Anda di halaman 1dari 22

3.

1 Tujuan Praktikum
1. Menganalisis aliran daya menggunakan ETAP
2. Menganalisis aliran daya menggunakan metode Newton Raphson

3.2 Tinjuan Pustaka


Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang saling
berhubungan serta terkoordinasi untuk memenuhi sejumlah tujuan tertentu. Instalasi listrik
terdiri atas sistem penerangan, sistem pengoperasian, sistem pengkabelan, sistem pembumian
dan sistem lain yang yang dibutuhkan. Instalasi listrik dapat berupa sebuah instalasi yang
sederhana yang hanya terdiri atas satu titik dan bisa juga berupa satu instalasi listrik yang rumit
dan kompleks. (A. Budiman, 2017).

Sistem pembumian merupakan bagian dari sebuah instalasi listrik yang dirancang sedemikian
rupa untuk menghubungkan bagian konduktif terbuka (BKT) dari peralatan-peralatan listrik
yang dipakai dengan bumi sebagi referensi tegangan nol, pembuatan sistem pembumian ini
bertujuan untuk melindungi manusia dari bahaya arus kejut listrik apabila menyentuh bagian
konduktif terbuka yang bertegangan. Bagian konduktif ini bisa bertegangan apabila instalasi
listrik mengalami kegagalan isolasi sehingga kawat phasa terhubung dengan bagian konduktif
tertentu (A. Fathudin, S. M. Tua, and H. Gunawan, 2017).

Sistem pembumian memegang peranan yang sangat penting dalam instalasi listrik. Sistem
pembumian pada instalasi listrik ada dua macam yaitu pembumian sistem dan pembumian
peralatan. Pembumian sisten adalah pembumian titik netral trafo distribusi yang dihubung
bintang, sedangkan pembumian peralatan adalah pembumian bagian peralatan listrik (BKT)
yang pada keadaan normal tidak dialiri arus, tetapi bila terjagi gangguan atau kegagalan isolasi
maka bagian tersebut dialiri arus. Sistem pembumian pada instalasi listrik bertujuan untuk
membatasi tegangan antara bagian-bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan antara bagian-
bagian ini dengan tanah sampai pada suatu harga yang aman untuk semua kondisi operasi,
baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan atau kegagalan isolasi Sistem pembumian
digambarkan sebagai hubungan antara suatu peralatan atau sirkit listrik dengan bumi. Bagian-
bagian yang dihubungkan dengan bumi adalah titik netral dari transformator atau titik netral
dari generator, hal ini diperlukan dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang
menyangkut gangguan hubung tanah. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam
(menghantar listrik) dan dengan mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial
dari logam yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat
manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya (A. Budiman,
2017).
ELCB merupakan proteksi yang peka terhadap arus bocor dan dapat memutuskan rangkaian
pada penghantar fasa dan netralnya secara otomatis dengan waktu kerja tertentu. Di dalam
ELCB terdapat transformator arus dengan inti berbentuk cincin dan kumparannya terbubung
seri dengan beban yang dilindungi. (F. D. Sukardi, A. Zain, and A. Muliawan, 2019).

Aplikasi metode Newton Raphson untuk pengaturan aliran beban atau aliran daya listrik pada
sistem tenaga listrik, membutuhkan perangkat lunak. Untuk sistem tenaga listrik yang kecil,
maka studi aliran daya dahulu dibuat dengan bantuan penganalisa jaringan (network analyzers
). Alat ini dibangun sebagai model miniatur sistem tenaga dengan resistansi, reaktansi,
kapasitansi, autotransformer, transformer, beban, dan generator. Menggunakan generator yang
beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dari 50Hz, dan untuk membatasi ukuran
komponen. Fenomena tegangan flashover yang disebabkan oleh pengotoran isolator
merupakan frekuensi terbesar diantara setiap jenis permasalahan polusi dibidang kelistrikan.
Polutan yang menempel pada permukaan isolator dapat bersifat larut dalam air (soluble
contaminant) yang umumnya merupakan senyawasenyawa garam alkali dan polutan yang
tidak dapat larut (non-soluble contaminant) merupakan senyawa kimia kompleks yang banyak
dihasilkan oleh polusi industri, debu gunung berapi, asap kendaraan bermotor, dan lain -lain.
Beban diwakili oleh impedansi konstan. Meter disediakan di papan panel untuk mengukur
voltase, arus, dan daya. Solusi aliran beban diperoleh langsung dari dari hasil pengukuran
Dengan munculnya komputer digital modern yang memiliki penyimpanan memori yang besar
berkecepatan tinggi, mode studi aliran beban telah berubah dari simulasi analog ke digital.
Banyak Algoritma dikembangkan untuk solusi aliran daya menggunakan perangkat lunak.
Beberapa metode yang umum digunakan untuk studi aliran beban disamping metode Newton-
Raphson, adalah Gauss-Seidel dan Fast Decoupled. Pada tulisan ini dibahas implementasi
metode Newton-Raphson untuk telaah aliran beban menggunkan perangkat lunak Etap.(Abdul
Hafid,2019)

