Jika diasumsikan energi yang tersimpan pada filter sekitar 1% dari energi yang tersimpan di
induktansi pada output untuk 1 level converter, maka energi yang tersimpan pada N level
converter adalah:
Lalu, energi tersebut dibagi pada N induktor. Untuk cascaded boost converter, tegangan SC
adalah U
2N
dan tegangan pada DC bus adalah U
1
.
Hubungan dari 2 induktansi :
Meskipun nilai induktansi cenderung kecil, energi yang tersimpan sama dengan yang tersimpan
pada induktansi output cascaded buck.
Pada Multilevel buck Converter, induktansi sama dengan pada Cascaded buck untuk level 1, tapi
untuk level diatasnya dan strategi phase shifting digunakan, nilai induktansinya berbeda. Nilai
induktansinya adalah:
C. KONTROL MULTILEVEL CONVERTER
Tanpa memerhatikan arsitektur tipe koneksi, akhirnya dibutuhkan dua kontrol: pertama
untuk mengatur tegangan output sistem, kedua untuk mengatur arus output. Pada dasarnya
loop kontrol digunakan untuk mengubah-ubah duty cycle pada modul. Bagaimanapun, dengan
mengubah-ubah duty cycle memberi efek pada kedua tegangan output dan membagi arus
keluaran dari modul. Untuk itu, dua loop kontrol harus sama. Tegangan keluaran tergantung
pada nilai duty cycle dari loop tegangan keluaran. Sehingga kestabilan tegangan keluaran loop
bisa dikontrol tanpa dipengaruhi main control loop.
Gambar 3: Total energi magnetik yang tersimpan pada masing-masing topologi
D. HASIL SIMULASI DAN PERCOBAAN
Berdasarkan hasil simulasi menggunakan matlab dan simulink, dan telah dibandingkan
dengan hasil percobaan, ada 6 half bridge converter dengan SC yang terhubung secara seri dan
dikontrol dengan DSP TMS320F2808 Texas Instrument. Keluaran dari DSP merupakan sinyal
PWM. Spesifikasi percobaan:
- Tegangan DC bus: 12 V
- Tegangan SC: 16,2 V
- Arus: 5A
- Frekuensi switching 20kHz
- Frekuensi arus keluaran: 120 kHz
- Kapasitas SC: 58,3F/cell
- Bandwidth loop
c
= 5/C
SC
- Rise time:t
r
= 0,4 ms
Gambar 4: Diagram kontrol pada Converter Multilevel
Algoritma diagram kontrol dieksekusi setiap pengukuran baru yang dikonversi pada
modul ADC pada DSP. Pengukuran arus diperbarui setiap frekuensi 120 kHz dan tegangan sel
pada 20 kHz pada waktu yang berlainan, sehingga setiap pengukuran arus yang baru disertai
dengan tegangan sel yang baru pada saat yang suatu waktu. Oleh karena itu ketika pengukuran
diperbarui 6 kali, tegangan pada semua sel telah diperbarui dan penyeimbangan tegangan loop
bisa dijalankan.
E. KESIMPULAN
Sebuah multilevel kuadran dua DC/DC converter bisa dibuat dan diujicoba dengan
performa yang baik. Respon arus keluaran tidak hanya cepat tapi juga tanpa osilasi dengan tidak
ada overshoot. Ini bisa digunakan untuk regeneratif pengereman yang digunakan di banyak
aplikasi untuk keadaan bergerak. Penyeimbang tegangan loop juga berhasil sesuai harapan
untuk menjaga tegangan pada kontrol.
Strategi Phase Shift Keying mengurangi nilai induktansi yang dibutuhkan untuk ripple
konstan, sehingga converter yang lebih ringan bisa dibuat dengan performa yang sama dengan
yang sudah lebih dulu ada. Sayangnya, kontrol dari converter lebih kompleks jika dibandingkan
dengan converter tanpa strategi kontrol ini.
Karena adanya kontrol loop tegangan, semua kapasitor membagi rata tegangannya,
dimana membuat rangkaian mudah dikontrol dan memungkinkan untuk aplikasi berbagi macam
power. Multilevel buck unggul karena volume yang kecil dan ringan mengingat frekuensi dapat
lebih tinggi karena strategi shifted switching, dan induktansi yang lebih kecil, memperkecil berat
dan ukuran sistem.
Sumber: http://srv.uib.es/ref/1266.pdf