1 Ass 1 18/03/2022
-perbaiki yang ditandai
-buat sitasi berdasarkan dapus
2 Ass 2 24/03/2022
-bahasa asing font italic
-perbaiki yang ditandai
-plagairism checker lvl 3 max 30%
3 Ass 3 28/03/2022
-Buat sitasi berdasarkan dapus di
pembahsan dan teodas
-perbaiki yang ditandai
-plagiarism pakai yang plagiarism
checker X bukan dari web yang gak
jelas
4 Ass 4 05/04/2022
-Perbaiki yang ditandai
5 ACC Jilid 05/04/2022
ETAP (Electric Transient and Analysis Program) merupakan suatu perangkat lunak
[1]
yang mendukung sistem tenaga listrik. Perangkat ini mampu bekerja dalam keadaan
offline untuk simulasi tenaga listrik, online untuk pengelolaan data real-time atau
digunakan untuk mengendalikan sistem secara real time. Fitur yang terdapat di
[1]
dalamnya pun bermacam-macam antara lain fitur yang digunakan untuk menganalisa
pembangkitan tenaga listrik, sistem transmisi maupun sistem distribusi tenaga listrik.
[1]
Dalam menganalisa tenaga listrik, suatu diagram saluran tunggal (single line
diagram) merupakan notasi yang disederhanakan untuk sebuah sistem tenaga listrik
tiga fasa. Sebagai ganti dari representasi saluran tiga fasa yang terpisah, digunakanlah
sebuah konduktor. [1]
Hal ini memudahkan dalam pembacaan diagram maupun dalam
analisa rangkaian. Elemen elektrik seperti misalnya pemutus rangkaian,
transformator, kapasitor, bus bar maupun konduktor lain dapat ditunjukkan dengan
menggunakan simbol yang telah distandardisasi untuk diagram saluran tunggal.
Elemen pada diagram tidak mewakili ukuran fisik atau lokasi dari peralatan listrik,
tetapi merupakan konvensi umum untuk mengatur diagram dengan urutan kiri-ke-
[1]
sebagai saklar atau peralatan lainnya diwakili. ETAP memiliki 2 macam standar
yang digunakan untuk melakukan analisa kelistrikan, ANSI dan IEC. Pada dasarnya
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
perbedaan yang terjadi di antara kedua standar tersebut adalah frekuensi yang
digunakan, yang berakibat pada perbedaan spesifikasi peralatan yang sesuai dengan
frekuensi tersebut. Simbol elemen listrik yang digunakan dalam analisa dengan
menggunakan ETAP pun berbeda.
Beberapa elemen yang digunakan dalam suatu diagram saluran tunggal adalah :
[1]
Generator
Transformator
Berfungsi menaikan atau menurunkan tegangan dengan rasio tertentu sesuai dengan
kebutuhan sistem tenaga listrik
Pemutus rangkaian
Beban
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
Di ETAP terdapat dua macam beban, yaitu beban statis dan dinamis
Diagram Garis Tunggal pada software ETAP merupakan suatu metode untuk
[2]
digambarkan menjadi simbol yang telah distandarisasi sesuai dengan konvensi umum
untuk diagram garis tunggal. Pada software ETAP terdapat dua buah standar
internasional yang digunakan, yaitu standar ANSI dan IEC. Pada dasarnya kedua
standar tersebut memiliki perbedaan pada nilai frekuensi, sehingga mengakibatkan
perbedaan spesifikasi pada beberapa peralatan listrik yang digunakan. Selain itu,
simbol elemen listrik dari kedua standar tersebut pun berbeda pada software ETAP.
Garis Tunggal pada Project yang baru. Selain itu, penjelasan mengenai komponen-
komponen sistem tenaga listrik serta setting pada setiap komponen agar analisis dapat
berjalan dengan baik. Secara garis besar sistem tenaga listrik yang akan digambar
[3]
yaitu terdiri dari Power grid, Busbar, Transformator dan Static Load. Secara umum
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
[3]
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa sistem distribusi terdiri dari beberapa
komponen sistem tenaga listrik, yaitu:
1. Power Grid. Power Grid merupakan sumber energi listrik dalam jumlah besar
yang melayani beban listrik pada suatu sistem tenaga listrik. Salah satu ciri
khas dari Power Grid yaitu mampu melayani kebutuhan daya dalam jumlah
yang besar dengan nilai tegangan yang terjaga relatif satbil. Dengan kata lain
berapapun jumlah daya yang terserap oleh beban, power grid tetap mampu
memberikan nilai tegangan yang nilainya relatif stabil. Power Grid dapat
berupa sebuah generator yang besar atau sebuah gardu induk yang terhubung
pada suatu jaringan interkoneksi yang besar.
