Anda di halaman 1dari 434

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG

STIKES YAYASAN TLOGOREJO SEMARANG


JL. ARTERI YUS SUDARSO-Jl. PURI ANJASMORO SEMARANG

PROYEK AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Akhir
Program Studi Diploma III Teknik Sipil

Disusun Oleh :

1. Puji Wibawa Wartadinata

NIM : 5150304038

2. Fathoni Anjar Wibowo

NIM : 5150304039

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007

HALAMAN PENGESAHAN

Proyek Akhir dalam Perencanaan Pembangunan Gedung STIKES


Yayasan Tlogorejo Semarang ini telah dipertahankan dalam sidang ujian yang
disusun oleh :
PUJI WIBAWA WARTADINATA

5150304038

FATHONI ANJAR WIBOWO

5150304039

Disahkan Pada :
Hari

Tanggal

Penguji I

Dosen Pembimbing

Karuniadi Satrijo U, S.T, M.T

Drs. Tugino, M.T

NIP : 131763887

NIP : 131763887

Ketua Jurusan

Ketua Program Studi

Teknik Sipil

Teknik Sipil D 3

Drs. Lashari, M.T

Drs. Tugino, M.T

NIP : 131471402

NIP : 131763887
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang

Prof. Dr. Soesanto


NIP : 130875753

ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dari Puji Wibawa Wartadinata :


MOTTO
Thollabul illmi faridotul alla qulli muslim.
Ajining diri dumunung ana athi, ajining raga ana ing busana.
Jadilah orang yang yang dicintai Allah, Rasul, dan seluruh umat.
Banyak jalan menuju Roma dan gapailah cita-citamu setinggi langit.
Lebih baik gagal daripada tidak sama sekali mencoba.

PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya.
Untuk Bapak, Ibu, dan, adik-adikku (Kukuh dan Adilla)
yang tercinta.
Bapak Drs. Tugino, MT selaku Dosen Pembimbing
dalam membantu menyelesaikan penulisan Proyek Akhir
ini hingga selesai.
Sahabat seperjuanganku Fathoni, Bayu, Fajar, Hendra,
Agung, Danang, Ferry, D3vil 2004, anak Paloma Kost
dll, terima kasih (I Love You All).
Venissa sayangku, makasih banyak, selama ini telah
memberikan aku dukungan dan sudah menemani
hari-hariku selama menempuh pendidikan di Perguruan
Tinggi.

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dari Fathoni Anjar Wibowo :


MOTTO
Jadilah orang bermanfaat untuk apapun dan siapapun
Ajining diri dumunung ing kedhaling lathi, ajining sarira dumunung ing
busana.
Jadilah orang yang yang dicintai Allah, Rasul, dan seluruh umat.
Gremat-gremet waton slamet lan marga benih becik.
Jalan yang benar akan mendatangkan hasil yang baik.

PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami untuk dapat
menyelesaikan Proyek Akhir ini.
Untuk Bapak dan Ibu tersayang, adik-adikku

yang

tercinta
Bapak Drs. Tugino, MT selaku pembimbing Proyek
Akhir ini sampai selesai.
Sobat karibku Puji, Agung, Hendra, Seto, Ika, Isti,
(My Band : Bams, Aan, Bernan, wahyu) dan sahabat
seperjuangan D3vil 04 terima kasih (I love u all).
Para Sobat Padi yang ada di seluruh Indonesia Say
No To Drugs dan jangan beli kaset bajakan.

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang melimpahkan rahmat, inayah dan
hidayah-Nya pada kita semua. Sehingga penulis diberi kelancaran dan kemudahan
dalam menyusun serta berhasil menyelesaikan Proyek Akhir ini dengan baik.
Penyusunan Proyek Akhir ini berdasarkan Kerja Praktek yang dilakukan
penulis pada proyek Pembangunan Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo
Semarang yang berlokasi di Jl. Arteri Yos Sudarso-Jl. Puri Anjasmoro Semarang.
Penyelesaian penyusunan Proyek Akhir ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, baik itu berupa bimbingan, nasehat, dukungan moril maupun
materiil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, selaku Rektor
UNNES.
2. Bapak Prof. Dr. Soesanto selaku Dekan Fakultas Teknik UNNES.
3. Bapak Drs. Lashari, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik UNNES.
4. Bapak Drs. Tugino, M.T, selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Sipil
Fakultas Teknik UNNES dan selaku dosen pembimbing Proyek Akhir
ini.
5. Bapak Karuniadi Satrijo U, S.T, M.T, selaku Dosen Penguji
Pendamping I dalam Proyek Akhir ini.

vi

6. Semua pihak yang telah membantu dalam terlaksananya penyusunan


Proyek Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Proyek Akhir ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan bagi setiap
pembaca. Biarpun demikian penulis berharap bahwa laporan ini dapat memberi
manfaat dan inspirasi bagi penulis sendiri dan pembaca.

Semarang,

April 2007

Penyusun

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........... i
HALAMAN PENGESAHAN..... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.. iii
KATA PENGANTAR..... v
DAFTAR ISI....... vii
DAFTAR TABEL....... xv
DAFTAR GAMBAR... xvi
DAFTAR LAMPIRAN....... xvii
BAB I.

PENDAHULUAN 1
1.1

Judul Proyek Akhir... 1

1.2.

Diskripsi Proyek............... 1

1.2.1. Latar Belakang....................................................... 1


1.2.2. Nama Proyek.......................................................... 2
1.2.3. Lokasi Proyek......................................................... 2
1.2.4. Pemilik Proyek....................................................... 3
1.2.5. Space atau Ruang yang Dibutuhkan Proyek.......... 3
1.3.

Maksud dan Tujuan Proyek.. 5

1.4.

Studi Kelayakan Proyek....... 6

1.5.

Ruang Lingkup Penulisan......................................... 9

1.6.

Metodologi................................ 10

vii

1.7.
BAB II.

Sistematika Penulisan................................................ 11

DASAR-DASAR PERENCANAAN...... 15
2.1.

Uraian Umum tentang Perencanaan ..15

2.2.

Asumsi-Asumsi Dasar Perencanaan.. 16

2.2.1. Pemilihan Sistem Struktur...................................... 16


2.2.2. Tinjauan Perencanaan Struktur Tahan Gempa...... 18
2.3.

Peraturan / Cara / Dasar-Dasar untuk Perencana...... 19

2.4.

Kriteria Perencanaan................................................. 20

2.4.1. Uraian Sifat Masing-Masing Elemen Struktur...... 20


2.4.1.1. Kriteria Perencanaan Struktur Atap............. 20
2.4.1.2. Kriteria Perencanaan Struktur Utama........... 21
2.4.1.3. Kriteria Perencanaan Struktur Pondasi........ 22
2.4.2. Perhitungan dan Analisis....................................... 25
2.5.

Klasifikasi, Bentuk dan Sistem Pembebanan


serta Cara Perhitungan.............................................. 25

2.5.1. Beban Mati (Dead Load)...................................... 26


2.5.2. Beban Hidup (Live Load)...................................... 26
2.5.3. Beban Wind (Wind Load)...................................... 27
2.5.4. Beban Gempa (Earthquake Load)......................... 28
2.5.5. Kombinasi Pembebanan (Combo).......................... 30
2.6.

Spesifikasi Bahan untuk Elemen Struktur................ 32

2.7.

Data-Data Beban yang Bekerja................................. 34

2.8.

Langkah-Langkah dan Cara-Cara Perhitungan......... 35

vii

2.8.1. Perencanaan Struktur Atas (Upper Structure)....... 35


2.8.2. Perencanaan Struktur Bawah (Sub-Structure)........ 39
BAB III.

PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR


PENDUKUNG. 45
3.1.

Uraian Umum Konstruksi Atap... 45

3.2.

Spesifikasi Konstruksi Atap..................................... 46

3.3.

Perhitungan Konstruksi Atap................................... 49

3.3.1. Panjang Batang...................................................... 49


3.3.2. Perencanaan Reng.................................................. 50
3.3.2.1. Pembebanan Reng......................................... 50
3.3.2.2. Momen yang Terjadi..................................... 50
3.3.2.3. Dimensi Reng................................................ 52
3.3.2.4. Kontrol Lendutan......................................... 53
3.3.2.5. Kontrol Tegangan......................................... 54
3.3.3. Perencanaan Usuk................................................. 56
3.3.3.1. Pembebanan Usuk......................................... 56
3.3.3.2. Beban Mati................................................... 56
3.3.3.3. Beban Hidup (Berat Pekerja)........................ 57
3.3.3.4. Beban Angin................................................. 57
3.3.3.5. Momen Kombinasi....................................... 58
3.3.3.6. Dimensi Usuk............................................... 59
3.3.3.7. Kontrol Lendutan.......................................... 60

vii

3.3.3.8. Kontrol Tegangan......................................... 61


3.3.4. Perencanaan Gording............................................. 62
3.3.4.1. Beban yang Bekerja...................................... 62
3.3.5. Pendimensian Track Stang..................................... 68
3.3.6. Perencanaan Kuda-Kuda........................................ 70
3.3.6.1. Beban yang Bekerja...................................... 70
3.3.6.2. Besar Gaya Pada Titik Buhul....................... 70
3.3.7. Perhitungan Gaya Batang....................................... 73
3.3.8. Perhitungan Dimensi Batang.................................. 73
3.3.8.1. Perencanaan Batang Atas (Tekan)................ 73
3.3.8.2. Perencanaan Batang Bawah (Tarik).............. 78
3.3.8.3. Perencanaan Batang Vertikal (Tekan).......... 80
3.3.8.4. Perencanaan Batang Diagonal (Tarik).......... 85
3.3.9. Perhitungan Plat Kopel.......................................... 87
3.3.9.1. Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu X-X... 87
3.3.9.2. Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Y-Y... 88
3.3.9.3. Perhitungan Plat Kopel................................. 89
3.3.10. Perhitungan Sambungan Baut................................ 90
3.3.10.1. Kekuatan Satu Baut....................................... 90
3.3.10.2. Penempatan Baut.......................................... 92
3.3.10.3. Perhitungan Jumlah Baut.............................. 92

vii

BAB IV

PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR UTAMA.... 100


4.1.

Perencanaan Struktur Utama.... 100

4.2.

Perencanaan Plat Lantai................ 101

4.3.

Perencanaan Plat Tangga.............. 112

4.4.

Perencanaan Plat Bordes............... 122

4.5.

Perencanaan Beban Gempa.......... 131

4.5.1. Perhitungan Gaya-Gaya yang Bekerja


Pada Struktur......................................................... 131
4.6.

Perencanaan Balok dari Hasil Sap 2000............... 139

4.6.1. Balok Sloof (250 700)............. 139


4.6.2. Balok Lantai 2................................ 145
4.6.2.1. Dimensi (250 700)............. 145
4.6.2.2. Dimensi (250 450)............. 149
4.6.3. Balok Lantai 3................................ 154
4.6.3.1. Dimensi (250 600)............. 154
4.6.3.2. Dimensi (250 450)............. 159
4.6.4. Balok Lantai 4................................ 163
4.6.4.1. Dimensi (250 600)............. 163
4.6.4.2. Dimensi (250 450)............. 168
4.6.5. Ring Balok (250 700)......................... 173
4.7.

Perencanaan Kolom.......................... 178

4.7.1. Kolom Lantai 1 (250 600).......... 178


4.7.2. Kolom Lantai 2 (250 600)...................... 181

vii

4.7.3. Kolom Lantai 3 (300 500).............. 185


4.7.4. Kolom Lantai 4 (300 500).............. 188
BAB V

PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PONDASI 192


5.1. Uraian Umum... 192
5.2. Data-Data Pendukung Perencanaan Pondasi... 193
5.2.1. Hasil Penyelidikan Sondir............................. 193
5.2.2. Hasil Penyelidikan Bor Dalam dan SPT....... 194
5.2.3. Hasil Penyelidikan Laboratorium.................. 195
5.3. Alternatif Pemilihan Pondasi................................... 196
5.3.1

Perhitungan Kapasitas Dukung Tiang


dengan CPT........................................................... 197

5.3.2. Perhitungan Kapasitas Dukung Tiang


dengan SPT............................................................ 198
5.3.3. Chek Terhadap Kekuatan Bahan Tiang Pancang... 199
5.4. Perencanaan Pondasi.................................................... 200
5.4.1. Pondasi Kolom 30 cm 60 cm...

193

5.4.1.1. Jumlah Tiang Yang Dibutuhkan.................. 200


5.4.1.2. Distribusi Beban Kolom Ke masing-Masing
Tiang............................................................ 201
5.4.1.3. Perhitungan Final Set................................... 202
5.4.1.4. Menghitung Tinggi Pile Cap dan
Penulangan................................................... 204

vii

BAB VI

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)... 210


6.1. Syarat-Syarat Umum... 210
6.2. Lingkup Pekerjaan dan Tata Tertib Pekerjaan..... 232
6.3. Spesifikasi dan Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan...... 247
6.3.1. Pekerjaan Struktur......................................... 251
6.3.2. Pekerjaan Arsitektur...................................... 261
6.3.3. Pekerjaan Bangunan Luar.............................. 279
6.3.4. Pekerjaan Plumbing....................................... 281
6.3.5. Pekerjaan Instalasi Listrik............................. 285
6.4. Syarat-Syarat Administrasi Pelaksanaan............. 295
6.5. Syarat-Syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan...... 299

BAB VII

RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA....... 344


7.1. Uraian Umum... 344
7.2. Metode Perhitungan (RAB)......................................... 345
7.3. Perhitungan Volume Pekerjaan.................................... 345
7.3.1. Pekerjaan Persiapan............................................... 345
7.3.2. Pekerjaan Tanah dan Pondasi................................ 347
7.3.3. Pekerjaan Pasangan, Dinding, dan Plesteran......... 350
7.3.4. Pekerjaan Beton Bertulang Struktur...................... 357
7.3.5. Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding............... 379
7.3.6. Pekerjaan Atap dan Plafon..................................... 383
7.3.7. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela, dan Railing........ 386
7.3.8. Pekerjaan Cat......................................................... 387

vii

7.3.9. Pekerjaan Elektrikal (Instalasi Listrik).................. 390


7.3.10. Pekerjaan Plumbing (Instalasi Air)........................ 394
7.3.10.1. Pekerjaan Air Bersih..................................... 394
7.3.10.2. Pekerjaan Pipa-Pipa Air Kotor..................... 397
7.3.10.3. Pekerjaan Air Bekas + Ventilasi................... 398
7.3.11. Pekerjaan Sanitair.................................................. 400
7.3.12. Pekerjaan Lain-Lain............................................... 401
7.4. Harga Satuan Pekerjaan............................................... 401
7.5. Rekapitulasi Awal....................................................... 402
7.6. Rekapitulasi Akhir...................................................... 408
7.4. Kurva S........................................................................ 409
BAB VIII

PENUTUP.... 410
8.1. Kesimpulan...... 411
4.2. Saran............................................. 414

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.

Space dan Ruang yang Digunakan... 4

Tabel 3.1.

Rekapitulasi Panjang Batang... 49

Tabel 3.2.

Rekapitulasi Kombinasi Pembebanan Reng.... 52

Tabel 3.3.

Kombiansi Pembebanan Terbesar... 52

Tabel 3.4.

Rekapitulasi Kombinasi Pembebanan Usuk... 58

Tabel 3.5.

Kombinasi Pembebanan Terbesar..

Tabel 3.6.

Rekapitulasi Kombinasi Pembebanan Gording.. 65

Tabel 3.7.

Kombinasi Pembebanan Terbesar... 65

Tabel 3.8.

Rekapitulasi Perencanaan Profil Batang.. 87

Tabel 4.1.

Distribusi Gaya Geser Dasar Horizontal.. 138

Tabel 5.1.

Nilai SPT untuk Perhitungan Qfriksi.. 198

Tabel 5.2.

Hiley Formula untuk Hammer Diesel.. 203

Tabel 6.1.

Toleransi Diameter dan Ukuran Baja... 253

Tabel 6.2.

Toleransi Diameter Tulangan Besi... 332

xv

58

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.

Lokasi Proyek...... 2

Gambar 1.2.

Denah Ruang dan Space.. 3

Gambar 3.1.

Gambar Panjang Batang Baja.. 47

Gambar 3.2.

Gambar Rencana Kuda-Kuda.. 48

Gambar 3.3.

Pembebanan Akibat Beban Mati. 72

Gambar 3.4.

Pembebanan Akibat Beban Hidup.. 72

Gambar 3.5.

Pembebanan Akibat Beban Angin.. 72

Gambar 3.6.

Titik Buhul Kuda-Kuda... 90

Gambar 4.1.

Penulangan Plat Lantai 3600 3600 mm 111

Gambar 4.2.

Penulangan Plat Tangga... 121

Gambar 4.3.

Penulangan Bordes... 130

Gambar 4.4.

Detail Balok Sloof 25/70 ..... 144

Gambar 5.1.

Distribusi Beban Kolom Ke Tiang... 201

Gambar 5.2.

Pile Cap.................................... 204

Gambar 5.3.

Bidang Kritis Pons................... 205

Gambar 5.2.

Bidang Kritis Pons................... 206

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. BPIK (Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi).

Lampiran

2. Data-Data Hasil Penyelidikan Tanah.

Lampiran

3. Network Planning

Lampiran

4. Gambar.

Lampiran

5. Hasil Perhitungan Gaya Batang SAP 2000 untuk Struktur Atap.

Lampiran

6. Hasil Perhitungan Gaya SAP 2000 untuk Struktur Utama.

Lampiran

7. Hasil Perhitungan Tulangan Balok SAP 2000 untuk Struktur.

Lampiran

8. Hasil Perhitungan Tulangan Kolom SAP 2000 untuk Struktur.

xvii

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Judul Proyek Akhir


Judul dari Proyek Akhir ini adalah Perencanaan Pembangunan
Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo Semarang yang berlokasi di Jl.
Arteri Yos Sudarso-Jl. Puri Anjasmoro Semarang.

1.2.

Diskripsi Proyek
1.2.1. Latar Belakang
Proyek pembangunan Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo
Semarang dilatarbelakangi oleh permintaan dari pihak Yayasan
Tlogorejo karena masih berkurangnya sarana dan prasarana di bidang
kesehatan terutama dalam bidang kebidanan dan keperawatan.
Pembangunan gedung ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pendidikan keperawatan dan kebidanan di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKES) milik Yayasan Tlogorejo sehingga nantinya
dapat bersaing di dunia kerja dan pihak yayasan tlogorejo dapat
mengoptimalkan dan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada karena
terletak bersebelahan dengan rumah duka Tiong hoa Iewan.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

1.2.2. Nama Proyek


Nama proyek dalam penulisan Proyek Akhir ini adalah Proyek
Pembangunan Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo Semarang.

1.2.3. Lokasi Proyek


Lokasi proyek Pembangunan Gedung STIKES Yayasan
Tlogorejo Semarang terletak di Jl. Arteri Yos Sudarso-Jl. Puri
Anjasmaro dan masih berada di wilayah kota Semarang., dengan
batas-batas sebagai berikut :
-

Sebelah Utara

SPBU Jl. Puri Anjasmoro.

Sebalah Timur

Rumah duka Tiong hoa Ie wan.

Sebelah Selatan

Perumahan penduduk.

Sebelah Barat

Jl. Puri Anjasmoro.

Pe
ru
ma
ha
n

JL.
Ar
ter
i
Yo
P erumahan
s
Su
STIKES
dar
so
Parkiran JL.
Rumah Duka
Ar
ter
i
Yo
s
Su
dar
so

SPBU

JL.
Ar
ter
i
Yo
s
Su
dar
so

Gambar 1.1 Lokasi Proyek

Ru
ko
Pu
ri
An
jas
mo
ro

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

1.2.4. Pemilik Proyek


Pemilik proyek Pembangunan Gedung STIKES Yayasan
Tlogorejo

Semarang

adalah

Yayasan

Tlogorejo

bertempat

di Jl. KH. Ahmad Dahlan Semarang.

1.2.5. Space atau Ruang yang Dibutuhkan Proyek


Bangunan gedung STIKES Yayasan Tlogorejo Semarang
terdiri dari 4 lantai dan berada di sebelah tempat rumah duka Tionghoa
Iewan yang telah ada sebelumnya. Mempunyai luas bangunan total
5441 m2 dengan lantai 1 = 1385 m2, lantai 2 = 1352 m2, lantai 3 = 1352
m2, dan lantai 4 = 1352 m2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :

U
PARKIRAN
STIKES

STIKES TLOGOREJO
SEMARANG

Gambar 1.2 Denah Ruang dan Space

R
U
M
A
H
D
U
K
A

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Tabel 1.1 Space atau Ruang yang Digunakan


No

Jenis

Jumlah

Luas
( m2 )

Fungsi

Ruang AKBID

21.6

Ruang Kebidanan

Ruang Data

21.6

Penyimpanan Data

Gudang Umum

25.92

Penyimpanan Barang

Lav. Dosen

16

6.48

Pertemuan Dosen

Ruang Makan dan Pantri

25.92

Kantin

Ruang Dosen

51.84

Tempat Dosen

Dir. AKPER

21.6

Ruang Dir. Keperawatan

Pudir. AKPER

21.6

R. Pembantu Direktur

AKPER-AKBID

95.04

Ruang Gabungan

10

IKM-AKBID

25.92

Ruang Hima Kebidanan

11

Kantin Indoor

22.68

Kantin

12

Perpustakaan

198.72

Kumpulan Buku

13

Arsip AKBID

23.04

Ruang Data Kebidanan

14

Dir. AKBID

21.6

Ruang Dir. Kebidanan

15

Pudir. AKBID

21.6

R. Pembantu Direktur

16

Ruang Kuliah

12

51.84

Ruang Kuliah

17

Ruang Diskusi

77.76

Ruang Berdikusi

18

Ruang Lab. Komputer

64.8

Ruang Praktek Komputer

19

Ruang Lab. Bahasa

64.8

Ruang Praktek Bahasa

20

Ruang Arsip

25.72

Penyimpanan Data

21

Ruang Lab. Komunity

51.84

Ruang Praktek Komunity

22

Ruang Penyimp. Alat

51.84

Penyimpanan Alat

23

Ruang Lab. Sanitasi

51.84

Ruang Praktek Sanitasi

24

Ruang Lab. Mikrobiologi

51.84

Ruang Prak. Mikrobiologi

25

Ruang Lab. Kesehatan

51.84

Ruang Praktek Kesehatan

26

Ruang Lab. Medical Bedah

51.84

R. Praktek Medical Bedah

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Lanjutan Tabel I.1 Space atau Ruang yang Digunakan


Jenis

27

Ruang Lab. Anak

51.84

Ruang Praktek Anak

28

Ruang Lab. Kebut. Manusia

51.84

R. Praktek Keb. Manusia

29

Ruang Lab. Ante Natal

51.84

R. Praktek Ante Natal

30

Ruang Lab. Intra Natal

51.84

R. Praktek Intra Natal

31

Ruang Lab. Post Natal

51.84

R. Praktek Post Natal

32

Ruang Lab. Gawat Darurat

51.84

R. Khusus Gawat Darurat

33

Ruang Seminar

290.88

Tempat Seminar

34

Ruang Serbaguna

970.56

Ruang Bebas

1.3.

Jumlah

Luas

No

( m2 )

Fungsi

Maksud dan Tujuan Proyek Akhir


Penyusunan laporan Proyek Akhir dengan judul Perencanaan
Pembangunan Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo Semarang merupakan
mata kuliah wajib yang tertuang dalam kurikulum Program Studi D3
Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
Dengan demikian setiap mahasiswa diharuskan menempuh mata
kuliah tersebut sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menempuh
studinya. Penyusunan Proyek Akhir ini sangat bermanfaat untuk
mahasiswa sehingga meningkatkan ketrampilan yang dapat membentuk
kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori-teori ilmu Teknik Sipil
yang diperoleh di bangku perkuliahan menjadi lebih baik dan merupakan
bekal dalam memasuki dunia kerja.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Di mana materi yang disajikan dalam Proyek Akhir adalah


perencanaan dan analisis (redesign) kembali proyek Pembangunan
Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo Semarang.

1.4.

Studi Kelayakan Proyek


Studi kelayakan proyek merupakan suatu studi untuk menilai
proyek yang akan dikerjakan dimasa mendatang. Penilaian di sini tidak
lain adalah memberikan rekomendasi apakah sebaiknya proyek yang
bersangkutan layak dikerjakan atau sebaiknya ditunda dulu. Mengingat
kondisi dimasa mendatang penuh ketidakpastian, maka studi yang
dilakukan

tentunya

meliputi

pertimbangan-pertimbangan

berbagai

tertentu

aspek

untuk

dan

membutuhkan

memutuskannya.

Ini

menunjukkan bahwa dalam melakukan studi kelayakan akan melibatkan


tim gabungan dari berbagai ahli sesuai dengan bidangnya masing-masing
seperti ekonomi, hukum, psikologi, akuntansi, perekayasa teknologi dan
lain sebagainya.
Secara umum aspek-aspek yang akan dikaji dalam studi kelayakan
meliputi :
a.

Aspek Hukum, Sosial, Budaya


Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek
yang akan dibangun dan dioperasikan.

Ini berarti bahwa

proyek Pembangunan Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo


Semarang harus memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku
di wilayah tersebut.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Jenis data yang diperlukan secara umum adalah data


kualitatif yang mencakup : bentuk badan usaha, ijin usaha dan
ijin lokasi pendirian proyek.
Dari sisi sosial dengan adanya proyek pembangunan
Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo Semarang wilayah
setempat menjadi semakin ramai, lalu lintas menjadi lancar,
adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lain-lain.
Data-data yang dapat diambil berupa besarnya UMR, upah
rata-rata tenaga kerja langsung setempat.
Dari sisi budaya apakah dengan adanya proyek
pembangunan Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo Semarang
terjadi pergeseran perilaku masyarakat dari adat kebiasaannya
bahwa budaya masyarakat sangat lama dan sulit dirubah. Jenis
data tentang aspek budaya dapat diambil seperti adat kebiasan
masyarakat setempat.
b.

Aspek Ekonomi
Dari

sisi

ekonomi

apakah

keberadaan

proyek

pembangunan Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo Semarang


dapat merubah atau justru mengurangi income per capita
penduduk setempat.

Jenis data yang diambil berupa data

seberapa besar tingkat pendapatan masyarakat, pendapatan


nasional, dan lain-lain.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

c.

Aspek Teknis
Kajian aspek teknis dan teknologi menitikberatkan pada
penilaian atas kelayakan proyek dari sisi teknis dan teknologi
yang mencakup bagian dari perencanaan dan konstruksi
(pelaksanaan). Bagian-bagian dari aspek teknis dan teknologi
dapat diuraikan di bawah ini :
a.

Bagian Perencanaan
Perencanaan

adalah

menemukan

suatu

kondisi dimasa mendatang dan kemudian membuat


rencana-rencana untuk memberi kontrol-kontrol
yang baik dari suatu proses kegiatan. Memasukkan
unsur-unsur manusia, peralatan, material atau
pengadaan barang, waktu, informasi, dan metode
kerja hasil perencanaan ini.
b.

Bagian Konstruksi (pelaksanaan)


Merupakan analisis pelaksanaan proyek
secara

fisik

berdasarkan

ketentuan

dalam

perencanaan dan digunakan untuk menentukan


metode pelaksanaan di lapangan, mesin peralatan,
pertimbangan biaya, keamanan dan kenyamanan
tenaga kerja dalam pelaksanaan dan menjadi salah
satu syarat kelayakan suatu proyek.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

d.

Aspek Keamanan
Dari

sisi

keamanan

apakah

keberadaan

proyek

pembangunan Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo Semarang


dapat memberikan kenyamanan pada penduduk setempat.
Jenis data yang diambil berupa data seberapa besar pengaruh
dari adanya pembangunan proyek terhadap keamanan dan
kenyamanan penduduk setempat. Dari segi strategis dapat
meningkatkan pertumbuhan infrastruktur di wilayah yang
dibangun proyek tersebut.
Dengan adanya tinjauan-tinjauan berdasarkan hasil dari studi
kelayakan yang dilakukan terhadap proyek Pembangunan Gedung
STIKES Tlogorejo Semarang dinyatakan layak untuk dilaksanakan.

1.5.

Ruang Lingkup Penulisan


Dalam

penulisan

Proyek

Akhir

ini,

penulis

membatasi

permasalahan yang akan diuraikan dengan materi permasalahan mengenai


perhitungan atau analisis konstruksi elemen struktur atas dan elemen
struktur bawah.
Materi permasalahan yang disusun oleh penulis sebagai berikut :
-

Perhitungan struktur atap.

Perhitungan struktur konsul.

Perhitungan struktur portal.

Perhitungan struktur plat.

Perhitungan struktur balok.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

1.6.

Perhitungan struktur tangga.

Perhitungan struktur kolom.

Perhitungan struktur sloof.

Perhitungan struktur pondasi.

Gambar rencana.

Rencana dan Syarat-Syarat Kerja (RKS).

Rencana Anggaran Biaya (RAB).

10

Metodologi
Sebagai bahan untuk penulisan Proyek Akhir dibutuhkan data-data
lengkap, akurat yang bermanfaat dan bisa dipercaya. Selama menyusun
Proyek Akhir dibutuhkan pengumpulan data dan dikerjakan tahap demi
tahap sebagai bukti dan bahan penyusunan Proyek Akhir ini.
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis menggunakan
berbagai metode, sebagai berikut :
1. Metode Observasi Lapangan
Metode pengamatan yaitu pengambilan data dengan melihat
langsung ke lapangan atau lokasi proyek sehingga informasi
dan data yang didapat lebih akurat serta jelas.
2. Metode Interview / Wawancara
Metode ini digunakan apabila ada hal-hal yang belum
dimengerti dan permasalahan yang belum jelas sehingga
perlu mendapat penjelasan kepada yang berkompeten di
bidangnya.

10

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

11

3. Metode Dokomentasi
Dokumentasi yaitu dengan mempelajari buku-buku yang
berkaitan dengan laporan ini dan data-data yang ada pada
proyek

seperti

gambar,

dokumen

tender,

dokumen

Aanzwizing, RKS dan data pendukung perencanaan lainnya.


4. Metode Kepustakaan / Literatur
Adalah metode pengumpulan data dengan cara mengambil
rujukan dari laporan-laporan, dari buku-buku literature,
naskah serta gambar-gambar pelaksanaan.
5. Metode Bimbingan / Konsultasi
Merupakan salah satu metode penyelesaian masalah Proyek
Akhir dengan cara bimbingan dan konsultasi secara berkala
melalui orang yang berkompeten di bidangnya.

1.7.

Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Proyek Akhir ini, penulis menguraikan ke
dalam 3 bagian yang meliputi :
A. Bagian awal terdiri dari : halaman Judul, halaman
pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

11

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

12

B. Bagian isi terdiri dari :


1.

BAB I. PENDAHULUAN
Pendahuluan ini berisikan judul, deskripsi (latar
belakang, nama proyek, lokasi proyek, pemilik
proyek, space atau ruang), maksud dan tujuan, studi
kelayakan, ruang lingkup, metode pengumpulan data,
dan sistematika.

2.

BAB II. DASAR-DASAR PERENCANAAN


Bab ini menjelaskan tentang perencanaan, asumsi
dasar perencanaan, peraturan perencanaan, kriteria
perencanaan

(bentuk

dan

sifat

masing-masing

struktur), klasifikasi bentuk dan perhitungan beban,


spesifikasi bahan, dan langkah perhitungan struktur.
3.

BAB

III.

PERHITUNGAN

ELEMEN

STRUKTUR PENDUKUNG
Pada bab ini berisi tentang elemen-elemen struktur
pendukung, penjelasan tentang bahan yang dipakai,
perhitungan struktur rangka atap, dan perhitungan
struktur konsul.

12

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

4.

BAB

IV.

13

ELEMEN-ELEMEN

STRUKTUR

UTAMA
Pada bab ini berisi tentang elemen-elemen yang akan
dihitung, perhitungan struktur portal, perhitungan
struktur plat, perhitungan struktur balok, perhitungan
stuktur tangga, perhitungan struktur kolom, dan
perhitungan struktur sloof.
5.

BAB

V.

ELEMEN-ELEMEN

STRUKTUR

PONDASI
Pada bab ini berisi tentang elemen-elemen yang akan
dihitung, penjelasan data-data pendukung perhitungan
(data daya dukung tanah, data hasil uji sondir), uraian
bentuk dan jenis pondasi, perhitungan struktur
pondasi.
6.

BAB VI. RENCANA KERJA DAN SYARAT


SYARAT (RKS)
Pada bab ini berisi tentang syarat-syarat umum,
syarat-syarat administrasi, syarat-syarat teknis, dan
penjelasan-penjelasan yang lain.

13

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

7.

14

BAB VII. RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA


Pada bab ini berisi tentang perhitungan jumlah semua
biaya yang dibutuhkan untuk membangun proyek
yang di mulai dari pekerjaan persiapan sampai proyek
siap untuk dioperasionalkan.

Yang berisi tentang

sistem perhitungan harga, harga satuan pekerjaan,


volume pekerjaan, rekapitulasi harga, anggaran biaya
proyek, harga borongan, kurva-S, dan network
planning.
8.

BAB VIII. PENUTUP


Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saransaran.

C. Bagian akhir terdiri dari : Daftar pustaka dan Lampiran-lampiran.

14

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

15

BAB II
DASAR-DASAR PERENCANAAN

2.1.

Uraian Umum tentang Perencanaan


Perencanaan sebuah bangunan tinggi untuk penggunaan tunggal
seperti apartemen, perkantoran, sekolahan dan rumah sakit, ataupun
penggunaan ganda berskala besar perlu memerlukan pendekatan
diantaranya ilmu perencanaan dan konstruksi bangunan.
Dimana suatu bangunan harus memerlukan perencanaan dari suatu
sistem

ketentuan-ketentuan

menyeluruh

diantaranya

persyaratan

keamanan, bahaya kebakaran, dan persyaratan kesehatan yang rumit.


Struktur penunjang fisik sebagai bahan organik dapat tumbuh bersama
perencanaan bangunan tersebut. Walaupun pendekatan perencanaan yang
menyeluruh ini harus diterapkan pada semua bangunan, hal ini sangat
penting apabila dikaitkan dengan skala bangunan tinggi yang memerlukan
sistem penunjang struktur yang rumit dimana gaya-gaya fisik dan
lingkungan memerlukan penentu perencanaan yang utama.
Bangunan harus mampu mengahadapi gaya-gaya vertikal gravitasi
dan gaya-gaya horisontal angin di atas tanah serta gaya-gaya gempa di
bawah tanah.

15

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

16

Unsur-unsur struktur adalah tulang punggung yang penting untuk


bangunan,

guna

mengungkapkan

hakikat

bangunan

dengan

mengidentifikasikan dan mencerminkan tujuan pembangusnannya sebagai


suatu wadah untuk interaksi berbagai sistem kegiatan yang berbeda.

2.2.

Asumsi-Asumsi Dasar Perencanaan


Pada umumnya suatu bentuk bangunan menjadi prisma persegi
yang menurut pandangan geometris agak rentan terhadap penyimpangan
lateral (lateral drift). Bentuk bangunan lainnya tidak demikian responsif
terhadap aksi lateral.
Setiap dasar perencanaan memungkinkan bangunan bertindak
secara dinamis ketika menahan aksi lateral dari luar.

Pengendalian

defleksi lateral bangunan dengan memanfaatkan tendon tegang di dalam


struktur untuk memungkinkan suatu deformasi melawan. Prinsip ini dapat
diterapkan pada bangunan yang struktur utamanya mendukung struktur
sekunder.

2.2.1. Pemilihan Sistem Struktur


Dalam konsep rangka bangunan tinggi, dan masing-masing
sistem struktur rupanya sesuai untuk ketinggian bangunan tertentu
dengan sistem baja dan beton. Sistem-sistem struktur untuk ketinggian
tertentu tidak harus mutlak diikuti.

16

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

17

Bangunan dengan ketinggian rendah sampai sedang pada


umumnya

dirancang

untuk

beban

gravitasi,

lalu

diperiksa

kemampuannya untuk menahan beban lateral. Akan tetapi, bangunan


tinggi lebih rentan terhadap aksi gaya lateral. Dikaitkan dengan beban
gravitasi, berat struktur meningkat hampir berbanding linear dengan
jumlah lantai.
Struktur paling efisien adalah apabila tegangan angin
disuperimpos dengan beban gravitasi, peningkatan tegangan kurang
dari

33%

di

atas

tegangan

gravitasi,

persyaratan

bangunan

mengharuskan peningkatan tegangan yang diijinkan sebesar 33%


apabila gravitasi dan angin atau gempa bekerja bersama-sama.
Dengan mengkaitkan sistem struktur yang bersamaan aspek-aspek
penunjang suatu struktur, antara lain :
a. Aspek Arsitektural.
b. Aspek Fungsional.
c. Aspek Kekuatan Tanah dan Stabilitas Struktur.
d. Aspek Ekonomi dan Kemudahan Pelaksanaan.
e. Aspek Fasilitas dan Infrastruktur.

17

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

18

2.2.2. Tinjauan Perencanaan Struktur Tahan Gempa


Semua struktur rumah, gedung dan semua unsur penahan
gempa harus direncanakan dan diberi pendetailan sedemikian rupa,
sehingga berperilaku secara daktail.

Suatu struktur gedung dapat

dianggap daktail apabila memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan


dan direncanakan menurut prinsip-prinsip perencanaan kapasitas,
sejalan

dengan

pedoman

perencanaan

struktur-struktur

beton

bertulang.
Apabila suatu sistem struktur gedung telah dipilih, maka
tempat-tempat sendi plastis yang disyaratkan untuk pemencaran energi
harus dipilih dan diberi pendetailan sedemikian rupa, sehingga unsur
struktur tersebut berperilaku daktail. Unsur-unsur penahan gempa dari
suatu struktur gedung sejauh keadaan memungkinkan hendaknya di
letakkan sesimetris mungkin terhadap pusat massa dari gedung
tersebut.
Kekakuan struktur-struktur beton bertulang dari suatu gedung
harus dihitung berdasarkan sifat-sifat penampang yang ditentukan
menurut pedoman beton.

Reduksi dari momen inersia yang

disebabkan oleh perletakan harus ditinjau.

18

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

19

Untuk struktur gedung sampai tinggi 40 m yang memenuhi


syarat pengaruh gempa rencana dapat ditentukan dengan cara analisis
beban statik ekuivalen. Pengaruh komponen horizontal dan gerakan
gempa yang menurut peraturan dianggap ekuivalen dengan bebanbeban statik horizontal harus bekerja bersamaan pada setiap lantai dan
atap dari gedung.

2.3.

Peraturan / Cara / Dasar-Dasar untuk Perencanaan


Dasar-dasar perencanaan pembangunan Gedung STIKES ini
merupakan bahan kajian secara ilmiah yang digunakan sebagai pedoman
yang akurat dan dapat dipercaya, yang dihimpun dalam satu susunan agar
dapat membantu mempermudah, memperlancar, mempelajari, dan
memahami beberapa aturan yang merupakan kendali mutu pekerjaan
dalam perencanaan pembangunan Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo
Semarang.
Peraturan / cara / dasar-dasar perencanaan yang digunakan dalam
penulisan Tugas Akhir ini, antara lain :
1.

Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan


Indonesia (PUBBI 2002).

2.

Pedoman Plumbing Indonesia (PPI 1979).

3.

Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia (PPBBI


1984).

4.

Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI 1998).

5.

Peraturan Muatan Indonesia (PMI 1970).

19

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

6.

20

Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan


Gedung (SKBI-1.353. 1987).

7.

Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan


Gedung (SK SNI T-15-1991-03).

8.

Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan


Gedung (SNI 03-1729-2002).

2.4.

Kriteria Perencanaan
Pemilihan struktur untuk bangunan tinggi tidak hanya berdasarkan
atas pemahaman struktur dalam konteksnya semata. Pemilihannya lebih
ke arah faktor fungsi dikaitkan dengan kebutuhan budaya, sosial, ekonomi
dan teknologi. Kita harus ingat struktur hanyalah satu diantara berbagai
pertimbangan.

Beberapa

faktor

yang

terutama

berkaitan

dengan

perencananaan dari suatu bangunan.

2.4.1. Uraian Sifat MasingMasing Elemen Struktur


2.4.1.1. Kriteria Perencanaan Struktur Atap
Suatu struktur rangka ruang (space frame) terdiri dari
suatu susunan dua dimensi dari batang-batang vertikal,
horizontal dan diagonal.

Batang-batang ini bisa kaku atau

dihubungkan dengan sendi, atau dapat pula berupa hubungan


tumpuan lainnya.

Dalam suatu sistem struktur rangka atap

beban yang terjadi didistribusi keberbagai arah yang akan


dilawan secara aksial.

20

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

21

Dalam perencanaan struktur rangka atap sangat


berpengaruh terhadap angin, beban mati, dan beban hidup.
Perencanaan struktur rangka atap menggunakan bentuk baja
profil yang mempunyai daktilitas sebanyak strain sampai
batang patah. Kekuatan maupun tegangan yang dapat
dikerahkan oleh baja, tergantung daripada mutu baja.
Dan besarnya tegangan leleh pada profil baja harus
memenuhi persyaratan pada PPBBI. Tegangan normal yang di
ijinkan untuk pembebanan tetap, besarnya sama dengan
tegangan dasar sedangkan untuk pembebanan sementara
(akibat berat sendiri, beban berguna, beban / gaya gempa dan
angin), besarnya tegangan dasar baja dapat di naikkan sebesar
30%.

2.4.1.2. Kriteria Perencanaan Struktur Utama


Pemilihan bahan struktur yang akan digunakan untuk
bangunan tertentu dipengaruhi oleh tinggi dan bentang struktur,
ketersediaan bahan di pasaran, kondisi pondasi, peraturan
bangunan

setempat

dan

pertimbangan-pertimbangan

arsitektural. Sistem bangunan rangka terdiri dari unsur-unsur


horizontal (balok), vertikal (kolom) dan plat lantai. Rangka
bangunan tinggi dapat dipandang secara geometris sebagai
penjumlahan dari rangka-rangka portal.

21

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

22

Balok dan kolom disambung secara kaku satu sama lain


sehingga membentuk rangka yang mampu melawan momen.
Bentuk rakitan tersebut yang ada di lapangan dan disambung
dengan tumpuan (sendi). Balok bisa disambung secara sendi
ke kolom yang menerus sehingga berlaku sebagai strut
terhadap distribusi gaya-gaya lateral pada kolom-kolom tetap.
Rangka bersendi harus diperkuat terhadap beban
asimetris

vertikal

dan

lateral.

Struktur

rangka

kaku

disuperimpos satu sama lain sehingga hanya meneruskan


gaya-gaya horisontal dan vertikal disatu lantai ke lantai
berikutnya. Dalam struktur rangka ruang kaku beton bertulang
menjadi suatu bahan konstruksi yang paling penting. Beton
bertulang digunakan dalam berbagai bentuk untuk hampir
semua struktur, besar maupun kecil suatu bangunan. Beton
bertulang adalah suatu kombinasi antara beton dan baja di
mana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik yang
tidak dimiliki oleh beton.

2.4.1.3. Kriteria Perencanaan Struktur Pondasi


Pada dasarnya perencanaan pondasi merupakan sistem
struktur pondasi untuk suatu bangunan yang berbasis pada ilmu
mekanika tanah dan struktur bangunan. Untuk pendesainan
sistem pondasi yang aman dan ekonomis pada suatu bangunan,
terkadang diperlukan keberanian dan sedikit keberuntungan.

22

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

23

Karena sebenarnya tidak ada ketetapan harus memilih


pondasi tertentu untuk jenis tanah dan beban tertentu.
Terkadang dalam pendesainan struktur pondasi pengalaman
dan ketajaman engineering jugdement merupakan kunci
pemilihan pondasi yang sesuai dan memiliki desain yang
berbeda untuk suatu proyek tertentu tergantung dari kapasitas
daya dukung tanah.
Secara umum pondasi dikategorikan menjadi dua yaitu :
1.

Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal digunakan bila lapisan tanah adalah
dasar pondasi yang mampu mendukung beban yang
dilimpahkan terletak tidak dalam. Dapat mentransfer
reaksi tumpuan dari hasil analisis struktur pada
kedalaman dekat dengan permukaan tanah.
Dalam pemilihan pondasi dangkal perlu dilakukan
penyelidikan

tanah,

survey

lapangan,

dan

interpretasinya. Pertimbangan dalam pemilihan pondasi


dangkal dengan persyaratan kedalaman 3 sampai 10 m
di bawah permukaan tanah dengan perbaikan tanah atau
pengakuan struktur. Dan sistem pondasi dangkal aman
terhadap

geser,

guling,

kapasitas

dukung

tanah

(setlement) dan longsor masa pada daerah berbukit


(banyak parameter yang tidak diketahui).

23

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

2.

24

Pondasi Dalam (Tiang Pancang)


Pondasi dalam digunakan bila lapisan tanah di dasar
pondasi yang mampu mendukung beban yang di
limpahkan,

terletak

pertimbangan

cukup

adanya

dalam

penggerusan,

atau

dengan

galian

dekat

pondasi dikemudian hari.


Pondasi tiang diperlukan untuk mendukung struktur
atas untuk kondisi lapisan-lapisan tanah atas sangat
kompresibel dan terlalu lemah mendukung struktur atas.
Dalam hal

ini pondasi tiang diperlukan untuk

meneruskan beban ke dalam lapisan tanah keras


(bedrock).
Mekanisme transfer beban dari pondasi tiang ke dalam
tanah adalah sangat kompleks.

Beban pondasi akan

ditransfer melalui tekanan gesek tiang (Qfriksi) dan


tahanan ujung tiang (Qujung). Mekanisme transfer beban
juga tergantung pada jenis tanah, jenis tiang, panjang
tiang dan seberapa tinggi tingkat pembebanannya.
Pada umumnya, saat awal pembebanan, sebagian besar
beban didukung oleh tahanan gesek tiang (Qfriksi),
apabila tahanan gesek tiang (Qfriksi) telah mencapai
maksimum, sebagian beban akan didukung oleh tahanan
ujung tiang (Qujung).

24

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

25

2.4.2. Perhitungan dan Analisis


Untuk merencanakan struktur digunakan mekanika, yaitu :
a.

Dalam perhitungan struktur menggunakan Program


SAP 2000 untuk struktur utama, untuk struktur tahan
gempa, untuk struktur tangga dan untuk struktur
pendukung (atap). Dan nilai out put dari perhitungan
SAP 2000 dapat diambil sebagai gaya yang bekerja
pada masing-masing struktur.

b.

Dalam perhitungan selanjutnya untuk pendemensian


dari setiap struktur dilakukan secara manual dengan
dasar-dasar perhitungan akibat gaya yang ditimbulkan
melalui perhitungan mekanika Program SAP 2000.

2.5.

Klasifikasi, Bentuk, dan Sistem Pembebanan serta Cara Perhitungan


Beban yang bekerja pada suatu struktur ditimbulkan secara
langsung oleh gaya-gaya alamiah atau manusia sehingga terdapat dua
sumber dasar bangunan yaitu geofisik dan buatan manusia.
Gaya-gaya geofisik dihasilkan oleh perubahan-perubahan yang
senantiasa berlangsung di alam sehingga dapat dibagi lagi menjadi gayagaya gravitasi, meteorologi, dan seismologi. Karena gravitasi maka berat
bangunan itu sendiri akan menghasilkan gaya struktur yang dinamakan
beban mati, dan bangunan ini akan tetap sepanjang usia bangunan.

25

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

26

Sehingga perencanaan suatu bangunan harus mampu untuk


menjamin keamanan agar persoalan-persoalan dimasa mendatang terutama
pada tumpuan akhir atau pondasi bangunan harus kuat dan aman untuk
meneruskan beban ke tanah.

2.5.1. Beban Mati (Dead Load)


Beban mati adalah beban statis yang disebabkan oleh berat
setiap unsur di dalam struktur suatu bangunan.

Gaya-gaya yang

menghasilkan beban mati terdiri dari berat unsur pendukung beban dari
bangunan, lantai, penyelesaian langit-langit, dinding partisi tetap,
penyelesaian fasade, tangki simpan, sistem distribusi mekanis, dan
seterusnya.
Tampaknya untuk menentukan berat bahan-bahan, yaitu beban
mati struktur, adalah masalah yang mudah. Akan tetapi, penaksiran
beban mati dapat meleset sekitar 15% - 20% atau lebih karena adanya
berbagai masalah dalam membuat satu analisis yang tepat mengenai
beban.

2.5.2. Beban Hidup (Live Load)


Beban hidup berbeda dengan beban mati karena sifat bebannya
ini berubah-ubah dan sulit diperkirakan.

Perubahan beban hidup

terjadi tidak hanya sepanjang waktu, tetapi juga sebagai fungsi tempat.

26

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

27

Perubahan ini bisa berjangka pendek ataupun panjang sehingga


menjadi hampir mustahil untuk memperkirakan beban-beban hidup
secara statis. Beban yang disebabkan oleh isi benda-benda di dalam
atau di atas suatu bangunan dinamai beban penghunian (occupancy
load).

Beban ini mencakup beban peluang untuk berat manusia,

perabot, partisi, lemari besi, dan semua beban semipermanen atau


beban sementara lainnya yang mempengaruhi terhadap sistem
bangunan, tetapi bukan bagian dari struktur dan tidak dianggap sebagai
beban mati.

2.5.3. Beban Angin (Wind Load)


Bangunan gedung rentan terhadap akibat-akibat aksi lateral
yang rumit disebabkan oleh angin.

Untuk memahami angin dan

memperkirakan perilakunya secara ilmiah yang tepat mungkin


mustahil.
Aksi angin pada bangunan bersifat dinamis dan dipengaruhi
oleh

faktor-faktor

lingkungan

seperti

kekasaran

dan

bentuk

permukaan, bentuk kerampingan dan tekstur fasade struktur itu sendiri


serta perletakkan bangunan yang berdekatan. Unsur-unsur ini dapat
mempengaruhi kecepatan, arah, dan perilaku angin ketika bekerja pada
bangunan.
Berdasarkan Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970 pasal 4.2
ayat 2 menerangkan bahwa tekanan tiup di laut dan di tepi laut sampai
sejauh 5 km dari pantai harus diambil minimum 40 kg/m2.

