertemuan tatalaksana MTBS dan dan Pelaporan 1kali/12 orang 75,000,000
MTBS

1 02 1 02 01 15 13 Pelayanan kesehatan usia lanjut Terlaksananya Pertemuan Orientasi Pelayanan Kesehatan 1kali/24 orang 43,031,546
Lansia Bagi Nakes Puskesmas

1 02 1 02 01 15 14 Pertolongan Persalinan Terlaksananya audit maternal perinatal, refreshing pelayanan 24 Orang 200,000,000
rujukan, dan kegawatdaruratan obstetri neonatal

1 02 1 02 01 15 15 Jaminan Persalinan Jumlah ibu bersalin yang mendapat layanan kesehatan 2496 orang 3,018,814,400

1 02 1 02 01 15 16 Sosialisasi/pelatihan program kesehatan reproduksi Terlaksananya Sosialisasi Tentang 60 orang 27,995,800


Kesehatan Reproduksi Remaja bagi remaja dan PKK tingkat
kabupaten

1 02 1 02 01 15 17 Percepatan Pencegahan Stunting Terlaksananya sosialisasi ROTE CERDAS 65desa lokus 380,000,000
stunting

1 02 1 02 01 16 Program Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan 1,489,332,243


Penyakit
1 02 1 02 01 16 01 Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah Terlaksananya Pertemuan Program Rutin Imunisasi (Nakes) 4 kali 250,000,000

1 02 1 02 01 16 02 Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Pelatihan petugas pengelola program TB 1 Kali 325,434,528

Terlaksananya pencegahan covid di era new normal 1 keg


1 02 1 02 01 16 03 Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik Penemuan dan pengobatan Penderita (MBS/MFS) 3 desa 90,000,000

1 02 1 02 01 16 04 Peningkatan Surveilance Epidemiologi dan Penanggulangan Terlaksananya Sistem Kewaspadaan Dini(SKD) Penyakit 2 kali 90,000,000
Wabah Potensi KLB(Masyarakat)

1 02 1 02 01 16 05 Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Monitoring Pencegahan dan Penganggulangan penyakit 2 kali 140,000,000
tropis terabaikan Filariasis dengan sasaran Pengelola Program Filariasis, di 12
puskesmas

1 02 1 02 01 16 06 Pelayanan Pencegahan Penyakit tidak Menular Terlaksananya Gerakan peduli kanker melalui iva test dan 13435 wanita 453,897,715
sadari pada WUS usia 30-50 tahun di 10 kecamatan

1 02 1 02 01 16 07 Pencegahan dan Pengendalian Kesehatan Jiwa Terlaksananya Pelatihan Deteksi Dini dan Tata Laksana 30 nakes 140,000,000
Gangguan Jiwa bagi Dokter dan Perawat

-
1 02 1 02 01 17 Program Peningkatan Pelayanan dan Sumber Daya 56,108,405,803
Kesehatan

1 02 1 02 01 17 01 Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas 12 Puskesmas 4,252,859,775

1 02 1 02 01 17 02 Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Kesehatan Terdistribusinya obat dan perbekalan kesehatan 4 Kali 27,000,000
distribusi
12 Puskesmas
1 02 1 02 01 17 03 Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat Terlaksananya pembayaran honor dan insentif 30 dokter PNS, 52 orang 8,307,107,009
8 dokter kontrak daerah, 14 orang dokter CPNS

1 02 1 02 01 17 04 Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan Terlaksananya pertemuan evaluasi pelayanan kesehatan dasar 2 kali 220,000,000
dan rujukan

1 02 1 02 01 17 05 Akreditasi Puskesmas Terlaksananya persiapan reakreditasi Puskesmas Baa, Batutua, 1 kali keg 1,897,241,365
Feapopi, Busalangga

1 02 1 02 01 17 06 Pengurusan penetapan angka kredit jabatan fungsional PNS Terlaksananya pengurusan penetapan angka kredit jabatan 60 orang 220,000,000
fungsional PNS

1 02 1 02 01 17 07 Pembangunan Puskesmas Tersedianya laboratorium Puskesmas Baa dan rumah dinas 1 laboratorium 1,586,921,628
paramedis Puskesmas Feapopi 4 Rumah dinas

1 02 1 02 01 17 09 Peningkatan Sistim Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Tersajinya informasi melalui website dinkes, peningkatan 12 Bulan 132,751,781
sistem pencatatan dan pelaporan

1 02 1 02 01 17 10 Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan Terlaksananya pemusnahan Obat kadaluarsa 1 IFK 150,000,000
12 Puskesmas

1 02 1 02 01 17 11 Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan Tersedianya biaya operasional dan pemeliharaan Puskesmas 12 Puskesmas 2,984,404,672
bersumber dana kapitasi 40% dan non kapitasi
target kinerja program dan kerangka pendanaan
Unit Kerja
Data Capaian pada
Kondisi Kinerja pada akhir periode SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Rekening Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcome) dan Kegiatan (Output) Tahun awal Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Lokasi
renstra SKPD (2024) Penanggung
perencanaan (2018)
jawab
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 02 1 02 01 17 12 Jaminan kesehatan daerah Tersedianya jaminan kesehatan daerah bagi masyarakat miskin 10.291 orang 3,353,440,000

1 02 1 02 01 17 13 Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan SDM Aparatur RSUD Terlaksananya diklat ICU dasar, Diklat sanitasi RS, diklat -
keuangan, diklat perencaanaan, dinlat kepegawaian untuk
Nakes RSUD Ba'a

1 02 1 02 01 17 14 Penyusunan Standar pelayanan Kesehatan Terlaksananya penyusunan kebijakan, pedoman dan standar 12 Kebijakan 82,930,000
prosedur RS,sosialisasi, simulasi akreditasi, pokja akreditasi 24 standar
prosedur
4 RS pokja
akreditasi

1 02 1 02 01 17 15 Kemitraan Peningkatan Kualitas dokter dan paramedis Tersedianya insentif, honorarium dan jasa pelayanan 188 tenaga 5,764,741,250
kesehatan rumah sakit medis
paramedis dan
non kesehatan
1 02 1 02 01 17 16 Kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan Terlaksananya program pengobatan gratis pasien di rumah 227 Pasien 832,877,295
sakit dari PEMDA untuk pasien rujukan ke faskes tingkat lanjut

1 02 1 02 01 17 17 Operasionalisasi dan pemeliharaan Rumah Sakit Tersedianya biaya operasional Rumah Sakit 12 Bulan 1,908,571,925

1 02 1 02 01 17 18 Pemeliharaan rutin/berkala rumah sakit Terlaksananya pemeliharaan gedung rumah sakit, instalasi 11 gedung 282,759,700
listrik, air dan telepon rumah sakit

1 02 1 02 01 17 19 Pemeliharaan rutin/berkala instalasi pengolahan limbah rumah Tersedianya bahan bakar untuk operasional incenerator 8320 Liter 257,910,000
sakit rumah sakit

1 02 1 02 01 17 20 Pemeliharaan rutin/berkala Alat-alat Kesehatan rumah sakit Terlaksananya pemeliharaan dan kalibrasi terhadap alat 12 bulan 99,594,000
kesehatan rumah sakit

1 02 1 02 01 17 21 Pemeliharaan rutin/berkala ambulance/mobil jenasah Terlaksananya Pemeliharaan kendaraan operasional, 3 ambulance, 78,224,000
ambulance/mobil jenasah rumah sakit 1 mobil
jenazah

1 02 1 02 01 17 22 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah sakit Terlaksananya Pemeliharaan perlengkapan gedung dan alat 129 Unit 30,800,000
rumah sakit

1 02 1 02 01 17 23 Penataan taman di lingkungan Rumah Sakit Terlaksananya penataan taman di lingkungan RS 1 Paket 185,000,000

1 02 1 02 01 17 25 Pengadaan Alat-alat kesehatan rumah sakit Terlaksananya pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit (Alat 1 Paket 6,719,014,250
Ruang Operasi dan Laboratorium dan Alat Kesehatan
Penunjang Medis Lainnya)

1 02 1 02 01 17 26 Pengadaan Obat-obatan rumah sakit Terlaksananya pengadaan obat-obatan, bahan medis habis 1 Paket 3,023,693,182
pakai, bahan kimia radiologi dan kimia laboratorium rumah
sakit

1 02 1 02 01 17 27 Pengadaan Perlengkapan Rumah Tangga Rumah Sakit (Dapur, Tersedianya perlengkapan rumah tangga RS 1 Paket 371,425,000
ruang pasien, Loundri, ruang tunggu, DLL)

1 02 1 02 01 17 28 Pengadaan Bahan-Bahan Logistik RS Tersedianya Bahan makanan bagi pasien RS 1 Paket 598,704,000

1 02 1 02 01 17 29 Penggadaan percetakan administrasi dan surat-menyurat RS Tersedianya kebutuhan cetak dan penggandaan rumah sakit 12 bulan 99,614,000

1 02 1 02 01 17 30 Pengadaan Instalasi Air, Telepon, dan Listrik Rumah Sakit Terlaksananya pengadaan SIM RS 1 gedung 75,000,000
farmasi, 1
ponek, 1
rawat inap

1 02 1 02 01 17 31 Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan Terlaksananya pengawasan dan pengendalian keamanan dan 12 bulan 37,868,750
makanan dan air Rumah Sakit kesehatan makanan dan air di RS

1 02 1 02 01 17 33 Pengadaan Prasarana Puskesmas Pengadaan prasarana air bersih pada gedung puskesmas yang 56 paket 12,527,952,221
baru, Pengadaan set umum, set KIA KB, set UGD, set pengadaan
persalinan, set pasca persalinan, set ruangan farmasi, alat untuk 12
antropometri, prasarana air bersih, pengolahan limbah, alat Puskesmas
pencegahan/penanganan COVID 19

Total Anggaran Tahun 2020 (Perubahan APBD) 80,569,492,996


1 02 01 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN Meningkatnya layanan administrasi perkantoran 100%
DAERAH
- - 35,002,662,416 - 35,981,114,416 - 35,976,722,416 - 35,992,722,416 - 142,953,221,664

1 02 01 2 01 Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi 19 Dokumen
- - 77,650,000 - 80,000,000 - 90,000,000 - 95,000,000 - 342,650,000
Daerah Kinerja Perangkat Daerah
1 02 01 2 01 01 Penyusunan Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah Tersusunnya dokumen Profil OPD, Perubahan Renstra, 12 Dokumen
Renja-PD, Perubahan Renja PD, RKT, Perjanjian Kinerja,
Perubahan PK, Rencana Aksi Kinerja, RKA PD, Perubahan
RKA PD, DPA SKPD dan Perubahan DPA PD

- - 30,000,000 7 dokumen 30,000,000 35,000,000 35,000,000 130,000,000

Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Perangkat 6 Kali


Daerah
- - 17,650,000 20,000,000 20,000,000 25000000 82,650,000

1 02 01 2 01 07 Evaluasi Kinerja Perangkat Tersusunya dokumen LKIP, LKPJ, LPPD dan evaluasi renja 7 Dokumen
Daerah per triwulan - - 30,000,000 30,000,000 35,000,000 35,000,000 130,000,000

