Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ELEKTRONIKA INDUSTRI

APLIKASI DC KUADRAN DUA/DC CONVERTER UNTUK PENGEREMAN PADA KEADAAN


BERGERAK




Disusun oleh:
Ricky Maulana Siahaan (1222901)




JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2014

A. Tujuan
Diperlukan ada converter yang kecil, ringan, dan tingkat efisiensi yang tinggi untuk
dipakai pada mobil listrik dan kendaraan hybrid. Dengan menggunakan peralatan power
electronic akan diperoleh manajemen efisiensi energi yang lebih baik dan pengurangan berat
serta volum. Energi yang timbul pada saat pengereman akan disimpan dan akan dijadikan
sumber tenaga untuk penggerak. Batere dan Super Capacitor (SC) bisa digunakan untuk media
penyimpanan energi tersebut. SC merupakan perangkat bertegangan rendah. Agar SC bisa
bekerja pada tegangan tinggi, maka beberapa SC harus dihubungkan secara seri. Hubungan dari
beberapa SC dengan nilai kapasitansi berbeda dapat menimbulkan ketidakseimbangan tegangan
pada tiap-tiap sel karena overvoltage. Ketidakseimbangan tegangan ini dapat menimbulkan
overvoltage dan kerusakan pada sel. Kapasitas SC dapat berkurang apabila frekuensi arus listrik
di atas 100Hz, akan membuat nilai kapasitansi mendekati nol, dan bertindak seperti resistor,
hanya menimbulkan loses.
Multilevel converter memiliki beberapa keunggulan dibandingkan converter
konvensional. Pertama, mengurangi tegangan pada induktor, membagi nilai induktansi menjadi
menjadi lebih kecil. Membagi converter menjadi beberapa converter juga mengurangi besar
tegangan pada transistor. Transistor bertegangan rendah mampu bekerja pada frekuensi
switching yang lebih tinggi, dan dialiri arus yang lebih tinggi. Keuntungan lain yang penting dapat
menyederhanakan desain dan untuk pendingin. Multilevel converter dapat meningkatkan
performa dan mengurangi harga, juga pengontrol yang cukup kompleks dibandingkan dengan
converter konvensional.
B. DESAIN MULTILEVEL CONVERTER DAN PERBANDINGAN TOPOLOGI
Pada Half bridge converter, hubungan antara U
1

dan U
2
adalah U
1
D=U
2
. Berdasarkan hubungan pada SC
dan sel, ada 3 topologi yang diperoleh: cascaded buck,
cascaded boost, dan multilevel buck. Untuk menentukan
hubungan sel secara seri, energi magnetik disimpan di
induktansi pada ketiga topologi, lalu dibandingkan.
Energi magnetik yang tersimpan berhubungan dengan
ukuran dan berat converter, tapi hubungan ukuran dari
induktor sangat berpengaruh. Memperkecil energi
magnetik berarti mengurangi cost dan mengurangi
ukuran serta berat.
Gambar 1: Converter kuadran 2DC/sel DC

Gambar 2 (dari kanan ke kiri) Cascaded buck, cascaded boost, dan multilevel buck three level converter.
Energi magnetik yang tersimpan:


Jika diasumsikan energi yang tersimpan pada filter sekitar 1% dari energi yang tersimpan di
induktansi pada output untuk 1 level converter, maka energi yang tersimpan pada N level
converter adalah:


Lalu, energi tersebut dibagi pada N induktor. Untuk cascaded boost converter, tegangan SC
adalah U
2N
dan tegangan pada DC bus adalah U
1
.


Hubungan dari 2 induktansi :


Meskipun nilai induktansi cenderung kecil, energi yang tersimpan sama dengan yang tersimpan
pada induktansi output cascaded buck.


Pada Multilevel buck Converter, induktansi sama dengan pada Cascaded buck untuk level 1, tapi
untuk level diatasnya dan strategi phase shifting digunakan, nilai induktansinya berbeda. Nilai
induktansinya adalah:


C. KONTROL MULTILEVEL CONVERTER
Tanpa memerhatikan arsitektur tipe koneksi, akhirnya dibutuhkan dua kontrol: pertama
untuk mengatur tegangan output sistem, kedua untuk mengatur arus output. Pada dasarnya
loop kontrol digunakan untuk mengubah-ubah duty cycle pada modul. Bagaimanapun, dengan
mengubah-ubah duty cycle memberi efek pada kedua tegangan output dan membagi arus
keluaran dari modul. Untuk itu, dua loop kontrol harus sama. Tegangan keluaran tergantung
pada nilai duty cycle dari loop tegangan keluaran. Sehingga kestabilan tegangan keluaran loop
bisa dikontrol tanpa dipengaruhi main control loop.








Gambar 3: Total energi magnetik yang tersimpan pada masing-masing topologi
D. HASIL SIMULASI DAN PERCOBAAN
Berdasarkan hasil simulasi menggunakan matlab dan simulink, dan telah dibandingkan
dengan hasil percobaan, ada 6 half bridge converter dengan SC yang terhubung secara seri dan
dikontrol dengan DSP TMS320F2808 Texas Instrument. Keluaran dari DSP merupakan sinyal
PWM. Spesifikasi percobaan:
- Tegangan DC bus: 12 V
- Tegangan SC: 16,2 V
- Arus: 5A
- Frekuensi switching 20kHz
- Frekuensi arus keluaran: 120 kHz
- Kapasitas SC: 58,3F/cell
- Bandwidth loop
c
= 5/C
SC

- Rise time:t
r
= 0,4 ms

Gambar 4: Diagram kontrol pada Converter Multilevel
Algoritma diagram kontrol dieksekusi setiap pengukuran baru yang dikonversi pada
modul ADC pada DSP. Pengukuran arus diperbarui setiap frekuensi 120 kHz dan tegangan sel
pada 20 kHz pada waktu yang berlainan, sehingga setiap pengukuran arus yang baru disertai
dengan tegangan sel yang baru pada saat yang suatu waktu. Oleh karena itu ketika pengukuran
diperbarui 6 kali, tegangan pada semua sel telah diperbarui dan penyeimbangan tegangan loop
bisa dijalankan.
E. KESIMPULAN
Sebuah multilevel kuadran dua DC/DC converter bisa dibuat dan diujicoba dengan
performa yang baik. Respon arus keluaran tidak hanya cepat tapi juga tanpa osilasi dengan tidak
ada overshoot. Ini bisa digunakan untuk regeneratif pengereman yang digunakan di banyak
aplikasi untuk keadaan bergerak. Penyeimbang tegangan loop juga berhasil sesuai harapan
untuk menjaga tegangan pada kontrol.
Strategi Phase Shift Keying mengurangi nilai induktansi yang dibutuhkan untuk ripple
konstan, sehingga converter yang lebih ringan bisa dibuat dengan performa yang sama dengan
yang sudah lebih dulu ada. Sayangnya, kontrol dari converter lebih kompleks jika dibandingkan
dengan converter tanpa strategi kontrol ini.
Karena adanya kontrol loop tegangan, semua kapasitor membagi rata tegangannya,
dimana membuat rangkaian mudah dikontrol dan memungkinkan untuk aplikasi berbagi macam
power. Multilevel buck unggul karena volume yang kecil dan ringan mengingat frekuensi dapat
lebih tinggi karena strategi shifted switching, dan induktansi yang lebih kecil, memperkecil berat
dan ukuran sistem.


Sumber: http://srv.uib.es/ref/1266.pdf

Anda mungkin juga menyukai