27

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

28

Koefisien angin dengan sudut < 65o adalah :

Koefisien angin tekan

( + 0,02 - 0,4 )

Koefisien angin hisap

( - 0,4 )

2.5.4. Beban Gempa (Earthquake Load)


Kerak bumi tidak statis, selalu bergerak konstan. Menurut teori
geologi tentang tektonik lempengan, permukaan bumi terdiri dari
beberapa lempengan batuan tebal yang mengapung di atas mantel bumi
yang cair.
Tekanan terbentuk disepanjang tepi lempengan sehingga
peleset yang mendadak karena pantulan elastik atau terjadi patahan
batuan sehingga menghasilkan pelepasan energi regangan mendadak.
Akibatnya sebagian energi yang dalam bentuk gelombang dijalarkan
kesemua arah. Gerak gelombang inilah yang dikenal sebagai gempa.
Semua bagian bangunan harus dirancang dan dibangun
sehingga berlaku sebagai suatu kesatuan untuk menahan gaya-gaya
horisontal. Struktur yang dirancang untuk memiliki kelenturan, atau
kemampuan untuk menjalani perubahan elastis, akan mempunyai
resistensi gempa yang meningkat. Karena gerak gempa menyebabkan
pembalikan tegangan yang cepat pada unsur-unsur struktur, maka
stuktur juga harus dapat menahan akibat kelelahan.

28

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

29

Suatu sruktur yang memiliki fleksibilitas yang menyolok


mempunyai waktu getar yang lebih lama dibandingkan dengan
bangunan yang lebih kaku, maka akan mengalami gaya yang lebih
sedikit. Akan tetapi, bangunan yang terlalu fleksibel dapat melentur
cukup menyolok akibat angin dan gempa berkekuatan sedang sehingga
menyebabkan kerusakan non struktur dan ketidaknyamanan psikologis
pada para penghuni. Struktur dianggap berlaku elastis ketika dibebani
lateral.
Pada saat terjadi gempa yang kuat, bangunan akan berubah
bentuk sebagian secara elastis dan menyalurkan sebagian dari aksi
gaya gempa. Akibatnya bangunan sering terlihat mampu memikul
gaya yang lebih besar dari pada nilai kemampuan yang diberikan
berdasarkan analisis elastik. Persyaratan ini menggunakan gaya-gaya
statis horizontal yang setara untuk merancang bangunan terhadap
gerak gempa maksimum.
Rumus :
V=ZKCW
C=

0,05
(T )1 / 3

T=

0,05hn
( D)1 / 2

29

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

30

Dimana :
Z = Faktor daerah kemungkinan gempa.
K = Faktor gaya horizontal.
C = Koefisien gempa.
W = Beban mati total (ditambah 25% beban hidup
lantai untuk pergudangan).
T = Periode dasar vibrasi dari struktur (dalam
detik) pada arah yang diamati.
hn = Tinggi bangunan (kaki) di atas dasar.
D = Ukuran bangunan (kaki) pada arah sejajar
dengan gaya yang bekerja.

2.5.5. Kombinasi Pembebanan (Combo)

Bangunan tinggi akan menghadapi berbagai beban sepanjang


usia bangunan tersebut, dan banyak diantaranya yang bekerja
bersamaan. Efek beban harus digabung apabila bekerja pada garis
kerja yang sama dan harus dijumlahkan. Keadaan ini membuat kita
harus

merancang

struktur

yang

mempertimbangkan

semua

kemungkinan kombinasi pembebanan. Kemungkinan terjadinya beban


kombinasi harus dievaluasi secara statistik dan diramalkan akibatnya.
Apabila penentuan aksi beban dilakukan lebih tepat, maka faktor
keamanan yang dibuat untuk mencegah hal-hal yang tidak diketahui
dapat dikurangi.

30

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

31

Kombinasi beban yang efektif disyaratkan dalam peraturan.


Disadari bahwa beban meteorologi maksimum kemungkinan tidak
akan terjadi dalam waktu yang bersamaan dengan nilai penuh dari
beban hidup lainnya.

Oleh karena itu, peraturan membolehkan

peningkatan tegangan ijin sebesar 33% apabila beban hidup secara


penuh digunakan bersama-sama dengan beban angin atau gempa.
Sementara untuk beberapa kombinasi yang harus ditinjau
adalah sebagai berikut :

Kombinasi pembebanan mati (DL) dan hidup (LL) :


U = 1,2 DL + 1,6 LL

Kombinasi pembebanan mati (DL), hidup (LL), dan


angin (W) :
U = 0,75 (1,2 DL + 1,6 LL + 1,0 W)

Kombinasi pembebanan mati (DL), hidup (LL), dan


gempa (E) :
U = 1,05 (DL + LR + E)
LR

Beban hidup yang direduksi.

Kombinasi Pembebanan yang disediakan SAP 2000 :


DL :

Beban Mati.

LL

Beban Hidup.

Beban Angin.

Beban Gempa.

31

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

2.6.

32

Spesifikasi Bahan untuk Elemen Struktur

Dalam penyediaan bahan ini tidak seluruhnya didatangkan terlebih


dahulu, namun harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan juga
harus disesuaikan dengan waktu penggunaan agar kualitas atau mutu
bahan dapat memenuhi target yang diinginkan.

Adapun bahan yang

bermutu baik dan semua pekerjaan harus mengikuti Normalisasi di


Indonesia, standart industri konstruksi dan peraturan Nasional.

Selain

bahan-bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dan peraturan di atas,


bahan-bahan tersebut sebaiknya juga mudah diperoleh sehingga akan
menghemat waktu dan biaya serta menjaga kelancaran kegiatan.
Pada pembangunan Proyek Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo
Semarang ini, bahan yang yang digunakan sangat bervariasi menurut
fungsi dan kegunaannya dalam proyek pembangunan sebagai berikut :
1.

Struktur Utama

Untuk bahan yang digunakan adalah beton dengan kekuatan


fc = 22,5 MPa. Dan untuk besi beton yang digunakan adalah
besi beton ulir mutu fy = 320 MPa ex Krakatau Steel / setara,
untuk diameter > 16 mm, dan besi beton mutu fy = 240 MPa
untuk daiameter < 13 mm.

Baja yang dipakai harus sesuai dengan standard Internasional


yang telah disetujui. Dengan mutu baja Bj 37 (Fe. 360)
dengan tegangan leleh (Yield Stress) = 2400 kg/cm2 dan
dengan tegangan putus baja minimum = 3700 kg/cm2.

32

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

2.

33

Non Struktur
a.

Semen Portland
Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland
Cement (PC) jenis 2 menururt NI 8 atau tipe 1 menurut
ASTM, memenuhi S.400 menurut Standard Semen Portland
yang digariskan oleh Asosiasi Cemen Indonesia.

b. Agregat
Agregat yang digunakan adalah agregat yang sesuai dengan
syarat-syarat SK SNI T-15-1999-03, terdiri :

Pasir (Aggregat Halus)


Pasir yang digunakan adalah pasir beton, kadar lumpur
tidak boleh melebihi 4% pasir beton.

Kerikil / Kricak
Kerikil yang digunakan harus mempunyai susunan
gradasi yang baik, cukup kekerasannya dan padat (tidak
porous).

Dimensi maksimum 2,5 cm, dan tidak lebih

seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian


konstruksi yang bersangkutan.
c. Batu Bata
Batu bata yang digunakan harus mempunyai kualitas dan
ukuran yang sama, yaitu panjang 23 cm, lebar 11 cm, dan
tebal 5 cm.

33

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

34

d. Bekisting
Bekisting yang digunakan adalah papan kayu kalimantan
dengan rangka kayu yang kuat tidak mudah berubah bentuk
dan jika perlu menggunakan baja.

2.7.

Data-Data Beban yang Bekerja

Perencanaan pembebanan struktur dilakukan sesuai dengan


Peraturan Muatan Indonesia (PMI) 1970 dan Peraturan Pembebanan
Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983, dengan data-data sebagai berikut:

Berat beton bertulang

: 2400 kg/m2.

Berat Plafond Gypsum

: 11 kg/m2.

Berat penggantung

: 7 kg/m2.

Berat Plafond + penggantung

: 18 kg/m2.

Adukan semen per cm

: 21 kg/m2.

Dinding batu bata () batu

: 250 kg/m2.

Penutup lantai per cm

: 24 kg/m2.

Penutup atap multiroof

: 11 kg/m2.

Muatan hidup untuk tangga

: 300 kg/m2.

Muatan hidup untuk ruang kerja

: 250 kg/m2.

Muatan hidup untuk balkon

: 300 kg/m2.

34

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

2.8.

35

Langkah-langkah dan Cara-Cara Perhitungan


2.8.1. Perencanaan Struktur Atas (Upper Structure)

Struktur Atap

Suatu atap atau rangka atap merupakan suatu kesatuan


yang terdiri dari kuda-kuda, penutup atap, gording, kasau,
reng, bubungan, talang, lisplank, dan bahan pendukung
lainnya.
Sebagai bahan untuk kuda-kuda digunakan bahan dari
baja siku-siku dan bentuk umum dari kuda-kuda adalah
bentuk segitiga. Kaki segitiga disebut kaki kuda-kuda dan
dasarnya disebut balok kuda-kuda.

Kaki kuda-kuda

menahan gaya tekan dan balok kuda-kuda menahan gaya


tarik. Dalam perencanaan struktur atap terutama untuk
struktur rangka kuda-kuda digunakan berdasarkan Tata Cara
Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 031729-2002) dan PPBBI-1983.
Seluruh prosedur perhitungan mekanika / analisa
struktur untuk struktur rangka atap (kuda-kuda) truss
dilakukan dengan bantuan program komputer Structure
Analysis Programme (SAP 2000) dalam bentuk 2 dimensi
(2D).

35

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

36

Dengan bantuan program komputer ini didapatkan


gaya-gaya

yang

bekerja

akibat

pembebanan

dan

pendimensian rangka kuda-kuda baja truss. Sedangkan untuk


pengecekan dalam penentuan dimensi rangka kuda-kuda baja
dan perencanaan alat sambung baut dilakukan secara manual.

Struktur Plat Lantai

Struktur plat lantai membentuk bidang kaku


horizontal. Bidang ini memperkokoh dan tergabung dalam
struktur bangun vertikal sehingga memungkinkan bangunan
untuk bertindak terhadap gaya-gaya sebagai unit tertutup.
Rangka plat lantai meneruskan gaya-gaya gravitasi
dan lateral ke kolom dan dinding.

Tata letak plat lantai

bergantung pada bentuk dan sistem struktur bangunan.


Beban gravitasi diteruskan oleh plat lantai secara langsung
atau melalui rangka lantai ke kolom dan ke dinding. Plat
lantai dapat membagi gaya-gaya gravitasi secara dua arah
(plat dua arah, plat rata, plat wafel) dan satu arah (plat padat,
pan joints).

36

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

37

Untuk mendesain plat lantai dilakukan secara manual


dengan penentuan gaya yang dihasilkan telah didapatkan dari
program komputer (SAP 2000) berupa gaya setelah
memasukkan beban yang ditentukan. Langkah-langkah
perencanaan plat lantai sebagai berikut :
Perhitungan tebal plat lantai.
Menghitung momen rancang.
Menghitung tinggi efektif (d).
Menghitung rasio tulangan.
Penulangan pada daerah momen lapangan arah Y.
Penulangan pada daerah momen tepi arah Y.
Penulangan pada daerah momen lapangan arah X.
Penulangan pada daerah momen tepi arah X.

Struktur Balok

Pada umumnya struktur balok beton dan plat lantai


beton merupakan suatu kesatuan yang monolit. Balok adalah
suatu komponen struktur lentur yang dibuat secara pracetak
dan masing-masing komponen dibuat secara terpisah, tetapi
saling dihubungkan sedemikian hingga semua bagian
bereaksi terhadap beban kerja, momen lentur, lendutan izin,
gaya geser dan gaya torsi sebagai suatu kesatuan.

37

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

38

Perhitungan desain dimensi dan tulangan balok


dihitung menggunakan bantuan program komputer (SAP
2000), sedangkan untuk pengecekan dari dimensi tulangan
balok secara konvesional (manual).

Struktur Kolom

Kolom merupakan struktur dengan rasio tinggi


terhadap dimensi lateral terkecil sama dengan 3 atau lebih
digunakan terutama untuk mendukung beban aksial tekan.
Dalam proses perencanaan kolom dan tingkat
stabilitasnya, ketentuan mengenai panjang bebas, panjang
efektif, kelangsingan dan faktor pembesaran momen, harus
memenuhi persyaratan (SK SNI T-15-1991-03).
Perencanaan dari komponen struktur kolom harus
didasarkan pada gaya dan momen yang didapat dari analisis
struktur

yang

ditinjau.

Analisis

tersebut

harus

memperhitungkan pengaruh dari beban aksial dan variasi dari


momen inersia pada kekakuan komponen struktur dan pada
gaya, dan pengaruh dari lamanya pembebanan.
Perhitungan desain tulangan kolom dan dimensi
kolom dihitung dengan menggunakan bantuan program
komputer

(SAP

2000),

sedangkan

untuk

mengetahui

kemampuan tulangan dan dimensi kolom lebih teliti dengan


melakukan perhitungan secara konvesional (manual).

38

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

39

Struktur Tangga

Untuk naik ke lantai ruangan yang lebih tinggi di


dalam gedung bertingkat digunakan tangga. Tangga dapat
dibuat dari kayu, pasangan batu, besi, baja, dan beton. Dalam
proyek Pembangunan Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo
Semarang bahan yang digunakan untuk tangga dari beton
bertulang.

Penempatan

tangga

harus

direncanakan

sedemikian rupa, sehingga mudah dicapai dari ruangan


bawah dan cepat mencapai ruangan di atasnya. Konstruksi
tangga harus kuat dan kokoh, tak dapat bergerak atau goyang,
sehingga sambungan-sambungannya tidak mudah retak atau
patah.
Perhitungan desain tulangan plat lantai tangga dan
plat boerdes tangga dihitung secara konvesional (manual),
sedangkan untuk perhitungan dari tulangan balok bordes
tangga menggunakan bantuan program computer (SAP
2000).

2.8.2. Perencanaan Struktur Bawah (Sub-Structure)

Struktur pondasi didefinisikan sebagai bagian dari bangunan


bawah yang meneruskan beban di atasnya ke tanah pendukung.
Pondasi mempunyai persyaratan tanah pendukung agar struktur dapat
bekerja dengan baik.

39

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

40

Parameter Tanah

Istilah

tanah

dalam

bidang

mekanika

tanah

dimaksudkan untuk mencakup semua bahan dari tanah


lempung (clay) sampai berangkai (batu-batu yang besar), jadi
semua endapan alam kecuali batuan tetap. Sistem klasifikasi
yang dipakai dimaksudkan untuk memberikan keterangan
mengenai sifat-sifat teknis dari bahan-bahan itu dengan cara
yang sama.
Semua macam tanah ini secara umum terdiri dari tiga
bahan, yaitu butiran tanahnya sendiri, serta air dan udara
yang terdapat dalam ruangan antara butir-butir tersebut.
Ruangan ini disebut pori (voids). Metode-metode klasifikasi
ini tidak boleh dicampur baur, walaupun diperbolehkan untuk
melampirkan keterangan geologis pada akhir dari keterangan
mekanika tanah. Metode-metode yang paling penting untuk
melakukan penyelidikan tanah adalah sebagai berikut :

Drilling (Pemboran).

Trial Pits (Sumur percobaan).

Sampling (Pengambilan contoh tanah).

Penetration Test (Percobaan penetrasi).

Vane Test.

40

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

41

Kapasitas Dukung Tanah

Dalam perencanaan struktur pondasi gedung atau


bangunan lainnya, harus memperhatikan kapasitas dukung
tanah. Kapasitas dukung tanah / ultimit (qult) didefinisikan
sebagai tekanan terkecil yang dapat menyebabkan keruntuhan
geser pada tanah pendukung tepat di bawah dan di sekeliling
pondasi untuk menahan beban.

Bilamana beban di atas

sebuah pondasi ditambah sedikit demi sedikit maka pondasi


tersebut akan turun. Besarnya penurunan yang akan terjadi
pada setiap penambahan beban dapat ditentukan dengan
grafik penurunan terhadap beban.

Dalam hal ini bahwa

regangan yang dapat ditahan pondasi merupakan daya


dukung keseimbangan (ultimate bering capacity).
Perlu diperhatikan bahwa hasil-hasil perhitungan
kapasitas dukung tanah sangat peka terhadap nilai-nilai
asumsi parameter kekuatan geser terutama untuk nilai yang
tinggi.

Akibatnya

perlu

dipertimbangkan

keakuratan

parameter-parameter kekuatan geser yang digunakan.

41

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

42

Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang dipergunakan bilamana lapisan-lapisan


bagian atas dari pada tanah begitu lembek, sehingga tidak
cukup kuat untuk memikul bangunan dengan memakai
pondasi langsung atau pondasi plat. Dalam hal ini pondasi
tiang diperlukan untuk meneruskan beban ke dalam lapisan
tanah keras (bedrock). Jika pondasi tiang tidak mencapai
tanah keras, maka beban struktur atas akan ditahan oleh friksi
antara tiang dan tanah.
Untuk keperluan perencanaan, tiang dapat dibagi
menjadi dua golongan :
1. Point Bearing Piles.
Tiang semacam ini dimasukkan sampai lapisan
tanah yang keras sehigga beban bangunan dipikul
pada lapisan ini. Lapisan keras ini boleh terdiri
dari bahan apapun, meliputi lempung keras
sampai batuan tetap. Bilamana lapisan ini
merupakan batu keras maka penentuan daya
dukung tiang tidak menjadi soal. Daya dukung
dalam hal ini tergantung pada kekuatan tiang
sendiri dan dapat dihitung dari tegangan yang
diperbolehkan pada bahan tiang.

42

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

43

Bilamana lapisan keras ini terdiri dari pasir maka


daya dukung tiang tergantung pada sifat-sifat
lapisan pasir tersebut (terutama kepadatannya) dan
kita harus dapat menaksir gaya melawan lapisan
tersebut terhadap ujung tiang. Cara yang paling
baik dan sederhana untuk maksud ini ialah dengan
alat sondir.
2. Friction Piles.
Kadang-kadang ditemukan keadaan tanah dimana
lapisan keras sangat dalam sehingga pembuatan
dan pemancangan tiang sampai lapisan tersebut
sukar dilaksanakan. Dalam hal ini mungkin dapat
dipergunakan (friction piles), yaitu tiang yang
tertahan oleh pelekatan antara tiang dengan tanah.
Tiang semacam ini disebut juga tiang terapung
(floating piles).
Bilamana tiang ini dimasukkan dalam lapisan
lempung maka perlawanan ujung akan jauh lebih
kecil dari pada perlawanan akibat pelekatan antara
tiang dan tanah. Karena itu, untuk menghitung
daya dukung tiang ini dalam lempung kita harus
dapat menentukan besarnya gaya peletakan antara
tiang dengan tanah.

43

Proyek Akhir
Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

44

Secara teoritis daya dukung tiang (Q) ini dapat


dihitung dengan rumus berdasarkan data sondir
sebagai berikut :

Dalam Wesley (1977) untuk tiang yang


dipancang sampai lapisan pasir :
Qijin =

(qc . Aujung )
3

(T f .O)
5

Qujung

Qfriksi

Dalam Wesley (1977) untuk tiang yang


dipancang pada tanah lempung :
Qijin =

(qc . Aujung )
5

(T f .O)
10

Dalam Wesley (1977) untuk tiang yang


dipancang pada tanah lempung jika ujung
tiang telah mencapai tanah keras :
Qijin =

(qc . Aujung )
3

(T f .O)
10

Dimana :
Qijin

= Kapasitas ijin pondasi tiang tunggal


(kg).

qc

= Perlawanan ujung sondir (kg/cm2).

Tf

= Total friction sondir (kg/cm1).

Aujung = Luas permukaan ujung tiang (cm2).


O

= Keliling tiang (cm).

44

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

45

BAB III
PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

3.1.

Uraian Umum Konstruksi Atap


Konstruksi atap atau kuda-kuda yang direncanakan menggunakan
baja siku sama sisi double angle merupakan suatu konstruksi pikul yang
dibangun dari segitiga-segitiga sebagai pelindung manusia terhadap cuaca.
Suatu rangka dapat statis tertentu atau statis tak tertentu di
dalamnya.

Hal ini tergantung dari pada banyaknya batang dan juga

banyaknya titik pertemuan. Bentuk konstruksi atap sangat bergantung


pada tujuannya, kebanyakan terdiri dari batang tepi atas, batang vertikal,
batang diagonal dan batang tepi bawah.

Batang tepi bawah pada

umumnya hanya dibebani gaya tarikan sedangkan batang tepi atas


mengalami tekanan. Sebelum menentukan gaya-gaya batang pada rangka
batang, maka ditentukan terlebih dahulu beban-beban yang akan terjadi.
Sebaiknya beban-beban ini berpegang pada titik-titik tumpuan.
Pada kuda-kuda diusahakan agar gording terpasang di atas titik-titik
pertemuan, sehingga beban dianggap sebagai beban setempat. Sedangkan
untuk beban angin dan berat sendiri kuda-kuda yang mana beban ini
dipindahkan oleh gording pada kuda-kuda.

45

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

3.2.

46

Spesifikasi Konstruksi Atap


Dalam perencanaan konstruksi atap baja digunakan spesifikasi
teknik sebagai berikut :

a. Bentang kuda-kuda

17,40 m.

b. Panjang bangunan

62,40 m.

c. Mutu baja

BJ 37.

d. Tegangan dasar ()

1600 kg/cm2.

e. Tegangan leleh (Lt)

2400 kg/cm2.

f. Alat sambung

Baut.

g.

Penutup atap

Metalroof.

h. Beban Metalroof

11 kg/m2.

i. Beban hidup

100 kg/m2.

j. Kemiringan atap

35 o

k. Koef. angin tekan

( + 0,02 - 0,4 ).

l. Koef. angin hisap

( - 0,4 ).

m. Jarak antar kuda-kuda

3,60 m.

n. Tekanan angin

40 kg/m2.

46

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

47

47

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

48

48

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

3.3.

49

Perhitungan Konstruksi Atap


3.3.1. Panjang Batang
Tabel 3.1 Rekapitulasi Panjang Batang
Nomor Batang
a1 = a16
a2 = a15
a3 = a14
a4 = a13
a5= a12
a6 = a11
a7 = a10
a8 = a9
b1 = b16
b2 = b15
b3 = b14
b4 = b13
b5 = b12
b6 = b11
b7 = b10
b8= b9
v1 = v15
v2 = v14
v3 = v13
v4 = v12
v5 = v11
v6 = v10
v7 = v9
v8
d1 = d14
d2 = d13
d3 = d12
d4 = d11
d5 = d10
d6 = d9
d7 = d8

Panjang (m)
1,83
1,46
1,46
1,46
1,46
1,46
1,46
1,83
1,50
1,39
1,39
1,39
1,39
1,39
1,39
1,74
1,05
1,18
1,31
1,44
1,57
1,71
1,84
2,00
1,25
1,29
1,34
1,41
1,48
1,56
1,78

49

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

50

3.3.2. Perencanaan Reng


3.3.2.1. Pembebanan reng
kg/m2

Berat penutup atap + reng + usuk

= 11

Jarak reng

= 0,4 m

Jarak usuk

= 0,5 m

Pembebanan reng

Berat atap + reng + usuk =

0,4 11
q

= 4,4

kg/m+

= 4,4 kg/m

3.3.2.2. Momen yang terjadi


1. Beban Mati
Mx

1
q cos 350 l 2
8

1
4,4 cos 350 0,52
8

q sin

= 0,113 kg.m
My

1
= q sin 350 l2
8
=

1
4,4 sin 350 0,52
8

= 0,079 kg.m

50

q cos
q

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

2. Beban Angin

W diambil 40 kg/m2
a. Angin tekan
Wx = (0,02 - 0,4) dimana = 350
= (0,02 350 - 0,4) 40 0,4
= 4,8 kg/m.
Momen yang timbul
Mx2 =

1
Wx I 2
8
1
4,8 0,5 2
8

= 0,15 kg.m
b. Angin hisap
Koefisien angin hisab = (- 0.4)
Tekanan angin hisab pada usuk :
Wx = - 0.4 40 0,4
= - 6,4 kg/m.
Momen yang timbul
Mx3 =

1
Wx I 2
8
1
(6,4) 0,5 2
8

= - 0,2 kg.m

51

51

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

52

c. Kombinasi Momen
Tabel 3.2 Rekapitulasi Kombinasi Pembebanan Reng
Beban mati(A)

Angin Tekan(B)

Angin Hisap(C)

Mx

0,113 kg.m

0,15 kg.m

- 0,2 kg.m

My

0,079 kg.m

Tabel 3.3 Kombinasi Pembebanan Terbesar


A+B

A+C

Yang Menentukan

0,263 kg.m

-0,087 kg.m

0,263 kg.m

0,079 kg.m

0,079 kg.m

0,079 kg.m

M kombinasi arah X terbesar

M kombinasi arah Y terbesar

= 0,263

kg.m.

= 26,3

kg.cm.

= 0,079

kg.m.

= 7,9

kg.cm.

3.3.2.3. Dimensi Reng

Dimensi reng dimisalkan b =

Wx

1
= bh 2
6

2
h
3
Wy

1 2
b h
6

1 2
( h) h 2
6 3

1 2 2
( h) h
6 3

1 3
h
9

2 3
h
27

52

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

ltr =

100

53

Mx My
+
Wx Wy

7,9
26,3
5
1=
+
2
1
4
h3
h3
27
9

(26,3 9) + (7,9
125 =

h3

27
)
2

h3

= 2,747 cm.

= 1,001 cm dipakai kayu ukuran 0.03 m = 3 cm.

1,307

2
h = 2 cm dipakai ukuran kayu 0.02 m = 2 cm.
3

Jadi dipakai kayu ukuran 2/3 cm.


3.3.2.4. Kontrol Lendutan

f ijin =

1
L
200
1
0.5
200

= 2,5 10-3 m.
Qx

= q cos 350

Qx

= q sin 350

= 4,4 cos 350

= 4,4 sin 350

= 3,604 kg/m.

= 2,523 kg/m.

53

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

lx

1
b h3
12

1
0,02 0,033
12

54

ly

8
4
= 4,5 10 m

fx

1 3
b h
12

1
0,02 3 0,03
12

8
4
= 2 10 m

5 Qx cos 14
=
384 E lx
=

5 3,604 cos 35 0 (0,5) 4


384 10 7 4,5 10 8

= 5,34 10-4 m.
fy

5 Qx sin 14
384 E ly

5 2,523 sin 35 0 (0,5) 4


=
384 10 7 2 10 8
= 5,88 10-4 m.
f maks

Fx 2 + Fy 2

(5,34.10 4 ) 2 + (5,88.10 4 ) 2

= 7,93 10-4 m < f ijin = 2,5 10-3 m (OKE)


3.3.2.5. Kontrol Tegangan
tb

= 100

5
1
4

= 125 kg/cm2 (telah direduksi)

54

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

tb

55

Mx My
+
Wx Wy

Mx
1
b h2
6
26,3
1
2 32
6

My
1
h b2
6
7,9
1
3 22
6

= 12,717 kg.cm2 < ltr = 125 kg.cm2 (OKE)


Jadi reng yang digunakan dengan ukuran 2 / 3 cm kuat dipakai.

55

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

56

3.3.3. Perencanaan Usuk


3.3.3.1. Pembebanan Usuk

Jarak usuk

= 0,5 m.

Jarak gording

= 1.83 m.

Berat atap + reng + usuk

= 11

Berat taksiran usuk (q) = 0,5 11

= 5,5 kg/m +

kg/m.

= 5,5 kg/m.

3.3.3.2. Beban Mati

Momen yang terjadi


Mx

1
q cos 350 l2
8

1
5,5 cos 350 1,832
8

= 1,886 kg.m
My

q sin

1
q sin 350 l2
8
1
5,5 sin 350 1,832
8

= 1,321 kg.m

56

q cos
q

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

57

3.3.3.3. Beban Hidup (Berat Pekerja)

Beban Pekerja = 100 kg


Mx =

1
P cos I
4

1
My = P sin I
4

1
100 cos 35 0 1,83
4

= 37,476 kg.m

1
= 100 sin 35 0 1,83
4
= 26,241 kg.m

3.3.3.4. Beban Angin

W diambil 40 kg/m2
1. Angin tekan
Wx = (0,02 - 0,4) dimana = 350
= (0,02 35 0,4) 40 0,5
= 6 kg/m
Momen yang timbul
Mx =

1
Wx I 2
8

1
6 1,83 2
8

= 2,512 kg.m
2. Angin hisap
Koefisien angin hisab = (- 0,4)
Tekanan angin hisab pada usuk :
Wx = - 0,4 40 0,5
= - 8 kg/m

57

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

58

Momen yang timbul


Mx =

1
Wx I 2
8
1
(8) 1,83 2
8

= -3,349 kg.m
3.3.3.5. Momen Kombinasi

Tabel 3.4 Rekapitulasi Kombinasi Pembebanann Usuk


Beban mati(A)

Beban Hidup(B)

Angin Tekan(C)

Angin Hisap(D)

Mx

1,886 kg.m

37,476 kg.m

2,512 kg.m

-3,349 kg.m

My

1,321 kg.m

26,241 kg.m

Tabel 3.5 Kombinasi Pembebanan Terbesar


A+B

A+B+C

A+B+D

Yang Menentukan

39,362 kg.m

41,874 kg.m

36,013 kg.m

41,874 kg.m

27,562 kg.m

27,562 kg.m

27,562 kg.m

27,562 kg.m

M kombinasi arah X terbesar

M kombinasi arah Y terbesar

58

= 41,874

kg.m.

= 4187,4

kg.cm.

= 27,562

kg.m.

= 2756,2

kg.cm.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

59

3.3.3.6. Dimensi Usuk

Dimensi usuk dimisalkan b =

Wx =

1 2
bh
6

Wy =

1 2
hb
6

1 2
( h) h 2
6 3

1 2 2
( h) h
6 3

1 3
h
9

2 3
h
27

ltr

100

2
h
3

Mx My
+
Wx Wy

4187,4 2756,2
5
1=
+
1 3
2 3
4
h
h
9
27

(4187,4 9) + (2756,2
125

h3

= 599,162 cm.

h3

27
)
2

599,162

= 8,430 cm dipakai kayu ukuran 0.08 m = 8 cm.

2
h = 5,333 cm dipakai ukuran kayu 0.05 m = 6 cm.
3

Jadi dipakai ukuran usuk 6 / 8 cm.

59

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

60

3.3.3.7. Kontrol Lendutan

f ijin

1
l
200

1
1,83
200

= 9,15 10-3 m.
Qx

lx

= q cos 350
= 5,5 cos 350

= 5,5 sin 350

= 4,505 kg/m.

= 3,155 kg/m.

1
b h3
12

1
0,06 0,08 3
12

ly

= 2,56 10 6 m 4 .
fx

5 Qx cos 14
384 E lx

5 4,505 cos 35 0 (1,83) 4


=
384 10 7 2,56 10 6

= 2,11 10-3 m.
fy

= q sin 350

Qx

5 Qx sin 14
=
384 E ly

5 3,155 sin 35 0 (1,83) 4


384 10 7 1,44 10 6

= 1,84 10-3 m.

60

1 3
b h
12

1
0,06 3 0,08
12

= 1,44 10 6 m 4 .

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

f maks

61

Fx 2 + Fy 2

(2,11.10 3 ) 2 + (1,84.10 3 ) 2

= 2,79 10-3 m < f ijin = 9,15 10-3 m (OKE)


3.3.3.8. Kontrol Tegangan
tb

= 100

5
1
4

= 125 kg/cm2 (telah direduksi)


tb

Mx My
+
Wx Wy
Mx

1
b h2
6

My

1
h b2
6

4187,4
2756,2
+
1
1
6 82
8 62
6
6

= 122,849 kg.cm2 < ltr = 125 kg.cm2 (OKE)


Jadi usuk yang digunakan dengan ukuran 6 / 8 cm kuat dipakai.

61

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

62

3.3.4. Perencanaan Gording

Sudut atap

= 350

Jarak gording

= 1,830

m.

Jarak antar kuda-kuda

= 3,60

m.

Beban Metalroof

= 11

kg/m2.

Beban hidup

= 100

kg/m2.

Tekanan angin pantai

= 40

kg/m2.

Perencanaan dicoba menggunakan Baja [ 100.50.20.2,3.


Dari tabel didapat :
-

Ix

= 80,7 cm4.

Iy

= 19,0 cm4.

Wx

= 16,1 cm3.

Wy

= 6,06 cm3.

= 4,06 kg/m.

qy
q

qx

3.3.4.1. Beban yang Bekerja

Beban Mati

Beban penutup atap metalroof = 1,830 11 = 20,13 kg/m.


Beban sendiri gording

= 3,60 4,06 = 14,62 kg/m +


q

Beban Track Stang

= 34,75 kg/m.

= (10% q) = 3,475 kg/m +


q total

62

= 38,23 kg/m.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

qx = q cos

63

qy = q sin

= 38,23 cos 35o

= 38,23 sin 35o

= 31,32 kg/m.

= 21,93 kg/m.

Pada arah sumbu lemah kita pasang trackstang pada tengahtengah bentang sehingga :
Ly =

1
l
2
1
3,60 = 1,8 m.
2
Momen akibat qy :

Momen akibat qx :
Mx =

1
qx (lk
8

)2

My =

1
lk
qy

8
2

1
2
= 31,32 (3,60)
8

1
3,60
= 21,93

8
2

= 50,74 Kg.m.

= 8,88 Kg.m.

Beban Hidup

Px = P cos

Py = P sin

= 100 cos 35o

= 100 sin 35o

= 81,92 kg/m.

= 57,36 kg/m.

63

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

64

Momen akibat px :
Mx =

Momen akibat py :

1
Px lk
4

My =

1
lk
py

4
2

1
= 81,92 3,60
4

1
3,60
= 57,36

4
2

= 73,73 kg.m.

= 25,81 kg.m.

Beban Angin

= 35o
Angin pantai = 40 kg/m2 (PMI 1970)

Angin tekan
- Koefisien tekan

(Ct)

= (0,02 0,4 )

= 0,02 35 0 0,4

= 0,3
= Ct L

- q angin tekan (t)

= 40 0,3 1,830
= 21,96 kg/m.

Angin hisap
(Ch)

- Koefisien hisap
- q angin hisap (t)

= (-0,4)
= Ct L
= 40 (0,4) 1,830
= -29,28 kg/m.

64

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

65

Momen akibat qt :

Mx =

Momen akibat qh :

1
t (lk
8

)2

Mx =

1
h (lk
8

)2

1
2
= 21,96 (3,60)
8

1
2
= (29,28) (3,60)
8

= 35,58 kg.m.

= - 47,43 kg.m.

Kombinasi Pembebanan

Berdasarkan Peraturan muatan Indonesia (PMI 1970)


kombinasi pembebanan meliputi :

Pembebanan tetap

= Beban mati + Beban hidup.

Pembebanan sementara

= Beban mati + hidup + angin


tekan + hisap.

Tabel 3.6 Rekapitulasi Kombinasi Pembebanan Gording


Beban mati(A)

Beban Hidup(B)

Angin Tekan(C)

Angin Hisap(D)

Mx

50,74 kg.m

73,73 kg.m

35,58 kg.m

- 47,43 kg.m

My

8,88 kg.m

25,81 kg.m

Tabel 3.7 Kombinasi Pembebanan Terbesar


A+B

A+B+C

A+B+D

Yang Menentukan

124,47 kg.m

160,05 kg.m

77,04 kg.m

160,05 kg.m

34,69 kg.m

34,69 kg.m

34,69 kg.m

34,69 kg.m

M kombinasi arah X terbesar

M kombinasi arah Y terbesar

65

= 160,05

kg.m.

= 16005

kg.cm.

= 34,69

kg.m.

= 3469

kg.cm.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

66

Kontrol terhadap tegangan

M X MY
+
WX
WY

16005 3469
+
16,1
6,06

= 1536,6 kg/cm2 = 1600 kg/cm2 (OKE)

Cek Lendutan

Lendutan maksimum
akibat beban mati + beban hidup <

ijin =

1
L (PPBBI).
250

Lk 360
=
= 1,44 cm.
250 250

Dimana : = Lendutan batang.


E = Modulus Elastisitas 2,1 106 kg/cm2.
Lk = Panjang tekuk batang.

Lendutan pada sumbu X-X :


Untuk x (lendutan sumbu lemah profil gording)
adanya trackstang, maka harga ly diambil :
1
l x = 180 cm.
2

66

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

x =

67

5 qy .(Lk )
Py ( Lk ) 3
+
384 E ly
48 E ly
4

21,93
4
5
(180)
57,36 (180) 3
100
=
)
+
384 (2,1 10 6 ) 19,0 48 2,1 10 6 19,0

= 0,075 + 0,175
= 0,250 cm.

Lendutan pada sumbu Y-Y :


5 qx (Lk )
Px ( Lk ) 3
+
y =
384 E lx
48 E lx
4

31,32
4
5
(360)
81,92 (360) 3
100
=
+
384 2,1 10 6 80,7 48 2,1 10 6 80,7

= 0,404 + 0,469
= 0,873 cm.

Resultan lendutan :

x 2 + y 2

(0,250)2 + (0,873)2

= 0,908 cm < ijin = 1,44 cm (OKE)

Maka dipakai profil [ 100.50.20.2,3.

67

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

68

3.3.5. Pendemensian Track Stang

1.

Beban mati

Berat penutup atap metalroof = 11 1,830 = 20,130 kg.

Berat gording

= 4,060 kg +
q

qy = q sin
= 24,190 sin 350
= 13,875 kg.
2.

Beban hidup
P = 100 kg
Py = P sin
= 100 sin 350
= 57,358 kg.
total beban yang bekerja dalam arah y :
Py = 1,2 qy + 1,6 Py
= 1,2 13,875 + 1,6 57,358
= 108,423 kg
= 1600 kg/cm2
=

P
A

A =

108,423
= 0,068
1600

68

= 24,190 kg.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

A =

0,068

69

1
d 2
4
1
3,14 d 2
4

d2 = 0,717
d = 0,846 cm 8,46 mm.
Ukuran minimal track stang adalah 10 mm, maka track
stang yang dipakai adalah berukuran 10 mm.

69

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

70

3.3.6. Perencanaan Kuda-Kuda

Analisa pembebanan atap (P) pada titik letak gording analisis


pembanan ini nantinya sebagai data input pada perhitungan dengan
SAP 2000.
3.3.6.1. Beban yang Bekerja

Berat sendiri multiroof

= 11

kg/m2.

Berat sendiri gording

= 4,06

kg/m.

Berat sendiri kuda-kuda

= 2 + (0,66 L)

(rumus taksiran Kons. Baja II jilid 1) = 2 + (0,66 17,4 m)


= 13,484 kg/m2.

Beban hidup

= 100

kg/m2.

Jumlah gording

= 12

buah.

3.3.6.2. Besar Gaya Pada Titik Buhul

Berat multiroof

= 11 3,60 12,45 2

= 986,04 kg

Berat gording

= 17 4,06 3,60

= 248,47 kg

Berat kuda-kuda = 12,48 3,60 12,45 2 = 1118,70 kg +


q

Berat Track stang = (10% q)

Berat Plafon +
Penggantung

= 2353,21 kg
= 235,321 kg

= (11 + 7 ) 3,60 1,50

= 97,2

kg +

qtotal = 2685,73 kg

70

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

1.

71

Beban atap terpusat (beban mati) tiap titik pada gording (PDL):

4 q + 8q = q total
2

10q = q total
10q = 2685,73
q = 268,73 kg.
2.

Beban atap terpusat (beban hidup) tiap titik pada gording


(PLL):
PLL

3.

= 100 kg

Beban tekanan angin


a. koefisien angin tekan

= (0,02 0,4)
= (0,02 35o 0,4)
= 0,3.

- Angin tekan
W1

= (0,3 40 1,830 3,60)


= 79,056 Kg 80 Kg

- W1 pada buhul

= 80 kg.

- W1 pada tepi

b. koefisien angin hisap


- Angin hisap
W2

80
= 40 kg.
2

= ( 0,4)
= (-0,4 40 1,830 3,60)
= 105,408 kg 105 kg.

- W2 pada buhul

= 105 kg.

- W2 pada tepi

71

105
= 52,5 kg.
2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

72

Beban Mati
PDL
PDL

PDL

PDL

PDL
PDL

PDL

PDL

PDL

PDL

PDL

PDL

PDL

PDL

PDL
PDL

PDL

Gambar 3.3 Pembebanan akibat Beban Mati


Beban Hidup
PLL
PLL

PLL
PLL

PLL
PLL

PLL

PLL

PLL

PLL

PLL

PLL

PLL
PLL

PLL

PLL

PLL

Gambar 3.4 Pembebanan akibat Beban Hidup


Beban Angin
W
W

W
W
W

W
W

W
W

Gambar 3.5 Pembebanan akibat Beban Angin

72

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

73

3.3.7. Perhitungan Gaya Batang

Untuk seluruh prosedur perhitungan mekanika / analisa struktur


untuk gaya-gaya batang pada konstruksi rangka atap (kuda-kuda) truss
dilakukan dengan bantuan program komputer Structure Analysis

Programme (SAP 2000) versi 8.00 dalam bentuk 2 dimensi (2D) truss
dengan pembebanan yang telah dihitung sebelumnya berupa beban
mati, beban hidup, dan beban angin tekan + hisap yang merupakan
input dari pembebanan.
Perhitungan mekanika / analisa struktur berupa out put gayagaya batang hasil dari perhitungan program komputer SAP 2000 versi
8.00 dilampirkan. Hasil dari out put gaya-gaya batang tersebut
digunakan untuk pendemensian rangka batang kuda-kuda baja truss.
3.3.8. Perhitungan Dimensi Batang
3.3.8.1. Perencanaan Batang Atas (Batang Tekan)

Batang a2 s/d a17


Diketahui :

P maksimum (Pk)

= 9784,49 kg.
(hasil analisa SAP 2000).

Panjang maksimum (Lk)

= 1,83 m = 183 cm.

Tegangan dasar (dasar)

= 1600 kg/cm2.

Tegangan lentur (lt)

= 2400 kg/cm2.

Tebal plat buhul ()

= 1 cm.

73

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

74

Penentuan dimensi :
= n P (LK)2

Imin (perlu)

= 1,5 9,784 (1,83)2


= 49,148 cm4
Imin (perlu)

1
49,148
2

= 24,574 cm4
n : faktor keamanan ditentukan = 1,5
E : Modulus elastisitas.
Dicoba profil siku sama kaki JL.60.60.8
Dari Tabel Profil Diperoleh :
A

= 9,03 cm2.

= 1,77 cm.

Ix = Iy

= 29,1 cm4.

ix = iy

= 1,80 cm.

y1

y1

y1

y1

= 7,09 kg/m.

Lk
i min

183cm
24,574cm

= 7,446 cm.
Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun (a) :
a

= (2 e) +
= (2 1,77) + 1 = 4,54 cm.

74

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

75

Pemeriksaan tekuk terhadap sumbu bahan X-X :

Ixprofil

= 2 Ix = 2 29,1 = 58,2 cm4.

Aprofil

= 2 A = 2 9,03 = 18,06 cm.


Ix profil

ixgabungan =

Aprofil

Lk
ixgab

183
3,223

58,2
= 3,223 cm.
18,06

= 56,779 < 200 (OKE)


g

E
0,7 l

2,1 106
= 3,14
0,7 2400

= 111,02
s

x
g

56,779
111,020

= 0,511

75

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Karena untuk 0,183 < s < 1 maka :

1,41
1,593 s
1,41
1,593 0,511

= 1,372
Kontrol tegangan < dasar = 1600 kg/cm2
=

P
Aprofil

= 1,372

9784,49
18,06

= 743,318 kg/cm2 < dasar = 1600 kg/cm2 (OKE)


Pemeriksaan tekuk terhadap sumbu bahan Y-Y :

= (2 e) +
= (2 1,77) + 1 = 4,54 cm.

Iyprofil

1
= 2 Iy + {2 A ( a )2}
2
1
= 2 29,1 + 2 {9,03 ( 4,54 )2}
2
= 151,261 cm4

Aprofil

= 2 A = 2 9,03 = 18,06 cm.

76

76

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Iy profil

Iygabungan =

Aprofil

151,261
18,06

= 2,894 cm.
y

Lk
iy gab

183
2,894

= 63,234 < 200 (OKE)


g

E
0,7 l

2,1 106
= 3,14
0,7 2400

= 111,02
s

y
g

63,234
111,02

= 0,569

77

77

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

78

Karena untuk 0,183 < s < 1 maka :


1,41
1,593 s

1,41
1,593 0,569

= 1,024
Kontrol tegangan < dasar = 1600 kg/cm2
=

P
Aprofil

= 1,024

9784,49
18,06

= 554,779 kg/cm2 < dasar = 1600 kg/cm2 (OKE)


Jadi profil JL 60.60.8 aman dipakai.
3.3.8.2. Perencanaan Batang Bawah (Batang tarik)

Batang b1 ; b2 ; b19 s/d b32


Diketahui :

P maksimum (Pk)

= 9312,25 kg.
(hasil analisa SAP 2000)

Panjang maksimum (Lk)

= 1,74 m = 174 cm.

Tegangan dasar (dasar)

= 1600 kg/cm2.

Tegangan lentur (lt)

= 2400 kg/cm2.

Tebal plat buhul ()

= 1 cm.

78

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

79

Menentukan tegangan tarik karena lubang :


tr

= 0,75
= 0,75 1600
= 1200 kg/cm2

Menghitung luas profil yang diperlukan :


A netto 2 profil =

P
9312,25
=
= 7,760 cm2
tr
1200

A bruto 2 profil =

Anetto2 profil
0,85

7,760
0,85

= 9,129 cm2

A bruto 1 profil =

Abruto 2 profil
9,129
=
2
2

= 4,565 cm2

Dicoba profil siku sama kaki JL 45.45.7


Dari tabel profil diperoleh :
e

= 5,86 cm

= 1,36 cm.

Ix = Iy

= 10,4 cm4

y1

y1

y1

y1

ix = iy

= 1,33 cm.

= 3,38 kg/m.

Aprofil

= 2 A = 2 5,86 = 11,72 cm.

Kontrol kelangsingan < 240 :


y

Lk
imin

174
1,33

= 130,827 < 240 (OKE)

79

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

80

Kontrol tegangan < tr = 1200 kg/cm2 :

P
Aprofil

9312,25
11,72

= 794,561 kg/cm2 < tr = 1200 kg/cm2 (OKE)


Jadi profil JL 45.45.7 aman dipakai.
3.3.8.3. Perencanaan Batang Vertikal (Batang Tekan)

Batang v33 ; v35 ; v37 ; v39 ; v41 ; v43 ; v45 ; v47 ; v49 ; v51 ; v53 ;
v55 ; v57 ; v59 ; v61
Diketahui :

P maksimum (Pk)

= 9971,35 kg.
(hasil analisa SAP 2000)

Panjang maksimum (Lk)

= 2,00 m = 200 cm.

Tegangan dasar (dasar)

= 1600 kg/cm2.

Tegangan lentur (lt)

= 2400 kg/cm2.

Tebal plat buhul ()

= 1 cm.

Penentuan dimensi :
Imin (perlu)

= n P (LK)2
= 1,5 9,971 (2,00)2
= 59,826 cm4.

80

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Imin (perlu)

81

1
59,826
2

= 29,913 cm4.
n : faktor keamanan ditentukan = 1,5.
E : Modulus elastisitas.
Dicoba profil siku sama kaki JL.60.60.6
Dari Tabel Profil Diperoleh :
A

= 9,03 cm2.

= 1,77 cm.

Ix = Iy

= 29,1 cm4.

ix = iy

= 1,80 cm.

e
y1

y1

y1

y1

= 7,09 kg/m.
Lk
i min

200cm
29,913cm

= 6,686 cm.
Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun (a) :
a

= (2 e) +
= (2 1,77) + 1 = 4,54 cm.

Pemeriksaan tekuk terhadap sumbu bahan X-X :

Ixprofil

= 2 Ix = 2 29,1 = 58,2 cm4.

Aprofil

= 2 A = 2 9,03 = 18,06 cm.

ixgabungan =

Ix profil
Aprofil

81

58,2
= 1,795 cm.
18,06

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Lk
ixgab

200
1,795

= 111,421 < 200 (OKE)


g

E
0,7 l

= 3,14

2,1 106
0,7 2400

= 111,02
s

x
g

111,421
111,020

= 1,004
Karena untuk s 1 maka :

= 2,381 s 2
= 2,381 (1,004)2
= 2,400

Kontrol tegangan < dasar = 1600 kg/cm2


=

P
Aprofil

= 2,400

9971,35
18,06

= 1325,096 kg/cm2 < dasar = 1600 kg/cm2 (OKE)

82

82

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Pemeriksaan tekuk terhadap sumbu bahan Y-Y :

= (2 e) +
= (2 1,77) + 1 = 4,54 cm.

Iyprofil

1
= 2 Iy + {2 A ( a )2}
2
1
= 2 29,1 + 2 {9,03 ( 4,54 )2}
2
= 151,261 cm4.

Aprofil

= 2 A = 2 9,03 = 18,06 cm.


Iy profil

Iygabungan =

Aprofil

151,261
18,06

= 2,894 cm.
y

Lk
iy gab

200
2,894

= 69,109 < 200 (OKE)


g

E
0,7 l

2,1 106
= 3,14
0,7 2400

= 111,02

83

83

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

y
g

69,109
111,02

= 0,622
Karena untuk 0,183 < s < 1 maka :
1,41
1,593 s

1,41
1,593 0,622

= 1,452
Kontrol tegangan < dasar = 1600 kg/cm2
=

P
Aprofil

= 1,452

9971,35
18,06

= 801,683 kg/cm2 < dasar = 1600 kg/cm2 (OKE)


Jadi profil JL 60.60.8 aman dipakai.

84

84

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

85

3.3.8.4. Perencanaan Batang Diagonal (Batang Tarik)

Batang d34 ; d36 ; d38 ; d40 ; d42 ; d44 ; d46 ; d48 ; d50 ; d52 ; d54 ; d56 ;
d58 ; d60
Diketahui :

P maksimum (Pk)

= 3597,13 kg.
(hasil analisa SAP 2000)

Panjang maksimum (Lk)

= 1,78 m = 178 cm.

Tegangan dasar ()

= 1600 kg/cm2.

Tegangan lentur (lt)

= 2400 kg/cm2.

Tebal plat buhul ()

= 1 cm.

Menentukan tegangan tarik karena lubang :


tr

= 0,75
= 0,75 1600
= 1200 kg/cm2.

Menghitung luas profil yang diperlukan :


A netto 2 profil =

P
3597,13
=
= 2,998 cm2.
tr
1200

A bruto 2 profil =

Anetto2 profil
0,85

2,998
0,85

= 3,527 cm2.

A bruto 1 profil =

Abruto 2 profil
3,527
=
2
2

= 1,764 cm2.

Dicoba profil siku sama kaki JL 35.35.6.

85

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

86

Dari tabel profil diperoleh :


e

= 3,87 cm .

= 1,08 cm.

Ix = Iy

= 4,14 cm4.

ix = iy

= 1,04 cm.

= 3,04 kg/m.