1 02 01 2 02 Administrasi Keuangan Perangkat Daerah Tersedianya Jasa Administrasi Keuangan ASN 588 Orang/ 12 34,347,931,000 - 35,170,000,000 - 35,170,000,000 - 35,170,000,000
- - 139,857,931,000
Bulan
1 02 01 2 02 01 Penyediaan Gaji dan Tunjangan ASN Tersedianya Gaji dan Tunjangan ASN 588 Orang/ 12 34,181,993,000
- - 35,000,000,000 35,000,000,000 35,000,000,000 139,181,993,000
Bulan
1 02 01 2 02 03 Pelaksanaan Penatausahaan dan Pengujian/Verifikasi Tersedianya Honor Pengelola APBD 9 orang
- - 165,938,000 170,000,000 170,000,000 170,000,000 675,938,000
Keuangan SKPD
1 02 01 2 03 Administrasi Barang Milik Daerah pada Perangkat Tersedianya Administrasi Barang Milik Daerah pada 100%
- - 28,800,000 - 30,000,000 - 30,000,000 - 30,000,000 118,800,000
Daerah Perangkat Daerah
1 02 01 2 03 02 Pengamanan Barang Milik Daerah SKPD Tersedianya honor Pengelola BMD SKPD - - 5 orang 28,800,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 118,800,000
1 02 01 2 05 100% 3,360,000,000 3,360,000,000 3,360,000,000 3,360,000,000 3,360,000,000
Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah Meningkatmya Layanan Administrasi Perkantoran
1 02 01 2 05 03 224 orang 3,360,000,000 3,360,000,000 3,360,000,000 3,360,000,000 3,360,000,000
Pendataan dan Pengolahan Administrasi Kepegawaian Tersedianya honor Tenaga Kontrak Daerah
target kinerja program dan kerangka pendanaan
Unit Kerja
Data Capaian pada
Kondisi Kinerja pada akhir periode SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Rekening Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcome) dan Kegiatan (Output) Tahun awal Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Lokasi
renstra SKPD (2024) Penanggung
perencanaan (2018)
jawab
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 02 01 2 06 Administrasi Umum Perangkat Daerah Tersedianya Administrasi Umum Perangkat Daerah 12 Bulan
- - 332,976,416 306,314,416 - 290,922,416 - 295,922,416 1,226,135,664

1 02 01 2 06 01 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Terlaksananya pemasangan meteran baru dan istalasi 20,392,000
Bangunan Kantor listrik gudang farmasi 1 paket

1 02 01 2 06 02 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor Tersedianya Peralatan dan Perlengkapan Kantor Pengadaan 64 Pengadaan Pengadaa
gorden, 7 unit AC, 1 gorden, n 6 unit
tripod, 3 printer AC,printer AC, 1
105,352,000 scanner, 2
- - 50,000,000 50,000,000 50,000,000 255,352,000
printer
dan 6
laptop

1 02 01 2 06 05 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan Tersedianya Barang Cetakan dan Penggandaan 120 buku/55.200 120 120 120
Lembar 24,852,000 buku/55.200 30,000,000 buku/55. 30,000,000buku/55. 30,000,000
- - 114,852,000
Lembar 200 200
Lembar Lembar
1 02 01 2 06 06 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang Tersedianya Bahan Bacaan (Koran/Surat Kabar/Buku) 24 Surat Kabar/ 12 Surat 24 Surat 24 Surat
- Undangan - - Bulan - Kabar/Buku 500,000 Kabar/ 12 500,000 Kabar/ 12 500,000 1,500,000
Bulan Bulan
1 02 01 2 06 07 Penyediaan Bahan/Material Tersedianya Jasa Kebersihan Kantor - - 12 bulan 1,626,000 12 bulan 1,626,000 12 bulan 1,626,000 12 bulan 1,626,000 6,504,000
Tersedianya Alat Tulis Kantor - - 12 bulan 38,796,416 12 bulan 38,796,416 12 bulan 38,796,416 12 bulan 38,796,416 155,185,664
1 02 01 2 06 09 Penyelenggaraan rapat koordinasi dan konsultasi SKPD Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Provinsi dan 24 kali 24 kali 24 kali 24 kali
Daerah Luar Provinsi - - 162,350,000 165,000,000 170,000,000 175,000,000 672,350,000

1 02 01 2 08 Penyediaan Jasa penunjang Urusan Pemerintahan Tersedianya Jasa penunjang Urusan Pemerintahan 100%
- - 63,565,000 - 66,800,000 - 67,800,000 - 68,800,000 266,965,000
Daerah Daerah
1 02 01 2 08 01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Penyediaan Materai Surat Menyurat - - 12 bulan 1,800,000 12 bulan 1,800,000 12 bulan 1,800,000 12 bulan 1,800,000 7,200,000
1 02 01 2 08 02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik Terlaksananya pembayaran rekening telepon/internet, 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan
- - 61,765,000 65,000,000 66,000,000 67,000,000 259,765,000
listrik dan air
1 02 01 2 09 Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Tersedianya Pemeliharaan Barang Milik Daerah 100%
Pemerintahan Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah - - 151,740,000 - 328,000,000 - 328,000,000 - 333,000,000 1,140,740,000

1 02 01 2 09 02 Penyediaan Jasa Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan, Pajak, Telaksananya pembayaran pajak kendaraan dinas 4 unit 5 unit 5 unit 5 unit
dan Perizinan Kendaraan Dinas Operasional atau Lapangan operasional - - 6,460,000 8,000,000 8,000,000 8,000,000 30,460,000

Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan 4 unit 5 unit 5 unit 5 unit


- - 143,540,000 145,000,000 145,000,000 150,000,000 583,540,000
Dinas/Operasional
1 02 01 2 09 06 Pemeliharaan peralatan dan mesin lainnya Tersedianya Jasa Perbaikan Peralatan Kerja - - 7 unit 1,740,000 7 unit 175,000,000 7 unit 175,000,000 7 unit 175,000,000 526,740,000
- - -
1 02 02 PROGRAM PEMENUHAN UPAYA KESEHATAN Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan 100%
PERORANGAN DAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT 64,368,542,291 55,719,086,590 55,719,086,590 55,719,086,590
- - 231,525,802,061

1 02 02 2 01 Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk Ketersediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Sesuai
UKM dan UKP Kewenangan Daerah Kabupaten Standar
Kota
- - 24 Unit 16,808,868,451 - 8,935,644,000 - 8,935,644,000 - 8,935,644,000 - 43,615,800,451

1 02 02 2 01 04 Pembangunan Rumah Dinas Tenaga Kesehatan Terlaksananya pembangunan rumah dinas Puskesmas 2 UNIT (Sonimanu
dan Oele)

900,000,000 2 unit (Oelaba


- - 1,000,000,000 2 unit 1,000,000,000 0 - 2,900,000,000
dan Korbafo)

1 02 02 2 01 05 Pembangunan Fasilitas Kesehatan Lainnya Terlaksananya pembangunan baru Pustu 3 unit (Tuanatuk,
- - Oeseli dan Helebeik 1,158,859,973 5 unit 1,500,000,000 5 unit 1,500,000,000 5 unit 1,500,000,000 5,658,859,973
)
1 02 02 2 01 07 Pengembangan Rumah Sakit Terlaksananya penataan taman di lingkungan RS dan 2 Paket
- - - -
penataan parkir RS
1 02 02 2 01 08 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Rumah Sakit Terlaksananya pemeliharaan gedung rumah sakit, 11 gedung
- - 88,793,950 88,793,950
instalasi listrik, air dan telepon rumah sakit
1 02 02 2 01 10 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Fasilitas Rehab Pustu 1 unit (Matasio )
Kesehatan Lainnya - - 145,000,000 1 unit 150,000,000 1 unit 150,000,000 1 unit 150,000,000 595,000,000

1 02 02 2 01 14 Pengadaan Alat Kesehatan/Alat Penunjang Medik Pengadaan peralatan kesehatan Puskesmas 1 paket ( pkm
Fasilitas Pelayanan Kesehatan - - Ndao) 11,307,113,528 1 paket 3,000,000,000 1 paket 3,000,000,000 1 paket 3,000,000,000 20,307,113,528

Terlaksannya pengadaan sanitarian kit beserta reagen, 4 paket


alat kesehatan Puskesmas, Peralatan pendukung
Pencegahan Kanker Serviks (Krio Therapi), Gangguan
Penglihatan dan Pendengaran (Opthalmoscope dan Ear - - -
KIT) dan Deteksi Dini Faktor Resiko PTM di Puskesmas

1 02 02 2 01 16 Pengadaan Obat, Vaksin Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
- - 3,475,391,000 3,475,391,000 3,475,391,000 3,475,391,000 13,901,564,000

Terlaksananya pemerataan obat dan perbekalan 12 Puskesmas 12 Puskesmas 12 12


kesehatan ke Puskesmas - - 30,000,000 30,000,000 Puskesma 30,000,000 Puskesma 30,000,000 120,000,000
s s
Terlaksananya pemusnahan Obat kadaluarsa - - 1 Kali 70,000,000 1 Kali 70,000,000 1 Kali 70,000,000 1 Kali 70,000,000 280,000,000
Terlaksananya distribusi obat, BMHP dan vaksin ke 12 kali 148,107,000 12 kali 148,107,000 12 kali 148,107,000
444,321,000
Puskesmas
Terlaksananya Penggunaan Aplikasi e-Logistic Obat, 12 bulan 28,436,000 12 bulan 28,436,000 12 bulan 28,436,000
85,308,000
BMHP dan Vaksin
1 02 02 2 01 19 Pemeliharaan Prasarana dan Pendukung Fasilitas Terlaksananya pemeliharaan peralatan dan mesin IPAL 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
- - 257,910,000 257,910,000 257,910,000 257,910,000 1,031,640,000
Pelayanan Kesehatan serta bahan bakar untuk incnerator RS
Terlaksananya Pemeliharaan perlengkapan gedung dan 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket
alat rumah sakit
- - 30,800,000 30,800,000 30,800,000 30,800,000 123,200,000

1 02 02 2 01 20 Pemeliharaan Rutin dan Berkala Alat Kesehatan/Alat Terlaksananya pemeliharaan dan kalibrasi terhadap alat 2 paket 2 paket 2 paket 2 paket
Penunjang Medik Fasilitas Pelayanan Kesehatan kesehatan rumah sakit
- - 245,000,000 245,000,000 245,000,000 245,000,000 980,000,000

Terlaksananya kalibrasi alat kesehatan Puskesmas 1 kali 1 kali 1 kali

161,920,000 161,920,000 161,920,000 485,760,000

1 02 02 2 02 Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan Presentase Layanan Kesehatan 100% 100% 100% 100%
UKP Rujukan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota
- - 46,555,588,840 45,779,357,590 45,779,357,590 45,779,357,590 183,893,661,610

1 02 02 2 02 01 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Terlaksananya pertemuan orientasi P4K 1 kali (2500 ibu 1 kali (2500 ibu 1 kali 1 kali
- - hamil) 92,000,000 hamil) 92,000,000 (2500 ibu 92,000,000 (2500 ibu 92,000,000 368,000,000
hamil) hamil)
Terlaksananya pertemuan orientasi kelas ibu dan 2 kali (500 ibu 2 kali (500 ibu 2 kali 2 kali
orientasi kelas balita bagi nakes hamil) hamil) (500 ibu (500 ibu
hamil) hamil)
- - -

Meningkatnya Cakupan Pelayanan Ibu Hamil 100% 100% 298,768,750 100% 298,768,750 100% 298,768,750
- - 896,306,250

