Anda di halaman 1dari 11

Makalah Nilai dan Aspek Demokrasi Pancasila

Kelompok 13

Dosen Pengampu:
Hafizul Furqan, SHI, MH

Disusun Oleh:
Farah Khaulah Salsabila (2210722039)
Fadillatur Rahmi (2210412025)
Septia Wulan Sari (2210412017)

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Dalam kesempatan yang diberikan ini, kami ucapkan puji dan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, petunjuk, dan berkah-Nya. Dalam
perjalanan studi kami yang penuh tantangan ini, kami berharap rahmat dan karunia-Nya
senantiasa melimpah dalam perjalanan studi kami.

Kami berharap melalui makalah ini, kami dapat memperkaya pemahaman kita
bersama tentang pentingnya demokrasi Pancasila sebagai landasan yang kuat dalam
menjalankan pemerintahan di Indonesia.

Akhir kata, kami kembali mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang
Maha Esa, Bapak Hafizul Furqan, SHI, MH., dan pihak-pihak lain atas segala dukungan,
bimbingan, dan kerjasamanya. Semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih
positif dalam pemahaman kita tentang demokrasi Pancasila. Kami juga menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran yang membangun
akan sangat kami hargai.

Padang, 7 Juni 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ….......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 1

1.3 Tujuan .......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1

2.2

2.3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia telah mengadopsi demokrasi sebagai sistem politiknya, di mana


masyarakat memiliki kebebasan untuk menyampaikan pendapat dan mengorganisasi
diri, serta memilih pemimpin mereka secara langsung atau melalui jalur independen
dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Hal ini telah meramaikan kehidupan
demokrasi di Indonesia. Perkembangan demokrasi juga telah meningkatkan partisipasi
politik masyarakat, di mana mereka dapat mengorganisasi diri untuk terlibat dalam
proses pengambilan keputusan. Sebagai hasilnya, masyarakat atau rakyat merasakan
kembali kebebasan sipil dan politik mereka.

Rakyat menikmati kebebasan dalam menyampaikan pendapat dan mengorganisasi


diri. Namun, di sisi lain, ada situasi di mana hak sekelompok masyarakat dapat dikurangi
oleh kelompok masyarakat lainnya. Dalam konteks seperti ini, beberapa pihak
berpendapat bahwa penerapan demokrasi di Indonesia harus berlandaskan pada ideologi
atau dasar negara Republik Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar atau
ideologi negara harus diimplementasikan dalam kehidupan berdemokrasi.

Demokrasi Pancasila merupakan implementasi demokrasi di Indonesia yang


berlandaskan pada pandangan hidup atau falsafah hidup bangsa Indonesia. Falsafah
hidup ini mencerminkan kepribadian rakyat Indonesia dan menjadi dasar falsafah negara
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Demokrasi Pancasila?
2. Apa saja nilai- nilai Demokrasi Pancasila?
3. Apa saja aspek-aspek Demokrasi Pancasila?

1.3 Tujuan
1. Memahami Demokrasi Pancasila sesuai rumusan masalah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi Pancasila