Aprofil

= 2 A = 2 3,87 = 7,74 cm.

y1

y1
b

y1

y1

Kontrol kelangsingan < 240 :


y

Lk
imin

178
1,04

= 171,154 < 240 (OKE)


Kontrol tegangan < tr = 1200 kg/cm2 :

P
Aprofil

3597,13
7,74

= 464,745 kg/cm2 < tr = 1200 kg/cm2 (OKE)


Jadi profil JL 35.35.6 aman dipakai.

86

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

87

Tabel 3.8 Rekapitulasi perencanaan Profil Batang


Nama Batang

Profil Batang

a2,a3,a4,a5,a6,a7,a8,a9,a10,a11,a12,a13,a14,a15,a16,a17

JL 60.60.8

b1,b19,b20,b21,b22,b23,b24,b25,b26,b27,b28,b29,b30,b31,b31,b18

JL 45.45.6

v33,v35,v37,v39,v41,v43,v45,v47,v49,v51,v53,v55,v57,v59,v61

JL 60.60.8

d34,d36,d38,d40,d42,d44,d46,d48,d50,d52,d54,d56,d58,d60

JL 35.35.6

3.3.9. Perhitungan Plat Kopel

Data profil :
l

= 2,00 m.

Profil = JL.60.60.8.

= 9971,35 kg.

A1

= 9,03 cm2.

= 6 mm.

= 1,77 cm.

BJ

= 37.

Ix1=Iy1 = 29,1 cm4.

= 2400 kg/cm2.

ix = iy = 1,80 cm.

= 1600 kg/cm2.

3.3.9.1. Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu X-X

Ix prof

= 2 Ix1 = 2 29,1 = 58,2 cm2.

A prof

= 2 A1 = 2 9,03 = 18,06 cm2.


Ix profil

iz

APr ofil

lk
ix

58,2
18,06

= 1,79 cm.

200
= 111,73 < max = 200 (OKE)
1,79

E
0,7

87

= 3,14

2,1 10 6
= 135,97
0,7 1600

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

x 111,73
=
= 0.823
g 135,97

Karena untuk 0,183 < s < 1 maka :


1,41
1,593 s

1,41
1,593 0,823

= 1,831
N

= x
Aprof
9971,35
= 1,831

18,06
= 1010,9 kg/cm2 < = 1600 kg/cm2 (OKE)
3.3.9.2. Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Y-Y

Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun (a) :


a

= (2 e) +
= (2 1,77) + 10
= 13,54 cm.

Iyprofil

1
= 2 Iy1 + {2 A1 ( a )2}
2
1
= 2 29,1 + 2 {9,03 ( 13,54 )2}
2
= 885,94 cm4.

88

88

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

iy

89

Iy profil
A1

885,94
= 7 cm.
18,06
lk
200
= 28,57 < 200 (OKE)
=
7
iy

3.3.9.3. Perhitungan Plat Kopel

Alat penyambung digunakan paku keling 1 cm.


Tebal plat kopel () direncanakan = 6 mm.
Ip

1
= 2 h3
12

1
= 2 0,6 h 3
12

Syarat plat kopel :

L1

I
Ip
10 1
a
L1

1
2 0,6 (h 3 )
29,1
12
10
13,54
200

h3

= 197

= 5,818 cm.

Digunakan plat kopel ukuran :

= 0,6 cm.

= 6 cm.

89

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

90

Syarat jarak antar paku keling


S1 = 1,5 S1 3

S = 2,5 S 7

S1 = 1,5

S = h (2 S1)

= 1,5 cm.

= 3 cm.

1,5 cm 1,5 cm 3 cm

2,5 cm 3 cm 7 cm

(OKE)

(OKE)

3.3.10. Perhitungan Sambungan Baut


3.3.10.1. Kekuatan Satu Baut
10
11

12

8
26

7
25

6
5

23

14
28

24

15
29
30

22

13
27

21

16
17

31

20

32
19

Gambar 3.6 Titik Buhul Kuda-Kuda

Diameter baut (d)

= 1,27 cm.

Jenis sambungan

= irisan dua.

Tebal profil JL 60.60.8 = 2 8 mm = 16 mm.


Tebal profil JL 45.45.6 = 2 6 mm = 12 mm.
Tebal profil JL 35.35.6 = 2 6 mm = 12 mm.
Tegangan geser ijin () = 0,6 1600 = 960 kg/cm2.

90

18

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

91

Tegangan tumpuan ijin (tp) = 1,5 dsr


= 1,5 1600
= 2400 kg/cm2.
Sambungan irisan dua
Ngs = 2
Ntp

d2 ijin

= tf d tp

tf = tebal dari (2 tebal profil).

= tebal plat buhul 10 mm.

Daya pikul satu baut terhadap geser :


Ngs = 2

=2

d2 ijin

3,14
(1.27)2 960
4

= 2430,96 kg.
Daya pikul satu baut terhadap tumpu :

Ntp JL 60.60.8

= tf d tp
= 1,6 1,27 2400
= 4876,8 kg > Ngs = 2430,96 kg (OKE)

Ntp JL 45.45.6

= tf d tp
= 1,2 1,27 2400
= 3657,6 kg > Ngs = 2430,96 kg (OKE)

91

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Ntp JL 35.35.6

92

= tf d tp
= 1,2 1,27 2400
= 3657,6 kg > Ngs = 2430,96 kg (OKE)

Maka dapat ditentukan kekuatan 1 baut karena :


Ngs = 2430,96 kg < Ntp profil.
3.3.10.2. Penempatan Baut

2,5d < s < 7d

= 2,5 1,27 cm < s < 7 1,27 cm.


= 3,175 cm < s < 8,89 cm.

1,5d < s 1 < 2d = 1,5 1,27 cm < s 1 < 2 1,27 cm.


= 1,905 cm < s 1 < 2,54 cm.

2,5d < u < 7d

= 2,5 1,27 cm < u < 7 1,27 cm.


= 3,175 cm < u < 8,89 cm.

3.3.10.3. Perhitungan Jumlah Baut


1. Buhul 1
S33=3907,55 kg

S19=1055,84 kg

S1=362,18 kg
1

Batang S1
Besar gaya batang

= 362,18 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

362,18
= 0,15 2 baut.
2430,96

92

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

93

Batang S19
Besar gaya batang

= 1055,84 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

1055,84
= 0,43 2 baut.
2430,96

Batang S33
Besar gaya batang

= 3907,55 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

3907,55
= 1,61 3 baut.
2430,96

2. Buhul 2

S2=446,68 kg

S1=362,18 kg

Batang S1
Besar gaya batang

= 362,18 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

362,18
= 0,15 2 baut.
2430,96

Batang S2
Besar gaya batang

= 446,68 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

466,68
= 0,19 2 baut.
2430,96

93

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

94

3. Buhul 4

S4=6596,36 kg
4

S3=3785,50 kg

S36=2473,82 kg
S35=3017,89 kg

Batang S4
Besar gaya batang

= 6596,36 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

6596,36
= 2,71 3 baut.
2430,96

Batang S35
Besar gaya batang

= 3017,89 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

3017,89
= 1,24 2 baut.
2430,96

Batang S36
Besar gaya batang

= 2473,82 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

2473,82
= 1,02 2 baut.
2430,96

94

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

95

4. Buhul 6

S6=9379,49 kg
6

S5=8375,96 kg

S40=963,57 kg
S39=1581,46 kg
Batang S5
Besar gaya batang

= 8375,96 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

8375,96
= 3,45 4 baut.
2430,96

Batang S6
Besar gaya batang

= 9379,49 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

9379,49
= 3,86 4 baut.
2430,96

Batang S39
Besar gaya batang

= 1581,46 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

1581,46
= 0,65 2 baut.
2430,96

Batang S40
Besar gaya batang

= 963,57 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

963,57
= 0,39 2 baut.
2430,96

95

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

96

5. Buhul 10
10

S9=9133,20 kg

S10=9133,20 kg

S47=9971,35 kg
Batang S9 dan S10
Besar gaya batang

= 9133,20 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

9133,20
= 3,76 4 baut.
2430,96

Batang S47
Besar gaya batang

= 9971,35 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

9971,35
= 4,10 4 baut.
2430,96

6. Buhul 23

S41=976,48 kg
S40=963,57 kg
S22=7971,49 kg

S23=8926,85 kg
23

Batang S22
Besar gaya batang

= 7971,49 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

7971,49
= 3,28 4 baut.
2430,96

96

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

97

Batang S23
Besar gaya batang

= 8926,85 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

8926,85
= 3,67 4 baut.
2430,96

Batang S41
Besar gaya batang

= 976,48 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

976,48
= 0,40 2 baut.
2430,96

7. Buhul 25

S45=214,95 kg
S44=149,59 kg

S24=9312,25 kg

S25=9228,71 kg
25

Batang S24
Besar gaya batang

= 9312,25 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

9312,25
= 3,83 4 baut.
2430,96

97

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

98

Batang S44
Besar gaya batang

= 149,59 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

149,59
= 0,06 2 baut.
2430,96

Batang S45
Besar gaya batang

= 214,95 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

214,95
= 0,09 2 baut.
2430,96

8. Buhul 26

S47=9971,35 kg
S48=860,72 kg

S46=607,65 kg
26

S25=9228,71 kg

S26=9228,71 kg

Batang S25 dan S26


Besar gaya batang

= 9228,71 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

9228,71
= 3,79 4 baut
2430,96

98

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

99

Batang S46
Besar gaya batang

= 607,65 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

607,65
= 0,25 2 baut.
2430,96

Batang S48
Besar gaya batang

= 860,72 kg.

Kekuatan 1 baut

= 2430,96 kg.

Jumlah baut =

860,72
= 0,35 2 baut.
2430,96

99

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

100

BAB IV
PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR UTAMA

4.1.

Perencanaan Struktur Utama


Struktur utama termasuk pekerjaan struktur utama (plat lantai, sloof,
balok, kolom, tangga). Untuk plat lantai direncanakan dari beton yang dicor
monolit dengan balok dengan tebal plat diambil berdasarkan pada ketentuan
1/32 kali panjang plat. Pembebanan pada plat didasarkan pada penggunaan
atau kegunaan dari lantai tersebut dan disesuaikan dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983.
Estimasi beban pada struktur utama didasarkan pada Peraturan
Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Dimana besarnya yang bekerja
disesuaikan dengan fungsi dan ruangan yang direncanakan.Penyelesaian
perhitungan statika meliputi perhitungan momen. Besarnya momen
didasarkan pada SK SNI T-15-1991-03 yaitu berdasarkan Dasar-dasar
Perencanaan Beton Bertulang tumpuan plat jepit-jepit pada keempat sisinya,
dan penulangan diambil momen terbesar dari masing-masing tumpuan.

100

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

4.2.

101

Perencanaan Plat Lantai


Plat ditinjau dua arah yaitu arah x dan arah y. Dari ly / lx akan
didapatkan koefisien momen, sehingga dapat dilakukan perhitungan untuk
mendapat tulangan yang dibutuhkan. Plat yang akan ditinjau hanya diambil
yang terbesar yaitu 3600 mm x 3600 mm.

3600 mm

3600 mm

1).

2).

Data perhitungan plat


a). Mutu beton fc = 25 MPa

= 250 kg/cm2

b). Mutu baja

= 2400 kg/cm2

fy = 240 MPa

c). Beban hidup (q lantai)

= 2,5 kN/m2

d). Penutup (selimut) beton

= 20 mm

e). Spesi per cm tebal

= 0,21 kN/m2

f). Berat keramik per cm tebal

= 0,24 kN/m2

Pembebanan pada plat lantai


Syarat batas dan bentang

L = 3600 mm

Dalam buku SK SNI T-15-1991-03 ( tabel 3.2.5.a) tebal minimum


untuk fy 240 Mpa

= 1/32.L

hmin = 1/32 . 3600

= 112.5 mm

jadi tebal plat dipakai

= 120 mm (12 cm)

101

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

102

a) Beban mati (DL)

Berat sendiri plat

: 0,12 24 = 2,88 kN/m2

Berat spesi (2 cm)

2 0,21

= 0,42 kN/m2

Berat keramik (1 cm)

1 0,24

= 0,24 kN/m2 (+)

WD

= 3,54 kN/m2

b) Beban hidup (LL)


WL = 2,5 KN/m2
Wu = 1,2 WD + 1,6 WL
= 1,2 3,54 + 1,6 2,5
= 8,248 kN/m2
3)

Penulangan Plat Lantai 2 dan 3


= ly / lx =

3600
= 1,00
3600

Koefisien pengali momen diperoleh sebagai berikut :


Arah x

Cx - = 51

; Cx + = 25

Arah y

Cy - = 51

; Cy += 25

Mlx

= Cx + 0,001 Wu lx 2
= 25 0,001 8,248 3,62
= 2,672 kNm

Mly

= Cy + 0,001 Wu lx 2
= 25 0,001 8,248 3,62
= 2,672 kNm

102

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

103

= Cx - 0,001 Wu lx 2

Mtx

= 51 0,001 8,248 3,62


= 5,451 kNm
= Cy - 0,001 Wu lx 2

Mty

= 51 0,001 8,248 3,62


= 5,451 kNm
Diameter tulangan yang direncanakan :

4)

Arah x = tulangan 10 mm

Arah y = tulangan 10 mm

Penulangan arah x
Tebal plat (h) = 120 mm
Selimut beton menurut SK SNI-T-15 1991-03 adalah p = 20 mm
Tinggi efektif arah x
Dx = h p tul

dy

dx

= 120 20 10

= 95 mm

1000 mm

a). Penulangan lapangan arah x


Mlx

= 2.672.000 Nmm

dx

= 95 mm

fy

= 240 MPa

fc

= 25 MPa

103

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

104

menurut tabel Beton Apendiks A pada bagian tabel A.6


diperoleh:
maks

= 0,0403

min

= 0,0058
Mu
.b . d

k=

2.672.000
0,8 x1000 x952

k = 0,370
karena nilai k terlalu kecil, maka tidak ada dalam daftar tabel
beton Apendiks bagian tabel A.10.
perlu < min , jadi dipakai min = 0,0058
jadi min < ak < mak
0,0058 < 0.0058 < 0.0403
As lx

= bd
= 0,0058 1000 95
= 551 mm2

digunakan tulangan D 10 , Atul = 78,540 mm2


jumlah tulangan (n) =

551
= 7 8 batang
78,540

jarak antar tulangan (s) =

1000
= 142,8 150 mm
7

jadi dipakai 10 150 mm

104

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

As

105

= Astul n
= 78,540 8
= 628,32 mm2 > Asperlu = 551 mm2

ak =

As
628,32
=
= 0,0066
b d 1000 95

jadi min < ak < mak


0,0058 < 0,0066 < 0,032

ok !

b). Penulangan tepi arah x


Mtx

= 5.451.000 Nmm

dx

= 95 mm

fy

= 240 MPa

fc

= 25 MPa

menurut tabel Beton Apendiks A pada bagian tabel A.6


diperoleh:
maks

= 0,0403

min

= 0,0058

Mu
.b . d

k=

5.451.000
0,8 x1000 x952

k = 0.755

Karena nilai k terlalu kecil, maka tidak ada dalam daftar tabel
beton Apendiks bagian tabel A.10.
perlu < min , jadi dipakai min = 0,0058

105

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

106

jadi min < ak < mak


0,0058 < 0.0058 < 0.0403
As lx = . b . d
= 0,0058 1000 95
= 551 mm2
digunakan tulangan D 10 , Atul = 78,540 mm2
jumlah tulangan (n)

jarak antar tulangan (s) =

551
= 7 8 batang
78,540
1000
= 142,85 150 mm
7

jadi dipakai 10 150 mm


As

= Astul n
= 78,540 8
= 628,32 mm2 > Asperlu = 551 mm2

ak =

As
628,32
=
= 0,0066
b d 1000 95

jadi min < ak < mak


0,0058 < 0,0066 < 0,032

106

ok !

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

5.

107

Penulangan arah y
Tebal plat (h) = 120 mm
Selimut beton menurut SK SNI-T-15 1991-03 adalah p = 20 mm
Dy

= h p Dx tul

dy

dx

= 120 20 - 10 10
= 85 mm

1000 mm

a). Penulangan Lapangan Arah y


Mlx

= 2,672 kNm

fy

= 240 MPa

fc

= 25 MPa

menurut tabel Beton Apendiks A pada bagian tabel A.6


diperoleh:
maks

= 0,0403

min

= 0,0058
Mu
.b . d

k=

2.672.000
0,8 x1000 x852

k = 0,462

karena nilai k terlalu kecil, maka tidak ada dalam daftar tabel
beton Apendiks bagian tabel A.10.
perlu < min , jadi dipakai min = 0,0058
jadi min < ak < mak
0,0058 < 0.0058 < 0.0403

107

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

108

As lx = b d
= 0,0058 1000 85
= 493 mm2
digunakan tulangan D 10 , Atul = 78,540 mm2
=

493
= 6,27 8 batang
78,540

jarak antar tulangan (s) =

1000
= 142,85 150 mm
7

jumlah tulangan (n)

jadi dipakai 10 150 mm


As = Astul n
= 78,540 8
= 628,32 mm2 > Asperlu = 493 mm2

ak =

As
628,32
=
= 0,00739
b d 1000 85

jadi min < ak < mak


0,0058 < 0,00739 < 0,0403

108

ok !

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

109

b). Penulangan tepi arah y


Mty

= 5.451.000 Nmm

fy

= 240 MPa

fc

= 25 MPa

menurut tabel Beton Apendiks A pada bagian tabel A.6


diperoleh:
maks

= 0,0403

min

= 0,0058
Mu
.b . d

k=

5.451.000
0,8 x1000 x852

k = 0,943

karena nilai k terlalu kecil, maka tidak ada dalam daftar tabel
beton Apendiks bagian tabel A.10.
perlu < min , jadi dipakai min = 0,0058
jadi min < ak < mak
0,0058 < 0.0058 < 0.0403
As lx = b d
= 0,0058 1000 85
= 493 mm2
digunakan tulangan D 10 , Atul = 78,540 mm2
jumlah tulangan (n) =

493
= 6,27 8 batang
78,540

109

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

jarak antar tulangan (s) =

110

1000
= 142,85 150 mm
7

jadi dipakai 10 150 mm


As

= Astul n
= 78,540 8
= 628,32 mm2 > Asperlu = 493 mm2

ak =

As
628,32
=
= 0,00739
b d 1000 85

jadi min < ak < mak


0,0058 < 0,00739 < 0,032

110

ok !

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

111

111

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

4.3.

112

Perencanaan Plat Tangga

+ 3.80

bordes + 1.90

+ 0.00
1.50
4.20

1).

Data- data teknis


a). Selisih antar lantai

= 380 cm

b). Optrade (tinggi pijakan)

= 18 cm

c). Antrade (lebar pijakan) = a + 2t = 60 sampai 66 cm


a

= 66 2 (18 )
= 30 cm
190
= 10,55buah = 11buah
18

d). Banyaknya optrade lantai 1

e). Jumlah optrade lantai 1 dan 2

= 11 2 = 22 buah

f). Lebar bordes

= 150 cm

g). Tinggi dari lantai ke bordes

= 190 cm

h). Kemiringan tangga

= tg

i). Panjang sisi miring

112

190
= 35,13
270

190
= 330,185cm
sin(35,13)

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

113

j). Tebal selimut beton

= 20 mm

k). Panjang tangga

= 420 cm

l). Tebal plat

= 1/32 L
= 1/32 3301,85 mm
= 103,18 mm = 120 mm

2)

Perencanaan plat tangga


Plat ditinjau dari dua arah yaitu arah x dan arah y, dari ly / lx
akan didapatkan koefisien momen yang dapat dilakukan perhitungan
untuk mendapatkan tulangan yang dibutuhkan.
a.

b.

Data Pembebanan Plat Tangga


1. Mutu beton fc = 25 MPa

= 250 kg/ cm2

2. Mutu baja

= 2400 kg/ cm2

fy = 240 MPa

3. Beban hidup (q lantai)

= 3 kN/m2

4. Penutup (selimut) beton

= 20 mm

5. Spesi per cm tebal

= 0,21 kN/m2

6. Berat keramik per cm tebal

= 0,24 kN/m2

Pembebanan pada plat lantai


1.

Beban mati (DL)


Berat sendiri plat

: 0,12 24 = 2,88 kN/m2

Berat spesi (2 cm)

: 2 0,21 = 0,42 kN/m2

Berat keramik (1 cm) : 1 0,24 = 0,24 kN/m2 (+)


WD

113

= 3,54 kN/m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

2.

114

Beban hidup (LL)


WL = 3 KN/m2
Wu

= 1,2 WD + 1,6 WL
= 1,2 3,54 + 1,6 3
= 9,048 kN/m2

3).

Penulangan plat
Menurut tabel 14. momen yang menentukan per meter lebar dalam
jalur tengah dalam plat dua arah akibat beban terbagi rata :
= ly / lx =

3301,85
= 1,73
1900

1,9 m

3,302 m
ly / lx adalah 2,00 sehingga diperoleh koefisien pengali momen
diperoleh sebagai berikut :
Arah x

Cx + = 54

Arah y

Cy+ = 17

Mlx

; Cx - = 82,65

= Cx + 0,001 Wu lx 2
= 54 0,001 9,048 1,9002
= 1,7638 kNm

Mly

= Cy + 0,001 Wu lx 2
= 17 0,001 9,048 1,9002
= 0,5553 kNm

114

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Mtx

115

= Cx - 0,001 Wu lx 2
= 82,65 0,001 9,048 1,9002
= 2,6996 kNm

Mty

= Mlx
= 1,7638
= 0,8819 kNm

Diameter tulangan yang direncanakan :


Arah x = tulangan 10 mm
Arah y = tulangan 10 mm
4)

Penulangan arah x
Tebal plat (h) = 120 mm
Selimut beton menurut SK SNI-T-15 1991-03 adalah p= 20 mm
Tinggi efektif arah x (dx)
Dx

= h p tul

dy

dx

= 120 20 10
1000 mm

= 95 mm
a. Penulangan lapangan arah x
Mlx

= 1.763.800 Nmm

fc

= 25 MPa

fy

= 240 MPa

menurut tabel Beton Apendiks A pada bagian tabel A.6


diperoleh:
min

= 0,0058

115

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

maks

= 0,0403

Mu
.b . d

k=

1.763.800
0,8 x1000 x952

116

k = 0,2443
karena nilai k = 0,2443 terlalu kecil maka menurut daftar tabel
beton Apendiks bagian tabel A.10, dipakai terkecil = 0,0058
As lx = b d
= 0,0058 1000 95
= 551 mm2
digunakan tulangan D 10 , Atul = 78,540 mm2
jumlah tulangan (n) =

551
= 7,015 = 8 batang
78,540

jarak antar tulangan (s) =

1000
= 142,857 = 150 mm
8 1

jadi dipakai 10 150 mm


As

= Astul n
= 78,540 8
= 628,32 mm2 > Asperlu = 551 mm2

ak =

As
628,32
=
= 0,006613
b d 1000 95

jadi min < ak < mak


0,0058 < 0,006613 < 0,0403

116

ok !

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

117

b. Penulangan tepi arah x


Mtx

= 2.699.600 Nmm

fc

= 25 MPa

fy

= 240 MPa

menurut tabel Beton Apendiks A pada bagian tabel A.6


diperoleh:
min

= 0,0058

maks

= 0,0403

Mu
.b . d

k=

2.699.600
0,8 x1000 x952

k = 0,3739
karena nilai k = 0,3739 terlalu kecil, maka menurut daftar tabel
beton Apendiks bagian tabel A.10 dipakai = 0,0058.
As lx = b d
= 0,0058 1000 95
= 551 mm2
digunakan tulangan D 10 , Atul = 78,540 mm2
jumlah tulangan (n) =

551
= 7,02 = 8 batang
78,540

jarak antar tulangan (s) =

1000
= 142,85 = 150 mm
8 1

jadi dipakai 10 150 mm

117

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

As

118

= Astul n
= 78,540 8
= 628,32 mm2 > Asperlu = 551 mm2

ak =

As
628,32
= 0,006613
=
b d 1000 95

jadi min < ak < mak


0,0058 < 0,006613< 0,0403
5.

ok !

Penulangan arah y
Tebal plat (h) = 120 mm
Selimut beton adalah p = 20 mm
Tinggi efektif arah x
Dx = h p Dx tul

dy

dx

= 120 20 - 10 10
= 85 mm

1000 mm

b. Penulangan Lapangan Arah y


Mly

= 555.300 Nmm

fc

= 25 MPa

fy

= 240 MPa

menurut tabel Beton Apendiks A pada tabel A.6 diperoleh :


min

= 0,0058

maks

= 0,0403

Mu
.b . d

118

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

k=

119

555.300
0,8 x1000 x852

k = 0,0960
karena nilai k = 0,0960 terlalu kecil, maka menurut daftar tabel
beton Apendiks bagian tabel A.10 dipakai = 0,0058.
As lx = b d
= 0,0058 1000 85
= 493 mm2
digunakan tulangan D 10 , Atul = 78,540 mm2
jumlah tulangan (n) =

493
= 6,27 = 8 batang
78,540

jarak antar tulangan (s) =

1000
= 142,85 = 150 mm
8 1

jadi dipakai 10 150 mm


As

= Astul n
= 78,540 8
= 628,32 mm2 > Asperlu = 493 mm2

ak =

628,32
As
=
= 0,007392
b d 1000 85

jadi min < ak < mak


0,0058 < 0,007392< 0,0403
c. Penulangan tepi arah y
Mly = 881.900 Nmm
fc

= 25 MPa

fy

= 240 MPa

119

ok !

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

120

menurut tabel Beton Apendiks A pada bagian tabel A.6


diperoleh:
min

= 0,0058

maks

= 0,0403

Mu
.b . d

k=

881.900
0,8 x1000 x852

k = 0,1526
karena nilai k = 0,1526 terlalu kecil maka menurut daftar tabel
beton Apendiks bagian tabel A.10 dipakai = 0,0058
As lx = b d
= 0,0058 1000 85
= 493 mm2
digunakan tulangan D 10 , Atul = 78,540 mm2
jumlah tulangan (n) =

493
= 6,28 = 8 batang
78,540

jarak antar tulangan (s) =

1000
= 142,85 = 150 mm
8 1

jadi dipakai 10 150 mm


As

= Astul n
= 78,540 8
= 628,32 mm2 > Asperlu = 493 mm2

ak =

628,32
As
=
= 0,007392
b d 1000 85

120

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

121

jadi min < ak < mak


0,0058 < 0,007392 < 0,0403

121

ok !

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

4.4.

122

Perencanaan Plat Bordes

Plat ditinjau dari dua arah yaitu arah x dan arah y, dari ly / lx akan
didapatkan koefisien momen yang dapat dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan tulangan yang dibutuhkan.
1.

Data Pembebanan Plat Tangga


a.

Mutu beton fc = 25 MPa

= 250 kg/ cm2

b.

Mutu baja

= 2400 kg/ cm2

c.

Beban hidup (q lantai)

= 3 kN/m2

d.

Penutup (selimut) beton

= 20 mm

e.

Spesi per cm tebal

= 0,21 kN/m2

f.

Berat keramik per cm tebal

= 0,24 kN/m2

g.

Tebal plat bordes

= 1/32 L

fy = 240 MPa

= 1/32 3600 mm
= 112,5 mm = 120 mm
2.

Pembebanan pada plat lantai


a.

Beban mati (DL)


Berat sendiri plat

: 0,10 24 = 2,40 kN/m2

Berat spesi (2 cm)

: 2 0,21 = 0,42 kN/m2

Berat keramik (1 cm)

: 1 0,24 = 0,24 kN/m2 (+)


WD

122

= 3,06 kN/m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

b.

123

Beban hidup (LL)


Wu

= 1,2 WD + 1,6 WL WL

= 3 kN/m2

= 1,2 3,06 + 1,6 3


= 8,472 kN/m2
3.

Penulangan plat
Menurut tabel 14. momen yang menentukan per meter lebar dalam
jalur tengah dalam plat dua arah akibat beban terbagi rata :
= ly / lx =

3600
= 2,4
1500

1,500 m

3,600 m
ly / lx adalah 2,00 sehingga diperoleh koefisien pengali momen
diperoleh sebagai berikut :
Arah x

Cx + = 61,2

; Cx - = 82,8

Arah y

Cy+ = 14,2

; Cy - = 51,4

Mlx

= Cx + 0,001 Wu lx 2
= 61,2 0,001 8,472 1,52
= 1,1666 kNm

Mly

= Cy + 0,001 Wu lx 2
= 14,2 0,001 8,472 1,52
= 0,2707 kNm

123

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Mty

124

= Cy - 0,001 Wu lx 2
= 51,4 0,001 8,472 1,52
= 0,9798 kNm

Mtx

= Cx - 0,001 Wu lx 2
= 82,8 0.001 8,472 1.52
= 1,5784 kNm

Diameter tulangan yang direncanakan :


Arah x = tulangan 10 mm
Arah y = tulangan 10 mm
4.

Penulangan arah x
Tebal plat (h) = 120 mm
Selimut beton menurut SK SNI-T-15 1991-03 adalah p= 20 mm
Tinggi efektif arah x (dx)
Dx

= h p tul

dy

dx

= 120 20 10
1000 mm

= 95 mm
a. Penulangan lapangan arah x
Mlx

= 1.166.600 Nmm

fc

= 25 MPa

fy

= 240 MPa

menurut tabel Beton Apendiks A pada bagian tabel A.6


diperoleh:
min

= 0,0058

124

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

maks

= 0,0403

Mu
.b . d

k=

1.166.600
0,8 x1000 x952

125

k = 0,1615
karena nilai k = 0,1615 terlalu kecik maka menurut daftar tabel
beton Apendiks bagian tabel A.10, dipakai = 0,0058.
As lx = b d
= 0,0058 1000 95
= 551 mm2
digunakan tulangan D 10 , Atul = 78,540 mm2
jumlah tulangan (n) =

551
= 7,015 = 8 batang
78,540

jarak antar tulangan (s) =

1000
= 142,85 = 150 mm
8 1

jadi dipakai 10 150 mm


As

= Astul n
= 78,540 8
= 628,32 mm2 > Asperlu = 551 mm2

ak =

628,32
As
=
= 0,006613
b d 1000 95

jadi min < ak < mak


0,0058 < 0,006613 < 0,0403

125

ok !

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

126

b. Penulangan tepi arah x


Mtx

= 1.578.400 Nmm

fc

= 25 MPa

fy

= 240 MPa

menurut tabel Beton Apendiks A pada bagian tabel A.6


diperoleh:
min

= 0,0058

maks

= 0,0403

Mu
.b . d

k=

1.578.400
0,8 x1000 x952

k = 0,2186
karena nilai k = 0,2186 terlalu kecil, maka menurut daftar tabel
beton Apendiks bagian tabel A.10 dipakai = 0,0058.

As lx = b d
= 0,0058 1000 95
= 551 mm2
digunakan tulangan D 10 , Atul = 78,540 mm2
jumlah tulangan (n) =

551
= 7,015 = 8 batang
78,540

jarak antar tulangan (s) =

1000
= 142,85 = 150 mm
8 1

jadi dipakai 10 150 mm

126

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

As

127

= Astul n
= 78,540 8
= 628,32 mm2 > Asperlu = 551 mm2

ak =

628,32
As
= 0,006613
=
b d 1000 75

jadi min < ak < mak


0,0058 < 0,006613< 0,0403
5.

ok !

Penulangan arah y
Tebal plat (h) = 120 mm
Selimut beton adalah p = 20 mm
Tinggi efektif arah x
Dx = h p Dx tul

dy

dx

= 120 20 - 10 10
= 85 mm

1000 mm

a. Penulangan Lapangan Arah y


Mly

= 270.700 Nmm

fc

= 25 MPa

fy

= 240 MPa

menurut tabel Beton Apendiks A pada bagian tabel A.6


diperoleh:
min

= 0,0058

maks

= 0,0403

Mu
.b . d

127

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

k=

128

270.700
0,8 x1000 x852

k = 0,0468
karena nilai k = 0,0468 terlalu kecil, maka menurut daftar tabel
beton Apendiks bagian tabel A.10 dipakai = 0,0058.
As lx = b d
= 0,0058 1000 85
= 493 mm2
digunakan tulangan D 10 , Atul = 78,540 mm2
jumlah tulangan (n) =

493
= 6,27 = 8 batang
78,540

jarak antar tulangan (s) =

1000
= 142,85 = 150 mm
8 1

jadi dipakai 10 150 mm


As

= Astul n
= 78,540 8
= 628,32 mm2 > Asperlu = 493 mm2

ak =

628,32
As
=
= 0,00739
b d 1000 85

jadi min < ak < mak


0,0058 < 0,00739 < 0,0403
b. Penulangan tepi arah y
Mly = 979.800 Nmm
fc

= 25 MPa

fy

= 240 MPa

128

ok !

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

129

menurut tabel Beton Apendiks A pada bagian tabel A.6


diperoleh:
min

= 0,0058

maks

= 0,0403

Mu
.b . d

k=

979.800
0,8 x1000 x852

k = 0,1695
karena nilai k = 0,1695 terlalu kecil maka menurut daftar tabel
beton Apendiks bagian tabel A.10 dipakai = 0,0058.
As lx = b d
= 0,0058 1000 85
= 493 mm2
digunakan tulangan D 10 , Atul = 78,540 mm2
jumlah tulangan (n) =

493
= 6,27 = 8 batang
78,540

jarak antar tulangan (s) =

1000
= 142,85 = 150 mm
8 1

jadi dipakai 10 150 mm


As

= Astul n
= 78,540 8
= 628,32 mm2 > Asperlu = 493 mm2

ak =

628,32
As
=
= 0,00739
b d 1000 85

129

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

130

jadi min < ak < mak


0,0058 < 0,00739 < 0,0403

130

ok !

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

4.5.

131

Perencanaan Beban Gempa


4.5.1.

Perhitungan Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Struktur

Perhitungan gaya geser horizontal total akibat gempa dan ditribusikan


kesepanjang tinggi gedung.
1.

Berat bangunan total (Wt)


a. Berat lantai 4
Beban mati

Balok induk (25/70) = 0,25(0,7-0,12)34024 = 1183,2 kN


(25/60) = 0,25(0,6-0,12)16224 = 466,6 kN
(25/40) = 0,25(0,4-0,12) 4524=

75,6 kN

Balok anak (20/40) = 0,20(0,4-0,12) 9824= 131,7 kN


(20/30) = 0,20(0,35-0,12)7224=

62,2 kN

(20/35) = 0,20(0,35-0,12)2224=

24,3 kN

B.S plat

= 0,12 1245 24

= 3585,6 kN

B. Keramik

= 1245 0,24 1

= 298,8 kN

B. kolom

(30/40) = 0,30 0,40 4 8 24 =

92,2 kN

(30/60) = 0,30 0,60 4 30 24 = 518,4 kN

B. kolom 15/15

= 0,15 0,15 4 15 24 =

= 6471 kN

WD
Beban hidup
qh lantai = 250 kg/cm2

= 0,25 kN/m3

koefisien reduksi

= 0,5

Wl = 0,5 ( 0,25 1245)

= 155,625 kN

131

32,4 kN

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Berat total W

132

= WD + Wl
= 6471 + 155,625
= 6626,625 kN = 662,66 ton

b. Berat Lantai 3
Beban mati

Balok induk (25/70) = 0,25(0,7-0,12)34024 = 1183,2 kN


(25/60) = 0,25(0,6-0,12)16224 = 466,6 kN
(25/40) = 0,25(0,4-0,12) 4524=

75,6 kN

Balok anak (20/40) = 0,20(0,4-0,12) 9824= 131,7 kN


(20/30) = 0,20(0,3-0,12) 7224 =

62,2 kN

(20/35) = 0,20(0,35-0,12)2224=

24,3 kN

B.S plat

= 0,12 1245 24

= 3585,6 kN

B. Keramik

= 0,24 1245 1

= 298,8 kN

B. kolom

(30/40) = 0,30 0,40 4 8 24=

92,2 kN

(30/60) = 0,30 0,60 4 30 24 = 518,4 kN

B. kolom 15/15

= 0,15 0,15 4 30 24 =

= 6502,8 kN

WD
Beban hidup
qh lantai = 250 kg/cm2

= 0,25 kN/m3

koefisien reduksi

= 0,5

Wl = 0,5 ( 0,25 1245)

= 155,625 kN

Berat total W = WD + Wl
= 6502,8 + 155,625
= 6658,425 kN = 665,84 ton

132

64,8 kN

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

133

c. Berat lantai 2
Beban mati

Balok induk (25/70) = 0,25(0,7-0,12)36424 = 1266,7 kN


(25/60) = 0,25(0,6-0,12)15124= 434,9 kN

(25/40) = 0,25(0,4-0,12) 5824=

97,4 kN

(25/50) = 0,25(0,5-0,12) 4224=

95,8 kN

(25/90) = 0,25(0,9-0,12) 7,224=

33,7 kN

Balok anak (20/40) = 0,20(0,4-0,12) 7224 =

96,8 kN

(20/30) = 0,20(0,30-0,12)6524=

56,2 kN

(20/35) = 0,20(0,35-0,12)2924 =

32 kN

B.S plat

= 0,12 1245 24

= 3585,6 kN

B. Keramik

= 1245 0,24 1

= 298,8 kN

B. kolom

(30/40) = 0,30 0,40 4 10 24 = 115,2 kN


(30/60) = 0,30 0,60 4 39 24 = 673,9 kN

(25/30) = 0,25 0,30 4 2 24 =

14,4 kN

(30/70) = 0,30 0,70 4 4 24 =

80,6 kN

(30/50) = 0,30 0,50 4 2 24=

28,8 kN

B. kolom 15/15

= 0,15 0,15 4 30 24=

= 6975,6 kN

WD
Beban hidup
qh lantai = 250 kg/cm2

= 0,25 kN/m3

koefisien reduksi

= 0,5

133

64,8 kN

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

134

Wl = 0,5 ( 0,25 1245)

= 155,625 kN

Berat total W = WD + Wl
= 6975,6 + 155,625
= 7131,225 kN = 713,22 ton
d. Berat lantai 1
Beban mati

Balok induk (25/70) = 0,25(0,7-0,12)36424 = 1266,7 kN


(25/60) = 0,25(0,6-0,12)15124 = 434,9 kN

(25/40) = 0,25(0,4-0,12) 5824=

97,4 kN

(25/50) = 0,25(0,5-0,12) 4224=

95,8 kN

Balok anak (20/40) = 0,20(0,4-0,12) 7224=

96,8 kN

(20/30) = 0,20(0,30-0,12)6524=

56,2 kN

(20/35) = 0,20(0,35-0,12)2924=

32 kN

B.S plat

= 0,12 1245 24

= 3585,6 kN

B. Keramik

= 1245 0,24 1

= 298,8 kN

B. kolom

(30/40) = 0,30 0,40 4 10 24= 115,2 kN


(30/60) = 0,30 0,60 4 39 24 = 673,9 kN

(25/30) = 0,25 0,30 4 2 24=

14,4 kN

(30/70) = 0,30 0,70 4 4 24=

80,6 kN

(30/50) = 0,30 0,50 4 2 24=

28,8 kN

B. kolom 15/15

= 0,15 0,15 4 30 24=


WD

134

64,8 kN

= 6941,9 kN

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

135

Beban hidup
qh lantai = 250 kg/cm2

= 0,25 kN/m3

koefisien reduksi

= 0,5

Wl = 0,5 ( 0,25 1245)

= 155,625 kN

Berat total W = WD + Wl
= 6941,9 + 155,625
= 7097,53 kN = 709,75 ton
Jadi Berat Total Bangunan = W4 + W3 + W2 + W1
= 662,62 +665,84 + 713,22 + 709,75
= 2751,43 ton
2. Waktu Getar Bangunan
Dengan rumus empiris
Tx =Ty = 0,06 H3/4
Dengan H = ketinggian sampai puncak dari bangunan utama struktur
gedung diukur dari tingkat penjepit lateral (m)
H

= h1 + h2 + h3 + h4
= 3,75 + 3,80 + 3,80 + 3,40
= 14,75 m
Tx =Ty = 0,06 (14,75)3/4
= 0,451 detik.

135

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

136

3. Koefisisen Gempa Dasar ( C )


= Struktur di atas tanah keras
= Struktur di atas tanah lunak

0,05

0,025

0,03

0,015
0,5

1,0

2,0

3,0

Waktu Getar Alami ( det )


Untuk Tx

= Ty = 0,451 detik, zone 4 tanah lunak diperoleh

= 0,05

4. Faktor keamanan I dan faktor jenis struktur K


Dari buku tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan
gedung

diperoleh

I=1,5

dan

K=1,0

untuk

bangunan

yang

menggunakan struktur rangka beton bertulang dan dektilitas penuh


(PMI 1971).
5. Gaya geser horizontal akibat gempa kesepanjang tinggi gedung
Vx =Vy = C I K Wt
= 0,05 1,5 1,0 2751,43 ton
= 206,357 ton

136

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

137

6. Distribusi gaya geser horizontal akibat gempa kesepanjang tinggi


gedung

Arah x (lihat tabel )

H 14,75
=
= 0,212 3
69,6
A
Fix =

Wi hi
Vx
Wi hi

lihat buku pedoman untuk perencanaan


rumah dan gedung

Arah y (lihat tabel )

H 14,75
=
= 0,519 3
A
28,4
Fiy =

Wi hi
Vy
Wi hi

lihat buku pedoman untuk perencanaan


rumah dan gedung

dimana :
F

: gaya geser horizontal akibat gempa pada lantai ke-i

Hi

: fungsi lantai ke-i terhadap lantai dasar

Vx,y

: gaya geser horizontal total akibat gempa untuk arah


x dan y

A,B

: panjang sisi bangunan pada arah x dan y

137

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

138

Tabel 4.1 Distribusi gaya geser dasar horizontal akibat gempa kesepanjang tinggi
bangunan dalam arah x dan y untuk tiap portal.

tinggi

Wi

Wi.Hi

Fix,y

Hi
(ton)

(ton.m)

Untuk Tiap Portal


1/13 Fix

1/3 Fiy

(ton)

(ton)

(ton)

14.75

662.66

9774.24

3043.77

234.14

1014.59

11.35

665.82

7557.06

2342.15

180.17

780.72

7.55

713.22

5384.81

1558.00

119.85

519.33

3.75

709.75

2661.56

773.84

59.53

257.95

25377.67

7717.75

593.67

2572.58

Jumlah

138

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

4.6.

139

Perencanaan Balok Dari Hasil Sap 2000


4.6.1.

Balok Sloof (250 700)

Spesifikasi Data

Tinggi balok

= 700 mm

Lebar balok

= 250 mm

Selimut beton

= 40 mm

Diameter tulangan utama

= 20 mm

Diameter tulangan sengkang

= 10 mm

Mutu baja (fy)

= 240 MPa

Mutu beton (fc)

= 25 MPa

Tinggi efektif
d

= h selimut sengkang (D/2)


= 700 40 10 20/2
= 640 mm

Dari analisa dengan menggunakan SAP 2000 diperoleh data-data sebagai


berikut :
M tumpuan = 66,8876 kNm = 66.887.600 Nmm
M lapangan = 23,0693 kNm = 23.069.300 Nmm
1. Penulangan balok
1.1

Penulangan tumpuan
M tumpuan = 66.887.600 Nmm
k=

66887600
Mu
=
= 0,796
2
bd
0,8 250 6402

139

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

140

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

As

=bd
= 0,0058 250 640
dipakai 4 D 18 (As = 957,9 mm2)

= 939,6 mm2
As

= 0,5 As
= 0,5 957,9
= 478,95 mm2 dipakai 2 D 18 (As = 509,0 mm2)

S1

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm
1

S2

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm
1

1.2. Penulangan lapangan


M lapangan = 66.887.600 Nmm
k=

23069300
Mu
=
= 0,2746
2
bd
0,8 250 6402

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

As

=bd
= 0,0058 250 640
dipakai 4 D 18 (As = 957,9 mm2)

= 939,6 mm2

140

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

As

= 0,5 As
= 0,5 957,9
= 478,95 mm2 dipakai 2 D 18 (As = 509,0 mm2)

S1

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm
1

S2

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm
1

2. Perencanaan Tulangan Geser


2.1. Tulangan geser tumpuan
Vu

= 41,674 kN = 41.674 N

Vn

Vu

41674
0,6

= 69.456,67 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 640
6
= 133.333,33 N
1
xxVc
2

1
x0,6 x133333,33
2

= 39.999,99 N
Vs

= ( Vn Vc )
= 69456,67 133333,33
= 63876,67 N

141

141

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Syarat perlu tulangan geser ;


Vu >

1
xxVc 41674 N > 39999,99 N
2

maka perlu tulangan geser


S

d
640
=
= 320 mm < 600 mm
2
2

As . 10

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2
= 78,5 mm2 2

Av

= 157 mm2
Sperlu

AvxFyxd
157 x 240 x640
=
= 200 mm
Vs
63876,67

Di pakai 10 200 mm
2.2. Tulangan geser lapangan
Vu

= 6,072 kN = 6072 N

Vn

Vu

6072
0,6

= 10120 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 640
6
= 133.333,33 N

142

142

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Vs

= (Vn Vc)
= 10120 133.333,33
= 123213,33 N

1
xxVc
2

1
x0,6 x133333,33
2

= 39.999,99 N
Syarat perlu tulangan geser ;
Vu

> 1 Vc 6072 N < 39.999,99 N.


2

Untuk lebih amannya Maka perlu tulangan geser


S

640
d
= 160 mm < 300 mm Sperlu
=
4
4

As . 10

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2

Av

= 78,5 mm2 2
= 157 mm2

AvxFyxd
157 x 240 x640
=
= 200 mm
Vs
63876,67
dipakai tulangan geser 10 - 200 mm.

143

143

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

144

144

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

4.6.2.

145

Balok Lantai 2
Dimensi (250 700)

4.6.2.1.

Spesifikasi Data

Tinggi balok

= 700 mm

Lebar balok

= 250 mm

Selimut beton

= 40 mm

Diameter tulangan utama

= 20 mm

Diameter tulangan sengkang

= 10 mm

Tinggi efektif
d

= h selimut sengkang (D/2)


= 700 40 10 20/2
= 640 mm

Dari analisa dengan menggunakan SAP 2000 diperoleh data-data sebagai


berikut :
M tumpuan = 165,7498 kNm = 165.749.800 Nmm
M lapangan = 30,7147 kNm = 30.714.700 Nmm
1. Penulangan balok
1.1

Penulangan tumpuan
M tumpuan = 165749800 Nmm
k=

165749800
Mu
=
= 2,0233
2
bd
0,8 250 6402

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

145

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

akt

= 0,0090 ( tabel A-6)

As

=bd

146

= 0,0090 250 640


dipakai 6 D 18 (As = 1526,8 mm2)

= 1440 mm2
As

= 0,5 As
= 0,5 1526,8
= 763,4 mm2 dipakai 3 D 18 (As = 763,4 mm2)

S1

250 (2 x 40) (3x18)


= 59 mm
2

S2

250 (2 x 40) (3x18)


= 59 mm
2

1.2. Penulangan lapangan


M lapangan = 30.714.700 Nmm
k=

30714700
Mu
=
= 0,3749
2
bd
0,8 250 6402

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

As

=bd
= 0,0058 250 640
dipakai 4 D 18 (As = 957,9 mm2)

= 939,6 mm2
As

= 0,5 As
= 0,5 957,9
= 478,95 mm2 dipakai 2 D 18 (As = 509,0 mm2)

146

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

S1

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm > 50 mm
1

S2

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm > 50 mm
1

2. Perencanaan Tulangan Geser


2.1. Tulangan geser tumpuan
Vu

= 88,067 kN = 88.067 N

Vn

Vu

88067
0,6

= 146.778,33 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 640
6
= 133.333,33 N
Vs

= (Vn Vc)
= 146.778,33 133.333,33
= 13.445 N

1
xxVc
2

1
x0,6 x133333,33
2

= 39.999,99 N
syarat perlu adanya tulangan geser :
Vu

> 1 Vc 88067 N > 39999,99 N


2

147

147

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

640
d
= 320 mm < 600
=
2
2

As . 10

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2
= 78,5 mm2 2

Av

= 157 mm2
S perlu

157 x 240 x640


AvxFyxd
=
= 200 mm
Vs
13445

dipakai tulangan geser 10 - 200 mm.


2.2. Tulangan geser lapangan
Vu

= 70,318 kN = 70318 N

Vn

Vu

70318
0,6

= 117.196,67 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 640
6
= 133.333,33 N
Vs

= (Vn Vc)
= 117.196,67 133.333,33
= 16136,66 N

148

148

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

1
xxVc
2

149

1
x0,6 x133333,33
2

= 39.999,99 N
Syarat perlu adanya tulangan geser ;
Vu > 1 Vc 70318 N > 39999,99 N
2
S

d
640
=
= 320 mm < 600 mm
2
2

As . 10

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2
= 78,5 mm2 2

Av

= 157 mm2
s perlu

AvxFyxd
157 x 240 x640
=
= 200 mm
Vs
16136,66

dipakai tulangan geser 10 - 200 mm.

4.6.2.2.

