Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DAN

STRUKTUR
KURIKULUM
PROTOTIPE
Benang Merah Pengembangan Kurikulum

Kurikulum prototipe melanjutkan arah pengembangan


kurikulum sebelumnya:
1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk
mengembangkan murid secara holistik, mencakup
kecakapan akademis dan non-akademis.
2. Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum dirancang
sesuai konteks (budaya, misi sekolah, lingkungan lokal) dan
kebutuhan murid.
3. Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum dirancang
berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan, bukan
berdasarkan konten atau materi tertentu, dengan menekankan
fokus pada materi esensial.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Mengapa Hanya Fokus pada Materi Esensial…?

Materi yang terlalu padat


Pembelajaran yang Kurikulum prototipe berfokus
akan mendorong guru
mendalam (diskusi, kerja pada materi esensial di tiap
kelompok, pembelajaran untuk menggunakan mata pelajaran, untuk
berbasis masalah dan projek, ceramah satu arah atau memberi ruang/ waktu bagi
dll.) perlu waktu. metode lain yang efisien pengembangan
dalam mengejar kompetensi, terutama
ketuntasan penyampaian kompetensi mendasar seperti
materi. literasi dan numerasi
secara lebih mendalam.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Kurikulum ini meneruskan proses peningkatan kualitas
pembelajaran yang telah diinisiasi kurikulum-kurikulum sebelumnya.

Berbasis Kompetensi Pembelajaran yang Fleksibel Karakter Pancasila


• Pengetahuan, • CP disusun dalam fase- • Sinergi antara kegiatan
keterampilan, dan sikap fase (2-3 tahun per fase), pembelajaran rutin sehari-
dirangkaikan sebagai satu sehingga peserta didik hari di kelas dengan
kesatuan proses yang memiliki kesempatan untuk kegiatan non- rutin
berkelanjutan sehingga belajar sesuai dengan (projek) interdisipliner
membangun kompetensi tingkat pencapaian (TaRL), yang berorientasi pada
yang utuh, dinyatakan kebutuhan, kecepatan, dan pembentukan dan
sebagai Capaian gaya belajarnya. penguatan karakter
Pembelajaran (CP). • Muatan atau konten berdasarkan kerangka
dikurangi agar peserta Profil Pelajar Pancasila.
didik memiliki waktu yang
memadai untuk
menguasai kompetensi
yang ditargetkan.

* TaRL: Teaching at the Right Level

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Kurikulum Prototype menguatkan praktik kurikulum berbasis konteks
satuan pendidikan yang sudah diatur dalam kurikulum-kurikulum sebelumnya.

Struktur Minimum Otonomi Sederhana Gotong-Royong


• Pemerintah • Kurikulum memberikan • Perubahan yang • Pengembangan kurikulum
menetapkan kemerdekaan pada seminimal dan perangkat ajarnya
struktur kurikulum satuan pendidikan dan mungkin, namun dilakukan dengan
minimum dan satuan pendidik untuk beberapa aspek melibatkan puluhan
pendidikan dapat merancang proses dan berubah secara institusi termasuk
mengembangkan materi pembelajaran signifikan dari Kemenag, universitas,
program dan kegiatan yang relevan dan kurikulum sekolah, dan lembaga
tambahan sesuai kontekstual. sebelumnya. pendidikan lainnya.
dengan visi misi dan • Pemerintah • Penguatan Literasi dan
• Tujuan, arah
sumber daya yang menyediakan buku numerasi, kompetensi dasar
perubahan, dan
tersedia. teks dan perangkat yang akan diperkuat serta
rancangannya jelas
ajar untuk membantu memperkuat kompetensi lain,
dan mudah dipahami
guru yang sekolah dan dibangun di semua mata
membutuhkan panduan pemangku pelajaran.
dalam merancang kepentingan.
pembelajaran.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Penerapan Profil Pelajar Pancasila di
Satuan Pendidikan Intrakurikuler
Kompetensi dan karakter yang Muatan Pelajaran,
dijabarkan dalam Profil Pelajar Kegiatan/Pengalaman
Pancasila dibangun dalam Belajar, Program
keseharian dan dihidupkan Kebutuhan Khusus.
dalam diri setiap individu Beriman,
bertakwa
peserta didik melalui budaya kepada Tuhan
Yang Maha
sekolah, pembelajaran Esa, berakhlak
mulia
Projek Penguatan
intrakurikuler, projek Mandir Berkebinekaa
penguatan Profil Pelajar i n global
Profil Pelajar
Pancasila, maupun Pancasila
Pelajar
ekstrakurikuler. Indonesia Projek Lintas Disiplin Ilmu
yang kontekstual dan berbasis
pada kebutuhan masyarakat/
Bergoton permasalahan di lingkungan
Bernalar
g sekolah.
kritis
royong

Budaya Sekolah Kreati


f
Ekstrakurikuler
Iklim sekolah, kebijakan,
pola interaksi dan Kegiatan untuk
komunikasi, serta norma mengembangkan minat
yang berlaku di sekolah. dan bakat.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 15


