Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Instalasi dan Mesin-Mesin Listrik

Modul IV – Pencarian Kesalahan Rangkaiam Instalasi Direct On Line (DOL)


Rachel Kurnia/16524058
Asisten: Fathirrohim
Tanggal praktikum: 15 April 2019
16524058@students.uii.ac.id
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak—Dalam suatu keadaan tidak selamanya rangkaian a. Bertanya langsung kepada operator atau pemasang
instalasi bekerja semestinya. Keadaan tersebut merupakan salah peralatan untuk mendapatkan informasi kapan
satu terjadi gangguan. Sehingga dibutuhkan cara untuk terjadi kerusakan.
memperbaiki keadaan tersebut. Praktikum dilakukan pengujian b. Melihat tanda-tanda kerusakan seperti :
terhadap rangkain kendali dan rangkaian utama. Sehingga dapat -Tanda hangus pada peralatan atau rangkaian
diketahui kesalahan yang terjadi pada rangkaian tersebut. Dalam -Asap yang mencurigakan setelah dicoba
mencari letak kesalahan dilakukan dengan mengukur tegangan -Panas gesek
pada kompenen-kompenen. Didapatkan gangguan terjadi pada -Lampu indicator yang tidak normal
kontak bantu K1, kontak utama K1, N-L1 dan N(utama)-L1 tidak
terhubung dikarenakan tegangan tidak mengalir pada kompenen
2. Perkiraan sementara/hipotesa
tersebut. Serta tejadi overload yang menyebabkan TOR bekerja.
Kata kumci—Instalasi dan mesin-mesin listrik : Pencarian
Apabila dari peninjauan langsung sudah terlihat tanda-
kesalahan rangkaian instalasi DOL. tanda dan belum mengetahui penyebab serta letak
kesalahan atau kerusakan maka perlu dilakukan
I. PENDAHULUAN hipotesa kira-kira kesalahan atau kerusakannya, yaitu
dengan.
Dalam suatu sistem tenaga listrik banyak terjadinya
No Jenis Jenis pengukuran yang dapat dilakukan
gangguan yang berakibat terganggunyan penyaluran tenaga penyebab
listrik. Gangguan ini meliputi gangguan sementara atau gangguan
permanen, ini dapat disebabkan oleh tidak berfungsinya atau 1. Tidak -Pengukuran tegangan, mulai dari
tidak bekerjanya komponen, hubung singkat, dan arus terlalu berfungsi atau sumber sampai tempat terjadi kesalahan
tidak bekerja atau
besar/kecil. Untuk mengetahui kesalahan dapat dilakukan -Pengukuran tegangan mulai dari
dengan menggunakan metode pelacak tegangan dan metode tempat kesalah sampai ke sumber
tahanan. Praktikum ini kita menggunakan metode palacak -Tegangan dibagian lain
tegangan sehingga dapat mengethaui kesalahan yang terjadi -Pengukuran tahanan
pada komponen yang ada. 2. Hubung -pengukuran tahanan isolasi peralatan
singkat -Pengukuran tahanan normal peralatan
II. TINJAUAN PUSTAKA -Pengukuran tahanan isolasi rangkaian
a.fase-fase
Pencarian kesalahan instalasi ataupun kerusakan peralatan b.fase-netral
dibutuhkan pengalaman dalam mengidentifikasi kesalahan dan c.fase-ground
metode yang tepat serta benar dalam mengidentifikasinya. 3. Arus terlalu -Pengukuran arus rangkaian utama
Pengetahuan dasar harus dikuasi sebelum mencari kesalahan besa/kecil -pengukuran arus rangkaian cabangan
atau kerusakan, yaitu -pengukuran arus rangkaian pengendali
-pengukuran arus beban atau konsumen
a. Mengenai alat ukur yang tepat harus digunakan serta
pemakaiannya seperti voltmeter, ohmmeter, dan -pengukuran lain bila diperlukan
-pengukuran putaran
ampremeter. Pengukuran tegangan, posisi alat ukur -pengukuran panas
voltmeter paralel dengan beban, sedangkan -pengukuran intesitas cahaya
pengukuran arus, posisi alat ukur amperemeter seri
dengan beban. 3. Apabila ada rangkaian yang tidak berfungsi atau
b. Mengenai hukum dasar kelistrikan, seperti hukum ohm, hubung singkat maka pelacakan kesalahannya dapat
hukum kirchoff arus dan tegangan. dilakukan dengan menggunakan dua metode
c. Mengenai fungsi rangkaian dan komponen yang akan a.metode pelacakan tegangan, hal yang harus
diperbaiki. diperhatikan dalam menggunakan metode ini adalah
-harus ada sumber tegangan
Dalam teknis mencari kesalahan dapat dilakukan secara singkat -Peralatan atau rangkaian harus dalam keadaan
sebagai berikut: bekerja
-Apabila instalasinya kompleks maka perlu dibagi
1. Peninjauan langsung atau secara visual
perbagian
-Menggunakan alat ukur tegangan atau voltmeter Peralatan yang digunakan pada rangkaian kendali sebagai
b.Metode tahanan, hal yang perlu diperhatikan dalam berikut : - F2
menggunakan metode ini adalah
-Tidak boleh ada sumber tegangan (rangkaian harus -F3-NC
bebas dari sumber tegangan) -Tombol stop,S2-NC 21-22
-Peralatan atau beban harus dimatikan
-Menggunakan alat ukur ohmmeter atau buzzer -Tombol start, S1-NO 13-14
-Kontak Bantu K1, NO 13-14
III. METODE PRAKTIKUM
Berikut langkah-langkah dalam melakukan praktikum ini, -Lampu Indikator jalan, H3
siapkan peralatan dan trainer pecari kesalahan. Gambar -Lampu indicator mati, H1
rangkaian utama dan pengendali untuk rangkaian dol motor 3
fasa satu arah putaran dengan menggunakan tombol tekan pada Sedangkan untuk rangkaian utama
lembar yang telah disediakan. Gambar rangkaian ditunjukkan -F1
pada Gambar 1 dan Gambar 2.
-Kontaktor, K1
-Thermal relay, F3
-motor 3 fase bintang
Selanjutnya rangkailah pada trainer yang tersedia, sebelum
diujicoba mintalah asisten memeriksa hasil rangkaiannya.
Analisa letak kesalahan atau kerusakan dengan menggunakan
metode tagangan. Tentukan letak kesalahan atau kerusakan,
laporkan kepada asisten letak kesalahan atau kerusakan agar
dapat diperbaiki, ujicoba kembali setelah diperbaiki oleh asisten.
Lakukan proses pencarian kesalahan seperti di atas sampai
benar-benar motor dapat bekerja, setelah selesai lepas semua
rangkaian dan kembalikan ke posisi semula. Buatlah laporan
sementara sesuai dengan lembar kerja.
IV. HASIL DAN ANALISIS
Didapatkan data seperti pada tabel 1 dan tabel 2. Tabel 1
merupakan data rangkaian kendali dan tabel 2 merupakan
rangkaian utama.

