(PENGENALAN ETAP)
(Praktikum Analisa Sistem Tenaga)
[1]
ETAP (Electric Transient and Analysis Program) merupakan suatu perangkat lunak
yang mendukung sistem tenaga listrik. Perangkat ini mampu bekerja dalam keadaan
offline untuk simulasi tenaga listrik, online untuk pengelolaan data real-time atau
[1]
digunakan untuk mengendalikan sistem secara real time. Fitur yang terdapat di
dalamnya pun bermacam-macam antara lain fitur yang digunakan untuk menganalisa
pembangkitan tenaga listrik, sistem transmisi maupun sistem distribusi tenaga listrik.
[1]
Dalam menganalisa tenaga listrik, suatu diagram saluran tunggal (single line
diagram) merupakan notasi yang disederhanakan untuk sebuah sistem tenaga listrik
tiga fasa. Sebagai ganti dari representasi saluran tiga fasa yang terpisah, digunakanlah
[1]
sebuah konduktor. Hal ini memudahkan dalam pembacaan diagram maupun dalam
analisa rangkaian. Elemen elektrik seperti misalnya pemutus rangkaian, transformator,
kapasitor, bus bar maupun konduktor lain dapat ditunjukkan dengan menggunakan
simbol yang telah distandardisasi untuk diagram saluran tunggal. Elemen pada diagram
tidak mewakili ukuran fisik atau lokasi dari peralatan listrik, tetapi merupakan
konvensi umum untuk mengatur diagram dengan urutan kiri-ke-kanan yang sama, atas-
ke bawah,
[1]
sebagai saklar atau peralatan lainnya diwakili. ETAP memiliki 2 macam standar yang
digunakan untuk melakukan analisa kelistrikan, ANSI dan IEC. Pada dasarnya
perbedaan yang terjadi di antara kedua standar tersebut adalah frekuensi yang
digunakan, yang berakibat pada perbedaan spesifikasi peralatan yang sesuai dengan
frekuensi tersebut. Simbol elemen listrik yang digunakan dalam analisa dengan
menggunakan ETAP pun berbeda.
[1]
Beberapa elemen yang digunakan dalam suatu diagram saluran tunggal adalah :
Generator
Transformator
Berfungsi menaikan atau menurunkan tegangan dengan rasio tertentu sesuai dengan
kebutuhan sistem tenaga listrik
Pemutus rangkaian
Merupakan sebuah saklar otomatis yang dirancang untuk melindungi sebuah rangkaian
listrik dari kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan beban atau hubungan pendek.
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
Beban
Di ETAP terdapat dua macam beban, yaitu beban statis dan dinamis
[2]
Diagram Garis Tunggal pada software ETAP merupakan suatu metode untuk
merepresentasikan pemodelan sistem kelistrikan yang digunakan untuk keperluan
analisis jaringan. Diagram ini digambarkan dengan notasi yang disederhanakan dari
sebuah sistem tenaga listrik tiga fasa menjadi diagram dengan satu garis. Hal tersebut
dapat memudahkan dalam pembacaan diagram maupun analisis rangkaian seperti
pemutus rangkaian (CB), transformator, kapasitor, busbar maupun beberapa elemen
[2]
elektrik lainnya yang ada pada suatu sistem tenaga listrik. Elemen elektrik tersebut
digambarkan menjadi simbol yang telah distandarisasi sesuai dengan konvensi umum
untuk diagram garis tunggal. Pada software ETAP terdapat dua buah standar
internasional yang digunakan, yaitu standar ANSI dan IEC. Pada dasarnya kedua
standar tersebut memiliki perbedaan pada nilai frekuensi, sehingga mengakibatkan
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
perbedaan spesifikasi pada beberapa peralatan listrik yang digunakan. Selain itu,
simbol elemen listrik dari kedua standar tersebut pun berbeda pada software ETAP.
[3]
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah menggambar Diagram
Garis Tunggal pada Project yang baru. Selain itu, penjelasan mengenai komponen-
komponen sistem tenaga listrik serta setting pada setiap komponen agar analisis dapat
[3]
berjalan dengan baik. Secara garis besar sistem tenaga listrik yang akan digambar
yaitu terdiri dari Power grid, Busbar, Transformator dan Static Load. Secara umum
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
[3]
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa sistem distribusi terdiri dari beberapa
komponen sistem tenaga listrik, yaitu:
1. Power Grid. Power Grid merupakan sumber energi listrik dalam jumlah besar
yang melayani beban listrik pada suatu sistem tenaga listrik. Salah satu ciri khas
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
dari Power Grid yaitu mampu melayani kebutuhan daya dalam jumlah yang
besar dengan nilai tegangan yang terjaga relatif satbil. Dengan kata lain
berapapun jumlah daya yang terserap oleh beban, power grid tetap mampu
memberikan nilai tegangan yang nilainya relatif stabil. Power Grid dapat
berupa sebuah generator yang besar atau sebuah gardu induk yang terhubung
pada suatu jaringan interkoneksi yang besar.
