Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DEMOKRASI INDONESIA

DOSEN PENGAMPU :

Disusun oleh :

1. Rismatul Husnah (202101055)


2. Dwi widya (202101085)
3. Adam Gilang f. (202101068)
4. Deny Khuswara (202101076)
5. Yuvi Fernanda (202101065)
6. Hildan Pratama (202101057)

S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 11 November 2022


BAB 1

PENDAHULUAN

Suasana kehidupan yang demokratis merupakan dambaan bagi umat manusia, karena itu
demokrasi perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Demokrasi merupakan simbol
peradaban moderen oleh bangasa-bangsa di dunia. Dengan mendunianya demokrasi ini, ada
semacam kewajiban tak tertulis bagi negara-negara di dunia untuk mencantumkan label
demokrasi dalam format politik yang dimilikinya

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos berarti rakyat dan Kratein artinya
pemerintah. Dengan demikian, demokrasi berarti adanya kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh
rakyat. Demokrasi memberikan kesempatan perubahan, agar selalu dapat menjawab persoalan
masyarakat yang dari waktu ke waktu juga berubah. Budaya demokrasi merupakan salah satu
penerapan dari nilai -nilai demokrasi yang menjadi jaminan bahwa perubahan dalam demokrasi
tetap bertujuan mewujudkan masyarakat dan Negara demokratis. Indonesia telah mengalami
perubahan sistem demokrasi dari Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Pancasila.

Indonesia mengalami banyak perubahan Sistem Demokrasi disebabkan oleh banyak


faktor, salah satunya adalah karena banyaknya kekurangan - kekurangan yang ada pada sistem
demokrasi sebelumya. Sehingga, bangsa Indonesia mencoba untuk memperbaiki kekurangan
tersebut dengan beralih ke sistem demokrasi yang lain. Indonesia memilih Demokrasi Pancasila,
karena Demokrasi Pancasila melibatkan rakyat secara langsung dalam sistem pelaksanaanya.
Selain itu, Demokrasi Pancasila juga bersumber dari nilai dan kepribadian bangsa sendiri yang
sudah melekat dengan jati diri Bangsa Indonesia.

Demokrasi adalah kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan dengan rakyat sebagai
pemegang kedaulatannya. Dari beberapa bentuk pemerintahan ini, demokrasi yang paling umum
digunakan dalam suatu sistem pemerintahan termasuk Indonesia. Indonesia adalah salah satu
negara yang menjunjung tinggi demokrasi, untuk di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara
yang paling terbaik menjalankan demokrasinya, mungkin kita bisa merasa bangga dengan
keadaan itu. Nah pada kesempatan ini, kami akan menyusun sebuah makalah tentang Demokrasi
di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Demokrasi d Indonesia
Negara merupakan integrasi dari kekuatan politik, ia adalah organisasi pokok dari
kekuasaan politik. Negara adalah agency (alat) dari masyarakat yang mempunyai
kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan
menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia hidup dalam suasana
kerja sama, sekaligus suasana antagonistis dan penuh pertentangan. Negara adalah
organisasi yang dalam suatu wilayah yang dapat memaksakan kekuasannya secara sah
terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan dapat menetapkan tujuan-tujuan dari
kehidupan bersama itu. Negara menetapkan cara-cara dan batas-batas sampai dimana
kekuasaan dapat digunakan dalam kehidupan bersama itu, baik oleh individu dan
golongan atau asosiasi, maupun oleh negara sendiri. Dengan demikian ia dapat
mengintegrasikan dan membmbing kegiatan-kegiatan sosial dari penduduknya ke arah
tujuan bersama. Terbentuknya suatu negara harus mempunyai tiga syarat utama yaitu
wilayah, masyarakat, dan pemerintah. Setiap negara memiliki sistem atau bentuk
pemerintahan tersendiri. Bentuk-bentuk pemerintahan itu diantaranya Oligarki,Anarki,
Moboraksi, Diktator, dan Demokrasi.

Secara etimilogi demokrasi terdiri daru dua kata yang berasal dari Yunani yaitu:
“demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan suatu tempat dan “cratein” yang berarti
kekuasaan atau kedaulatan. Jadi :demos-cratos” atau “demos-cratos” (demokrasi) adalah
kekuasaan atau kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan rakyat,
rakyat yang berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat. Adapun
pengertian demokrasi dari para ahli yaitu:
1. Josefh A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan
institusional untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu
memperoleh kekuasaan untuk memutuskan dengan cara perjuangan
komperatif atas suara rakyat.
2. Sidney Hook dekrasi adalah bentuk pemerintahab dimana keputusan-
keputusan pemerintahan yang penting secara langsung atau tidak langsung
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari
rakyat dewasa.

Indonesia merupakan Negara Demokrasi sejak awal berdirinya tanggal 17


Agustus 1945. Dalam proses kerjanya, presiden bertanggung jawab kepada MPR. MPR
merupakan badan yang dipilih oleh rakyat. Dalam hal itu berarti, pemegang kekuasaan
tertinggi adalah rakyat karena pemimpinnya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu.
Pada tahun 1956, diadakan pemilu untuk pertama kali di Indonesia. Demokrasi ini yaitu
Demokrasi Pancasila. Setelah usai Demokrasi Pancasila ini, dilanjutkan oleh masa
pemerintahan Soeharto yang menyelaraskan Demokrasi yang pertama. Dan dilanjutkan
Demokrasi yang kedua pada tahun 2004.
Indonesia berpotensi menjadi contoh Negara Demokratis di Kawasan Asia.
Alasan Indonesia menjadi contoh Negara Demokratis karena Indonesia telah
menciptakan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selain itu,
Indonesia juga berhasil menjadi Negara Demokrasi karena telah melaksanakan pemilu
yang komplek. Walaupun Demokrasi membawa situasi kacau dan perpecahan. Seperti
contoh pada pergantian 4 kali presiden selama periode 1998-2002, namun Indonesia
dapat mengatasinya.
Indonesia adalah negara yang menganut sistem pemerintahan. Sistem
pemerintahan Indonesia ini digunakan untuk mengatur segala yang berhubungan dengan
kepemerintahan dan kenegaraan. Hal ini bertujuan agar segala sesuatunya menjadi jelas
dan terang. Untuk mengatur Negara dan pemerintahannya setiap Negara memilih sendiri
pemerintahan yang sesuai dengan negaranya, begitupun Indonesia juga memiliki sistem
pemerintahan yang dipercaya dapat mengatur segala urusan Negara. Sistem Pemerintahan
yang dianut Indonesia sejak 1959 sampai sekarang adalah Sistem Pemerintahan
Presidensil
Indonesia telah mengalami perubahan sistem demokrasi dari Demokrasi Liberal
hingga Demokrasi Pancasila. Indonesia mengalami banyak perubahan Sistem Demokrasi
disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah karena banyaknya kekurangan -
kekurangan yang ada pada sistem demokrasi sebelumya. Sehingga, bangsa Indonesia
mencoba untuk memperbaiki kekurangan tersebut dengan beralih ke sistem demokrasi
yang lain. Indonesia memilih Demokrasi Pancasila, karena Demokrasi pancasila
melibatkan rakyat secara langsung dalam sistem pelaksanaanya. Selain itu, Demokrasi
Pancasila juga bersumber dari nilai dan kepribadian bangsa sendiri yang sudah melekat
dengan jati diri Bangsa Indonesia.

2. Hubungan Antara Negara Demokrasi dan Hak Asasi Manusia


Hak asasi adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya
bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat.
Dianggap bahwa beberapa hak itu dimiliki tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras,
agama, atau kelamin, karena itu bersifat asasi dan universal. Dasar dari semua hak asasi
adalah bahwa manusia memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat
dan cita-citanya. Hak-hak yang awalnya mengemuka dan menonjol adalah hak atas hidup
(life), kebebasan (liberty), kepemilikan (property), kesamaan (equality), dan kebebasan
berbicara (freedom of speech).
Secara kodrati manusia tidak mungkin hidup sendiri, karena setiap manusia
membutuhkan manusia yang lain. Demikian juga halnya antara manusia sebagai mahluk
individu sangat memerlukan negara sebagai tempatnya untuk bernaung. Seperti yang kita
ketahui bahwa relasi (hubungan) negara dan masyarakat memberikan gambaran adanya
penyerahan sebagian hak masyarakat kepada negara, yang diwujudkan dengan bentuk
kepatuhan masyarakat untuk menjalankan serangkaian kewajiban yang dibebankan
negara kepadanya. Sementara negara memiliki kewajiban untuk memenuhi hak-hak
warga negaranya, sebagai kompensasi dari kepatuhan masyarakat. Jadi wajar jika
masyarakat menuntut negara jika hak-hak asasi masyarakat tidak dipenuhi oleh negara.
Dalam sebuah negara hukum, sesungguhnya yang memerintah adalah hukum,
bukan manusia. Hukum dimaknai sebagai kesatuan hierarkis tatanan norma hukum yang
berpuncak pada konstitusi. Supremasi konstitusi disamping merupakan konsekuensi dari
konsep negara hukum, sekaligus merupakan pelaksanaan demokrasi karena konstitusi
adalah wujud perjanjian sosial tertinggi. Negara dalam merealisasikan hak asas warga
negaranya sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, karena jika
negara ataupun masyarakat ada yang melanggar hak asasi maka ada sesuatu kekuatan
yang nantinya dapat digunakan sebagai alat untuk menuntut terhadap pelanggaran hak
asasi tersebut, yaitu sanksi yang tegas yang ada dalam peraturan perundang-undangan
yang telah disepakati bersama.
Pembukaan maupun Batang Tubuh Undang-undang Dasar 1945 secara tegas
menyebutkan adanya prinsip demokrasi dan pengakuan serta perlindungan hak asasi
manusia merupakan bukti bahwa negara Indonesia menganut prinsip negara hukum.
Ibarat sekeping uang, maka prinsip demokrasi merupakan merupakan salah satu sisi dari
mata uang tersebut dan prinsip negara hukum merupakan sisi sebelahnya. Keduanya
memiliki hubungan yang saling bergantung karena demokrasi tidak akan terlaksana tanpa
negara hukum dan negara hukum tidak akan tegak tanpa adanya demokrasi. Begiitu juga
adanya pengakuan dan perlindungan atas hak asasi manusia atau hak asasi warga negara
oleh Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 merupakan bahwa negara Indonesia
menganut negara hukum dan demokratis, sebab secara sosio-legal dan sosio-kultural
adanya konstitusi itu merupakan konsekuensi dari penerimaan prinsip negara hukum dan
demokrasi.
Negara berkewajiban untuk mengeluarkan segala peraturan perundangan dan
instrumen hukum lainnya yang menjamin terpenuhinya hak asasi manusia bagi seluruh
warga negara, tidak hanya menguntungkan pihak-pihak atau pun kelompok tertentu.
Negara juga tidak diperkenankan mencampuri atau mnenghalang- halangi segala upaya
yang dilakukan masyarakat dalam rangka pemenuhan hak asasinya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa di Negara Indonesia pun sangat menjunjung
tinggi dan melindungi hak asasi manusia baik itu yang telah ditetapkan dalam Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai aturan tertinggi maupun pada aturan-aturan lain yang berada
di bawahnya. Pada amandemen Undang-undang Dasar 1945 pun dapat kita lihat betapa
dijunjung tingginya hak asasi manusia, terbukti dengan ditambahnya pasal-pasal
mengenai hak asasi manusia. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa pada beberapa kasus
telah terjadi pelanggaran HAM yang sampai saat ini ada yang belum terselesaikan.
Persoalan besar yang dihadapi saat ini adalah bagaimana menyelesaikan kasus-kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu serta bagaimana menyiapkan perangkat
hukum yang lebih responsif agar pada masa yang akan datang pelanggaran- pelanggaran
HAM, terutama yang dilakukan oleh negara, dapat dihindari.

3. Penegakan dan Perlindungan HAM di Indonesia


Negara Indonesia adalah negara hukum yang selalu menjunjung tinggi keadilan
dan juga kepastian hukum bagi seluruh masyarakatnya. Hukum diciptakan untuk
mengendalikan dan mentertibkan masyarakat serta agar masing-masing subjek hukum
dapat menjalankan kewajibannya dengan baik dan mendapatkan haknya. Philipus M.
Hadjon mempunyai pendapat bahwa perlindungan hukum dibagi menjadi dua yaitu
perlindungan hukum preventif dan perlindungan hukum respresif. Perlindungan hukum
preventif bertujuan agar mencegah adanya sengketa.
Perlindungan hukum represif bertujuan untuk menyelesaikan sengketa. Penegakan
hukum yaitu proses yang dilakukan agar tegak dan berfungsinya norma-norma hukum
dalam kenyataan sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan hukum
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Hukum harus ditegakkan karena nilai-
nilai keadilan yang terkandung di dalamnya sangat penting bagi kesejahteraan
masyarakat.
Penegakan dan perlindungan tentang hak asasi manusia di Indonesia sangatlah
penting bagi rakyatnya, karena hak asasi manusia berkaitan dengan harkat dan martabat
manusia sebagai manusia seutuhnya. Hak asasi manusia di Indonesia sangat berhubungan
berat dengan landasan negara Indonesia yaitu pancasila, yang mana tercantum dalam sila
ke-dua. Hak asasi manusia di negara Indonesia sangat dijunjung tinggi, karena
merupakan salah satu ciri dari negara Indonesia sebagai negara hukum yang selalu
menjaga harkat dan martabat dari rakyat Indonesia. Oleh karena itu, penegakan dan
perlindungan HAM di Indonesia sangat dijaga dan dijunjung tinggi.
Penegakan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia mengalami
kemajuan pada tanggal 06 Nomber 2000, di mana Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
mengesahkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000 mengenai Pengadilan Hak Asasi
Manusia (HAM) yang diundangkan pada tanggal 23 November 2000. Undang-undang ini
menjadi dasar adanya pengadilan hak asasi manusia yang berwenang mengadili para
pelaku pelanggaran hak asasi manusia berat. Undang-undang ini mengatur tentang
beberapa kekhususan atau pengaturan yang berbeda dengan pengaturan dalam hukum
acara pidana, perbedaan ini di mulai dari tahap penyelidikan oleh Komnas HAM, sampai
pengaturan tentang majelis hakim yang komposisinya berbeda dengan pengadilan
pengadilan biasa. Komposisi hakim terdiri dari lima orang yang mewajibkan tiga orang
diantaranya adalah hakim Untuk menegakkan kebebasan manusia fundamental, sama dan
tidak dapat dicabut hak yang dimiliki setiap manusia terlahir adalah kondisi penting,
untuk mencapai yaitu dengan mempromosikan dan melindungi kepentingan sipil,
ekonomi, politik, hak asasi manusia sosial dan budaya setiap manusia, pria dan anak.12
Hal tersebut bertujuan agar proses pengadilan dapat berjalan dengan kompeten dan fair
dalam menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia berat. Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi manusia dijalankan dengan
dibentuknya pengadilan hak asasi manusia ad hoc untuk mengadili kasus pelanggaran
hak asasi manusia berat yang terjadi di Timor Timur. Pada era reformasi dikeluarkan
peraturan pemerintah penganti Undang-undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 1999 tentang
pengadilan hak asasi manusia, namun peraturan perundang-undangan tersebut tidak
disetujui oleh DPR dan dicabut. Penegakan hak asasi manusia diatur dalam Undang-
undang Nomor 39 Tahun 1999. Dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 di
dalamnya terdapat hak dasar manusia yang dijelaskan terperinci dalam BAB III dengan