Fleksibel dan berpusat pada siswa
● Projek dilakukan minimal 3 kali dalam
Projek penguatan satu tahun sesuai jenjang, jangka waktu
profil Pelajar Pancasila masing-masing projek tidak harus sama.
● Tidak perlu ada jadwal kegiatan belajar,
adalah kegiatan yang karena siswa dapat melakukan penelitian,
fleksibel, tidak rutin/ pengerjaan karya, dsb. sesuai kebutuhan
mereka. Hal ini mendorong self-regulated
terstruktur, dan lebih learning.
berpusat pada siswa.
Kontekstual
● Pemerintah Pusat hanya menentukan tema
yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan
● Satuan pendidikan mengembangkan topik
yang lebih spesifik dari tema tersebut,
sesuai dengan tahap capaian pembelajaran
siswa.
Tema-tema Utama Pembelajaran Berbasis Projek

Kemendikbudristek menyediakan 7 tema utama yang


perlu dikembangkan menjadi modul dengan topik dan
tujuan yang lebih spesifik.

1. Bangunlah Jiwa dan Raganya


2. Berekayasa dan Berteknologi untuk
Membangun NKRI
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Gaya Hidup Berkelanjutan
5. Kearifan Lokal
6. Kewirausahaan
7. Suara Demokrasi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB
1. Kegiatan bermain 1. Penguatan kompetensi 1. Penyesuaian 1. Program peminatan/ 1. Dunia kerja dapat terlibat 1. Capaian pembelajaran
sebagai proses belajar yang mendasar dan dengan penjurusan tidak dalam pengembangan pendidikan khusus
yang utama pemahaman holistic diberlakukan pembelajaran dibuat hanya untuk
perkembangan
2. Di kelas 10 pelajar yang memiliki
2. Penguatan literasi 2. Untuk memahami teknologi digital, 2. Struktur lebih sederhana
menyiapkan diri untuk hambatan intelektual
dini dan penanaman lingkungan sekitar, mata mata pelajaran dengan dua kelompok mata
karakter melalui pelajaran IPA dan IPS menentukan pilihan mata pelajaran, yaitu Umum dan 2. Untuk pelajar di SLB yang
Informatika
kegiatan bermain- digabungkan sebagai pelajaran di kelas 11. Kejuruan. Persentase kelompok tidak memiliki hambatan
menjadi mata
belajar berbasis buku mata pelajaran Ilmu Mata pelajaran yang kejuruan meningkat dari 60% intelektual, capaian
pelajaran wajib dipelajari serupa dengan
bacaan anak Pengetahuan Alam dan ke 70% pembelajarannya sama
di SMP 3. Penerapan pembelajaran
Sosial (IPAS) 2. Panduan untuk guru dengan sekolah reguler
3. Fase Fondasi 3. Di kelas 11 dan 12 pelajar berbasis projek dengan
Informatika disiapkan yang sederajat, dengan
untuk 3. Integrasi computational mengikuti mata pelajaran mengintegrasikan mata
untuk membantu guru- menerapkan prinsip
meningkatkan thinking dalam mata dari Kelompok Mapel pelajaran terkait.
guru pemula, modifikasi kurikulum
kesiapan pelajaran Bahasa Wajib, dan memilih mata
4. Praktek Kerja Lapangan
bersekolah Indonesia, Matematika, sehingga guru mata pelajaran dari kelompok 3. Sama dengan pelajar di
(PKL) menjadi mata
dan IPAS pelajaran tidak harus MIPA, IPS, Bahasa, dan sekolah reguler, pelajar
4. Pembelajaran pelajaran wajib minimal 6
berlatar belakang Keterampilan Vokasi di SLB juga menerapkan
berbasis projek 4. Bahasa Inggris sebagai bulan (1 semester).
sesuai minat, bakat, dan pembelajaran berbasis
mata pelajaran pilihan
pendidikan informatika
untuk penguatan profil aspirasinya 5. Pelajar dapat memilih projek untuk
Pelajar Pancasila mata pelajaran di luar menguatkan Pelajar
3. Pembelajaran 4. Pembelajaran berbasis
dilakukan melalui 5. Pembelajaran berbasis program keahliannya Pancasila dengan
kegiatan perayaan projek untuk penguatan
berbasis projek projek untuk penguatan
mengusung tema yang
untuk penguatan profil profil Pelajar Pancasila 6. Alokasi waktu khusus projek
hari besar dan profil Pelajar Pancasila sama dengan sekolah
Pelajar Pancasila dilakukan minimal 3 kali penguatan profil pelajar
perayaan tradisi lokal dilakukan minimal 2 kali reguler, dengan
dalam satu tahun ajaran, Pancasila dan Budaya Kerja
dalam satu tahun ajaran dilakukan minimal 3 kedalaman materi dan
dan pelajar menulis esai untuk peningkatan soft skill
kali dalam satu tahun aktivitas sesuai dengan
ilmiah sebagai syarat (karakter dari dunia kerja)
ajaran karakteristik dan
kelulusan
kebutuhan pelajar di
SLB
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai