TUGAS AKHIR
ERICK KANTONA
BP . 1201033042
Ta. 2016
PERENCANAAN PEMASANGAN GROUNDING PENANGKAL
ERICK KANTONA
BP . 1201033042
Ta. 2016
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh
ERICK KANTONA
BP. 1201033042
Pembimbing I Pembimbing II
.........................
.........................
3. A. Fadli, ST., MT Anggota 3.
Nip. 19590419 198803 1 002
.........................
4. Berlianti ST.,MT Anggota 4.
Nip. 19730929 200212 2 002
.........................
Mengetahui :
Sembah sujud serta rasa syukur aku kepada Allah SWT. Tabur cinta dan kasih
sayangmu telah memberikan kekuatan, kesabaran, membekaliku dengan ilmu yang
tiada habisnya. Atas karunia yang telah engkau berikan kepadaku dengan selesainya
tugas akhir ini.
Ya allah ajarilah hamba mu untuk selalu berfikir sebelum
bertindak,
Sopan dalam bahasa
Santun dalam berbicara
Tenang ketika gundah
Tabah dalam menghadapi cobaan
Diam ketika emosi melanda,
Jadikanlah hamba mu selembut abu bakar,
Sepintar ali bin abu tholib,
Sibijaksana layaknya umar bin khatab,
Dermawan bagaikan usman bin afan,
Setegar bilal bin rabbah, dan jalinan persahabatan yang tak
tergoyahkan oleh apapun,
Serta memliki kesetian seperti mentari yang tak bosan
menyinari bumimu ya Robbi
Terima kasih buat semua keluargaku :
@ibu (asrida yanti) dan ayah (nurlis effendi), terima kasih atas
semua doa & semua yang telah ibu jo ayah berikan, Terima
kasih ibu selalu member dukungan dan semangat, mengajarkan
ku untuk sabar dalam menghadapi rintangan dan cobaan,
Terima kasih ayah yang telah bekerja keras tanpa kenal lelah
mencari rezki, mengajarkanku bagaimana menjadi pribadi
yang dewasa dan memberi nasehat-nasehat yang takkan
pernah kulupakan.
Trima kasih untuk dosen penguji Tugas akhir yang telah mau
meluangkan untuk menguji dan memberikan arahan dan
masukan, dan trimakasih untuk semua dosen teknik listrik
yang telah memberikan ilmu, mengajarkan semuanya. Maaf
tidak bias membuatkan semua namanya.Trima kasih dosenku.
Petir Pada Bangunan CF silo Di Indarung VI PT. Semen Padang ini penulis buat
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana muda ahli madya dari
Listrik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan secara moril dan materi yang tidak dapat
1. Kepada kedua orang tua yang tidak lelah dan terus memberikan
ternilai besarnya.
iii
7. Teman-teman yang terus memberi semangat untuk menyelesaikan TA ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap laporan ini dapat dijadikan
sebagai referensi dalam perancangan instalasi penangkal petir, terutama bagi pembaca
yang mempunyai bidang keahlian yang sama dengan penulis. Amin ya rabbal’alamin.
Erick Kantona
iv
DAFTAR ISI
vi
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi ...........................................................................................69
4.2. Tingkat Proteksi Bangunan ...............................................................69
4.2.1. Penentuan Kebutuhan Bangunan Akan Penangkal
Petir Berdasarkan PUIPP........................................................69
4.2.2. Penentuan Kebutuhan Bangunan Akan Penangkal
Petir Berdasarkan SNI 03-7015-2004 ....................................71
4.3. Pemilihan Penangkal Petir ................................................................72
4.3.1. Penempatan Penangkal Petir ..................................................72
4.4. Penghantar Penyalur .........................................................................72
4.5. Ruang Lingkup Lokasi ......................................................................73
4.5.1. Lokasi......................................................................................71
4.6. Lingkup Alat Dan Material Yang Digunakan ...................................74
4.7. Metode Grounding............................................................................78
4.8. Ukuran Elektroda ..............................................................................78
4.9. Lingkup Pekerjaan ............................................................................79
4.9.1. Sistem Grounding untuk Penyalur Petir CF Silo ....................79
4.9.2. Sistem Grounding untuk Sistem Elektrik CF Silo ..................79
4.9.3. Sistem Grounding untuk Sistem Instrumen CF Silo...............79
4.10. Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Untuk Sistem Grounding
CF silo......................................................................................................80
4.10.1. Sistem Grounding untuk Penyalur Petir CF Silo ...............80
4.10.2. Sistem Grounding untuk Sistem Elektrik CF Silo .............80
4.10.3. Sistem Grounding untuk Sistem Instrumen CF Silo ......... 81
4.11. Cara Pemasangan Dan Penanaman Grounding ...............................82
4.12. Rencana Jadwal Pekerjaan Sistem Grounding CF silo ...................85
4.13. Perhitungan Sistem Pentanahan ......................................................86
4.13.1. Mencari Tahanan Jenis Tanah ............................................86
4.13.2. Analisis Perhitungan Pemasangan Metode 1 Batang
Elektroda yang ditanam Tegak Lurus ke Dalam Tanah
Pada System Penyalur Petir ...............................................88
vii
4.13.3. Analisis Perhitungan Pemasangan Dengan Metode
1 Plat ElektrodaYang Ditanam ke Dalam Tanah Pada
Sistem Elektrik................................................................... 90
4.13.4. Analisis Perhitungan Pemasangan Dengan Metode 1 Plat
ElektrodaYang Ditanam ke Dalam Tanah Pada Sistem
Instrumen .................................................................................89
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ........................................................................................97
5.2. Saran ..................................................................................................98
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... xi
LAMPIRAN
viii
ABSTRAK
Tanah .................................................................................................. 23
Kayu ................................................................................................... 37
Gambar 11. Area Cakupan Ekivalen Bangunan Gedung di Daerah Datar ...........46
Berbukit ........................................................................................... 46
Proteksi ............................................................................................ 58
Proteksi ............................................................................................ 59
Gambar 32. Crimping Tool untuk Cable Lugs ( Kabel Skun) ............................. 77
Gambar 34. Grounding Bangunan Tampak Atas Dengan Metode Cincin .......... 78
[1] Syafii,MT,PhD, Zaini, PhD. dan Yunus. S, MSc. 2014. “Studi Kelistrikan
[2] Yusbar,Ir. 2014. “Sistem Grounding Untuk Elektrik - Instrumen Dan Sistem
3(1): 37-57.