judul HAM dan dasar kebebasan dasar manusia dalam pasal 9-66.13 Permasalahan hak
asasi manusia sebagai pembangunan sosial juga telah diatur oleh pemerintah yang mana
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2005.
Selain kelengkapan dari peraturan perundang-undangan penegak hukum juga
menjadi penentu dari penegakan hukum hak asasi manusia di Indonesia, salah satunya
adalah Mahkamah Konstitusi (MK). Putusan Mahkamah Konstitusi dapat mempengaruhi
pelaksanaan penegakan hak asasi manusia, diantaranya yaitu Putusan No 011-017/PUU-
VIII/2003 tentang pengujian Undang-Undang No 12/2003 tentang Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, Putusan No 6-13-20/PUU-VIII/2010 tentang pengujian Undang-Undang
No 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, Putusan No 55/P-UU
VIII/2010 tentang pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang
Perkebunan, Putusan No 27/PUU-IX/2011 tentang pengujian Undang- Undang No 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Upaya yang dilakukan oleh negara Indonesia dalam penegakan hak asasi manusia
dapat ditempuh melalui penyempurnaan produk-produk hukum dan perundang-undangan
tentang hak asasi manusia, melakukan inventarisasi, mengevaluasi dan mengkaji semua
produk hukum, KUHAP, KUHP yang tidak sesuai dengan hak asasi manusia,
mengembangkan kapasitas kelembagaan pada instansi-instansi peradilan dan instansi
lainnya yang berhubungan dengan peradilan dan penegakan hak asasi manusia, sosialisasi
tentang pentingnya hak asasi manusia kepada masyarakat, dan kerjasama perlindungan
hukum dengan segala aspek dan lapisan masyarakat.
4. Implementasi Hukum di indonesia
Implementasi hukum berarti menjabarkan nilai-nilai hukum dan
merealisasikannya di kehidupan berbangsa dan bernegara. Undang-Undang Dasar negara
kita menyebutkan bahwa Negara Republik Indonesia itu adalah Negara Hukum yang
demokrasi (democratische rechtstaat) dan sekaligus adalah Negara Demokrasi yang
berdasarkan atau hukum (constitutional democracy) yang tidak terpisahkan satu sama
lain. Sebagaimana disebutkan dalam naskah perubahan UUD 1945 yang menyebutkan
bahwa paham negara hukum sebagaimana tercantum dalam ketentuan Pasal 1 Ayat (3)
berkaitan erat dengan paham negara kesejahteraan (welfare state) atau paham negara
hukum materiil sesuai dengan bunyi alenia keempat Pembukaan dan Ketentuan Pasal 34
UUD 1945. Pelaksanaan paham negara hukum materiil akan mendukung dan
mempercepat terwujudnya negara kesejahteraan di Indonesia.
Negara yang dirikan dan dibangun oleh para founding father ini, adalah negara yang
dibangun di atas prinsip negara hukum. Dalam konsep negara hukum itu sendiri, terdapat
beberapa unsur di dalamnya. Di antaranya Pertama: unsur menjalankan peraturan
berdasarkan asas legalitas dan kepastian hukum. Unsur ini, sangat berkaitan pula dengan
sistem hukum yang berlaku di negara kita, yakni sistem eropa kontinental, yang salah
satu karakteristiknya adalah pembentuican "hukum tertulis" dan "ketertiban hukum
Unsur kedua, adanya hierarka peraturan perundang-undangan Sejak
diamandemennya UUD 1945, uji materiil semakin diberikan penguatan. Misalnya,
lahirnya lembaga Mahkamah Konstitust, yang salah satu kewenangannya yaitu
melakukan uji materiil, yang sebelumnya hanya dimiliki oleh Mahkamah Agung. Dan
yang terkini, yaitu, pemerintah pusat. Melalui Menteri Dalam Negeri-nya, dapat
membatalkan Perda, bila berdasarkan hasil pengujian, ada Perda yang dianggap
bertentangan dengan peraturan di atasnya.
Dan unsur ketiga-dan ini tak kalah pentingnya, karena telah menjadi salah satu isu
