Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

DEMOKRASI INDONESIA

Dosen Pengampu:
Ir. Marhaenus Johanis Rumondor M.Si

Disusun oleh:
Kelompok 1:

Anugrah P. S. Mokodompit 18101103055

Indah Putri Mohamad 20101103035

Imelda Lees 20101103044

Jose Carlos Tahitu 20101103032

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa atas segala Rahmat, jadi kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat
sederhana. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai Demokrasi Indonesia.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
punya sangat kurang. Oleh karena itu kami diharapkan untuk para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dan juga
berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Kelompok 1
PEMBAHASAN

Konsep Demokrasi

1. Arti Demokrasi

Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos
berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat,yaitu pemerintahan yang
rakyatnya memegang peranan yang sangat menenentukan.

Kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga
negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui
pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan
berbicara, beragarna, berpendapat, berserikat setiap warga Negara, menegakan rule of law,
adanya pemerintahan menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat warga
Negara memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

Pengertian demokrasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.

• Abraham Lincoln, Demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat.
• Kranemburg, Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos (rakyat)
dan kratos (pemerintahan). Jadi, demokrasi berarti cara memerintah dari rakyat.
• Charles Costello, Demokrasi adalah sistem social dan politik pemerintahan diri
dengan kekuasaan-kekuasaan emerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk
melindungi hak-hak perorangan warga negara.
• Koentjoro Poerbopranoto, Demokrasi adalah negara yang pemerintahannya
dipegang oleh rakyat. Hal ini berarti suatu sistem dimana rakyat diikut sertakan dalam
pemerintahan negara.
• Harris Soche, Demokrasi adalah pemerintahan rakyat karena itu kekuasaan melekat
pada rakyat.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berasal
dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.

Dalam Negara demokrasi, kata demokrasi pada hakekatnya mengandung makna (Mas’oed,
1997) adalah partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan . (partisipasi politik), yaitu;
1. Penduduk ikut pemilu;

2. Penduduk hadir dalam rapat selama 5 tahun terakhir;

3. Penduduk ikut kampanye pemilu;

4. Penduduk jadi anggota parpol dan ormas;

5. Penduduk komunikasi langsung dengan pejabat pemerintah.

Perwujudan sistem demokrasi pada masing-masing negara dapat berbeda-beda tergantung


dari kondisi dan situasi dari negara yang bersangkutan.

2. Manfaat Demokrasi

Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu:

1. Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan semua orang


adalah sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut perlakuan sama terhadap
pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga Negara.

2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan keinginan


rakyatnya. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan semakin besar pula
kemungkinan kebijakan itu menceminkan keinginan dan aspirasi rakyat.

3. Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan


kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para warga
Negara. Dalam demokrasi untuk mengatasi perbedaan-perbedaan adalah lewat
diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan dengan paksanaan atau pameran kekuasaan.

4. Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar tentang


hak-hak sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan
berkumpul, hak bergerak, dsb. Hak-hak itu memungkinkan pengembangan diri setiap
individu dan memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih
baik.

5. Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan terjadinya pembawan


kehidupan social. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan
pergantian para politisi dilakukan dengan cara yang santun, dan damai. Demokrasi
memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan.

3. Ciri-Ciri Sistem Demokrasi

Ciri-ciri sistem demokrasi dimaksudkan untuk membedakan penyelenggaraan


pemerintahan Negara yang demokratis, yaitu:

1. Memungkinkan adanya pergantian pemerintahan secara berkala;

2. Anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama menempati kedudukan dalam


pemerintahan untuk masa jabatan tertentu, seperti; presiden, menteri, gubemur dsb;

3. Adanya pengakuan dan anggota masyarakat terhadap kehadiran tokoh-tokoh yang sah
yang berjuang mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan; sekaligus sebagai
tandingan bagi pemerintah yang sedang berkuasa;

4. Dilakukan pemilihan lain untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah tertentu yang


diharapkan dapat mewakili kepentingan rakyat tertentu;

5. Agar kehendak masing-masing golongan dapat diketahui oleh pemenntah atau


anggota masyarakat lain, maka harus diakui adanya hak menyatakan pendapat (lisan,
tertulis, pertemuan, media elektronik dan media cetak, dsb);

6. Pengakuan terhadap anggota masyarakat yang tidak ikut serta dalam pemilihan
umum.

Ciri-ciri kepribadian yang demokratis:

(1) Menerima orang lain;

(2) terbuka terhadap pengalaman dan ide-ide baru;