Gambar 1. Rangkaian kendali motor 3 fasa Tabel 1. Rangkaian Kendali


No Posisi Posisi Pengukuran Hasil Hasil
Komponen Pengukuran Analisa
1. F0 ON N(Kendali)-L1 220,3 V
F1 ON N(kendali)-L 220,3 V
F2 ON N(kendali)- 95,F3 220,5 V
N- 1 fasa
S1 OFF N(kendali)- 96,F3 220,4 V
tidak
N(kendali)- 13,S1 220,5 V
terhubung
N(kendali)- 14,S1 0,299 V
N(kendali)- 21,S2 220,5 V
N(kendali)- 22,S2 220,7 V
2. F0 ON N(kendali)- 13,S1 220,5 V
TOR 95-
F1 ON N(kendali)- 14,S1 220,5 V
96 tidak
F2 ON N(kendali)- 13,K1 220,5 V
terhubung
S1 ditekan N(kendali)- 14,K1 220,6 V
3. F0 ON N(kendali)- 220,6 V Kontak
F1 ON A1,K1 bantu K1,
F2 ON N(kendali)- 1 mV 13-14
S1 ditekan A2,K1 tidak
terhubung
Pada rangkain kendali dilakukan tiga kali pengukuran dan
3 kali melakukan Analisa kesalahan. Dari hasil pengukuran
pertama saat S1 OFF maka kontak bantu NO,13-14 bekerja
normal. Pada pengukuran ke-2 saat S1 ditekan tegangan
Gambar 2. Rangkaian Utama motor 3 fasa
mengalir ke kontak utama sehingga K1 bekerja. Pada percobaan
ketiga K1 normal. Ketika terjadi kesalahan pada N-L1 yang
menyebabkan tegangan yang terukur tidak mencapai 220 V hal
ini dikarenakan N-L1 tidak terhubung, pada kasus ke-2 terjadi
overload sehingga TOR 95-96 tidak terhubung, yang berfungsi
TOR 97-98. Pada kasus ke-3 kontak bantu K1 13-14 tidak
terhubung.

Didapatkan hasil pengukuran pada rangkaian utama


ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Rangkaian Utama


No Posisi Posisi Pengukuran Hasil Hasil
Komponene Pengukuran Analisa
Kesalahan
1. F0 ON N(Utama)-L1 220,7 V Kontak
F1 ON N(Utama)-L2 217,2 V utama tidak
F2 OFF N(Utama)-1,K1 220,7 V terhubung,
S1 OFF N(Utama)-3,K1 217,4 V K1, 1-2
N(Utama)-5,K1 215,3 V K1,3-4
N(Utama)-2,K1 19,93 V K1,5-6
N(Utama)-4,K1 19,52 V
N(Utama)-6,K1 19,70 V
2. F0 ON N(Utama)-L1 220,7 V L1,tidak
F1 ON N(Utama)-L2 217,3 V terhubung
F2 ON N(Utama)-1,K1 220,5 V
S1 ditekan N(Utama)-3,K1 217,2 V
N(Utama)-5,K1 215,4 V
N(Utama)-2,K1 220,4 V
N(Utama)-4,K1 217,3 V
N(Utama)-6,K1 215,6 V
Dilakukan sebanyak 4 kali pengukuran dimana 2
sebelum diberikan gangguan dan setelah diberi gangguan.
Sebelum diberikan ganggu pada S1 OFF maka tidak ada
tegangan yang mengalir pada kontak utama K1 1-2, 3-4, dan 5-
6. Namun setelah S1 ditekan maka kontak utama dialirkan
tegangan sehingga menyebabkan motor berputar. Setelah
diberikan gangguan didapatkan kontak utama tidak terhubung,
dan L1 tidak terhubung.
V. KESIMPULAN
Metode yang digunakan untuk mengetahui kesalahan pada
kompenen yaitu metode pelacak tegangan, sehingga saat terjadi
gangguan kita dapat mengetahui adanya kesalahan atau tidak
dengan mengukur tiap-tiap kompenen, sebaiknya diukur dari
urutan awal (sumber, MCB, dan kompenen lainnya).
Komponen yang mengalami gangguan apabila tegangan yang
terukur tidak mencapai 220 V.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Modul Praktikum Instalasi dan Mesin-Mesin Listrik
unit ke-4.

Anda mungkin juga menyukai