2. Transformator atau sering dikenal dengan trafo merupakan suatu alat yang
berfungsi untuk memindahkan daya listrik dari sisi primer ke sisi sekunder.
Dalam hal ini, trafo yang dimaksud yaitu trafo yang digunakan untuk
menaikan atau menurunkan tegangan yang digunakan pada sistem. Spesifikasi
yang wajib diketahui jika akan dilakukan analisis menggunakan software
ETAP yaitu:
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
Dari gambar sistem tenaga listrik secara umum, kemudian akan digambarkan
[4]
kedalam bentuk diagram garis tunggal pada software ETAP. Data komponen yang
akan digunakan adalah sebagai berkut:
Pada software ETAP terdapat dua buah standar internasional yang digunakan, yaitu
standar ANSI dan IEC. Pada dasarnya kedua standar tersebut memiliki perbedaan
pada nilai frekuensi
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
1.5.1.2. Data Hasil Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) pada Setiap
Saluran
1.5.1.3. Data Hasil Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) Pada Setiap
Beban
1.5.2.2. Data Hasil Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) Pada Setiap
Saluran
1 ke 2 259,4 -281,1
2 ke 3 240,1 -292,1
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
3 ke 4 194,8 -315,3
4 ke 5 130,3 -345,8
Tabel 1.5.2.2 Data Hasil Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) Pada Setiap Saluran
1.5.2.3. Data Hasil Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) Pada Setiap
Beban
1 17 10,5
2 33,8 20,9
3 41,9 26
4 83,4 51,7
Tabel 1.5.2.3 Data Hasil Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) Pada Setiap Beban
20
19.5
Tegangan (kV)
19
18.5
18
17.5
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Bus
Grafik 1.6.1.1 Hubungan antara Bus dengan Tegangan (V) pada single line diagram
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
Pada grafik terlihat hubungan antara bus dengan tegangan saat tegangan pada single
line diagram tanpa menggunakan kapasitor saat di bus 1 tegangan yang dihasilkan 20
kV, saat di bus 2 tegangan yang dihasilkan 19,93 kV, saat di bus 3 tegangan yang
dihasilkan 19,63 kV, saat di bus 4 tegangan yang dihasilkan 19,15 kV, saat di bus 5
tegangan yang dihasilkan 18,51 kV. Pada single line diagram dengan menggunakan
kapasitor saat di bus 1 yang dihasilkan 20 kV, saat di bus 2 tegangan yang dihasilkan
19,94 kV, saat di bus 3 tegangan yang dihasilkan 19,65 kV, saat di bus 4 tegangan
yang dihasilkan 19,26 kV, saat di bus 5 tegangan yang dihasilkan 19,02 kV dengan
demikian hubungan antara tegangan dan bus pada single line diagram baik saat
menggunakan kapasitor dan tanpa kapasitor adalah berbanding lurus karena semakin
jauh jarak bus dengan sumber maka semakin kecil nilai tegangannya. berdasarkan
grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan pada percobaan dengan
kapasitor lebih baik dimana fungsi kapasitor yaitu untuk mengatasi drop tegangan
1.6.1.2. Hubungan antara Saluran dengan Daya Aktif (P) pada Single Line
300
250
200
P (kW)
150
100
50
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Saluran
Grafik 1.6.1.2 Hubungan antara Saluran dengan Daya Aktif (P) pada Single Line
Diagram
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
Pada grafik terlihat hubungan antara saluran dengan daya aktif. Pada single line
diagram tanpa menggunakan kapasitor pada saluran 1 ke 2 daya aktif yang dihasilkan
186,3 kW, saat saluran 2 ke 3 daya aktif yang dihasilkan 168,6 kW, saat saluran 3 ke
4 daya aktif yang dihasilkan 131,8 kW, saat saluran 4 ke 5 daya aktif yang dihasilkan
86,1 kW. Pada single line diagram dengan menggunakan kapasitor pada saluran 1 ke
2 daya aktif yang dihasilkan 259,4 kW, saat saluran 2 ke 3 daya aktif yang dihasilkan
240,1 kW, saat saluran 3 ke 4 daya aktif yang dihasilkan 194,8 kW, saat saluran 4 ke
5 daya aktif yang dihasilkan 130,3 kW. Dengan demikian hubungan antara saluran
dengan daya aktif pada single line diagram baik saat menggunakan kapasitor dan
tanpa kapasitor adalah berbanding lurus karena semakin jauh jarak saluran dari
sumber maka akan semakin kecil daya reaktifnya. nilai daya aktif yang dihasilkan
ketika percobaan dengan kapasitor lebih baik dibandingkan percobaan tanpa kapasitor
hal ini dikarenakan kapasitor berfungsi untuk memperbaiki factor daya dan rugi-rugi
daya pada saluran.