Studi aliran beban sangat dibutuhkan karena merupakan proses analisa dasar yang digunakan
untuk menentukan nilai berbagai parameter pada jaringan. Hasil analisa aliran beban yang
akan menggambarkan karakteristik keadaan jaringan tersebut dapat digunakan sebagai dasar
untuk proses analisa-analisa perhitungan lainya seperti analisis harmonik dan analisis
gangguan pada jaringan. Oleh karena itu diperlukan data masukan yang akurat dan proses 3
perhitungan/analisa aliran beban yang teliti untuk mendapatkan hasil yang valid, sehingga
tidak menimbulkan kesalahan pada perhitungan/analisa berikutnya.Persoalannya adalah
proses analisa aliran beban ini cukup kompleks dan tidak mudah. Secara matematis
perhitungan aliran beban dapat dilakukan dengan mencari solusi atas seperangkat persamaan
linier simultan banyak perubahan (multivariable simultaneous linear equations). (Muksin
Aksin Jaelani, 2008:28).

3.3 Waktu dan Lokasi Praktikum


Praktikum Analisis Sistem Tenaga Listrik dengan modul Analisis Metode Aliran Daya
Menggunakan ETAP dengan Metode Newton Raphson bertempat di Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman di Laboratorium Elektro Lanjut lantai dua ruangan tool roam pada
pukul 09.10 WITA sampai dengan 12.30 WITA hari senin tanggal 3 April 2023.

3.4 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum analisis sistem tenaga listrik dengan
modul Analisis Metode Aliran Daya Menggunakan ETAP dengan Metode Newton Raphson
adalah sebagai berikut:
1. Personal Computer (PC)
2. Software ETAP
3. Modul Praktikum

3.5 Identifikasi Variabel Praktikum

Tabel 3. 1 Identifikasi Praktikum

NO Nama Variabel

1 Busbar

2 Generator

3 Beban/Load

3.6 Definisi Operasional Variabel


Adapun definisi operasional variabel yang sesuai dari tabel identifikasi praktikum pada
praktikum analisis sistem tenaga listrik dengan modul Analisis Metode Aliran Daya
Menggunakan ETAP dengan Metode Newton Raphson adalah sebagai berikut
1. Busbar
Busbar merupakan konduktor yang terbuat dari plat tembaga atau alumunium. Umumnya
benda ini memiliki bentuk persegi panjang atau tabung dengan tingkat ketebalan berbeda-
beda. Busbar sendiri berguna sebagai penghantar energi listrik sekaligus mengatur siste m
masukkan dan keluaran dari panel listrik.

2. Generator
adalah sebuah mesin yang dapat mengubah energi gerak (mekanik) menjadi energi listrik
(elektrik),generator adalah komponen utama yang mampu membangkitkan tenaga listrik.
Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hokum lens, yaitu arus listrik yang diberikan pada
stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor
sehingga menimbulkan EMF pada kumparan rotor.
3. Beban / Load
Beban listrik adalah komponen listrik (perangkat atau mesin) yang merupakan bagian dari
rangkaian listrik yang mengkonsumsi energi listrik (daya) dan mengubahnya menjadi bentuk
energi lain. Biasanya beban listrik terhubung ke terminal keluaran dari sumber tegangan,
karena merupakan perangkat yang daya sedang dikirim.

3.7 Data Rancangan Pengamatan

Berikut adalah data rancangan pada praktikum Analisis Sistem Tenaga Listrik dengan
modul Analisis Metode Aliran Daya Menggunakan ETAP Dengan Metode Newton
Raphson
3.7.1 Data Rancangan Simulasi Aliran Daya 4 Bus IEEE
Tabel 3.2 Perancangan Busbar

Tegangan Beban
Busbar
Magnitude Sudut Fasa MW Mvar
1 12.470 kV 0.0 0.0 0.0

2 12.470 kV 0.0 0.0 0.0


3 4.160 kV 0.0 0.0 0.0
4 4.160 kV 0.0 5.400 MW 2.615 MW

Tabel 3.3 Perancangan Branch Connection

Branch Connection
Saluran
R X Z Y
1-2 7.46 15.27 16.99 0.0004074
2-3 16.66 99.99 101.37 0.0
3-4 83.74 171.53 190.88 0.0000567

Tabel 3.4 Perancangan Kabel

Kabel/Saluran
Saluran
Size Panjang R X Y

Line 1 336 mm2 2000.0 ft 0.057968 0.118739 0.0000013


Line 2 336 mm2 2000.0 ft 0.057968 0.118739 0.0000013

3.7.2 Data Rancangan Simulasi Aliran Daya 9 Bus IEEE

Tabel 3.5 Perancangan Busbar

Tegangan Sudut Fasa Beban Pembangkitan


NoBus
Magnitude MW MVAR MW MVAR

1 16.500kV 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

2 18.000kV 9.3 0.0 0.0 163.000 0.0

3 13.800kV 4.7 0.0 0.0 85.000 0.0

4 230.000kV -2.2 0.0 0.0 0.0 0.0

5 230.000kV -4.0 125.842 50.327 0.0 0.0


6
230.000kV -3.7 87.705 29.235 0.0 0.0

7 230.000kV 3.7 0.0 0.0 0.0 0.0

8 230.000kV 0.7 96.879 33.894 0.0 0.0

9 230.000kV 2.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Tabel 3.6 Perancangan Branch Connection