1 02 02 2 02 02 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Jumlah ibu bersalin yang mendapat layanan kesehatan 5402 bumil 5402 bumil 5402 5402
- - 1,731,329,000 1,731,329,000 1,731,329,000 1,731,329,000 6,925,316,000
bumil bumil
Terlaksananya pertemuan evaluasi pelaksanaan program 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali
KIA,penguatan 2H2, orientasi kegawatdaruratan ibu dan
bayi

- - 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 300,000,000

Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin - - 100% 100% 100% 100% -


1 02 02 2 02 04 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Balita Terlaksannya Pertemuan tatalaksana MTBS dan dan 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali
Pelaporan MTBS, sosialisasi/penyuluhan MTBS 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000
- - 200,000,000

Terlaksananya orientasi kader posyiandu / kader PKK 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali
(MTBS)
- - 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 120,000,000
target kinerja program dan kerangka pendanaan
Unit Kerja
Data Capaian pada
Kondisi Kinerja pada akhir periode SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Rekening Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcome) dan Kegiatan (Output) Tahun awal Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Lokasi
renstra SKPD (2024) Penanggung
perencanaan (2018)
jawab
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Terlaksananya Pertemuan Program Rutin Imunisasi 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali
(Nakes)
- - 232,000,000

Terkasananya Imunisasi Bayi Balita Terintegrasi dan 2 Kali 2 Kali 2 Kali 2 Kali
Pelayanan di Desa Non UCI
- - -
58,000,000 58,000,000 58,000,000 58,000,000

Pelayanan kesehatan balita 100% 100% 100% 100%


- - -

Pengelolaan kesehatan balita 100% 100% 100% 100%


- - -

1 02 02 2 02 05 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Terlaksananya Monitoring Bulan Imunisasi Anak Sekolah 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali
Pendidikan Dasar - - 30,500,000 30,500,000 30,500,000 30,500,000 122,000,000

Terlaksananya Pertemuan Pembinaan Pelayanan UKS bagi 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
Guru Pengelola UKS - - 180,000,000

Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pembinaan dan 2 kali 45,000,000 2 kali 45,000,000 2 kali 45,000,000 2 kali 45,000,000
Pelayanan UKS di Sekolah - - -

Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar - - 100% 100% 100% 100% -
1 02 02 2 02 06 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Terlaksananya pertemuan pelayanan kesehatan peduli 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
Produktif remaja ( PKPR )
- - 111,983,200

27,995,800 27,995,800 27,995,800 27,995,800


Pelayanan kesehatan pada usia produktif 100% 100% 100% 100%

- - -

1 02 02 2 02 07 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Terlaksananya Pertemuan evaluasi tatalaksana pelayanan 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
Lanjut usia lanjut dengan penyakit degeneratif

- - 172,126,184

43,031,546 43,031,546 43,031,546 43,031,546

Pelayanan kesehatan pada usia lanjut 100% 100% 100% 100%

- - -

1 02 02 2 02 08 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi Meningkatnya cakupan Pelayanan pada Penderita 100% 100% 100%
Hipertensi 60,000,000 60,000,000 60,000,000 180,000,000

1 02 02 2 02 09 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Penderita Meningkatnya cakupan Pelayanan pada Penderita 100% 100% 100%
Diabetes Melitus Diabetes Melitus 75,000,000 75,000,000 75,000,000 225,000,000

1 02 02 2 02 11 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Pertemuan evaluasi TB bagi pengelola program dan 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
Tuberkulosis mikroskopis Puskesmas dan Pustu

- - 33,500,000 33,500,000 33,500,000 33,500,000 134,000,000

Pengamfrakan OAT dan bahan laboratorium cros check 7 kali 7 kali 7 kali 7 kali
- - -
slide TB di laboratorium provinsi
Penjaringan penderita TB 8 kl 8 kl 8 kl 8 kl
- - -

Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis 100% 100% 100% 100%

- - -

1 02 02 2 02 12 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Pengamfrakan logistik HIV AIDS di dinkes provinsi 3 kli 3 kli 3 kli 3 kli
Risiko Terinfeksi HIV 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000
- - 120,000,000

Supervisi program IMS/HIV/AIDS bagi pengelola 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali


program dan mikroskopis
- - -

Penjaringan zero survey HIV 7 kl 7 kl 7 kl 7 kl


- - -

Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi 100% 100% 100% 100%
virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia
- - -
(Human Immunodeficiency Virus).

1 02 02 2 02 15 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Gizi Terlaksananya sosialisasi ROTE CERDAS, Terlaksananya 65 Desa 65 Desa 65 Desa 65 Desa
Masyarakat orrientasi KAP (komunikasi Antar Pribadi) bagi kader,
Sosialisasi stunting bagi Tomas, tokoh adat dan tokoh
agama, Pemberdayaan keluarga sadar stunting. - - 456,000,000 456,000,000 456,000,000 456,000,000 1,824,000,000

Pelatihan Kader Posyandu 2 Kegiatan 2 Kegiatan 2 Kegiatan 2 Kegiatan


- - -

Terlaksananya Pelatihan /Orientasi Pemantauan 24 orang 24 orang 24 orang 24 orang


Pertumbuhan (PP) dan Pemberian Makanan Tambahan - - 100,000,000 100,000,000 100,000,000 100,000,000 400,000,000
bagi Bayi dan Anak (PMBA)
Terlaksannya Pertemuan Orientasi Sistem Elektronik 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali
Pencatatan dan Pelaporan Program Gizi Berbasis
- - 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 280,000,000
Masyarakat (ePPGBM) serta orientasi sistem surveilans
gizi
Terlaksananya Monitoring Pemberian Tablet Tambah 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
- - 100,000,000
Dara (TTD)/Fe Bagi Remaja Putri
Terlaksananya pengambilan dan distribusi suplemen gizi 2 kali 25,000,000 2 kali 25,000,000 2 kali 25,000,000 2 kali 25,000,000
(TTD/Fe, Vitamin A, Iodine test, Mineral mix dan lain- - - -
kain)
Terlaksananya Sosialisasi Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
- - 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 120,000,000
Di Kecamatan
1 02 02 2 02 17 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Terlaksananya penyusunan Dokumen Pengelolaan 12 dokumen - - -
Lingkungan Hidup 12 Puskesmas

- - 1,210,000,000 0 0 0 1,210,000,000

Tersedianya laporan hasil pemeriksaan kualitas depot air 22 Depot/Kali 22 Depot/Kali 22 22


minum isi ulang dan pertemuan evaluasi program Depot/Kal Depot/Kal
penyehatan anak i i

- - 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 300,000,000

pertemuan lintas sektor dan lintas program terkait 20 Desa 20 Desa 20 Desa 20 Desa
peningkatan kualitas sanitasi dasar dan monitoring desa - - 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 300,000,000
yang melaksanakan STBM
1 02 02 2 02 20 Pengelolaan Surveilans Kesehatan Terlaksananya Sistem Kewaspadaan Dini(SKD) Penyakit 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali
Potensi KLB(Masyarakat), Respon cepat terhadap
Peningkatan Kasus Berpotensi KLB( Masyarakat),
Surveilans Aktif Rumah Sakit Penyakit Berpotensi KLB( - - 160,000,000
Rumah Sakit)

40,000,000 40,000,000 40,000,000 40,000,000


Pengambilan dan Pengiriman Specimen Kasus AFP dan 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
Campak( Masyarakat, UPTD Labkes Prov. NTT)

- - -
target kinerja program dan kerangka pendanaan
Unit Kerja
Data Capaian pada
Kondisi Kinerja pada akhir periode SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Rekening Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcome) dan Kegiatan (Output) Tahun awal Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Lokasi
renstra SKPD (2024) Penanggung
perencanaan (2018)
jawab
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 02 02 2 02 22 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Jiwa dan Terlaksananya Deteksi Dini Orang Dengan Gangguan Jiwa 150 orang 150 orang 150 orang 150 orang
NAPZA
- - 25,000,000 25,000,000 25,000,000 25,000,000 100,000,000

Terlaksananya Kunjungan Rumah dan Pelayanan Pasien 73 ODGJ Berat 73 ODGJ Berat 73 ODGJ 73 ODGJ
ODGJ Berat secara integrasi Berat Berat

- - 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 80,000,000

Terlaksananya Pertemuan Evaluasi Terintegrasi, 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali


Monitoring dan Supervisi Program Kesehatan Jiwa

- - 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 80,000,000

Workshop/Pelatihan/Rakon/Konsultasi Teknis Program 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali


Kesehatan Jiwa (Anak dan Remaja, Dewasa dan Lansia
serta Napza)
- - 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 120,000,000

Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat 100% 100% 100% 100%

- - -

1 02 02 2 02 23 Pengelolaan Upaya Kesehatan Khusus Pemeriksaan, pendampingan dan Vaksinasi Calon Jemaah 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali
Haji dan WUS
- - 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 200,000,000

1 02 02 2 02 25 Pelayanan Kesehatan Penyakit Menular dan Tidak Supervisi program malaria bagi pengelola program dan 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali
Menular mikroskopis
- - 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 40,000,000

Terlaksananya pencegahan dan penanganan Covid-19 100% 100% 100% 100%

- - 132,851,037 132,851,037 132,851,037 132,851,037 531,404,148

Pertemuan evaluasi malaria bagi pengelola program dan 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
miikroskopis Puskesmas
- - 274,800,000

Pertemuan evaluasi ISPA diare bagi pengelola program 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
Puskesmas
- - -

Fogging nyamuk di lokasi penderita DBD - - 4 lokasi 4 lokasi 4 lokasi 4 lokasi -


Supervisi/monev ISPA, diare dan DBD bagi pengelola 6 kali 6 kali 6 kali 6 kali
program

- - -

Pelayanan KLB untuk mencegah peningkatan kasus 5 kali 68,700,000 5 kali 68,700,000 5 kali 68,700,000 5 kali 68,700,000
berpotensi wabah

- - -

Cros check slide malaria di laboratorium propinsi 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali

- - -

Survey serologi frambusia pada anak usia 1 - 5 tahun 30 desa 30 desa 30 desa 30 desa

- - -

Pertemuan evaluasi filariasis dan kecacingan bagi 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
pengelola Puskesmas

- - 77,998,768 77,998,768 77,998,768 77,998,768 311,995,072

Survey penderita kusta dan survei prevalensi kecacingan 3 kali, 20 SD 3 kali, 20 SD 3 kali, 20 3 kali, 20
pada anak sekolah dasar SD SD

- - -

Pengamfrakan obat dan logistik kusta, frambusia dan 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali
kecacingan

- - -

Supervisi/monev filaria dan kecacingan bagi pengelola 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali

- - -

Terlaksananya workshop/pelatihan/rakon/konsultasi 4 Kali 4 Kali 4 Kali 4 Kali


teknis program (kanker, kelainan darah, gangguan
metabolik, gangguan indera dan fungsional)
- - 205,000,000 205,000,000 205,000,000 205,000,000 820,000,000

Terlaksananya Pertemuan Evaluasi Terintegrasi, 3 Kali 3 Kali 3 Kali 3 Kali


Monitoring dan Supervisi Program PTM

- - -

Terlaksanya Kegiatan Aksi Deteksi Dini Faktor Resiko 51105 orang 51105 orang 51105 51105
PTM orang orang