Dimensi (250 450)

Spesifikasi Data

Tinggi balok

= 450 mm

Lebar balok

= 250 mm

Selimut beton

= 40 mm

Diameter tulangan utama

= 20 mm

Diameter tulangan sengkang

= 10 mm

149

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

150

Tinggi efektif
d

= h selimut sengkang (D/2)


= 450 40 10 20/2
= 390 mm

Dari analisa dengan menggunakan SAP 2000 diperoleh data-data sebagai


berikut :
M tumpuan = 19,8901 kNm = 19.890.100 Nmm
M lapangan = 3,2395 kNm = 3.239.500 Nmm
1. Penulangan balok
1.1

Penulangan tumpuan
M tumpuan = 19.890.100 Nmm
k=

19890100
Mu
=
= 0,6538
2
bd
0,8 250 3902

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

As

= b d
= 0,0058 250 390
dipakai 3 D 18 (As = 763,3 mm2)

= 565,5 mm2
As

= 0,5 As
= 0,5 763,3
= 381,55 mm2 dipakai 2 D 18 (As = 509,0 mm2)

150

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

151

S1

250 (2 x 40) (3x18)


= 59 mm > 50 mm
2

S2

250 (2 x 40) (3x18)


= 134 mm > 50 mm
1

1.2. Penulangan lapangan


M lapangan = 3239500 Nmm
k=

3239500
Mu
=
= 0,1064
2
bd
0,8 250 3902

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

As

= b d
= 0,0058 250 390
dipakai 3 D 18 (As = 763,3 mm2)

= 565,5 mm2
As

= 0,5 As
= 0,5 763,3
= 381,55 mm2 dipakai 2 D 18 (As = 509,0 mm2)

S1

250 (2 x 40) (3x18)


= 59 mm > 50 mm
2

S2

250 (2 x 40) (3x18)


= 134 mm > 50 mm
1

2. Perencanaan Tulangan Geser


2.1. Tulangan geser tumpuan
Vu

= 14,128 kN = 14128 N

151

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Vn

Vu

14128
0,6

= 23546,67 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 390
6
= 81250 N
Vs

= (Vn Vc)
= 23546,67 81250
= 57703.33 N

1
xxVc
2

= 1 0,6 81250
2
= 20773,20 N

Syarat perlu tidaknya tulangan geser


Vu

> 1 Vc 14128 N < 20773,20 N


2

maka untuk amannya diperlukan tulangan geser;


S

390
d
= 195 mm < 600 mm Sperlu
=
2
2

As . 10

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2

Av

= 78,5 mm2 2
= 157 mm2

152

152

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

157 x 240 x195


AvxFyxd
=
= 127,32 mm
Vs
57703,33
dipakai tulangan geser 10 - 150 mm.
2.2. Tulangan geser lapangan
Vu

= 9,834 kN = 9834 N

Vn

Vu

9834
0,6

= 16390 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 390
6
= 81250 N
Vs

= (Vn Vc)
= 16390 81250
= 64860 N

1
xxVc
2

= 1 x0,6 x81250
2
= 20773,20 N

Syarat perlu adanya tulangan geser ;


Vu > 1 Vc 9834 N < 19458 N
2
maka untuk lebih amannya diperlukan tulangan geser
S

390
d
= 195 mm < 600 mm Sperlu
=
2
2

153

153

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

As . 10

154

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2

Av

= 78,5 mm2 2
= 157 mm2

157 x 240 x195


AvxFyxd
=
= 127,32 mm
Vs
57703,33
dipakai tulangan geser 10 - 150 mm.

4.6.3.

Balok Lantai 3

4.6.3.1.

Dimensi (250 600)

Spesifikasi Data

Tinggi balok

= 600 mm

Lebar balok

= 250 mm

Selimut beton

= 40 mm

Diameter tulangan utama

= 20 mm

Diameter tulangan sengkang

= 10 mm

Tinggi efektif
d

= h selimut sengkang (D/2)


= 600 40 10 20/2
= 540 mm

Dari analisa dengan menggunakan SAP 2000 diperoleh data-data sebagai


berikut :
M tumpuan = 51,7269 kNm = 51.726.900 Nmm

154

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

155

M lapangan = 12,3102 kNm = 12.310.200 Nmm


1. Penulangan balok
1.1

Penulangan tumpuan
M tumpuan = 51726900 Nmm
k=

51726900
Mu
=
= 0,8903
2
bd
0,8 250 5402

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

akt

= 0,0090 ( tabel A-6)

As

=bd
= 0,0058 250 540
dipakai 4 D 18 (As = 957,9 mm2)

= 783 mm2
As

= 0,5 As
= 0,5 957,9
= 478,95 mm2 dipakai 2 D 18 (As = 509 mm2)

S1

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm > 50 mm
1

S2

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm > 50 mm
1

1.2. Penulangan lapangan


M lapangan = 12310200 Nmm
k=

12310200
Mu
=
= 0,2110
2
bd
0,8 250 5402

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :

155

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

As

=bd

156

= 0,0058 250 640


dipakai 4 D 18 (As = 957,9 mm2)

= 939,6 mm2
As

= 0,5 As
= 0,5 957,9
= 478,95 mm2 dipakai 2 D 18 (As = 509,0 mm2)

S1

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm > 50 mm
1

S2

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm > 50 mm
1

2. Perencanaan Tulangan Geser


2.1. Tulangan geser tumpuan
Vu

= 19,389 kN = 19389 N

Vn

Vu

19389
0,6

= 32315 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 540
6
= 112500 N

156

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Vs

= (Vn Vc)
= 32315 112500
= 80185 N

1
.xxVc
2

= 1 0,6 112500
2
= 33750 N

syarat perlu adanya tulangan geser


Vu

> 1 Vc 19389 N < 33.750 N


2

Maka untuk lebih amannya diperlukan tulangan geser;


S

540
d
= 270 mm < 600 mm
=
2
2

As . 10

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2

Av

= 78,5 mm2 2
= 157 mm2

AvxFyxd
157 x 240 x 270
=
= 94,2 mm
Vs
112500
dipakai tulangan geser 10 - 100 mm.
2.2. Tulangan geser lapangan
Vu

= 25,114 kN = 25114 N

157

157

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Vn

Vu

25114
0,6

= 41856,67 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 540
6
= 112500 N
Vs

= (Vn Vc)
= 41856,67 112500
= 70643,3 N

1
.xxVc
2

= 1 x0,6 x112500
2
= 33750 N

Syarat perlu adanya tulangan geser :


Vu > 1 Vc 25114 N > 33750 N
2
maka untuk lebih amannya diperlukan tulangan geser:
S

540
d
= 270 mm < 600 mm
=
2
2

As . 10

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2

Av

= 78,5 mm2 2
= 157 mm2

158

158

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

159

157 x 240 x 270


AvxFyxd
=
= 94,2 mm
Vs
112500
dipakai tulangan geser 10 - 100 mm.

4.6.3.2.

Dimensi (250 450)

Spesifikasi Data

Tinggi balok

= 450 mm

Lebar balok

= 250 mm

Selimut beton

= 40 mm

Diameter tulangan utama

= 20 mm

Diameter tulangan sengkang

= 10 mm

Tinggi efektif
d

= h selimut sengkang (D/2)


= 450 40 10 20/2
= 390 mm

Dari analisa dengan menggunakan SAP 2000 diperoleh data-data sebagai


berikut :
M tumpuan = 19,4008 kNm = 19.400.800 Nmm
M lapangan = 3,3252 kNm = 3.325.200 Nmm
1. Penulangan balok
1.1

Penulangan tumpuan
M tumpuan = 19400800 Nmm
k=

19400800
Mu
=
= 0,6377
2
bd
0,8 250 3902

159

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

160

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

As

=bd
= 0,0058 250 390
dipakai 3 D 18 (As = 763,3 mm2)

= 565,5 mm2
As

= 0,5 As
= 0,5 763,3
= 381,55 mm2 dipakai 2 D 18 (As = 509,0 mm2)

S1

250 (2 x 40) (3x18)


= 59 mm > 50 mm
2

S2

250 (2 x 40) (3x18)


= 134 mm > 50 mm
1

1.2. Penulangan lapangan


M lapangan = 3325200 Nmm
k=

3325200
Mu
=
= 0,1093
2
bd
0,8 250 3902

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

As

=bd
= 0,0058 250 390
dipakai 3 D 18 (As = 763,3 mm2)

= 565,5 mm2

160

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

As

161

= 0,5 As
= 0,5 763,3
= 381,55 mm2

dipakai 2 D 18 (As = 509,0 mm2)

S1

250 (2 x 40) (3x18)


= 59 mm > 50 mm
2

S2

250 (2 x 40) (3x18)


= 134 mm > 50 mm
1

2. Perencanaan Tulangan Geser


2.1. Tulangan geser tumpuan
Vu

= 13,929 kN = 13929 N

Vn

Vu

13929
0,6

= 23215 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 390
6
= 81250 N
Vs

= (Vn Vc)
= 23215 81250
= 58035 N

1
.xxVc
2

= 1 0,6 81250
2

161

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

= 24375 N
syarat perlu adanya tulangan geser
Vu

> 1 Vc 13929 N < 24375 N


2

maka untuk amannya diperlukan tulangan geser ;


S

390
d
= 195 mm < 600 mm
=
2
2

As . 10

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2
= 78,5 mm2 2

Av

= 157 mm2
157 x 240 x195
AvxFyxd
=
= 126 mm
Vs
58035
dipakai tulangan geser 10 - 150 mm.
2.2. Tulangan geser lapangan
Vu

= 9,635 kN = 9635 N

Vn

Vu

9634
0,6

= 16390 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 390
6
= 81250 N

162

162

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Vs

163

= (Vn Vc)
= 16390 81250
= 64860 N

1
.xxVc
2

= 1 x0,6 x81250
2
= 24375 N

Syarat perlu adanya tulangan geser :


Vu > 1 Vc 9834 N < 24375 N
2
maka untuk amannya diperlukan tulangan geser :
S

390
d
= 195 mm < 600 mm
=
2
2

As . 10

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2
= 78,5 mm2 2

Av

= 157 mm2
S perlu

AvxFyxd
157 x 240 x195
=
= 113,28 mm
Vs
64860

dipakai tulangan geser 10 - 150 mm.

4.6.4.

Balok Lantai 4

4.6.4.1.

Dimensi (250 600)

Spesifikasi Data
-

Tinggi balok

= 600 mm

163

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

164

Lebar balok

= 250 mm

Selimut beton

= 40 mm

Diameter tulangan utama

= 20 mm

Diameter tulangan sengkang

= 10 mm

Tinggi efektif
d

= h selimut sengkang (D/2)


= 600 40 10 20/2
= 540 mm

Dari analisa dengan menggunakan SAP 2000 diperoleh data-data sebagai


berikut :
M tumpuan = 47,3619 kNm = 47.361.900 Nmm
M lapangan = 16,2290 kNm = 16.229.000 Nmm
1. Penulangan balok
1.1

Penulangan tumpuan
M tumpuan = 47361900 Nmm
k=

47361900
Mu
=
= 0,8121
2
bd
0,8 250 5402

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

akt

= 0,0090 ( tabel A-6)

As

= b d
= 0,0058 250 540
dipakai 4 D 18 (As = 957,9 mm2)

= 783 mm2

164

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

As

165

= 0,5 As
= 0,5 957,9
= 478,95 mm2 dipakai 2 D 18 (As = 509 mm2)

S1

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm > 50 mm
1

S2

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm > 50 mm
1

1.2. Penulangan lapangan


M lapangan = 16229000 Nmm
k=

16229000
Mu
=
= 0,2782
2
0,8 250 5402
bd

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

As

=bd
= 0,0058 250 640
dipakai 4 D 18 (As = 957,9 mm2)

= 939,6 mm2
As

= 0,5 As
= 0,5 957,9
= 478,95 mm2

dipakai 2 D 18 (As = 509,0 mm2)

S1

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm > 50 mm
1

S2

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm > 50 mm
1

165

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

2. Perencanaan Tulangan Geser


2.1

Tulangan geser tumpuan


Vu

= 27,489 kN = 27489 N

Vn

Vu

27489
0,6

= 45815 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 540
6
= 112500 N
Vs

= (Vn Vc)
= 45815 112500
= 66685 N

1
.xxVc
2

= 1 0,6 112500
2
= 33750 N

Syarat perlu adanya tulangan geser ;


Vu

> 1 Vc 27489 N < 33750 N


2

Maka untuk amannya diperlukan tulangan geser ;


S

540
d
= 270 mm < 600 mm
=
2
2

166

166

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

As . 10

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2
= 78,5 mm2 2

Av

= 157 mm2
S perlu

157 x 240 x 270


AvxFyxd
=
= 152,56 mm
Vs
66685

dipakai tulangan geser 10 - 200 mm.


2.2

Tulangan geser lapangan


Vu

= 21,763 kN = 21763 N

Vn

Vu

21763
0,6

= 36271,67 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 540
6
= 112500 N
Vs

= (Vn Vc)
= 36271,67 112500
= 76228,33 N

1
.xxVc
2

= 1 x0,6 x112500
2
= 33750 N

167

167

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

168

syarat perlu adanya tulangan geser ;


Vu > 1 Vc 21763 N < 33750 N
2
maka untuk amannya diperlukan tulangan geser ;
S

540
d
= 270 mm < 600 mm
=
2
2

As . 10

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2
= 78,5 mm2 2

Av

= 157 mm2
S perlu

157 x 240 x 270


AvxFyxd
=
= 133,462 mm
Vs
76228,33

dipakai tulangan geser 10 - 150 mm.

4.6.4.2.

Dimensi (250 450)

Spesifikasi Data

Tinggi balok

= 450 mm

Lebar balok

= 250 mm

Selimut beton

= 40 mm

Diameter tulangan utama

= 20 mm

Diameter tulangan sengkang

= 10 mm

168

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

169

Tinggi efektif
d

= h selimut sengkang (D/2)


= 450 40 10 20/2
= 390 mm

Dari analisa dengan menggunakan SAP 2000 diperoleh data-data sebagai


berikut :
M tumpuan = 19,4008 kNm = 19.400.800 Nmm
M lapangan = 3,3252 kNm = 3.325.200 Nmm
1. Penulangan balok
1.1

Penulangan tumpuan
M tumpuan = 19400800 Nmm
k=

19400800
Mu
=
= 0,6377
2
bd
0,8 250 3902

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

As

=bd
= 0,0058 250 390
dipakai 3 D 18 (As = 763,3 mm2)

= 565,5 mm2
As

= 0,5 As
= 0,5 763,3
= 381,55 mm2 dipakai 2 D 18 (As = 509,0 mm2)

169

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

170

S1

250 (2 x 40) (3x18)


= 59 mm > 50 mm
2

S2

250 (2 x 40) (3x18)


= 134 mm > 50 mm
1

1.2. Penulangan lapangan


M lapangan = 3325200 Nmm
k=

3325200
Mu
=
= 0,1093
2
bd
0,8 250 3902

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

As

=bd
= 0,0058 250 390
dipakai 3 D 18 (As = 763,3 mm2)

= 565,5 mm2
As

= 0,5 As
= 0,5 763,3
= 381,55 mm2 dipakai 2 D 18 (As = 509,0 mm2)

S1

250 (2 x 40) (3x18)


= 59 mm > 50 mm
2

S2

250 (2 x 40) (3x18)


= 134 mm > 50 mm
1

2. Perencanaan Tulangan Geser


2.1. Tulangan geser tumpuan
Vu

= 13,929 kN = 13929 N

170

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Vn

Vu

13929
0,6

= 23215 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 390
6
= 81250 N
Vs

= (Vn Vc)
= 23215 81250
= 58035 N

1
.xxVc
2

= 1 0,6 81250
2
= 24375 N

Syarat perlu adanya tulangan geser ;


Vu

> 1 Vc 13929 N < 24375 N


2

maka untuk amannya diperlukan tulangan geser ;


S

390
d
= 195 mm < 600 mm
=
2
2

As . 10

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2

Av

= 78,5 mm2 2
= 157 mm2

171

171

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

S perlu

157 x 240 x195


AvxFyxd
=
= 126,60 mm
Vs
58035

dipakai tulangan geser 10 - 150 mm.


2.2. Tulangan geser lapangan
Vu

= 9,635 kN = 9635 N

Vn

Vu

9634
0,6

= 16390 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 390
6
= 81250 N
Vs

= (Vn Vc)
= 16390 81250
= 64860 N

1
.xxVc
2

= 1 x0,6 x81250
2
= 24375 N

syarat perlu adanya tulangan geser ;


Vu > 1 Vc 9834 N < 24375 N
2
maka untuk amannya diperlukan tulangan geser
S

d
390
=
= 195 mm < 600 mm
2
2

172

172

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

As . 10

173

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2
= 78,5 mm2 2

Av

= 157 mm2
S perlu

157 x 240 x195


AvxFyxd
=
= 113,28 mm
Vs
64860

dipakai tulangan geser 10 - 150 mm

4.6.5.

Ring Balok (250 700)

Spesifikasi Data

Tinggi balok

= 700 mm

Lebar balok

= 250 mm

Selimut beton

= 40 mm

Diameter tulangan utama

= 20 mm

Diameter tulangan sengkang

= 10 mm

Tinggi efektif
d

= h selimut sengkang (D/2)


= 700 40 10 20/2
= 640 mm

Dari analisa dengan menggunakan SAP 2000 diperoleh data-data sebagai


berikut :
M tumpuan = 66,8876 kNm = 66.887.600 Nmm
M lapangan = 23,0693 kNm = 23.069.300 Nmm

173

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

174

1. Penulangan balok
1.1

Penulangan tumpuan
M tumpuan = 66.887.600 Nmm
k=

66887600
Mu
=
= 0,796
2
0,8 250 6402
bd

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

As

=bd
= 0,0058 250 640
dipakai 4 D 18 (As = 957,9 mm2)

= 939,6 mm2
As

= 0,5 As
= 0,5 957,9
= 478,95 mm2

1.2

dipakai 2 D 18 (As = 509,0 mm2)

S1

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm
1

S2

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm
1

Penulangan lapangan
M lapangan = 66.887.600 Nmm
k=

23069300
Mu
=
= 0,2746
2
bd
0,8 250 6402

menurut Tabel APENDIKS A diperoleh :


min

= 0,0058 ( tabel A-6)

174

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

max

= 0,0403 ( tabel A-6)

As

=bd

175

= 0,0058 250 640


dipakai 4 D 18 (As = 957,9 mm2)

= 939,6 mm2
As

= 0,5 As
= 0,5 957,9
= 478,95 mm2

dipakai 2 D 18 (As = 509,0 mm2)

S1

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm
1

S2

250 (2 x 40) (2 x18)


= 134 mm
1

2. Perencanaan Tulangan Geser


2.1

Tulangan geser tumpuan


Vu

= 41,674 kN = 41.674 N

Vn

Vu

41674
0,6

= 69.456,67 N
Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 640
6
= 133.333,33 N
Vs

= (Vn Vc)
= 69.456,67 133.333,33

175

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

= 63.876,66 N
1
.xxVc
2

= 1 x0,6 x133333,33
2
= 39999,99 N

syarat perlu adanya tulangan geser ;


Vu > 1 Vc 41674 N > 39999,99 N
2
maka diperlukan tulangan geser ;
S

640
d
= 320 mm < 600 mm
=
2
2

As . 10

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2
= 78,5 mm2 2

Av

= 157 mm2
S perlu

AvxFyxd
157 x 240 x620
=
= 200 mm
Vs
63876,67

dipakai tulangan geser 10 - 200 mm


2.2

Tulangan geser lapangan


Vu

= 6,072 kN = 6072 N

Vn

Vu

6072
0,6

= 10120 N

176

176

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Vc

= 1
6

f 'c b d

= 1 25 250 640
6
= 133.333,33 N
Vs

= (Vn Vc)
= 10120 133.333,33
= 123213,33 N

1
.xxVc
2

= 1 x0,6 x133333,33
2
= 39999,99 N

syarat perlu adanya tulangan geser ;


Vu > 1 Vc 6072 N < 39999,99 N
2
maka untuk amannya diperlukan tulangan geser
S

640
d
= 320 mm < 600 mm
=
2
2

As . 10

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2

Av

= 78,5 mm2 2
= 157 mm2

S perlu

AvxFyxd
157 x 240 x640
=
= 195,71 mm
Vs
123213,33

dipakai tulangan geser 10 - 200 mm

177

177

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

4.7.

178

Perencanaan Kolom
4.7.1. Kolom Lantai 1 (300 600)

1. Penulangan kolom
Data-data teknis

Tinggi kolom

: 380 mm

Lebar kolom

: 300 mm

Selimut beton

: 40 mm

tulangan pokok

: 20 mm

tulangan sengkang : 10 mm

Mutu baja fy

: 240 MPa

Mutu beton fc

: 25 MPa

Tinggi efektif

d : h-p-sengkang-1/2 D
: 600-40-10-1/2 x20
: 540 mm

dari analisa dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh datadata sebagai berikut :
Pu = 1899,566 kN = 1.899.566 N
Mu = 42,0576 kNm = 42.057.600 Nmm

d ' 40
=
= 0,06 0,1
h 600

Agr = 300 600 =180.000 mm2

Pu = 0,1 fc Agr
= 0,1 25 180.000
= 450.000 N

178

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

179

- Pu > Pu maka dipakai = 0,65

Mu 42057600
=
= 221,4 mm
Pu
1899566

et

P' u
450000
=
= 0,18
Agr 0,85 f ' c 0,65 180000 0,85 25

1899566
221,4
Pu
et

= 0,28
=
0,65 180000 0,85 25 600
Agr 0,85 f ' c h

- Dari grafik tulangan pada empat sisi kolom didapat

r=4%
=r
=

4
0,85 = 0,035
100

As tot = Agr
= 0,035 180000
= 6.120 mm2
As persisi ; Aski = Aska = 0,25 As tot
= 0,25 6.120
= 1.530 mm2
Dipakai tulangan 6 D 19 (As = 1.701 mm2)
Chek spasi
S=

300 (2 10 + 2 40 + 6 19)
= 43 mm > 25 mm ok !
2

179

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

2.

180

Penulangan geser
Vu

= 52,3379 kN = 52.337,9 N

Vn

Vc

Vu

52337,9
= 2.282,176 N
0,8

P
= 1 +

14 Ag

f 'c
bW d
6

1899566 25

300 540
= 1 +

14 180000 6
= 236.762,46 N
Vs

= (Vn Vc)
= (2.282,176 236.762,46)
= - 234.480,28 N

Vc

= 0,6 236.762,46
= 71.028,74 N

Vu < Vc 52.337,9 < 71.028,74 N


Maka perlu tulangan sengkang
As 8 = D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2
Av

= 78,5 mm2 2
= 157 mm2

180

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

181

Av f ' y d
Vs

157 x 240 x540


234480,28

= 86,75 mm
Tulangan geser kolom dipasang seluruh tinggi kolom dengan jarak
maksimum (SKSNI.3.14.4 -.4.2)
dimensi komponen terkecil
300 = 75 mm
8 tulangan longitudinal
8 19 = 152 mm
100 mm
Maka dipakai tulangan geser 10 100 mm.

4.7.2. Kolom Lantai 2 (300 600)

1. Penulangan kolom
Data-data teknis

Tinggi kolom

: 380 mm

Lebar kolom

: 300 mm

Selimut beton

: 40 mm

tulangan pokok

: 20 mm

tulangan sengkang : 10 mm

Mutu baja fy

: 240 MPa

Mutu beton fc

: 25 MPa

181

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Tinggi efektif

182

d : h-p-sengkang-1/2 D
: 600-40-10-1/2 .20
: 540 mm

dari analisa dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh datadata sebagai berikut :
Pu = 1.180,3196 kN = 1.180.319,6 N
Mu = 72,5297 kNm

= 72.529.700 Nmm

d ' 40
=
= 0,06 = 0,1
h 600

Agr = 300 x 600 =180000 mm2


Pu = 0,1 fc Agr
= 0,1 25 180000
= 450.000 N

Pu > Pu maka dipakai = 0,65

et

P' u
450000
=
= 0,18
Agr 0,85 f ' c 0,65 180000 0,85 25

1180319,6
161,44
Pu
e

= 0,24
=
Agr 0,85 f ' c h 0,8 180000 0,85 25 600

Mu 72529700
=
= 161,44 mm
Pu 1180319,6

Dari grafik tulangan pada empat sisi kolom didapat


r=3%

182

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

183

=r
=

3
0,85 = 0,0255
100

As tot = Agr
= 0,0255 180000
= 4.590 mm2
As persisi ; Aski = Aska = 0,25 As tot
= 0,25 4.590
= 1.147,5 mm2
Dipakai tulangan 6 D 19 (As = 1.701 mm2)
Chek spasi
S=
2.

300 (2 10 + 2 40 + 5 19)
= 52,5 mm > 25 mm ok !
2

Penulangan geser
Vu = 35,9829 kN = 35.982,9 N
Vn

Vc

Vu

35.982,9
= 52.971,5 N
0,6

P
= 1 +

14 Ag

f 'c
bW d
6

1180319,6 25
300 540
= 1 +

14 180000 6
= 198.231,40 N

183

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Vs

184

= (Vn Vc)
= (52.971,50 198.231,40)
= - 145.259,90 N

Vc

= 0,6 198.231,90
= 59.469,57 N

Vu < Vc 35.982,9 N < 59.469,57 N


Maka perlu tulangan sengkang
As 8

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2

Av

= 78,5 mm2 2
= 157 mm2

Av f ' y d
Vs

157 x 240 x540


145259,9

= 140,07 mm
Tulangan geser kolom dipasang seluruh tinggi kolom dengan jarak
maksimum (SKSNI.3.14.4 -.4.2).

dimensi komponen terkecil


300 = 75 mm

8 tulangan longitudinal 8 19 = 152 mm

100 mm

Maka dipakai tulangan geser D10 100 mm

184

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

4.7.3.

185

Kolom Lantai 3 (300 500)

1. Penulangan kolom
Data-data teknis

Tinggi kolom

: 380 mm

Lebar kolom

: 300 mm

Selimut beton

: 40 mm

tulangan pokok

: 20 mm

tulangan sengkang : 10 mm

Mutu baja fy

: 240 MPa

Mutu beton fc

: 25 MPa

Tinggi efektif

d : h-p-sengkang-1/2 D
: 500-40-10-1/2 .20
: 440 mm

dari analisa dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh datadata sebagai berikut :
Pu = 1.933,7073 kN = 1.933.707,3 N
Mu = 46,6426 kNm = 46.642.600 Nmm

d ' 40
=
= 0,09 = 0,1
h 500

Agr

= 300 x 500 = 150.000 mm2

Pu

= 0,1 fc Agr
= 0,1 25 150.000
= 375.000 N

Pu > Pu maka dipakai = 0,65

185

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

186

Mu 46642600
=
= 241,12 mm
Pu 1933707,3

et

P' u
375000
=
= 0,18
Agr 0,85 f ' c 0,65 x0,85 x150000 x 25

1933707,3
241,12
Pu
et

= 0,39
=
0,65 x150000 x0,85 x 25 380
Agr 0,85 f ' c h

Dari grafik tulangan pada empat sisi kolom didapat r = 5 %

=r

5
0,85 = 0,0425
100

As tot

= Agr
= 0,0425 150.000
= 6.375 mm2

As persisi ; Aski = Aska = 0,25 As tot


= 0,25 6.375
= 1593,75 mm2
Dipakai tulangan 6 D 19 (As = 1.701 mm2)

Chek spasi
S=

300 (2 x10 + 2 x 40 + 6 x19)


= 43 mm > 25 mm ok !
2

186

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

187

2. Penulangan geser
V

= 33,4354 kN = 33.435,4 N

Vn

Vu

33435,4
= 55.725,67 N
0,6

P
= 1 +

14 Ag

Vc

f 'c
bW d
6

1933707,3 25
x300 x 440
= 1 +

14 x15000 6
= 211.289,43 N
Vs

= (Vn Vc)
= (55.725,67 211.289,43)
= - 155.563,76 N

Vc = 0,6 211.289,43
= 63.386,83 N
Vu < Vc 33.435,4 N < 63.386,83 N
Maka perlu tulangan sengkang :
As

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2

Av

= 78,5 mm2 2
= 157 mm2

187

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

188

Av f ' y d
Vs

157 x 240 x 440


155563,76

= 106,58 mm
Tulangan geser kolom dipasang seluruh tinggi kolom dengan jarak
maksimum (SKSNI.3.14.4 -.4.2)
dimensi komponen terkecil 300 = 75 mm
8 tulangan longitudinal 8 19 = 152 mm
100 mm
Maka dipakai tulangan geser D10 100 mm

4.7.4.

Kolom Lantai 4 (300 500)

1. Penulangan kolom
Data-data teknis

Selimut beton (ds)

: 40 mm

Tinggi kolom

: 340 cm

tulangan pokok

: 20 mm

tulangan sengkang : 10 mm

Mutu baja fy

: 240 MPa

Mutu beton fc

: 24 MPa

Tinggi efektif

d : D selimut 10 1/2xD
: 500 40 10 - 10
: 440 mm

188

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

189

dari analisa dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh datadata sebagai berikut :
Pu = 1552,1907 kN = 1.552.190,7 N
Mu = 18,2857 kNm = 18.285.700 Nmm

d ' 40
=
= 0,09 = 0,1
h 500

Agr

= 300 500 = 150.000 mm2

Pu

= 0,1 fc Agr
= 0,1 25 150.000
= 375.000 N

Pu > Pu maka dipakai = 0,65

et

P' u
375000
=
= 0,18
Agr 0,85 f ' c 0,65 x0,85 x150000 x 25

1552190,7
117,81
Pu
et

= 0,26
=
0,65 x150000 x0,85 x 25 340
Agr 0,85 f ' c h

Dari grafik tulangan pada empat sisi kolom didapat r = 4 %

=r
=

Mu 18285700
= 117,81 mm
=
Pu 1552190,7

4
0,85 = 0,034
100

As tot

= Agr
= 0,034 150.000
= 5100 mm2

189

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

190

As persisi ; Aski = Aska = 0,25 As tot


= 0,25 5100
= 1275 mm2
Dipakai tulangan 5 D 19 (As = 1417,5 mm2)

Chek spasi
S=

300 (2 x10 + 2 x 40 + 5 x19)


= 52,5 mm > 25 mm ok !
2

2. Penulangan geser
V

= 30,5325 kN = 30.532,5 N

Vn

Vc

Vu

30532,5
= 50.887,08 N
0,6

P
= 1 +

14 Ag

f 'c
bW d
6

1552190,7 25
x300 x 440
= 1 +

14 x15000 6
= 191.305,23 N
Vs

= (Vn Vc)
= (50.887,08 191.305,23)
= - 140.418,15 N

Vc = 0,6 191.305,23
= 57.391,57 N
Vu < Vc 30.532,5 N < 57.391,57 N

190

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

191

Maka perlu tulangan sengkang :


As

= D2
= 3,14 102
= 78,5 mm2

Av

= 78,5 mm2 2
= 157 mm2

Av f ' y d
Vs

157 x 240 x 440


140418,15

= 118,07 mm
Tulangan geser kolom dipasang seluruh tinggi kolom dengan jarak
maksimum (SKSNI.3.14.4 -.4.2)
dimensi komponen terkecil 300 = 75 mm
8 tulangan longitudinal 8 19 = 152 mm
100 mm
Maka dipakai tulangan geser D10 100 mm

191

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

192

BAB V
PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PONDASI

5.1.

Uraian Umum
Pondasi bangunan merupakan bagian dari struktur yang berfungsi
untuk mendukung konstruksi di atasnya. Pelimpahan beban struktur harus
terjadi sedemikian sehingga keseimbangan struktur dapat terjamin dengan
baik dan ekonomis. Di dalam penentuan jenis pondasi serta mengetahui
kapasitas dukungnya, maka perlu dilakukan penyelidikan tanah terlebih
dahulu.
Menurut hasil penyelidikan tanah dari tim Laboraturium Mekanika
Tanah UNIKA Soegijapranata Semarang yang dipimpin oleh bapak
Ir. J. Daryanto melakukan pekerjaan penyelidikan tanah yang akan
digunakan untuk bangunan gedung STIKES Tlogorejo Semarang dan
berlokasi di JL. Arteri Yos Sudarso-JL. Puri Anjasmoro semarang berupa
penyelidikan Uji sondir, Uji Boring Dalam / SPT dan Uji Laboraturium.
Adapun jenis / macam penyelidikan tanah yang telah dilakukan
meliputi :
1. Penyelidikan lapangan :
a. Uji Sondir

: 2 titik sedalam 20 m.

b. Uji boring dan SPT interval 5 m

: 1 titik sedalam 30 m.

192

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

193

2. Pengujian sample di laboraturium :


a. Index properties.
b. Klasifikasi tanah.

5.2.

Data-Data Pendukung Perencanaan Pondasi


5.2.1. Hasil Penyelidikan Sondir
Penyelidikan uji Sondir adalah untuk mengetahui kedalaman
dari tanah keras di lokasi bangunan yang akan didirikan. Dari uji
Sondir tidak bisa diketahui jenis tanah, tetapi profil tanah dapat
diketahui dari grafik uji Sondir yang dapat dilihat pada hasil yang
terlampir.
Dari 2 (dua) hasil uji Sondir yang dilakukan didapatkan sebagai
berikut :
a. Kedalaman 3 m

qc = 15 kg/cm2.

b. Kedalaman 3 - 14,80 m

qc = 5 kg/cm2.

c. Kedalaman 15 - 20 m

qc = 50 kg/cm2.

Berdasarkan hasil penyelidikan uji Sondir diperkirakan tanah


dipermukaan hingga kedalaman 3 m merupakan tanah yang
dipadatkan. Kemudian hingga kedalaman 14,80 m merupakan tanah
yang sangat lunak dan cukup tebal. Pada kedalaman mencapai 20 m
lapisan tanah mulai padat kembali.

193

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

194

5.2.2. Hasil Penyelidikan Bor Dalam dan SPT


Uji bor dapat dilakukan dengan menggunakan bor mesin,
dikarenakan rencana pengeboran tanah hingga kedalaman 30 m.
Tujuan dari uji bor ini adalah untuk bisa melakukan identifikasi tanah
secara visual dari sample tanah yang diambil selama pelaksanaan
pengeboran.
Dalam uji bor dalam hal ini disertai pula pelaksanaan uji
Standart Penetration Test (SPT). Tujuan dari uji SPT adalah untuk
mengetahui konsitensi dari masing-masing lapisan tanah, apakah
termasuk tanah dengan konsistensi lunak, sedang, atau keras.
Konsistensi ini dapat dilihat dari jumlah pukulan yang didapat selama
pengujian interval tertentu dan sering disebut dengan nama

N blow.

Bilamana juml,ah pukulan (N blow) sedikit (misal : N blow = Nspt > 5


pukulan), maka dapat dikatakan bahwa tanah dilapisan tersebut lunak,
dan sebaliknya bila Nspt > 60 pukulan, maka lapisan tanah tersebut
keras.
Hasil uji bor dalam (bor mesin) dan SPT secara garis besar
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Kedalaman 1,75 m

tanah padas warna cokelat.

b. Kedalaman 1,75 - 14,80 m tanah lanau lunak warna


abu-abu Nspt = 2.
c. Kedalaman 14,75-21 m

tanah lempung kelanauan


warna abu-abu Nspt = 26.

194

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

d. Kedalaman 21- 25 m

195

tanah lempung kepasiran


Nspt = 21.

e. Kedalaman 25 - 30 m

tanah padas muda dengan


batuan warna cokelat
Nspt > 60 pukulan.

Berdasarkan hasil uji bor ini, profil dan jenis tanah dapat
diketahui bahwa sebagian besar lapisan tanah berupa tanah lanau lunak
yang cukup tebal.

Tanah yang agak keras baru didapat pada

kedalaman mulai 20 m.

5.2.3. Hasil Penyelidikan Laboraturium


Berdasarkan haasil uji laboratorium yang telah dilakukan (hasil
terlampir), menunjukkan lapisan tanah berupa tanah lanau dengan
konsistensi rendah (ML) pada kedalaman hingga 20 m.

Untuk

kedalaman 20 m hingga 30 m berupa tanah lempung dengan plastisitas


rendah (CL).

Sementara itu dari nilai angka pori (e) yang > 1,

menunjukkan kondisi tanah yang cukup berpori (porous).


kemungkinan bisa terjadi pemampatan tanah yang cukup besar.

195

Ada

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

5.3.

196

Alternatif Pemilihan Pondasi


Dalam perencanaan pondasi untuk bangunan harus diperhatikan
beberapa hal penting sebagai berikut :
1. Fungsi dari bangunan yang dipikul oleh pondasi.
2. Data tentang tanah dasar.
3. Besarnya beban dan berat bangunan yang ada di atasnya.
4. Waktu dan biaya pondasi.
Menurut bentuknya pondasi dibagi menjadi berikut :
1. Pondasi dangkal (Foot Plat).
2. Pondasi dalam (Tiang Pancang).
Dari kedua bentuk pondasi yang ada tersebut dipilih pondasi tiang
pancang 40 cm 40 cm, karena dapat mendukung struktur atas untuk
kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Lapisan-lapisan tanah atas sangat kompresibel dan terlalu
lemah mendukung struktur atas. Dalam hal ini pondasi
tiang pancang meneruskan beban kedalam lapisan tanah
keras (bedrock)
2. Jika pondasi harus menahan beban horizontal.

Pondasi

dalam dapat menahan momen dan gaya vertikal secara


bersamaan.
3. Pada tanah yang ekspansif.
4. Pondasi harus menahan uplift forces muka air tanah tinggi.
5. Pondasi harus menahan gerakan tanah leteral.

196

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

197

5.3.1. Perhitungan Kapasitas Dukung Tiang dengan CPT


Dari hasil pengujian boring di laboratorium mekanika tanah
UNIKA Soegijapranata diperoleh data-data tanah sebagai berikut :

Df (kedalaman)

= 24 m.

qc rata-rata

= 110 kg/cm2.

Total Friction (Tf)

= 2300 kg/cm.

Sf (Safety Factor / Angka Keamanan) = 3.

beton

= 24 kN/m3.

Pile yang digunakan

= 40 40 cm.

Perhitungan kapasitas dukung tiang :

Diameter piles / tiang (D) = 40 cm 40 cm.

Luas ujung tiang (A)

= sisi sisi
= 40 40
= 1600 cm2.

Keliling tiang (O)

= 2 (P + L)
= 2 (40 + 40)
= 160 cm.

Kedalaman tanah keras diperkirakan dibawah 24 m, jadi


diambil kedalaman 24 m dengan (qc < 200 kg/cm2 atau N-SPT > 60)

qc = 110 kg/m2.

Tf = 2300 kg/cm.

197

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

198

Rumus :
Qijin

= (qc A)/3 + (Tf O)/5

Digunakan karena kapasitas dukung tiang ijin yang


dipancang sampai lapisan pasir.
Qijin

= (qc A)/3 + (Tf O)/5


= (110 1600)/3 + (2300 160)/5
= 58666,67 + 73600
= 132266,67 kg = 132 ton 1320 kN.

5.3.2. Perhitungan Kapasitas Dukung Tiang dengan SPT


Tabel 5.1 Nilai SPT Untuk Perhitungan Qfriksi

Depth

Tebal Li

(m)

(m)

Padas

0 - 1,5

Lanau warna abu-abu

3
4

No

Lapisan Tanah

Ni

fi

fi.Li

1,5

1,5 - 14,5

13

52

Lempung kelanauan

14,5 - 21

6,5

15,5

31

201,5

Lempung kepasiran

21 - 25

24

48

192

f total

451,5 kN/m2

Nilai SPT untuk perhitungan Qujung pada kedalaman 24 m = 25

Panjang pile (L)

fi

= 2 Ni

= 40 N (L/D) < 400 N

= 24 m.
(kN/m2).

= 40 25 (24/0,37)
= 64864,86 kN/m2.

198

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Nilai maksimum (q)

199

= 400 N
= 400 25
= 16000 kN/m2.

Sehingga diambil (q) yang paling terkecil = 10000 kN/m2.


Qultimit

= (Aujung q) + (O ftotal)
= (0,16 10000) + (1,60 451,5)
= 1600 + 722,4
= 2322, 4 kN.

Qijin

= Qultimit / SF
= 2322,4 / 3
= 774,13 kN 774 kN.

5.3.3. Chek Terhadap Kekuatan Bahan Tiang Pancang


Bahan yang diambil dari spesifikasi Prestressed Concrete Piles
Ex-TONGGAK AMPUH dimensi 40 cm 40 cm panjang 6 m dengan
Qijin bahan = 2,352 ton 23,52 kN.
Sehingga Kapasitas tiang tunggal (Qijin) diambil 774 kN
(diambil yang paling terkecil dari prediksi Qijin CPT, SPT dan kekuatan
materialnya).

199

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

5.4.

200

Perencanaan Pondasi
Pondasi tiang pancang untuk pile cap beton (fc) = 25 MPa dan
mutu baja (fy) = 320 MPa, untuk tiang pancang minipile menggunakan
mutu beton K-500 (fc) = 41,5 MPa.

5.4.1. Pondasi Kolom 30 cm 60 cm


5.4.1.1. Jumlah Tiang yang Dibutuhkan Dalam Desain
Jumlah tiang yang dibutuhkan dalam satu kolom dengan
beban :

Beban aksial kolom (Pu) = 210101 kg = 2101,01 kN.

Momen (M)

= 50,70 kN.m.

Jarak tiang diambil

= 2 (D)
= 2 40 cm

= 74 cm.

Dengan jarak tiang (D) nilai efisiensi tiang kelompok (Eg)=


0,7. Karena kondisi jarak antar pile (pusat ke pusat) < 3 D maka
kapasitas Pijin dihitung dengan keruntuhan blok SF = 3.

Jumlah tiang yang dibutuhkan (n)= P/(Qijin Eg)


= 2101,01/(774 0,7)
= 3,88 buah.
Jumlah tiang yang dibulatkan jadi 4 buah.

Pijin

= Qijin n Eg
= 774 4 0,7
= 2167,20 kN > Pu = 2101,01 kN (OKE)

200

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

201

5.4.1.2. Distribusi Beban Kolom Ke Masing-Masing Tiang


Jika telah mengetahui pile yang dibutuhkan adalah 4 buah
maka desain pile cap atau poer dapat dipilih dengan susunan :
35

80

35

2
x

150

Gambar 5.1 Disrtibusi beban kolom ke tiang


Distribusi beban kolom kemasing-masing tiang dalam pile
cap adalah :

x2

= 4 (0,80/2)2

= 0,64 m2.

y2

= 4 (0,80/2)2

= 0,64 m2.

= 4 buah.

Qi

= P/n My x / (x2) Mx y / (y2)

Q1

= P/n My x / (x2) Mx y / (y2)


= 2101,01/4 + {50,70(-0,40)}/0,64 +
{50,70(0,64)}/0,64
= 525,25 31,68 + 31,68
= 525,25 kN.

201

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Q2

202

= 588,61 kN < QijinEg = 7740,7


= 541 kN (OKE)

Q3

= 525,25 kN.

Q4

= 461,89 kN.

Jika Qi menderita tarik (-) maka tiang harus didesain


menahan tarik.

5.4.1.3. Perhitungan Final Set Untuk Penghentian Pemancangan Tiang


Tiang direncanakan dipancang dengan mesin diesel hammer
K-35 (spesifikasi diesel hammer untuk tiap diameter tiang berbeda).
Segmen tiang untuk total 20 m adalah 12 + 9 m.
Hiley formula untuk hammer diesel pada tanah medium
driving.
Qijin

2
eh Wr h Wr + N + W p
1
=

S + 0,1
Wr + W p
SF

dengan,
Qijin = Kapasitas dukung tiang (ton).
Wp = Berat tiang pancang.
Untuk 40, L = 6 m maka beratnya = 6 0,392
= 2,352 ton.
Wr

= Berat Hammer.
Untuk K-35 Diesel Hammer berat

= 3,5 ton.

= Tinggi jatuh hammer.


Tinggi jatuh hammer di lapangan 1,2 m.

202

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

203

eh

= Faktor efisien

= 1,0.

= Koefisien restitusi.

= 0,25.

SF

= Faktor keamanan

= 3.

= Final set.

Tabel 5.2 Hiley Formula Untuk Hammer Diesel


Easy

Medium

Hard

Very Hard

Driving

Driving

Driving

Driving

P=35 kg/cm2

P=70 kg/cm2

P=105 kg/cm2

P=140 kg/cm2

C1

0,003

0,006

0,010

0,013

C2

0,002 L/2

0,004 L/2

0,006 L/2

0,008 L/2

C3

0 - 0,0025

0,0025

0,0025

0,0025

Nilai

(C1+C1+C1)/2= (0,006+(0,004 6/2)+0,0025)/2 = 0,01025


Perhitungan final set :

Faktor efisiensi (Eh)

= 1.

Berat hammer (Wr)

= 3,5 ton.

Tinggi jatuh (h)

= 1,2 m.

Koefisien restitusi (N)

= 0,25.

Berat 1 section (Wp)

= 1,41 ton.

Faktor Keamanan (SF)

= 3.

Final set (s)

= 0,0049 m.

(C1+ C2+ C3)/2

= 0,01025.

Sehingga Final set (s) untuk 10 pukulan = 4,9 cm.

203

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

204

5.4.1.4. Menghitung Tinggi Pile Cap dan Penulangannya


Untuk menghitung besarnya momen, geser satu arah dan
geser pons, diperlukan data perhitungan :

Dimensi kolom 30 cm 60 cm.

Beban aksial kolom (P) = 2101,01 kN.

35

80

35

150

Gambar 5.2 Pile Cap


Distribusi beban untuk setiap tiang pancang :

Q1 = 525,25 kN.

Q2 = 588,61 kN.

Q3 = 525,25 kN.

Q4 = 461,89 kN.

204

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

a.

205

Mutu Bahan dan Beban Pondasi


35

35

80

2
b

150

Gambar 5.3 Bidang kritis pons


Mutu beton yang digunakan fIc = 25 Mpa dan mutu
tulangan baja fy = 320 Mpa. Untuk menghitung struktur betonnya,
beban perlu dikalikan dengan faktor beban. Karena faktor beban
telah dihitung dalam SAP 2000 maka beban kolom dan per pile
ultimate sebagai berikut :

Pu = 2101,01 kN

Qu1 = 525,25 kN.

Qu2 = 588,61 kN.

Qu3 = 525,25 kN.

Qu4 = 461,89 kN.

205

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

b.

206

Chek Terhadap Geser Pons

Kolom
60 x 60

Pile Cap
d
th
Tulangan As

Pile

Gambar 5.4 Bidang kritis pons


Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 60 cm.
Vu pons

= Pu
= 2101,01 kN.

Keliling bidang kritis geser pons (bo) :


bo

= 2 (b + d) + 2 (h + d)
= 2 (300 + 600) + 2 (600 + 600)
= 4200 mm.

Vc pons

= 0,6 0,33 fIc bo d (Mpa = N/mm2)


= 0,6 0,33 25 4200 600
= 2,494 106 N
= 2494 kN.

Vu pons < Vc pons (OKE).

206

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

c.

207

Chek Terhadap Geser Lentur


Pengecekan geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan
karena untuk d = 60 cm, tiang pancang berada di dalam bidang
geser yang terbentuk. Sehingga tebal pile cap (th) adalah :
th = d + 15 cm + selimut beton + tulangan
= 60 + 15 + 5 + 2,5/2
= 81,25 85 cm.

d.

Perhitungan Tulangan Pile Cap


Momen bhterhadap titik berat kolom :

Mu

= (Qu1 0,80/2) + (Qu2 0,80/2)


= (525,25 0,80/2) + (588,61 0,80/2)
= 210,10 + 235,44
= 445,54 kN.cm.
= 4,4554 106 kg.cm.

= 150 cm.

= 60 cm.

fIc

= 25 MPa

= 250 kg/cm2.

fIy

= 320 MPa

= 3200 kg/cm2.

Mencari nilai 1 :
Jika fIc 300 kg/cm2 maka 1 = 0,85.
fIc > 300 kg/cm2 maka 1 = 0,85 0,0008(fIc-300).
Jika 1 < 0,65 maka 1 = 0,65.
Untuk fIc = 250 kg/cm2 maka nilai 1 = 0,85.

207

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Mn

208

= Mu/0,85
= 4,4554 106/0,85 = 5241647,059 kg.cm.

= Mn / B d2 0,85 fIc
= 5241647,059 / 150 602 0,85 250
= 0,04568.

= 1 - 1 2 K
= 1 - 1 2 0,04568
= 0,0468

Fmax

= (1 4500) / (6000 fy)


= (0,85 4500) / (6000 + 3200)
= 0, 4157.

F Fmax tulangan tunggal.


F > Fmax tulangan rangkap.
Karena kondisi F < Fmax

maka digunakan perhitungan

untuk tulangan tunggal.

As

= (F B d 0,85 fIc) / fy
= (0,0468 150 60 0,85 250) / 3200
= 27,97 cm2

min

As min = min B d

= 0,0040 (nilai min untuk plat)

= 0,0040 150 60
= 36 cm2

208

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

209

Digunakan As < As min dipasang diameter tulangan D20 mm


dengan jumlah tulangan :

A20

= d2
= 22
= 3,14 cm.

Jumlah tulangan (As) = 36 / 3,14


= 11,465 12 D 20 mm.

Digunakan As dipasang diameter tulangan D14 mm


dengan jumlah tulangan :

Untuk tulangan atas (As)

= 0,15% B d
= 0,15% 150 60
= 13,5 cm2

A14 = d2
= 1,42
= 1,5386 cm.

Jumlah tulangan (As) = 13 / 1,5386


= 8,449 10 D 14 mm.

209

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

210

BAB VI
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

6.1.

Syarat-Syarat Umum
Pasal 1. Nama Proyek, Tempat dan Jenis Pekerjaan
1. Nama Proyek

: STIKES TLOGOREJO

2. Lokasi Proyek

: Jln. Arteri Yos Sudarso-Jln. Puri Anjasmoro


Semarang.

Pasal 2. Istilah-Istilah
1. Pemberi Tugas

Yayasan Tlogorejo
2. Perencana

Adalah pihak yang dipilih oleh Pemberi Tugas untuk


melaksanakan pekerjaan perencanaan dalam hal ini adalah
Ir. Johnny Hendrawan, M.M, IAI.
3. Konsultan Pengawas

Adalah pihak yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas untuk


melaksanakan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan dalam hal ini adalah P.T. Pola Dwipa.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

4. Direksi Lapangan

211

Adalah pihak yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan


sehari-hari atas jalannya pekerjaan pembangunan. Direksi
lapangan mempunyai wewenang melakukan segala tindakan
yang dianggap perlu dan memutuskan persoalan yang timbul di
lapangan, termasuk penafsiran isi Dokumen Kontrak.
5. Kontraktor / Pemborong

Adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan pekerjaan


pembangunan, dalam hal ini adalah P.T. Adhi Karya (Persero)
yang beralamat di Jln. Pemuda No. 82 Semarang.
6. Sub-Kontraktor

Adalah orang atau badan hukum yang mengadakan kontrak


langsung dengan Kontraktor, untuk menyelesaikan sebagian
pekerjaan atas nama Kontraktor.
7. Dokumen Pelelangan

a. Undangan lelang.
b. Seluruh gambar-gambar rencana pelaksanaan.
c. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
d. Surat penawaran dan lampiran-lampirannya.
e. Rencana Kontrak.
f. Berita Acara Penjelasan berikut semua Adendum yang
dikeluarkan oleh Panitia Pelelangan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

8. Berita Acara Penjelasan

212

a. Surat Keputusan Pemberian Pekerjaan (Gunning).


b. Surat Perjanjian Pemborong.
c. Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
d. Seluruh gambar termasuk gambar lapangan (shop drawing).
e. Berita Acara Penjelasan berikut semua adendum yang
dikeluarkan oleh Pemberi Direksi / Tugas, baik sebelum
maupun selama pekerjaan berlangsung.
Semua ini merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahpisahkan.

Untuk

selanjutnya

dokumen

surat

perjanjian

pemborong ini disebut (Kontrak).