Branch Connection
Saluran
R X Z Y
4-1 0.01 5.76 5.76 0.0
2-7 0.01 6.25 6.25 0.0
3-9 0.01 5.86 5.86 0.0
5-4 1.00 8.50 8.56 17.5998300
6-4 1.70 9.20 9.36 15.8012300
7-5 3.20 16.10 16.41 30.6026500
9-6 3.90 17.00 17.44 35.7974300
9-8 1.19 10.08 10.15 20.9007900
8-7 0.85 7.20 7.25 14.9019300

Tabel 3.7 Perancangan Kabel

Kabel/Saluran
Saluran
Size Panjang R X Y

Line 1 0.0 1000.0 ft 5.290000 44.965400 0.0003327


Line 2 0.0 1000.0 ft 8.993000 48.668000 0.0002987
Line 3 0.0 1000.0 ft 16.928000 85.169000 0.0005785
Line 4 0.0 1000.0 ft 20.631000 89.930000 0.0006767
Line 5 0.0 1000.0 ft 6.295100 53.323200 0.0003951
Line 6 0.0 1000.0 ft 4.496500 38.088000 0.0002817

Tabel 3.8 Perancangan Transformator

Rating
Transformator Tegangan Tegangan
MVA %Z1 X1/R1
Primer Sekunder
T1 100.000 230.000 kV 16.500 kV 5.76 1000.00
T2 100.000 18.000 kV 230.000 kV 6.25 1000.00
T3 100.000 13.800 kV 230.000 kV 5.86 1000.00

3.8 Gambar Rancangan

Berikut adalah gambar rancangan yang terdapat pada praktikum Analisis Sistem Tenaga
Listrik dengan modul Analisis Metode Aliran Daya Menggunakan ETAP Dengan Metode
Newton Raphson
Gambar 3.1 Single Line Diagram

Gambar 3.2 Single Line Diagram 9 Bus

3.9 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur praktikum Daya Menggunakan ETAP dengan Metode Newton Raphson
sebagai berikut :
3.9.1 Percobaan 1
Percobaan ini menggunakan hasil single line diagram yang telah dibuat pada percobaan
pertama. Percobaan ini akan melakukan running load flow menggunakan metode Newton
Raphson. Langkah-langkah percobaan sebagai berikut.
1. Isikan parameter studi aliran daya sesuai dengan kebutuhan dimana simulasi akan
dilakukan.
2. Klik ikon aliran daya untuk masuk ke jendela analisis aliran daya
3. Klik edit study case untuk dapat mengatur metode analisis aliran daya yang digunakan
(lihat gambar dibawah).
Gambar 3.1 Ikon Edit Study Case
4. Untuk menampilkan nilai parameter hasil aliran daya, klik Display Option
5. Klik Alert View untuk melihat kondisi hasil yang kurang bagus, baik itu presentase
tegangan maupun peralatan yang spesifikasinya kurang baik.
6. Klik Report Manager, lalu akan muncul window load flow report pilih Summary dan
klik OK.
7. Analisis nilai tegangan, arus, daya antar bus, sudut, losses, dan lain lain.
3.9.2 Percobaan II
Percobaan ini menggunakan 5 BUS menurut standar IEEE. Percobaan ini akan
melakukan running load flow menggunakan metode Newthon Raphson. Langkah -langkah
percobaan sebagai berikut.
1. Isikan parameter studi aliran daya sesuai dengan kebutuhan dimana simulasi akan
dilakukan.
2. Klik ikon aliran daya untuk masuk ke jendela analisis aliran daya
3. Klik edit study case untuk dapat mengatur metode analisis aliran daya yang digunakan
4. Untuk menampilkan nilai parameter hasil aliran daya, klik Display Option
5. Klik Alert View untuk melihat kondisi hasil yang kurang bagus, baik itu presentase
tegangan maupun peralatan yang spesifikasinya kurang baik.
6. Klik Report Manager, lalu akan muncul window load flow report pilih Su mmary dan
klik OK.
7. Analisis nilai tegangan, arus, daya antar bus, sudut, losses, dan lain lain

3.10 Data Hasil Pengamatan


A. Pengamatn Hasil Simulasi Aliran Daya 4 Bus IEE

Tabel Identifikasi Busbar


Busbar Jenis busbar Parameter yang diketahui Parameter yang dihitung
1 Slack V dan ∅ P dan Q
2 Generator P dan V Q dan Q
3 Load Bus P dan Q V dan ∅
4 Load Bus P dan Q V dan ∅

Tabel Perancangan Busbar


Tegangan Beban
Busbar
Magnitude Sudut Fasa MW Mvar
1 12.470 0.0 0.000 0.000
2 12.470 0.0 0.000 0.000

3 4.160 0.0 0.000 0.000


4 4.160 0.0 5.400 2.615

Tabel 3.9 Perancangan Branch Connection


Branch Connection
Saluran R X Z Y
1-1 746 15.27 16.99 0.0004074

2-3 16.66 99.99 101.37 0.000


3-4 83.74 171.53 190.88 0.0000567

Tabel 3.10 Perancangan Kabel


Kabel/Saluran
Saluran Size Panjang R X Y
Line1 336 2000 0.57968 0.118739 0.0000013
Line2 336 2000 0.057968 0.118739 0.0000013