- - -

Terlaksananya pengadaan KIE Penyakit Tidak Menular di 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket
Puskesmas

- - -

Terlaksananya sosialisasi dan deteksi secara dini kanker 11506 WUS 11506 WUS 11506 11506
serviks dan kanker payudara WUS WUS

- - -
target kinerja program dan kerangka pendanaan
Unit Kerja
Data Capaian pada
Kondisi Kinerja pada akhir periode SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Rekening Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcome) dan Kegiatan (Output) Tahun awal Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Lokasi
renstra SKPD (2024) Penanggung
perencanaan (2018)
jawab
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Terlaksananya Review Implementasi Kebijakan KTR di 21 Sekolah 21 Sekolah 21 21
Sekolah dan Tempat Umum Sekolah Sekolah

- - -

Terlaksananya sosialisasi/penyuluhan peningkatan 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali


kesehatan masyarakat (Kanker Serviks)

- - 46,500,000 46,500,000 46,500,000 46,500,000 186,000,000

Pelayanan kesehatan penderita hipertensi 100% 100% 100% 100%


- - -
Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus 100% 100% 100% 100%
- - -
1 02 02 2 02 26 Pengelolaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Tersedianya jaminan kesehatan daerah bagi masyarakat 10.291 orang 10.291 orang 10.291 10.291
- - 3,052,996,514 3,052,996,514 3,052,996,514 3,052,996,514 12,211,986,056
miskin orang orang
1 02 02 2 02 32 Operasional Pelayanan Rumah Sakit Tersedianya Jasa Surat menyurat, komunikasi sumber 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan
daya air dan listrik, alat tulis kantor, kebersihan kantor,
barang cetak penggandaan, sarana penerangan bangunan
kantor, dan makan minum Rapat di RSUD dan - - 3,764,433,675 3,764,433,675 3,764,433,675 3,764,433,675 15,057,734,700
Outsourcing satpam penjaga rumah sakit (8 Satpam)

Terlaksananya pengadaan SIM RS 3 unit 3 unit 3 unit 3 unit


- - 915,000,000 915,000,000 915,000,000 915,000,000 3,660,000,000

Terlaksananya pengawasan dan pengendalian keamanan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan


- - 65,000,000 65,000,000 65,000,000 65,000,000 260,000,000
dan kesehatan makanan dan air di RS
Terlaksananya Pemeliharaan kendaraan operasional, 2 unit 2 unit 2 unit 2 unit
- - 78,224,000 78,224,000 78,224,000 78,224,000 312,896,000
ambulance/mobil jenasah rumah sakit
Terlaksananya pengadaan obat-obatan, bahan medis 4 paket 4 paket 4 paket 4 paket
habis pakai, bahan kimia radiologi dan kimia - - 1,985,000,000 1,985,000,000 1,985,000,000 1,985,000,000 7,940,000,000
laboratorium rumah sakit
Tersedianya perlengkapan rumah tangga RS - - 1 Paket 248,500,000 1 Paket 248,500,000 1 Paket 248,500,000 1 Paket 248,500,000 994,000,000
Tersedianya Bahan makanan bagi pasien RS - - 12 Bulan 657,000,000 12 Bulan 657,000,000 12 Bulan 657,000,000 12 Bulan 657,000,000 2,628,000,000
pengadaan alat-alat kesehatan, CSSD Alat kesehatan, 4 Paket 4 Paket 4 Paket 4 Paket
laundry alat kesehatan, ruang isolasi standar 5,467,582,000 5,467,582,000 5,467,582,000 5,467,582,000
- - 21,870,328,000

Tersedianya kebutuhan cetak dan penggandaan rumah 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan
- - 99,614,000 99,614,000 99,614,000 99,614,000 398,456,000
sakit
Terlaksananya diklat teknis dan fungsional petugas RS (in 95 Orang 95 Orang 95 Orang 95 Orang
- - - - - - -
house 75, out house 20)
1 02 02 2 02 33 Operasional Pelayanan Puskesmas Tersedianya dana Bantuan Operasional Kesehatan 12 Puskesmas 12 Puskesmas 12 12
puskesmas - - 15,113,646,000 15,113,646,000 Puskesma 15,113,646,000 Puskesma 15,113,646,000 60,454,584,000
s s
Tersedianya biaya operasional dan pemeliharaan 12 Puskesmas 12 Puskesmas 12 12
Puskesmas bersumber dana kapitasi 40% dan non - - 2,646,074,600 2,646,074,600 Puskesma 2,646,074,600 Puskesma 2,646,074,600 10,584,298,400
kapitasi s s
Terlaksananya pembayaran honor dan insentif dokter 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan
PNS/CPNS dan kontrak daerah serta jasa medis pelayanan - - 7,349,111,900 7,349,111,900 7,349,111,900 7,349,111,900 29,396,447,600
tenaga Puskesmas (60%)
1 02 02 2 02 35 Pelaksanaan Akreditasi Fasilitas Kesehatan di Re-Akreditasi Rumah Sakit dan Pemutakhiran Data RS 1 Dokumen 1 Dokumen 1 1
Kabupaten/Kota (Profil Statistik RS) - - 100,000,000 100,000,000 Dokumen 100,000,000 Dokumen 100,000,000 400,000,000

Meningkatnya Jumlah Puskesmas Terakreditasi Madya 60% 745,138,000 60% 745,138,000 60% 745,138,000 60% 745,138,000
2,980,552,000

1 02 02 2 03 Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan Tersedianya Informasi Kesehatan 1 Website 1 Website 1 Website 1 Website
- - 159,085,000 159,085,000 159,085,000 159,085,000 636,340,000
secara Terintegrasi
1 02 02 2 03 02 Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan Tersajinya informasi melalui website dinkes, 2 Kali 2 Kali 2 Kali 2 Kali
Terlaksananya pertemuan evaluasi program dan - - 159,085,000 159,085,000 159,085,000 159,085,000 636,340,000
penguatan manajemen data
1 02 02 2 04 Penerbitan Izin Rumah Sakit Kelas C dan D dan Terlaksananya Evaluasi Pelayanan Kesehatan Tingkat 5 Kali 5 Kali 5 Kali 5 Kali
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Daerah Daerah - - 845,000,000 845,000,000 845,000,000 845,000,000 3,380,000,000
Kabupaen/Kota
1 02 02 2 04 03 Peningkatan Mutu Pelayanan Fasilitas Kesehatan Terlaksananya pertemuan evaluasi pelayanan kesehatan 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali
- - 580,000,000
dasar
Terlaksananya pengawasan sarana kesehatan - - 1 kali 145,000,000 1 kali 145,000,000 1 kali 145,000,000 1 kali 145,000,000 -
Terlaksananya pertemuan rutin evaluasi pencatatan dan 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali
- - -
pelaporan pelayanan kesehatan
1 02 02 2 04 04 Penyiapan Perumusan dan Pelaksanaan Terlaksananya program pengobatan gratis pasien di 227 Orang 227 Orang 227 Orang 227 Orang
Pelayanan Kesehatan Rujukan rumah sakit dari PEMDA untuk pasien rujukan ke faskes - - 700,000,000 700,000,000 700,000,000 700,000,000 2,800,000,000
tingkat lanjut
1 02 03 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA Meningkatnya Kapasitas SDM Kesehatan 100% 100% 100% 100%
- - 294,648,963 294,648,963 294,648,963 300,000,000 1,183,946,889
MANUSIA KESEHATAN
1 02 03 2 02 Perencanaan Kebutuhan dan Pendayagunaan Tersedianya SDM Kesehatan yang berkompeten 72 Orang 72 Orang 72 Orang 72 Orang
Sumberdaya Manusia Kesehatan untuk UKP dan UKM
di Wilayah Kabupaten/Kota - - 94,648,963 94,648,963 94,648,963 100,000,000 383,946,889

1 02 03 2 02 02 Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Tersedianya insentif, honorarium dan jasa pelayanan 251 orang 251 orang 251 orang 251 orang
Kesehatan sesuai Standar kesehatan bagi pegawai rumah sakit
- - 6,795,421,610 6,795,421,610 6,795,421,610 6,795,421,610 27,181,686,440

Terlaksananya pembayaran honor dan insentif dokter 44 orang 44 orang 44 orang


PNS/CPNS, dokter kontrak daerah dan nusantara sehat
3,680,000,000 3,680,000,000 3,680,000,000 11,040,000,000

1 02 03 2 02 03 Pembinaan dan Pengawasan Sumber Daya Terlaksananya sosialisasi disiplin kinerja pegawai di 72 Orang 72 Orang 72 Orang 72 Orang
Manusia Kesehatan Puskesmas, pertemuan pengelola dan penyimpan barang, - - 94,648,963 94,648,963 94,648,963 100,000,000 383,946,889
bimtek pengelolaan keuangan
jumlah SDM yg berdaya guna 251 orang - 251 orang - 251 orang - 251 orang 251 orang
1 02 03 2 03 Pengembangan Mutu dan Peningkatan Kompetensi Tersedianya tenaga fungsional Kesehatan yang 50 Orang 50 Orang 50 Orang 50 Orang
Teknis Sumber Daya Manusia Kesehatan Tingkat berkompeten
Daerah Kabupaten/Kota - - 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 800,000,000

1 02 03 2 03 01 Pengembangan Mutu dan Peningkatan Tersedianya tenaga fungsional Kesehatan yang 50 Orang 50 Orang 258 orang 50 Orang
Kompetensi Teknis Sumber Daya Manusia berkompeten
- - 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 800,000,000
Kesehatan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota

1 02 05 PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BIDANG Meningkatnya Upaya Kesehatan Bersumber Daya 100% 100% 100% 100%
- - 140,000,000 150,000,000 160,000,000 165,000,000 615,000,000
KESEHATAN Masyarakat di Fasilitas Kesehatan
1 02 05 2 01 Advokasi, Pemberdayaan, Kemitraan, Terlaksananya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di 3 Kali 3 Kali 3 Kali 3 Kali
Peningkatan Peran serta Masyarakat dan Lintas Puskesmas
Sektor Tingkat Daerah Kabupaten/ Kota
- - 100,000,000 100,000,000 100,000,000 100,000,000 400,000,000

1 02 05 2 01 01 Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan, Advokasi, Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan Germas 3 Kali 3 Kali 3 Kali 3 Kali
Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat di Puskesmas serta orientasi UKBM bagi nakes - - 100,000,000 100,000,000 100,000,000 100,000,000 400,000,000

1 02 05 2 03 Pengembangan dan Pelaksanaan Upaya Kesehatan Terlaksananya Pengelolaan Pelayanan di Posyandu 2 Kali 2 Kali 2 Kali 2 Kali
Bersumber daya Masyarakat (UKBM) Tingkat Daerah - - 40,000,000 50,000,000 60,000,000 65,000,000 215,000,000
Kabupaten/Kota
1 02 05 2 03 01 Bimbingan Teknis Dan Supervisi Pengembangan Terlaksananya orientasi KAP dan refreshing bagi kader 25 orang 25 orang 25 orang 25 orang
- - 40,000,000 50,000,000 60,000,000 65,000,000 215,000,000
Dan Pelaksanaan Upaya Kesehatan Bersumber posyandu
Daya Masyarakat (UKBM) Pemantauan sistem lima meja - - 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali -
TOTAL 80,569,492,996 99,805,853,670 2 92,144,849,969 92,150,457,969 92,176,809,006 456,847,463,610
Tabel. 7.2
Indikasi Rencana Rrogram Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Kabupaten Rote Ndao

