DEMOKRASI INDONESIA
Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul "Pancasila dalam Menjaga Kontestasi
Demokrasi di Indonesia." Makalah ini disusun sebagai upaya untuk menggali dan
memahami peran penting Pancasila dalam konteks demokrasi Indonesia, serta untuk
mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai luhur Pancasila dapat menjaga stabilitas dan
kemajuan demokrasi di negara kita tercinta.
Kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang peran Pancasila dalam menjaga kontestasi demokrasi di Indonesia. Kami
juga berharap makalah ini dapat menjadi bahan diskusi dan refleksi bagi semua pihak
yang peduli tentang masa depan demokrasi Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam proses
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
memberikan kontribusi positif dalam memahami kompleksitas demokrasi Indonesia.
Penulis
M Kholid Fathurrohman
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 4
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana Pancasila
mempengaruhi demokrasi di Indonesia dan bagaimana negara mengatasi
tantangan-tantangan tersebut, kita dapat lebih baik memahami
perkembangan demokrasi di Indonesia dan upaya-upaya yang dapat
diambil untuk memperkuat peran Pancasila dalam mendukung demokrasi
yang sehat. Dengan latar belakang ini, kami memandang makalah ini
sebagai kontribusi penting dalam membahas peran Pancasila dalam
menjaga kontestasi demokrasi di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
D. Manfaat Penulisan
4. Inisiasi Diskusi: Makalah ini bisa menjadi basis untuk memulai diskusi
dan dialog yang lebih mendalam tentang bagaimana menerapkan prinsip-
prinsip Pancasila dalam praktik demokrasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
4
mana kebijaksanaan rakyat menjadi dasar pengambilan keputusan. Sistem
demokrasi di Indonesia mengandung prinsip pengambilan keputusan melalui
musyawarah dan pemilihan umum, mencerminkan kehendak dan aspirasi
rakyat.
B. Pengertian Demokrasi
5
Berikut ini pengertian Demokrasi menurut para ahli, yaitu:
6
b. Prinsip-Prinsip Demokrasi
7
4) Peradilan yang bebas dan tidak memihak
Dengan adanya partai politik dan organisasi sosial politik ini berfungsi
untuk menyalurkan aspirasi rakyat
c) Alinea ketiga yang berbunyi Atas berkat Rahmad Allah Yang Maha
Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas.
8
c) Pasal 6 yaitu tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
2) Demokrasi Terpimpin
9
a) Demokrasi terpimpin bukanlah dictator.
e) Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun
10
berlakunya demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin. Kedua jenis
demokrasi tersebut tidak cocok diterapkan di Indonesia yang bernapaskan
kekeluargaan dan gotong royong. Meskipun demokrasi ini tidak bertentangan
dengan prinsip demokrasi konstitusional, namun praktik demokrasi yang
dijalankan pada masa orde baru masih terdapat berbagai penyimpangan yang
11
apabila nilai-nilai yang terkandung didalamnya dapat dipahami dan dihayati
sebagai nilai-nilai budaya politik yang mempengaruhi sikap hidup politik
pendukungnya.
C. Kontestasi Demokrasi
12
Kontestasi dalam Pemilihan Umum merujuk pada persaingan politik yang
terjadi selama proses pemilihan umum. Ini mencakup berbagai aspek persaingan
antara partai politik, kandidat, dan kelompok politik dalam upaya untuk
memenangkan dukungan pemilih dan memperoleh posisi politik yang diincar.
Kontestasi dalam pemilihan umum adalah salah satu elemen paling krusial dalam
sistem demokrasi dan mencerminkan hakikat demokrasi sebagai sistem yang
inklusif, terbuka, dan berbasis kompetisi.
4) Kampanye Politik: Salah satu wadah utama untuk kontestasi dalam pemilihan
umum adalah kampanye politik. Partai politik dan kandidat menggunakan
13
kampanye untuk berkomunikasi dengan pemilih, menyampaikan pesan
mereka, dan membangun dukungan. Ini melibatkan serangkaian kegiatan
seperti pidato, iklan politik, pertemuan publik, dan pameran pendukung.
6) Prinsip Demokrasi: Kontestasi dalam pemilihan umum adalah salah satu pilar
penting dalam sistem demokrasi. Ini menciptakan alternatif bagi pemilih dan
memungkinkan perubahan kebijakan yang terjadi melalui proses pemilihan
yang sah dan inklusif.
14
politik yang mengemban sejumlah peran kunci dalam proses demokratis,
termasuk pemilihan umum. Berikut adalah penjelasan tentang peran partai politik
dalam kontestasi demokrasi:
1) Pemilihan Calon: Partai politik memainkan peran kunci dalam memilih dan
mencalonkan kandidat untuk berkompetisi dalam pemilihan umum. Mereka
menyusun daftar calon, yang dapat mencakup calon presiden, anggota
parlemen, gubernur, bupati, atau kandidat untuk berbagai jabatan publik.