Dalam rancangan TAP MPR RI mengenai demokrasi Pancasila, dijelaskan bahwa


demokrasi Pancasila adalah aturan yang mengatur pelaksanaan kedaulatan rakyat dan
pemerintahan negara dalam berbagai aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan. Hal ini berlaku untuk semua warga negara Republik
Indonesia, organisasi kekuatan sosial politik, organisasi kemasyarakatan, lembaga
kemasyarakatan lainnya, serta lembaga-lembaga negara baik di tingkat pusat maupun
daerah (Agustam, 2011:83).
Sementara itu, menurut Budiyanto (2005:54) yang dikutip oleh Darmihardjo,
demokrasi Pancasila dapat dijelaskan sebagai konsep demokrasi yang berasal dari
kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Implementasi demokrasi Pancasila
tercermin dalam ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.
Selanjutnya, Yudi Latif (2011:383) menyatakan bahwa dalam demokrasi Pancasila,
kebebasan individu tidak bersifat absolut, melainkan harus sejalan dengan tanggung
jawab sosial.
Pamudji (1981) mendefinisikan demokrasi Pancasila sebagai "Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang
ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan
Indonesia, dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
Demokrasi Pancasila dapat difungsikan sebagai jaminan dalam kesejahteraan rakyat
dalam kehidupan. Demokrasi Pancasila dapat menjamin adanya keikutsertaan rakyat
dalam kehidupan bernegara. Misalnya, rakyat dapat ikut menyukseskan pemilu, rakyat
dapat ikut menyukseskan pembangunan, rakyat dapat duduk dalam badan
permusyawaratan/perwakilan. Kemudian, menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI
yang konstitusional, menjamin tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila,
menjamin adanya hubungan yang selaras dan seimbang antara lembaga negara, serta
menjamin pemerintahan yang bertanggung jawab.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa demokrasi Pancasila adalah bentuk demokrasi yang dihayati oleh
bangsa dan Negara Indonesia. Demokrasi Pancasila mencakup kedaulatan rakyat
berdasarkan nilai-nilai Pancasila di bidang politik, ekonomi, dan sosial.
Secara sempit, demokrasi Pancasila mengacu pada kedaulatan rakyat yang dilaksanakan
melalui perwakilan dalam musyawarah dan kebijaksanaan.
Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila menurut Jimly Asshiddiqie (2011:198) adalah
kebebasan atau persamaan, kedaulatan rakyat, serta pemerintahan yang terbuka dan
bertanggung jawab.
Kebebasan atau persamaan merupakan dasar demokrasi, di mana semua orang dianggap
setara dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang sesuai potensinya.
Selanjutnya, kedaulatan rakyat mengarah pada kebijakan yang dibuat berdasarkan
kehendak rakyat dan untuk kepentingan rakyat, dengan pengawasan oleh rakyat untuk
mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
Kemudian, pemerintahan yang terbuka dan bertanggung jawab mencakup representasi
yang adil dalam Dewan Perwakilan Rakyat, kebebasan pers, prinsip negara hukum,
sistem partai politik yang pluralis, pemilihan umum yang demokratis, prinsip mayoritas,
serta jaminan hak-hak dasar dan hak-hak minoritas.
Adapun menurut Yakub (2014) prinsip demokrasi Pancasila adalah:
1. Pemerintahan berdasarkan hukum
2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia.
3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah.
4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lainnya
contoh Presiden, BPK, DPR, DPA, atau lainnya.
5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik untuk menyalurkan aspirasi rakyat.
6. Pelaksanaan pemilihan umum.
7. Kedaulatan berada pada rakyat dan dilakukan oleh MPR (pasal 1 ayat 2 UUD 1945),
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban,
9. Pelaksanaan kewajiban yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME.
diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita –cita nasional.
2.2 Nilai-Nilai Demokrasi Pancasila
Ideologi Pancasila bukan hanya menjadi dasar negara Indonesia, tetapi juga
memiliki kedudukan sebagai ideologi nasional. Dalam ideologi suatu bangsa,
terkandung banyak nilai-nilai yang baik, luhur, dan dianggap menguntungkan bagi
negara tersebut, baik untuk masa kini maupun masa depan.
Pancasila, sesuai dengan rumusan pertama yang disampaikan oleh Ir. Soekarno,
menjadi ideologi yang khas dan komprehensif, berbeda dengan ideologi lainnya
(Winarno, 2007:24).

Yudi Latif (2011:5), dalam bukunya yang berjudul "Negara Paripurna" membahas
mengenai nilai-nilai ideal Pancasila mulai dari lahirnya hingga penerapannya. Terdapat
lima nilai Pancasila yang dianggap ideal menurut pandangan para pendiri negara, yaitu:

1. Ketuhanan yang berkebudayaan.


2. Kemanusiaan universal.
3. Persatuan dalam kebhinekaan.
4. Demokrasi permusyawaratan.
5. Keadilan sosial.

Kelima nilai ini merupakan hasil gabungan dari nilai-nilai Pancasila menurut para
pendiri bangsa.