[5] SNI 04-0225-2000. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL
[6] SNI 03-7015-2004. 2004. Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan Gedung.
[7] Tabrani, Aan, 2009. “Sistem Proteksi Penangkal Petir di Gedung PT Bhakti
Buana.(http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/file _skripsi/Isi_cover_
[8] Harten, P. Van. 1974. Instalasi Listrik Arus Kuat 2. Terjemahan oleh E.
BAB I
PENDAHULUAN
fungsi bangunan yang aman, sehat, nyaman, efisien, seimbang, serasi dan selaras
dengan lingkungannya”.
sempitnya lahan tanah. Namun di sisi lain, dengan semakin banyak berdirinya
menjadi penting untuk diperhatikan, karena bangunan yang tinggi lebih rawan
Salah satu gangguan alam yang sering terjadi adalah sambaran petir.
pembakaran di Kiln, atau di sebut dengan bahan Raw Mix. Raw Mill adalah
equipment yang digunakan untuk proses awal pembuatan semen, yang berfungsi
untuk menghancurkan raw material menjadi butiran kecil, sedangkan Raw Mill
dan CF Silo disuplai oleh tegangan 380 V AC 3 fase melalui equipment distribusi
daya dan dikontrol menggunakan sistem PLC. Bangunan CF Silo ini mempunyai
1
2
elevasi yang tinggi dengan struktur beton dan baja konkrit. bangunan tersebut
berisi alat atau material lain yang ada didalamnya sehingga bangunan ini
langsung yang besar pada suatu instalasi listrik adalah dengan sistem pentanahan
antara bagian-bagian peralatan dengan tanah sampai pada suatu harga yang aman
(tidak membahayakan) untuk semua kondisi operasi normal atau tidak normal
Penyaluran arus petir kedalam tanah ini harus ditunjang dengan sistem isolasi
dan perencanaan pentanahan yang baik sehingga pada saat pemakaian tidak
pentanahan tidak bekerja dengan baik. Maka pada tugas akhir ini penulis
1. Metode apa yang akan digunakan untuk grounding penangkal petir pada
bangunan.
1
3
Indarung VI
4. Menentukan jumlah dan tata letak penangkal petir dengan metode sudut
proteksi.
5. Tata letak dan ruang lingkup lokasi pemasangan Grounding pada Cf Silo
Indarung VI
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
1
4
Sistematika penulisan yang akan dilakukan ini ditata sedemikian rupa untuk
BAB I PENDAHULUAN
meliputi proses terjadinya petir, karakteristik petir dan tipe maupun bahan
berisi tentang waktu dan lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, dan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
berisikan kesimpulan yang didapat dari hasil analisis dan evaluasi serta
saran-saran.
1
5
BAB II
LANDASAN TEORI
berfungsi untuk melepaskan arus petir ke dalam bumi, salah satu kegunaannya
untuk melepas muatan arus petir. Tingkat kehandalan sebuah grounding ada di
tanah terhadap benda logam, maka semakin baik. Kelayakan grounding harus bisa
mendapatkan nilai tahanan sebaran maksimal 5 ohm (PUIL 2000 : 68) dengan
menggunakan earth ground tester. Namun begitu, untuk daerah yang resistans
jenis tanahnya sangat tinggi, resistans pembumian total seluruh sistem boleh
dapat menyebar ke segala arah ke dalam tanah. Hal yang perlu diperhatikan dalam
langkah dan tegangan sentuh. Kriteria yang dituju dalam pembuatan sistem
pentanahan adalah bukan rendahnya harga tahanan tanah, akan tetapi dapat
dihindarinya bahaya.
Karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui karena
mempunyai kaitan erat dengan perencanaan dan sistem pembumian yang akan
digunakan. Pada suatu lokasi tertentu sering dijumpai beberapa jenis tanah yang
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tahanan jenis tanah antara lain;
pengaruh kandungan kimia. Pada sistem pembumian yang tidak mungkin atau
tidak perlu ditanam lebih dalam sehingga mencapai tanah yang konstan, variasi
tahanan jenis tanah harus diambil dari keadaan yang paling buruk, yaitu tanah
(SPUIPP)
PUIL 2011
proteksi
mekanis serta dari kejut listrik yang timbul dari arus ini
PUIL 2011
pembumian yang rendah, jarak antara electrode tersebut minimum harus dua kali
panjangnya. Jika electrode tersebut tidak bekerja efektif pada seluruh pabjangnya ,
maka jarak minimum antara elektrode harus dua kali panjang efektifnya.
IEC 62305
Untuk kawat penghantar penyalur petir tidak boleh lebih kecil dari
30mm, dan untuk penghantar yang berada di tempat yang bisa diakses
besar (>5 A)
3. Memproteksi peralatan
8
Untuk mencapai nilai tahanan sebaran tersebut, tidak semua area bisa
tinggi, sehingga tanah sekitar pantai akan jauh lebih mudah untuk
3. Derajat keasaman; semakin asam (PH rendah atau PH<7) tanah, maka
semakin basa (PH tinggi atau PH >7) tanah, maka arus listrik sulit
karena jenis tanah seperti ini: air dan mineral akan mudah hanyut dan
Jenis Tanah Tanah liat & Pasir Kerikil Pasir dan kerikil Tanah
Tahanan
(Ωm)
Grounding system yang hanya terdiri atas satu buah titik penancapan batang
(rod) pelepas arus atau ground rod di dalam tanah dengan kedalaman tertentu
Jika sistem single grounding rod masih mendapatkan hasil kurang baik (nilai
tahanan sebaran >5 ohm), maka perlu ditambahkan ground rod ke dalam tanah
yang jarak antar batang minimal 2 meter dan dihubungkan dengan kabel BC/BCC.