(3) bertanggungjawab;

(4) Waspada terhadap kekuasaan;

(5) Toleransi terhadap perbedaan-perbedaan;

(6) Emosi-emosinya terkendali;

(7) Menaruh kepercayaan terhadap lingkungan


Nilai-Nilai dan Prinsip Demokrasi

1. Nilai-Nilai Demokrasi

Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya system demokrasi, maka harus ada
pola perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini
masyarakat. Nilai-nilai dan demokrasi membutuhkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kesadaran akan puralisme. Masyarakat yang hidup demokratis harus menjaga


keberagaman yang ada di masyarakat. Demokrasi menjamin keseimbangan hak dan
kewajiban setiap warga Negara.

2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan didasarkan pada
prinsip musyawarah prinsip mufakat, dan mementingkan kepentingan masyarakat
pada umumnya. Pengambilan keputusan dalam demokrasi membutuhkan kejujuran,
logis atau berdasar akal sehat dan sikap tulus setiap orang untuk beritikad baik.

3. Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap serta itikad


baik. Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga kepada masyarakat lainnya
mengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.

4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Semangat demokrasi menuntut


kesediaan masyarakat untuk membenkan kritik yang membangun, disampaikan
dengan cara yang sopan dan bertanggung jawab untuk kemungkinan menerima
bentuk-bentuk tertentu.

5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi mewajibkan adanya


keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan haruslah sejalan dengan tujuan dan
berdasarkan moral serta tidak menghalalkan segala cara. Demokrasi memerlukan
pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan dalam berbuat dan
mencapal tujuan.
2. Prinsip Demokrasi

Suatu Negara dikatakan demokratis apabila system pemerintahannya mewujudkan


prinsip-pnnsip demokrasi. Robert. Dahi (Sranti, dkk; 2008) menyatakan terdapat beberapa
prinsip demokrasi yang harus ada dalam system pemerintahan Negara demokrasi, yaltu:

1. Adanya control atau kendali atas keputusan pemerintah. Pemerintah dalam


mengambil keputusan dikontrol oleh lembaga legislative (DPR dan DPRD).

2. Adanya pemilihan yang teliti dan jujur. Demokrasi dapat berjalan dengan baik apabila
adanya partisipasi aktif dan warga Negara dan partisipasi tersebut dilakukan dengan
teliti dan jujur.Warga Negara diberi informasi pengetahuan yang akurat dan dilakukan
dengan jujur.

3. Adanya hak memilih dan dipilih. Hak untuk memilih, yaitu memberikan hak
pengawasan rakyat terhadap pemerintahan, serta memutuskan pilihan terbaik sesuai
tujuan yang ingin dicapai rakyat. Hak dipilih yaitu memberikan kesempatan kepada
setiap warga Negara untuk dipilih dalam menjalankan amanat dari warga pemilihnya.

4. Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman. Demokrasi membutuhkan


kebebasan dalam menyampaikan pendapat, bersenkat dengan rasa aman.

5. Adanya kebebasan mengakses informasi. Dengan membutuhkan informasi yang


akurat, untuk itu setiap warga Negara harus mendapatkan akses informasi yang
memadai. Setiap keputusan pemerintah harus disosialisasikan dan mendapatkan
persetujuan DPR, serta menjadi kewajiban pemenntah untuk memberikan inforrnasi
yang benar.

6. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka. Kebebasan untuk berserikat ini


memberikan dorongan bagi warga Negara yang merasa lemah, dan untuk
memperkuatnya membutuhkan teman atau kelompok dalam bentuk serikat.

Untuk mengukur pelaksanaan pemerintahan demokrasi, perlu diperhatikan


beberapa parameter demokrasi, yaitu:

1. Pembentukan pemerintahan melalui pemilu. Pembentukan pemerintahan dilakukan


dalam sebuah pemilihan umum yang dilaksanakan dengan teliti dan jujur.
2. Sistem pertanggungjawaban pemerintah. Pemerintahan yang dihasilkan dan pemilu
harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan dalam periode
tertentu.

3. Penganturan system dan distribusi kekuasaan Negara. Kekuasaan Negara dijalankan


secara distributive untuk menghindari penumpukan kekuasaan dalam satu tangan
(legislative, eksekutiv, dan yudikatif).

4. Pengawasan oleh rakyat. Demokrasi membutuhkan system pengawasan oleh rakyat


terhadap jalannya pemerintahan, sehingga terjadi mekanisme yang memungkinkan
chek and balance terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan legislative.