9. Dokumen surat perjanjian pemborong yaitu

Adalah surat berisikan keterangan yang dibuat atas usulan


Kontraktor oleh Konsultan Pengawas dan pengelola proyek
(Direksi) yang menunjukkan tentang kemajuan pekerjaan yang
telah dilaksanakan untuk keperluan penagihan angsuran
pembayaran.
10. Berita acara pemeriksaan kemajuan pekerjaan

Adalah surat keterangan yang dibuat atas usulan Kontraktor oleh


Konsultan Pengawas dan pengelola proyek (Direksi) yang
menunjukkan

tentang

kemajuan

pekerjaan

yang

telah

dilaksanakan untuk keperluan penagihan angsuran pembayaran.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

213

11. Berita acara penyerahan pertama

Adalah surat keterangan yang telah dibuat oleh Direksi dan


Kontraktor yang menyatakan bahwa seluruh pekerjaan sesuai
ketentuan-ketentuan dengan penandatanganan Berita Penyerahan
Pertama.
12. Masa pemeliharaan

Adalah waktu antara penandatanganan Berita Acara Penyerahan


Pertama

sampai

dengan

penandatanganan

Berita

Acara

Penyerahan Kedua.
13. Berita acara penyerahan kedua

Adalah surat keterangan yang dibuat oleh Direksi dan


Kontraktor yang menyatakan bahwa masa pemeliharaan telah
selesai.
14. Panitia Arbitrase

Adalah panitia yang dibentuk oleh Pemberi Tugas dan


Kontraktor untuk menyelesaikan perselisihan yang tidak bisa
diselesaikan secara musyawarah oleh pihak kesatu dan pihak
yang kedua.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

214

Pasal 3. Rapat Penjelasan


1. Agar peserta pelelangan mempunyai pengertian yang sama
mengenai pekerjaan yang dilelangkan dan semua ketentuan yang
tercantum dalam Dokumen Pelelangan, maka akan diadakan
rapat penjelasan (aanwijzing) pada :
Hari / Tanggal

Jam

Tempat

: Sekretariat Yayasan Tlogorejo


Jln. KH. Ahmad Dahlan, Semarang
UP. Bpk. Andi Wijaya, S.E.

2. Semua peserta pelelangan harus hadir dalam acara pemberian


penjelasan-penjelasan mengenai Dokumen Pelelangan, Prosedur
Pelelangan, Penjelasan-Penjelasan Tambahan, Koreksi-Koreksi
serta segala sesuatu berkenaan tentang pelaksanaan pekerjaan.
3. Setelah acara pemberian penjelasan akan diadakan peninjauan
lapangan,

guna

memberikan

gambaran

kepada

peserta

pelelangan tentang lokasi, kondisi, dan situasi pekerjaan yang


dilelangkan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

215

4. Disamping peninjauan tersebut diatas, setiap peserta lelang


diharuskan mengadakan peninjauan dan pemeriksaan sendiri
terhadap tempat pekerjaan dan daerah disekitarnya, guna
mengetahui secara pasti kondisi dan sifat-sifat pekerjaan,
akomodasi dan transportasi yang diperlukan untuk menunjang
pelaksanaan pekerjaan.
Peserta lelang harus berusaha untuk mendapatkan keteranganketerangan yang diperlukan mengenai hal-hal yang tak terduga
dan keadaan-keadaan lainnya yang mempunyai pengaruh
terhadap pengajuan penawaran.
5. Dalam penawaran ini tidak diadakan koreksi perhitungan
kembali atas jumlah satuan yang diajukan peserta lelang,
perhitungan harga satuan, kasalahan penjumlahan ataupun
ketidaktahuan peserta lelang mengenai kondisi tempat pekerjaan.
Hal ini menjadi tanggung jawab peserta lelang.
6. Harga penawaran yang diajukan harus sudah mencakup segala
biaya yang akan dikeluarkan, termasuk biaya tak terduga,
keuntungan pemborong, asuransi, pajak pertambahan nilai bea
materai, dan sebagainya.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

216

7. Semua hal yang dibicarakan dalam acara pemberian penjelasan


akan dimuat dalam Berita Acara Pemberian Penjelasan yang
akan diserahkan kepada masing-masing calon peserta lelang,
selambat-lambatnya

(tujuh)

hari

sebelum

pemasukan

Dokumen Penawaran.
8. Berita Acara Pemberian Penjelasan ini bersifat mengikat dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari RKS, Dokumen
Surat Perjanjian Pemborong.
9. Setiap penjelasan atau perubahan yang tidak dilakukan secara
tertulis adalah tidak sah dan tidak mengikat.

Pasal 4. Dokumen Penawaran


1. Dokumen Penawaran harus dibuat dalam bahasa Indonesia
dalam rangkap 3 (tiga) pada kertas berkop perusahaan dan
berdasarakan formulir yang telah ditentukan.
2. Surat

Penawaran

harus

ditandatangani

oleh

pemimpin

perusahaan, dimasukkan amplop putih ukuran 40 60 cm dilak/


isolasi hitam dicantumkan alamat tujuan tanpa identitas apapun.
Apabila pemimpin perusahaan tidak dapat menandatangani
sendiri surat penawaran tersebut maka harus menunjuk wakilnya
dengan surat kuasa yang bermaterai. Surat kuasa tersebut harus
dilampirkan dalam surat penawaran.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

217

Surat penawaran asli bermaterai Rp. 6000,00 tertanggal pada


materai bersangkutan dan tidak boleh terdapat coretan-coretan/
pengetikan ulang / hapusan-hapusan yang tidak diparaf.
Lampiran-lampiran surat penawaran :
Surat penawaran (asli dan salinan-salinannya) harus lengkap
dengan lampiran-lampiranya, sebgai berikut :
a. Rencana Anggaran Biaya dan perinciannya (lihat formulir
yang terlampir).
b. Bagan waktu pelaksanaan pekerjaan (time schedule).
c. Daftar pengerahan personalia inti, nama dan kurikulum vitae.
d. Daftar peralatan pokok yang akan dipakai dalam proyek ini.
e. Fotocopy NPWP serta fotocopy Akte Pendirian Perusahaan
yang masih berlaku (bila perlu aslinya diperlihatkan kepada
panitia pada waktu penyerahan dokumen penawaran).
f. Fotocopy Surat Ijin Usaha dalam bidang pekerjaan yang
dilaksanakan.
g. Jaminan penawaran : Bank Pemerintah atau Bank Swata
(NISP, BUANA, BCA) sebesar Rp. 150.000.000,00 (seratus
lima puluh juta rupiah).

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

218

3. Cara pengajuan surat penawaran.


Asli dari surat penawaran dan lampiran-lampirannya harus
menjadi satu berkas (berkas kesatu), demikian juga tindasannya
masing-masing berupa berkas kedua, ketiga dan seterusnya.
Seluruh berkas penawaran tersebut di atas dimasukkan dalam
satu sampul tertutup.

Dokumen penawaran tersebut harus

diserahkan kepada Pemberi Tugas pada waktu dan tempat yang


telah ditetapkan.

Pasal 5. Gugurnya Penawaran


Penawaran dinyatakan gugur atau batal apabila :
1. Dikirim oleh penawar yang tidak diundang.
2. Terlambat diserahkan dari waktu yang telah ditetapkan.
3. Harga penawaran yang tertera pada angka tidak sama dengan
yang tertera dalam surat penawaran yang tidak sesuai dengan
yang tertera dalam Rencana Anggaran Biaya.

Pasal 6. Penyerahan Dokumen Penawaran


1. Penyerahan dokumen pada :
Hari / Tanggal

Jam

: 08.00 09.00 WIB

Tempat

: Ruang rapat kecil


Aula R.S. Tlogorejo
Jln. KH. Ahmad Dahlan, Semarang.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

219

2. Pembukaan penawaran bersifat terbuka (dihadiri oleh semua


peserta lelang).

Pasal 7. Keputusan Hasil Pelelangan


1. Pemenang pelelangan akan diputuskan selambat-lambatnya
dalam waktu 9 (sembilan) hari setelah penutupan pemasukan
dokumen penawaran dan akan diberitahukan secara tertulis
kepada semua pihak yang berkepentingan oleh Pemberi Tugas.
Surat keputusan ini berikut Berita Acara pemberian penjelasan
serta Dokumen Pelelangan lainnya merupakan dasar dari
Perjanjian Pemborong yang akan diadakan.

Pasal 8. Jaminan Pelaksanaan


1. Pemenang pelelangan yang ditujukan untuk melaksanakan
pekerjaan pekerjaan sebelum menandatangani kontrak kerja
harus menyerahkan Jaminan Pelaksanaan berupa Surat Jaminan
Bank Pemerintah atau Bank Swasta (NISP, BUANA, BCA)
sebesar 5% (lima) persen dari nilai kontrak, dibulatkan ke atas
sampai ribuan rupiah.
2. Jaminan pelaksanaan harus mempunyai masa berlaku sampai
dengan Serah Terima II sejak dikeluarkan sesuai kontrak dan
harus dapat diperpanjang.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

220

3. Jaminan Pelaksanaan menjadi milik Pemberi Tugas, apabila :


a. Kontraktor tidak melaksanakan pekerjaan yang ditetapkan.
b. Kontraktor mengundurkan diri setelah menandatangani
kontrak.

Pasal 9. Perjanjian Kontrak, Perselisihan dan Pemilihan Domisili.


1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor-kontraktor harus
menandatangani suatu pekerjaan kontrak sesuai dengan bentuk
yang ditentukan, dan dalam jangka waktu yang selambatlambatnya 7 (tujuh) hari sesudah keputusan hasil pelelangan.
Perjanjian kontrak ini disebut Surat Perjanjian Pemborong.
2. Bila mana terjadi perselisihan antara Pemberi Tugas dan
Kontraktor,

pada

dasarnya

diselesaikan

dengan

cara

musyawarah.
3. Bilamana penyelesaian secara musyawarah tersebut di atas tidak
tercapai maka penyelesaian selanjutnya akan diserahkan kepada
Panitia Arbitrase.
4. Jika hal inipun tidak mendapat hasil, penyelesaian selanjutnya
akan melalui jalur hukum yang berlaku. Dalam hal ini kedua
belah pihak memilih tempat dan alamat yang tetap (domisili)
dalam Perjanjian Pemborong pada Kantor Pengadilan Tinggi.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

221

Pasal 10. Sifat Kontrak


1. Pemutusan kontrak dapat terjadi apabila :
a. Diputuskan oleh pihak Pemberi Tugas.
b. Diputuskan oleh Kontraktor.
c. Diputuskan oleh Pemberi Tugas dan Kontraktor.
2. Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh Pemberi Tugas bila
Kontraktor lalai atau melanggar persyaratan yang telah
disepakati bersama, setelah mendapat peringatan tertulis dari
Pemberi Tugas 3 (tiga) kali berturut-turut dengan selang waktu
masing-masing 2 (dua) minggu setelah peringatan ketiga
dikeluarkan.
3. Bila memutuskan kontrak dilakukan sepihak oleh Kontraktor,
maka Kontraktor dikenakan denda sebesar 10% (sepuluh
persen) dari harga borongan.
4. Pemutusan kontrak dilakukan atas persetujuan bersama antara
Pemberi Tugas dan Kontraktor, dapat terjadi bila terpaksa
pekerjaan harus dihentikan disebabkan oleh keadaan memaksa
(force mejeure).
5. Dalam hal ini terjadi pemutusan kontrak, maka nilai pekerjaan
Kontraktor yang dapat diperhitungkan hanya sampai tahap
pekerjaan yang telah dikerjakan dan telah diterima oleh Direksi
Lapangan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

222

Pasal 11. Izin Bangunan


1. Pengurusan izin bangunan telah dilakukan oleh Pemberi Tugas.
Semua biaya izin bangunan tambahan kecuali yang tersebut di
atas menjadi tanggungan Kontraktor.
2. Kontraktor tetap wajib menyediakan surat-surat keterangan
maupun membuat laporan-laporan yang diperlukan untuk
kelengkapan izin penggunaan bangunan tersebut dan biaya
yang berhubungan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 12. Peraturan-Peraturan Lainnya


1. Kontraktor harus bertindak sesuai dengan hukum atau
peraturan-peraturan yang lainnya yang dikeluarkan oleh
penguasa setempat.
2. Semua

surat-surat

keterangan

yang

berkenaan

dengan

pelaksanaan pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor


kepada Pemberi Tugas sebelum penyerahan kedua.
3. Kontraktor harus menjamin bahwa Pemberi Tugas bebas dari
segala macam tuntutan atas pelanggaran sesuatu hak paten,
desain, cap dagang, atau hak-hak yang dilindungi lainnya,
mengenai peralatan atau bahan-bahan yang digunakan untuk
keperluan pekerjaan. Semua biaya administrasi dan materai
sebelum dan sesudah Perjanjian Pemborong menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

223

4. Demi kesempurnaan pekerjaan, Kontraktor wajib (tanpa


tambahan biaya) mengerjakan sesuatu yang berhubungan,
walaupun sama lain tidak disebutkan dengan jelas dalam RKS
ini, dengan persetujuan Direksi Lapangan.

Pasal 13. Jangka Waktu Pelaksanaan


Seluruh pekerjaan yang termasuk dalam kontrak harus selesai dan
diserahkan untuk pertama kalinya (penyerahan pertama) dengan
memuaskan selambat-lambatnya dalam 240 (dua ratus empat
puluh) hari kalender, terhitung semenjak Surat Perjanjian
Pemborong ditandatangani.

Pasal 14. Permulaan Pekerjaan


Apabila ketentuan lain maka selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sejak tanggal Surat Keputusan Pemberi Pekerjaan, Kontraktor
harus sudah memulai pekerjaan dalam arti kata yang nyata, dan
harus berjalan secara tetap pada hari-hari kerja dengan kecepatan
yang layak.

Pasal 15. Kenaikan Harga


1. Semua kenaikan harga bahan dan upah selama masa
pembangunan menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya.
Dalam memasukkan harga penawaran, Kontraktor harus sudah
memperhitungkan kemungkinan ini.

Kenaikan harga tidak

boleh menjadi alasan untuk merendahkan kwalitas pekerjaan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

224

2. Kenaikan harga bahan-bahan dan upah yang terjadi akibat


kenaikan

BBM

(Bahan

Bakar

Minyak)

tidak

dapat

diperhitungkan.
3. Apabila terjadi tindakan moneter resmi dari pemerintah yang
mempengaruhi harga bahan dan upah kerja, Kontraktor berhak
mengajukan ekskalasi harga yang wajar.

Tambahan biaya

diperhitungkan dari sisa pekerjaan yang belum dikerjakan dan


diputuskan bersama antara Pemberi Tugas, Kontraktor, Direksi
berdasarkan musyawarah yang mempertimbangkan kenaikan
index bahan bangunan dan upah yang dikeluarkan resmi oleh
Direktorat Pekerjaan Umum.

Pasal 16. Resiko Dan Keamanan


1. Segala resiko kebakaran, pencurian, dan lain-lain di tempat
pekerjaan atas segala bahan-bahan, alat dan lain-lain menjadi
tanggungan Kontraktor.
2. Kontraktor harus mengadakan penjagaan, pemagaran dan
sebagainya di tempat pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung.
3. Kontraktor harus memperbaiki dan mengganti kerugian,
apabila ternyata lalai terhadap kewajiban tersebut di atas.
4. Kontraktor wajib menutup asuransi (C.A.R) dan Third Liability
yang besarnya minimum Rp (.......) untuk setiap
kejadian.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

225

Pasal 17. Keadaan Force Majeure


1. Yang dimaksud dengan keadaan Force Majeure adalah suatu
keadaan yang dapat menimbulkan akibat terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang tidak dapat diatasi oleh Kontraktor maupun
Pemberi Tugas, karena diluar kesanggupan / wewenangnya
seperti adanya bencana alam, gempa bumi, angin topan, banjir,
perang, huru-hara dan sebagainya.
2. Setiap peristiwa force majeure seperti diatas harus mendapat
pengesahan dari Direksi Lapangan, selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari setelah peristiwa tersebut.
3. Apabila akibat dari adanya keadaan force majeure pekerjaan
terpaksa harus dihentikan dan tidak dapat dilanjutkan lagi,
maka kepada Kontraktor akan dibayarkan harga sebesar
prestasi yang telah dikerjakan dan telah diterima. Kontraktor
tidak berhak mengajukan tuntutan-tuntutan lain misalnya ganti
rugi dan lain sebagainya.

Pasal 18. Keterlambatan Dan Perpanjangan Waktu


1. Jika terjadi keterlambatan akibat dari suatu keadaan di luar
kekuasaan Kontraktor, maka waktu penyerahan dapat diusulkan
untuk diperpanjang melalui Direksi, misalnya : keterlambatan
akibat tindakan Pemberi Tugas / Direksi Lapangan adanya
pekerjaan tambah, keadaan force majeure dan sebagainya.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

226

2. Permohonan perpanjangan waktu harus diajukan secara tertulis


oleh kontraktor, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah
terjadinya peristiwa tersebut.

Pasal 19. Penundaan Pekerjaan


1. Bilamana diperlukan, dengan perintah tertulis dari Direksi
Lapangan, Kontraktor harus menunda pekerjaan baik secara
sebagian maupun keseluruhan pekerjaan untuk jangka waktu
tertentu.
2. Pada peristiwa dihentikannya suatu bagian atau keseluruhan
pekerjaan oleh Direksi Lapangan akibat kelalaian Kontraktor,
tidak diadakan perpanjangan waktu.

Pasal 20. Penyerahan Pertama Pekerjaan


1. Penyerahan pertama pekerjaan harus dinyatakan secara tertulis
oleh

Kontraktor

kepada

Direksi

Lapangan

dengan

menyebutkan tanggal penyerahan yang dikehendaki, selambatlambatnya 1 (satu) minggu sebelum tanggal yang dimaksud.
2. Direksi Lapangan akan mengadakan pemeriksaan seksama dari
keseluruhan

pekerjaan

termasuk

disyaratkan dan pemberesan pekerjaan.

hasil-hasil

test

yang

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

227

Pasal 21. Denda dan Sanksi


1. Bilamana jangka waktu penyerahan pertama dilampaui, maka
Kontraktor dikenakan denda yang besarnya 10/00 (satu per
seribu) dari harga borongan setiap hari kelambatan, sampai
jumlah maksimal 5% (lima per seratus) dari nilai kontrak
seluruhnya.
2. Untuk setiap kelalaian dalam menempati peraturan yang telah
ditentukan akan diberi peringatan secara tertulis.

Bilamana

sampai peringatan kedua belum dipenuhi, akan diberi


peringatan ketiga dan seterusnya yang disertai dengan denda
yang besarnya 10/00 (satu per seribu) dari harga borongan untuk
setiap kali peringatan, dengan maksimum 5% (lima per seratus)
dari harga borongan.

Pasal 22. Pekerjaan Tambah Kurang


1. Pekerjaan tambah kurang adalah pekerjaan yang lain dari yang
dimaksud dalam dokumen kontrak berupa penambahan,
pengurangan atau peniadaan suatu bagian pekerjaan.
2. Suatu pekerjaan hanya bisa dianggap sebagai tambah kurang,
apabila ada perintah atau persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan. dan Kontraktor wajib melaksanakannya sejauh
bagian-bagian pekerjaan yang ada hubungannya dengan ruang
lingkup kontrak.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

228

3. Ketidaklengkapan uraian jenis pekerjaan dalam Surat


Penawaran tidak bisa dianggap sebagai pekerjaan tambah
kurang, apabila pekerjaan jenis tersebut telah disebutkan dalam
Dokumen Kontrak atau salah satu bagian dari padanya.
4. Pekerjaan tambah kurang dinilai atas dasar harga satuan bahan
dan upah yang tercantum dalam kontrak.

Dalam hal ini

tiadanya jenis pekerjaan tersebut dalam kontrak, maka harga


satuannya dinilai berdasarkan pemufakatan antara Direksi dan
Kontraktor, dengan keputusan terakhir berada dipihak Direksi.
5. Pembayaran

pekerjaan

tambah

kurang

dilakukan/

diperhitungkan setelah penyerahan pertama seluruh pekerjaan.

Pasal 23. Masa Pemeliharaan


1. Jangka waktu masa pemeliharaan adalah 90 (sembilan puluh)
hari kalender, sejak tanggal Berita Acara Penyerahan Pertama.
Kontraktor

wajib

menyelesaikan

semua

kekurangan-

kekurangan akibat kelalaian pelaksanaan, ataupun akibat


penggunaan bahan-bahan yang kurang sempurna, serta
melakukan pemeliharaan terhadap hasil pekerjaan.
2. Pekerjaan penyempurnaan ini harus segera dikerjakan oleh
Kontraktor pada peringatan pertama dari Direksi Lapangan.
3. Jika Kontraktor melalaikan peringatan ini, maka Direksi akan
memerintahkan pihak lain untuk melakukan pekerjaan ini atas
biaya Kontraktor sepenuhnya.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

229

Pasal 24. Penyerahan Kedua


Bilamana semua pekerjaan yang tercantum dalam kontrak,
termasuk

masa

pemeliharaan

telah

dilaksanakan

secara

memuaskan, dan Kontraktor telah memenuhi semua kewajiban


seperti tercantum dalam kontrak, maka Direksi Lapangan akan
menyerahkan Berita Acara Penyerahan Kedua kepada Kontraktor,
dengan selembar salinan kepada Pemberi Tugas.

Pasal 25. Proses Penyelesaian Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan


Pekerjaan
1. Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan adalah
berdasarkan prestasi pekerjaan yang telah selesai dikerjakan,
yaitu berupa :
a. Bagian-bagian pekerjaan yang sudah selesai dan diterima
baik oleh Direksi Lapangan.
b. Bahan-bahan yang sudah terpasang dan diterima dengan
baik oleh Direksi Lapangan. Peralatan kerja tidak dapat
dihitung sebagai prestasi.
c. Bahan bangunan yang telah diterima dengan baik di
lapangan oleh Direksi Lapangan tidak dapat diperhitungkan
sebagai

biaya

pekerjaan

yang

bersangkutan

untuk

penagihan angsuran pembayaran, demikian pula pada


prestasi

kemajuan

diperhitungkan.

pekerjaan

lapangan

tetap

tidak

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

2. Selambat-lambatnya

230

(satu)

minggu

sebelum

waktu

pembayaran tiba, Kontraktor harus mengajukan permohonan


tertulis kepada Direksi Lapangan untuk dibuatkan Berita Acara
Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan secara terperinci.
Direksi Lapangan berhak menolak / menunda dikeluarkannya
Berita Acara tersebut diatas, apabila dalam pemeriksaan
pekerjaan ternyata terdapat hal-hal yang tidak benar, baik
seluruh maupun sebagian pekerjaan dari permohonan Berita
Acara tersebut antara lain :
a. Hasil pemeriksaan Kontraktor tidak memuaskan.
b. Pekerjaan yang rusak tidak diperbaiki.
c. Adanya tuntutan-tuntutan dari pihak ketiga.
d. Adanya keragu-raguan bahwa pekerjaan selanjutnya dapat
diselesaikan dengan baik.
3. Dikeluarkannya

Berita

Acara

Pemeriksaan

Kemajuan

Pekerjaan oleh Direksi Lapangan, tidak berarti selesainya


tanggung jawab Kontraktor atas bagian pekerjaan tersebut.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

231

4. Bilamana pembayaran kepada Kontraktor termasuk sejumlah


pekerjaan yang dilaksanakan olek Sub-Kontraktor, maka
Pemberi

Tugas

berhak

memberitahukan

kepada

Sub-

Kontraktor yang bersangkutan bahwa pembayaran tersebut


telah

dilakukan,

dan

Kontraktor

harus

melaksanakan

pembayaran kepada Sub-Kontraktor selambat-lambatnya 7


(tujuh) hari sejak diterimanya pembayaran.
5. Sebelum mengeluarkan Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan
Pekerjaan berikutnya, Direksi Lapangan berhak meminta
kepada Kontraktor untuk membuktikan setiap Sub-Kontraktor
telah dibayar sebagaimana mestinya.
6. Pembayaran penuh (terakhir) akan dilaksanakan setelah
penyelesaian keseluruhan pekerjaan seperti tercantum dalam
kontrak, dimana sebelumnya Kontraktor harus yang melunasi
atau diselesaikan oleh Kontraktor.

Pasal 26. Peraturan Pembayaran


Diatur dalam Berita Acara Serah Terima.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

6.2.

232

Lingkup Pekerjaan dan Tata Tertib Pekerjaan


Pasal 27. Pendahuluan
Apabila tidak ditentukan lain, maka semua ketentuan yang
diuraikan di bawah ini menjadi kewajiban dan tanggung jawab
Kontraktor. Perincian atau spesifikasi teknis pekerjaan diuraikan
dalam bab-bab berikutnya dari Dokumen Spesifikasi Teknis.

Pasal 28. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan Surat
Perjanjian Pemborong, meliputi :
1. Pekerjaan

finishing

pembangunan

STIKES

terdiri

dari

pekerjaan-pekerjaan : persiapan, pasangan dinding dan lantai,


kusen pintu dan jendela, pengecatan, sanitair, instalasi listrik,
instalasi saluran air bersih dan kotor, dan lain-lain.
2. Kegiatan penunjang dan bangunan-bangunan sementara.
Dalam melaksanakan pekerjaan yang dimaksud dalam ad. 1 di
atas, walaupun tidak disebutkan dalam Dokumen Kontrak,
dalam pekerjaan sudah termasuk semua kegiatan, pengadaan
peralatan penunjang, fasilitas sementara yang diperlukan untuk
mencapai hasil pekerjaan dalam Dokumen Kontrak, yang
antara lain :
a. Penyediaan

peralatan

kerja

dan

mesin-mesin

yang

diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.


b. Penyediaan air dan listrik untuk kerja.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

233

c. Pembuatan saluran pembuangan sementara.


d. Pengadaan kantor Direksi dan Kontraktor sementara.
e. Pengadaan WC sementara.
f. Penyediaan perlengakapan pengaman, P3K, pemadam
kebakaran, dan penangkal petir.
g. Pengadaan papan nama proyek.
h. Memelihara kebersihan dan keamanan lapangan kerja.
i. Memberi pelayanan teknis seperti pembuatan gambar kerja,
gambar-gambar alternatif dan sebagainya.
j. Penyediaan semua contoh-contoh bahan serta pengujian
bahan dan pekerjaan.
k. Menyampaikan (as built drawing) mengenai bangunan
instalasi air, instalasi listrik dan sebagainya, serta surat
keterangan dari mesin alat yang dipasang.

Pasal 29. Ketentuan -Ketentuan Umum


1. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan benar, penuh
tanggung jawab dan penuh ketelitian sesuai dengan kontrak.
Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk semua
pekerjaan sementara yang akan dilaksanakan, semuanya harus
mendapat persetujuan Direksi Lapangan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

234

2. Disamping Rencana Kerja dan Syarat-syarat, gambar-gambar


pelaksanaan serta penjelasan-penjelasan lain yang tercantum
dalam Dokumen Surat Perjanjian Pemborong, maka ketentuanketentuan yang berlaku adalah :
a. Peraturan dan Undang-undang Pemerintah RI.
b. Peraturan-peraturan

Dewan

Teknik

Pembangunan

Indonesia.
c. Undang-undang Jasa Konstruksi tahun 2000, untuk hal-hal
dimana Departemen Pekerjaan Umum atau Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia belum mengeluarkan.
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1989 (FBI-1989) atau
(SNI 1726-2002).
e. Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan Indonesia
(PUBB).
f. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961.
g. Peraturan Muatan Indonesia 1970.
h. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
i. Peraturan Perusahaan Listrik Negara yang berlaku.
j. Peraturan Cat Indonesia.
k. Lain-lain

syarat

umum

yang

berhubungan

dengan

pembangunan yang berlaku di Indonesia.


l. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI1983).

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

235

Pasal 30. Gambar-Gambar Pelaksanaan dan RKS


1. Segera setelah penandatanganan kontrak, Kontraktor harus
sudah memiliki minimal 2 (dua) set gambar pelaksanaan, RKS
dan penjelasan tertulis lainnya. Biaya percetakannya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
2. Selama pelaksanaan, satu set gambar-gambar pelaksanaan
lengkap, RKS dan penjelasan-penjelasan tertulis lainnya, harus
selalu berada di lapangan dalam keadaan terawat baik dan
dapat dilihat setiap saat oleh Direksi.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus memeriksa
hingga yakin bahwa gambar-gambar dan dokumen kontrak lain
yang berhubungan adalah benar.

Tuntutan mengenai lain

ketidaktelitian gambar maupun uraian akan dipertimbangkan.


Kontraktor hanya diijinkan memperbaiki kesalahan gambar
setelah ada persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
4. Apabila terdapat perbedaan antara gambar-gambar penjelasan
(detail) yang diperlukan dan gambar kerja dari kotak cetakan
(bekisting) beton bertulang. Demikian pula gambar rencana
dari pekerjaan sementara yang diperlukan di lapangan (ruang
Direksi, gudang, dan sebagainya).

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

236

5. Gambar-gambar tersebut di atas diperiksa dan dibubuhi tanda


tangan oleh Direksi Lapangan. Kecuali ada persetujuan Direksi
Lapangan,

maka

Kontraktor

tidak

boleh

mengadakan

perubahan.

Pasal 31. Rencana Kerja


1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal Surat
Keputusan Pemberi Pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan :
a. Suatu Rencana Kerja atau jadwal waktu pelaksanaan yang
lengkap dan terperinci, meliputi keseluruhan pekerjaan
seperti dimaksud dalam Dokumen Kontrak, dilengkapi
bobot pekerjaan dan Kurva-S.
b. Keterangan lengkap mengenai organisasi dan personalia
yang akan melaksanakan pekerjaan.
c. Jadwal pengerahan tenaga.
d. Jadwal penyediaan bahan bangunan, peralatan, dan
perlengkapan lainnya.
2. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
Rencana Kerja yang telah diajukan tersebut di atas. Kontraktor
akan membuat semacam laporan mingguan dan bulanan setelah
melaksanakan pekerjaan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

237

3. Kelalaian dalam menyelesaikan Rencana Kerja tersebut di atas,


dapat menyebabkan ditundanya permulaan pekerjaan. Akibat
dari penundaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

Pasal 32. Jam Kerja


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus memberitahukan
secara tertulis kepada Direksi Lapangan tentang jam-jam kerja
normal yang akan dijalankan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Bila ternyata diperlukan untuk mengubah atau menambah jam
kerja dari jadwal yang telah diajukan, maka Kontraktor harus
melaporkannya dalam waktu yang cukup bagi Direksi
Lapangan untuk merancang pengawasan.
3. Semua biaya yang diakibatkan oleh adanya pekerjaan di luar
jam kerja harus ditanggung oleh Kontraktor.

Pasal 33. Tanggung Jawab Kontraktor terhadap Pekerjaan


1. Dimana persetujuan Direksi Lapangan diperlukan untuk setiap
pekerjaan,

tidak

berarti

bahwa

Kontraktor

melepaskan

tanggung jawabnya yang tercantum dalam kontrak.


2. Tanah tempat pekerjaan dalam keadaan pada waktu penawaran
termasuk segala sesuatu yang berada dalam batas-batas yang
ditentukan, diserahkan tanggung jawabnya kepada Kontraktor..

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

238

Namun demikian, semua benda yang ditemukan di lapangan,


tetap menjadi milik Pemberi Tugas.
3. Kontraktor harus mengisi / meninbun kembali semua lubang
dan bekas galian-galian yang dibuatnya setelah selesai
pekerjaan atau tidak diperlukan lagi untuk pekerjaan, serta
lapangan harus bersih dari segala kotoran dan bahan-bahan
yang tidak diperlukan lagi.
4. Pemberi Tugas, Direksi, atau Direksi Lapangan berhak
mengadakan inspeksi ke setiap bagian pekerjaan. Juga apabila
sebagian pekerjaan dilaksanakan di bengkel Kontraktor atau
Sub-Kontraktor, maka Pemberi Tugas / Direksi Lapangan
berhak pula untuk mengadakan inspeksi di tempat tersebut.
Dalam hal ini Kontraktor harus memberi informasi, bantuan
dan fasilitas lain yang diperlukan dalam pemeriksaan secara
teliti dan lengkap.
5. Kontraktor bertanggung jawab atas ketertiban pegawai serta
kendaraan-kendaraannya
memperbaiki

kembali

dan
segala

bersedia

memelihara

atau

kerusakan-kerusakan

yang

mungkin terjadi, baik di dalam lokasi proyek mupun di luarnya,


sehingga kembali seperti semula.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

239

6. Pada waktu penyerahan pertama, seluruh pekerjaan harus


dalam keadaan selesai / sempurna, termasuk pembongkaran
pekerjaan-pekerjaan sementara, pembersihan halaman dan
sekitarnya, sesuai keinginan Direksi Lapangan.

Pasal 34. Pemimpin Pelaksanaan


1. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menempatkan
seorang atau lebih sebagai pemimpin pelaksana yang cakap,
berpengalaman, dan bertanggung jawab atas jalannya pekerjaan
dan mempunyai wewenang / kuasa penuh untuk mewakili
Kontraktor.
2. Dalam hal ini sebelumnya Kontraktor harus melaporkan secara
tertulis kepada Direksi Lapangan, mengenai nama pendidikan,
dan pengalaman Pemimpin Pelaksana yang dimaksud.
3. Pemberi Tugas atau Direksi Lapangan berhak menolak
penetapan

Pemimpin

Pelaksana

tersebut

berdasarkan

pendidikan dan kecakapannya. Dalam hal ini Kontraktor harus


menempatkan orang lain berdasarkan persetujuan Pemberi
Tugas / Direksi Lapangan.
4. Pemimpin Pelaksana harus selalu berada di tempat selama
pekerjaan berlangsung.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

240

5. Dalam hal tidak hadirnya Pemimpin Pelaksana, Direksi


Lapangan dapat melakukan tindakan yang dianggap perlu demi
keamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan.

Dan atas

tindakan ini, tanggung jawabnya tetap dilimpahkan kepada


Kontraktor.

Pasal 35. Penunjukan Sub-Kontraktor


1. Penunjukan Sub-Kontaktor hanya dapat dilaksanakan terbatas
pada bagian-bagian pekerjaan khusus seperti instalasi listrik,
instalasi air, penangkal petir, pemadam kebakaran, telephone
dan sebagainya. Kontraktor tidak diperkenankan untuk men
sub kan seluruh pekerjaan yang tercantum dalam kotrak,
kecuali untuk penyediaan bahan-bahan.
2. Penyerahan pekerjaan kepada Sub-Kontraktor harus dilakukan
dengan kontrak tertulis, langsung dengan Kontraktor
3. Dalam hal ini terdapat beberapa Sub-Kontraktor, maka
Kontraktor wajib melakukan koordinasi dengan sebaikbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab atas setiap tindakan
dan kesalahan dari setiap Sub-Kontraktor.

Pasal 36. Alat, Bahan, Dan Tenaga Pembangunan


1. Kontraktor harus menyediakan semua yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

241

2. Adanya perubahan merk bahan atau alat yang telah ditentukan,


hanya diperkenankan dengan persetujuan terlebih dahulu dari
Perencana dan Pemberi Tugas, dan Kontraktor dapat
membuktikan bahwa bahan pengganti tersebut benar-benar
setara dengan ketentuan-ketentuan semula.
3. Direksi Lapangan berhak untuk menolak setiap peralatan,
bahan-bahan, dan tenaga pembangunan yang tidak cocok untuk
pelaksanaan pekerjaan, tercantum dalam kontrak.
4. Tidak tersedianya peralatan/bahan yang memenuhi persyaratan
tidak dapat dijadikan alasan keterlambatan pekerjaan.
5. Direksi Lapangan berhak untuk menolak setiap hasil pekerjaan
yang tidak sesuai dengan kontrak, dan berhak menuntut
penggantian atau perbaikan yang harus dilaksanakan selambatlambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal surat peringatan terhadap
hal yang dimaksud. Demikian pula bahan yang ditolak harus
dikeluarkan dalam waktu 7 (tujuh) hari dari tempat pekerjaan.
6. Jika ternyata Kontraktor mengabaikan atau melalaikan batas
waktu yang telah ditentukan di atas maka Pemberi Tugas
berhak menentukan bahwa pekerjaan penggantian, perbaikan
atau pengeluaran bahan dikeluarkan oleh orang lain atas biaya
Kontraktor. Barang-barang yang hilang karenanya, akibatnya
ditanggung oleh Kontraktor sepenuhnya.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

242

Pasal 37. Contoh Bahan


1. Semua bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan,
minimal harus dari jenis dan mutu yang sesuai dengan kontrak.
2. Atas biaya Kontraktor, semua contoh bahan yang akan
digunakan harus diajukan kepada Direksi Lapangan untuk
disetujui dan dicantumkan tanda-tanda.
3. Bilamana Direksi Lapangan menganggap perlu, Kontraktor
harus menyediakan Surat Keterangan yang menjamin bahwa
bahan-bahan yang akan digunakan memenuhi ad. 1.

Pasal 38. Pengujian Bahan Dan Alat


1. Semua bahan, alat-alat dan perlengkapan yang akan diolah atau
dipasang pada bangunan, sebelum diperlukan, dibeli atau
dikirim jika perlu harus diuji atau ditest, diperiksa dan
dinyatakan lulus dengan hasil yang baik oleh laboratorium
yang diakui.
2. Segala pembiayaan ongkos-ongkos pengujian bahan / alat
menjadi beban Kontraktor sepenuhnya.
3. Pemasangan dan penggunaan bahan / alat yang tidak sesuai
dengan persyaratan, petunjuk dan perintah Direksi Lapangan
atau contoh yang telah disetujui, maka bahan / alat tersebut
akan ditolak, dibongkar dan harus dikeluarkan atas perintah
Direksi Lapaangan dengan segala resiko sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

243

Pasal 39. Laporan


1. Kontraktor wajib membuat laporan harian dalam rangkap 2
(dua) yang isinya :
a. Taraf kemajuan pekerjaan.
b. Jumlah dan jenis bahan-bahan, peralatan-peralatan yang
didatangkan / dipakai / ditolak.
c. Jumlah tenaga kerja menurut jenis keahlian / jabatannya.
d. Keadaan cuaca / hujan.
e. Penugasan-penugasan

atau

perintah-perintah

Direksi

Lapangan.
f. Pekerjaan tambah-kurang dan sebagainya.
Berdasarkan standart formulir yang telah ditentukan, Laporan
harian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
Aslinya diberikan kepada Direksi Lapangan, salinan untuk
Kontraktor.
2. Berdasarkan laporan hasil harian tersebut harus dibuat laporan
bulanan juga menurut standart formulir yang telah ditentukan :
a. 1 (satu) set laporan bulanan dikirim kepada Direksi atau
Pemberi Tugas.
b. 1 (satu) set laporan bulanan dikirim kepada Direksi
Lapangan.
c. 1 (satu) set laporan bulanan harus selalu berada di tempat
pekerjaan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

244

3. Kelalaian Kontraktor dalam menyampaikan laporan-laporan


tersebut

dapat

dikenakan

sanksi

berupa

penundaan

pembayaran.
4. Hasil-hasil laporan bulanan dibuatkan bagan kemajuan
pekerjaan, untuk dapat diperbandingkan dengan jadwal
pelaksanaan (Rencana Kerja) yang telah diajukan pada saat
permulaan pekerjaan.
5. Di samping itu, Kontraktor wajib menyampaikan keteranganketerangan

lainnya

pelaksaaan

pekerjaan,

secara

tertulis

peralatan

tentang

konstruksi,

pengaturan
administrasi

pelaksanaan dan sebagainya, dalam bentuk rencana kerja


bulanan dan setiap diminta oleh Direksi Lapangan.

Pasal 40. Rapat-Rapat Rutin


1. Kontraktor wajib menghadiri rapat berkala sekali seminggu dan
setiap dianggap perlu, dipimpin oleh Direksi Lapangan. Dalam
rapat tersebut bicarakan hal-hal yang menyangkut jalannya
pekerjaan, baik mengenai bahan, peralatan, tenaga kerja,
keadaan cuaca, peristiwa-peristiwa khusus dan lain-lain.
2. Risalah rapat dibuat oleh Direksi Lapangan disampaikan dan
disahkan pada rapat berikut.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

245

Pasal 41. Gambar Kerja, As Built Drawing dan Foto-Foto


1. Gambar kerja.
Gambar

kerja

adalah

gambar,

diagram-diagram,

daftar

bengkokan besi, detail gambar, time schedule, schedule bahan,


dan personalia, brosur dan data-data lainnya yang disiapkan
oleh Kontraktor atau Sub-Kontraktor yang memberikan
penjelasan

pekerjaan

untuk

terlaksananya

pekerjaan

pembangunan dengan sebaik-baiknya, dengan ketentuanketentuan sebagai berikut :


a. Dalam

pelaksanaan

pekerjaan,

Kontraktor

harus

menyerahkan 3 (tiga) rangkap gambar kerja kepada Direksi


Lapangan untuk diperiksa, gambar tersebut harus disertai
perhitungan dan catatan seperlunya untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Lapangan.
b. Setiap pekerjaan atas dasar gambar kerja tidak boleh
dimulai sebelum Direksi Lapangan mempelajari dan
menyetujui ataupun mengoreksi gambar kerja yang
bersangkutan.
c. Perbaikan yang tertera pada gambar kerja harus dianggap
sebagai perubahan yang diperlukan agar memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi dan tidak dapat dijadikan
dasar pekerjaan tambahan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

246

Kontraktor tidak dapat menuntut akan kerusakan atau


perpanjangan waktu karena keterlambatan sebagai akibat
membuat perbaikan gambar kerja. Direksi Lapangan hanya
mempelajari gambar kerja dilihat dari rencana umum saja
Kontraktor tetap bertanggung jawab akan adanya kesalahan
yang terdapat di dalam gambar kerja.
2. As Built Drawing.
Apabila terpaksa dilakukan perbedaan antara gambar-gambar
dengan

pelaksanaannya

(dengan

persetujuan

Direksi

Lapangan), maka segera setelah pelaksanaan bagian pekerjaan


tersebut, Kontraktor harus membuat (As Built Drawing)
termasuk gambar-gambar detailnya. As Built Drawing ini juga
harus dibuat untuk semua pekerjaan plumbing dan mekanikalelektrikal. Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada Direksi
sebanyak 2 (dua) set berikut dengan gambar aslinya.
Persyaratan ini mengikat untuk dikeluarkannya Berita Acara
Penyerahan.
3. Foto-foto.
Kontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto di
lapangan, yang berkenaan dengan kemajuan tahap pekerjaan,
detail-detail
sebagainya.

yang

akan

ditutup,

adanya

bencana

dan

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

6.3.

247

Spesifikasi dan Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan

Pasal 42. Pekerjaan Persiapan


1. Pengukuran tapak proyek :
a. Kontraktor

diwajibkan

penggambaran

mengadakan

kembali

lokasi

pengukuran

pembangunan

dan

dengan

dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian


tanah, as-as bangunan, letak bangunan yang ada letak batasbatas

tanah

dengan

alat-alat

yang

sudah

ditera

kebenarannya oleh Direksi Lapangan.


b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan
keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan
kepada Direksi untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian bangunan dan sudut-sudut hanya
dilakukan dengan alat-alat waterpass theodolite.
d. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang
secara azas phytagoras hanya diperkenankan untuk bagianbagian kecil yang disetujui oleh Direksi.
2. Papan tolok ukur (bouwplank).
Papan tolok ukur dan tanda-tanda ukur telah di buat oleh
Kontraktor Struktur, maka saat mulai pekerjaan Kontraktor
harus mengecek ulang ukuran-ukuran yang dibuat oleh
Kontraktor terdahulu, kemudian melaporkan pada direksi
apabila terdapat kesalahan dan penyimpangan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

248

Apabila diperlukan papan tolak ukur dan tanda-tanda ukur


tambahan maka Kontraktor harus mengerjakan dengan dasar
sebagai berikut :
a. Papan tolak ukur dipasang pada kayu yang kuat, tertancap
di tanah sehingga tidak bisa bergerak-gerak atau berubahubah .
b. Papan tolok ukur dibuat dari kayu borneo, dengan ukuran
tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi
sebelah atasnya.
c. Papan tolok ukur dipasang sejauh 200 cm dari sisi as
dinding luar bangunan.
d. Setalah selesai pemasangan papan patok ukur, Kontraktor
harus

melaporkan

kepada

direksi

lapangan

untuk

dimintakan persetujuannya, serta harus menjaga dan


memelihara kebutuhan serta ketetapan papan tolak ukur
sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan
Direksi lapangan.
3. Penyediaan air kerja dan daya listrik untuk kerja :
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan
membuat pompa di tapak proyek atau disuplai dari luar.
Air harus bersih bebas dari lumpur, minyak dan bahanbahan kimia lainnya yang merusak.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

249

b. Penggunaan fasilitas yang ada diperbolehkan sejauh tidak


mengganggu aktivitas pemberi tugas dan Kontraktor wajib
mengganti

biaya-biaya

tambahan

yang

diakibatkan

pemakaian air tersebut.


c. Listrik untuk bekerja harus dapat dipergunakan sambungan
yang ada sekarang, Kontraktor diwajibkan mengganti biaya
tambahan yang diakibatkan pemakaian listrik tersebut.
d. Demikian pula sambungan telepon bila memungkinkan.
4. Pagar proyek :
a. Pagar proyek belum ada, dan bila perlu Kontraktor harus
membuat pagar kerja batas antara area proyek yang akan
dikerjakan sesuai tahapan pelaksana pekerjaan. Bahan dan
desain pagar bebas, yang penting harus rapi dan cukup
kuat.
b. Kontraktor bertanggung jawab atas tersebut, memelihara
keutuhannya selama pembangunan dan membongkar pagar
sementara setelah pekerjaan selesai.
5. Kantor direksi lapangan :
a. Kantor direksi lapangan merupakan bangunan sementara
dengan kontruksi utama rangkap kayu dolken atau balok,
kap dari rangkap papan penutup atap dari dari seng
gelombang. Dinding dan plafond multipeks yang dicat dan
lantainya dari rabat beton (beton tumbuk).

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

250

b. Bila tidak ditentukan lain luas kantor untuk direksi


sekurang-kurangnya adalah 3 4 m dengan dilengkapi
perlengkepan meja tulis dan kursi, meja rapat dan kursi
untuk 12 (dua belas) orang, papan tulis, bahan dan alat
tulis, juga disediakan safety helmet untuk para pengelola
proyek.
c. Kantor untuk direksi dilengkapi dengan WC sementara
untuk para pengawas proyek.
d. Lokasi dari direksi keet dan los kerja harus dimintakan
persetujuan dari direksi lapangan terlebih dahulu.
6. Kantor Kontraktor, gudang dan los kerja :
a. Ukuran dan luas kantor Kontraktor, los kerja serta
penyimpanan bahan, terserah kepada Kontraktor dengan
tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan serta bahaya
kebakaran.
b. Khusus untuk tempat penyimpanan bahan-bahan seperti
pasir, krikil harus dibuatkan kotak simpan yang dipagari
dinding papan yang cukup kuat rapat sehingga masingmasing bahan tidak campur.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

251

6.3.1. Pekerjaan Struktur


Pasal 43. Dasar Pelaksanaan
1. Peraturan dan ketentuan :
Untuk pelaksanaan pekerjaan kontruksi, selain ketentuan uraian
dan syarat-syarat ini dan perintah direksi lapangan, maka
berlaku pula peraturan-peraturan tentang pekerjaan struktur
yang tersebut pada ketentuan umum.
2. Pelaksanaan pekerjaan kontruksi :
a. Kontraktor wajib membuat gambar kerja untuk semua
pekerjaan yang akan dilaksanakan, dan gambar kerja
tersebut harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan
sebelum dilaksanakan.
b. Kontraktor wajib mempergunakan peralatan yang baik dan
sesuai, guna menjamin mutu pekerjaan, jadwal pelaksanaan
dan keselamatan kerja.

Pasal 44. Bahan-Bahan Bangunan


1. Semen :
a. Untuk pekerjaan beton kontruksi merk semen yang dipakai
harus terdiri dari satu janis dan mutu yang baik.
b. Semen yang telah rusak, terlalu lama disimpan, mengeras
atau tercampur apapun, tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan segera dari lapangan kerja.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

252

2. Agregat :
a. Agregat halus digunakan harus bersih bebas dari kotoran
dan harus ditest kadar lumpurnya oleh Kontraktor pada saat
diterima di lapangan.
b. Agregat kasar yang digunakan adalah batu batu pecah / split
mesin yang bersih dan mutu baik.
3. Air :
Bila perlu, direksi lapangan dapat minta kepada Kontraktor
agar air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi dan sah, pemeriksaan ini atas biaya
Kontraktor.
4. Baja tulang beton :
a. Kwalitas baja tulangan beton yang dipakai adalah :
-

U- 24 / Bj.T.P.24 untuk diameter <=12 mm.

U- 39 / Bj.T.D.40 untuk diameter <=13 mm.

b. Kwalitas baja tulangan bila perlu harus dibuktikan pada


laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah.
c. Toleransi diameter baja dan ukuran yang ditetapkan pada
gambar :

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

253

Tabel 6.1 Toleransi Diameter dan Ukuran Baja

Diameter

Variasi Dalam Berat

Toleransi

Harus Diperkenankan

Diameter

+7%
+5%
+4%

+ 0.4 mm
+ 0.4 mm
+ 0.4 mm

< = 10 mm
10 mm < d < = 16 mm
16 mm < d < = 25 mm

d. Baja tulangan yang tidak memenuhi syarat, tidak boleh


dipakai dan harus disingkirkan dari lapangan kerja.
e. Penggantian diameter hanya diperkenankan bila mutu baja
pengganti sama, dan luas ekivalen tulangan tidak menjadi
berkurang. Pengganti ini harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.

Pasal 45. Pekerjaan Tanah


1. Galian tanah :
a. Pekerjaan galian tanah dilaksanakan setelah ukuran dan as
bangunan ditentukan dengan tetap.
b. Bila perlu suatu tempat tersebut kondisi tanah yang jelek,
seperti bekas rembesan, tangki septik dan sebagainya, maka
Kontraktor

harus

memberitahukan

kepada

Direksi

Lapangan. Tanah yang jelek harus digali / dibuang dan urug


kembali dengan pasir urug, semua ini menjadi tanggungan
Kontraktor.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

254

c. Dalam keadaan tanah mudah longsor, Kontraktor harus


memasang turap yang telah diperhitungkan kekuatannya.
Biaya turap ini menjadi tanggungan Kontraktor.
d. Kontraktor wajib menjaga keadaan tanah dasar galian agar
tidak terganggu, misalnya karena kemasukan air sehingga
tanah menjadi lembek, Kontraktor wajib menggali dan
mengurug kembali dengan pasir sambil dipadatkan.
2. Urugan tanah :
a. Semua bahan urugan harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Lapangan.
b. Tanah yang dipakai untuk urugan harus bebas dari bahan
organis, bahan lain yang merugikan.
c. Urugan harus dipadatkan lapis demi lapis, sehingga dapat
dicapai suatu lapisan setebal 50 cm.
d. Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mesin /
vibrator kompaktor.
e. Pasir yang mengandung lumpur lebih dari 20% sama sekali
tidak boleh dipakai mengurug.

