Dosen Pembimbing :
Ir. M. Zulfin, MT
NIP. 19640125199103100
SEMINAR HASIL
FAKULTAS TEKNIK Veto Krisnaldi Barus
DEPARTEMEN TEKNIK NIM. 170402147
ELEKTRO
Topik Pembahasan
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
3. METODOLOGI
1 Latar Belakang
2 Rumusan Masalah
3 Tujuan Penelitian
4 Manfaat Penelitian
1. Pendahuluan (Lanjutan)
5 Batasan Masalah
6 Metodologi Penelitian
7 Sistematika Penulisan
1 Latar Belakang
Switching adalah metode membangun koneksi dan mengirimkan informasi antara node pada sebuah jaringan.
Switching yang baik adalah switching yang dapat mentransfer informasi dari inlet ke outlet-nya tanpa blocking.
Switching satu tingkat (single stage) bersifat non blocking. Namun dengan meningkatnya jumlah user, switching
satu tingkat menjadi mahal. Hal ini disebabkan banyaknya jumlah crosspoint yang dibutukan untuk
membangunnya. Alternatif lain yang dilakukan oleh para ahli adalah dengan menawarkan switching banyak
tingkat (multistage switching). Topologi jaringan switching multistage yang terkenal antara lain: Clos, Benes,
cube, banyan, shuffle, delta, omega dan yang lainnya. Umumnya topologi switching multistage bersifat blocking,
yaitu sejumlah permutasi (koneksi input-output) yang diimplementasikan kepadanya diblok di dalam tingkat-
tingkat yang dimilikinya. Sehingga diperlukan pengetahuan tentang probabilitas blocking dari topologi switching
yang akan digunakan. Pembahasan tentang permutasi ini telah dilakukan melalui sejumlah penelitian di
antaranya oleh Nabanita Das dalam [1] yang telah melakukan penelitian tentang permutasi jika
diimplementasikan pada m-stage shuffle exchange sekaligus menghitung delay transfer. Selanjutnya Pham
dalam [2] telah melakukan penelitian terhadap permutasi pada jaringan switching Clos dengan struktur C(4,4,4)
di antara input dan output nya sekaligus mengimplementasikannya ke dalam chip. Selain itu Tripti Jain dalam [3]
telah melakukan penelitian terhadap sifat-sifat jaringan permutasi dengan menggunakan Binary Decision
Diagrams (BDD) dan banyak lagi yang lain.
2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang
2. Bagaimana cara memperoleh probabilitas blocking dan running time dari sejumlah
algorithm.
3. Mengurangi rugi-rugi daya aktif dan daya reaktif sistem tenaga listrik SUMBAGUT
150 kV.
4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan efisiensi dan kualitas sistem tenaga listrik SUMBAGUT 150 kv.
2. Memberikan masukan dan saran untuk optimasi penempatan dan kapasitas STATCOM
paling optimal berdasarkan metode optimasi ABC algorithm dalam memperbaiki profil
tegangan agar tetap berada pada batasan tegangan di setiap bus sesuai S-PLN 1995.
3. Dapat dijadikan sebagai salah satu solusi permasalahan bagi PT.PLN (Persero) dalam
adalah :
1. Analisis aliran daya pada sistem tenaga listrik SUMBAGUT hanya dilakukan pada 150 kV dalam kondisi
steady state.
3. Metode optimasi yang digunakan adalah Artificial Bee Colony (ABC) algorithm.
5. Faktor ekonomis dalam pemasangan STATCOM pada sistem tenaga listrik SUMBAGUT 150 kv tidak
diperhitungkan.
6 Metodologi Penelitian
Metodologi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
2. Pengumpulan Data
3. Pemodelan Sistem
4. Analisis
5. Penulisan Skripsi
7 Sistematika Penulisan
Adapun susunan sistematika penulisan Skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
(2.1)
Adapun nilai impedansi dasar bisa dirumuskan dengan Persamaan 2.2 berikut:
(2.2)
Adapun tujuan dari analisis aliran daya pada umumnya dimaksudkan untuk memperoleh :
1. Besar tegangan dan sudut masing-masing bus sehingga dapat diketahui tingkat pemenuhan batas-batas operasi
yang diperbolehkan.
