Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

Masyarakat Madani

Dosen Pengampu
Muhamad Mukhsin, M.E.

Oleh:
Rangga Pranata (22631054)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH & EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan seluruh
pengikutnya hingga akhir jaman. Atas berkat karunia-Nya, saya telah selesai
menyusun makalah yang berjudul “Masyarakat Madani”
Makalah ini saya susun guna menyelesaikan tugas dari mata kuliah
Kewarganegaraan dengan dosen Muhamad Mukhsin,M.E. Adapun ruang lingkup
pembahasan dalam karya tulis ini meliputi; Tentang ciri-ciri masyarat madani
yang kami sajikan berdasarkan informasi dari berbagai sumber..
Dalam penyusunannya, kami mengambil sumber dari beberapa literatur,
yaitu dari e-book online yang ada di internet. Pembaca mungkin akan menemukan
beberapa kekurangan dan kesalahan penulisan dalam makalah ini, oleh karena itu
saya senantiasa mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan
di masa yang akan datang.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang ikut
membantu dalam penyelesaian makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat
waktu. Akhir kata, semoga makalah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi
syiar Islam.

Curup, 05 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................4
D. Manfaat...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Masyarakat Madani.........................................................................................6
B. Sejarah Masyarakat Madani............................................................................7
C. Ciri-Ciri Masyarakat Madani..........................................................................8
D. Pilar Penegak Masyarakat Madani..................................................................9
BAB III Kesimpulan & Saran.............................................................................12
Kesimpulan........................................................................................................12
Saran...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wacana dan praksis tentang civil society belakangan ini semakin surut.
Kecenderungan ini sedikit mengherankan karena dalam “transisi” menuju
demokrasi, seharusnya wacana dan praksis civil society semakin kuat, bukan
melemah. Alasannya, eksistensi civil society merupakan salah satu diantara tiga
prasyarat pokok yang sangat esensial bagi terwujudnya demokrasi.
Konsep masyarakat Madani adalah sebuah gagasan yang menggambarkan
masyarakat yang beradab yang mengacu pada nilai-nilai kebajikan dengan
interaksi sosial yang kondusif bagi penetapan tatanan demokratis dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Untuk mewujudkan masyarakat madani tidaklah semudah membalikan
telapak tangan. Namun, memerlukan proses panjang dan waktu serta menuntut
komitmen masing-masing warga bangsa ini untuk mereformasi diri secara total
dan konsisten dalam suatu perjuangan yang gigih. Selanjutnya, wacana tentang
masyarakat madani oleh banyak bangsa dan masyarakat di negara berkembang,
Secara antusias ikut dikaji, dikembangkan, dan di eliminasi, sebgaimana realita
sempiris yang dihadapi.
B. Rumusan Masalah
Agar tidak terjadi kesimpang siuran dari penuliasan makalah ini, maka
rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang di maksud Masyarakat Madani?
2. Bagaimana sejarah perkembangan masyarakat madani?
3. Apa saja pilar penegak Masyarakat Madani?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masyarakat madani
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan karakteristik masyarakat madani
3. Untuk mengetahui pilar penegak masyarakat madani
4. Untuk mengetahui sejarah pemikiran masyarakat madan
D. Manfaat
1. Mendapatkan ilmu pengetahuan baru
2. Dapat mengkaji materi mata kuliah Kewarganegaraan
3. Dapat lebih memahami Masyarakat Madani
4. Dapat menjaga kesatuan dan persatuan bangsa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masyarakat Madani
1. Pengertian Masyarakat Madani (Civil Society)
Masyarakat madani (Civil Society) adalah sebuah konsep dalam bentuk
masyarakat yang sering di perbincangkan hingga saat ini. Makna dan arti dari
civil society sendiri bermacam-macam dan bervariasi. Civil society dalam bahasa
Indonesia mengandung banyak istilah dimana istilah yang satu dengan lainnya
hampir sama. Istilah-istilah tersebut dicetuskan oleh orang-orang yang berbeda
seperti Masyarakat Sipil (Mansour Fakih), Masyarakat Kewargaan (Franz Magnis
Suseno dan M. Ryaas Rasyid), Masyarakat Madani (Anwar Ibrahim, Nurcholis
Madjid, dan M. Dawam Rahardjo).1
Civic society diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan sebutan
masyarakat sipil atau masyarakat madani. Kata madani berasal dari kata Madinah,
yaitu sebuah kota tempat hijrah Nabi Muhammad SAW. Madinah berasal dari
kata “madaniyah” yang berarti peradaban. Oleh karena itu masyarakat madani
berarti masyarakat yang beradab.
Sedangkan dalam bahasa asing, civil society disebutkan ke dalam
beberapa istilah seperti Koinonia Politike (Aristoteles), Societas Civilis (Cicero),
Comonitas Politica, dan Societe Civile (Tocquivile), Civitas Etat (Adam
Ferguson). Konsep civil society ini merupakan wacana yang telah mengalami
proses yang panjang. Konsep masyarakat madani atau civil society ini merupakan
bangunan yang lahir dari sejarah pergulatan bangsa Eropa Barat.2
Makna lain bagi istilah civil society yaitu adanya penekanan pada ruang
(space) yang dimana individu dan kelompok masyarakat saling berinteraksi dalam
semangat toleransi di suatu wilayah atau negara. Di dalam ruang tersebut
masyarakat berpartisipasi dalam proses pembuatan kebijakan publik. Selain itu
ada juga yang memahami civil society sebagai sebuah asosiasi masyarakat yang