Penambahan ground rod dapat juga ditanam mendatar dengan kedalaman tertentu,
bisa mengelilingi bangunan membentuk cincin atau cakar ayam. Kedua teknik ini
11
3. basa (berkapur)
maka penggunaan 2 cara sebelumnya akan sulit dan besar kemungkinan gagal
untuk mendapatkan resistans kecil. Maka dari itu, teknis yang digunakan adalah
dengan cara penggantian tanah dengan tanah yang mempunyai sifat menyimpan
air atau tanah yang kandungan mineral garam dapat menghantar listrik dengan
baik. Ground rod ditancapkan pada daerah titik logam dan di kisaran kabel
penghubung antar ground rod-nya. Tanah humus, tanah dari kotoran ternak, dan
tanah liat sawah cukup memenuhi standar hantar tanah yang baik.
Grounding system yang terdiri dari sebuah plat sebagai pelepas arus pada
kedalaman tertentu dengan cara pemasangan nya pada posisi vertical dan
horizontal.
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui hasil dari resistansi atau
dengan cara memasang di bagian bawah Copper Rod atau Ground Rod yang akan
di masukkan ke dalam tanah, sehingga Copper Rod atau Ground Rod tersebut
ketika didorong kedalam tanah akan cepat masuk karena bagian ujung alat ini
14
runcing. Selain itu, alat ini juga dapat menghindari kerusakan Copper Rod ketika
Alat ini dipasang dibagian atas Copper Rod atau Ground Rod dan berfungsi
untuk menghindari kerusakan Copper Rod atau Ground Rod bagian atas yang
akan di masukkan ke dalam tanah, karena disaat Copper Rod didorong ke dalam
tanah dengan cara di pukul, alat pemukul tersebut tidak mengenai Copper Rod
4. Bentonit
digunakan saat pembuatan grounding jika sudah tidak ada cara lain untuk
menurunkan resistansi.
Alat ini digunakan ketika kita akan menyambung beberapa segmen copper
rod atau ground rod yang dimasukkan kedalam tanah sehingga copper rod atau
ground rod yang masuk kedalam tanah akan lebih panjang, misalnya ketika kita
copper rod, maka alat ini sangat diperlukan karena copper rod yang umumnya ada
6. Kabel BC 70mm
penangkal petir dan sistem grounding. Kabel BC ini biasanya untuk ditanam di
dalam tanah untuk membangun sistem grounding, atau dipakai sebagai down
Elektroda batang yaitu elektroda dari pipa atau besi baja profil yang
kali digunakan dan teori-teori berawal dari elektroda jenis ini. Secara teknis,
elektroda jenis ini mudah pemasangannya dan tidak memerlukan lahan yang luas.
Elektroda plat merupakan elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau
berlubang) atau dari kawat kasa. Pada umumnya elektroda ini ditanam cukup
dalam. Elektroda ini digunakan apabila diinginkan tahanan pentanahan yang kecil
dan yang sulit diperoleh dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang lain
16
9. Skun Kabel
10. Cadweld
kekuatan sambungannya.
system pada jaringan listrik. Salah satu yang menjadi acuan, yaitu NEC code
2,5 meter (8 kaki) dihubungkan dengan tanah. Ada empat variabel yang
sebagai berikut:
1. Panjang/Kedalaman Elektroda
Satu cara yang sangat efektif untuk menurunkan tahanan tanah adalah
memperdalam elektroda. Tanah tidak tetap tahanannya dan tidak dapat diprediksi.
Maka dari itu, ketika memasang elektroda, elektroda berada di bawah garis beku
(frosting line). Ini dilakukan sehingga tahanan tanah tidak akan dipengaruhi oleh
17
bisa mengurangi tingkat tahanan 40%. Ada kejadian-kejadian di mana secara fisik
terdiri atas batu, granit, dan sebagainya. Dalam keadaan demikian, metode
2. Diameter Elektroda
3. Jumlah Elektroda
elektroda. Dalam desain ini, lebih dari satu batang elektroda yang akan
tahanan tanah yang lebih rendah. Agar penambahan elektroda bisa berjala efektif,
jarak antara batang tambahan dengan yang lainya setidaknya harus sama
dalamnya dengan batang yang akan atau telah ditanam. Tanpa dengan adanya
pengaturan jarak elektroda yang tepat pada pengaturan ini, bidang pengaruhnya
akan berpotongan dan tahanan tidak akan menurun. Untuk membantu perencana
tahanan tertentu, maka dari itu dapat menggunakan tabel tahanan grounding
Tabel di atas hanya dapat digunakan sebagai pedoman karena tanah memiliki
lapisan dan jarang yang sama (homogen). Maka dari itu, nilai tahanan akan sangat
berbeda-beda.
4. Desain
dalam tanah. Penggunaan satu elektroda adalah hal yang umum dilakukan dalam
pembuatan grounding system dan bisa ditemukan di luar rumah atau tempat usaha
Ada pula grounding system kompleks terdiri atas banyak batang pentanahan
yang terhubung, jaringan bertautan atau kisi-kisi, plat tanah, dan loop tanah.
dramatis jumlah kontak dengan tanah sekitarnya dan menurunkan tahanan tanah.
1. Arang Batok
dari masalah korosi. Material ini hanya digunakan pada perencanaan grounding
plate yaitu dengan menaburi arang batok setebal 150 mm disekitar plat.
2. Bentonite
A. Elektroda pita
Elektroda pita ialah elektroda yang dibuat dari penghantar berbentuk pita
atau berpenampang bulat, atau penghantar pilin yang pada umumnya ditanam
secara dangkal. Elektroda ini dapat ditanam sebagai pita lurus, radial, melingkar,
jala-jala atau kombinasi dari bentuk tersebut, yang ditanam sejajar permukaan
.............................................................................. (1)
Dimana :
B. Elektroda batang
Elektroda batang ialah elektroda dari pipa besi, baja profil, atau batang
logam lainnya yang dipancangkan ke dalam tanah. Panjang elektroda yang harus
listrik yang terdistribusi atau menyebar di sekitar elektroda batang. Menurut Proff.