Pasal 46. Pekerjaan Pondasi


1. Pekerjaan persiapan pondasi :
a. Pekerjaan urugan pasir alas pondasi biasa dilaksanakan
setelah Direksi Lapangan memeriksa kondisi tanah dasar
pondasi tersebut.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

255

b. Untuk lantai kerja beton bertulang dipakai adukan semen :


pasir : kerikil = 1 : 3 : 5. Permukaan lantai kerja yang harus
rata, dengan tebal minimum 5 cm.
2. Pondasi minipile.
Pondasi minipile 4040 cm, tiap pile cap berisi 1, 3, 4 dan 6
minipile.
3. Pondasi lajur batu kali.
Pondasi lajur pasangan batu belah dengan campuran 1Pc : 5Ps,
dengan kedalaman 80 cm dan lebar 80 cm. Urugan pasir urug
(pasir lokal) tebal 10 cm sebelum pasangan aanstamping.
Aanstamping pasangan batu belah tebal 15 cm disiram pasir
lokal.
4. Pekerjaan beton bertulang :
a. Minimum 2 24 jam sebelum pengecoran Kontraktor
wajib memberitahukan kepada Direksi Lapangan secara
tertulis untuk mendapatkan persetujuan. Bagian yang akan
dicor tersebut harus dalam keadaan selesai dan rapi.
b. Cetakan boleh memakai papan, tetapi Kontraktor tetap
menjamin bahwa cetakan tidak mengalami perubahan
bentuk selama pengecoran berlangsung.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

c. Selama

pelaksanaan

diwajibkan

256

pekerjaan

memperhitungkan

pondasi

dampak

Kontraktor

negatif

yang

mungkin muncul akibat pekerjaan ini dan mencari


pengatasannya yang paling baik.
d. Seleksi ketentuan di atas, berlaku pula peraturan-peraturan
pekerjaan beton bertulang Pasal 47, dibawah ini :

Pasal 47. Pekerjaan Beton Bertulang


1. Mutu beton dan pengontrol :
a. Apabila tidak disebutkan secara khusus maka mutu beton
bertulang di sini adalah K 250 atau sesuai gambar. Semua
pengecoran beton utama struktur diharuskan menggunakan
beton ready-mix.
b. Direksi Lapangan harus sudah menerima pemberitahuan
secara tertulis minimal 3 24 jam sebelum pengecoran
dimulai, agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan
pada waktunya.
c. Rencana

pengecoran

beserta

tempat

berhentinya

pengecoran harus diajukan seminggu sebelum pengecoran,


harus ada wakil Kontraktor yang bertanggung jawab atas
kelancaran dan mutu beton yang dibuat dan dipakai.
2. Pemasangan cetakan dan baja tulangan :
a. Cetakan harus bebas dari segala kotoran seperti serbuk
gergaji, potongan kayu, tanah, dan sebagainya.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

257

b. Cetakan untuk strukutur atas (kolom, balok plat, lisplank


dan sebagainya) harus menggunakan multipleks tebal
minimum 9 mm.
c. Kontraktor harus membuat cetakan yang rapi dan kuat.
d. Baja tulangan harus bersih dari lapisan minyak, lemak,
bebas dari kotoran, karat, dan tanah.
e. Pemasangan baja tulangan harus terjamin, agar tidak
berubah tempat selama pengecoran. Baja tulangan harus
bebas dari dinding cetakan dan lantai kerja, dengan
memasang selimut ganjalan beton.
f. Apabila baja tulangan dipasang lebih dari satu lapis, maka
antara lapisan satu dan lapisan yang lain harus dipisahkan
dengan potongan baja tulangan, diameter minimum 22 mm
jarak as ke as antara lapisan maksimum 7,4 cm.
3. Pelaksanaan pengecoran dan pengendalian mutu :
a. Pemborong wajib memberi jaminan atas kemampuannya
membuat kwalitas beton yang disyaratkan dengan cara
memperlihatkan data-data pelaksanaan di tempat lain dan
dengan triad mixed.
b. Pengadukan harus dengan mesin pengaduk kapasitas
minimum 400 liter, yang masih berjalan baik atau dengan
beton ready mix yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

258

c. Pengambilan adukan beton untuk uji slump dan pembuatan


kubus uji, harus disaksikan oleh Direksi Lapangan dan
diperiksa pada laboratorium konstruksi yang telah diseujui.
d. Pengetesan adalah 7 dan 28 hari setelah kubus beton dibuat.
Tetapi Direksi Lapangan berhak mengadakan pengetesan
yang berbeda.
e. Penggunaan beton ready mix tidak mengurangi kewajiban
Kontraktor untuk tetap membuat benda uji sendiri.
f. Bahan

tambahan

(addictive)

tidak

diperkenankan

dipergunakan tanpa persetujuan oleh Direksi Lapangan.


g. Kontraktor wajib melindungi beton yang sedang dan baru
dicor, dari pengaruh cuaca dengan membuat tenda dan
menyiapkan plastik untuk penutup.
h. Pada sambungan pemberhentian pengecoran, Kontraktor
harus mengadakan tindakan sedemikian sehingga didapat
hasil sambungan yang memenuhi syarat kekuatan dan
mendapatkan permukaan sambungan yang memenuhi
syarat kekuatan dan mendapatkan permukaan sambungan
yang rapi.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

259

4. Perawatan beton selama pengerasan :


a. Selama masa pengerasan beton harus selalu dibasahi
dengan air selama 3 minggu. Lantai beton harus selalu
digenangi air, dengan cara membuat tanggul-tanggul di
sekelilingnya.
b. Selama pengerasan lantai tidak diperkenankan untuk
dibebani.

Demikian juga untuk bagian konstruksi yang

lain.
5. Pembesian sloof :
a. Sloof ukuran 20 / 30 cm, tulangan besi 6 D 18 mm (deform)
tulangan sengkang 10 mm - 200 mm. Campuran beton
adalah 1Pc : 2Ps Muntilan : 3Krikil atau beton ready mix
mutu K 250.
6. Kolom, balok, leufel dan daak beton :
a. Kolom utama K1 dan K4, ukuran 30/70 cm tulangan besi 6
D 19 mm (deform) tulangan sengkang 10 mm-150 mm.
Campuran beton adalah 1Pc : 2Ps Muntilan : 3Krikil atau
beton ready mix dengan mutu K 250.
b. Kolom utama K2, ukuran 15 / 30 cm tulangan besi 6 D
13mm (deform) tulangan sengkang 10 mm - 150 mm.
Campuran beton adalah 1Pc : 2Ps Muntilan : 3Krikil atau
beton ready mix dengan mutu K 250.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

260

c. Kolom utama K3, ukuran 20 / 40 cm tulangan besi 6 D 19


mm (deform) tulangan sengkang 10 mm - 150 mm.
Campuran beton adalah 1Pc : 2Ps Muntilan : 3Krikil atau
beton ready mix dengan mutu K 250.
d. Kolom praktis, ukuran 15 / 15 cm tulangan besi 4 10
mm tulangan sengkang 6 mm - 150 mm. Campuran
beton adalah 1Pc : 2Ps Muntilan : 3Krikil.
e. Balok BI 1 ukuran 30 / 60cm tulangan besi 6 D 19mm,
4 12 mm (deform), tulangan sengkang 10 mm -150
mm. Campuran beton adalah 1Pc : 2Ps Muntilan : 3Krikil
atau beton ready mix dengan mutu K 250.
f. Balok BI 2, ukuran 20 / 35 cm tulangan besi 4 D 19 mm
(deform) tulangan sengkang 10 mm - 150 mm.
Campuran beton adalah 1Pc : 2Ps Muntilan : 3Krikil atau
beton ready mix dengan mutu K 250.
g. Balok BA 1, ukuran 25 / 60 cm tulangan besi 7 D 19 mm
(deform) tulangan sengkang 8 mm - 150 mm. Campuran
beton adalah 1Pc :2 Ps Muntilan : 3Krikil atau beton ready
mix dengan mutu K 250.
h. Balok BA 2, ukuran 15 / 30 cm tulangan besi 4 D 19 mm
(deform) tulangan sengkang 10 mm - 150 mm.
Campuran beton adalah 1Pc : 2Ps Muntilan : 3Krikil atau
beton ready mix dengan mutu K 250.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

261

i. Balok BA 3, ukuran 20 / 40 cm tulangan besi 5 D 19 mm


(deform) tulangan sengkang 10 mm - 150 mm.
Campuran beton adalah 1Pc : 2Ps Muntilan : 3Krikil atau
beton ready mix dengan mutu K 250.
j. Daak beton tebal 8 cm dengan 10 mm - 150 mm.
Campuran beton adalah 1Pc : 2Ps Muntilan : 3Krikil.
k. Leufel beton tebal 10 cm, tulangan susut 10 mm150 mm.
l. Untuk daak area luar (exposed) diberi lapisan waterprofing
membrane sheet ex. SIKA Product + screed.
6.3.2. Pekerjaan Arsitektur
Pasal 48. Pekerjaan Pasangan Batu Bata
1. Batu bata dipergunakan dalam pekerjaan ini ialah batu bata
yang memenuhi ketentuan dalam NI 10 ukuran 5 11 23 cm.
Batu bata harus sempurna pembuatan rusuk-rusuknya tajam
serta ukurannya sama besar.
2. Sebelum pengiriman batu bata, Kontraktor harus memberikan
contoh batu bata untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Bila
mana pada pengiriman batu bata tidak sama dengan contohnya
atau terdapat penyimpangan, maka batu bata akan ditolak.
3. Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu
sampai gelembung udara tidak terlihat lagi. Batu bata yang
dipasang harus utuh, kecuali untuk las-lasaan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

262

4. Untuk semua dinding mulai dari permukaan sloof sampai


setinggi 20 cm di atas permukaan lantai dalam ruangan
digunakan

adukan 1Pc : 3Ps. Demikian juga untuk dinding

yang selalu berhubungan dengan air seperti kamar mandi, WC


mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 1,5 m digunakan
adukan 1Pc : 3Ps. Adukan untuk pasangan lain 1Pc : 5Ps.
5. Kontraktor akan mengerjakan pengukuran bangunan (uizet)
secara teliti dan sesuai gambar setelah dinding dipasang.
Dalam satu hari pemasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi
dari 1 (satu) meter dan pengakhiran pemasangan pada satu hari
harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegek bergigi untuk
menghindari retaknya dinding dikemudian hari, semua
pasangan harus rata (horisontal) dan tiap-tiap kali diukur rata
lantai dengan menggunakan benang. Pasangan benang tidak
boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan di bawahnya.
6. Pada semua pasangan bata, satu sama lain harus dapat
mengikat dengan sempurna, tidak dibenarkan menggunakan
batu bata pecahan kecuali untuk las-lasan di bawah sudut / tepi.
7. Pada pasangan bata satu batu dan pasangan yang lebih tebal
harus disusun sesuai dengan petunjuk atau peraturan yang
seharusnya.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

263

8. Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan


yang sempurna kecuali tiap-tiap pertemuan di mana ada tiangtiang beton merupakan bingkai.
9. Pemasangan dinding bata dilaksanakan bertahap setiap harinya,
diikuti dengan cor kolom praktis.
10. Bidang dinding batu yang luasnya lebih dari 8 m2 harus
ditambah kolom dan balok praktis dengan ukuran 11 11 cm
dengan tulangan pokok 4 10 mm dengan beugel 6-200 mm.
11. Semua pasangan batu, harus dijaga jangan terkena sinar
matahari langsung dan Kontraktor berkewajiban menyediakan
karung-karung yang digunakan untuk menutup pasangan serta
keadaannya harus basah, selain karung goni juga dapat
digunakan karung bagor atau lainnya untuk menutup pasangan
tersebut.
12. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom, balok, lisplank beton dll) harus diberi
stek-stek besi beton 8 mm, jarak 60 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik / dicor bersamaan pengecoran beton dan
bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurangkurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain.
13. Bilamana dibutuhkan adanya pasangan terbuka (telanjang)
maka siarnya harus dikerok sedalam 1,2 cm sehingga adukan
akan cukup mengikat plesteran yang dipasang.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

264

14. Di tempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan


lain-lain, pasangan bata hendaknya ditinggal dan sampai
rangka kusen selesai dan dipasang ditempat yang tepat dan
benar.
15. Lubang-lubang untuk listrik / pipa:
a. Dimana diperlukan pasangan pipa / alat-alat yang ditanam
pada dinding, maka harus dibuat pahatan.
b. Pemasangan pipa listrik / air dilakukan sebelum dinding
diplester.

Pasal 49. Pekerjaan Plesteran


1. Persiapan dinding yang akan diplester. Bahan yang digunakan
adalah pasir pasang dan semen portland, semua bahan plesteran
harus diaduk dengan mesin / tangan sesuai persyaratan direksi,
semen yang masih baik saja yang boleh dipakai.
2. Syarat adukan.
Kontraktor harus membuat dolak dengan ukuran sesuai
persyaratan Direksi, semen, split :
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, batu bata yang akan
diplester terlebih dahulu disiram air sampai merata semua.
Batu bata yang akan diplester selalu basah begitu juga
plesteran yang akan diaci.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

265

b. Sebelum plesteran dilaksanakan terlebih dahulu harus


membuat kepala plesteran sehari sebelum plesteran dimulai
agar tidak bergelombang.
c. Kontraktor harus membuat contoh plesteran dari tiap
macam plesteran sesuai yang diminta direksi, sehingga
jenis / macam pekerjaan dapat dicapai.
d. Semua plesteran yang berhubungan dengan air seperti
kamar mandi / WC, pantry dibuat plesteran trasraam
dengan adukan 1pc : 3pasir setinggi 150 cm dari peil lantai.
e. Dinding bata diatas plafond yang tidak terlihat di beraben.
f. Plesteran dinding sudah dapat dimulai apabila atap telah
terpasang.
3. Sudut-sudut plesteran.
Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis
tegaknya dalam pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara
sempurna tegak dan siku, sudut luar hendaknya dibuat agak
bulat.
4. Perbaikan bidang plesteran.
Bilamana terdapat bidang plesteran yang bergelombang harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bagianbagian yang harus diperbaiki hendaknya dibobok secara teratur
(dibuat bobokan yang berbentuk segi empat) dan plesteran baru
rata dengan sekitarnya.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

266

5. Profil plesteran pada dinding sopi-sopi harus dikerjakan rapi


dan

baik

oleh

orang

yang

berpengalaman

dengan

memperhatikan segi kekuatan dan menghindari kemungkinan


retak.
Pasal 50. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
1. Pekerjaan kusen alumunium :
a. Untuk kusen pintu dan jendela bahan utama adalah profil
alumunium ukuran 4 silver natural dengan tebal 1,35 cm.
b. Pabrikasi di luar site diperkenalkan dengan izin Direksi
Lapangan.
c. Dalam pemasangan kusen, bidang permukaan kusen harus
baik, waterpass dan tidak ada bagian yang gompal atau
cacat.
d. Hubungan kusen dengan dinding yang terkena hujan harus
diberi sealant atau gasket karet, dikerjakan dengan rapi dan
sempurna sehingga benar-benar kedap air.
e. Finishing alumunium yang dipakai pada bagian tampak
depan bangunan adalah natural anodized.
2. Pemasangan kaca :
a. Seluruh kaca (rayban, bening, es) yang digunakan adalah
kaca yang baik, tidak memberikan bayangan bergelombang,
produk ASAHIMAS.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

267

b. Kaca yang boleh dipasang adalah kaca yang telah diseleksi


dengan baik, tidak ada bagian yang gompal atau retak dan
telah mendapat persetujuan dari direksi.
c. Dalam kaca penjepit dengan list kayu, maka diberi dempul
sehingga kaca tidak lagi bergetar. Pemasangan penjepit
kaca dilakukan sedemikian ujungnya rapat, tidak ada celah
sama sekali.
d. Potongan kaca harus disesuaikan sekonengan rangka,
minimal 10 mm masuk ke dalam alur kaca pada kosen.
e. Setelah kaca terpasang, tidak diperkenankan memberi
tanda-tanda dengan memberikan kapur, tanda harus dibuat
dari potongan kertas yang direkatkan menggunakan lem
aci.
f. Pembersihan akhir dari kaca menggunakan kain katun yang
lunak dengan cairan pembersih kaca.
3. Pekerjaan daun pintu alumunium.
Daun pintu kaca dan panil menggunakan alumunium.
4. Kunci dan penggantung :
a. Kusen alumunium memakai merk YALE, type akan
ditentukan kemudian.
b. Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel nylon merk
SES ukuran 3 4 terpasang 3 (tiga) buah untuk tiap
daun pintu.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

268

c. Untuk daun pintu double dan daun jendela double


menggunakan grendel tanam.
5. Pekerjaan teralis besi :
a. Pembuatan teralis besi dikerjakan oleh tenaga ahli
bidangnya.
b. Bekas-bekas pengelasan harus digurinda dan dihaluskan.
c. Seluruh teralis besi diberi cat dasar dengan zinc chromate,
sebelunya permukaan teralis besi dibersikan, diamplas
halus dan digurinda bekas lasnya.
d. Pemberian cat dasar hanya boleh diakukan dilapangan (di
proyek) dan dilaksanakan pengawasan lapangan.
e. Sedangkan cat akhir sebanyak dua lapisdengan cat gloss
merk BEE BRAND, warna ditentukan kemudian.

Pasal 51. Pekerjaan Pasangan Lantai


1. Ketentuan umum :
a. Bahan lantai yang dipasang harus telah diseleksi dengan
baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, baik
sikunya, sama warnanya, tidak ada bagian yang gompal,
retak atau cacat lainnya dan telah mendapatkan persetujuan
Direksi.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

269

b. Setelah terpasang jarak antara masing-masing unit harus


sama dan membentuk garis lurus yang saling tegak lurus.
Bidang permukaan lantai harus rata, waterpass, tidak ada
bagian yang bergelombang dan semua unit terpasang
dengan adukan yang padat tanpa rongga.
c. Pemotongan unit hanya diperbolehkan dengan mesin
potong dan dihaluskan dengan gurinda.
d. Selama masa pengerasan 3 24 jam setelah bahan lantai
dipasang, bidang lantai tidak boleh dipergunakan, diinjak
atau diberi beban apapun.
e. Bahan-bahan yang dapat merusak unit lantai seperti minyak
residu, teak oil dan lain-lain harus dijauhkan dari
permukaan lantai.
f. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, bekas adukan harus
segera dibersihkan dari lantai atas keramik yang terpasang.
g. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus memberi
contoh kepada Direksi untuk persetujuan.
2. Pekerjaan pasir urug :
a. Lapisan pasir urug digunakan di bawah lantai dasar dengan
ketebalan minimum 10 cm dipadatkan, ditrimbis dan
disiram dengan air.
b. Lapisan pasir harus bersih dari kotoran tanah seperti tataltatal kayu dan lain-lain.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

270

c. Lapisan pasir urug dapat dikerjakan setelah penyemprotan


obat anti rayap selesai dikerjakan dan telah mendapat
persetujuan Direksi Lapangan.
3. Pekerjaan rabat beton :
a. Rabat beton terbuat dari beton dengan mutu baik, dengan
campuran adukan 1Pc : 3 PS : 5 Kr dengan atau tanpa
bahan susut, tebal minimum 6 cm.
b. Rabat beton tersebut sebagai landasan pasangan lantai
keramik pada lantai dasar.
4. Sebagai landasan rabat beton, di atas permukaan pasir diberi
lapisan plastik atau plesteran sebagai lantai kerja.
5. Pekerjaan dak lantai.
Lapisan dak beton wiremesh M 8.
6. Pekerjaan lantai ubin keramik :
a. Keramik yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah
keramik merk ASIA TILE 30 / 30 cm kwalitas 1 jenis dan
ukuran sesuai dengan gambar. Apabila nantinya merk dan
tipe

yang

akan

dipergunakan

merk

lain,

akan

diperhitungkan tambah kurangnya.


b. Warna dan motif akan ditentukan kemudian oleh Direksi
dan Perencana.
c. Perekat yang digunakan adalah adukan 1 Pc : 3 Ps, tebal 2
cm.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

271

d. Setelah 3 24 jam pemasangan ubin selesai, siar-siar diisi


dengan adukan semen air hingga benar-benar penuh.
Pengisisan siar harus dilakukan dengan rapi.
e. Sisa-sisa air semen harus dibersihkan segera secara hati-hati
dengan memperhatikan sikat kuningan serta larutan air
keras yang tepat ukurannya.

Pasal 52. Pekerjaan Pasangan Keramik dan Batu Alam pada Dinding
1. Ketentuan umum pekerjaan pasangan lantai berlaku juga
sebagai ketentuan pekerjaan ini.
2. Pekerjaan dinding keramik :
a. Bahan dinding keramik WC / KM yang digunakan merk
ROMAN 20 / 20 kwalitas, bahan lanati keramik KM / WC
yang digunakan merk ROMAN ROCK TILE 20 / 20,
ukuran sesuai gambar, warna akan ditentukan kemudian.
b. Keramik yang dipasang adalah keramik yang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada cacat sama sekali.
c. Dinding keramik tile ini dipasang dengan mempergunakan
adukan 1Pc : 3Ps, tebal 2 cm sebelum keramik tersebut
dipasang, harus direndam dalam air sampai jenuh air.
d. Pengisian siar-siar dinding keramik sama seperti pengisian
siar lantai keramik.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

272

3. Pekerjaan dinding batu alam.


Pekerjaan dinding batu PALIMANAN pada bagian dinding
depan luar bangunan STIKES.

Pasal 53. Pekerjaan Waterprofing


1. Bagian-bagian yang diberi waterprofing adalah semua dak
beton beton yang tidak beratap, bak mandi, lantai KM / WC
dan lain-lain. Bahan yang dipakai merk SIKA atau setara.
2. Ketentuan umum :
a. Sebelum pekerjaan waterprofing dilaksanakan Kontraktor
wajib :

Mengadakan

pemeriksaan

di

lapangan

agar

mendapatkan gambaran yang luas dan akurat atas


bidang yang akan dilapisi bahan waterprofing.

Harus mengajukan lebih dulu contoh-contoh bahan


waterprofing yang akan digunakan serta brosur-brosur
yang memuat data teknis dan cara pemasangan.

b. Pekerjaan pelapisan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga


yang sudah berpengalaman dan ahli pada pelaksanaan
waterprofing.
c. Pekerjaan dilaksanakan menurut petunjuk-petunjuk dan
persyaratan yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

273

3. Pelaksanaan :
a. Sebelum pelaksanaan pelapisan permukaan yang akan
dilapisi harus dalam keadaan kering dan bersih.
b. Lapisan dengan kuas atau alat-alat lain yang sesuai untuk
itu.
c. Pada pertemuan dengan dinding harus naik setinggi 20 cm
dari permukaan lantai.

Pasal 54. Pekerjaan Langit-Langit


Bahan langit-langit yang dipergunakan adalah :

Gypsum board ex. Jayaboard tebal 9 mm rangka metal


furring hanya di lantai 4, sedangkan lantai 1,2, dan 3
menggunakan finishing acian.

Tripleks 4 mm untuk teritisan.

1. Pekerjaan langit-langit gypsum board, tanpa sambungan rangka


langit-langit dari besi kotak (square tube). Seluruh bahan
penutup langit-langit yang digunakan adalah gypsum board
tebal 9 mm atau sesuai gambar dengan ukuran bentuk dan pola
pemasangan sesuai dengan gambar.
2. Unit bahan langit-langit yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit
sama, baik tegak lurus sudutnya tidak ada yang gompal atau
melengkung, tidak ada cacat lainnya da telah mendapat
persetujuan Direksi.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

274

3. Lubang-lubang bekas paku dan seluruh permukaan langit-langit


harus diplamir dengan plamir kayu diamplas rata dan halus
sehingga pengecatan dapat berhasil dengan sempurna.
4. Sambungan plafond dengan dinding diberi lis plafond.

Pasal 55. Pekerjaan Atap


Penutup atap Multiroof, warna coklat. Kuda-kuda dan struktur atap
smart truss.

Pasal 56. Pekerjaan Talang


1. Saringan talang :
a. Saringan talang yang dipergunakan adalah saringan dari
PVC dengan bentuk dan ukuran yang sesuai.
b. Pada plat beton saringan harus ditanam dengan baik. Ujung
atas talang tegak sambungan dengan beton dilengkapi
dengan sok GIP yang diberi sayap pelat besi dilas dan dicor
dengan pengawasan yang baik.
2. Pipa talang tegak.
Pipa talang tegak air hujan terbuat dari pipa PVC MASPION
kelas AW, ukuran sesuai gambar, lengkap dengan klem dari
besi strip 50 50 mm yang ditanam cukup kuat pada dinding /
kolom beton, besi strip harus dimeni dan dicat.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

275

Pasal 57. Pekerjaan Saniter


1. Ketentuan umum :
a. Peralatan saniter yang dipasang harus lebih diseleksi
dengan baik dan teliti, serta disetujui Direksi.
b. Pemasangan secara lengkap sesuai dengan bestek dan
menurut petunjuk pemasangan dari pabrik, sehingga dapat
berfungsi sempurna.
c. Penambahan
kesempurnaan

peralatan
pemasangan

yang

dibutuhkan

menjadi

tanggung

untuk
jawab

Kontraktor.
d. Apabila tidak disebutkan dalam gambar atau ulasan ini,
warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi an
Perencana.
2. Kloset duduk yang digunakan adalah merk TOTO type CW
420 putih, kloset jongkok merk TOTO type CE 7 perlengkapan
kran mek TOTO T23 BB.
3. Wastafel yang dipergunakan adalah merk TOTO type L 38
V1V1A perlengkapan kran merk TOTO T 205 MC.
4. Floor Drain :
a. Floor drain yang digunakan adalah kwalitas yang baik
merk TOTO type TX1B.
b. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain,
penutup lantai harus dilubangi dengan rapi menggunakan

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

276

pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan floor


drain tersebut, hubungan floor drain dengan lantai atau
beton menggunakan perekat beton kedap air.
c. Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran
pada lantai.

Pasal 58. Pekerjaan Pengecatan


1. Pekerjaan cat dinding :
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan
seluruh plesteran bangunan dan atau bagian lain yang
ditentukan gambar.
b. Untuk dinding luar bangunan watershell dan dinding dalam
bangunan merk MOWILEX, warna akan ditentukan
kemudian.
c. Sebelum dinding diplamir, plesteran harus sudah betulbetul kering, tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta
persetujuan Direksi.
d. Pekerjaan plamir dilakukan dengan pisau plamir baja tipis
dan lapisan plamir dibuat setipis mungkin sampai
membentuk bidang yang rata.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

277

2. Pekerjaan cat langit-langit :


a. Yang termasuk dalam pekerjaan langit-langit adalah langitlangit gypsum dan bagian lain yang ditentukan dalam
gambar.
b. Plamir yang digunakan adalah plamir kayu / tembok
kwalitas baik kelas menengah.
c. Selanjutnya dicat dengan cat MOWILEX warna putih.
3. Pekerjaan meni kayu :
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh
permukaan multipleks / kayu rangka langit-langit, rangka
pintu dan atau bagian ditentukan dalam gambar.
b. Meni yang digunakan adlah meni kayu ex. Toyopaint,
semua kayu hanya boleh dimeni ditapak proyek dan
mendapat persetujuan Direksi.
4. Pekerjaan cat besi / baja :
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah semua jenis besi.
b. Semua besi yang akan dicat, terlebih dahulu harus
dibersihkan karat-karatnya, minyak atau kotoran lain,
dengan sikat kawat sehingga besi terlihat bersih.
c. Setelah itu besi yang akan dicat, terlebih dulu dimeni
dengan zinc chromate hingga rata betul, harus diperhatikan
jangan sampai ada sudut-sudut yang tidak dimeni.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

278

d. Jika pekerjaan meni telah sempurna dilaksanakan maka


pelaksanaan cat baru boleh dilakukan.
e. Cat penutup merk BEE BRAND, atau setara dilakukan
minimum 2 (dua kali), agar didapatkan hasil pengecatan
yang rapi, bersih dan tidak bergelombang.

Pasal 59. Pengendalian Rayap / Termite Kontrol


1. Soil treatment dan wood preservatio.
Pelaksanaan pengendalian rayap dilakukan dengan prakonstrusi termite kontrol. Pengendalian rayap meliputi soil
treatment atau peracunan tanah dilakukan di bawah seluruh
bangunan / lantai sampai dengan 1,50 m keliling bangunan
termasuk pondasi pagar.
2. Insektisida dan kadarnya.
Insektisida yang digunakan untuk termite kontrol adalah
TERMET.
3. Penyemprotan, dosis larutan dan peralatannya.
Soil Treatment.
Pada prinsipnya seluruh permukaan tanah setelah persiapan
untuk pemasangan lantai selesai, dilakukan penyemprotan yang
merata dengan dosis 5 liter larutan soil treatment/m2. Untuk
sempurnanya pelaksanaan menggunakan liquid compressor
(power sparyer) dengan kapasitas tekanan sampai dengan 40
kg/cm.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

279

4. Pada galian-galian pondasi selain perlakuan di atas, maka


seluruh dasar dan dinding galian disemprot lagi dengan dosis 5
liter larutan soil treatment dan setelah diurug setengah dari
dalamnya pondasi disemprot lagi dengan dosis 5 liter larutan
soil treatment/m2.
Tekanan penyemprotan pada dinding harus disesuaikan
sehingga galian tidak gugur.

Khususnya pada tembusan

saluran-saluran air bersih kota, gas, listrik dan lain-lain yang


kemungkinan digunakan tempat lewat rayap dilakukan
penyuntikan khusus tempat.

6.3.3. Pekerjaan Bangunan Luar


Pasal 60. Pembersihan Site dan Penghijauan
1. Kontraktor berkewajiban membersihkan seluruh area site,
sampah, puing dan sisa-sisa bahan bangunan, sehingga pada
waktu serah terima pertama site dalam keadaan bersih dan rapi.
2. Kontraktor diminta untuk menanami tanah kosong dan bak-bak
tanaman dengan rumput dan tanaman hias, sehingga seluruh
taman kelihatan cukup rapi.

Pasal 61. Pekerjaan Saluran Luar


1. Pekerjaan

ini

meliputi

pengadaan

pemasangan serta penyelesaiannya.

bahan,

peralatan,

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

280

2. Bahan yang digunakan adalah pipa PVC 4 untuk saluran luar


dan buis beton 50 cm untuk saluran induk, sedangkan untuk
saluran. Sambungan-sambungan dijepit dengan pasangan batu
bata adukan 1Pc : 4Ps.
3. Sebagai landasan buis beton dipakai lapisan pasir urug
tebal 5 cm dipadatkan.
4. sebelum dikerjakan Kontrator harus meneliti peil-peil saluran
yang ada dan membuat gambar kerja untuk dimintakan
persetujuan Direksi Lapangan.
5. Saluran buis beton dilengkapi dengan bak-bak kontrol dari
pasangan batu bata batu adukan 1Pc : 4Ps, diplesterkan + aci,
lengkap dengan tutup beton yang dapat diangkat dan diberi besi
saringan kotoran.
6. Setelah seluruh saluran selesai dikerjakan, saluran tersebut
harus diadakan pengetesan agar air pembuangan dapat berjalan
lancar dan baik. Bila terjadi genangan air maka sekitar
genangan tersebut diberi adukan beton.

Pasal 62. Pekerjaan Perkerasan Jalan dan Parkir


1. Perkerasan jalan dan area parkir adalah perkerasan dengan
paving block.
2. Sebagai dasar dari pekerjaan ini mula-mula tanah dasar telah
dipadatkan sampai 90%.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

281

3. Pada batas tepi dari perkerasan dipasang batu tepi (kansteen)


beton bertulang exposed ukuran 15 25 cm.

6.3.4. Pekerjaan Plumbing


Pasal 63. Ketentuan Umum
Dalam mlaksanakan pekerjaan ini Kontraktor harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1. Mempunyai pas PAM yang sesuai untuk tingkat pekerjaan ini.
2. Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan
Kontraktor pekerjaan lainnya agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan baik sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
3. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua pengujian dan
pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan tidak
bocor. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
pengujian tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
4. Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujian yang telah
disetujui oleh Direksi dalam rangkap 2 yang meliputi pengujian
pipa dan saluran serta berfungsinya alat-alat saniter dengan
baik.
5. Memenuhi persyaratan lain yang sedang ditentukan oleh
Direksi.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

282

Pasal 64. Lingkup Pekerjaan


Termasuk dalam pekerjaan plumbing ini ialah :
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa air bersih sesuai
dengan petunjuk gambar lengkap dengan sistem pompa tangki
persediaan dan perlengkapan-perlengkapan lainnya.
2. Pengadaan dan pemasangan pipa pembuangan air kotor dan air
kakus lengkap dengan tangki septik, bak rembesan dan bak-bak
kontrol.
3. Penyambungan air bersih dan air kotor dengan semua peralatan
saniter.

Pasal 65. Spesifikasi Bahan dan Peralatan


1. Pipa air bersih.
Pipa yang digunakan adalah pipa GIP kelas medium ex.
BAKRIE atau PPI, pipa PVC merk MASPION dengan
perlengkapan sambungan-sambungan yang sesuai ukurannya
baik mutunya.
2. Gate valve yang digunakan adalah pipa merk KITAZAWA
atau KEYSTONE.
3. Pipa air kotor.
Pipa yang digunakan adalah pipa PVC kelas AW merk
MASPION atau setara dengan perlengkapan sambungan yang
sesuai.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

283

4. Lem yang digunakan untuk penyambungan pipa PVC adalah


solvent semen ex. Jepang.
5. Untuk pipa udara bertekanan dalam bengkel dipergunakan pipa
GIP kelas medium seperti di atas.
6. Tangki air.
Tangki persediaan air ditempatkan di atas, berupa tangki
fiberglass dengan kapasitas 3000 liter ex. TIRTA. Dilengkapi
dengan rangka / struktur, radar.
7. Pompa air dan pemasangannya disesuaikan dengan gambar
detail instalasi. Pompa pendorong ke tandon atas merk
GRUNDFOS.
8. Groundtank kapasitas 10 m3 terbuat dari beton bertulang.

Pasal 66. Tata Cara Pelaksanaan / Pemasangan


1. Pemasangan pipa :
a. Pipa-pipa di dalam tanah yang dipasang sejajar gedung
minimal mempunyai jarak pondasi.
b. Apabila pipa-pipa tersebut menembus pondasi atau dinding,
maka pipa harus diberi pelindung / sleeves dengan ukuran
2 standar lebih besar. Antara pipa harus dilakukan tanpa
diisi dengan flexible sealing material.
c. Pemadatan / penimbunan pipa harus dilakukan tanpa
merusak pipa.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

284

d. Pemasangan pipa di dalam bangunan harus dilengkapi


penyangga, penggantung atau klem dari besi yang
memadahi. Tambahan penggantung dan penyangga harus
dilakukan pada setiap perubahan arah dan dimana terdapat
konsentrasi beban karena adanya valve, fitting sambungan
fixtures dan lain-lain. Pipa tidak boleh digantung memakai
kawat, tali, kabel atau kayu.
2. Pemasangan pompa.
Pompa di pompa sedemikian rupa sehingga getaran yang
timbul dapat diisolir. Pipa-pipa dari pompa harus dilengkapi
dengan chek valve dan flexible joint.

Pasal 67. Pelaksanaan Pengujian


1. Pengujian sistem air bersih.
Pengujian dilakukan 2 (dua) tahap :
a. Sebelum penyambungan dengan peralatan saniter, pengujian
kebocoran pipa dengan uji tekanan.
b. Pengujian fungsi setelah penyambungan dengan peralatan
saniter. Sebelum dilakukan uji tekanan pipa harus dibilas.
2. Pengujian sistem air kotor di dalam bangunan.
Pengujian dilakukan sebagai berikut :
a. Sebelum pengujian dilakukan, diadakan pembilasan pipa.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

285

b. Setiap bukaan ditutup rapat kecuali bukaan paling atas yang


kemudian diisi dengan air pengujian tekanan tidak kurang
dari 10 m kolom air, tidak lebih dari 30 m kolom air dengan
pengujian minimal 30 menit.
c. Pemasangan pipa dianggap lebih baik apabila selama waktu
pengujian tekanan air pada bukaan pipa teratas tidak turun.
3. Pengujian sistem air kotor di luar bangunan :
Pengujian dilakukan dengan cara menutup lubang bak kontrol.
Setiap jalur pipa diantara dua lubang kontrol test dengan
mengisi air ditekan.
4. Pengujian saniter.
Pengujian saniter yang dipasang diuji apakah dapat berfungsi
dengan baik.
5. Pengujian pompa.
Pengujian pompa dilakukan sesuai dengan petunjuk pabrik.
Harus diuji dan distel sehingga level kontrol berjalan dengan
baik dan ketinggian air yang dikehendaki dipenuhi.

6.3.5. Pekerjaan Instalasi Listrik


Pasal 68. Pendahuluan
1. Uraian

ini

menjelaskan

PELAKSANAAN
SPESIFIKASI.

mengenai

INSTALASI

detail
LISTRIK

cara-cara
DAN

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

286

2. Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini


meliputi :
a. Penyediaan tenaga kerja termasuk tenaga ahli .
b. Penyediaan material, perlengkapan dan peralatan yang
diperlukan sehingga seluruh pekerjaan instalasi listrik dapat
beroperasi sempurna.
3. Fasilitas Instalasi Listrik yang akan terpasang adalah :
a. Instalasi penerangan di dalam bangunan.
b. Instalasi tenaga listrik untuk sistem pendingin ruangan
(AC).
c. Instalasi tenaga listrik untuk laboratorium komputer sesuai
gambar.
4. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan instalatir listrik
yang mempunyai Pas PLN minimal golongan B.
5. Semua pekerjaan instalasi listrik harus mengikuti peraturan
yang dikeluarkan oleh PLN dan pedoman Peraturan Umum
Instalasi listrik terakhir dan juga peraturan yang berlaku di
daerah setempat dan standar kode-kode lainnya yang diakui
(VDE , DIN).
6. Kontraktor harus memeriksa gambar-gambar keseluruhan dan
membandingkan semua ukuran, skala saluran-saluran dengan
gambar-gambar arsitektur dan struktur.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

287

7. Gambar-gambar dari perencana hanya menunjukkan sistem


apabila terdapat peralatan yang tidak tergambar tetapi
merupakan kelengkapan dari suatu sistem sehingga tanpa
peralatan tersebut sistem tidak berfungsi maka Kontraktor
wajib melengkapinya.
8. Kontraktor wajib membuat gambar kerja dari detail-detail
pekerjaan (shop drawing) yang akan dikerjakan dan harus
diberikan paling lambat 2 minggu sebelum pekerjaan akan
dimulai untuk diberikan persetujuan olah Direksi jika terdapat
perbedaan ukuran antara gambar yang satu dengan yang lain
dan jika ditemui ukuran-ukuran yang meragukan Kontraktor
wajib

memberitahu

dan

menunda

pekerjaan

untuk

mendapatkan ukuran yang benar.


9. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan
pemborong instalasi lainnya agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar dengan waktu yang telah ditetapkan.
10. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang ada. Semua bahan dan
perlengkapannya diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab pemborong.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

288

11. Pemborong harus menyerahkan hasil pengetesan yang telah


disaksikan oleh direksi dalam rangkap dua.
Hasil pengetesan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan peralatan.
b. Hasil pengetesan kabel-kabel.
c. Hasil pengetesan dari pihak luar berkaitan dengan peralatan
yang akan dipasang diproyek ini.
d. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksankan
harus disaksikan oleh Direksi dengan memberikan surat
pemberitahuan

(satu)

minggu

pengetesan

akan

dilaksanakan.

Pasal 69. Lingkup Pekerjaan yang Dilaksanakan


1. Penyediaan semua panel listrik berikut perlengkapannya
sehingga seluruh instalasi listrik dapat berfungsi dengan
sempurna.
2. Semua kotak pencabangan / penyambungan dibuat dari bahan
yang sesuai bahan pipa, dilengkapi degan penutup. Kotak yang
harus dipasang terbenam dalam tembok dengan penutup rata
tembok, kecuali pemasangan di atas ceiling dan pada bagian
outbow.
3. Klem untuk setiap kabel dipasang pada jarak maksimum 70
cm. Warna-warna pemasangan kabel supaya diperhatikan
sesuai standar PLN.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

289

4. Tidak diperlukan adanya penyambungan kabel di dalam


dinding / lantai tanpa kotak kontrol sehingga menyulitkan
penggantian apabila ada kerusakan.
5. Bila tidak ditentukan khusus maka power outlet dipasang
terbenam dengan ketinggian 30 cm dari lantai.
6. Switch lampu dipasang terbenam di dalam tembok dengan
ketinggian 150 cm dari lantai.
7. Semua perlengkapan listrik yang terbuat dari besi, motormotor, stop kontak harus dihubungkan dengan elektroda
pertanahan yang besarmya disesuaikan / mengikuti gambar
kerja.
8. Elektroda pertanahan untuk listrik tidak diperkenankan
digabungkan dengan elektroda pertanahan untuk penangkal
petir.
9. Untuk semua kabel power yang melewati jalan harus dilindungi
pipa besi.

Pasal 70. Ketentuan Teknis


1. Panel utama dan distribusi :
Adalah panel tegangan rendah yang menerima tenaga listrik
dan tempat membagikannya seluruh instalasi bangunan dan
konsumen lainnya.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

290

Panel utama ini mempunyai sistem tegangan 380 volt antara


phasenya dan 220 volt antara phase dengan netralnya,
frequensinya 50 Hz dilengkapi dengan pentanahan netral.
a. Panel mempunyai ketentuan sebagai berikut :
- Box panel dan cover

: plat besi 2 mm.

- Module

: disesuaikan dengan isi


panel.

- Finishing Powder Coating.


- Pemasangan

: harus kuat dan free standing


tidak boleh ada bagian yang
bergetar.

- Penutup

: dilengkapi dengan instrumen pilot lamp.

- Kwalitas

: ex. Lokal buatan pabrik.

b. Acessories :
- Bus car dengan arus kontinyu sesuai dengan gambar
rencana.
- Terminal-terminal kabel buatan pabrik, kualitas ex.
Eropa.
- Perlengkapan lain harus buatan pabrik, kwalitas ex.
Eropa.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

291

c. Komponen-komponen.
Circuit Breaker (CB) dan Mini Circuit Breaker (MCB)
dengan komponen-komponen proteksi merk MERLIN
GERLIN.
2. Instalasi penerangan :
a. Yang dimaksud dengan instalasi penerangan di sini adalah
semua instalasi yang keluar dari panel cabang penerangan,
termasuk kabel, pipa-pipa listrik dan peralatan-peralatan
bantuannya.
b. Kabel untuk instalasi penerangan berpanampang 3 25
mm2.
c. Pipa-pipa listrik yang digunakan adalah pipa PVC heavy
duty high impact ex. EGA atau Clipsal.
d. Terminal box, knee, dan sebagainya harus dari bahan yang
sama dengan pipanya dan buatan pabrik.
e. Standart kwalitas.
Kabel ex. Lokal SPLN, kabelindo, Supreme, dan Tranka
dan lain-lain yang disetujui Direksi.
f. Semua instalasi penerangan dan stopkontak, kabel harus
masuk ke dalam pipa.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

292

3. Armatur dan peralaatan listrik :


a. INBOW :
- Capasitor sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat
mengahasilkan power factor 0,85 dengan tegangan
nominal 220 volt, 50 Hz.
- Ballast dan starter yang digunakan disesuaikan dengan
kebutuhan lampu.yang digunakan.
- Standart kualitas :

TL

: Phillips

SL 20 W

: Phillips

Housing TL

: Hannochs

Ballast

: ex. Phillips

Starter

: ex. Phillips

Lampu jalan.
- Armatur

: Phillips

- Ballast

: Phillips

- Capasitor

: Phillips

b. CLIPSAL.
Stopkontak biasa dilengkapi dengan penutup, bentuk
persegi ukuran 80 80 mm tipe pemasangan tenggelam ke
dinding (inbow), pole terdiri atas phase 50 Hz dengan
rating arus 10 ampere. Kualitas setara Clipsal. Inbow doos
yang dipergunakan dari bahan plat.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

293

c. Saklar CLIPSAL.
Sakelar berbentuk persegi dengan ukuran 80 80 mm
dengan swicth piano, rating arus 10 ampere, tegangan 220
volt, type pemasangan tenggelam dalam dinding.

Pasal 71. Masa Jaminan dan Masa Pemeliharaan


1. Semua pekerjaan harus diberi garansi akan bekerja dengan
sempurna selama 12 bulan.
2. Bilamana selama masa jaminan terjadi kerusakan-kerusakan
yang bukan disebabkan kesalahan pemakai, pemborong wajib
memperbaiki tanpa uang extra.
3. Selama masa pemeliharaan ini pemborong harus melatih
petugas yang akan ditunjuk oleh pemilik sehingga dapat
mengenali sistem dan dapat melaksanakan pemeliharaan
sendiri.
4. Serah terima dari instansi baru dapat dilaksanakan setelah
seluruh
pengujian

pekerjaan
dengan

diperiksa
hasil

dan

baik.

dilakukan
Hasil

percobaan/

pengujian

harus

dilampirkan.

Pasal 72. Pengujian Sistem


1. Pemborong harus mengadakan testing terhadap seluruh
pekerjaan yang telah dipasang sehingga dijamin akan bekerja
dengan sempurna.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

294

2. Seluruh penghantar harus diperiksa bahwa telah terhubung


dengan

sempuran

pada

terminalnya,

sehingga

tidak

menimbulkan bunga api. Tahanan isolasi harus diuji dengan


merger dan disesuaikan dengan persyaratan PLN.

Pasal 73. Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir


1. Lingkup pekerjaan :
a. Penyediaan dan pemasangan terminal udara lengkap
dengan tiang tinggi 25 meter sesuai gambar.
b. Pelaksanaan

instalasi

penghantar

lengkap

dengan

pentanahan, bak kontrol dan terminal box.


2. Spesifikasi bahan dan peralatan :
a. Kawat penghantar adalah BC 50 mm persegi dengan
sambungan elektroda seminimal mungkin.
b.

Elektroda pertanahan berupa kawat BC 50 mm persegi


dibenamkan dalam pipa GIP 1,5.

c. Pipa PVC 1 sebagai pelindung kawat penghantar.


d. Bak kontrol dari pasangan batu bata 40 40 40 dengan
beton bertulang.
e. Terminal penyambungan bahan tembaga.
f. Alat bantu.
g. Box terminal dari plat tebal 2 mm.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

295

3. Spesifikasi pemasangan :
a. Split dipasang pada tiang penangkal petir sesuai dengan
gambar.
b. Kawat BC melalui PVC dimana pipa PVC tertanam dalam
kolom sampai ke tanah di bak kontrol.
c. Pentanahan berupa kawat BC 50 mm persegi dimasukkan
dalam pipa GIP 1,5 mm panjang 6 mm dan dibenamkan
dalam tanah.
4. Pengujian.
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga
diperoleh hasil baik dan bekerja sempurna. Pertanahan diuji
dalam keadaan kawat penghantar dilepas dilakukan pada bak
kontrol, tahanan sistem maksimum 2 Ohm.
Saat pengujian dan pengesahan instalasi penangkal petir harus
dilakukan oleh DEPNAKER.

6.4.

Syarat-Syarat Administrasi Pelaksanaan

Pasal 74. Jaminan Pelaksanaan


1. Jaminan pelaksanaan diterima oleh pimpinan proyek pada saat
menandatangani surat perjanjian pemborong.
2. Jaminan pelaksanaan dapat dikembalikan bilamana prestasi
yang mencapai penyelesaian 100% dan pekerjaan sudah
diserahkan yang pertama kalinya dan diterima baik oleh proyek
(disertai berita acara penyerahan I).

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

296

Pasal 75. Rencana Kerja (Time Schedule)


Pemborong harus membuat rencana kerja pelaksanaan yang
disetujui oleh pimpinan proyek dan pemborong diwajibkan
melaksanakan.

Pasal 76. Laporan Harian dan Mingguan


1. Konsultan pengawas tiap minggu diwajibkan mengirimkan
laporan kepada pimpinan proyek mengenai prestasi pekerjaan.
2. Penilaian prosentase kerja atas dasar pekerjaan yang sudah
dikerjakan.

Pasal 77. Surat Perjanjian Pemborong (Kontrak)


1. Surat perjanjian pemborong (kontrak) seluruhnya dibubuhi
materai rangkap 20 (dua puluh) atas biaya pemborong.
2. Konsep kontrak dibuat oleh pimpinan proyek, sedangkan
lampiran-lampiran

dan

seluruh

kontrak

disiapkan

oleh

pemborong antara lain :


a. Gambar Bestek.
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
c. Time Schedule dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Pasal 78. Permulaan Pekerjaan


Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung dari
SKPP dikeluarkan dari pimpinan proyek, pekerjaan harus sudah
dimulai.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

297

Pasal 79. Penyerahan Pekerjaan


1. Pekerjaan dapat diserahkan yang pertama kalinya bilamana
pekerjaan sudah selesai 100% dan dapat diterima dengan baik
oleh pimpinan proyek dengan disertai berita acara dan
dilampiri daftar kemajuan pekerjaan, pada penyerahan I untuk
pekerjaan ini, keadaan halaman serta bangunan harus dalam
keadaan rapi dan bersih.
2. Surat permohonan pemeriksaan teknis yang dikirim kepada
pimpinan proyek harus sudah dikirimkan selambat-lambatnya
tujuh hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya
berakhir.
3. Dalam penyerahan pekerjaan yang pertama kalinya dan
bilamana terdapat pekerjaan instalasi listrik, maka pihak
pemborong harus menunjukan surat pernyataan bermaterai
bahwa instalasi listrik tersebut telah terdaftar di PLN.
4. Bilamana pihak pemborong tidak dapat menunjukkan surat
penyerahan instalasi listrik kepada proyek maka, penyerahan
pekerjaan yang pertama kalinya ditangguhkan dahulu agar
tidak menjumpai kesulitan dikemudian hari sewaktu akan
menyambung aliran listrik.

Pasal 80. Masa Pemeliharaan (Onderhoud Termijn).


1. Jangka waktu pemeliharaan adalah 60 hari kalender sehabis
penyerahan pertama.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

298

2. Bilamana dalam masa pemeliharaan (Onderhoud Termijn)


terjadi

kerusakan

akibat

kurang

sempurnanya

dalam

pelaksanaan atau kurang baiknya mutu bahan yang digunakan


maka

pemborong

harus

segera

memperbaiki

dan

menyempurnakannya.
3. Meskipun pekerjaan telah diserahkan yang kedua kalinya,
namun pemborong masih terikat pasal I.609 KUHP (selama 510 tahun).