Tabel 3.11 Aliran Beban Busbar


No Tegangan Sudut Beban Pembangkitan
%Mag
Bus Magnitude Fasa MW MVAR MW MVAR
12.470 100.000 0.0 0.000 0.000 5.967 4.124
1
12.470 98.927 -0.3 0.000 0.000 0.000 0.000
2

4.160 93.992 -.3.6 0.000 0.000 0.000 0.000


3

4.160 82.712 -8.8 5.400 2.615 0.000 0.000


4

Tabel 3.12 Aliran Daya Saluran


Aliran Daya
Saluran
MW MVAR Amp %PF
1-2 5967 4.124 335.8 82.3

2-1 -5.928 -4.044 335.8 82.6

2-3 5.928 4.004 335.8 82.6

3-4 5.840 3.518 1006.7 85.7


3-2 -5.840 -3.518 1006.7 85.7
4-3 -5.400 -2.615 1006.7 90.0

Tabel 3.13 Aliran Daya Busbar

Aliran Daya
Bus MW MVAR
1 5.967 4.124
2 0 0

3 0 0
4 -5.400 -2.625

Tabel 3.14 Rugi-Rugi Daya Saluran

Rugi-Rugi Daya
Saluran MW MVAR
1-2 0.0392 0.0799.
2-1 -0.0392 -0.0799

2-3 0.0877 0.5261

3-4 0.4406 0.9025

3-2 -0.0877 -0.5261

4-3 -0.4406 -0.9025

Tabel 3.15 Rugi-Rugi Daya Busbar


Rugi-Rugi Daya
No Bus
MW MVAR
1 0.0392 0.0799

2 0.0485 -0.4426
3 0.3529 -0.3762

4 -0.4406 -0.9025

B. Pengamatan Hasil Simulasi Aliran Daya 9 Bus IEEE

Tabel 3.16 Identifikasi Busbar


Busbar Jenis busbar Parameter yang diketahui Parameter yang dihitung
1 Slack Bus V dan 𝜃 P dan Q
2 Generator Bus P dan V Q dan 𝜃
3 Generator Bus P dan V Q dan 𝜃
4 Load Bus P dan Q V dan 𝜃
5 Load Bus P dan Q V dan 𝜃
6 Load Bus P dan Q V dan 𝜃
7 Load Bus P dan Q V dan 𝜃
8 Load Bus P dan Q V dan 𝜃
9 Load Bus P dan Q V dan 𝜃

Tabel 3.17 Perancangan Busbar


Tegangan B Pembangkitan
Bus e
b
a
n
Sudut
Magnitude M M MW Mvar
Fasa W v
ar
1 16.500 0.0 0.000 0.000 0.000 0.000
2 18.000 9.3 0.000 0.000 163.000 0.000

3 13.800 4.7 0.000 0.000 85.000 0.000

4 230.000 -2.2 0.000 0.000 0.000 0.000

5 230.000 -4.0 125.842 50.327 0.000 0.000


6 230.000 -3.7 87.705 29.235 0.000 0.000
7 230.000 3.7 0.000 0.000 0.000 0.000
8 230.000 0.7 96.879 33.894 0.000 0.000

9 230.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

Tabel 3.18 Perancanggan Branch Connection

Branch Connection
Saluran
R X Z Y
4-1 0.01 5.76 5.76 0.000
2-7 0.01 6.25 6.25 0.000

3-9 0.01 5.86 5.86 0.000


5-4 1.00 8.50 8.56 17.5998300
6-4 1.70 9.20 9.36 158012300

7-5 3.20 16.10 16.41 30.6026500


9-6 3.90 17.00 17.44 35.7974300

9-8 1.19 10.08 10.15 20.9007900


8-7 0.85 7.20 7.25 14.9019300

Tabel 3.19 Perancangan Kabel

Kabel/Saluran
Saluran
Size Panjang R X Y
Line1 1000 5.290000 44.965400 0.0003327
Line2 1000 8.993000 48.668000 0.0002987
Line3 1000 16.928000 85.169000 0.0005785

Line4 1000 20.631000 89.930000 0.0006767


Line5 1000 6.295100 53.323200 0.0003951

Line6 1000 4.496500 38.08809 0.0002817

Tabel 3.20 Perancangan Kabel


Rating
Transformator Tegangan Tegangan %Z1 X1/R1
MVA
Primer Sekunder
T1 100.000 230.000 16.500 5.76 1000.00

T2 100.000 18.000 230.000 6.25 1000.00

T3 100.000 13.800 230.000 5.86 1000.00

Tabel 3.21 Aliran Beban Busbar

No Tegangan Sudut Beban Pembangkitan


%Mag
Bus Magnitude Fasa MW MVAR MW MVAR
16.500 104.000 0.0 0.000 0.000 71.337 26.963
1