H.B. Dwight dari Massachutes Technologie Institude, satu buah elektroda tegak
................................................................... (2)
Dengan :
Jika dua batang elektroda batang ditanam sejajar didalam tanah dengan
a. Untuk s > L
.......................... (3)
b. Untuk s < L
..................... (4)
23
Dengan :
tanah dalam jumlah yang lebih banyak, maka tahanan pentanahan akan semakin
kecil dan distribusi tegangan pada permukaan tanah akan lebih merata.
tegak lurus ke dalam tanah dimana elektroda menembus lapisan tanah paling
............................................................................................... (5)
Dengan:
24
.................................................................................. (6)
.......................................................................... (7)
.......................................................... (8)
.............................................................................................. (9)
.............................................................................................. (10)
...................................................................................... (11)
C. Elektroda pelat
Elektroda pelat ialah elektroda dari bahan logam utuh atau berlubang. Pada
umumnya elektroda pelat ditanam secara dalam tegak lurus terhadap tanah,
Luas pelat yang harus digunakan tergantung pada tahanan pentanahan yang
yang lebih rendah maka jarak antara pelat ini sekurang-kurangnya 3 m.Untuk
Bentuk elektroda pelat biasanya empat persegí atau empat persegi panjang
yang tebuat dari tembaga, timah atau pelat baja yang ditanam didalam tanah. Cara
hasilnya tidak berbeda jauh dengan vertical. Penanaman secara vertical adalah
.............................................................. (12)
Dimana :
Pelat vertikal
Elektroda Tanah
10 25 50 100 1 2 3 5 0,5 1 1 1
Resistansi
Pentanahan
20 10 5 3 70 40 30 20 35 25
R1xR 2 R12 2
Rg ................................................................................... (13)
R1 R 2 2R12
g 2 L L
R1 ln K1 K 2 ................................................................... (14)
L h' A
p 8l 2
R2 ln
2nl d 2
l
1 2 K1
A
n 1 ............................................... (15)
p 2 L L
R12 ln K1 K 2 1 ......................................................... (16)
L l A
27
Dimana :
(meter)
(meter)
K1 = 1,37 K2 = 5,7
h.' hd1
Untuk memilih macam elektroda bumi yang akan dipakai harus diperhatikan
Jika keadaan tanah mengizinkan, elektroda pita harus ditanam sedalam 0,5
tergantung pada panjang elektroda tersebut dan sedikit tergantung pada luas
penampangnya.
Jika elektroda tersebut tidak bekerja efektif pada seluruh panjangnya, maka
dengan tahanan pembumian yang diperlukan. Sisi atas pelat harus terletak
untuk memperoleh tahanan pembumian yang lebih rendah, maka jarak antara pelat
Bentuk elektroda pelat biasanya empat perseguí atau empat persegi panjang
yang tebuat dari tembaga, timah atau pelat baja yang ditanam didalam tanah. Cara
hasilnya tidak berbeda jauh dengan vertical. Penanaman secara vertical adalah
halus) halus)
Pipa baja 25 mm
yang setaraf
Kandungan uap lembab dalam tanah merupakan faktor penentu nilai tegangan
tanah. Variasi dari perubahan uap lembab akan membuat perbedaan yang
menonjol dalam efektifitas hubungan elektroda pentanahan dengan tanah. Hal ini
jelas telihat pada kandungan uap lembab di bawah 20%. Nilai di atas 20%
resistivitas tanah tidak banyak terpengaruh, tetapi di bawah 20% resistivitas tanah
permukaan tanah 10 kali akan lebih baik ditahan oleh batas dasar
pentanahan yang baik, hal ini disebabkan dasar-dasar batu sering tidak dapat
tembus air dan menyimpan uap lembab sehingga memberikan kandungan uap
dan pada kedalaman berapa elektroda harus ditanam agar diperoleh tahanan yang
biasanya mempunyai tahanan yang tinggi, namun demikian tanah yang basah juga
31
yang dapat larut. Tahanan tanah berkaitan langsung dengan kandungan air dan
dipasang pada kedalaman optimal mencapai tingkat kandungan air yang tetap.
4. Pengaruh Temperatur
Pada musim dingin struktur fisik tanah menjadi sangat keras, dan tanah membeku
Air di dalam tanah membeku pada suhu di bawah 00C dan hal ini
tanah. Koefisien ini negatif, dan pada saat temperature menurun, resistivitas naik
sebagai berikut:
32
1 -5 70.000
2 0 30.000
3 0 10.000
4 10 8000
5 20 7000
6 30 6000
7 40 5000
8 50 4000
dengan struktur tanah berpasir, berbatu dan cenderung berstruktur tanah padas
5. Korosi
yang berada di atas permukaan tanah, asap dan partikel debu dari proses industri
serta partikel terlarut yang terkadung dalam air hujan akan mengakibatkan korosi
pada konduktor. Bagian di bawah tanah, kondisi tanah basah yang mengandung
yaitu:
listrik ringan adalah situasi yang sangat banyak terjadi di bawah tanah.
Logam yang mempunyai sifat lebih rentan akan lebih cepat mengalami
tahan terhadap korosi. Jika logam terletak pada tanah dengan kandungan
elektrolit tinggi, logam dengan daya tahan lebih tinggi bersifat katodik
sedangkan logam yang lebih rentan bersifat anodik. Logam yang bersifat
(khususnya untuk baja) dibagi dengan area logam katodik (khusus untuk
asam, basadannetral. Korosi kimia akan terjadi pada tanah asam ataupun
bersifat rentan maka akan lebih cepat terkorosi. Sebagai pedoman, material
bernilai tinggi adalah dengan menurunkan tahanan jenis tanah. Beberapa zat aditif
Beberapa jenis garam yang secara alamiah terkandung di dalam tanah cenderung
dosis tertentu cenderung bersifat korosif yang sangat dihindari dalam sistem
elektroda dapat turun sampai dengan 90 % dengan perlakuan kimia. Bahan bahan
yang digunakan adalah sodium klorid (garam), magnesium sulfat (garam Inggris),
tembaga sulfat, sodium karbonat (soda api), dan kalsium klorid. Bahan-bahan ini
35
Resitivitas yang dihasilkan dapat turun 0,2 Ohm-m dengan menambahkan soda
api dan 0,1 Ohm-m dengan penambahan garam dapur. Bahan-bahan terbaru yang
1. Bentonite
Bentonite adalah bahan alami berupa tanah liat berwarna coklat muda
Bentonite mampu menyerap air disekitarnya lima kali berat bentonite sendiri dan
jenuh zat ini mampu menyerap kelembaban tanah sekitar dan hal ini yang
Ohm dan bersifat non korosif. Bentonite berkarakter tiksotropik, berbentuk gel
dan tidak mudah bereaksi sehingga sebaiknya disimpan dalam tempat tertutup.