Dalam kelima nilai Pancasila tersebut, nilai demokrasi tercermin dalam sila
keempat. Bukti bahwa Pancasila memiliki cakupan yang lebih luas daripada demokrasi
itu sendiri. Sila keempat ini mencerminkan cita-cita akan kedaulatan rakyat dalam
semangat kekeluargaan, yang memberikan ruang bagi multikulturalisme dan sangat
ditekankan dalam masyarakat Indonesia, sebagai akibat dari pengalaman pahit
penindasan kolonial dan gotong royong di Indonesia (Yudi Latif, 2011:384).

Nilai-nilai demokrasi Pancasila secara khusus dapat dirumuskan dari prinsip-prinsip


demokrasi politik, demokrasi ekonomi, dan demokrasi sosial. Prinsip demokrasi politik
mencakup keterbukaan, pembagian kekuasaan, dan hak serta kewajiban. Prinsip
demokrasi ekonomi melibatkan pemerataan ekonomi tanpa membedakan berdasarkan
kekayaan individu. Sedangkan prinsip demokrasi sosial mencakup kerjasama dan
solidaritas dalam tanggung jawab kelompok maupun pribadi, tanpa memandang
perbedaan sosial.
Nilai-nilai tersebut merupakan beberapa nilai spesifik yang dapat dilihat dan diterapkan
di berbagai konteks. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberapa
nilai-nilai Demokrasi Pancasila, yaitu:

1. Religius dan tidak sekuler.


2. Mengedepankan toleransi dalam berbagai aspek kehidupan.
3. Mengutamakan keadilan dan menolak diskriminasi.
4. Menentang imperialisme dan kolonialisme.
5. Berkomitmen untuk mencapai kesejahteraan bersama.
6. Mempunyai semangat solidaritas dan persatuan.
7. Menghormati keberagaman dalam masyarakat.
8. Menyelaraskan kepentingan pribadi dengan kepentingan umum.
9. Menolak paham liberalisme, kapitalisme, dan neoliberalisme.
10. Mempraktikkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
11. Menghormati dan berkomitmen terhadap konstitusi. (Cholisin, 2013:120)

2.3 Aspek-Aspek Demokrasi Pancasila

Dalam bukunya yang berjudul “Demokrasi Pancasila dan Ketahanan Nasional:


Suatu Analisa di Bidang Politik dan Pemerintahan” Pamudji (1981) mengungkapkan
enam aspek utama dalam demokrasi Pancasila, yakni:
1. Aspek Formal (proses dan bentuk badan perwakilan rakyat)
Membahas persoalan dan cara rakyat menunjuk wakil-wakil dalam badan-badan
perwakilan rakyat dalam pemerintahan dan bagaimana mengatur
permusyawaratan wakil-wakil rakyat secara bebas, terbuka dan jujur untuk
mencapai kesepakatan bersama.
2. Aspek Material (harkat dan martabat manusia)
Mengemukakan gambaran manusia dan mengakui harkat serta martabat manusia,
menjamin terwujudnya masyarakat Indonesia sesuai dengan gambaran, harkat
dan martabat tersebut.
3. Aspek Normatif/Kaidah (pembimbing dan kriteria untuk mencapai tujuan)
Mengungkap seperangkat norma atau kaidah yang mengatur dan membimbing
manusia dalam rangka mencapai tujuan bersama. Norma-norma yang terkandung
dalam demokrasi Pancasila antara lain norma agama, norma hukum, norma
persatuan dan kesatuan, dan norma keadilan.
4. Aspek Optatif (tujuan atau kehendak yang ingin dicapai)
Mengandung arti bahwa demokrasi Pancasila mempunyai tujuan dan cita-cita
yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia. Tujuan dan cita-cita tersebut,
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV.
5. Aspek Organisasi (wadah pelaksanaan demokrasi)
Dalam aspek ini, organisasi sebagai wadah pelaksanaan demokrasi Pancasila
untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.
6. Aspek Kejiwaan (penyelenggaraan dan pemimpin negara)
Mengandung arti bahwa demokrasi Pancasila memberi motivasi dan semangat
para penyelenggara negara dan para pemimpin pemerintahan.
dan dua aspek tambahan lainnya, yakni:
7. Aspek Formal (pengambilan keputusan melalui musyawarah)
8. Aspek Material/Substansi/si (cakupan demokrasi Pancasila).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Demokrasi Pancasila menghormati nilai-nilai persatuan, keadilan, dan kebenaran.