18.000 102.500 9.3 0.000 0.000 163.000 6.562


2

13.800 102.500 4.7 0.000 0.000 85.000 -10.885


3

230.000 102.579 -2.2 0.000 0.000 0.000 0.000


4

Tabel 3.22 Aliran Daya Saluran

Aliran Daya
Saluran
MW MVAR Amp %PF
1-4 71337 26.963 2565.9 93.5
2-7 163.000 6.562 5104.8 99.9
3-9 85.000 -10.885 3497.7 -99.2
4-5 40.716 22.829 114.2 87.2
4-6 30.618 1.037 75.0 99.9
4-1 -71.334 -23.866 184.1 94.8
5-4 -40.460 -38.642 141.1 72.3
5-7 -84.301 -11.253 214.4 99.1
6-4 -30.453 -16.556 85.9 87.9
6-9 -59.487 -13.424 151.2 97.5
7-5 86.600 -8.450 212.9 -99.5
7-8 76.384 -0.819 186.9 100.0
7-2 -162.984 9.269 399.5 -99.8
8-9 -24.066 -24.295 84.5 70.9
8-7 -75.909 -10.683 189.4 99.0
9-6 60.842 -18,099 154.4 -95.8
9-8 24.154 3.117 59.2 99.2
9-3 -84.996 14.981 209.9 -98.5

Tabel 3.23 Aliran Daya Busbar

Aliran Daya
Bus
MW MVAR
1 71.337 26.963

2 163.000 6.562

3 85.000 -10.885
4 -0.54 0.000
5 -124.761 -49.895
6 -89.94 -29.98
7 0.000 0.000
8 99.975 -78.782
9 0.000 -0.01

Tabel 3.24 Rugi-Rugi Daya Saluran

Rugi-Rugi Daya
Saluran
MW MVAR
1-4 3.1 3097.3
2-7 15.8 15831.1
3-9 4.1 4095.9
4-5 225.7 -158.3
4-6 165.6 -15119.2
4-1 -3.1 -3097.3
5-4 255.7 158.131
5-7 2298.8 -19703.0
6-4 -165.6 15519.2
6-9 1355.0 -31522.5
7-5 -2298.8 1.970.0
7-8 475.7 -11501.8
7-2 -15.8 -15831.1
8-9 87.8 -21177.2
8-7 -475.7 11501.8
9-6 -1255.0 31522.5
9-8 87.8 21177.2
9-3 -4.1 -40990.9

Tabel 3.25 Rugi-Rugi Daya Busbar

Rugi-Rugi Daya
No Bus
MW MVAR
1 3.1 3097.3
2 15.8 15831.1
3 4.1 4059.9
4 388.2 -20.199.6
5 -258.2 -3889.9
6 1189.4 -16003.3
7 -1.838.9 -7629.9
8 -387.9 -9675.9
9 -1446.9 11708.8

3.11 Analisis Data

Berikut adalah analisis data pada praktikum Analisis Sistem Tenaga Listrik dengan modul
Analisis Metode Aliran Daya Menggunakan ETAP Dengan Metode Newton Raphson
Perhitungan elemen admitansi bus
1
𝑌 = …………………………………………………………………………………(4.1)
Z

Perhitungan Persamaan Daya Aktif (P)


𝑃1 = |𝑉1 |. |𝑉2 |. |𝑌12 |. cos(𝜃12 − 𝛿1 + 𝛿2 ) + |𝑉1 |. |𝑉1 |. |𝑌11 |. 𝑐𝑜𝑠 𝜃11 ..................................... (4.2)

Perhitungan Persamaan Daya Reaktif (Q)


𝑄1 = |𝑉1|. |𝑉2|. |𝑌12|. sin (𝜃12 − 𝛿1 + 𝛿2) + |𝑉1|. |𝑉1|. |𝑌11|. 𝑠i𝑛 𝜃11 ................................ (4.3)

Perhitungan
6𝑃1 Elemen Matrik Jacobi
= |𝑉 |. |𝑉 |. |𝑌 |. cos(𝜃
− 𝛿 + 𝛿 )…………………………………………..(4.4)
6ð 1 1 2 12 12 1 2
3.11.1 Percobaan I
1. Identifikasi aliran daya pada bus 1
A. Perhitungan elemen admitansi Bus 1
1
𝑌=
𝑍
1
𝑌=
𝑌12 + 𝑌11
1
𝑌=
(7,46 + 15,27j) + (7,46 + 15,27j)

𝑌 = 0,00305 − 0,001261j
1
𝑌12 =
𝑍12
1
𝑌12 =
7,46 + 15,27j
𝑌12 = 0,01860 − 0,05968 j

1
𝑌11 =
𝑍11
1
𝑌11 =
7,46 + 15,27j
𝑌11 = 0,01860 − 0,05968 j

B. Perhitungan Persamaan Daya Aktif (P) pada Bus 1 :


𝑃1 = |𝑉1|. |𝑉2|. |𝑌12|. cos(𝜃12 − 𝛿1 + 𝛿2) + |𝑉1|. |𝑉1|. |𝑌11|. 𝑐𝑜𝑠 𝜃11
𝑃1 = |12,470 |. |12,470 |. |0,06251 |. cos(−72,4°) + |12,470 2|. |0,06251 |. 𝑐𝑜𝑠 (−72,4)
𝑃1 = 5,8782 MW