2. Besar daya yang disalurkan lewat jaringan, sehingga bisa diidentifikasikan tingkat pembebanannya.
3. Kondisi awal bagi studi-studi selanjutnya, seperti analisis rugi-rugi transmisi, studi stabilitas tegangan, dan
sebagainya.
Lanjutan
Dalam perhitungan aliran daya, terdapat beberapa parameter antara lain, daya aktif, daya reaktif, magnitude
tegangan, dan sudut tegangan. Dua dari empat parameter tersebut biasanya telah ditentukan, sedangkan lainnya dihitung.
Oleh karena itu, bus dalam analisa aliran daya dapat dikelompokkan sebagai berikut [7]:
1. Bus beban ( Load bus )
2. Bus Generator ( PV bus )
3. Slack Bus
(2.4)
(2.5)
(2.6)
(2.7)
(2.8)
Lanjutan
(2.9)
Sehingga dapat diketahui besar rugi-rugi daya
(2.10) yang timbul pada saluran transmisi sebagai berikut :
Berikut adalah beberapa fungsi dan kegunaan kompensator daya reaktif dalam memperbaiki
kualitas listrik :
(2.38)
(2.39)
Artficial Bee Colony (ABC) Algorithm
Artificial Bee Colony diperkenalkan oleh Karaboga tahun 2005.
Studi Literatur
Pengumpulan data
Analisis Aliran Daya
Analisis
01
02
03
04
01 Studi Literatur
ABC algorithm, baik melalui buku, artikel, paper, jurnal, makalah maupun
Data yang dibutuhkan dalam skripsi ini diperoleh dari PT.PLN (Persero) Unit Pelayanan
Pengatur Beban (UP2B) Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT) berupa data sekunder
yang meliputi data bus pembangkitan, data bus beban, data saluran antar bus pada sistem
transmisi SUMBAGUT 150 kV serta data single line diagram. Dari data tersebut akan
dapat diperoleh bus-bus yang akan diklasifikasikan menjadi slack bus, bus generator (PV)
, dan bus beban (PQ). Data yang diperoleh kemudian dimasukkan ke listing program ABC
fitness
04 Analisis
Setelah dilakukan simulasi pada software MATLAB 2019b, baik analisis aliran daya Newton Raphson
maupun penerapan Artificial Bee Colony (ABC) Algorithm sebagai metode yang digunakan dalam optimasi
penempatan dan kapasitas STATCOM. Langkah selanjutnya yaitu analisis hasil simulasi untuk dapat
menjawab rumusan masalah dalam skripsi ini :
1. Mendapatkan letak penempatan lokasi dan kapasitas paling optimal dari STATCOM.
2. Mengetahui perbandingan profil tegangan sebelum dan sesudah dipasang STATCOM.
3. Mengetahui perbandingan rugi rugi daya pada sistem sebelum dan sesudah pemasangan STATCOM.
Proses optimisasi ini dapat ditunjukkan pada diagram alir implementasi ABC Algorithm untuk optimisasi
STATCOM seperti pada Gambar 3.1.
Sudahkah lebah pekerja
tersebar semua ?
TIDAK
START A B
YA
Analisis aliran daya metode newton raphson :
input data sistem tenaga listrik
Mengingat sumber makanan terbaik
(greedy selection)
Merumuskan fungsi objektif yang akan
dioptimasi
Menemukan sumber makanan yang
ditinggalakan (parameter limit)
Representasi fungsi objektif sebagai
parameter algoritma ABC
Hasil sumber makanan baru untuk mengganti
Inisialisasi awal parameter dan sumber makanan yang ditinggalkan
populasi sumber makanan (SN)
sebagai kandidat solusi
YA
Kesimpulan
A
Mengingat sumber makanan terbaik
(greedy selection)
Gambar 3.1 Flowchart Implementasi Metode Optimasi
B STOP
Menemukan sumber makanan yang
ditinggalakan (parameter limit) ABC Algorithm Dalam Pemasangan STATCOM
“-4-
Hasil dan
Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Sistem Tenaga Listrik Sumbagut
150 kV
Pertama
Perbandingan Simulasi Sistem Tenaga
Listrik SUMBAGUT 150 kV Sebelum Klasifikasi Jenis Bus
dan Setelah Pemasangan STATCOM Kelima
Kedua
Pada skripsi ini, sistem kelistrikan yang akan dianalisis adalah sistem tenaga listrik
SUMBAGUT 150 kV tahun 2020 wilayah kerja Aceh-Sumut yang terdiri dari 3 (tiga) Unit
Pelaksana Transmisi (UPT). Adapun tiga UPT yang dimaksud yakni UPT B. Aceh, UPT Medan,
dan UPT P. Siantar yang diperoleh dari PT.PLN (Persero) UP2B SUMBAGUT. Data yang
diperoses adalah waktu beban puncak sistem.