1.6.1.3. Hubungan antara saluran dengan Daya Reaktif (Q) pada single line
diagram
Chart Title
200
100
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
-100
-200
-300
-400
Grafik 1.6.1.3 Hubungan antara saluran dengan daya reaktif (Q) pada Single Line
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
Diagram
Pada grafik terlihat hubungan antara saluran dengan daya reaktif (Q). Pada single line
diagram tanpa kapasitor terlihat pada saluran 1 ke 2 daya reaktif yang dihasilkan
110,8 kVAR, saat saluran 2 ke 3 daya reaktif yang dihasilkan sebesar 100,1 kVAR,
saat saluran 3 ke 4 daya reaktif yang dihasilkan sebesar 78,6 kVAR, saat saluran 4 ke
5 daya reaktif yang dihasilkan sebesar 51,9 kVAR. Pada single line diagram dengan
kapasitor terlihat pada saluran 1 ke 2 daya reaktif yang dihasilkan -281,1 kVAR, saat
saluran 2 ke 3 daya reaktif yang dihasilkan sebesar -292,1 kVAR, saat saluran 3 ke 4
daya reaktif yang dihaslkan sebesar -315,3 kVAR, saat saluran 4 ke 5 daya reaktif
yang dihasilkan sebesar -345,8 kVAR. Dengan demikian hubungan antara saluran
dengan daya reaktif (Q) pada single line diagram dengan kapasitor dan tanpa
kapasitor adalah berbanding lurus karena semakin jauh saluran dari sumber tegangan
maka semakin kecil daya reaktif yang dihasilkan. berdasarkan grafik dapat
disimpulkan bahwa ketika percobaan menggunakan kapasitor lebih baik dikarenakan
daya reaktif yang dihasilkan kecil.
1.6.1.4. Hubungan Antara Bus Beban dengan Daya Aktif (P) pada Single Line
90
80
70
60
50
P (kW)
40
30
20
10
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Bus Beban
Grafik 1.6.1.4 Hubungan Antara Bus Beban dengan Daya Aktif (P) pada Single Line
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
Diagram
Pada grafik terlihat hubungan antara bus beban dengan daya aktif (P) pada single line
diagram tanpa kapasitor terlihat pada beban 1 menghasilkan daya aktif 17 kW, pada
beban 2 menghasilkan daya aktif 33,8 kW, pada beban 3 menghasilkan daya aktif
41,8 kW, pada beban 4 menghasilkan daya aktif 82,6 kW. Pada single line diagram
dengan kapasitor terlihat pada beban 1 menghasilkan daya aktif 17 kW, pada beban 2
menghasilkan daya aktif 33,8 kW, pada beban 3 menghasilkan daya aktif 41,9 kW,
pada beban 4 menghasilkan daya aktif 83,4 kW. Berdasarkan grafik tersebut dapat
disimpulkan bahwa menunjukkan Hubungan antara variasi beban dengan daya aktif
(P) adalah berbanding lurus dimana semakin besar nilai pada beban maka daya aktif
(kW) yang dihasilkan akan semakin besar juga.