1
Mochamad Parmudi. Kebangkitan Civil Society di Indonesia. Fisip UIN Walisongo. Jurnal
atTaqaddum, Volume 7, Nomor 2, November 2015. Hal. 298
2
Suwarni, Pendidikan Kewarganegaraan. (Jakarta: Arya Duta, 2011). Hal. 55.
beradab dan sukarela hidup dalam suatu tatanan sosial dimana terjadi mobilitas
yang tinggi dan kerja sama antar seluruh elemen masyarakat.3.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat
madani pada prinsipnya memiliki multi makna atau bermakna ganda yaitu:
demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparansi, toleransi,
berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsistensi, memiliki
perbandingan, komparasi, mampu berkoordinasi, simplifikasi, sinkronisasi,
integrasi, mengakui emansipasi, dan hak asasi, sederhana, namun yang paling
dominan adalah masyarakat yang demokratis. Dengan mengetahui makna madani,
maka istilah masyarakat madani secara mudah dapat difahami sebagai masyarakat
yang beradab, masyarakat sipil, dan masyarakat yang tinggal di suatu kota atau
berfaham masyarakat kota yang pluralistik.
B. Sejarah Masyarakat Madani
Filsuf yunani Aristoteles (384-322 M) yang memandang masyarakat sipil
sebagai suatu sistem kenegaraan atau identik dengan negara itu sendiri, pandangan
ini merupakan Fase pertama sejarah wacana civil society, yang berkembang
dewasa ini, yakni masyarakat sivil diluar dan penyeimbang Lembaga negara, pada
masa ini civil society dipahami sebagai sistem kenegaraan dengan menggunakan
istilah koinonia politike, yakni sebuah komunitas politik tempat warga dapat
terlibat langsung dalam berbagai percaturan ekonomi-politik dan pengambilan
keputusan
Masyarakat Madani, dikalangan masyarakat Indonesia mulai populer sejak
akhir abad ke XX, dengan tokoh – tokoh terkemukanya seperti Nurcholis Madjid,
Amin Rais dan lain –lain, Menurut Heru Nugroho pengunaan istilah civil society
tersebut pada awalnya dikenalkan oleh seorang filsuf berkebangsa-an Scotlandia
Adam Ferguson. Secara sederhana Ferguson mendefenisikan istilah civil society
sebagai “suatu masyarakat beradab yang sudah lebih maju dari masyarakat
pedalaman.” Sebuah pengertian yang secara gradual mengacu kepada pengertian
“sebuah masyarakat yang terdiri dari lembaga otonom yang dapat mengimbangi
kekuasaan Negara. Memang cukup banyak pertentangan jalan pikiran yang
3
Suryanto, Pengantar Ilmu Politik. (Bandung: Pustaka Setia, 2018). Hal. 125
berkembang di Indonesia pada dekade terakhir abad XX yang lalu, satu pihak
menghendaki pencerahan dan di lain pihak pihak ingin mempertahankan status
quo yang lebih pro kepada dominasi pemerintahan Orde Baru. Masyarakat
Madani.4.
Nurcholish Madjid yang mencoba melihat civil society berkaitan dengan
masyarakat kota Madinah pada zaman Rasulullah SAW. Menurutnya, Piagam
Madinah merupakan dokumen politik pertama dalam sejarah umat manusia yang
meletakkan dasar – dasar pluralisme dan toleransi, sementara toleransi di Eropa
baru dimulai dengan The Toleration Act of 1689. Akan tetapi tidak dapat
disamakan dengan pendapat para ilmuwan lainnya yang menganggap bahwa civil
society itu sebagai suatu keadaan dimana masyarakat vis a vis dengan negara.
C. Ciri-Ciri Masyarakat Madani
Ciri utama masyarakat madani adalah demokrasi. Demokrasi memiliki
konsekuensi luas di antaranya menuntut kemampuan partisipasi masyarakat dalam
sistem politik dengan organisasi-organisasi politik yang independen sehingga
memungkinkan kontrol aktif dan efektif dari masyarakat terhadap pemerintah dan
pembangunan, dan sekaligus masyarakat sebagai pelaku ekonomi pasar.
setidaknya terdapat lima point penting dalam civil society, yaitu sebagai berikut:
a. Partisipasi rakyat. Rakyat dalam sebuah masyarakat madani tidak
bergantung secara penuh terhadap negara, tetapi ia berupaya untuk meningkatkan
kualitas hidup dan dirinya secara mandiri.
b. Otonom. Masyarakat sipil atau masyarakat madani diartikan sebagai
masyarakat yang berupaya memenuhi kebutuhannya sendiri, selalu
mengembangkan daya kreatifitas untuk memperoleh kebahagiaan dan memenuhi
tuntutan hidup secara bebas dan mandiri, dengan tetap mengacu pada
perundangan dan hukum yang berlaku.
c. Tidak bebas nilai. Masyarakat madani sangat menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan agar hal-hal yang dikerjakan selalu berada dalam jalur