Pasal 81. Pekerjaan Tambahan dan Pengurangan


Harga

untuk

pekerjaan

tambahan

dan

pengurangan

yang

diperintahkan secara tertulis oleh pimpinan proyek, pemborong


supaya mengajukan anggaran biaya kepada pimpinan proyek agar
dapat diperhitungkan.

Pasal 82. Dokumentasi


1. Sebelum pekerjaan dimulai keadaan lapangan atau tempat
pekerjaan masih 0% supaya diadakan pemotretan ditempat
yang tepat yang dianggap penting menurut

pertimbangan

Direksi.
2. Setiap permintaan pembayaran teermijn (angsuran) dan
penyerahan harus diadakan pemotretan yang menunjukkan
prestasi masing-masing pekerjaan menurut pengajuan termijn.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

6.5.

299

Syarat-Syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


Pasal 1.

Pekerjaan Persiapan
1. Kontraktor harus membuat bangunan darurat untuk keperluan
sendiri sehubungan dengan pekerjaan pelaksaan pekerjaan ini
berupa Kantor Administrasi Lapangan, Los Kerja, dan Gudang.
2. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang
bisa mengganggu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan
pengukuran untuk membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran
ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan yang lain.
3. Tanda tetap itu dibuat dari beton 20 20 150 cm, sebanyak 2
buah ujung-ujung bangunan yang tempatnya akan ditentukan
kemudian oleh Pengawas Lapangan dan harus dijaga serta
dipelihara selama waktu pelaksanaan hingga pekerjaan selesai
seluruhnya untuk penyerahan pekerjaan yang pertama.
4. Sebagai ukuran dasar + 0,00 (Peil lantai dasar / lantai 1 (satu)
atau dari peil (data)).
5. Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat
papan dasar peleksanaan (bouwplank) yang harus dibuat dari
bahan kayu meranti tebal minimum 3 cm dengan permukaan
atasnya disorot sipat datar (waterpass).

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

300

6. Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa


pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap
kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran
ulang.

Pasal 2.

Pekerjaan Tanah
1. Lingkup pekerjaan.
Termasuk di dalam kegiatan ini adalah penggalian galian
pondasi, sloof, sesuai dengan gambar rencana.
Penggalian material bahan pengisi dan mengangkutnya ke
dalam lapangan serta menimbunnya di daerah lapangan dengan
pemadatan yang cukup seperti dicantumkan dalam syaratsyaratnya.
Termasuk minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin
merintangi jalannya pekerjaan.
b. Melindungi benda-benda berharga yang berada di lapangan
dan benda-benda yang berfaedah lainnya.
c. Pengeringan dan pengontrolan drainage.
d. Penggalian, penimbunan, (untuk penimbunan dengan batu
sirtu).
e. Pemadatan, dengan dibuktikan tes Standard Proctor di
laboratorium.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

301

f. Pemindahan material-material yang tak berguna dan puingpuing.


g. Menyediakan material-material pengisi yang baik.
2. Syarat-syarat pelaksanaan :
a. Pemeriksaan lapangan.
Pemborong

harus

mengadakan

pemeriksaan

dan

pengecekan langsung ke lapangan guna menentukan


dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan yang kelak
akan dijumpai dan keadaan lapangan sekerang yang
mungkin nanti akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.
b. Penggalian dan pembersihan :

Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan


merintangi

pekerjaan

harus

disingkirkan

dan

dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang


mungkin akan ditentukan kemudian untuk dibiarkan
tetap.

Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal

yang seperti itu.

Pelaksanaan penggalian pondasi baru bisa dimulai


setelah as-as ditetapkan secara cermat dan disetujui oleh
Pengawas Lapangan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Apabila

selama

302

pelaksanaan

penggalian

terjadi

kelongsoran tebing, pemborong harus mencegahnya


misalnya

dengan

casing

dan

lain-lain

sehingga

pekerjaan tetap lancar.

Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, sloof,


haruslah sedemikian rupa hingga menjamin barangbarang berharga yang mungkin berada di lapangan dari
kerusakan.

Reparasi

kerusakan

pada

benda-benda

milik

kepentingan umum, di dalam atau di luar lapangan


pekerjaan semuanya harus dipikul oleh Kontraktor.

Pemindahan semua matarial-material akibat penggalian


dan semua benda-benda yang merintangi pekerjaan,
harus menurut petunjuk-petunjuk Pengawas Lapangan.

Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput,


dan seluruh tumbuh-tumbuhan yang semacam itu harus
dipindahkan

seluruhnya

ditimbun, keluar site.

dari

daerah

yang

akan

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

303

c. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah :

Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan tata letak


seluruh barangbarang berharga yang mungkin ditemui
di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila
sampai menderita kerusakan harus direparasi atau
diganti oleh pemborong dengan tanggungan biayanya
sendiri.

Bila sesuai alat / pelayanan dinas yang sedang bekerja


ditemui di lapangan dan hal tersebut di jumpai pada
gambar, atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh
pemborong dan ternyata diperlukan perlindungan atau
pemindahan, pemborong harus bertanggung jawab
untuk

mengambil

setiap

langkah

apapun

untuk

menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung


tersebut terganggu.

Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai


akibat pekerjaan Pemborong, Pemborong harus segera
mengganti kerugian-kerugian yang terjadi dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan
Pemborong.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

304

Sarana (utilitas) yang sudah tak bekerja lagi yang


mungkin ditemukan di bawah tanah dan terletak di
dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar
lapangan ketempat yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan atau tanggungan Pemborong.

d. Pemeriksaan permukaan tanah dan air tanah :

Daerah disekitar bangunan-bangunan yang lebih rendah


dari

lapisan

sekelilingnya

harus dilindungi

dari

kemungkinan terjadinya bahaya erosi. Untuk itu


Pemborong harus mempersiapkan saluran Pembuangan
yang cukup untuk menghindari terjadinya bahan erosi.

Pemborong diminta untuk mengawasi hal-hal seperti di


bawah ini :
a. Tidak diperkenankan air tergenang di dalam /
sekitar lapangan pekerjaan kontrak ini.
b. Melindungi semua penggalian bebas dari seepage,
overflow dan genangan air.
c. Lapisan tanah teratas (Top Soil).
Dalam daerah lapangan pekerjaan, top soil (lapisan
tanah paling atas) harus dikupas sampai kedalaman
minimum 20 cm dan digunakan sebagai bahan
pengisi untuk daerah yang lain seperti yang akan
ditentukan oleh Pengawas Lapangan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

305

Setelah top soil dikupas, daerah tersebut harus


dipadatkan sampai setebal 15 cm sebelum pengisian
bahan pengisi dilakukan.

Bahan pengisi :
1. Bahan pengisi harus cukup baik, dan adalah bahan
yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan yang
diambil dari daerah lapangan atau bahan yang telah
disetujui oleh Pengawas Lapangan yang diambil
dari daerah di luar lapangan pekerjaan dan
merupakan bahan yang kaya akan tanah berbatu
kerikil (granular soil).
2. Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar, bahanbahan organis, barang-barang bekas / sampah dan
batu yang besarnya lebih dari 10 cm.

Syarat-syarat penimbunan dan Backfill :


1. Seluruh penimbunan harus di bawah pengawasan
Pengawas Lapangan yang harus menyetujui seluruh
bahan pengisi lebih dulu digunakan. Pengawas
Lapangan juga akan mempersiapkan test-test yang
diperlukan dan penyelidikan-penyelidikan yang
dibutuhkan atas biaya Pemborong.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

2. Pemborong

306

juga

harus

menempatkan

bahan

penimbun di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,


dibasahi seperti yang diharuskan, kemudian digilas
atau dipadatkan sampai tercapai kapadatan yang
diinginkan. Untuk pemadatan sirtu di bawah
pondasi setempat dan plat jalur dengan stamper,
sedangkan untuk pemadatan halaman parkir dengan
mesin wals 4 sampai dengan 6 ton.
3. Penggilasan

atau

pemadatan

seluruh

daerah

lapangan harus dapat mencapai 95% dari derajat


kepadatan maximum Mod. Proctor.

Bila ada

material pengisis yang tidak memuaskan sebagai


bahan pemadatan, maka bahan tersebut harus
diganti dengan pasir.
4. Kontraktor

diharuskan

menggunakan

peralatan

pemadatan dengan mesin untuk seluruh pemadatan,


atau menggunakan stamper.
5. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan
setiap lapisan tidak lebih tebal dari 20 cm dibasahi
dan dipadatkan merata sampai mencapai kepadatan
yang disyaratkan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

307

6. Pembersihan.
Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai buat
penimbunan dan penimbunan kembali, juga seluruh
sisa puing-puing reruntuhan, sampah-sampah harus
disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya
untuk ini adalah tanggung jawab Pemborong.

Pasal 3.

Pekerjaan Anti Rayap ( Termite Control )


1. Lingkup pekerjaan.
Jenis pekerjaan rayap yang digunakan :
a. Ground Treatment, soil treatment dan floor treatment yang
bertujuan untuk membuat barier pada pondasi dan
permukaan tanah yang digunakan untuk bangunan adalah
jenis PRG Construction Termite Controls.
b. Wood Treatment / Wood Dranching, yang bertujuan untuk
memberikan zat kimia aktif bisa berfungsi sebagai termida
(pembasmi rayap) untuk seluruh bagian yang menggunakan
kayu pada bangunan ini.
c. Terminte Maintenance Program, yang betujuan untuk
mencegah, menghalau dam membasmi serangan rayap yang
datang dari luar bangunan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

308

2. Pengendalian pekerjaan.
Seluruh pekerjaan anti rayap harus memenuhi persyaratan :
a. Pelaksanaan anti rayap harus memenuhi dilakukan oleh
tenaga kerja yang telah berpengalaman melaksanakan
pekerjaan semacam ini dan dipimpin oleh tenaga ahli yang
berpengalaman.
b. Pemborong harus dapat menunjukkan surat ijin yang masih
berlaku untuk kegiatan bidang Termite Control yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan.
c. Apabila pelaksanaan ini tidak memiliki surat ijin tersebut di
atas, maka pemborong boleh bekerja sama dengan pihak
ketiga dalam melaksanakan tugas ini dengan syarat :
- Pihak ketiga memiliki surat ijin tersebut.
- Untuk pihak ketiga diusulkan pada Konsultan Pengawas
untuk dapat disetujui oleh Konsultan Perencana.
3. Bahan-bahan :
a. Bahan-bahan yang digunakan sekwalitas curprinal 118 L
dan disetujui oleh Konsultan Perencana.
b. Bahan-bahan termite Control dalam proyek ini harus
diusulkan kepada Konsultan Pengawas dilengkapi dengan
brosur dan referensi yang diperlukan.
c. Bahan Termite Control yang akan digunakan adalah bahan
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

309

4. Peralatan.
Pekerjaan anti rayap yang sudah terpasang harus diamankan
dari perbuatan / kejadian yang merusak pekerjaan anti rayap
ini.
5. Pencegahan kecelakaan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini pemborong harus sudah
melakukan langkah-langkah pengamanan yang diperlukan guna
mencegah terjadinya kecelakaan, keracunan, serta hal-hal lain
yang bisa membahayakan kehidupan (manusia, hewan,
tanaman, dan barang) yang diakibatkan oleh pekerjaannya.
6. Jaminan.
Pemborong harus memberi garansi secara tertulis bagi
pekerjaan anti raap ini selama minimal 10 tahun.
7. Peralatan yang digunakan.
Dalam

melaksanakan

menggunakan

pekerjaan

peralatan-peralatan

ini

pemborong

yang

memadai

harus
dan

diperlukan untuk pekerjaan ini.

Pasal 4.

Pekerjaan Pondasi Dangkal


1. Lingkup pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan
pondasi, meliputi :
Pondasi batu kali untuk dinding gardu jaga, Pondasi Talud,
Pagar tembok, Saluran, Jembatan, dan lain-lain.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

310

b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan, dan


tenaga kerja seta pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan
gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk
proyek ini.
2. Pedoman pelaksanaan :
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi Kontraktor harus
mengadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi
seperti pada gambar konstruksi dan harus dimintakan
persetujuan Pengawas Lapangan.
b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan
bila ada perbedaan gambar-gambar dari konstruksi dengan
gambar-gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang
jelas.
3. Penggalian :
a. Penggalian

tanah

dasar

pondasi

dilakukan

sampai

kedalaman dasar lapis pasir (sesuai gambar).


b. Bila ada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan
lapisan tanah jelek, maka perlu konsultasi dengan
Perencana untuk mendapatkan pengerahan lebih lanjut.
c. Lebar penggalian disebelah atas disesuaikan dengan
keadaan

tanah

Kelongsoran.

dengan

pengerahan

Hindarkan

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

311

d. Lebar penggalian di bagian bawah minimal lebar pondasi


2 10 cm.
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stemper atau
vibro roller hingga mencapai kepadatan 90% Standart
Proctor.
f. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan
sedangkan lapis tanah yang baik sudah dicapai pada peil
yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut
harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga
kepadatan 95% atas beban Pemborong.
4. Pengurugan kembali :
a. Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir
pasang.
b. Lapisan pasir dibawah pondasi harus dipadakan dengan
Vibro Roller / Stamper sehingga mencapai kepadatan
minimal 90%.
c. Pengurugan kembali dengan tanah :

Tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus


mendapat persetujuan dari Pengawas.

Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran


bekisting, puing, sampah-sampah harus disingkirkan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

312

Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan menjadi


komponen-komponen yang lebih kecil terlebih dahulu.

Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (Max


30 cm lapis) dengan Vibro / Stamper dengan
memperhati- kan kadar air tanah sehingga memperoleh
kepadatan minimal 90%.

5. Pelaksanaan pondasi :
a. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lubang pondasi
kering.
b. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton dilihat
pasal pekerjaan beton dalam buku spesifikasi ini dan
gambar pondasi.
c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang
diperlukan harus terpasang bersamaan dengan pekerjaan
pondasi.
d. Ketentuan mengenai pondasi batu kali, lihat ketentuan
pasangan batu kali, dengan catatan :

Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.

Batu kali disusun satu persatu dengan penyangga


mortar.

e. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar


arsitek dan M.E., jika ada kelainan / ketidakcocokan harus
dikonsultasikan dengan Perencana.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

313

6. Pondasi pasangan batu kali :


a. Kegiatan

pekerjaan

pasangan

pondasi

batu

kali

dilaksanakan pada pekerjaan struktur dinding batu dalam


bangunan, bak-bak bunga dan lain-lain sesuai gambar
rencana.
b. Bahan-bahan yang digunakan :

Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu
kwartsa yang disetujui oleh Pengawas Lapangan/
Perencana dan Owner.

Semen, sesuai dengan ketentuan Portland Cement


Indonesia : NI-1972.

Air yang dipakai harus bersih yang dapat diminum/


tawar.

c. Syarat Pelaksanaan :

Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar


rencana.

Adukan mempunyai komposisi 1Pc : 5Ps dan diberaben


dengan adukan yang sama.

Pasal 5.

Pekerjaan Sub Struktur (Pekerjaan Struktur Bawah)


1. Lingkup pekerjaan :
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pekerjaan Pondasi
Minipile.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

314

b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan,


peralatan, dan tenaga kerja serta pelaksanaan beton sesuai
dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disediakan untuk proyek ini.
2. Galian Tanah Pondasi :
a. Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus
dilakukan menurut ukuran dalam, lebar, dan sesuai dengan
peil-peil yang tercantum di dalam gambar. Semua bekasbekas pondasi bangunan lama, akar pohon-pohon yang
terdapat dibagian pondasi yang akan dilaksanakan harus
dibongkar dan dibuang.

Bekas-bekas pipa saluran yang

tiak dipakai harus disumbat.


b. Apabila ternyata terdapat pipa air, pipa-pipa pembuangan,
kabel listrik, telepon dan lain-lainnya yang masih
digunakan maka secepatnya memberitahukan kepada
Pengawas atau Penguasa / Instansi yang berwenang untuk
mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.
c. Kontraktor

bertanggung

jawab

penuh

atas

segala

kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian


pondasi tersebut.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

315

d. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang


ditentukan, maka Kontraktor harus mengisi / mengurangi
daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan
syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan
spesifikasi pondasi.
e. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian
pondasi tersebut bebas dari longsoran tanah dari sisi kanan
dan kirinya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan
tanah).
f. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan
selapis demi selapis, sambil disiram air secukupnya, dan
ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan
mendapat persetujuan Pengawas, baik mengenai kedalaman
/lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas galian tersebut.
3. Lantai Kerja :
Penggalian tanah sampai lapisan dasar untuk perletakan merata,
lapisan dasar dan beton (plian concrete 1 : 2 : 5) supaya
sebagai lantai kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm.
Di bawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang dipadatkan
setebal tidak kurang dari 20 cm atau sesuai gambar.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

316

4. Kualitas beton :
a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan fc = 25 MPa
untuk footplat menurut SKSNI T-15-1991-03 dan sebagai
tulangan adalah besi dengan fy = 240 MPa untuk besi
< 12 dan fy = 320 MPa untuk besi < 16 ke atas.
b. Beton yang digunakan harus ditest mutunya dari benda uji
dangan persyaratan sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03.
c. Besi beton yang digunakan harus ditest, sesuai ketentuan.
d. Hal-hal lain yang tidak disebutkan harus memenuhi
persyaratan yang berlaku.
5. Pondasi mesin-mesin.
Pekerjaan ini diselenggarakan oleh Kontraktor Sipil, dengan
petunjuk-petunjuk

dari

Pengawasan

Kontraktor / Sub Kontraktor lain.

kerjasama

dengan

Semua harus mendapat

persetujuan Perencana / Pengawas.


6. Pekerjaan Sloof :
a. Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggunakan
beton dengan mutu fc = 25 MPa dan besi beton
fy = 240 MPa untuk besi < 12 dan fy = 320 MPa untuk
besi < 16 ke atas.
b. Besi-besi harus ditempatkan seperti pada gambar detail.
Selesai pekerjaan sloof, tanahnya harus ditimbun dan
dipadatkan sampai peil yang diperlukan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

317

7. Pekerjaan Stek Kolom.


Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis :
a. Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi.
b. Besi beton harus terpasang sesuai dengan gambar dan turut
dicor pada waktu sloof dicor sampai batas permukaan atas
sloof.
c. Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetap lurus setelah
selesai pekerjaan sloof.
8. Pekerjaan Pondasi Foot Plat:
a. Umum.
Peraturan umum yang digunakan adalah Tata cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung dan
untuk hal-hal yang belum terjangkau dapat digunakan
peraturan-peraturan lain seperti : ASTM, ACI, dan
Peraturan lain yang relevan.
b. Besi beton (steel reinforcement) :
1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi
syarat-syarat :

Pada SKSNI T-15-1991-03.

Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat,


dan tidak cacat

Mempunyai penampang yang sama rata.

Disesuaikan dengan gambar-gambar.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

318

2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari


ketentuan-ketentuan di atas harus mendapat persetujuan
Direksi.
3. Besi beton yang digunakan adalah fy = 240 MPa untuk
besi < 12 dan fy = 320 MPa untuk besi < 16 ke atas
dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 dan 3200 kg/cm2.
4. Besi

beton

harus

disupplay

dari

satu

sumber

(manufacture) dan tidak dibenarkan untuk mencampur


adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut
untuk pekerjaan konstruksi.
5. Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu
besi beton yang akan dipakai sesuai dengan petunjukpetunjuk dari Direksi.
6. Batang percobaan diambil di bawah kesaksian Direksi
yang berjumlah sebanyak 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap
jenis pekerjaan yang diameternya sama, dengan
panjangnya tidak kurang dari 100 cm.
7. Percobaan mutu besi beton dilakukan juga akan
dilaksanakan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh
Direksi. Semua biaya percobaan tersebut menjadi
tanggungjawab Kontraktor sepenuhnya.
8. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan
gambar-gambar dan mendapat persetujuan Direksi.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

319

Hubungan antara besi beton satu dengan lainnya harus


menggunakan kawat besi beton, diikat dengan teguh,
tidak menggeser selama pengecoran beton dan bebas
dari tanah.
c. Beton :
1. Umum :

Kekuatan beton untuk pondasi footplat dan sloof


adalah fc = 25 MPa menurut SK SNI T-15-1991-03
dengan deviasi stnadart sebesar 40 kg/cm2.

Beton harus merupakan bahan yang kuat dan tahan


terhadap bahan-bahan berbahaya (seperti asam dan
garam) karena terletak di dalam tanah.

Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan


lokasi

tidak

berair.

Selama

pengecoran

dan

pengeringan beton air tanah yang ada harus terus


menerus dipompa untuk mencegah rusaknya adukan
beton akibat air dari luar.

Adukan beton harus memenuhi syarat PBI1971


dan SK SNI T-15-1991-03.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

320

2. Pengecoran beton :

Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat


pengecoran dengan menggunakan cara (metode)
yang

sepraktis

mungkin,

sehingga

tidak

memungkinkan adanya pengendapan agregat dan


tercampurnya kotoran-kotoran dari luar.

Pemakaian beton ready mix harus mendapat


persetujuan

Direksi,

perusahaan,

alamat

baik

mengenai

maupun

nama

kemampuan

alat-alatnya.

Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah


mendapat persetujuan Pengawas, sebelum alat-alat
tersebut didatangkan ke tempat pekerjaan. Semua
alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap
waktu harus dibersihkan dari sisa adukan yang
mengeras.

Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai


sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa
oleh dan mendapat persetujuan tertulis Pengawas.

Pengecoran harus dilakukan secara continue tanpa


berhenti untuk keseluruhan dari seluruh 1 (satu
tiang)

dan

pengecorannya.

diberi

tanda

maupun

tanggal

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

321

Pengecoran harus dilakukan secara lapis demi lapis


dan tidak dibenarkan menggunakan adukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan
menyebabkan pengendapan agregat.

Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu


selama

vibrator

pengecoran

berlangsung

dan

dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak


acuan maupun posisi tulangan.

Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator


untuk

menjamin

efisiensinya

tanpa

adanya

penundaan.
3. Curing dan perlindungan atas beton :

Beton harus dilindungi selama berlangsungnya


proses pengerasan terhadap matahari,, pengeringan
oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan
secara

mekanis

atau

pengeringan

sebelum

waktunya.

Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap


basah selama 4 hari dengan menyemprotkan air atau
menggenangi dengan air pada permukaan beton
tersebut.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

322

Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca


panas, curing dan perlindungan atas beton harus
diperhatikan. Kontraktor harus bertanggung jawab
atas retaknya beton karena kelalaian ini.

Pasal 6.

Pekerjaan Beton Struktur Atas


1. Lingkup pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masingmasing jenis pekerjaan yang tercantum dalam pasal-pasal
buku RKS ini antara lain :

Beton Bertulang Struktur Bangunan 2 Lantai, termasuk


beton R. Khasanh dan SDB, R. Arsip, R, Genset/
Pompa, Gardu Jaga, Pagar.

b. Pekerjaan ini meliputi penyedian bahan, peralatan, dan


tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai
dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disediakan.
2. Pedoman pelaksanaan.
Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :

Semua ketentuan dalam SK SNI T-15-1991-03 terutama


yang menyangkut pekerjaan beton struktur.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

323

3. Bahan-bahan yang digunakan :


a. Semen :

Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah


Portland Cement jenis II menurut NI 8 atau tipe I
menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut Standart
Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement
Indonesia.

Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam


pelaksanaan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.

Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila dipasaran


tidak diperoleh semen dari merk yang telah dipilih dan
telah digunakan.

Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari


merk semen yang sudah digunakan harus disertai
jaminan dari pemborong yang dilengkapi dengan data
teknis yang membuktikan bahwa mutu semen pengganti
setara dengan mutu semen yang digantikan.

Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan


merk harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

324

b. Agregates :
Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syaratsyarat dalam SK SNI T-15-1991-03 yang terdiri dari :

Pasir beton (agregates halus) kadar lumpur tidak boleh


melebihi 4% berat pasir beton.

Koral atau Crushed Stone (Agregates Kasar) :


1. Harus mempunyai susunan gradasi yang baik,
cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak
porous).

Dimensi maksimum 2,5 cm dan tidak

lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari


bagian konstruksi yang bersangkutan.
2. Khusus

untuk

pekerjaan

beton,

diluar

lapis

pembesian yang berat batas maksimum tersebut 3


cm dengan gradasi baik.
3. Pada bagian dimana pembesian cukup berat
(cukup

ruwet)

digunakan

koral

semua

split

digunakan pecah / giling mesin.


c. Besi beton :
Besi beton yang digunakan ialah : besi beton ulir mutu
fy = 320 MPa ex. Krakatau Steel, untuk diameter lebih
besar atau sama dengan 16 mm dan fy = 240 MPa untuk
diameter lebih kecil dari 13 mm.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

325

d. Admixture.
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton
dari merk setara Super Plastet SR (kedap air) dan plastet
nomer 2 untuk beton biasa. Namun sebelumnya Kontraktor
diwajibkan mengajukan analisis kimia serta test dan juga
bukti

penggunaan

selama

tahun

di

Indonesia.

Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik.


4. Tata cara pengiriman dan penyediaan bahan :
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus
sesuai dengan jadwal pelaksanaan.
b. Penyimpanan Semen :

Semen harus didatangkan dan disimpan dalam kantung/


zak yang utuh. Berat harus sama dengan yang
tercantum dalam zak.

Semen harus disimpan dalam gudang yang kering,


terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi cukup, dan
lantai yang bebas dari tanah.

Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras,


jika ada bagian yang mulai mengeras bagian tersebut
harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas dan
jumlah bagian yang mulai mengeras ini tidak lebih dari
5% berat semen.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

326

Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus


dicampurkan semen dalam jumlah yang sama dengan
syarat kualitas beton yang dihasilkan harus sesuai
dengan yang diminta perencana.

c. Penyimpanan besi beton :

Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalanbantalan kayu sehingga bebas dari tanah (minimal 20
cm).

Besi beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak,


atau zat asing lainnya.

d. Agregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup


terpisah dari satu dan lain jenisnya / gradasinya dan di atas
lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.
5. Bekisting yang digunakan :
a. Bekisting harus dibuat dari papan kayu kalimantan dengan
rangka kayu yang kuat tidak mudah berubah bentuk dan
jika perlu menggunakan baja.
b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan harus dapat menampung
bahan-bahan sementara sesuai dengan jalannya kecepatan
pembetonan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

327

c. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silangan


sehingga kemungkinan bergeraknya bekisting selama
pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat
untuk menghindarkan keluarnya adukan.
d. Pada bagian terendah pada setiap pashe pengecoran dari
bekisting kolom atau dinding, harus ada bagian yang
mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
e. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu
sebelum pengecoran. Dan air pembersihan tersebut harus
diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar tidak
menggenangi sisi bawah dari bekisting.
f. Pemilihan susunan dan ukuran yang tepat dari penyanggapenyangga bekisting menjadi tanggung jawab pemborong.
g. Pembongkaran bekisting :
a. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai
kekuatan khusus yang cukup untuk memikul 2 kali
beban sendiri.
b. Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian
konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi
dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh
dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

328

c. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan


konstruksi beton seluruhnya terletak pada pemborong,
dan perhatian Kontraktor mengenai pembongkaran
bekisting ditujukan ke SK SNI T-15-1991-03 dalam
pasal yang bersangkutan.
d. Pembongkaran harus memberi tahu Pemberi Tugas/
Arsitek bila mana ia bermaksud akan membongkar
cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan
minta persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan
itu tidak berarti Kontraktor terlepas dari tanggung
jawabnya.
6. Pemasangan pipa-pipa.
Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan
konstruksi.
7. Kualitas beton :
a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton
adalah dengan fc = 25 Mpa. Sedang beton praktis dengan
fc = 17,5 MPa sedang beton R. Kluis / SDB dengan
fc = 30 MPa.
b. Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuanya
untuk memenuhi kualitas beton dengan memperlihatkan
data-data pelaksanaan dilain tempat.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

329

c. Pada masa permulaan pembetonan pemborong harus


membuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton sehingga
dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama.
Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang
disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
d. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data
kualitas beton yang dibuat, laporan tersebut harus
disyahkan oleh Pengawas Lapangan, laporan tersebut harus
dilengkapi dengan harga karakteristiknya.
e. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum
7,5 cm dan maksimum 12 cm.

Dengan cara sebagai

berikut:

Beton diambil secara tepat sebelum dituangkan ke


dalam cetakan.

Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu


yang rata atau plat beton.

Cetakan diisi sampai kurang lebih 1/3nya kali dengan


besi 16 mm panjang 30 cm dengan ujungnya yang
bulat.

Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua


lapisan berikutnya. Setiap lapis ditusuk-tusuk 25 kali
dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapis yang
di bawahnya.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

330

Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat


perlahan-lahan, dan diukur penurunannya.

f. Pengujian kubus silinder percobaan harus dilakukan di


laboratorium yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Perawatan kubus silinder percobaan tersebut adalah dalam
pasir basah tapi tidak tergenang air, selama 7 hari dan
selanjutnya dalam udara terbuka.
g. Jika dianggap perlu, maka pemborong harus mengadakan
percobaan silinder umur 7 hari dengan ketentuan-ketentuan
hasilnya tidak boleh kurang 65% kekuatan yang diinginkan
dalam 28 hari.
h. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan
angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan
pengujian beton ditempat dengan cara-cara yang ditentukan
dalam SK SNI T-15-1991-03 dengan biaya ditanggung
Pemborong.
i. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75
detik terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk ke
mixer.
j. Pemadatan harus menggunakan vibrator.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

331

8. Siar-siar konstruksi dan pembongkaran bekisting.


Pembongkaran bekisting dan penempatan siar-siar pelaksanaan,
sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus sesuai
dengan SK SNI T-15-1991-03.
Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen
tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai.
9. Penggantian besi :
a. Pemborong

harus

mengusahakan

supaya

besi

yang

dipasang benar sesuai dengan apa yang tertera dalam


gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pemborong
atau pendapatnya mengalami kekeliruan, kekurangan atau
perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka :

Pemborong dapat menambah extra besi dengan tidak


mengurangi pembesian yang tertera pada gambar,
secepatnya hal ini diberitahukan kepada Pengawas
Lapangan untuk sekedar informasi.

Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh


pemborong sebagai kerja tambah, maka penambahan
tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan
tertulis dari Perencana dan disetujui Pemberi Tugas.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

332

Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka


perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan
persetujuan tertulis dari Perencana.

Mengajukan usul dalam rangka kejadian hal tersebut di


atas adalah juga merupakan kewajiban Pemborong.

c. Jika Pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi


yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka
dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter
terdekat dengan syarat :

Harus ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.

Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang


tertera dalam gambar.

Penggantian

tersebut

tidak

boleh

mengakibatkan

keruwetan pembesian ditempat tersebut atau di daerah


overlepping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian penggetar.
d. Toleransi besi :
Tabel 6.2 Toleransi Diameter Tulangan Besi
Diameter, Ukuran Sisi
Variasi Dalam Berat

Toleransi

(atau Jarak Antara 2 Permukaan

yang Diperbolehkan

Diameter

yang Berlawanan)
< 10 mm

+7%

+ 0,4 mm

10 mm < 16 mm

+5%

+ 0,4 mm

16 mm < 28 mm

+5%

+ 0,5 mm

29 mm < 32 mm

+4%

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

333

10. Perawatan beton :


a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak
terjadi penguapan.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan
harus diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari
sesudah pengecoran.
11. Tanggung jawab pemborong :
a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas
konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas dan
sesuai dengan gambar konstruksi.
b. Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil
Bouwher atau Perencana yang sejauh melihat / mengawasi
dan menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi
tanggung jawab penuh tersebut di atas.
c. Jika Pengawas Lapangan memberi ketentuan-ketentuan
tambahan yang menyimpang dari ketentuan yang telah
digariskan di atas atau yang telah tertera dalam gambar,
maka ketentuan tambahan tersebut menjadi tanggung jawab
Pengawas Lapangan, ketentuan tambahan ini harus dibuat
secara tertulis.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Pasal 7.

334

Pekerjaan Baja Struktur (Kap Baja dan Atap)


1. Ruang lingkup.
Pekerjaan meliputi penyediaan semua tenaga-tenaga kerja,
bahan instalasi konstruksi dan perlengkapan untuk pembuatan
(dengan mesin) pembangunan dan pengecatan semua pekerjaan
baja strukturil, termasuk pemasangan alat-alat (fixing) dari
benda-benda yang terlekat.
2. Keahlian / Pertukangan.
Semua pekerjaan yang diterima untuk melakukan pekerjaan
harus ahli (tukang-tukang) yang berpengalaman dan mengerti
benar pekerjaannya.
3. Bahan-bahan :
a. Baja yang dipakai harus dari baja sesuai dengan standart
Internasional yang telah disetujui. Dengan tegangan putus
minimum 3700 kg/cm2 (Yield Strees 2400 kg/cm2). Untuk
setiap

perubahan

pemakaian

baja

untuk

konstruksi

bangunannya harus dengan persetujuan Konsultan / Ahli.


b. Bagian-bagian baja struktural dan pelat-pelat harus dari
baja lunak dan sesuai dengan daftar untuk konstruksi baja
1969.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

335

c. Elektroda-elektroda harus standart Internasional dengan


yield strees 3,90 t/cm2. Allowable Tensile Strees 2,25/ cm2
tidak berkarat dan dilindungi terhadap karat baik sebelum
maupun sesudah terpasang. Dan hanya digunakan baut dari
satu produk dengan tanda kode yang jelas terdapat pada
baut.
4. Pekerjaan las :
a. Pekerjaan las sebanyak mungkin di dalam bengkel.
Pekerjaan las di lapangan harus cukup baik dan tidak boleh
dilakukan sewaktu dalam keadaan hujan atau hujan.
b. Las perapat / pengendap.
Dalam setiap posisi dimana 2 bagian (dari suatu benda
saling

berdekatan

harus

dibuat

suatu

las

perapat/

pengendap guna mencegah masuknya lengas) terlepas


apakah itu diberikan detailnya atau tidak.
c. Perbaikan las.
Bila las-lasan apapun memerlukan pembetulan maka hal ini
harus dilakukan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas
Lapangan tanpa diberi biaya tambahan.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

336

5. Pembersihan.
Sebelum mengecat semua pekerjaan harus disikat dengan sikat
kawat secara baik-baik dimana guna menghilangkan segala
kulit oksida besi (berasal dari pabrik) dan tanda-tanda
pengeratan. Minyak, gemuk, dan debu halus di permukaan
segera

dihilangkan

sebelum

pengecatan.

Permukaan-

permukaan yang harus dilidungi atau diselubungi dengan beton


harus dibiarkan / tidak dicat.
6. Pengecatan pekerjaan baja struktural.
Tidak boleh dilakukan pengecatan atas permukaan apapun yang
tidak bersih atau tidak kering sama sekali atau dalam keadaan
cuaca

yang

menurut

pendapat

Konsultan

mungkin

menimbulkan kerusakan pada cat.


7. Harus diberi waktu yang cukup lama antara 2 lapisan cat agar
bisa menjadi kering terlebih dahulu, dan waktu tunggu ini tidak
boleh kurang dari 2 hari. Baja yang berjarak 5 cm dari suatu
tempat las-lasan atau yang harus diselubungi dengan beton
tidak boleh dicat.
8. Pakailah meni dari toko untuk lapisan pertama, setelah
didirikan bersihkan semua tempat-tempat yang rusak dan
tempat las-lasan dan meni.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

337

9. Pakailah satu lapisan cat yang telah disetujui, semua cat harus
dari pabrik dan harus dipakai persis menurut ajaran dari pabrik
pembuatnya. Kedua lapisan cat harus menutupi semua
permukaan baja.
10. Notasi dan toleransi.
Semua yang dinyatakan dalam gambar untuk baut M adalah
diameter baut, sedang diameter lubang baut adalah diameter
baut + 1 mm.
11. Gambar pabrik (shop drawing).
Apa yang diberikan adalah gambar kerja (working drawing).
Gambar pabrik (shop drawing) yang terperinci harus dibuat
oleh Kontraktor secara teliti dengan memperlihatkan working
drawing yang diberikan dan harus mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan / Perencana lebih dahulu sebelum
dilaksanakan.

Pasal 8.

Lapisan Kedap Air (Water Profing)


1. Bagian-bagian yang perlu diberi lapisan kedap air.
Lapisan kedap air harus dipasang pada tempatnya :
a. Lantai ruang toilet dan janitor, plat beton atap, plat beton
canopy, plat pondasi / basement, leufel-leufel yang
menjorok keluar bangunan, ground reservoir serta tempattempat lain yang diperkirakan akan selalu berhubungan
dengan air dan tanah.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

338

2. Bahan kedap air yang digunakan :


a. Bithutime 2000-3000 ex. Greze Waterprofing Coated untuk
plat atap talang dan groundreservoir.
b. Bahan waterprofing yang digunakan harus mempunyai
jaminan / garansi tertulis dari pabrik selama minimal 5
tahun.
3. Syarat pelaksanaan :
a. Bahan kedap air harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman dan cara pemasangannya harus sesuai
dengan

pertunjuk

yang

dikeluarkan

oleh

pabrik

pembuatnya.
b. Bidang permukaan beton yang akan diberi waterprofing
haruslah kering dan bersih dari kotoran-kotoran, lubanglubang, dan celah-celah yang harus ditambal dengan
adukan / acian terlebih dahulu, tonjolan-tonjolan harus
diratakan dengan grinda dahulu.
c. Pekerjaan yang disebut dalam point 2 tersebut harus
disetujui dahulu oleh Pengawas Lapangan / Konsultan
Perencana

sebelum

dilaksanakan.

pemasangan

lapisan

kedap

air

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

339

d. Kalau terdapat pipa-pipa kondolit atau benda-benda lain


yang menembus lapisan kedap air atau jika drain lantai
keluar dari bidang waterprofing, maka pada keliling bendabenda yang sudah terpasang itu harus diberi Flashing.
e. Lapisan kedap air harus dipasang pula pada bidang-bidang
vertikal yang mengelilingi lantai toilet, lantai janitor plat
beton atap, hingga setinggi minimal 20 cm dari permukaan
bidang tersebut.
f. Hasil akhir dari pekerjaan kedap air harus merupakan suatu
lapisan dengan permukaan yang rata / tidak bergelombang
serta tidak berlubang-lubang atau bercelah-celah pada
sambungan ataupun keretakan-keretakan lainnya yang
mungkin bisa menimbulkan kebocoran.
4. Pengujian terhadap pekerjaan water profing :
a. Pemborong

harus

menggunakan

pengujian

terhadap

pekerjaan-pekerjaan waterprofing yang telah dilaksanakan.


b. Pengujian dilaksanakan dengan cara pengisian air ke atas
bidang yang akan diuji tersebut hingga mencapai
ketinggian minimal 5 cm, kemudian dilihat hasilnya selama
3 24 jam.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

340

5. Perbaikan pekerjaan.
Setiap permukaan waterprofing yang rusak harus diperbaiki
dengan cara-cara yang dianjurkan oleh pabrik. Perbaikan harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya. Apabila ada pekerjaan finishing
yang rusak akibat perbaikan waterprofing tersebut, maka
kerusakan perbaikan finishing tersebut harus segera diperbaiki.
6. Syarat pemeliharaan.
Pemborong harus menjaga pekerjaan waterprofing yang sudah
selesai dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian
yang bisa menimbulkan kerusakan.

Pasal 9.

Pekerjaan Penutup Atap, Listplank, dan Talang


1. Lingkup pekerjaan dan ketentuan umum :
a. Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan
ini.
b. Pekerjaan meliputi pembuatan penutup atap, listplank dan
talang, seperti disebut dalam persyaratan ini atau dalam
syarat-syarat dan spesifikasi khusus.
2. Penutup atap dengan genteng metal :
a. Lingkup pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi pemasangan penutup atap,


bubungan nok, gording dan lain-lain pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan ini.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

341

Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini :


Pekerjaan konstruksi atap, pekerjaan kerangka baja
untuk gording, pekerjaan talang, pekerjaan listplank
beton, pekerjaan listrik, dan penangkal petir.

b. Bahan-bahan :

Penutup menggunakan genting metal kualitas Rainbow/


setara sesuai gambar kualitas terbaik.

Bubungan atap dari bahan yang sama satu produksi


bangunan atap / pertemuan-pertemuan lainnya, harus
khusus dari produksi yang sama dengan atapnya,
begitupun warnanya.

Bentuknya

harus

teratur

menurut

fungsi

penempatannya, dipasang pada kedudukannya harus


memakai baut / paku pewarna khusus yang dikeluarkan
oleh pabriknya agar sesuai dengan warna gentengnya.
3. Penutup listplank dengan kayu :
a. Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan meliputi pemasangan penutup lisplank dari kayu
kualitas jati finish cat.
b. Bahan penutup listplank :

Permukaan terdiri dari permukaan halus dan bagian


lainnya kasar serta tidak boleh terdapat retak atau cacat.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

342

Harus menggunakan mutu bahan yang baik dan teliti


cara pelaksanaan biar tidak keropos.

c. Pemasangan listplank :

Dipasang tegak (vertikal) pada rangka penyangga


listplank dengan konsol-konsol beton yang sesuai di
dalam jumlah yang cukup untuk menyangga berat, sisi
permukaan yang halus diletakkan di bagian luar.

Bidang permukaan listplank harus tampak lurus dan


rata.

Pertemuan antara dua sudut harus siku tidak boleh


terdapat celah dan retak dengan bahan grounting.

4. Pekerjaan talang :
a. Lingkup pekerjaan :

Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat, dan


bahan untuk pekerjaan ini.

Pekerjaan

meliputi

pemasangan

saluran

talang

mendatar, saringan-saringan saluran cucuran ke bawah,


kerangka dan penggantung talang berikut pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan.

Pekerjaan yang berhubungan dengan : Pekerjaan


konstruksi atap, pekerjaan listplank dan pekerjaan
langit-langit.

Proyek Akhir

Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

343

b. Bahan-bahan :

Bahan untuk saluran talang datar digunakan plat beton


dilapis waterprofing merk Bithutime 2000, sedang
talang jurai digunakan seng BJLS 20 ukuran sesuai
gambar.

Bahan untuk saluran talang tegak digunakan PVC 3


dan 4 jenis AW ex. Wavin atau setara.

Bahan untuk saluran talang mendatar dengan konstruksi


beton bertulang tebal dan bentuk sesuai gambar tidak
boleh keropos.

c. Pemasangan talang.
Semua pekerjaan dari plat beton yang diwaterprofing harus
dibuat dan dipasang menurut standart yang paling baik.
Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak ada lekukan,
harus betul-betul kedap air dan tidak ada lubang yang
tercecer atau terlimpah.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

344

BAB VII
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

7.1.

Uraian Umum
Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya (Begrooting)
suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang
diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.
Penyusunan anggaran biaya yang dihitung dengan teliti, didasarkan
dan didukung oleh :
1. Bestek.
Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syaratsyarat teknis.
2. Gambar bestek.
Gunanya untuk menentukan / menghitung besarnya
masing-masing volume pekerjaan.
3. Harga satuan pekerjaan.
Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah
berdasarkan

BPIK

(Balai

Pengujian

dan

Informasi

Konstruksi) kota Semarang edisi bulan Agustus 2007.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

7.2.

345

Metode Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Untuk perhitungan Rencana Anggarang Biaya (RAB) digunakan
program yang dapat mendukung kelancaran dan ketelitian di dalam
perhitungan, untuk itu perencana memakai program Microsoft Excel untuk
mencari volume pekerjaan dan analisa bahan dan upah, sedangkan
Microsoft Project untuk pengelolaan proyek (time Schedule).

7.3.

Perhitungan Volume Pekerjaan


Berikut ini merupakan uraian perhitungan volume pekerjaan, tetapi
tidak seluruh uraian volume pekerjaan dalam proyek disajikan di sini,
hanya sebagian saja yang disajikan sebagai berikut :
7.3.1. Pekerjaan Persiapan
a. Pembersihan lahan

24 m

Panjang

= 70,6 m

Lebar

= 23,8 m

Luas

= 70,6 23,8

70,6 m

= 1680,28 m2

b. Direksi keet dan gudang

Panjang

=8m

Lebar

=5m

Luas

=85

5m

5m

3m

= 40 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

346

c. Pagar seng proyek

Tinggi seng
25,8 m

= 1,8 m.

Panjang pagar keliling :


Keliling = 2(panjang+lebar)

72,6 m

= 2 (72,6 + 25,8)
= 196,8 m.

Volume

= panjang lebar
= 196,8 1,8
= 354,24 m2

d. Bouwplank pondasi

24 m

Panjang

= 70,6 m.

Lebar

= 24

Keliling = 2(panjang+lebar)
70,6 m

= 2 (70,6 + 24)
= 189,2 m.

e. Pengadaaan air kerja


Pengadaan air bersih = 1 unit.
f. Pengadaan listrik kerja dan penerangan
Pengadaan listrik kerja dan penerangan = 1 unit.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

347

7.3.2. Pekerjaan Tanah dan Pondasi


a. Galian tanah pondasi batu kali,Tie beam, minipile
Volume = Panjang Lebar Tinggi
1. Minipile
Volume galian :
1,55 m

V = 1,55 1,5 1,5 = 3,5 m3


Jumlah pondasi poer = 62 buah
Volume = 62 3,5 = 217 m3

1,5 m
2. Pondasi Batu Kali
Panjang keseluruhan = 358,8 m
Volume total = 0,55 0,6 358,8
0,55 m

= 118,4 m3

0,6 m

3. Tie beam
Panjang keseluruhan = 406,8 m
Volume total = 0,35 0,25 406,8
0,35 m

= 35,59 m3

0,25 m

Volume total galian

= 217 + 118,4 + 35,59


= 370,99 m3

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

348

b. Urugan tanah kembali


Volume

= 1/4 (volume galian tanah total)


= 1/4 370,99
= 92,74 m3

c. Urugan pasir lokal dipadatkan bawah pondasi poer, tb = 15 cm


Volume pasir :
= 0,15 1,5 1,5
= 0,338 m3
0,15 m

Banyak pondasi poer = 62 buah


Volume

1,5 m

= 62 0,338
= 20,97 m3

d. Lantai kerja (1PC : 3PS : 5Krk) bawah pondasi poer, tb = 5 cm


Volume

= 0,05 1,5 1,5


= 0,113 m3

0,05 m

Banyak pondasi
Volume

= 62 buah.

= 62 0,113

1,5 m
= 7,01 m3
e. Minipile beton prestressed 40 40 cm K-500, Dept 24 m
Panjang

= 6m

Jumlah pondasi

= 62

Dept

= 24

1 pondasi

= 4 Minipile

Volume

= 4 24 62
= 5952 m.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

349

f. Beton pondasi poer (K-250)


Volume = Panjang Lebar Tinggi
Keterangan :
Panjang pondasi poer = 1,5 m.
1,5 m

0,6 m

Lebar

= 1,5 m.

Tinggi

= 0,6 m.

Banyak pondasi

= 62 buah.

Volume pondasi poer :


V

1,5 m

= 0,6 1,5 1,5 62


= 83,70 m3

g. Aanstamping
Volume = Panjang x Lebar x Tinggi
Keterangan :
0,15 m

Panjang Aanstamping = 358,8 m.


Volume Aanstamping :

0,6 m
Volume = 0,15 0,6 358,8
= 32,29 m3
h. Pondasi batu belah
Panjang pondasi batu belah = 358,8 m.
0,4 m

Luas penampang

= (0,6 + 0,3)/ 2 0,4


= 0,18 m2

0,6 m

Volume pondasi

= 0,18 358,8
= 64,58 m3

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

350

i. Urugan pasir bawah pondasi batu belah tb = 5 cm


Keterangan :
Panjang urugan = 358,8 m.
Volume pasir = 0,05 0,6 358,8
= 10,76 m3

0,05 m
0,6 m
7.3.3. Pekerjaan Pasangan, Dinding, dan Plesteran
a. Pas. batu bata trastram (1PC : 3Ps)
Lantai I

Tinggi

= 0,20 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling 0,20 m2
= 2 (62,40 + 17,40) 0,20 m2
= 31,92 m2

Lantai II

Tinggi

= 0,20 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling 0,20 m2
= 2 (62,40 + 17,40) 0,20 m2
= 31,92 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Lantai III

351

Tinggi

= 0,20 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling 0,20 m2
= 2 (62,40 + 17,40) 0,20 m2
= 31,92 m2

Lantai IV

Tinggi

= 0,20 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling 0,20 m2
= 2 (62,40 + 17,40) 0,20 m2
= 31,92 m2

Volume total

= 31,92 + 31,92 + 31,92 + 31,92


= 127,68 m2

b. Pas. batu bata biasa (1PC : 5Ps)


Lantai I

Tinggi

= 3,75 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling tinggi m2
= (2 (62,40 + 17,40)) 3,75 m2
= 598,50 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Lantai II

352

Tinggi

= 3,75 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling tinggi m2
= (2 (62,40+17,40)) 3,80 m2
= 606,48 m2

Lantai III

Tinggi

= 3,80 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling tinggi m2
= (2 (62,40 + 17,40)) 3,80 m2
= 606,48 m2

Lantai IV

Tinggi

= 3,75 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling tinggi m2
= (2 (62,40 + 17,40)) 3,40 m2
= 542,64 m2

Volume total

= 598,50 + 606,48 + 606,48 + 542,64


= 2354,10 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

353

c. Plesteran trastram (1PC : 3Ps) dan acian


Lantai I

Tinggi

= 0,20 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= kelilingtinggi m2
= (2(62,40+17,40))0,20 m2
= 31,92 m2

Volume

= 31,922
= 63,84 m2

Lantai II

Tinggi

= 0,20 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= kelilingtinggi
= (2(62,40+17,40))0,20 m2
= 31,92 m2

Volume

= Luas2
= 31,922

Lantai III

= 63,84 m2

Tinggi

= 0,20 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= kelilingtinggi
= (2(62,40+17,40))0,20 m2
= 31,92 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Volume

354

= Luas2
= 31,922 = 63,84 m2

Lantai IV

Tinggi

= 0,20 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= kelilingtinggi
= (2(62,40+17,40))0,20 m2
= 31,92 m2

Volume

= Luas2
= 31,922

Volume total

= 63,84 m2

= 63,84+ 63,84 + 63,84 + 63,84


= 255,36 m2

d. Plesteran dinding (1PC : 5Ps) dan acian


Lantai I

Tinggi

= 3,75 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling tinggi m2
= (2 (62,40 + 17,40)) 3,75 m2
= 598,50 m2

Volume

= 589,50 2
= 1179 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Lantai II

355

Tinggi

= 3,80 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling tinggi
= (2 (62,40 + 17,40)) 3,80 m2
= 606,48 m2

Volume

= Luas 2
= 606,48 2 = 1212,96 m2

Lantai III

Tinggi

= 3,80 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling tinggi
= (2 (62,40 + 17,40)) 3,80 m2
= 606,48 m2

Volume

= Luas 2
= 606,48 2 = 1212,96

Lantai IV

Tinggi

= 3,40 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling tinggi
= (2 (62,40 + 17,40)) 3,40 m2
= 542,64 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Volume

356

= Luas 2
= 542,64 2 = 1058,28 m2

Volume total

= 1179 + 1212,96 + 1212,96 + 1058,28


= 4663,20 m2

e. Acian halus beton (kolom, balok)


a.