1.6.1.5. Hubungan Antara Beban dengan Daya Reaktif (Q) pada Single Line
60
50
40
Q (kVAR)
30
20
10
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Bus Beban
Grafik 1.6.1.5 Hubungan antara bus beban dengan daya reaktif (Q) pada single line
diagram
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
Pada grafik terlihat hubungan antara bus beban dan daya reaktif pada single line
diagram tanpa kapasitor terlihat pada beban 1 menghasilkan daya reaktif 10,5 kVAR,
pada beban 2 menghasilkan daya reaktif 20,9 kVAR, pada beban 3 menghasilkan
daya reaktif sebesar 25,9 kVAR, pada beban 4 menghasilkan daya reaktif sebesar 51,2
kVAR. Pada single line diagram dengan kapasitor terlihat pada beban 1 menghasilkan
daya reaktif 10,5 kVAR, pada beban 2 menghasilkan daya reaktif 20,9 kVAR, pada
beban 3 menghasilkan daya reaktif sebesar 26 kVAR, pada beban 4 menghasilkan
daya reaktif sebesar 51,7 kVAR. Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan
bahwa menunjukkan Hubungan antara variasi beban dengan daya reaktif (Q) adalah
berbanding lurus dimana semakin besar nilai pada beban maka daya reaktif (kVar)
yang dihasilkan akan semakin besar juga.
1.6.2. Pembahasan
Pertama tama kami mensetting project dengan standar IEC menggunakan frekuensi 50
Hz. Selanjutnya, merangkai power grid pada software etap dengan mensetting rated
kV sebesar 20 kV lalu mensetting short circuit pada kVAsc dengan nilai 500.
Kemudian membuat 5 bus lalu mensetting nominal tegangan sebesar 20 kV.
Kemudian membuat 4 kabel lalu mengklik library dan mengklik nomor 561 dengan
phase sebesar 35 kemudian klik copy lalu paste kan pada kabel ke dua tiga dan 4 lalu
ubah length pada kabel masing masing, yaitu 10 m, 50 m, 100 m, dan 200 m lalu
mengubah impedansinya menjadi unit ohm per 1 m. kemudian tambahkan beban lump
sebanyak 4 buah dan mengubah nameplate rated kV nya pada masing masing beban
lump dengan nilai 20 kVA, 40 kVA, 50 kVA, dan 100 kVA. Jalankan run load flow
lalu catat berapa besar tegangan pada bus, daya aktif, dan daya reaktifnya kemudian
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
tambahkan kapasitor dengan menseting pada 20 kV dan 450 kVar, lalu run load flow
dan catat berapa besar tegangan pada bus, daya aktif, dan daya reaktif
Pada Gambar 1.6.2.1 merupakan single line diagram tanpa menggunakan kapasitor,
menunjukkan data hasil percobaan simulasi, tegangan pada setiap bus mengalami
penurunan (Voltage Drop) hingga dibawah batas tegangan nominal. berdasarkan data
tersebut daya pada saluran, menunjukkan daya aktif dan daya reaktif mengalami
penurunan dari bus pertama hingga bus terakhir. Dan pada daya pada beban, semakin
besar bebannya maka daya aktif dan daya reaktif yang hasilkan akan semakin besar.
Berdasarkan gambar 1.6.2.1, pada Bus 1, Bus 2, dan Bus 3 berwarna hitam yang
berarti tidak terdapat permasalahan (case terpenuhi) atau tegangan diatas batas
toleransi. Namun pada bus bar ke 4 berwarna ungu, hal tersebut menunjukkan bahwa
nilai tegangan jatuh (voltage drop) pada bus mendekati ambang batas toleransi
tegangan nominal. Sedangkan pada bus bar ke 5 berwarna merah, hal tersebut terjadi
karena nilai dari voltage drop melebihi batas toleransi tegangan nominal, yaitu
sebesar 5%.
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
Pada Gambar 1.6.2.2 merupakan single line diagram dengan menggunakan kapasitor
menunjukkan data hasil percobaan tegangan setiap bus tegangan pada setiap bus
mengalami penurunan (Voltage Drop) hingga dibawah batas tegangan nominal. Pada
data tersebut daya pada saluran, menunjukkan daya aktif dan daya reaktif mengalami
penurunan dari bus pertama hingga bus terakhir serta pada percobaan ini daya reaktif
bernilai negatif dikarenakan dipasangnya kapasitor. Pada beban, semakin besar
bebannya maka daya aktif dan daya reaktif yang hasilkan akan semakin besar. Pada
gambar 1.6.2.2, pada Bus 1, Bus 2, dan Bus 3 berwarna hitam yang berarti tidak ada
terdapat masalah (case terpenuhi) atau tegangan diatas batas toleransi. Namun pada
bus bar ke 4 berwarna ungu, hal tersebut menunjukkan bahwa nilai tegangan jatuh
(voltage drop) pada bus mendekati ambang batas toleransi tegangan nominal.