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Kinerja Awal Kondisi Kinerja Pada Akhir
Kode Indikator Kinerja Program (Outcome) Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
Prioritas Pembangunan RPJMD Periode RPJMD
(Tahun 2019) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17
URUSAN WAJIB
1 LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
1 PENDIDIKAN
Program Pendidikan Anak Usia Dini dan Meningkatnya pendidikan anak usia dini (5-6) 100 100 2,331,760 100 3,378,395.20 100 3,425,963.10 100 3,474,482.37 100 3,523,972.01 100 16,134,573
Pendidikan Non Formal/Informal tahun
Meningkatnya Partisipasi Pendidikan 100 100 100 100 100 100 100
Kesetaraan (Usia 7-18 Tahun)
Program Peningkatan pendidikan dan pengajaran Meningkatnya partisipasi sekolah usia 7-15 100 100 25,034,000 100 26,534,680.00 100 28,045,373.60 100% 28,566,281.07 100 29,097,606.69 100 137,277,941
Tahun
Program Peningkatan sarana dan prasarana Meningkatnya rasio ketersediaan sekolah 64 64.87 20,280,120 66.41 22,185,722.40 67.43 30,599,436.85 68.77 28,021,425.58 69.53 37,451,854.10 69.53 138,538,559
pendidikan terhadap penduduk usia sekolah pendidikan
dasar
Program Pembinaan Guru dan Tenaga Meningkatnya kualitas guru 81.57 83.19 2,855,000 84.86 3,412,100.00 86.55 3,470,342.00 88.28 8,029,748.84 90 3,590,343.82 90 21,357,535
Kependidikan
2 KESEHATAN
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Meningkatnya kesehatan ibu dan anak 77.73 100 19,535,441 100 20,926,149.82 100 21,324,672.82 100 23,731,166.27 100 24,145,789.60 100 109,663,220

Program Peningkatan Pencegahan dan Meningkatnya pencegahan dan pengendalian 88 90 1,653,897 92 2,686,974.94 94 2,720,714.44 96 3,755,128.73 100 3,790,231.30 14,606,946
Pengendalian Penyakit penyakit
Program Peningkatan Pelayanan dan Sumber Meningkatnya akses dan mutu pelayanan 80 100 50,710,138 100 54,724,340.76 100 65,758,827.58 100 68,814,004.13 100 69,890,284.21 100 309,897,595
Daya Kesehatan kesehatan
3 PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Program Pengembangan, Pengelolaan Jalan dan 37.77 6.52 60,014,711 6.52 63,715,005.22 57.33 88,439,305.32 78.67 117,188,091.43 100 210,961,853.26 100 540,318,966
Proporsi Panjang Jalan Kabupaten dalam
jembatan, sarana prasarana Kebinamargaan dan
kondisi baik (%)
Jasa Konstruksi
Program Pengembangan, Pengelolaan dan Meningkatnya jaringan irigasi kondisi baik 55.94 61.55 7,457,785 67.32 10,106,940.70 73.25 9,759,079.51 79.35 17,914,261.10 85.6 8,072,546.33 85.6 53,310,613
Konservasi Sumber Daya Air, Irigasi dan
Bangunan Air Lainnya
Program Perencanaan, pemanfaatan dan Ketaatan terhadap RTRW 96.5 96.8 1,250,000 97.02 1,275,000.00 97.05 1,300,500.00 97.05 1,326,510.00 97.5 1,353,040.20 97.5 6,505,050
pengendalian tata ruang
4 PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Program Pengembangan Perumahan dan Cakupan Lingkungan Permukiman Layak 73.95 75.23 16,344,180 78.4 32,157,714.60 82.72 32,739,624.26 88.39 29,979,361.95 95.82 31,086,849.42 95.82 142,307,730
Kawasan Permukiman
Program Penataan dan Pengendalian Bangunan Meningkatnya penataan dan pengendalian 70.53 70.59 312,870 70.63 319,127.40 71.14 325,509.95 73.05 332,020.15 75.41 338,660.55 75.41 1,628,188
bangunan
5 KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SERTA PERLINDUNGAN MASYARAKAT

Program Peningkatan Penegakan Peraturan Presentase penegakan Perda 100 100 19,500 100 19,890.00 100 20,287.80 100 20,693.56 100 21,107.43 100 101,479
perundang-undangan daerah
Program Ketertiban Umum Dan Ketentraman Cakupan Ketertiban dan Ketentraman Umum 100 100 895,275 100 913,180.50 100 931,444.11 100 950,072.99 100 969,074.45 100 4,659,047
Masyarakat
Program Peningkatan Perlindungan Masyarakat Cakupan perlindungan masyarakat 100 100 130,000 100 132,600.00 100 135,252.00 100 137,957.04 100 140,716.18 100 676,525

Program Pengembangan wawasan kebangsaan Cakupan Peningkatan Wawasan Kebangsaan 100 100 671,200 100 684,624.00 100 698,316.48 100 712,282.81 100 726,528.47 100 3,492,952
dan penanganan daerah rawan konflik

Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Cakupan pelayanan penanggulangan 100 100 1,187,389 100 1,211,136.78 100 1,235,359.52 100 1,260,066.71 100 1,285,268.04 100 6,179,220
Bencana Alam bencana
6 SOSIAL
Program Peningkatan Perlindungan dan Jaminan Meningkatnya Perlindungan dan Jaminan 12.220 100 1,054,800 100 1,075,896.00 100 1,097,413.92 100 1,119,362.20 100 1,141,749.44 100 5,489,222
Sosial Sosial KPM/10.090
KK

Rancangan Akhir RPJMD Kab. Rote Ndao Tahun 2019-2024 VII - 3


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Kinerja Awal Kondisi Kinerja Pada Akhir
Kode Indikator Kinerja Program (Outcome) Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
Prioritas Pembangunan RPJMD Periode RPJMD
(Tahun 2019) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17
Program Peningkatan Pelayanan dan Rehabilitasi Meningkatnya pelayanan dan rehabilitasi 1.180 Orang 100 1,085,000 100 1,106,700.00 100 1,128,834.00 100 1,151,410.68 100 1,174,438.89 100 5,646,384
Sosial sosial bagi PMKS
Program Peningkatan Pemberdayaan Sosial Meningkatnya pemberdayaan kelembagaan 680 Orang 100 75,000 100 76,500.00 100 78,030.00 100 79,590.60 100 81,182.41 100 390,303
sosial dan peran serta kepemudaan

Program Penanganan Fakir Miskin Meningkatnya Pelayanan dan penanganan 2.605 100 511,194 100 521,417.88 100 531,846.24 100 542,483.16 100 553,332.83 100 2,660,274
fakir miskin KK/14.291
KPM/19
Desa/Kel
2 LAYANAN URUSAN NON DASAR
1 TENAGA KERJA
Program Peningkatan kualitas dan perlindungan Meningkatnya Mutu / Kualitas dan 55 60 510,000 70 520,200.00 80 2,530,604.00 90 4,541,216.08 100 2,052,040.40 100 10,154,060
tenaga kerja Produktifitas Tenaga Kerja
Program Pembinaan Hubungan Industrial dan Meningkatnya Pengawasan dan Perlindungan 100 100 150,000 100 153,000.00 100 156,060.00 100 659,181.20 100 662,364.82 100 1,780,606
Pengawasan Ketenagakerjaan Tenaga Kerja
2 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Program Pemberdayaan perempuan Rasio kekerasan terhadap perempuan 0,045 0,045 352,299 0.04 359,344.98 0.035 366,531.88 0.03 373,862.52 0.025 381,339.77 0.025 1,833,378
Program Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak Menurunnya kekerasan terhadap anak (0-15 0,019 0,019 204,115 0.018 208,197.30 0.017 212,361.25 0.016 216,608.47 0.015 220,940.64 0.015 1,062,223
Tahun)
3 PANGAN
Program Pengembangan Ketersediaan dan Rasio ketersediaan terhadap kebutuhan 65.917: 67.894: 160,000 69.931: 163,200.00 72.029: 166,464.00 74.029: 169,793.28 76.415: 173,189.15 76.415: 832,646
Penanganan Rawan Pangan pangan 16.840 17.008 17.178 17.350 17.523 17.698 17.698

Program Pengembangan Sistim Distribusi dan Keterjangkauan pangan dan stabilnya harga 45 50 130,000 50.5 132,600.00 60 135,252.00 60.5 137,957.04 70 140,716.18 70 676,525
Cadangan Pangan
Program Pengembangan Keamanan Pangan Tingkat konsumsi energi dan protein terhadap 69.90 71.00 150,000 70.50 153,000.00 80 156,060.00 80.30 159,181.20 80.50 162,364.82 80.50 780,606
standar konsumsi energi dan protein

Program Pengembangan Konsumsi dan Jumlah kasus pangan segar asal tumbuhan 10 8 250,000 6 255,000.00 4 260,100.00 2 265,302.00 1 270,608.04 1 1,301,010
penganekaragaman pangan yang membahayakan
4 PERTANAHAN
Program Penataan Pertanahan Meningkatnya luas lahan bersertifikat 7.44 7.63 1,680,000 7.83 1,713,600.00 8.02 1,747,872.00 8.22 1,782,829.44 8.41 1,818,486.03 8.60 8,742,787
5 LINGKUNGAN HIDUP
Program Pengendalian dan Analisis Dampak Meningkatnya pengelolaan sampah 11.93 17.56 2,723,045 29.43 2,777,505.90 41.06 2,833,056.02 52.45 2,889,717.14 63.85 2,947,511.48 63.85 14,170,836
Lingkungan Hidup
Program Analisis dan informasi linkungan hidup Meningkatnya pengelolaan lingkungan hidup 65.49 65.63 837,600.0 65.78 854,352.00 65.93 871,439.04 66.07 888,867.82 66.21 906,645.18 66.21 4,358,904

6 ADM. KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL


Program Peningkatan Pelayanan Pendaftaran Cakupan Pelayanan Pendaftaran Penduduk 90.80 100 597,050.00 100 608,991.00 100 621,170.82 100 633,594.24 100 646,266.12 100 3,107,072
Penduduk
Program Peningkatan Pelayanan Pencatatan Sipil Cakupan Pelayanan Pencatatan Sipil 28.91 100 371,137 100 378,559.74 100 386,130.93 100 393,853.55 100 401,730.62 100 1,931,412

Program Pengelolaan Informasi Administrasi Meningkatnya Pengelolaan Informasi 100 100 307,600 100 313,752.00 100 320,027.04 100 326,427.58 100 332,956.13 100 1,600,763
Kependudukan (PIAK) Dan Pemanfaatan Data Administrasi Kependudukan (PIAK) Dan
Pemanfaatan Data
7 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Program Pemberdayaan masyarakat Meningkatnya Kelompok Binaan Lembaga 10 10 2,405,000 10 2,453,100.00 10 2,502,162.00 10 2,552,205.24 10 2,603,249.34 50 12,515,717
desa/kelurahan, Pengembangan kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat Yang Mandiri
kemasyarakatan dan pelayanan sosial dasar