global-yakni, unsur perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM). Dengan meratifikasi
perjanjian PBB tentang Hak Asasi Manusia (HAM) melalui Undang-undang nomor 39
tahun 1999 tentang HAM, membuktikan keseriusan pemerintah Indonesia dengan HAM.
Implementasi hukum dan Hak Asasi Manusia melalui media massa di Indonesia,
banyak sekali terjadi kasus pelanggaran HAM, padahal Indonesia adalah negara hukum
dan telah mempunyai peraturan sendiri, yang berkenaan dengan pelanggaran HAM,
diantaranya adalah: UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia; UU No. 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen; UU No. 23 tahun 2003 tentang Perlindungan
Anak, UU no 7 tahun 1984 tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Terhadap
Perempuan, dan lainnya. Semua undangundang itu adalah melindungi hak yang terdapat
pada diri seseorang, sebab dengan alasan apapun HAM tidak boleh dilanggar.
Implementasinya diharapkan juga keseriusan pemerintah melalui penegakan
hukum yang berlaku, tanpa memandang tingkat sosial, ras, agama dan lainnya.
Pelanggaran bisa saja dilakukan oleh pemerintah ataupun masyarakat, baik kelompok
maupun secara perorangan. Pada kasus pelanggaran HAM dapat dikategorikan dalam dua
jenis, yaitu;
1.) kasus pelanggaran HAM berat, meliputi :
 Pembunuhan masal (genisida);
 Pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan pengadilan;
 Penyiksaan;
 Penghilangan orang secara paksa;
 Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis.
2. kasus pelanggaran HAM biasa, meliputi :
 Pemukulan;
 Penganiayaan;
 Pencemaran nama baik;
 menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya;
 Menghilangkan nyawa orang lain.
Sikap akomodatif pemerintah terhadap tuntutan penegakan HAM, adalah dengan
dibentuknya KOMNAS HAM berdasarkan Kepres Nomor 50 tahun 1993 pada tanggal 7
Juni 1993. KOMNAS HAM menyandang tugas:
1. memantau & menyelidiki pelaksanaan HAM & memberi saran serta pendapat
kepada pemerintah perihal HAM.
2. membantu pengembangan kondisikondisi yang kodusif bagi pelaksanaan
HAM sesuai pancasila dan UUD 1945 (termasuk hasil amandemen UUD
NKRI 1945), Piagam PBB, Deklarasi Universal HAM dan deklarasi atau
perundangundangan lainnya yang terkait dengan penegakan HAM. KOMNAS
HAM berbeda dengan komisi-komisi lembaga Negara independen lainnya,
seperti Komisi Pemilihan Umum, Komisi Penyiaran Indonesia, Komisi
Perlindungan Anak Indonesia, dan lain-lain. Komisi-komisi tersebut lahir
setelah adanya Undangundang terkait, sementara KOMNAS HAM sudah ada
sebelum UU 39 tahun 1999 tentang HAM.

Sebagai makhluk sosial, selayaknya mampu mempertahankan dan


memperjuangkan hak diri sendiri. Selain itu, harus bisa menghormati dan menjaga hak
orang lain. Pemerintah sudah saatnya membuka mata lebar-lebar akan kasus-kasus
pelanggaran HAM di Indonesia, atau warga Negara Indonesia di luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA

(RAMADHAN, 2021)Arifin, R., & Lestari, L. E. (2019). Penegakan Dan Perlindungan Hak
Asasi Manusia Di Indonesia Dalam Konteks Implementasi Sila Kemanusiaan Yang Adil
Dan Beradab. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 5(2), 12.
https://doi.org/10.23887/jkh.v5i2.16497

RAMADHAN, I. (2021). Indonesia adalah Negara Demokrasi. Indonesia Adalah Negara


Demokrasi, 10.31219/o, 11.

(Arifin & Lestari, 2019)Arifin, R., & Lestari, L. E. (2019). Penegakan Dan Perlindungan Hak
Asasi Manusia Di Indonesia Dalam Konteks Implementasi Sila Kemanusiaan Yang Adil
Dan Beradab. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 5(2), 12.
https://doi.org/10.23887/jkh.v5i2.16497

Anda mungkin juga menyukai