Partai politik memilih calon-calon yang dianggap sesuai dengan platform dan
nilai-nilai partai.
3) Kampanye Politik: Partai politik adalah motor utama dalam kampanye politik
selama pemilihan umum. Mereka mengorganisir kampanye, mengatur
pertemuan publik, debat, dan kegiatan-kegiatan kampanye lainnya untuk
mendapatkan dukungan pemilih. Kampanye politik adalah cara bagi partai
politik untuk berinteraksi dengan pemilih dan mengkomunikasikan pesan
mereka.
15
5) Kerangka Kerja Demokratis: Partai politik membantu membangun dan
menjaga kerangka kerja demokratis. Mereka harus mematuhi aturan dan
peraturan pemilihan, termasuk undang-undang pemilu dan etika kampanye.
Ini mencakup pelaporan dana kampanye, pemantauan pemilu, dan mematuhi
hasil pemilihan.
c. Kompetisi Antar-Kandidat
Di dalam pemilihan umum, kandidat-kandidat individu juga bersaing satu
sama lain. Mereka harus meyakinkan pemilih tentang kualifikasi mereka, visi, dan
komitmen untuk mewakili kepentingan masyarakat. Kontestasi antar-kandidat
16
menciptakan pilihan bagi pemilih dan memastikan bahwa yang terpilih adalah
yang paling sesuai dengan harapan pemilih.
Kompetisi Antar-Kandidat adalah aspek sentral dalam proses pemilihan
umum dalam sistem demokrasi. Ini merujuk pada persaingan antara individu yang
mencalonkan diri sebagai kandidat dalam pemilihan, baik untuk posisi eksekutif
(seperti presiden atau gubernur) maupun legislatif (seperti anggota parlemen atau
dewan kota). Kompetisi antar-kandidat memiliki beberapa elemen kunci:
17
5) Pemungutan Suara: Puncak dari kompetisi antar-kandidat adalah pemungutan
suara dalam pemilihan umum. Pemilih memilih kandidat yang menurut
mereka paling sesuai dengan pandangan dan kepentingan mereka. Hasil
pemungutan suara menentukan siapa yang akan menduduki jabatan yang
diperebutkan.
18
Peran Media dalam Kontestasi Demokrasi sangat penting dalam
memastikan proses pemilihan umum yang adil, informasi yang transparan, dan
partisipasi aktif pemilih. Media memainkan peran sentral dalam menghubungkan
pemilih dengan kandidat, memastikan akses informasi yang seimbang, dan
memfasilitasi perdebatan politik. Berikut adalah beberapa aspek dari peran media
dalam kontestasi demokrasi:
19
memiliki peran kritis dalam mengekspos korupsi dan mengungkap fakta yang
mungkin tersembunyi.
20
partisipasi aktif. Peran masyarakat sipil penting dalam menjaga akuntabilitas dan
transparansi dalam proses politik.
21
5) Pendukung Proses Demokratis: Masyarakat sipil memberikan dukungan
kepada lembaga-lembaga demokratis, seperti komisi pemilihan, yang
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemilu. Mereka dapat membantu
dalam proses pendaftaran pemilih, pelatihan penghitung suara, dan aspek
teknis lainnya dalam pemilu.
22
Tantangan dan perubahan dalam kontestasi demokrasi mencerminkan
dinamika yang terus berkembang dalam proses politik modern. Beberapa dari
tantangan ini dapat mengancam kualitas dan integritas sistem demokrasi,
sementara yang lain mungkin memengaruhi cara kontestasi demokrasi
berlangsung. Berikut adalah beberapa tantangan dan perubahan utama dalam
kontestasi demokrasi:
3) Uang dalam Politik: Keuangan kampanye yang besar dan pengaruh uang
dalam politik dapat merongrong prinsip persaingan yang adil. Kandidat
dengan akses ke sumber daya finansial yang besar mungkin memiliki
keunggulan yang tidak adil dalam kontestasi.
23
aktor dalam negeri maupun luar negeri, dapat mempengaruhi pemilu dengan
berbagai cara, termasuk pemalsuan hasil atau penipuan pemilih.
8) Teknologi dan Media Sosial: Peran media sosial dalam kontestasi demokrasi
telah berkembang pesat. Sementara ini memungkinkan partisipasi yang lebih
besar, itu juga memunculkan tantangan baru dalam hal penyebaran berita
palsu dan disinformasi.