Sedangkan pada bus bar ke 5 berwarna merah, hal tersebut terjadi karena nilai dari
voltage drop melebihi batas toleransi tegangan nominal, yaitu sebesar 5%. tetapi
masih diatas batas toleransi tegangan nominal. Sehingga dengan adanya penambahan
komponen kapasitor case terselesaikan. percobaan dengan kapasitor lebih baik
dibandingkan percobaan tanpa kapasitor komponen kapasitor membuat nilai voltage
drop lebih baik hal ini disebabkan karena kapasitor berfungsi untuk memperbaiki
faktor daya, mengatasi rugi-rugi daya, dan mengatasi drop tegangan. Faktor daya
[2]
(Cos ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (Watt) dan
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda sudut fasa antara V dan
I yang biasanya dinyatakan dalam cos φ .
[3]
Faktor Daya = Daya Aktif (P) / Daya Nyata (S)
= kW / kVA
= V.I Cos φ / V.I
= Cos φ
[2]
Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 – 1 dan dapat juga dinyatakan dalam
persen. Faktor daya yang bagus apabila bernilai mendekati satu.
Tan φ = Daya Reaktif (Q) / Daya Aktif (P)
= kVAR / kW
[3]
karena komponen daya aktif umumnya konstan (komponen kVA dan kVAR
berubah sesuai dengan faktor daya), maka dapat ditulis seperti berikut :
Daya Reaktif (Q) = Daya Aktif (P) x Tan φ
nilai faktor daya atau Cosphi. Besar kecilnya dari daya reaktif yang tergantung dari
seberapa banyak sekali alat-alat listrik yang dimana menghasilkan sebuah daya
Reaktif.
Daya Semu
[2]
Daya semu ialah Daya yang dimana dihasilkan dari perhitungan-perhitungan listrik
yang sebelum dibebani dari beban-beban listrik Daya Semu (VA) yang dihasilkan dari
hasil perhitungan dengan rumus yakni, daya sama saja Tegangan (V) dikali dengan
Arus (A).
Daya Nyata
[2]
Daya Aktif ialah Daya sebenarnya yang dapat kita pakai ataupun gunakan serta
biasanya daya aktif yang nilainya jauh lebih rendah yang dibandingkan Daya semu.
Daya Aktif yang dihasilkan dari perkalian Daya Semu dan Faktor daya (Cosphi).
Daya Aktif bisa mengalami penurunan nilai yang dimana mengakibatkan adanya
beban-beban pada listrik yang dimana menghasilkan sebuah daya reaktif.
[1]
Terdapat beberapa fungsi dari kapasitor pada percobaan ini yaitu: Mengurangi loses/
rugi-rugi daya pada saluran distribusi. Memperbaiki power factor pada power grid
karena sistem tenaga listrik yang beroperasi bersifat lagging karena beban sistem
biasanya berupa motor . Oleh karena itu adanya kapasitor, maka nilai cos θ dinaikkan,
dan karena kapasitor memiliki karakteristik leading, sehingga dapat digunakan dalam
melakukan perbaikan faktor daya suatu beban yang beroperasi lagging.[2] Dan
mengatasi drop tegangan yang berlebih pada kabel transmisi hal ini dibuktikan
dengan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan software ETAP
pada single line diagram.
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
1.7. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
[1] Gusmedi, Herri. 2022. “Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga”. Lampung :
Univ
ersitas Lampung
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
[2] Sukisno, Tono. 2020. “Pengantar Proteksi Sistem Tenaga Listrik Berbasis
Software
[3] Irsyadillah, Rifqi Yurid. 2018. “Analisa Gangguan Hubung Singkat Sistem
Tenaga
Meng
[4] Sarwito, Sardono. 2020. “Analisa Kestabilan Transien Pada Container Crane
Deng