4
Sufyanto, Masyarakat Tamaddun: Kritik Hermeneutis Masyarakat Madani Nurcholis Madjid,
(Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h. 5
kebajikan dan menghasilan dampak positif yang dirinya (masyarakat) secara
umum.
d. Menjunjung tinggi rasa saling menghargai, menghormati, dan menerima
segala bentuk perbedaan sehingga dalam kedamaian sosial yang dibangun
terpancar keindahan ragam perbedaan yang memperkaya budaya dan menjadi
nilai lebih yang positif. Masyarakat madani harus meletakkan permasalahan di
atas perbedaan sehingga tidak ditemui pertikaian antar kelompok yang berbau
SARA.
e. Terwujudnya dalam badan organisasi yang rapi dan modern dalam
upaya penciptaan hubungan stabil antar elemen masyarakat.
D. Pilar Penegak Masyarakat Madani
Elemen-elemen masyarakat madani merupakan perwujudan dari civil
society itu sendiri.
a) Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga swadaya Masyarakat -disingkat LSM- adalah salah satu elemen
dari masyarakat sipil (Civil Society) yang termasuk dalam kategori
NonGovernment Organization (NGO), yaitu sebuah organisasi yang tidak mencari
keuntungan materi. LSM didirikan secara sukarela oleh masyarakat dengan skala
lokal maupun internasional, dan bertujuan dengan mengangkat kesejahteraan
masyarakat. LSM merupakan organisasi yang didirikan oleh perorangan atau
kelompok yang secara sukarela memberikan pelayanannya kepada masyarakat.
LSM berperan dalam memonitor atau mengawasi implementasi kebijakan dan
program pemerintah serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pengambilan kebijakan negara.5
b) Pers dan Media Massa
Pers dan media massa merupakan salah satu institusi yang menjadi bagian
dari social control. Pers dan media massa mampu menyediakan informasi kepada
masyarakat secara cepat, khususnya terkait dengan informasi kebijakan
pemerintah. Pers juga menjadi salah satu sarana komunikasi antara pemerintah