Meningkatnya PKK dan Posyandu Aktif 10 10 10 10 10 10 50


Program Pengembangan Usaha Ekonomi Meningkatnya kelompok binaan usaha 50 50 260,000 60 265,200.00 70 270,504.00 80 275,914.08 90 281,432.36 350 1,353,050
Perdesaan masyarakat perdesaan
Program Pembinaan Pemerintahan Desa dan Cakupan Pembinaan Kelembagaan 10 10 1,084,663 10 1,106,356.26 10 1,128,483.39 10 1,151,053.05 10 1,174,074.11 50 5,644,630
Kelurahan Pemerintah Desa/Kelurahan

Rancangan Akhir RPJMD Kab. Rote Ndao Tahun 2019-2024 VII - 4


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Kinerja Awal Kondisi Kinerja Pada Akhir
Kode Indikator Kinerja Program (Outcome) Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
Prioritas Pembangunan RPJMD Periode RPJMD
(Tahun 2019) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17
Persentase Penyaluran Dana Desa/ 100 100 100 100 100 100 100
Kelurahan dan ADD
Program Pendayagunaan SDA dan TTG Meningkatnya Pengetahuan dan Keterampilan 10 10 380,000 10 387,600.00 10 395,352.00 10 403,259.04 10 411,324.22 50 1,977,535
dalam berinovasi
8 PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
Program Pengendalian Penduduk Laju pertumbuhan penduduk 3.80 3.60 3,087,468 3.07 3,149,217.36 2.54 3,212,201.71 2.01 3,276,445.74 1.50 3,341,974.66 1.5 16,067,307
Program Keluarga Berencana, Ketahanan dan Rasio akseptor KB 55.60 55.65 2,024,745 55.70 2,065,239.90 56.00 2,106,544.70 56.00 2,148,675.59 56.00 2,191,649.10 56.00 10,536,854
Kesejahteraan Keluarga
9 PERHUBUNGAN
Program Pembangunan/rehabilitasi sarana 24 2 2,000,000 2 2,040,000.00 2 2,080,800.00 2 2,122,416.00 2 2,164,864.32 34 10,408,080
prasarana dan fasilitasi layanan perhubungan laut Meningkatnya prasarana pelabuhan laut (unit)
dan udara
Program Pembangunan/rehabilitasi sarana 32,44 44,44 209,000 56,44 213,180.00 68,44 217,443.60 80,44 221,792.47 92,44 226,228.32 92,44 1,087,644
Meningkatnya Prasarana/Fasilitas Layanan
prasarana dan fasilitasi layanan perhubungan
Perhubungan Darat (%)
darat
10 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Program Pengembangan Komunikasi Daerah Pengembangan dan pemberdayaan informasi 56.8 100 260,000 100 265,200.00 100 270,504.00 100 275,914.08 100 281,432.36 100 1,353,050

Program Pengembangan Informatika Daerah Meningkatnya layanan informatika daerah 13.5 38.46 1,230,000 46.83 1,254,600.00 59.27 1,279,692.00 84.27 1,305,285.84 100 1,331,391.56 100 6,400,969
11 KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
Program Pengembangan dan pembinaan Meningkatnya Modal Koperasi Aktif (dalam 84,857 88,285 382,500 90,051 390,150.00 91852 397,953.00 93,689 405,912.06 95,563 414,030.30 95,563 1,990,545
koperasi dan UMKM juta)
12 PENANAMAN MODAL
Program Peningkatan Promosi dan Penanaman Meningkatnya Penanaman Modal/Investasi 250,000 260,000 103,000 270,000 105,060.00 280000 107,161.20 290,000 109,304.42 300,000 111,490.51 300,000 536,016
Modal (dalam juta)
Program Peningkatan Kerjasama Investasi Meningkatnya jumlah investor 22 22 121,500 24 123,930.00 26 126,408.60 28 128,936.77 29 131,515.51 29 632,291
Program Pengawasan dan Pengendalian Meningkatnya Ketaatan Berinvestasi 4 6 73,400 7 74,868.00 8 76,365.36 9 77,892.67 10 79,450.52 40 381,977
Penanaman Modal
Program Pengembangan dan Peningkatan Meningkatnya Transparansi Pelayanan 1,500 1,550 345,000 1,550 351,900.00 1550 358,938.00 1,600 366,116.76 1,650 373,439.10 1,650 1,795,394
Kualitas Pelayanan Perijinan Perijinan
13 KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA
Program Pembinaan Kepemudaan dan Olahraga Cakupan Pembinaan Olahraga 94 94.12 1,120,000 100 2,142,400.00 100 3,165,248.00 100 11,188,552.96 100 2,212,324.02 100 19,828,525

14 STATISTIK
Program Pengembangan statistik daerah Meningkatnya sistim data dan statistik (%) 67.00 100 65,000.00 100 66,300.00 100 67,626.00 100 68,978.52 100 70,358.09 100 338,263
15 PERSANDIAN
Program Pengembangan persandian Meningkatnya Keamanan Informasi 23.08 40 210,000 53.85 214,200.00 69.23 218,484.00 84.62 222,853.68 100 227,310.75 100 1,092,848

16 KEBUDAYAAN
Program Pengembangan, Pengelolaan Kekayaan Meningkatnya kelestarian kekayaan dan 2 7 320,000 7 1,326,400.00 7 1,332,928.00 7 1,339,586.56 7 1,346,378.29 35 5,665,293
dan Keragaman Budaya Keragaman Budaya Daerah
17 PERPUSTAKAAN & KEARSIPAN
Program Pengembangan Budaya Baca, Meningkatnya budaya baca dan tertib arsip 1,300.00 1,400.00 275,000 1,500.00 280,500.00 1,600.00 286,110.00 1,700.00 291,832.20 1,800.00 297,668.84 1,800.00 1,431,111
Pembinaan Perpustakaan dan Kearsipan pada OPD

3 URUSAN PILIHAN
1 PARIWISATA
Program Pengembangan Promosi dan Kunjungan Wisatawan 4247 5000 385,000 20000 2,392,700.00 40000 2,400,554.00 50000 2,908,565.08 70000 2,916,736.38 70000 11,003,555
Pemasaran Pariwisata Daerah
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Meningkatnya Destinasi Pariwisata 1 1 2,320,015 1 3,366,415.30 1 4,413,743.61 1 12,462,018.48 1 12,511,258.85 6 35,073,451

Program Pengembangan Kelembagaan Cakupan Desa Wisata 1 1 836,125 2 1,852,847.50 2 1,869,904.45 2 2,387,302.54 2 2,405,048.59 10 9,351,228
Kepariwisataan
2 PERTANIAN
Program Peningkatan Kelembagaan dan Sarana Cakupan Peningkatan Prasarana dan Sarana 9 15 4,237,459 11 5,822,208.18 12 7,408,652.34 13 10,996,825.39 14 11,086,761.90 65 39,551,907
Prasarana Pertanian Pertanian

Rancangan Akhir RPJMD Kab. Rote Ndao Tahun 2019-2024 VII - 5


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Kinerja Awal Kondisi Kinerja Pada Akhir
Kode Indikator Kinerja Program (Outcome) Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
Prioritas Pembangunan RPJMD Periode RPJMD
(Tahun 2019) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17
Program Pengembangan Tanaman Pangan 4.2 4.36 800,000 4.41 1,316,000.00 4.49 1,832,320.00 4.57 2,348,966.40 4.66 2,365,945.73 4.66 8,663,232
Meningkatnya Produktifitas Tanaman Pangan
Program Pengembangan Tanaman Perkebunan Meningkatnya Produktifitas Tanaman 5.23 5.71 450,000 4.99 959,000.00 4.15 1,468,180.00 4.70 1,477,543.60 4.56 1,487,094.47 4.56 5,841,818
Perkebunan
Program Pengembangan Tanaman Hortikultura Produktivitas Tanaman Hortikultura 15 15 750,000 16 1,265,000.00 19 1,780,300.00 23 1,795,906.00 27 1,811,824.12 27 7,403,030

Program Peningkatan pembibitan dan produksi Peningkatan populasi dan produksi ternak 500 510 428,000 620 436,560.00 730 820,578.00 840 850,000.00 950 1,398,170.00 4,150 3,933,308
ternak (ekor)
Program Peningkatan pelayanan kesehatan Pengendalian terhadap penyakit menular 2,400 2,400 498,000 2,400 507,960.00 2,400 1,300,000.00 2,400 1,300,000.00 2,400 2,000,000.00 14,400 5,605,960
hewan dan kesehatan masyarakat veteriner ternak (ekor)
Program peningkatan prasarana dan sarana Cakupan peningkatan prasarana dan Sarana 5 5 420,000 30 428,400.00 35 800,000.00 40 800,000.00 45 1,600,000.00 160 4,048,400
peternakan Peternakan (Ha)
Program peningkatan agribisnis dan penyuluhan Peningkatan pemasaran hasil produksi 2,838 5,200 500,000 6,250 510,000.00 7,300 1,000,000.00 8,350 1,008,990.00 9,400 2,000,000.00 39,338 5,018,990
peternakan peternakan (ekor)
3 PERDAGANGAN
Program Pengembangan dan pembinaan Cakupan Bina Kelompok Pedagang 0.8 0.8 3,776,310 1.29 3,851,836.20 1.25 4,428,872.92 1.21 6,007,450.38 1.18 6,087,599.39 1.18 24,152,069
perdagangan
4 PERINDUSTRIAN
Program Pengembangan dan pembinaan industri Cakupan Bina Kelompok Pengrajin 0.08 0.08 480,000 0.08 489,600.00 0.16 1,999,492.00 0.3 3,509,379.84 0.3 3,519,567.44 0.92 9,998,039
kecil dan menengah
5 TRANSMIGRASI
Pemberdayaan kawasan transmigrasi Meningkatnya Pembangunan Permukiman 18 18 2,980,000 18 3,039,600.00 18 3,100,392.00 18 3,412,399.84 18 4,725,647.84 90 17,258,040
Transmigrasi
Pembinaan kawasan transmigrasi Meningkatkan taraf hidup dan perekonomian 18 18 1,149,250 18 1,172,235.00 18 1,195,679.70 18 1,469,593.29 18 2,743,985.16 90 7,730,743
Transmigran
6 KELAUTAN DAN PERIKANAN
Program Pengembangan Perikanan Tangkap Cakupan Bina Kelompok Nelayan 0.36 0.38 1,388,211 0.42 1,415,975.22 0.45 2,244,294.72 0.47 2,273,180.62 0.49 3,502,644.23 0.49 10,824,306
Program Pembinaan Usaha dan Pengolahan 43.88 44.88 349,000 46.88 355,980.00 47.88 763,099.60 48.88 770,361.59 49.88 1,377,768.82 49.88 3,616,210
Meningkatnya Jumlah Konsumsi Ikan
Hasil Perikanan
Program Pengembangan Perikanan Budidaya Meningkatnya Produksi Perikanan Budidaya 19,280 19,703 1,031,629 20,245 1,052,261.58 20828 1,873,306.81 21,633 1,894,772.95 22,302 3,116,668.41 123,991 8,968,639