5. Jenis-Jenis Demokrasi

Terdapat beberapa jenis demokrasi yang disebabkan perkembangan dalam


pelaksanaannya diberbagai kondisi dan tempat. Oleh karena itu, pembagian jenis
demokrasi dapat dilihat dari beberapa hat, sebagai berikut:

1. Demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat. Temiasuk jenis demokrasi ini


terdiri dari:

a) Demokrasi langsung. Rakyat secara langsung diikutsertakan dalam proses


pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.

b) Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Demokrasi ini dijalankan oleh
rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui pemilu. Aspirasi rakyat
disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.

c) Demokrasi perwakilan dengan system pengawasan langsung dari rakyat (referendum)


yang dapat diklasifikasi; a) referendum wajib; b) referendum tidak wajib; dan C)
refendum fakultatif.

d) Demokrasl formal. Demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal, yaitu secara hukum
menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa
mengurangi kesenjangan ekonorni.

e) Demokrasi material. Demokrasi ini memandang manusia mempunyai kesamaan


dalam bidang sosial ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi
prioritas. Demokrasi material dikembangkan di Negara sosialis-komunis.
f) Demokrasi campuran. Demokrasi ini merupakan campuran dan kedua demokrasi
tersebut Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan
menempatkan persamaan derajat dan hak setiap orang.

g) Demokrasi liberal, yaitu memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur
tangan pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Pemerintah bertindak atas dasar
konstitusi (hukum dasar).

h) Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar. Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan


rakyat. Negara dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas. Semua warga Negara
mempunyai persamaan dalam hukum dan politik.

i) Demokrasi system parementer; dengan ciri-ciri antara lain:

j) Demokrasi system presidensial. Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan

2. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritas. Jenis demokrasi ini dapat
diklasifikasi;

3. Demokrasi berdasarkan pninsip ideologi. Demokrasi diklasifikasikan:

4. Demokrasi berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat kelengkapan Negara,


dapat diklasifi kedalam;

1. DPR lebih kuat dari pemerintah.

2. Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut perdana menteri dan memimpin


kabinet dengan sejumlah menteri yang bertanggung jawab kepada DPR.

3. Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota


parlemen.

4. Kedudukan kepala Negara terpisah dengan kepala pemerintahan, biasanya


hanya berfungsi sebagal symbol Negara. Tugas kepala Negara sebagiari besar
bersifat serimonial seperti melantik kabinet dan duta besar sebagai panglima
tertinggi angkatan bersenjata (kehormatan).

5. Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR (parlemen) dapat
meminta mosi tidak percaya kepada parlemen untuk membubarkan pemerinta.
Jika mayoritas anggota parlemen menyetujui, maka pemerintah bubar, dan
kendali pemerintahan dipegang oleh pemerintahan sementara sampai
terbentuk pemerintahan baru hasil pemilu.

System presidentil, adalah:

1. Negara dikepalai presiden.

2. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih


dari dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan.

3. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri.

4. Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR melainkan kepada presiden.


Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga
Negara, dan tidak dapat saling membubarkan.

3. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di bidang politik yang
pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia, yaitu:

1. Demokrasi Parlementer (liberal)

Demokrasi ini dipraktikan pada masa berlakunya UUD 1945 periode pertama (1945-
1949) kemudian dilanjutkan pada bertakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat
(UUD RIS) 1949 dan UUDS 1950. Demokrasi ini secara yuridis resmi berakhir pada
tanggal 5 Juti 1959 bersamaan dengan pemberlakuan kembal UUD 1945.

Pada masa berlakunya demokrasi parlementer (1945-1959), kehidupan politik dan


pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu pemerintahan tidak dapat
dijalankan dengan baik dan berkesinambungan. Timbulnya perbedaan pendapat yang
sangat mendasar diantara partai politik yang ada pada saat itu.

2. Demokrasi Terpimpin

Mengapa lahir demokrasi terpimpin?, yaitu lahir dari keinsyafan, kesadaran, dan
keyakinan terhadap keburukan yang diakibatkan oleh praktik demokrasi parlementer
(liberal) yang melahirikan terpecahnya masyarakat, baik dalam kehidupan politik
maupun dalam tatanan kehidupan ekonomi.
Secara konsepsional, demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal itu dapat dilihat dan ungkapan Presiden
Soekarno ketika memberikan amanat kepada konstituante tanggal 22 April 1959
tentang pokok-pokok demokrasi terpimpin, antara lain;

1. Demokrasi terpimpin bukanlah dictator

2. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan dasar
hidup bangsa Indonesia

3. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi disegala soal kenegaraan dan


kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan social

4. Inti daripada pimpinan dalam demokrasi terpimpin adalah permusyawaratan yang


dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.

5. Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun
diharuskan dalam demokrasi terpimpin.

Berdasarkan pokok pikiran tersebut demokrasi terpimpin tidak bertentangan dengan


Pancasila dan UUD 1945 serta budaya bangsa Indoesia. Namun dalam praktiknya, konsep-
konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana mestinya, sehingga seringkali menyimpang
dan nilai-riilai Pancasila, UUD 1945, dan budaya bangsa. Penyebabnya adalah selain terletak
pada presiden, juga karena kelemahan legislative sebagai patner dan pengontrol eksekutiI
serta situasi social poltik yang tidak menentu saat itu.

3. Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru

Demokrasi Pancasila mengandung arti bahwa dalam menggunakan hak-hak demokrasi


haruslah disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing, menjunjung tinggi nilal-nilal kemanusiaan sesuai dengan
martabat dan harkat manusia, haruslah menjamin persatuan dan kesatuan bangsa,
mengutamakan musyawarah dalam menyelesaian masalah bangsa, dan harus
dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan social. Demokrasi Pancasila berpangkal dari
kekeluargaan dan gotong royong. Semangat kekeluargaan itu sendiri sudah lama dianut
dan berkembang dalam masyarakat Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan.
Mengapa lahir demokrasi Pancasila? Munculnya demokrsi Pancasila adalah adanya
berbagai penyelewengan dan permasalahan yang di alami oleh bangsa Indonesia pada
berlakunya demokrsi parlementer dan demokrasi terpimpin. Kedua jenis demokrasi
tersebut tidak cocok doterapkan diindonesia yang bernapaskan kekeluargaan dan gotong
royong.

Sejak lahirnya orde baru di Indonesia diberlakukan demokrasi Pancasila sampai saat ini.
Meskipun demojrasi ini tidak bertentangan dengan prinsip demokrasi konstitusional,
namun praktik demokrasi yang dijalankan pada masa orde baru masih terdapat berbagai
peyimpangan yang tidak ejalan dengan ciri dan prinsip demokrasi pancasila, diantaranya:

1) Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan adil


2) Penegakkan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
3) Kekuasaan kehakiman (yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah
anggota PNS Departemen Kehakiman
4) Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat
5) System kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah
6) Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme
7) Menteri-menteri dan Gubernur di angkat menjadi anggota MPR

4. Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Reformasi


Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi pancasila.
Namun perbedaanya terletak pada aturan pelaksanaan. Berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa perubahan pelaksanaan
demokrasi pancasila dari masa orde baru pelaksanaan demokrasi pada masa orde
reformasi sekarang ini yaitu :
1) Pemilihan umum lebih demokratis
2) Partai politik lebih mandiri
3) Lembaga demokrasi lebih berfungsi
4) Konsep trias politika (3 Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing bersifat otonom
penuh.

Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang dibuat
berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan lebih mudah diwujudkan.
Tata cara pelaksanaan demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme konstitusional
karena penyelenggaraan pemeritah Negara Republik Indonesia berdasarkan konstitusi.

Demokrasi pancasila hanya akan dapat dilaksanakandengan baik apabila nilai-nilai yang
terkandung didalamnya dapat dipahami dan dihayati sebagai nilai-nilai budaya politik
yang mempengaruhi sikap hidup politik pendukungnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, 2011. (http://www.adipedia.com/2011/04/perkembangan-demokrasi-di-

indonesia.html?=1)

Anonim, 2010. Tuntas Pendidikan Kewarganegaraan. Graha Pustaka. Jakarta

Arifin, 2012 (http://arifin-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/05/

makalah-demokrasi.html?m=1)

Hendro, Saka. 2010. (http://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan- politik/pengertian-


demokrasi.html)

Krisiyanto, 2009 (http://krizi.wordpress.com/2009/09/30/makalah

perkembangan-demokrasi-di-indonesia.html)

Rogaiyah, Alfitri. 2009. Jurnal PPKn dan Hukum: Demokrasi Kesetaraan atau

Kesenjangan. Universitas Sriwijaya. Sumatera Selatan

Sulfa, 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Halu Oleo.

Kendari

Wikipedia, 2013 (http://id.m.wikipedia.org/wiki/demokrasi.html)

Anda mungkin juga menyukai