5
Haniah Hanifie dan Ana Sabhana Azmy, Kekuatan-kekuatan Politik. (Depok: Rajawali Pers,
2018). hal. 38.
dengan masyarakat dan antara masyarakat dengan masyarakat. Bagi pemerintah,
pers akan melakukan pengontrolan atau pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan
yang telah di lakukan, sehingga pemerintah akan berupaya melakukan perubahan-
perubahan ke arah yang lebih baik. Sedangkan bagi masyarakat, pers akan
memberikan informasi, pendidikan dan wawasan yang diperlukan sehingga akan
menjadi umpan balik bagi pemerintah mengoreksi dirinya demi kemajuan.6
c) Supremasi Hukum
Supremasi hukum menjadi salah satu elemen penting dan juga sebagai
salah satu pilar penegaknya masyarakat madani, karena salah satu ciri dari
masyarakat madani adalah keadilan sosial. Supremasi hukum memberikan
jaminan dan perlindungan terhadap segala bentuk penindasan terhadap individu
ataupun kelompok. Dengan adanya supremasi hukum maka memberikan jaminan
terciptanya keadilan. Dalam supremasi hukum juga keadilan harus ditegakka
secara netral, yakni setiap warga negara harus tunduk pada aturan hukum dan
mempunyai kedudukan yang sama di mata hukum.
d) Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan sebuah instansi atau lembaga pendidikan
yang mampu menciptakan aktivis-aktivis ataupun pemuda-pemudi golongan
intelektual. Perguruan tinggi mempunyai perannya tersendiri sebagai agen social
control melalui mahasiswanya. Dengan kemampuan akademik yang dimiliki oleh
mahasiswa dan juga berstatus sebagai agent of change diharapkan mampu
memberikan masukan dan juga kritik terhadap pemerintah dalam upaya
mendorong pemerintah untuk menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang
baik (good governance).
e) Partai Politik
Partai politik merupakan sebuah kendaraan politik dimana dalam elemen
masyarakat sipil mempunyai kontrol sosial sebagai penyalur aspirasi masyarakat.
Partai politik mempunyai fungsi sebagai wadah pengartikulasian dan
pengagregasian kepentingan masyarakat. Selain itu, partai politik adalah salah
satu struktur politik yang berada di posisi input dan sangat berperan dalam
6
Ibid. hal 78.
menggerakkan sistem politik.7 Partai politik menjadi salah satu pilar penegak
masyarakat madani karena partai politik sendiri merupakan kendaraan untuk
menduduki kursi parlemen dengan bersaing melalui pemilu. Di kursi parlemen
inilah partai-partai kemudian memperjuangkan aspirasi masyarakatnya.

7
Haniah Hanifie dan Ana Sabhana Azmy, ibid., hal. 48
BAB III
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan
Mayarakat madani dipahami sebagai kemandirian aktivitas warga
masyarakat madani sebagai “area tempat berbagai gerakan sosial” (seperti
himpunan ketetanggaan, kelompok wanita, kelompok keagamaan, dan kelompok
intelektual) serta organisasi sipil dari semua kelas (seperti ahli hukum, wartawan,
serikat buruh dan usahawan) berusaha menyatakan diri mereka dalam suatu
himpunan, sehingga mereka dapat mengekspresikan diri mereka sendiri dan
memajukan berbagai kepentingan mereka.
Masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan
prinsip-prinsip moral yang menjamin kesimbangan antara kebebasan individu
dengan kestabilan masyarakat, inisiatif dari individu dan masyarakat akan berupa
pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan
bukan nafsu atau keinginan individu.Perwujudan masyarakat madani ditandai
dengan karakteristik masyarakat madani, diantaranya wilayah publik yang bebas,
demokrasi, toleransi, kemajemukan dan keadilan sosial.Strategi membangun
masyarakat madani di indonesia dapat dilakukan dengan integrasi nasional dan
politik, reformasi sistem politik demokrasi, pendidikan dan penyadaran
politik.Masyarakat sipil mengejewantah dalam berbagai wadah sosial politik di
masyarakat, seperti organisasi keagamaan, organisasi profesi, organisasi
komunitas, media dan lembaga pendidikan.
Saran
Setelah selesainya makalah ini, disana sini banyak kekurangan dari
benarnya. Maka kami selaku penyusun makalah ini berharap kritik dan saran-
sarannya yang sifatnya membangun. Karena kami selaku penyusun masih dalam
tahap belajar. Atas saran-sarannya kami mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini berguna bagi penyusun dan pembacanya
DAFTAR PUSTAKA

Hanifie, H., & Azmy, A. S. (2018). Kekuatan-Kekuatan Politik. Depok: Rajawali


Pers.
Parmudi, M. (2015). Kebangkitan Civil Society di Indonesia. at Taqaddum, 298.
Sufyanto. (2001). Masyarakat Tamaddun: Kritik Hermeneutis Masyarakat
Madani Nurcholis Madjid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryanto. (2018). Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Pustaka Setia.
Suwarni. (2011). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Arya Duta.

Anda mungkin juga menyukai