C. Perhitungan Persamaan Daya Reaktif (Q) pada Bus 1 :


𝑄1 = |𝑉1|. |𝑉2|. |𝑌12|. sin (𝜃12 − 𝛿1 + 𝛿2) + |𝑉1|. |𝑉1|. |𝑌11|. 𝑠i𝑛 𝜃11
𝑄1 = |12.470 |. |12,470 |. |0,06251 |. sin (−72,4°) + |12,270 2|. |0,06251 |. 𝑠i𝑛 (−72,4 °
𝑄1 = −18,5307 Mvar

D. Perhitungan Matrik Jacobi Bus 1


∂𝑃1
= |12,470 |. |12,470 |. |0,06251 |. cos(−72,4°)
∂𝛿1
= 2,9391
∂𝑃1
= |12,470 |. |12,470 |. |0,06251 |. cos(−72,4°)
∂|𝑉1|
+ 2 |12,470 |. |0,06251 |. cos −72,4 °
= 3,3636
∂𝑄1
= |12,470 |. |12,470 |. |0,06251 |. sin (−72,4°)
∂𝛿1
= −9,2653
∂𝑄1
= |12,470 |. |12,470 |. |0,06251 |. sin (−72,4 )
∂|𝑉1|
+ 2 |12,470 |. |0,06251 | sin −72,4°
= −10,7513

2. Kondisi Bus yang mengalami under voltage terdapat pada Bus 2 dan Bus 3

3. Apabila ada bus yang mengalami kondisi under voltage dapat dihindari dengan cara
mengurangi nilai daya pada beban atau mengurangi atau menambahkan panjang kabel
serta memperbesar diameter kabel

4. Rugi rugi daya terjadi karena beberapa factor yaitu factor korona, kebocoran isolator,
jarak dan lain lain. Rugi daya dapat diketahu apabila tegangan pada sisi pengirim atau
pembangkit dan sisi penerima atau beban terjadi perbedaan. Untuk mengurangi terjadinya
rugi rugi daya pada saluran bisa dilakukan dengan pemasangan kapasitor.

3.11.2 Percobaan II
1. Identifikasi aliran daya pada bus 4
A. Perhitungan elemen admitansi Bus 4
1
𝑌=
𝑍
1
𝑌=
𝑌14 + 𝑌45 + 𝑌46 + 𝑌44
1
𝑌=
(0,01 + 5,76j) + (1,00 + 8,50j) + (1,70 + 9,20j) + (0,01 + 5,76j)
𝑌 = 0,00315 − 0,03392j

1
𝑌14 =
0,01 + 5,76j
𝑌14 = 0,00030 − 0,17361j
1
𝑌45 =
1,00 + 8,50j
𝑌45 = 0,01365 − 0,11604j 1
𝑌46 =
1,70 + 9,20j
𝑌46 = 0,01942 − 0,10510j

𝑌44 = 𝑌14 + 𝑌34

𝑌44 = 0,00030 − 0,17361j + 0


𝑌44 = 0,00030 − 0,17361j

B. Perhitungan Persamaan Daya Aktif (P) pada Bus 4:


P4 = |V4| . |V1| . |Y14| . cos (θ41 – δ1 + δ4) + |V4| . |V4| . |Y44| . cos θ44 + |V4| . |V5| . |Y45| .
cos (θ45 – δ4 + δ5) + |V4| . |V4| . |Y46| . cos (θ46 – δ4 + δ6)
P4 = |230| . |16,500| . |0,11684| . cos (-81,09) + |230 2| . |0,11684| . cos (-81,09) + |230 2| .
|0,11684| . cos (-89,49) + |230 2| . |0,10687| . cos (-84,93)
P4 = 1580,6 MW

C. Perhitungan Persamaan Daya Reaktif (Q) pada Bus 4:


Q4 = |V4| . |V1| . |Y14| . sin (θ41 – δ1 + δ4) + |V4| . |V4| . |Y44| . sin θ44 + |V4| . |V5| . |Y45| .
sin (θ45 – δ4 + δ5) + |V4| . |V4| . |Y46| . sin (θ46 – δ4 + δ6)
Q4 = |230| . |16,500| . |0,11684| . sin (-81,09) + |230 2| . |0,11684| . sin (-81,09) + |230 2| .
|0,11684| . sin (-89,49) + |230 2| . |0,10687| . sin (-84,93)
Q4 = -18356,2 Mvar

D. Perhitungan Matrik Jacobi Bus 4:


6𝑃4
= |V4| . |V1| . |Y14| . cos (θ41 – δ1 + δ4) + |V4| . |V5| . |Y45| . cos (θ45 – δ4 + δ5) + |V4| .
6ð 4

|V4| . |Y46| . cos (θ46 – δ4 + δ6)


= |230| . |16,500| . |0,11684| . cos (-81,09) + |230 2| . |0,11684| . cos (-89,49) +
|230 2|
. |0,10687| . cos (-84,93)
= 623,3
6𝑃1
= V4| . |V1| . |Y14| . cos (θ41 – δ1 + δ4) + |V4| . |V4| . |Y44| . cos θ44 + |V4| . |V5| .
|Y45| .
6 |𝑉1 |

cos (θ45 – δ4 + δ5) + |V4| . |V4| . |Y46| . cos (θ46 – δ4 + δ6)