Luas kolom K1 (300 600)


Keliling

= 2 (0,3 + 0,6)

Tinggi = 3,75 m

= 1,80 m
Luas penampang

= 1,80 3,75
= 6,75 m2

b.

Luas balok (250 500)


Keliling

= 2 (0,25 + 0,5)

Tinggi = 7,20 m

= 1,50 m
Luas penampang

= 1,50 7,20
= 10,80 m2

Volume total keseluruhan

= 2837,31 m2

f. Pasangan batu palimanan (dinding depan)


Luas penampang

= 3,30 10,15
= 33,49 m2

Volume total
3,30 m

10,15 m

= 174,46 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

357

7.3.4. Pekerjaan Beton Bertulang Struktur


a. Pekerjaan Beton Struktur Lantai 1

Beton bertulang K-250 untuk kolom struktur


Volume kolom K1 (300 600)
Lantai I

= jumlah 3,75 0,30,6 m3


= 41 0,675 m3 = 27,675 m3

Volume kolom K2 (300 500)


Lantai I

= jumlah 3,75 0,30,5 m3


= 2 0,5625 = 1,125 m3

Volume kolom K3 (300 400)


Lantai I

= jumlah 3,75 0,30,4 m3


= 10 0,45m3 = 4,5 m3

Volume kolom K4 (300 700)


Lantai I

= jumlah 3,75 0,30,7 m3


= 4 0,7875 = 3,15 m3

Volume total

= 27,675 + 1,125 + 4,5 + 3,15


= 36,45 m3

Beton balok sloof (k-250)


a. Balok Sloof
1.

(250 700)
Volume

= 0,25 0,7 panjang


= 0,175 428,4 = 74,97 m3

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

2.

358

(250 500)
Volume

= 0,25 0,5 panjang


= 0,125 84 = 10,5 m3

Volume total sloof

= 74,97 + 10,5
= 85,47 m3

Plat beton lantai dasar (K-250), tb = 10 Cm


Keterangan :
Tebal

= 10 cm

Luas

= 3,6 3,6

3,6 m

= 12,96 m2
Total

= 1297,44 m2

Volume

= 0,10 Luas Plat

3,6 m

= 0,10 1297,44
= 129,74 m3

Wire mesh M-8


Keterangan :
Luas
3,6 m

= 12,96 m2
Total

3,6 m

= 3,6 3,6

= 1297,44 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

359

Urugan pasir di bawah plat beton lantai dasar, tb=15 cm


Keterangan :
Tebal

= 0,15 m

Luas

= 1297,44 m2

Volume

= 0,15 1297,44
= 194,62 m3

Beton bertulang K-250 untuk tangga


Tebal bordes =12 cm
3,60 m

Volume

= 0,12 3,60 1,5


= 0,648 m3

1,5 m

Volume bordes = 2 0,648 = 1,296 m3

7,2 m
Tebal bordes =12 cm
1,5 m

Volume

= 0,12 7,2 1,5


= 2,364 m3

Volume bordes = 1 2,364 = 2,364 m3


Total volume bordes = 2,364 + 1.296
= 3,66 m3

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

360

b. Pekerjaan Beton Struktur Lantai 2

Beton bertulang K-250 untuk kolom struktur


Volume kolom K1 (300 600)
Lantai II

= jumlah 3,80 0,30,6 m3


= 40 0,684 = 27,36 m3

Volume kolom K2 (300 500)


Lantai II

= jumlah 3,80 0,30,5 m3


= 2 0,57 = 1,14 m3

Volume kolom K3 (300 400)


Lantai II

= jumlah 3,80 0,30,4 m3


= 10 0,456 = 4,56m3

Volume kolom K4 (300 700)


Lantai II

= jumlah 3,80 0,30,7 m3


= 4 0,798 = 3,192 m3

Volume total

= 27,36 + 1,14 + 4,56 + 3,192


= 36,25 m2

Beton bertulang K-250 untuk balok induk


1.

(250 700)
Volume

= 0,25 0,7 panjang


= 0,175 179,856 = 31,4748 m3

2.

(250 600)
Volume

= 0,25 0,6 panjang


= 0,1597,2 = 14,58 m3

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

361

Volume total balok

= 31,4748 + 14,58
= 46,05 m3

Beton bertulang K-250 untuk balok anak


1.

(250 450)
Volume

= 0,25 0,45 panjang


= 0,1125 108 = 12,15 m3

2.

(250 300)
Volume = 0,25 0,30 panjang
= 0,075 86,4 = 6,48 m3
Volume total balok

= 12,15 + 6,48
= 18,63 m3

Beton bertulang K-250 untuk plat lantai


Keterangan :
Luas

= 3,6 3,6
= 12,96 m2

3,6 m Total
Volume

= 1405,44 m2
= 0,12 luas plat
= 0,12 1405,44

3,6 m

= 168,6528 m3

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

362

Beton bertulang K-250 untuk tangga


Tebal bordes = 12 cm
3,60 m

Volume

= 0,12 3,60 1,5


= 0,648 m3

1,5 m

Volume bordes = 2 0,648 = 1,296 m3

7,2 m
Tebal bordes = 12 cm
Volume

1,5 m

= 0,12 7,2 1,5


= 2,364 m3

Volume bordes = 1 2,364 = 2,364 m3


Total volume bordes = 2,364 + 1.296
= 3,66 m3
c. Pekerjaan Beton Struktur Lantai 3

Beton bertulang K-250 untuk kolom struktur


Volume kolom K1 (300 600)
Lantai III

= jumlah 3,80 0,30,6 m3


= 38 0,684 = 25,992 m3

Volume kolom K2 (300 500)


Lantai III

= jumlah 3,80 0,30,5 m3


= 2 0,57 = 1,14 m3

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

363

Volume kolom K3 (300 400)


Lantai III

= jumlah 3,80 0,30,4 m3


= 10 0,456 = 4,56m3

Volume kolom K4 (300 700)


Lantai III

= jumlah 3,80 0,30,7 m3


= 4 0,798 = 3,192m3

Volume total

= 1,14 + 4,56 + 3,192


= 8,89 m3

Beton bertulang K-250 untuk balok induk


1.

(250 700)
Volume

= 0,25 0,7 panjang


= 0,175 179,856 = 31,4748 m3

2.

(250 600)
Volume

= 0,25 0,6 panjang


= 0,15 97,2 = 14,58 m3

Volume total balok

= 31,4748 + 14,58
= 46,05 m3

Beton bertulang K-250 untuk balok anak


1.

(250 450)
Volume

= 0,25 0,45 panjang


= 0,1125 108 = 12,15 m3

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

2.

364

(250 300)
Volume

= 0,25 0,30 panjang


= 0,075 86,4 = 6,48 m3

Volume total balok

= 12,15 + 6,48
= 18,63 m3

Beton bertulang K-250 untuk plat lantai


Keterangan :
Luas

= 3,6 3,6
= 12,96 m2
= 1405,44 m2

3,6 m Total
Volume

= 0,12 luas plat


= 0,12 1405,44

3,6 m

= 168,6528 m3

Beton bertulang K-250 untuk tangga


Tebal bordes =12 cm
3,60 m

Volume

= 0,12 3,60 1,5


= 0,648 m3

1,5 m

Volume bordes = 2 0,648 = 1,296 m3

7,2 m

Tebal bordes =12 cm


Volume

= 0,12 7,2 1,5


= 2,364 m3

1,5 m

Volume bordes = 1 2,364 = 2,364 m3

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

365

Total volume bordes = 2,364 + 1.296


= 3,66 m3
d. Pekerjaan Beton Struktur Lantai 4

Beton bertulang K-250 untuk kolom struktur


Volume kolom K1 (300 600)
Lantai IV

= jumlah 3,40 0,30,6 m3


= 2 0,612 = 1,224 m3

Volume kolom K2 (300 500)


Lantai IV

= jumlah 3,40 0,30,5 m3


= 28 0,51 = 14,28 m3

Volume total

= 1,14 + 4,56 + 3,192


= 8,89 m3

Beton bertulang K-250 untuk balok induk


1.

(250 700)
Volume

= 0,25 0,7 panjang


= 0,175 179,856 = 31,4748 m3

2.

(250 600)
Volume

= 0,25 0,6 panjang


= 0,15 97,2 = 14,58 m3

Volume total balok

= 31,4748 + 14,58
= 46,05 m3

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

366

Beton bertulang K-250 untuk balok anak


1.

(250 450)
Volume

= 0,25 0,45 panjang


= 0,1125 108 = 12,15 m3

2.

(250 300)
Volume

= 0,25 0,30 panjang


= 0,075 86,4 = 6,48 m3

Volume total balok

= 12,15 + 6,48
= 18,63 m3

Beton bertulang K-250 untuk plat lantai

Keterangan :
Luas
3,6 m

3,6 m

= 3,6 3,6
= 12,96 m2

Total

= 1405,44 m2

Volume

= 0,12 luas plat


= 0,12 1405,44
= 168,6528 m3

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

367

Beton bertulang K-250 untuk plat daak atap

Keterangan :
Luas
3,6 m

= 3,6 3,6
= 12,96 m2

Total

= 233,28 m2

Volume

= 0,12 luas plat

3,6 m

= 0,12 233,28
= 27,99 m3

Beton bertulang K-250 untuk balok daak


1.

(200 350)
Volume

= 0,20 0,35 panjang


= 0,07 122, 4 = 8,568 m3

2.

(250 600)
Volume

= 0,25 0,6 panjang


= 0,15 25,2 = 3,78 m3

Volume total

= 8,568 + 3,78
= 12,35 m3

Beton bertulang K-250 untuk ring balok


1.

(250 700)
Volume

= 0,25 0,7 panjang


= 0,175 165,6 = 28,98 m3

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

368

Beton kolom praktis


Lantai I

Tinggi

= 3,75 m

Luas

= 0,15 0,15
= 0,0225 m2

Volume

= Luas tinggi jumlah


= 0,0225 3,75 44
= 0,4125 m3

Lantai II

Tinggi

= 3,80 m

Luas

= 0,15 0,15
= 0,0225 m2

Volume

= Luas tinggi jumlah


= 0,0225 3,80 44
= 3,762 m3

Lantai III

Tinggi

= 3,80 m

Luas

= 0,15 0,15
= 0,0225 m2

Volume

= Luas tinggi jumlah


= 0,0225 3,80 44
= 3,762 m3

Lantai IV

Tinggi

= 3,40 m

Luas

= 0,15 0,15
= 0,0225 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

369

Volume = Luas tinggi jumlah


= 0,0225 3,40 44
= 3,366 m3
Volume total

= 0,4125 + 3,762 + 3,762 + 3,366


= 11,30 m3

Pembesian :
Balok B1 (250 / 700)
Tul. Pokok

= 6D18 (1,994 kg/m)


= 6 1,994 = 11,964 kg

Tul. Begel

= D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m


Panjang begel

= 100 / 15 = 7 buah

= 2 (pj. balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +


2.pjg tekukan
= 2 (70-4) + 2 (25-4) + 2 (7 1)
= 188 cm = 1,88 m

Berat dalam 1m

= 1,88 0,617 7 = 8,11972 kg

Sehingga per m3 membutuhkan = Berat Tulangan pokok + Berat begel


= 11,964 + 8,11972 = 20,083 kg
Volume per m balok 30/120

= 0,25 0,7 1 = 0,175 m3

Dalam 1m3

1
= 5,713 (pot. Balok m3 25/70)
0,175

Jadi dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 5,713 20,0
= 114,73 kg

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

370

Balok B2 (250 / 600)


Tul. Pokok

= 6D18 (1,994 kg/m)


= 6 1,994 = 11,964 kg

Tul. Begel

= D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m


Panjang begel

= 100 / 15 = 7 buah

= 2.(pj. Balok-selimut) + 2.(l. balok-selimut) +


2.pjg tekukan
= 2 (60-4) + 2 (25-4) + 2 (7 1)
= 168 cm = 1,68 m

Berat dalam 1m

= 1,68 0,617 7 = 7,2559 kg

Sehingga per m3 membutuhkan = Berat Tulangan pokok + Berat begel


= 11,964 + 7,2559 = 19,22 kg
Volume per m balok 30/120

= 0,25 0,6 1 = 0,15 m3

Dalam 1m3

1
= 6,667 (pot. Balok m3 25/60)
0,15

Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 6,667 19,22
= 128,13 kg

Balok B3 (250 / 450)


Tul. Pokok

= 4D18 (1,994 kg/m)


= 4 1,994 = 3,72 kg

Tul. Begel

= D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m


Panjang begel

= 100 / 15 = 7 buah

= 2.(pj. Balok-selimut) + 2.(l. balok-selimut) +


2.pjg tekukan

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

371

= 2 (45-4) + 2 (25-4) + 2 (7 1)
= 138 cm = 1,38 m
Berat dalam 1m

= 1,38 0.617 7 = 5,960 kg

Sehingga per m3 membutuhkan = Berat.Tulangan pokok + Berat. begel


= 3,72 + 5,96 = 9,68 kg
= 0, 45 0.25 1 = 0,1125 m3

Volume per m balok 30/20


Dalam 1m3

1
= 8,889 (pot. Balok m3 45/25)
0,1125

Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 8,8889 9,68
= 86,044 kg

Balok B4 (250 / 300)


Tul. Pokok

= 4D18 (1,994 kg/m)


= 4 1,994 = 3,72 kg

Tul. Begel

= D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m


Panjang begel

= 100 / 15 = 7 buah

= 2.(pj. Balok-selimut) + 2.(l. balok-selimut) +


2.pjg tekukan
= 2 (30-4) + 2 (25-4) + 2 (7 1)
= 108 cm = 1,08 m

Berat dalam 1m

= 1,08 0.617 7 = 4,6652 kg

Sehingga per m3 membutuhkan = Berat Tulangan pokok + Berat begel


= 3,72 + 4,6652 = 8,385 kg
Volume per m balok 30/20

= 0,30 0.25 1 = 0,075 m3

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Dalam 1m3

372

1
= 13,333 (pot. Balok m3 25/30)
0,075

Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 13,333 8,385
= 111,80 kg

Kolom 300 / 600


Tul. Pokok

= 6D19 ( 2,23 kg/m)


= 6 2,23 = 13,38 kg

Tul. Begel

= D10-100 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m


Panjang begel

= 100 / 10 = 10 buah

= 2.(pj. Balok- selimut) + 2.(l. balok-selimut) +


2.pjg tekukan
= 2 (60-8) + 2 (30-8) + 2 (7 1)
= 162 cm = 1,62 m

Berat dalam 1m

= 1,62 0.617 10 = 9,995 kg

Sehingga per m3 membutuhkan = Berat Tulangan pokok + Berat begel


= 13,38 + 9,995 = 23,375 kg
Volume per m3 kolom 45/85
Dalam 1m3

= 0,30 0,60 1 = 0,18 m3


=

1
= 5,5556 (pot. kolom m3 30/60)
0,18

Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 23,375 5,5556
= 129,86 kg

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

373

Kolom 300 / 500


Tul. Pokok

= 6D19 ( 2,23 kg/m)


= 6 2,23 = 13,38 kg

Tul. Begel

= D10-100 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m


Panjang begel

= 100 / 10 = 10 buah.

= 2.(pj. Balok-selimut) + 2.(l. balok-selimut) +


2.pjg tekukan
= 2 (50-8) + 2 (30-8) + 2 (7 1)
= 142 cm = 1, 42 m

Berat dalam 1m

= 1, 42 0.617 10 = 8,762 kg

Sehingga per m3 membutuhkan = Berat Tulangan pokok + Berat begel


= 13,38 + 8,762 = 22,14 kg
= 0,30 0,50 1 = 0,15 m3

Volume per m kolom 45/85


Dalam 1m3

1
= 6,6667 (pot. kolom m3 30/50)
0,15

Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 2,14 6,6667
= 147,60 kg

Kolom 300 / 400


Tul. Pokok

= 6D19 ( 2,23 kg/m)


= 6 2,23 = 13,38 kg

Tul. Begel

= D10-100 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m

= 100 / 10 = 10 buah

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Panjang begel

374

= 2.(pj. Balok- selimut) + 2.(l. balok-selimut) +


2.pjg tekukan
= 2 (40-8) + 2 (30-8) + 2 (7 1)
= 122 cm = 1,22 m

Berat dalam 1m

= 1,22 0.617 10 = 7,527 kg

Sehingga per m3 membutuhkan = Berat Tulangan pokok + Berat begel


= 13,38 + 7,527 = 20,807 kg
= 0,30 0, 40 1 = 0,12 m3

Volume per m kolom 45/85


Dalam 1m3

1
= 8,333 (pot. kolom m3 30/50)
0,12

Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 20,807 8,333
= 173,391 kg

Kolom 300 / 700


Tul. Pokok

= 6D19 ( 2,23 kg/m)


= 6 2,23 = 13,38 kg

Tul. Begel

= D10-100 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m


Panjang begel

= 100 / 10 = 10 buah

= 2.(pj. Balok-selimut) + 2.(l. balok-selimut) +


2.pjg tekukan
= 2 (70-8) + 2 (30-8) + 2 (7 1)
= 182 cm = 1,82 m

Berat dalam 1m

= 1,82 0.617 10 = 11,23 kg

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Sehingga per m membutuhkan

375

= Berat.Tulangan pokok + Berat. begel


= 13,38 + 11,23 = 24,61 kg

Volume per m3 kolom 45/85

= 0,30 0, 70 1 = 0,21 m3

Dalam 1m3

1
= 4,761 (pot. kolom m3 30/50)
0,21

Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 24,61 4,761
= 117,20 kg

Ring balk (250 / 700)


Tul. Pokok

= 6D18 (1,994 kg/m)


= 6 1,994 = 11,964 kg

Tul. Begel

= D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m


Panjang begel

= 100 / 15 = 7 buah

= 2.(pj. Balok-selimut) + 2.(l. balok-selimut) +


2.pjg tekukan
= 2 (70-4) + 2 (25-4) + 2 (7 1)
= 188 cm = 1,88 m

Berat dalam 1m

= 1,88 0,617 7 = 8,11972 kg

Sehingga per m3 membutuhkan = Berat Tulangan pokok + Berat begel


= 11,964 + 8,11972 = 20,083 kg
Volume per m balok 30/120
Dalam 1m3

= 0,25 0,7 1 = 0,175 m3


1
= 5,713 (pot. Balok m3 25/70)
0,175

Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 5,713 20,083
= 114,73 kg

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

376

Sloof (250 / 700)


Tul. Pokok

= 6D18 (1,994 kg/m)


= 6 1,994 = 11,964 kg

Tul. Begel

= D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m


Panjang begel

= 100 / 15 = 7 buah

= 2.(pj. balok-selimut) + 2.(l. balok-selimut) +


2.pjg tekukan
= 2 (70-4) + 2 (25-4) + 2 (7 1)
= 188 cm = 1,88 m

Berat dalam 1m

= 1,88 0,617 7 = 8,11972 kg

Sehingga per m3 membutuhkan = Berat Tulangan pokok + Berat begel


= 11,964 + 8,11972 = 20,083 kg
Volume per m balok 30/120
Dalam 1m3

= 0,25 0,7 1 = 0,175 m3


1
= 5,713 (pot. Balok m3 25/70)
0,175

Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 5,713 20,083
= 114,73 kg

Sloof (250/500)
Tul. Pokok

= 6D18 (1,994 kg/m)


= 6 1,994 = 11,964 kg

Tul. Begel

= D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m

= 100 / 15 = 7 buah

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Panjang begel

377

= 2.(pj. Balok- selimut) + 2.(l. balok-selimut) +


2.pjg tekukan
= 2 (50-4) + 2 (25-4) + 2 (7 1)
= 1,48 cm = 1,48 m

Berat dalam 1m

= 1,48 0,617 7 = 6,392 kg

Sehingga per m3 membutuhkan = Berat Tulangan pokok + Berat begel


= 11,964 + 6,392 = 18,356 kg
Volume per m balok 30/120
Dalam 1m3

= 0,25 0,50 1 = 0,125 m3


1
= 8 (pot. Balok m3 25/60)
0,125

Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 8 18,356
= 106,85 kg

Plat lantai
Tul. Yang digunakan

= 10-15 (0.62 kg/m)

Ditinjau tiap 1 m

100
= 7 batang
15

=7 0,62 = 4,34 kg
Panjang tulangan / 1m

= 100 2(tebal selimut) + 2(pj. tekukan)


= (100 22) + (261) = 106 cm = 1,06 m

Berat dalam 1m

= 1,06 4,34 = 4,60 kg

Volume per m plat

= 0,12 1 1 = 0,12 m3

Dalam 1m3

1
= 8,37 (pot. plat m3)
0,12

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

378

Jadi, dalam 1m3 beton plat membutuhkan tulangan

= 8,37 4,60
= 38,51 kg

Kolom 15/15

Tul. Pokok

= 412 ( 0,887 kg/m)


= 4 0,887 = 3,55 kg

Tul. Begel

= D10-10 (0,617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m


Panjang begel

= 100 / 10 = 10 buah

= 2.(pj. Balok-selimut) + 2.(l. balok-selimut) +


2.pjg tekukan
= 2 (15-4) + 2 (15-4) + 2 ( 7 1)
= 52 cm = 0,52 m

Berat dalam 1m = 0,52 0,617 10 = 3,208 kg


Sehingga per m3 membutuhkan

= Berat tulangan pokok + Berat begel


= 3,55 + 3,208 = 6,758 kg

Volume per m kolom 45/85


Dalam 1m3

= 0,15 0,15 1 = 0,0225 m3

1
= 44, 44 (pot. kolom m3 30/60)
0,022

Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 6,758 44, 44


= 300,356 kg

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

379

7.3.5. Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding


a. Pasir urug bawah lantai keramik, tb = 5 cm

Keterangan :
Tebal

= 0,05 m

Luas

= 1297,44 m2

Volume

= 0,05 1297,44
= 64,87 m3

b. Keramik lantai 30 30 cm ASIA TILE cream polos (ruangan)

Lantai I

Keterangan :
Luas

= 3,6 3,6
= 12,96 m2

3,6 m Total keseluruhan

3,6 m
Lantai II

= 1297,44 m2

Keterangan :
Luas

= 3,6 3,6
= 12,96 m2

3,6 m Total keseluruhan = 1297,44 m2

3,6 m

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

380

Lantai III

Keterangan :
Luas

= 3,6 3,6
= 12,96 m2

3,6 m Total keseluruhan = 1297,44 m2

3,6 m
Lantai IV

Keterangan :
Luas

= 3,6 3,6
= 12,96 m2

3,6 m Total keseluruhan = 1297,44 m2

3,6 m
Volume total

= 1297,44 + 1297,44 + 1297,44 + 1297,44


= 5189,76 m2

c. Keramik lantai 20 20 cm ex. Roman Rocktile smoke (toilet)

Lantai I

Panjang

= 3,60 m

Lebar

= 1,80 m

Luas

= 3,60 1,80 m2
= 6,48 m2

Volume

= Luas jumlah
= 6,48 12
= 76,8 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Lantai II

381

Panjang

= 3,60 m

Lebar

= 1,80 m

Luas

= 3,60 1,80 m2
= 6,48 m2

Volume

= Luas jumlah
= 6,48 12
= 76,8 m2

Lantai III

Panjang

= 3,60 m

Lebar

= 1,80 m

Luas

= 3,60 1,80 m2
= 6,48 m2

Volume

= Luas jumlah
= 6,48 12
= 76,8 m2

Lantai IV

Panjang

= 3,60 m

Lebar

= 1,80 m

Luas

= 3,60 1,80 m2
= 6,48 m2

Volume

= Luas jumlah
= 6,48 12
= 76,8 m2

Volume total

= 76,8 + 76,8 + 76,8 + 76,8


= 307,20 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

382

d. Keramik dinding 2020 cm ex. Roman warna putih polos (toilet)

Jumlah keseluruhan volume

= 482,78 m2

e. Dinding partisi Calciboard 6 mm rangka hollow 0,8 mm, t=10cm

Lantai I

tinggi

= 3,75 m

Lebar

= 7,20 m

Luas

= 3,75 7,20 m
= 27 m2

Volume

= 27 7
= 189 m2

Lantai II

tinggi

= 3,80 m

Lebar

= 7,20 m

Luas

= 3,80 7,20 m
= 27,36 m2

Lantai III

Volume

= 27,36 13 = 355,68 m2

Tinggi

= 3,80 m

Lebar

= 7,20 m

Luas

= 3,80 7,20 m2
= 27,36 m2

Volume

= 27,36 jumlah
= 27,36 8
= 218,88 m2

Volume total

= 189 + 355,68 + 218,88


= 763,56 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

383

f. Lapisan kedap suara (kain ATEJA,glasswool t = 5 cm,16 kg/cm3

= 400 m2

Volume total lapisan kedap suara

7.3.6. Pekerjaan Atap dan Plafon


a8

a. Kuda-kuda
a6
v5 d5

a4
v4

a3
v3

a2
v2

a1
v1

b1

d1

d2

v7
v6 d6

a5

d3

d4

a9
v8

a7

d9

d7

b8

a10
v9 d10

b9

b7

a11

v10 d11
v11

b10

b6

b11

b5

a12
a13

d12

v12 d13

b12

b4

a14

v13 d14

b13

b3

a15

v14 d15

b14

b2

a16

v15

b15

1. Angkur baut diameter 19mm

= 336 buah

2. Trekstang 10 mm

= 245 kg

3. Baut HTB diameter 12,7 mm

= 460 buah

b16

a. Kuda-kuda baja konstruksi atap besi siku

Berat per meter baja : 3,77 kg/m


Panjang seluruh baja untuk tipe K1: 3514,15 m
Panjang seluruh baja untuk tipe k1 : 1386,7 m
Panjang seluruh baja untuk tipe k1 : 306,55 m
Berat keseluruhan kuda-kuda baja

= 19631,90 kg

b. Gording canal C 100.50.20.2,3, siku 50.50.5

Berat Baja Canal per meter

: 10,6 kg/m

Panjang Keseluruhan baja

: 1299,6 m

Berat keseluruhan Canal dan baja siku

= 13775,76 kg

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

384

c. Usuk 6/8 kayu bengkirai, reng 2/3 kayu bengkirai

Luas 1

= 561,75 m2

Luas 3

= 561,75 m2

Luas 2

= 131,25 m2

Luas 4

= 131,25 m2

Volume keseluruhan = 1386 m2


d. Atap genteng metal ex. Multiroof warna Amber

Keterangan :
21 m

Panjang

= 21 m

Lebar

= 66 m

Luas 1 = Luas 3

66 m

(41 + 66)
x10,5
2

= 561,75 m2
Luas 2 = Luas 4
=

1
x 21x12,5
2

= 131,25 m2
Volume Keseluruhan

= (561,752) + (131,252) m2
= 1386 m2

e. Wuwung genteng metal ex. Multiroof warna Amber

Panjang wuwung seluruhnya


Volume keseluruhan = 111,40 m.
f. Lisplank kayu kamper oven 2/20

Panjang Keliling
Volume keseluruhan = 174 m.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

385

g. Plafond gypsum 9 mm ex. Jayaboard rangka hollow

Keterangan
22,8 m

Volume = 22,8 62,4


=1422,72+(33,882)

62,4 m

= 1490,48 m2
h. Plafond triplek 4 mm tritisan

Keterangan :

1,50 m

1,09 m

Panjang

= 1,50 m

Lebar

= 1,09 m

Banyaknya

= 150 buah

Volume = 1,50 1,09 150


= 245,25 m2
i. Rangka kayu kamper

Keterangan :
Panjang

= 1,50 m

Lebar

= 1,09 m

Banyaknya

= 150 buah

Volume

= 1,50 1,09 150


= 245,25 m2

j. Lis tepi gypsum lebar 12 cm

Panjang lis tepi gypsum

= 199,2 m

k. Perapihan plafond expose, acian dak lantai

Volume keseluruhan

= 5443,04 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

386

l. Sun shading (staalbuis 20/20, jarak as 5 cm)

Volume keseluruhan = 343,10 m2

7.3.7. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela, dan Railing

a. Kusen alumunium 4 warna silver natural ex.YKK


Jumlah keseluruhan

= 2184,38 m.

b. Daun pintu kaca alumunium ex.YKK


Jumlah keseluruhan

= 25,80 m2

c. Daun pintu lipat kaca alumunium ex.YKK (kaca + jalusi)


Jumlah keseluruhan

= 22,32 m2

d. DaunPintu PVC Lavatori


Jumlah keseluruhan

= 55,56 m2

e. Daun Jendela Kaca Alumunium ex.YKK, handel RAMBUCIS,


engsel DEXSON, kait.
Jumlah keseluruhan

= 20,79 m2

f. Handel + Kunci DEXSON


Jumlah keseluruhan

= 120 buah.

g. Handel + Kunci Lokal untuk KM / WC


Jumlah keseluruhan

= 15 buah.

h. Daun pintu panel


Jumlah keseluruhan

= 259,20 m2

i. Engsel pintu DEXCON


Jumlah keseluruhan

= 489 buah.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

387

j. Gerendel tanam DEXCON


Jumlah keseluruhan

= 47 buah.

k. Engsel jendela DEXCON


Jumlah keseluruhan

= 30 buah.

l. Kait angin
Jumlah keseluruhan

= 30 buah.

m. Gerendel jendela DEXCON


Jumlah keseluruhan

= 15 buah.

7.3.8. Pekerjaan Cat

a. Cat tembok Mowilex Emulsion + alkali Mowilex


Lantai I

Tinggi

= 3,75 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling tinggi 2
= (2 (62,40 + 17,40)) 3,75 2
= 1197 m2

Lantai II

Tinggi

= 3,80 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling tinggi 2
= (2 (62,40 + 17,40)) 3,80 2
= 1212,96 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Lantai III

388

Tinggi

= 3,75 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,40 m

Luas

= keliling tinggi 2
= (2 (62,40 + 17,40)) 3,80 2
= 1212,96 m2

Lantai IV

Tinggi

= 3,40 m

Panjang

= 62,40 m

Lebar

= 17,39 m

Luas

= tinggi keliling 2
= 3,40 (2 (62,40 + 17,39)) 2
= 1085,14 m2

Volume total

= 1197 + 1212,96 + 1212,96 + 1085,14


= 4690,06 m2

b. Cat Plafond gypsum Mowilex Emulsion


Keterangan
22,8 m

Volume = 22,8 62,4


=1422,72+(33,882)

62,4 m

= 1490,48 m2
c. Cat Plafond dak lantai Mowilex Emulsion
Lantai II

Panjang

= 3,60 m

Lebar

= 3,60 m

Luas

= 3,60 3,60 m2 = 12,96 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

Volume

389

= 12,96 jumlah
= 12,96 102 = 1321,92 m2

Lantai III

Panjang

= 3,60 m

Lebar

= 3,60 m

Luas

= 3,60 3,60 m2
= 12,96 m2

Volume

= 12,96 jumlah
= 12,96 102 = 1321,92 m2

Lantai IV

Panjang

= 3,60 m

Lebar

= 3,60 m

Luas

= 3,60 3,60 m2
= 12,96 m2

Volume

= 12,96 jumlah
= 12,96 102 = 1321,92 m2

Atap

Panjang

= 3,60 m

Lebar

= 3,60 m

Luas

= 3,60 3,60 m2
= 12,96 m2

Volume

= 12,96 jumlah
= 12,96 6 = 77,76 m2

Volume total

= 1321,92 + 1321,92 + 1321,92 + 77,76


= 4043,52 m2

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

390

d. Water proofing atap / luifel setara LEMKRA + screed


Keterangan :
Panjang

= 3,60 m

Lebar

= 3,60 m

Luas

= 3,60 3,60 m2 = 12,96 m2

Volume total

= 324 m2

e. Cat besi
Pengecetan dengan cat besi volume keseluruhan = 843,48 m2.
f. Cat plafond tritisan triplek
Keterangan :

1,50 m

1,09 m

Panjang

= 1,50 m

Lebar

= 1,09 m

Banyaknya

= 150 buah

Volume = 1,50 1,09 150


= 245,25 m2

7.3.9. Pekerjaan Elektrikal (Instalasi Listrik)


a. Panel-panel

1. Panel ATS / AM

= 1 unit

2. Panel Capacitor

= 1 unit

3. Panel SDP 1

= 1 unit

4. Panel SDP 2

= 1 unit

5. Panel SDP 3

= 1 unit

6. Panel SDP 4

= 1 unit

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

391

7. Panel lampu jalan 1

= 1 unit

8. Panel lampu jalan 2

= 1 unit

b. Kabel power

1. Kabel dari transformator ke P.ATS / AMF


NYY 4 120 mm2

= 210 m.

2. Kabel dari transformator ke P,ATS / AMF


NYY 4 185 mm2

= 48 m.

3. Kabel dari PLN ke P. Capasitor 60 kVA


NYY 3(1120) mm2 = 30 m.
4. Kabel dari P.MDP ke P.SDP-1
NYY 4 10 mm2

= 80 m.

5. Kabel dari P.MDP ke P.SDP-2


NYY 4 10 mm2

= 86 m.

6. Kabel dari P.MDP ke P.SDP-3


NYY 4 10 mm2

= 92 m.

7. Kabel dari P.MDP ke P.SDP-4


NYY 4 10 mm2

= 98 m.

8. Kabel dari P.SDP-1 ke P. Lampu jalan 1


NYY 4 10 mm2

= 35 m.

9. Kabel dari P.SDP-1 ke P. Lampu jalan 2


NYY 4 10 mm2

= 50 m.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

392

c. Instalasi penerangan dan stop kontak

Lantai 1
1. Instalasi penerangan

= 93 titik.

2. Instalasi stop kontak 1 Ph

= 25 titik.

3. Fitting + SL 18 W

= 10 buah.

4. Lampu simbat 1 36 W

= 78 buah.

5. Lampu simbat 1 18 W

= 8 buah.

6. Saklar seri

= 10 buah.

7. Saklar tunggal

= 23 buah.

Lantai 2
1. Instalasi penerangan

= 89 titik.

2. Instalasi stop kontak 1 Ph

= 37 titik.

3. Lampu simbat 1 36 W

= 75 buah.

4. Lampu simbat 1 18 W

= 8 buah.

5. Saklar seri

= 7 buah.

6. Saklar tunggal

= 21 buah.

Lantai 3
1. Instalasi penerangan

= 89 titik.

2. Instalasi stop kontak 1 Ph

= 37 titik.

3. Lampu simbat 1 36 W

= 75 buah.

4. Lampu simbat 1 18 W

= 8 buah.

5. Saklar seri

= 7 buah.

6. Saklar tunggal

= 21 buah.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

393

Lantai 4
1. Instalasi penerangan

= 87 titik.

2. Instalasi stop kontak 1 Ph

= 20 titik.

3. Lampu simbat 1 36 W

= 73 buah.

4. Lampu simbat 1 18 W

= 8 buah.

5. Saklar seri

= 6 buah.

6. Saklar tunggal

= 6 buah.

d. Telephone

1. Kabel jelly armor 10 pair

= 10 m.

2. Kabel ITC 50 pair

= 25 m.

3. Instalsi kabel telephone ITC 2 2 0,6

= 15 titik.

4. TDA 100

= 1 buah.

5. Single line telephone

= 16 buah.

6. Box MDF telephone

= 1 buah.

7. Stop kontak telephone

= 16 buah

8. Material bantu pemasangan

= 1 ls.

e. Testing commissioning

1. Testing commissioning pekerjaan instalasi listik dan stop


kontak

= 1 ls.

2. Testing commissioning pekerjaan telepon

= 1 ls.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

394

7.3.10. Pekerjaan Plumbing (Instalasi Air)


7.3.10.1.

Pekerjaan air bersih


a. Peralatan utama air bersih

1. Pompa transfer

= 2 unit

2. Sumur artesis + pompa + panel pompa

= 1 unit

3. Ground tank kap. 10 m3

= 1 unit

4. Roof tank kap. 1 m3

= 3 buah

5. Header 6

= 1 unit

6. Header 4

= 1 unit

7. Floor drain 2 (stainless stell)

= 18 buah

8. Material bantu

= 1 lot

b. Valve

1. Ball Valve 2

= 7 buah

2. Ball Valve 1 1/2

= 5 buah

3. Ball Valve 1

= 16 buah

4. Ball Valve 1/2

= 2 buah

5. Ball Valve 3/4

= 4 buah

6. Meter air 2

= 1 buah

7. Check valve 2

= 1 buah

8. Check valve 1

= 2 buah

9. Strainer 2

= 3 buah

10. Foot valve 2

= 2 buah

11. Flexibele joint 2

= 2 buah

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

395

12. Flexibele joint 1

= 2 buah

13. Pressure gauge 0-5 bar

= 1 buah

14. Pressure Switch

= 2 buah

15. Float valve 1

= 3 buah

16. Kran taman

= 5 buah

c. Pipa-pipa air bersih

Lantai 1
1. Pipa GIP Medium A dia. 2

= 145 m

2. Pipa GIP Medium A dia. 1 1/2

= 12 m

3. Pipa GIP Medium A dia. 1 1/4

= 10 m

4. Pipa GIP Medium A dia. 1

= 13,20 m

5. Pipa GIP Medium A dia. 3/4

= 13,40 m

6. Pipa GIP Medium A dia. 2

= 24,80 m

7. Kran dinding

= 18 buah

8. Kran taman

= 6 buah

9. Testing dan Commissioning

= 1 lot

Lantai 2
1. Pipa GIP Medium A dia. 1 1/4

=8m

2. Pipa GIP Medium A dia. 1

= 13,20 m

3. Pipa GIP Medium A dia. 3/4

= 2,40 m

4. Pipa GIP Medium A dia. 2

= 20,80 m

5. Testing dan Commissioning

= 1 lot

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

396

Lantai 3
1. Pipa GIP Medium A dia. 1 1/4

=4m

2. Pipa GIP Medium A dia. 1

=8m

3. Pipa GIP Medium A dia. 3/4

=7m

4. Pipa GIP Medium A dia. 2

= 10,20 m

5. Testing dan Commissioning

= 1 lot

Lantai 4
1. Pipa GIP Medium A dia. 1 1/4

=4m

2. Pipa GIP Medium A dia. 1

=8m

3. Pipa GIP Medium A dia. 3/4

=7m

4. Pipa GIP Medium A dia. 2

= 10,20 m

5. Testing dan Commissioning

= 1 lot

d. Accessories + fitting
1. Sock GIP 2

= 24 buah

2. Sock GIP 1

= 80 buah

3. Sock GIP 3/4

= 40 buah

4. Elbow GIP 2

= 14 buah

5. Elbow GIP 1 1/2

= 12 buah

6. Elbow GIP 1

= 40 buah

7. Elbow GIP 1/2

= 91 buah

8. Elbow GIP 3/4

= 20 buah

9. Tee GIP 2

= 4 buah

10. Tee GIP 1/ 2

= 6 buah

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

7.3.10.2.

397

11. Tee GIP 1

= 10 buah

12. Tee GIP 1/2

= 20 buah

13. Tee GIP 3/4

= 6 buah

14. Water moor 2

= 4 buah

15. Water moor 1 1/2

= 6 buah

16. Double nepple 2

= 4 buah

17. Double nepple 2

= 10 buah

18. Flange 2

= 10 buah

19. Flange 1 1/2

= 4 buah

20. Flange 1

= 16 buah

21. Reduser GIP 1

= 10 buah

22. Reduser GIP 3/4 1/2

= 20 buah

Pekerjaan Pipa-Pipa Air Kotor


b. Pipa air kotor

Lantai 1
1. Pipa PVC AW 5

= 20,90 m

2. Pipa PVC AW 4

= 9,75 m

3. Pipa PVC AW 2

= 15 m

4. Material bantu

= 1 lot

Lantai 2
1. Pipa PVC AW 5

= 14 m

2. Pipa PVC AW 4

= 13,50 m

3. Material bantu

= 1 lot

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

398

Lantai 3
1. Pipa PVC AW 5

= 14 m

2. Pipa PVC AW 4

= 13,50 m

3. Material bantu

= 1 lot

Lantai 4
1. Pipa PVC AW 5

= 14 m

2. Pipa PVC AW 4

= 13,50 m

3. Material bantu

= 1 lot

c. Fiting-fiting

7.3.10.3.

1. Tee Y 5 4

= 30 buah

2. Elbow 5

= 25 buah

3. Elbow 4

= 30 buah

4. Clean out 5

= 6 buah

5. Sock 5

= 20 buah

Pekerjaan Air Bekas + Ventilasi


a. Pipa PVC air bekas

Lantai 1
1. Pipa PVC AW 3

= 19,20 m

2. Pipa PVC AW 2

= 13,15 m

3. Material bantu

= 1 lot

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

399

Lantai 2
1. Pipa PVC AW 3

= 18,20 m

2. Pipa PVC AW 2

=3m

3. Material bantu

= 1 lot

Lantai 3
1. Pipa PVC AW 3

= 18,20 m

2. Pipa PVC AW 2

=3m

3. Material bantu

= 1 lot

Lantai 4
1. Pipa PVC AW 3

= 18,20 m

2. Pipa PVC AW 2

=3m

3. Material bantu

= 1 lot

b. Fiting-fiting

1. Tee Y 3 2

= 30 buah

2. Elbow 3

= 25 buah

3. Elbow 2

= 30 buah

4. Elbow 1

= 90 buah

5. Clean out 5

= 6 buah

6. Tea 1

= 30 buah

7. Sock 5

= 20 buah

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

7.3.11. Pekerjaan Sanitair

a. Closet duduk ex. TOTO type CW420 J putih


Jumlah

= 8 buah.

b. Closet jongkok ex. TOTO type CE-7 putih


Jumlah

= 17 buah.

c. Wastael ex. TOTO type L2373


Jumlah

= 33 buah.

d. Urinoir ex. TOTO type U57M


Jumlah

= 16 buah.

e. Kran tembok ex. TOTO type T 23 B137


Jumlah

= 34 buah.

f. Kran wastael ex. TOTO type T205 MC


Jumlah

= 33 buah.

g. Jet wase TOTO type TX 03 S PI


Jumlah

= 8 buah.

h. Loor drain ex. TOTO type TX1B


Jumlah

= 25 buah.

i. Cermin tb = 6 mm, beel 2,5 cm dan Sealant uk. 60 80 cm


Jumlah

= 33 buah.

j. Wash bak stainles stell ex. Blanco


Jumlah

= 1 buah.

k. Partisi urinoir TOTO type A100 putih


Jumlah

= 8 buah.

400

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

401

7.3.12. Pekerjaan Lain-Lain

a. Taman rumput dan dadap merah


Volume total keseluruhan = 750 m2
b. Bak kontrol dan penutup
Jumlah bak kontrol = 32 buah.
c. Saluran buis beton O 50
Panjang keseluruhan saluran O-50 = 109 m.
d. Saluran keliling bangunan U 30
Panjang keliling keseluruhan
7.4.

= 208 m.

Harga Satuan Pekerjaan

Untuk penentuan biaya bangunan (building cost) yang bertumpu


pada prinsip peningkatan efisiensi dan efektifitas dalam pembangunan dan
gedung maka dibutuhkan sarana dasar guna membuat perhitungan harga
satuan. Harga satuan disebut sebagai biaya konstruksi bangunan gedung
dan perumahan yang merupakan sebuah acuan dpasar yang selanjutnya
kita kenal sebagai Analisa Biaya Konstruksi (ABK).
Harga satuan pekerjaan adalah harga yang dibayarkan untuk
menyelesaikan satu jenis pekerjaan konstruksi. Dalam penulisan laporan
Proyek Akhir ini harga satuan pekerjaan menggunakan BPIK (Balai
Pengujian dan Informasi Konstruksi) edisi Agustus tahun 2007 dilampiran.
BPIK tersebut digunakan untuk perhitungan harga satuan
pekerjaan dalam menentukan analisis biaya konstruksi keseluruhan.

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

402

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

403

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

404

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

405

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

406

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

407

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

408

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

409

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

410

BAB VIII
PENUTUP

Penyusunan Proyek Akhir mengenai Perencanaan Pembangunan Gedung


STIKES Yayasan Tlogorejo Semarang sangat bermanfaat untuk mahasiswa
karena penyusunan Proyek Akhir ini merupakan salah satu pengembangan
wawasan mahasiswa tentang aplikasi teori-teori ilmu Teknik Sipil dengan
keberadaan sebenarnya di lapangan yang dalam dunia ini adalah dunia usaha dan
dunia industri. Sehingga mahasiswa diharapkan dapat merencanakan langsung
agar lebih mudah dalam mempelajari dan memahami permasalahan-permasalahan
yang akan terjadi dalam perencanaan suatu gedung.
Melalui penyusunan Proyek Akhir ini diharapkan akan memberi
pengetahuan mengenai dasar-dasar perencanaan dalam suatu gedung dan
perkembangan teknologi serta metode yang digunakan dalam perencanaan
pembangunan suatu proyek.
Dalam penyusunan Proyek Akhir ini tentunya ada banyak kekurangan
daripada lebihnya, untuk itu kami mohon maaf apabila ada kesalahan dan kami
ucapkan terima kasih atas dukungan dan partisipasi yang diberikan oleh semua
pihak. Semoga Allah SWT meridhoi apa yang telah kami lakukan, Amien.

410

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

8.1.

411

Kesimpulan
Pada penyusunan Proyek Akhir ini penulis dapat mengambil
beberapa kesimpulan dalam Perencanaan Pembangunan Gedung STIKES
Yayasan Tlogorejo Semarang, antara lain :
1. Perencanaan perhitungan struktur pendukung atap dengan
menggunakan analisa program SAP 2000 versi 8.00 dan untuk
sambungan baut dihitung secara konvesional (manual).
2. Perencanaan perhitungan struktur utama dengan menggunakan
analisa dari program SAP 2000 versi 8.00.
3. Perencanaan perhitungan struktur pondasi dihitung secara
konvesional dengan data-data tanah pendukung.
4. Hasil review perhitungan perencanaan struktur pendukung atap
ada perbedaan hasil yaitu :

Perhitungan rangka batang baja untuk kuda-kuda


digunakan baja siku dimensi :
1. Batang atas JL 60.60.8.
2. Batang bawah JL 45.45.6.
3. Batang vertikal JL 60.60.8.
4. Batang diagonal JL 35.35.6.

Sedangkan pada proyek rangka batangnya menggunakan baja


siku dimensi :

411

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

412

1. Batang atas dan bawah JL.70.70.7.


2. Batang vertikal JL.60.60.6.
3. Batang diagonal JL.50.50.5.
5. Hasil review perhitungan perencanaan struktur utama ada
perbedaan hasil dari struktur gedung sebenarnya, contoh
perhitungan :

Pada perencanaan perhitungan plat lantai dengan cara


konvesional (manual) tebal 12 cm didapatkan dimensi
tulangan plat lantai sebesar 10-150 mm untuk
tulangan tumpuan dan tulangan lapangan, sedangkan
pada proyek dimensi sebesar 10-150 mm.

Pada perencanaan perhitungan balok 25/60 dimensi


tulangan sebesar 6D19 cm untuk tulangan tumpuan,
tulangan lapangan sebesar 3D19 cm dan tulangan geser
sebesar 10-150 mm, sedangkan pada proyek dimensi
sebesar 6D22 cm untuk tulangan tumpuan, tulangan
lapangan sebesar 3D22 cm dan untuk tulangan
sengkang sebesar 10-150 mm.

Pada perencanaan perhitungan kolom 30/70 dimensi


tulangan sebesar 6D19 cm, sedangkan pada proyek
dimensi sebesar 6D22 cm.

412

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

413

6. Perencanaan perhitungan struktur tangga untuk tulangan balok


bordes mengunakan bantuan analisa program SAP 2000 versi
8.00 dan tulangan plat bordes dengan cara konvesional
(manual).
7. Dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Kerja (RKS)
digunakan

perjanjian

yang

mengikat

dan

menentukan

kualifikasi bahan-bahan yang digunakan serta persyaratan yang


berlaku dalam proses pembangunan proyek.
8. Perhitungan

review

Anggaran

Biaya

dari

Perencanaan

Pembangunan Gedung STIKES Yayasan Tlogorejo Semarang


ini menghabiskan biaya sebesar Rp. 7.055.850.000,00 analisa
perhitungan disesuaikan dengan SNI-03-2835-2002, Sedangkan
pada proyek menghabiskan biaya sebesar Rp. 7.348.912.000,00
disesuaikan

dengan

SK-SNI

T-02-1991-03.

Perbedaan

dimungkinkan karena koefisien analisa perhitungan SNI-032835-2002 lebih kecil dari pada koefisien analisa perhitungan
SK-SNI T-02-1991-03.

413

Proyek Akhir
Proyek Pembangunan Gedung STIKES Tlogorejo

8.2.

414

Saran
1. Pelaksanaan poyek harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syaratsyarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur
bangunan yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan.
2. Pelaksanaan pembangunan proyek harus diusahakan cepat dan tepat
dalam segala pelaksanaannya sesuai dengan time schedule yang telah
dibuat dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bangunan.
3. Untuk memperlancar kegiatan proyek agar selesai tepat pada waktunya
diperlukan kerjasama yang baik antara pihak-pihak yang terkait dalam
pembangunan proyek tersebut.
4. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus dilakukan pengawasan
sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan yang dapat berakibat
fatal, baik pada keamanan saat pelaksanaan maupun tingkat
kenyamanan selama bangunan yang telah berdiri digunakan.

414

DAFTAR PUSTAKA

BPIK DISKIMTARU PROP. JAWA TENGAH 2007. Daftar Harga


Satuan Bangunan Gedung Negara Bahan Bangunan/Upah dan Analisa Pekerjaan
Kota Semarang. Agustus-Oktober 2007. Semarang.
Departemen Pekerjaan Umum. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung 1983. Bandung. Yayasan LPMB.
Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Rumah dan Gedung 1987. Jakarta. Yayasan Badan Penasehat PU.
Departemen Pekerjaan Umum. 1979. Peraturan Muatan Indonesia 1979.
Bandung. Yayasan LPMB.
Kusuma, Gideon. 1997. Grafik dan Tabel Perhitungan Beton. Jakarta.
Erlangga.
Tri Cahyo A, Hanggoro. 2006. Hand Out Rekayasa Pondasi 2 Pondasi
Tiang Pacang. Semarang. Jurusan Teknik Sipil FT UNNES.

1
5

37
0

IX
4

41
0

X
3

10

44
6

XI
3

VII

Anda mungkin juga menyukai