4 PENUNJANG URUSAN
1 PERENCANAAN
Program Data, Evaluasi dan Perencanaan Cakupan Ketersediaan Dokumen 100 100 1,831,000 100 1,867,620.00 100 1,904,972.40 100 1,943,071.85 100 1,981,933.28 100 9,528,598
Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan
Konsistensi RPJMD dan RKPD 100 100 100 100 100 100 100
Program Koordinasi Perencanaan Pembangunan Cakupan Dokumen Perencanaan Bidang 100 100 420,000 100 428,400.00 100 436,968.00 100 445,707.36 100 454,621.51 100 2,185,697
Ekonomi Ekonom
Program Koordinasi Perencanaan Pembangunan Cakupan Dokumen Perencanaan Bidang 100 100 425,000 100 433,500.00 100 442,170.00 100 451,013.40 100 460,033.67 100 2,211,717
Pemerintahan, Sosial dan Budaya Pemsosbud

Program Koordinasi Perencanaan Pembangunan Cakupan Dokumen Perencanaan Bidang IPW 100 100 443,000 100 451,860.00 100 460,897.20 100 470,115.14 100 479,517.45 100 2,305,390
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

2 KEUANGAN
Program Peningkatan Pengelolaan Meningkatnya Pengelolaan Perbendaharaan 8 7 942,200 6 961,044.00 5 980,264.88 4 999,870.18 3 1,019,867.58 3 4,903,247
perbendaharaan dan Kas daerah dan Kas Daerah (Prosentase SILPA)

Program Peningkatan Pengelolaan Akutansi Meningkartnya Pengelolaan Akuntansi 100 95 713,000 95 727,260.00 100 741,805.20 100 756,641.30 100 771,774.13 100 3,710,481
(Ketepatan Waktu Laporan Keuangan dan
Perda Pertanggung jawaban)
Program Peningkatan Pengelolaan Anggaran Meningkatnya pengelolaan Anggaran 95 95 1,879,290 95 1,916,875.80 95 1,955,213.32 100 1,994,317.58 100 2,034,203.93 100 9,779,901

Program Peningkatan Manajemen Aset Daerah Cakupan Manajemen Aset Daerah 60 65 372,400 70 379,848.00 75 387,444.96 80 395,193.86 80 403,097.74 80 1,937,985

Program peningkatan retribusi dan pendapatan Meningkatnya retribusi dan pendapatan 3.47 3.81 200,000 4.47 204,000.00 5.22 208,080.00 6.11 212,241.60 7.15 216,486.43 7.15 1,040,808
daerah lain-lain daerah lain-lain
Program peningkatan pajak daerah Meningkatnya pajak daerah 3.47 3.81 525,000 4.47 535,500.00 5.22 546,210.00 6.11 557,134.20 7.15 568,276.88 7.15 2,732,121

Rancangan Akhir RPJMD Kab. Rote Ndao Tahun 2019-2024 VII - 6


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Kinerja Awal Kondisi Kinerja Pada Akhir
Kode Indikator Kinerja Program (Outcome) Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
Prioritas Pembangunan RPJMD Periode RPJMD
(Tahun 2019) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000) Target Rp (x000)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17
Program peningkatan pajak bumi dan bangunan Meningkatnya pajak bumi dan bangunan 3.47 3.81 500,000 4.47 510,000.00 5.22 520,200.00 6.11 530,604.00 7.15 541,216.08 7.15 2,602,020

Program pembukuan, pelaporan dan penyuluhan Tertatanya pembukuan, pelaporan dan 13 OPD 13 OPD 340,000 13 OPD 346,800.00 13 OPD 353,736.00 13 OPD 360,810.72 13 OPD 368,026.93 13 OPD 1,769,374
PAD terlaksananya penyuluhan PAD
3 KEPEGAWAIAN SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pengembangan dan Mutasi Aparatur Meningkatnya pembinaan dan pengembangan 77 79 19,040,237 80 19,421,041.74 81 19,809,462.57 82 20,205,651.83 83 20,609,764.86 83 99,086,158
aparatur
Pendidikan Dan Pelatihan Aparatur Cakupan Pendidikan dan Pelatihan bagi 15 16 1,896,307 16 1,934,233.14 16 1,972,917.80 16 2,012,376.16 16 2,052,623.68 96 9,868,458
aparatur
4 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Program Kelitbangan Jumlah kelitbangan yang dilaksanakan 2 3 345,000 3 351,900 3 358,938 3 366,117 3 373,439 15 1,795,394

5 PENGAWASAN
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Menurunnya Jumlah temuan hasil 13 0 2,296,000 0 2,341,920.00 0 2,388,758.40 0 2,436,533.57 0 2,485,264.24 0 11,948,476
Internal dan Pengendalian Pelaksanaan pemeriksaan Temuan Temuan Temuan Temuan Temuan Temuan Temuan
Kebijakan Kepala Daerah BPK BPK BPK BPK BPK BPK BPK
6 SEKRETARIAT DEWAN
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Meningkatnya kapasitas Lembaga Perwakilan 100 100 10,849,907 100 11,066,905.14 100 11,288,243.24 100 11,514,008.11 100 11,744,288.27 100 56,463,352
Perwakilan Rakyat Daerah Rakyat Daerah
7 SEKRETARIAT DAERAH
Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Cakupan Pelayanan Kedinasan Kepala 100 100 6,789,424 100 6,925,212.48 100 7,063,716.73 100 7,204,991.06 100 7,349,090.89 100 35,332,435
Daerah dan Wakil Kepala Daerah Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Cakupan pelayanan administrasi 100 100 3,304,111 100 3,370,193.22 100 3,437,597.08 100 3,506,349.03 100 3,576,476.01 100 17,194,726
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

Program Penataan Peraturan Perundang- Cakupan Penataan Produk Hukum Daerah 100 100 827,162 100 843,705.24 100 860,579.34 100 877,790.93 100 895,346.75 100 4,304,584
Undangan

Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Meningkatnya pelayanan administrasi 100 100 954,040 100 973,120.80 100 992,583.22 100 1,012,434.88 100 1,032,683.58 100 4,964,862
Perekonomian, Pembangunan dan Sumber Daya perekonomian, pembangunan dan sumber
Alam daya alam
Program Peningkatan Layanan Administrasi Meningkatnya layanan administrasi 100 100 933,609 100 952,281.18 100 971,326.80 100 990,753.34 100 1,010,568.41 100 4,858,539
Pengadaan Barang dan Jasa pengadaan barang dan jasa
Peningkatan Pembinaan Organisasi, Tata Meningkatnya kinerja perangkat daerah 100 100 765,000 100 780,300.00 100 795,906.00 100 811,824.12 100 828,060.60 100 3,981,091
Laksana dan Reformasi Birokrasi
Program Peningkatan Pelayanan Pemerintahan, Meningkatnya Pelayanan Pemerintahan, 100 100 1,688,820 100 1,722,596.40 100 1,757,048.33 100 1,792,189.29 100 1,828,033.08 100 8,788,687
Pembangunan dan Kemasyarakatan Pembangunan dan Kemasyarakatan

Program Pembangunan dan pemberdayaan Cakupan pelayanan pemerintahan, 100 100 8,661,268 100 8,834,493.36 100 9,011,183.23 100 9,191,406.89 100 9,375,235.03 100 45,073,587
kelurahan pembangunan dan kemasyarakatan di
kelurahan
Program Pembinaan KORPRI Meningkatnya Pembinaan Korpri 100 100 242,850 100 247,707.00 100 252,661.14 100 257,714.36 100 262,868.65 100 1,263,801

Program Penunjang Urusan Pemerintahan Meningkatnya layanan administrasi 100 100 26,235,115 100 26,759,817.30 100 27,295,013.65 100 27,840,913.92 100 28,397,732.20 100 110,293,477
perkantoran
JUMLAH 353,987,121 399,553,514 462,023,440 535,288,752 627,562,428 2,352,180,140

Rancangan Akhir RPJMD Kab. Rote Ndao Tahun 2019-2024 VII - 7


Perangkat Daerah
Penanggung Jawab

18

DINAS PKO

DINAS PKO

DINAS PKO

DINAS PKO

DINAS PKO

DINAS KESEHATAN

DINAS KESEHATAN

DINAS KESEHATAN

DINAS PUPR

DINAS PUPR

DINAS PUPR

DINAS PKPLH

DINAS PKPLH

SATPOL PP

SATPOL PP

SATPOL PP

Kantor Kesbangpol

BPBD

DINAS SOSIAL

Rancangan Akhir RPJMD Kab. Rote Ndao Tahun 2019-2024 VII - 8


Perangkat Daerah
Penanggung Jawab

18
DINAS SOSIAL

DINAS SOSIAL

DINAS SOSIAL

DINAS TRANSNAKER

DINAS TRANSNAKER

DINAS P3AP2KB
DINAS P3AP2KB

DINAS PANGAN

DINAS PANGAN

DINAS PANGAN

DINAS PANGAN

DINAS PKPLH

DINAS PKPLH

DINAS PKPLH

DINAS DUKCAPIL

DINAS DUKCAPIL

DINAS DUKCAPIL

DINAS PMD

DINAS PMD

DINAS PMD

Rancangan Akhir RPJMD Kab. Rote Ndao Tahun 2019-2024 VII - 9


Perangkat Daerah
Penanggung Jawab

18
DINAS PMD

DINAS PMD

DP3AP2KB
DP3AP2KB

DINAS
PERHUBUNGAN

DINAS
PERHUBUNGAN

DISKOMINFO

DISKOMINFO

Dinas Koperasi, UKM,


Perindag

DPMPTSP

DPMPTSP
DPMPTSP

DPMPTSP

DINAS PKO

DISKOMINFO

DISKOMINFO

DISBUDPAR

BAG.
PERPUSTAKAAN &
KEARSIPAN

DISBUDPAR

DISBUDPAR

DISBUDPAR

DINAS PERTANIAN

Rancangan Akhir RPJMD Kab. Rote Ndao Tahun 2019-2024 VII - 10


Perangkat Daerah
Penanggung Jawab

18
DINAS PERTANIAN

DINAS PERTANIAN

DINAS PERTANIAN

DINAS PETERNAKAN

DINAS PETERNAKAN

DINAS PETERNAKAN

DINAS PETERNAKAN

Dinas Koperasi, UKM,


Perindag

Dinas Koperasi, UKM,


Perindag

TRANSNAKER

TRANSNAKER

DKP
DKP

DKP

BAPELITBANG

BAPELITBANG
BAPELITBANG

BAPELITBANG

BAPELITBANG

BKAD

BKAD

BKAD

BKAD

BAPENDA

BAPENDA

Rancangan Akhir RPJMD Kab. Rote Ndao Tahun 2019-2024 VII - 11


Perangkat Daerah
Penanggung Jawab

18
BAPENDA

BAPENDA

BKPP

BKPP

BAPELITBANG

INSPEKTORAT

SETWAN

Bag. Adm Umum,


Humas dan Protokol
Bagian Administrasi
Pemerintahan dan
Kesra
Bagian Hukum
Perundang-Undangan

Bagian EKBANG dan


SDA

Bag. Adm Layanan


PBJ
Bag. Organisasi dan
Tatalaksana
10 Kecamatan

5 Kecamatan

SEKRETARIAT
KORPRI
45 OPD

Rancangan Akhir RPJMD Kab. Rote Ndao Tahun 2019-2024 VII - 12


KINERJA PELAYANAN KESEHATAN
TAHUN 2014 - 2018

CAPAIAN KINERJA TERHADAP TARGET


TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE RASIO PENCAPAIAN TARGET
NO URAIAN INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