Berikut ini merupakan single line diagram, data beban dan pembangkitan, serta data saluran.
Data Saluran
Jenis Bus Nama Bus Jumlah Bus
Jumlah 72
Simulasi Kondisi Awal Sistem Tanpa Pemasangan STATCOM
Simulasi aliran daya sistem tenaga listrik SUMBAGUT 150 tanpa menggunakan STATCOM
didasarkan pada base daya = 100 MVA, base tegangan = 150 kV, dan maksimal iterasi = 100.
Hasil simulasi berupa tegangan dan magnitude, pembebanan daya aktif dan reaktif pada setiap
bus dapat dilihat seperti Tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2 x
Pada Gambar 4.1 merupakan gambaran tentang nilai tegangan pada setiap bus kondisi awal
sistem tenaga listrik SUMBAGUT 150 kV yang diplot dalam sebuah grafik. Serta dapat dilihat
juga nilai rugi rugi aliran daya sistem kondisi awal tanpa adanya kompensasi daya reaktif.
x
x
Optimasi Penempatan Lokasi Dan Kapasitas STATCOM Menggunakan
ABC Algorithm.
Pada simulasi ini sistem tenaga listrik SUMBAGUT 150 kV dilakukan penambahan FACTS devices
yakni STATCOM yang telah di optimasikan penempatan lokasi dan kapasitas menggunakan metode ABC
Algorithm. Jumlah STATCOM yang akan diimplementasikan adalah satu STATCOM.
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan nilai losses terkecil. Adapun lokasi optimal STATCOM
yang diperoleh adalah pada bus 61 dengan kapasitas optimal sebesar -78,31 Mvar. Hasil simulasi berupa
tegangan dan magnitude, pembebanan daya aktif dan reaktif pada setiap bus ditunjukkan pada Tabel 4.4
berikut ini :
x
Tabel 4.4
Pada Gambar 4.2 merupakan gambaran tentang nilai tegangan pada setiap bus kondisi awal sistem
tenaga listrik SUMBAGUT 150 kV yang diplot dalam sebuah grafik. Serta dapat dilihat juga nilai rugi
rugi aliran daya sistem kondisi awal tanpa adanya kompensasi daya reaktif.
Hasil simulasi sistem tenaga listrik SUMBAGUT 150 kV pada kondisi yang telah ditetapkan
yaitu kondisi awal sistem sebelum pemasangan STATCOM dan sistem yang telah dipasang
STATCOM dengan penempatan lokasi dan besar kapasitas optimal yang ditentukan oleh metode
optimasi ABC algorithm. kemudian dibandingkan berdasarkan nilai profil tegangan pada setiap
bus, rugi rugi daya aktif, dan rugi rugi daya reaktif yang dihasilkan.
Grafik Perbandingan
Profil Tegangan
Perbandingan Kerugian Daya Pada Sistem Transmisi SUMBAGUT 150 kV Sebelum dan Setelah
Pemasangan STATCOM dapat dilihat pada Tabel Dibawah ini :
x
Perbandingan Rugi-Rugi
Daya
x
-5-
Nilai rugi-rugi daya aktif sistem pada kondisi awal adalah sebesar
2 129,229 MW. Rugi rugi daya aktif yang terjadi pada sistem setelah
dilakukan pemasangan STATCOM pada lokasi dan kapasitas optimal
oleh ABC algorithm adalah 121,56 MW yaitu tereduksi sebesar 7,679
MW atau sebesar 5,94 %.
Nilai rugi-rugi daya reaktif sistem pada kondisi awal adalah sebesar -
3 2998,367 Mvar. Rugi rugi daya reaktif yang terjadi pada sistem
setelah dilakukan pemasangan STATCOM pada lokasi dan kapasitas
optimal oleh ABC algorithm adalah -2902,82 Mvar yaitu tereduksi
sebesar 95,547 Mvar atau sebesar 3,18 %.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk pengembangan
penelitian selanjutnya yaitu :