= |230| . |16,500| . |0,11684| . cos (-81,09) + |230 2| . |0,11684| . cos (-81,09) +
|230 2|
. |0,11684| . cos (-89,49) + |230 2| . |0,10687| . cos (-84,93)
= 1580,6
= |V4| . |V1| . |Y14| . sin (θ41 – δ1 + δ4) + |V4| . |V5| . |Y45| . sin (θ45 – δ4 +
6Q1/ 6ð 1
δ5) + |V4| .

|V4| . |Y46| . sin (θ46 – δ4 + δ6)


= |230| . |16,500| . |0,11684| . |0,11684| . sin (-81,09) + |230 2| . |0,11684| . sin (-
89,49) + |230 2| . |0,10687| . sin (-84,93)
= -12249,9
6Q1
= |V4| . |V1| . |Y14| . sin (θ41 – δ1 + δ4) + |V4| . |V4| . |Y44| . sin θ44 + |V4| . |V5| .
|Y45| .
6 |𝑉1 |

sin (θ45 – δ4 + δ5) + |V4| . |V4| . |Y46| . sin (θ46 – δ4 + δ6)


= |230| . |16,500| . |0,11684| . sin (-81,09) + |230 2| . |0,11684| . sin (-81,09) +
|230 2| .
|0,11684| . sin (-89,49) + |230 2| . |0,10687| . sin (-84,93)
= -18356,2

2. Kondisi Bus yang mengalami under voltage terdapat pada Bus 5 , Bus 8, dan Bus 9

3. Apabila ada bus yang mengalami kondisi under voltage dapat dihindari dengan
cara mengurangi nilai daya pada beban atau mengurangi atau menambahkan panjang
kabel serta memperbesar diameter kabel
4. Rugi rugi daya terjadi karena beberapa factor yaitu factor korona, kebocoran
isolator, jarak dan lain lain. Rugi daya dapat diketahu apabila tegangan pada sisi
pengirim atau pembangkit dan sisi penerima atau beban terjadi perbedaan. Untuk
mengurangi terjadinya rugi rugi daya pada saluran bisa dilakukan dengan
pemasangan kapasitor.
3.12 Pembahasan
Pada praktikum Analisis Sistem Tenaga Listrik dengan modul Analisis Aliran Daya
Menggunakan ETAP Dengan Metode Newton Raphson Praktikan mempelajari simulasi
aliran daya menggunakan dan menganalisis aliran daya menggunakan metode Newton
RaphosonAliran daya pada suatu sistem tenaga listrik secara garis besar adalah suatu
peristiwa daya yang mengalir berupa daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) dari suatu sistem
pembangkit (sisi pengirim) melalui suatu saluran atau jaringan transmisi hingga sampai
ke sisi beban (sisi penerima). Pada kondisi ideal, maka daya yang diberikan oleh sisi
pengirim akan sama dengan daya yang diterima beban. Namun pada kondisi real, daya
yang dikirim sisi pengirim tidak akan sama dengan yang diterima beban. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa hal 1. Impendensi di saluran transmisi. 2. Tipe beban yang
tersambung jalur . , praktikan melakukan dua kali analisis yaitu pada single line 4 Bus
dan single line 9 Bus. Pada tabel identifikasi busbar untuk percobaan I terdapat 4 jenis
busbar pada percobaan satu yaitu slack, generator dan load. Busbar slack adalah busbar
yang parameter yang diketahui adalah tegagan dan daya reaktif, sedangkan yang dihitung
adalah daya aktif dan tegangan, sedangkan bus 2 adalag bus generator yang diketahui
daya aktif dan tegangan dan yang dihitung adalah daya reaktif dan sudut fasa. Sedangkan
busbar load yang diketahui day aaktfi dan daya reaktif dan yang dihitung ada lah tegangan
dan sudut fasa. Pada aliran beban busbar didapatkan antara lain adalah Bus 1 12,470 , Bus
2 21,470, Bus 3 4,160, Bus 4 4,160. Kemudian didapatkan juga aliran daya busbar antara
lain Bus 1 5,967 MW dan 4,124 MVAR, Bus 2 dan Bus 3 dengan nilai 0 , d an Bus 4-
5,400 MW dan -2,615 MVAR. Sehingga mendapatkan rugi rugi daya pada busbar Bus 1
0.00392 Bus 1 0,0392 MW dan 0,0799 MVAR, Bus 2 0,0485 MW dan 0,4462 MVAR,
Bus 3 0,3529 MW dan 0,3762 MVAR, dan Bus 4 -0,4406 MW dan -0,9025 MVAR.
Setelah itu pada single line diagram menggunakan 9 Bus yang telah disiapkan oleh asisten
laboratorium praktikan mendapatkan beberapa parameter data, dimana tegangan yang
didapatkan pada aliran beban busbar antara lain adalah Bus 1 16,500 , Bus 2 18,000 , Bus
3 13,800 , dan dari Bus 4 sampai Bus 9 didapatkan nilai tegangan yang sama yaitu
230,000. Kemudian didapatkan juga aliran daya busbar antara lain Bus 1 71,337 MW dan
26,963 MVAR , Bus 2 163,000 MW dan 6,562 MVAR, Bus 3 85,000 MW dan -10,885
MVAR, Bus 4 -0,54 MW dan 0 MVAR, Bus 5 -124,761 MW dan -49,895 MVAR, Bus
6 -83,94 MW dan -21,98 MVAR, Bus 7 0 MW dan 0 MVAR, Bus 8 99,975 MW dan -
28,782 MVAR, Bus 9 0 MW dan -0,01 MVAR, kemudian didapatkan juga nilai rugi rugi
daya busbar antara lain adalah Bus 1 3,1 MW dan 3097,3 MVAR, Bus 2 15,8 MW dan
1583,1 MVAR, Bus 3 4,1 MW dan 4059,9 MVAR, Bus 4 388,2 MW dan -20199,1
MVAR , Bus 5 -258,2 MW dan -3889,9 MVAR, Bus 6 1184,4 MW dan -16003,3 MVAR,
Bus 7 -1838,9 MW dan -7629,9 MVAR, Bus 8 -387, 9 MW dan -9675,9 MVAR, Bus 9
-1446,9 MW dan 11708,8 MVAR, sehingga didapatkan perhitungan elemen admitansi
bus pada bus 4 seperti 14 , 45, 46, dan 44 antara lain adalah 0,00030 – 0,17361j , 0,01365
– 0,11604j , 0,01942 − 0,10510j , dan 0,00030 − 0,17361j, selain itu didapatkan juga
perhitungan persamaan daya aktif dan daya reaktif pada Bus 4 adalah sebesar 1580,6 MW
dan -18356,2 MVAR.