Pemahaman dan penanganan tantangan ini adalah kunci dalam menjaga integritas
dan kesehatan kontestasi demokrasi. Melalui reformasi dan adaptasi, sistem
demokrasi dapat tetap relevan dan memenuhi tuntutan zaman yang terus berubah.
24
D. Korelasi antara Pancasila dan Kontestasi Demokrasi
25
3) Kontestasi Demokrasi dan Inklusivitas
Salah satu ciri khas kontestasi demokrasi adalah inklusivitas. Pancasila
menggaris bawahi pentingnya keberagaman dalam satu kesatuan. Ini penting
dalam konteks politik, karena Indonesia memiliki keragaman etnis, agama,
budaya, dan pandangan politik. Berikut adalah beberapa cara di mana Pancasila
mendukung keberagaman dalam pemilihan dan kontestasi politik:
a) Sila Kelima - Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Sila ini
menekankan pentingnya kesetaraan dan keadilan sosial bagi semua
warga negara. Dalam konteks politik, hal ini berarti bahwa semua warga
Indonesia, terlepas dari latar belakang mereka, memiliki hak yang sama
dalam proses pemilihan. Prinsip ini mendukung perlakuan yang adil dan
setara untuk semua pemilih dan kandidat.
26
berpartisipasi dalam proses politik tanpa diskriminasi. Prinsip
kepedulian sosial juga mencerminkan tanggung jawab untuk memastikan
bahwa kepentingan semua kelompok masyarakat diwakili dalam proses
pemilihan.
27
4) Pancasila dalam Mewujudkan Demokrasi Substantif
Pancasila tidak hanya menekankan demokrasi formal, tetapi juga
demokrasi substantif yang mendorong pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
dan aspirasi rakyat. Bagaimana Pancasila mendorong pemerintah dan kandidat
untuk menghasilkan hasil konkret yang menguntungkan rakyat?
5) Tantangan dan Perubahan Terkini
Tantangan seperti polarisasi politik, penyebaran disinformasi, dan isu-isu
keamanan nasional telah memengaruhi dinamika kontestasi demokrasi di
Indonesia.
28
3. Kolaborasi Lintas Sektor:
Untuk memperkuat harmoni Pancasila dalam demokrasi, kolaborasi lintas
sektor sangat penting. Pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat
sipil, dan sektor swasta harus bekerja sama dalam mengimplementasikan
program-program yang mendukung nilai-nilai Pancasila.
Upaya memperkuat harmoni Pancasila dalam demokrasi adalah tugas
bersama seluruh masyarakat Indonesia. Dengan pendidikan yang tepat, kesadaran
politik yang kuat, dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia dapat menjaga harmoni
Pancasila dalam dinamika kontestasi demokrasi.
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
30
e) Mendorong dialog dan perundingan sebagai alat penyelesaian konflik.
f) Dengan langkah-langkah ini, Pancasila dapat terus memainkan peran
sentral dalam menjaga kontestasi demokrasi yang sehat di Indonesia dan
memandu negara menuju masa depan yang lebih demokratis dan inklusif.
31
DAFTAR PUSTAKA
Artis. 2014. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia. (Pekan Baru: Uin Suska
Riau).
Huda, Qodariyah. (2006). Islam dan Negara Sekuler di Indonesia. The Muslim
World, 96(3), 447-466.
Mietzner, Marcus. (2013). Politik Militer, Islam, dan Negara di Indonesia: Dari
Transisi Tumultu ke Konsolidasi Demokrasi. Dalam K. Steiner & A. M.
Thompson (Eds.), Transformasi Politiik Indonesia: Orde Baru dan Setelahnya
(hal. 91-113). Routledge.
Mietzner, Marcus. (2016). Pemilu Legislatif Indonesia 2014: Partai, Tokoh, dan
Kekuasaan. Contemporary Southeast Asia, 38(3), 382-409.
32
Soekarno. (1945). "Pancasila." Diambil dari
http://www.panji-masyarakat.or.id/pancasila-ir-soekarno.html
33
Ketentuan Penulisan Makalah:
1. Naskah ditulis menggunakan ukuran kertas standar (A4)
2. Naskah menggunakan rata kanan-kiri (justified) dengan spasi tunggal (sin
gle-spaced);
3. Makalah diketik dengan font Times New Roman ukuran 12 (untuk tulisan
latin), font Traditional Arabic ukuran 18 (untuk tulisan Arab);
4. Margin Halaman setiap sisi 4, 4,3,3 (Kiri, Atas, Bawah, Kanan);
5. Kutipan dalam naskah menggunakan Bodynote;
(Rifa’i, 73 : 2023)
(Ni’mah, 1987:14).
34