Bentonite biasa digunakan sebagai bahan pengisi untuk driven rod dalam, zat
ini cenderung menempel kuat pada rod tersebut. Kondisi tanah yang sangat kering
dengan periode yang cukup panjang akan mengakibatkan bentonite pecah dengan
hal yang demikian karena kondisi tanah yang sangat kering jarang terjadi.
36
2. Marcionite
karbon yang cukup tinggi pada fase normalnya, dan juga mengandung belerang
dan klorida dengan konsentrasi rendah. Seperti halnya bentonite, marcionite akan
bereaksi korosif terhadap logam tertentu, dan memiliki tahanan jenis rendah.
digunakan sebagai bahan anti statik pada lantai dan tabir elektromagnetik.
United.
3. Gypsum
dalam fase sendiri maupun dicampur dengan bentonite atau dengan tanah alami
berasal dari daerah tersebut. Gypsum mempunyai kelarutan yang rendah sehingga
tidak mudah dihilangkan, tahanan jenisnya rendah berkisar 5-10 Ohm-m pada
jadi masalah pada struktur dasar dan fondasi. Zat ini tidak mahal dan biasanya
37
dicampur dengan tanah urukan sekitar elektroda. Diklaim zat ini membantu
mempertahankan tahanan yang rendah dengan periode waktu yang relatif lama,
pada daerah dengan kandungan garam disekitarnya dilarutkan oleh aliran air
(hujan) Resistivitas tanah yang tinggi disinyalir sebagai sebab utama tingginya
tahanan tanah.
4. Arang kayu
Perlakuan kimiawi terhadap tanah dirasa cocok dan murah diterapkan sebagai
arang kayu untuk menurunkan resitivitas tanah. Arang kayu dimasukkan dalam
lubang yang dibuat di sekitar driven ground dengan dimensi diameter 1 m dan
kedalaman 3 m.
Abu stasiun pembangkit dan arang digunakan karena kandungan karbon yang
dengan silika dan karbon. Pada kondisi basah, beberapa zat tersebut tidak dapat
demikian penggunaan arang kayu sebagai back fill material perlu dievaluasi
kembali atau mungkin perlunya lapisan pelindung pada elektroda seperti bitumen
ditambahkan.
38
pentanahan dilakukan rutin setiap 1 tahun/6 bulan untuk memantau kondisi fisik
dengan metode yang telah dijelaskan sebelumnya. Kerusakan yang terjadi pada
Telah diketahui bahwa logam, khususnya besi dan baja bila ditanam dalam
tanah maka akan terjadi pengaratan (korosif). Tahanan jenis tanah yang rendah
menunjukan kandungan larutan garam dan air yang tinggi. Tanah dengan daya
39
hantar tinggi maka akan tinggi pula daya korosinya. Keadaan tanah dapat
korosinya.
1 0-25 Tinggi
2 25-50 Menengah
3 50-100 Rendah
logam berkurang sekitar 0,06 mm per tahun. Pemeliharaan terhadap daya korosi
yang tinggi dapat dilakukan dengan cara menabur batu kecil-kecil didaerah
pentanahan agar terjadi kenaikan tahanan jenis tanah sehingga daya korosi akan
berkurang.
Arus pada kasus ini nilainya lebih besar dari arus persepsi. arus ini besarnya
batas arus maksimal dimana orang masih dapat dengan segera melepaskan
konduktor bila terkena arus listrik, untuk laki-laki sebesar 9 mA dan perempuan
sebesar 6 mA.
Current)
Arus pada kasus ini nilainya lebih besar dari arus yang mempengaruhi otot.
Arus reaksi (reaction current) adalah arus terkecil yang dapat menyebabkan
orang menjadi terkejut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan DR. Hans Prinz
0,9 – 1,2 mA Terasa ada arus listrik tapi tidak menimbulkan kejang atau kehilangan kontrol
1,2 – 1,6 mA Mulai merasa seakan akan ada yang merayap di tangan
Petir adalah kilatan listrik di udara disertai bunyi gemuruh karena bertemunya
Kilat atau halilintar ialah suatu gejala listrik di atmosfir. Gejala ini timbul
kalau banyak terjadi kondensasi dari uap air dan ada arus udara naik yang kuat.
Kondensasi akan menimbulkan titik-titik air dan titik-titik air ini akan terbawa
oleh arus udara naik sehingga itik-titik yang kecil akan naik lebih cepat dari pada
42
yang besar. Jadi akan menimbulkan awan yang bermuatan listrik. Kalau
muatannya terus bertambah lama-kelamaan kuat medan antara awan dan bumi
akan menjadi sedemikian besar hingga terjadi pelepasan muatan terhadap bumi.
Pertama adalah karena gradien tegangan antara awan dan bumi cukup besar,
sehingga terjadi pelepasan muatan awan dengan arah ke bumi, disebut sambaran
mula (initial leader) yang terdiri dari pita pandu (pilot streamer) dan lompatan
mula (stopped leader) seperti dapat terlihat pada (gambar 10 a dan b). Sambaran
Selanjutnya proses ini akan diikuti oleh sambaran balik (return stroke) yang
kanal muatan listrik) antar pusat-pusat muatan diawan (gambar 10.d). Selanjutnya
sambaran langsung ke bumi melalui jalur sambaran pertama (gambar 10.e), proses
ini juga diikuti oleh sambaran balik ke awan (gambar 10.f). Sambaran langsung ke
Halilintar akan selalu mencari jalan yang paling mudah ke tanah, misalnya
tinggi, cerobong asap, menara dan pohon-pohon tinggi paling besar kemungkinan
1. Beban termal (terjadi panas pada bagian-bagian yang dialiri oleh arus
petir).
menyambar sebuah gedung dan sekaligus peralatan listrik atau elektronik yang
kebakaran gedung.