3.13 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum Analisis Sistem Tenaga Listrik dengan
modul Analisis Aliran Daya Menggunakan Matlab Dengan Metode Newton Raphson

1. Aliran daya pada suatu sistem tenaga listrik secara garis besar adalah suatu peristiwa
daya yang mengalir berupa daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) dari suatu sistem
pembangkit (sisi pengirim) melalui suatu saluran atau jaringan transmisi hinggasampai
ke sisi beban (sisi penerima). Pada kondisi ideal, maka daya yang diberikan oleh sisi
pengirim akan sama dengan daya yang diterima beban. Tujuan menganalisis aliran daya
adalah untuk mengecek keadaan penyaluran pada sistem tenaga listrik dalam keadaan
baik atau tidak. mengetahui aliran tenaga, arus, tegangan, daya nyata (real power) dan
daya reaktif (reactive power) dalam suatu sistem dalam kondisi beban apa pun. Studi
aliran daya diperlukan selama fase desain proyek baru atau ketika mengevaluasi
perubahan dan ekspansi sistem kelistrikan yang ada.

2. Analisis aliran daya merupakan salah satu studi tersulit pada kelompok studi sistem
tenaga. Studi ini mengevaluasi kemampuan sistem untuk memasok beban dengan
memadai sambil tetap berada dalam rentang tegangan dan arus yang tepat. Laporan studi
aliran daya akan menentukan tegangan dan faktor daya di semua bus, serta arus atau aliran
daya di semua feeder.

3. Proses analisa parameter jaringan tersebut dintentukan studi aliran beban. Studi aliran
daya adalah penentuan atau perhitungan arus, daya, kompleks, daya aktif dan daya reaktif
yang terdapat pada berbagai titik dalam suatu jaringan listrik pada keadaan pengoperasian
normal, baik yang sedang berjalan maupun yang diharapkan akan terjadi di masa yang
akan datang

4. Metode newthon raphson merupakan metode pencarian akar yangmenggunakan satu


titik awal dan mendekatinya dengan memperhatikan kemiringan kurva pada titik tersebut.
diperoleh dalam penelitian aliran daya meliputi, nilai tegangan pada setiap bus, daya yang
dikeluarkan, sudut fasa, dan jumlah iterasi dan maximum convergency error.

3.14 Diskusi
Untuk saran diberi lebih untuk waktu pengkerjaannya agar lebih dapat memahami apa
yang praktikan kerjakan

3.15 Daftar Pustaka/Rujukan


Sunardiyo,S. (2009). STUDI ANALISIS ALIRAN BEBAN (LOAD FLOW) SISTEM
TENAGA LISTRIK IMPLEMENTASI PADA JARINGAN KELISTRIKAN DI
UNNES
Primadiyono, Y. & Nigara, A. (2015) Analisis Aliran Daya Sistem Tenaga ListrikBagian
Texturizing di PT Asia Pasific Fibers Tbk Kendal menggunakan Software ETAP
PowernStation 4.0
J. Effendi, “Analisa Aliran Beban pada Sistem Tenaga Listrik di Pusat Penampung
Produksi Menggung Pertamina Asset IV Field Cepu Menggunakan Software Etap
12.6,” Diploma Thesis, Teknik Elektro Universit
Hafid, A. (2019). Implementasi Metode NEWTON-RAPHSON Untuk Analisis Aliran
Daya Pada Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Sofware
MATLAB. LOGITECH, 2(1), 7-11

Anda mungkin juga menyukai