1 Munurunkan kasus kematian Bayi dari 52 Menjadi 42 50 48 46 44 42 47 47 49 46 44 94.00 97.92 106.52 104.55 104.76

2 Munurunkan kasus kematian Balita dari 55 menjadi 33 55 50 45 40 33 79 66 75 66 51 143.64 132.00 166.67 165.00 154.55

3 Munurunkan kasus kematian Ibu dari 6 Menjadi 4 6 5 5 4 4 5 7 9 3 4 83.33 140.00 180.00 75.00 100.00

4 Meningkatnya Cakupan Persalinan Oleh Nakes terlatih 81 82 83 84 85 69.12 58.29 51.64 84.43 87.7 85.33 71.09 62.22 100.51 103.18

5 Meningkatnya Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4 80 81 81 82 83 75.92 60.06 44.64 67.62 48.12 94.90 74.15 55.11 82.46 57.98

6 Meningkatnya Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 70 71 71 72 73 53.61 47.39 55.50 86.00 52.10 76.59 66.75 78.17 119.44 71.37

7 Meningkatnya Cakupan Pelayanan ibu Nifas 80 81 82 83 84 76.92 70.71 61.14 89.25 87.7 96.15 87.30 74.56 107.53 104.40

8 Meningkatnya Cakupan Komplikasi Neonatal ditangani 75 76 76 77 78 21.3 16.5 27.02 56.39 34.2 28.40 21.71 35.55 73.23 43.85

9 Meningkatnya Cakupan Kunjungan Bayi 65 67 69 71 73 55.13 69.62 80.81 70.31 52.64 84.82 103.91 117.12 99.03 72.11

10 Meningkatkan Cakupan Pelayanan Peserta KB Aktif 56 60 65 70 75 39.11 42.49 42.29 45.69 73.9 69.84 70.82 65.06 65.27 98.53

11 Meningkatkan Cakupan Pelayanan Peserta KB baru 18 22 26 30 34 51.06 48.45 35.19 32.93 -


9.19 10.66 9.15 9.88

Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
12 Meningkatkan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) kurang dari 24 jam 100 100 100 100 100 100% 1.00
Kasus KLB Kasus KLB Kasus KLB Kasus KLB Kasus KLB Kasus KLB Kasus KLB Kasus KLB
CAPAIAN KINERJA TERHADAP TARGET
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE RASIO PENCAPAIAN TARGET
NO URAIAN INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan angka notifikasi kasus TB dari 90 per 100.000 menjadi
13 90 95 99 104 109 45 90 73 65 74 50.00 94.74 73.74 62.50 67.89
109/100.000 penduduk ( CNR seluruh kasus )

Meningkatkan angka keberhasilan pengobatan TB BTA positif dari 85%


14 85 90 93 95 97 78.79 72.5 68.18 90.53 85.59 92.69 80.56 73.31 95.29 88.24
menjadi 97%

Menurunkan angka kesakitan diare dari 34 per 1.000 penduduk menjadi 19 per
15 31 29 26 23 19 41 - 141.38 - - -
1.000 penduduk

Menurunkan angka kesakitan malaria 4/1.000 penduduk menjadi 0,75/1.000


16 4.00 3.00 2.00 1.00 0.75 2.16 1.13 1.06 0.7 0.4 54.00 37.67 53.00 70.00 53.33
penduduk

17 Menurunkan prevalensi kusta dari 0,24/10.000 menjadi Tidak ada kasus 0.22 0.20 0.18 0.16 0.14 0.23 0.23 0.2 0.59 0.3 104.55 115.00 111.11 368.75 214.29

Tidak ada Tidak ada Tidak ada


18 Menurunkan AFP rate per 100.000 penduduk dari 39 menjadi 10 35 30 30 20 15 4 4 0 0 0 ˃ % ˃ %
kasus kasus kasus

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
19 Incidence Rate DBD per 100.000 penduduk 0 0 0 0 0 23.45 -23.45
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus

Meningkatkan Cakupan penemuan penderita pneumonia balita dari 20 %


20 25 30 35 40 45 1.25 1.75 1.69 10.3 1.12 5.00 5.83 4.83 25.75 2.49
menjadi 45 %

21 Meningkatkan cakupan desa yang mencapai UCI dari 43% 55 65 75 85 95 15.73 34.83 21.35 38.2 35.3 28.60 53.58 28.47 44.94 37.16

22 Meningkatkan cakupan BIAS dari 87% 90 92 94 96 98 - - - - -

23 Cakupan IDL bayi 69 71 73 73 75 55.13 69.62 64.27 54.89 44.43 79.90 98.06 88.04 75.19 59.24

24 Meningkatkan cakupan TT2+Bumil pada WUS dari 41% 50 60 70 80 90 33.81 49.77 37.69 68.49 43.4 67.62 82.95 53.84 85.61 48.22

25 Persentase Penduduk Miskin yang terlayani di fasilitas kesehatan 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

26 Meningkatkan pelayanan kesehatan usila dari 48% menjadi 68% 48 53 58 63 68 77.79 170.73 145.97 18.68 28.3 162.06 322.13 251.67 29.65 41.62
CAPAIAN KINERJA TERHADAP TARGET
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE RASIO PENCAPAIAN TARGET
NO URAIAN INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

27 Meningkatnya persentase rumah sehat 76 79 82 85 88 39.55 48.22 69.65 59.91 - 52.04 61.04 84.94 70.48 #VALUE!

28 Meningkatnya jumlah desa yang melaksana kan STBM dari 4 menjadi 15 6 8 10 12 15 0 0 0 0 0 - - - - -

29 Meningkatnya TPM yang memenuhi syarat dari 50 % menjadi 75% 50 60 65 70 75 54.24 32.24 40.65 49.69 37.3 108.48 53.73 62.54 70.99 49.73

Meningkatnya persentase akses masyarakat terhadap air minum yang


30 62 63 64 64 67 56.01 51.57 45.64 50.62 49.8 90.34 81.86 71.87 79.09 74.33
berkualitas dari 62% menjadi 67%

Meningkatnya pengelolaan Limbah medis di sarana pelayanan kesehatan dari


31 25 45 60 75 90 100 100 100 100 100 400.00 222.22 166.67 133.33 111.11
25% menjadi 90%

32 Meningkatnya TTU yang memenuhi syarat dari 75% menjadi 85%. 75 76 80 82 85 - - - - -

Belum ada
33 Menurunnya Prevalensi Masalah Kurang Gizi <5% 2 2 1 1 1 3.67 3.18 3.64 1.31 183.50 159.00 364.00 131.00 #VALUE!
data

34 Meningkatnya Partisipasi Masyarakat ke Posyandu (D/S) menjadi 85% 75 77 80 83 85 71.48 69.92 69.83 68.64 77.4 95.31 90.81 87.29 82.70 91.06

Meningkatnya Cakupan ASI Ekslusif menjadi 80% 70 72 74 76 80 62.07 50.75 69.31 69.25 75.08 88.93 70.49 93.66 91.12 93.85

36 Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan anak balita menjadi 100% 100 100 100 100 100 100 67.47 67.27 91.47 76.63 100.00 67.47 67.27 91.47 76.63

37 Cakupan penduduk miskin yang mendapat jaminan kesehatan 100 100 100 100 100 100% 100% 100% 100% 100% 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

38 Cakupan peserta jaminan pemeliharaan kesehatan 60 65 70 75 80 62.98 80.36 59 63.75 104.97 123.63 84.29 85.00 -

Meningkatkan Jumlah peserta jaminan pemeliharaan kesehatan dari 124.835 /


39 100 100 100 100 100 80.56 105.56 87.186 98.044 80.56 105.56 87.19 98.04 -
100 % (2013)

Persentase ketersediaan obat, generik perbekalan kesehatan di Puskesmas


40 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
menjadi 100%
CAPAIAN KINERJA TERHADAP TARGET
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE RASIO PENCAPAIAN TARGET
NO URAIAN INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

41 Ketersediaan profil kesehatan Puskesmas dan Dinas Kesehatan 13 dok 13 dok 13 dok 13 dok 13 dok 13 dok 13 dok 13 dok 13 dok 13 dok 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Pengurusan angka kredit bagi tenaga kesehatan lingkup Dinas Kesehatan dan
42 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Puskesmas

43 Pemberian surat ijin praktek bagi tenaga kesehatan 100% 100% 100% 100% 100% - - - - -

Persentase SOP pelayanan kesehatan yang disusun 2 dok 2 dok 2 dok 2 dok 2 dok #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!

Meningkatnya Posyandu Aktif (Pratama + Mandiri ) dari 24 posyandu menjadi


45 27 30 33 36 40 43 31 36 45 50 159.26 103.33 109.09 125.00 125.00
50 posyandu

46 Meningkatkan Cakupan Desa Siaga Aktif Sesuai Target 67 79 79 90 100 56.18 56.18 56.18 56.18 56.18 83.85 71.11 71.11 62.42 56.18

Belum ada
47 Meningkatnya persentase Rumah tangga yang ber-PHBS 46 48 50 52 54 32.62 36.81 46.79 22.55 70.91 76.69 93.58 43.37 #VALUE!
data

48 Penambahan jumlah tenaga medis dan paramedic 67 67 67 67 71 - - - - -

49 Jumlah tenaga medis dan paramedis yang melanjutkan pendidikan 28 9 26 10 12 0 0 0 16 13

- Dokter gigi 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0!

- S2/Spesialis 2 0 2 0 2 0 0 0 1 0 - #DIV/0! - #DIV/0! -

- Asisten apoteker 3 0 6 0 3 0 0 0 2 0 - #DIV/0! - #DIV/0! -

- Bidan 10 4 3 0 5 0 0 0 5 3 - - - #DIV/0! 60.00

- Perawat 2 5 4 5 0 0 0 0 6 3 - - - 120.00 #DIV/0!


CAPAIAN KINERJA TERHADAP TARGET
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE RASIO PENCAPAIAN TARGET
NO URAIAN INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

- Perawat gigi 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0!

- Kesehatan lingkungan 5 0 2 5 0 0 0 0 1 4 - #DIV/0! - 20.00 #DIV/0!

- Analis 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0!

- Gizi 5 0 5 0 2 0 0 0 0 0 - #DIV/0! - #DIV/0! -


-
0
TABEL 7.1
Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran

Tahun Dasar TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE -


NO INDIKATOR SASARAN
(2018/2019) 2020 2021 2022 2023 2024
Indeks Pembangunan Manusia (Meningkatnya Angka
1 63.64 Tahun 63.97 Tahun 64.98 Tahun 65.99 Tahun 67 Tahun 70 Tahun
Harapan Hidup)

2 Menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu ) 189/ 100.000 KH 169/100.000 KH 67/100.000 KH 43/100.000 KH 21/100.000 KH 0

3 Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) 14/1000 KH 16/1000 7/1000 4/1000 3/1000 0

4 Menurunkan Prevalensi Balita Stunting 46.70% 40% 35% 30% 20% 10%

5 Menurunkan Prevalensi BalitaGizi Buruk 1,67 % < 0.16 % < 1.3% < 1.2% < 1.1% < 1%

6 Meningkatnya Persentase Rumah Tangga ber PHBS 39.44% 55% 60% 65% 70% 75%

7 Jumlah Desa / Kelurahan UCI 22 Desa 33 desa 44 desa 50 desa 55 desa 60 desa

Anda mungkin juga menyukai