Kerusakan ini sulit diidentifikasi dengan jelas karena petir yang menyambar
pada satu titik lokasi sehingga hantaran induksi melalui aliran listrik atau kebel
listrik, telekomunikasi, pipa air minum dan peralatan besi lainnya bisa mencapai 1
km dari tempat sambaran petir terjadi. Sehingga tanpa disadari dengan tiba-tiba
Apabila bangunan tersambar petir maka arus petir mengalir menuju tanah
melalui konduktor pentanahan. Bila arus petir ini cukup besar maka potensial
terhadap tanah pada konduktor pentanahan tidak bisa mencapai harga yang tinggi
karena tahanan pentanahan diusahan sekecil mungkin (<5 Ohm). Potensial yang
tinggi bisa menimbulkan loncatan bunga api yang tinggi pada bagian metal yang
berhubungan dengan tanah disekitar konduktor tersebut. Loncatan bunga api yang
metal tersebut terhadap konduktor pentanahan supaya tidak terjadi loncatan bunga
........................................................................ (17)
dimana:
= tinggi bangunan
Bangunan Gedung
berikut:
1. Jenis bangunan.
akibat petir.
perhatian.
46
kepadatan kilat ke bumi pertahun ( ) dan luas daerah perlindungan efektif pada
....................................................................... (18)
pertahun di daerah tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh hubungan sebagai berikut:
........................................................................ (19)
..................................................... (20)
Maka dengan ketiga persamaan diatas, nilai dapat dicari dengan persamaan
berikut:
........................... (21)
dimana:
Suatu instalasi penangkal petir harus dapat melindungi semua bagian dari
suatu bangunan, termasuk manusia dan peralatan yang ada didalamnya terhadap
indeks tertentu yang mewakili keadaan bangunan di suatu lokasi dan dituliskan
............................................................. (22)
Dimana:
= Konstruksi bangunan
= Tinggi bangunan
= Situasi bangunan
= Pengaruh kilat
49
Bangunan biasa yang tidak perlu diamankan baik bangunan dan isinya -10
Bangunan dan isinya cukup penting, misalnya menara air, toko barang-
2
barang berharga, gedung pemerintahan
Museum, art gallery, pusat telepon, hanggar, terminal dan menara kontrol 4
lapangan udara, pusat pembangkit tenaga listrik, industri-industri penting
Bangunan yang mudah meledak dan dapat menimbulkan bahaya yang tidak
15
terkendali bagi sekitarnya, misalnya instalasi nuklir.
50
6 0
12 2
17 3
25 4
35 5
50 6
70 7
100 8
140 9
200 10
51
2 0
4 1
6 2
8 3
16 4
32 5
64 6
128 7
256 8
52
dan kemudian menjumlahkan angka dari data- data yang didapat sesuai
suatu perkiraan bahaya yang ditanggung bangunan yang direncanakan dan juga
12 Sedang Dianjurkan
Sama
Lebih dari
Sangat besar Sangat perlu
14
Pemilihan tingkat proteksi yang memadai untuk suatu sistem penangkal petir
sambaran petir ke tanah rata-rata tahunan di daerah tempat suatu struktur berada
dinyatakan dalam persamaan (19), dimana adalah jumlah hari guruh rata-rata
53
per tahun di daerah tempat struktur yang akan diproteksi. Untuk mengetahui
tentang frekuensi dari sambaran petir langsung ( ) per tahun dinyatakan dalam
persamaan (21).
Seperti terdapat pada persamaan (20) dimana adalah area cakupan dari
struktur (m2) yaitu daerah permukaan tanah yang dianggap sebagai struktur yang
.............................................................................. (23)
I 0,98
II 0,95
III 0,9
IV 0,8
54
Akhirnya dia menemukan bahwa petir adalah pelepasan muatan listrik. Kemudian
petir bagi orang dan bangunan. Penangkal petir yang dikenal pada saat itu disebut
atau perisai konduktor yang akan mengambil alih sambaran petir. Penangkal petir
semacam ini biasanya disebut groundwires (kawat tanah) pada jaringan hantaran
gambar 13.
55
A. Franklin Rod
penangkal petir Franklin merupakan cara yang banyak digunakan karena hasilnya
runcing.
berupa kerucut imajiner dengan sudut puncak 112o. Agar perlindungan besar,
maka penangkal petir ini dipasang pada pipa besi dengan tinggi 1-3 meter.
Franklin Rod dapat dilihat berupa tiang-tiang di bubungan atap bangunan. Sistem
yang digunakan untuk mengetahui area proteksi dari penyalur petir ini adalah
B. Sangkar Faraday
tidak terlindungi dan daerah perlindungan melemah bila jarak makin jauh dari
Franklin Rod maka dibuat sistem Sangkar Faraday. Sangkar Faraday mempunyai
56
sistem dan sifat seperti Franklin Rod, tapi pemasangannya diseluruh permukaan
atau perisai yang mengambil alih sambaran petir. Perbedaannya terletak pada
Untuk menentukan luas daerah proteksi dari penangkal petir digunakan rumus
dibawah ini.
.......................................................................... (24)
dengan menggunakan metode sudut proteksi, bola bergulir, dan metode jala.
Dalam sistem proteksi petir pada bangunan gedung tidak memberikan kriteria
untuk pemilihan sistem terminasi udara karena dianggap batang, kawat rentang,
dan untuk bentuk bangunan yang rendah (a/b > 4, dimana a; panjang
umum.
Daerah yang diproteksi adalah daerah yang berada di dalam kerucut dengan
sudut proteksi sesuai dengan tabel 8. Pada metode ini, terminasi udara dipasang
pada setiap bagian struktur bangunan yang dilindungi yang tidak tercakup pada
daerah proteksi yang dibentuk. Nilai sudut yang terbentuk sebagai daerah proteksi
adalah bergantung dari ketinggian terminasi udara (rod/mast) dari daerah yang
diproteksi.