Konsep demokrasi ini bersumber dari karakter dan pandangan hidup bangsa Indonesia
yang didasarkan pada prinsip kekeluargaan, gotong royong, dan kebersamaan dalam
mencapai Indonesia yang adil dan sejahtera. Dalam demokrasi Pancasila, rakyat
dianggap sebagai subjek demokrasi, di mana semua rakyat memiliki hak untuk aktif
berpartisipasi sebagai pelaksana dan penentu kehendak. Keinginan rakyat tersebut
diwujudkan melalui lembaga perwakilan, seperti pemilihan umum.

Inti dari demokrasi Pancasila terletak pada sila keempat, yaitu kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dengan
demikian, demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang dijalankan dengan
mengedepankan nilai-nilai hikmat dan kebijaksanaan. Pada dasarnya, suatu negara dapat
disebut sebagai negara demokrasi jika dalam pemerintahannya rakyat memiliki
kesetaraan di hadapan hukum, memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan, dan memperoleh penghasilan yang layak melalui distribusi
pendapatan yang adil.

3.2 Saran

Saat ini, proses pengambilan keputusan cenderung didasarkan pada pemungutan


suara, padahal musyawarah dan mufakat seharusnya menjadi asas utama demokrasi
Indonesia. Untuk itu, partisipasi publik dengan melibatkan masyarakat dalam dialog dan
diskusi sebelum mengambil keputusan adalah langkah yang patut dicoba. Selain itu,
peran lembaga perwakilan juga perlu diperkuat untuk menjadikan musyawarah dan
mufakat sebagai landasan dalam pengambilan keputusan. Debat dan dialog yang
berkualitas di lembaga-lembaga perwakilan akan membantu mencapai konsensus yang
lebih baik. Selanjutnya, pendidikan demokrasi harus ditingkatkan, melalui kurikulum
yang tepat, sekolah dapat menjadi wadah untuk membentuk kesadaran demokrasi,
kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan partisipasi yang diperlukan dalam
demokrasi berdasarkan Pancasila. Budaya dialog dan toleransi juga harus dipromosikan
dengan memahami perbedaan, menghormati pendapat yang beragam, dan memfasilitasi
dialog yang konstruktif antara kelompok-kelompok masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Gandamana, Apiek. “MEMAKNAI DEMOKRASI PANCASILA.” Jurnal Handayani, vol. 7,

no. 1, 2017, p. 7. jurnal.unimed.ac.id,

jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/handayani/article/view/6581.

Hutabarat, Dany Try Hutama, et al. “MAKNA DEMOKRASI PANCASILA.” JOURNAL OF

HUMANITIES, SOCIAL SCIENCES, AND BUSINESS (JHSSB), vol. 1, no. 1, 2021, p. 6.

JOURNAL OF HUMANITIES, SOCIAL SCIENCES, AND BUSINESS (JHSSB)

http://ojs.transpublika.com/index.php/JHSSB/article/view/61/56.

Asshiddiqie, Jimly. (2011). Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi. Jakarta: Sinar Grafika

Agustam. (2011). “Konsepsi dan Implementasi Demokrasi Pancasila Dalam Sistem Perpolitikan di

Indonesia”. Jurnal TAPIs. VII, (12), 80-90.

Pamudji, S (1981). Demokrasi Pancasila dan ketahanan nasional: suatu analisa di bidang politik dan

pemerintahan (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Bina Aksara.

Anda mungkin juga menyukai