.................................................................. (25)
58
semua arah. Rancangan terminasi udara menggunakan metode sudut proteksi ini
15
Metode bola bergulir baik digunakan pada bangunan yang bentuknya rumit.
Dengan metode ini seolah-olah ada suatu bola dengan radius R yang bergulir di
atas tanah, sekeliling struktur dan di atas struktur ke segala arah hingga bertemu
dengan tanah atau struktur yang berhubungan dengan permukaan bumi yang
mampu bekerja sebagai penghantar. Titik sentuh bola bergulir pada struktur
adalah titik yang dapat disambar petir dan pada titik tersebut harus diproteksi oleh
konduktor terminasi udara. Semua petir yang berjarak R dari ujung penangkap
.................................................................................. (26)
Bila ada arus petir yang lebih kecil dari tersebut mengenai bangunan, bangunan
masih bisa tahan. Bila arus petir lebih besar dari tersebut, akan ditangkap oleh
penangkal petir.
adalah keseluruhan daerah yang ada di dalam, jala-jala. Ukuran jala sesuai tingkat
Proteksi
R (m) ao ao ao ao (m)
I 20 25 * * * 5
II 30 35 25 * * 10
III 45 45 35 25 * 15
IV 60 55 45 35 25 20
Terminasi Konduktor
Tingkat Terminasi Bumi
Bahan Udara Penyalur
Proteksi
(mm2) (mm2) (mm2)
Cu 35 16 50
I sampai IV Al 70 25 -
Fe 50 50 80
62
BAB III
METODOLOGI
bangunan beton bertulang dengan kerangka besi dan atap logam. Bangunan
kirim ke proses pembakaran di Kiln, atau di sebut dengan bahan Raw Mix. Raw
Mill dan CF Silo disupply oleh tegangan 380 V AC 3 fase melalui equipment
distribusi daya dan dikontrol menggunakan sistem PLC. bangunan ini mempunyai
Dari data yang diperoleh setelan penilitian dan pengumpulan data ke lokasi
bangunan CF silo di proyek Indarung VI PT. Semen Padang, diperoleh data dari
bangunan CF silo tersebut dengan tinggi 79 meter dan ukuran diameter bangunan
35 meter.
63
35 meter
79 meter
posisinya akan bersampingan dengan bangunan Raw Mill indarung VI, dan
berseberangan jalan dengan CF Silo dan Raw Mill Indarung V (seperti terlihat
pada lampiran)
Jenis penangkal petir yang sesuai dengan standar pada perencanaan ini
penulis menggunakan penangkal petir dengan merek kurn. Penangkal petir yang
dengan merek Kurn adalah penangkal petir buatan Indonesia yang telah lulus
elektrostatis.
64
Radius daerah proteksi penangkal petir Kurn yang terdapat pada brosur
1. 3 68
2. 5 70
3. 10 75
4. 15 80
5. 20 85
6. 40 85
Merek : Kyoritsu
Keterangan gambar:
3. LED indikator
5. Batas ukur
6. Terminal pengukuran
66
3. Palu 1 kg 1 Unit
4. Elektroda Batang Diameter 1,5 cm 1 Unit
Pengukuran tahanan tanah yang dilakukan adalah dengan metode satu batang
elektroda yang ditanam tegak lurus kedalam tanah. Gambar rangkaian pengukuran
1. untuk pengukuran tahanan tanah pada lokasi yang akan dipasang grounding
Jarak Elektroda
Tahanan Pentanahan (Ω)
Bantu (m)
0,5 m
Tanah Grounding Plate Tanah Grounding Rod
5
0,18 Ω , 0,18 Ω 0,02 Ω, 0,85 Ω, 0,80 Ω, 0,03 Ω
1. Untuk elektroda batang dengan kedalaman 5 meter, dengan 3,5 meter dari
tahanan pentanahan.
3.5 Flowchart
Mulai
Indeks
bangunan,hari
guruh
Menentukan Tingkat
Bahaya Petir (Berdasarkan
Tabel)
Bahaya
tidak ya
Hitungtahanan
pentanahan bangunan
Data Pengukuran
Tahanan Pentanahan
yang akan dipasang
Membuat RAB
selesai Selesai
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi
pembakaran di Kiln, atau di sebut dengan bahan Raw Mix. Raw Mill dan CF Silo
disupply oleh tegangan 380 V AC 3 fase melalui equipment distribusi daya dan
yang tinggi dengan struktur beton dan baja konkrit. Raw Mill adalah equipment
yang digunakan untuk proses awal pembuatan semen, yang berfungsi untuk
dan bangunan, maka perlu dipasang sistem grounding elektrik, instrumen dan
PUIPP
nilai indeks = 0.
Jumlah seluruh nilai indeks di atas sesuai dengan persamaan (22) diperoleh nilai
=A+B+C+D+E
R = 21
Maka perkiraan bahaya sambaran petir (seperti terdapat pada tabel 13) adalah
sangat besar dan pengamanan sambaran petir terhadap gedung sangat perlu.
71
SNI 03-7015-2004
203.781,48 m2
Kerapatan kilat petir ke tanah atau kerapatan sambaran petir ke tanah rata-rata
adalah:
/km2/tahun
5,467 / tahun
bermilai 10-1/tahun. Karena nilai frekuensi sambaran petir langsung lebih besar
maka diperlukan suatu proteksi petir dengan efisiensi dengan persamaan (23)
sebesar: 1–
1 – 0,1/5,467
= 0,982
dan bangunan, maka perlu dipasang sistem grounding elektrik, instrumen dan
di atas bangunan mempunyai R= 21. Luas daerah yang terproteksi oleh penangkal
ini keseluruhan bangunan sudah terproteksi dari bahaya sambaran petir. Dimana
luas daerah yang terproteksi oleh penangkal petir ini lebih besar
Untuk bangunan CF silo ini yang mempunyai atap bulat dan datar , sehingga
cocok digunakan pada metode sudut proteksi. Penempatan penangkal petir berada
di puncak gedung.
4.5.1 Lokasi
Penyalur Petir ini terletak di Raw Mill dan CF Silo yang ada di Lokasi Proyek
Indarung VI area pabrik PT. Semen Padang di jalan indarung raya padang .
Indarung VI
Jalan indarung baru
PT.Semen padang
Lokasi Proyek
Indarung VI
Raw Mill
& CF Silo
Lokasi
Pekerjaan
nstalasi Lighting
( lampu ) &
Lightning (
penyalur petir )
Bangunan
WarehouseProy
ek Indarung VI
Jalan Indarung
Pembumian -
PER02/MEN/19
89 :
Pasal
Gambar 23. Lokasi 54
Pekerjaan
(1).
Tahana
4.6 Lingkup Alat Dan Material Yang Digunakan
n
pembu
Pada perencanaan ini perencana memilih menggunakan alat seperti dijelaskan
mian
4. Bentonite
6. Kabel BC 70mm
9. Skun Kabel
dimana jarak elektroda antara bangunan dan elektroda lainya sejauh 10 meter
dengan metode gambar cincin, seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
ROD 0,02 Ω
PLATE 0,18 Ω
ROD 0,85 Ω
ROD 0,02 Ω
PLATE 0,18 Ω
ROD 0,80 Ω
10 m
10 m 10 m
10 m
10 m
10 m
10 m
3,5 m
1,5 m
2. Untuk grounding grid digunakan elektroda plat dengan ukuran panjang dan
sebanyak 4 buah.
sebanyak 1 buah.
bare copper.
sebanyak 1 buah.
bare copper.
5. Memasang tutup bak kontrol dengan plat tebal 5 mm, diberi engsel dan
4. Memasang tutup bak kontrol dengan plat tebal 5 mm, diberi engsel dan
4. Memasang tutup bak kontrol dengan plat tebal 5 mm, diberi engsel
1. Pemilihan Lokasi
salah satu grounding rod sitim pembumiannya tidak bagus maka bisa
mudah dipasangkan.
pembumian.
bangunan.
berbatu , air akan membantu instalatir untuk menggeser lumpur atau pasir
3,5 m
1,5 m
kabel.
arang kayu diatas disekitar elektroda setebal 150 mm, lalu menambahkan
4. Membuat bak kontrol pada bagian atas urungan dari pasangan bata merah.
Melengkapi Bak kontrol dengan Penutup yang terbuat dari plat beton.
grounding.
ditanahkan.
Dasar tanah
Kabel Bc 70 m2
5m
Material tambahan
Minggu ke
No Description
1 2 3 4 5
1 Procurement Material
Tahanan pentanahan yang didapat dari hasil pengukuran dengan metode satu
batang elektroda yang ditanam dalam tanah, dari hasil pengukuran tersebut maka
bisa didapat tahanan jenis tanah pada lokasi dengan menggunakan persamaan (2).
Adapun nilai tahanan jenis tanah yang didapat yaitu sebagai berikut:
Diketahui :
= 15,8 10-3 mm
Ditanya :
Jawab :
8,09 Ωm
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa jenis tanah di Bangunan
adalah Tanah Rawa. Hal ini seperti dapat terlihat dalam Tabel 2.
Diketahui :
= 15,8 10-3 mm
Ditanya :
Jawab :
3,47 Ωm
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa jenis tanah di Bangunan
adalah Tanah Rawa. Hal ini seperti dapat terlihat dalam Tabel 2.
88
Diketahui :
= 15,8 10-3 mm
Ditanya :
Jawab :
3,47 Ωm
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa jenis tanah di Bangunan
adalah Tanah Rawa. Hal ini seperti dapat terlihat dalam Tabel 2.
satu batang elektroda yang ditanam tegak lurus kedalam tanah . Sedangkan
tahanan jenis tanah yang dipakai yaitu jenis tanah jenis lembab seperti rawa yang
seperti terdapat pada perhitungan grounding system penyalur petir sebesar 8,09
perhitungannya yaitu,
89
Diketahui : p = 8,09 Ωm
L=5m
= 15,8 x 10-3 m
Ditanya : R =....?
Untuk kedalaman ( ) 5 m
1,58 Ω
Sehingga tahanan pentanahan yang didapat dengan metode ini dapat memenuhi
untuk metode beberapa batang elektroda sangat kecil sehingga dapat menghemat
biaya pengeboran.
Dengan demikian untuk mendapatkan nilai tahanan yang lebih rendah pada
perancangan ini sistem pentanahan yang digunakan yaitu dengan metode beberapa
batang elektroda dengan banyak elektroda 4 yang ditanam tegak lurus kedalam
tanah.
90
pelat elektroda yang ditanam horizontal kedalam tanah yang mana kedalaman plat
Ukuran dari plat tersebut dengan panjang 1 m dan lebar 1 m dan diameter
3mm Sedangkan tahanan jenis tanah yang dipakai yaitu jenis lembab seperti
tanah rawa yang seperti terdapat dapat dari (tabel 2) sebesar 3,47 Ωm. Dapat
Untuk kedalaman ( ) 5m
pelat elektroda yang ditanam horizontal kedalam tanah yang mana kedalaman plat
Ukuran dari plat tersebut dengan panjang 1 m dan lebar 1 m dan diameter
3mm Sedangkan tahanan jenis tanah yang dipakai yaitu jenis lembab seperti
tanah rawa yang seperti terdapat dapat dari (tabel 2) sebesar 3,47 Ωm. Dapat
Untuk kedalaman ( ) 5m
Diketahui:
g = 2,17 Ωm
d1 = 0,003 m
p = 5,064 Ωm
d2 = 0,015 m
L = 1m
A = 1 m2
l = 1,5 m
K1 = 1,37
h = 5m
K2 = 5,7
h.' hd1
Ditanya :
Jawab :
g 2 L L
R1 ln K1 K 2
L h' A
96
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
tanah sebesar 0,24 Ωm dan masuk dalam kategori jenis tanah rawa.
disekitar bangunan dengan metode tampak dari atas seperti metode cincin.
97
5.2 Saran
Adapun saran dalam proses pembuatan tugas akhit ini adalah sebagai berikut:
BAB III
BAB IV
BAB V
LAMPIRAN