2. Transformator atau sering dikenal dengan trafo merupakan suatu alat yang
berfungsi untuk memindahkan daya listrik dari sisi primer ke sisi sekunder.
Dalam hal ini, trafo yang dimaksud yaitu trafo yang digunakan untuk menaikan
atau menurunkan tegangan yang digunakan pada sistem. Spesifikasi yang wajib
diketahui jika akan dilakukan analisis menggunakan software ETAP yaitu:
• Kapasitas trafo. Kapasitas trafo merupakan nilai daya maksimum yang
dapat dialirkan ke trafo secara terus menerus tanpa mengakibatkan
kerusakan
• Tegangan primer dan tegangan sekunder
• Impedansi trafo yang merupakan gabungan antara resistansi kawat dan
reaktansi kumparan trafo
• Tap trafo alat pengubah perbandingan transformasi antara kumparan
primer dan kumparan sekunder yang berguna memperbaiki tegangan di
sisi sekunder
3. Busbar atau sering disebut bus, yaitu tempat menyambung beberapa komponen
sistem tenaga listrik seperti power grid, beban, saluran transmisi, kabel dan lain
sebagainya. Level tegangan pada busbar disesuiakan dengan level tegangan
komponen yang terhubung dengan bus tersebut.
4. Beban yaitu suatu peralatan listrik yang menyerap daya dari sumber energi
listrik seperti power grid. Secara garis besar terdapat dua macam beban yaitu
beban statis dan beban motor. pada beban statis konsumsi daya listrik relatif
konstan, sementara pada beban motor konsumsi daya listrik terjadi fluktuatif
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
[4]
Dari gambar sistem tenaga listrik secara umum, kemudian akan digambarkan
kedalam bentuk diagram garis tunggal pada software ETAP. Data komponen yang akan
digunakan adalah sebagai berkut:
Pada software ETAP terdapat dua buah standar internasional yang digunakan, yaitu
standar ANSI dan IEC. Pada dasarnya kedua standar tersebut memiliki perbedaan pada
nilai frekuensi
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
Tabel 1.5.1.1 Data Hasil Tegangan Setiap Bus dalam bentuk KV dan p.u.
Bus Tegangan (KV) Tegangan (p.u.)
1 20 1
2 19,93 0,9965
3 19,63 0.9815
4 19,15 0.9575
5 18,51 0.9255
1.5.1.2.Data Hasil Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) pada Setiap Saluran
Tabel 1.5.1.2 Data Hasil Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) pada Setiap Saluran
Saluran P (kW) Q (kVAR)
1 ke 2 186,3 110,8
2 ke 3 168,6 100,1
3 ke 4 131,8 78,6
4 ke 5 86,1 51,9
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
1.5.1.3.Data Hasil Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) Pada Setiap Beban
Tabel 1.5.1.3 Data Hasil Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) pada Setiap Beban
Beban P (kW) Q (kVAR)
1 17 10,5
2 33,8 20,9
3 41,8 25,9
4 82,6 51,2
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
Tabel 1.5.2.1 Data Hasil Tegangan Setiap Bus dalam Bentuk KV dan p.u.
Bus Tegangan (KV) Tegangan (p.u.)
1 20 1
2 19,94 0,997
3 19,65 0,9825
4 19,26 0,963
5 19,02 0,951
1.5.2.2.Data Hasil Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) Pada Setiap Saluran
Tabel 1.5.2.2 Data Hasil Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) Pada Setiap Saluran
Saluran P (KW) Q (kVAR)
1 ke 2 259,4 -281,1
2 ke 3 240,1 -292,1
3 ke 4 194,8 -315,3
4 ke 5 130,3 -345,8
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
1.5.2.3.Data Hasil Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) Pada Setiap Beban
Tabel 1.5.2.3 Data Hasil Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q) Pada Setiap Beban
Beban P (KW) Q (kVAR)
1 17 10,5
2 33,8 20,9
3 41,9 26
4 83,4 51,7
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
19,6
19,4
19,2
19
18,8
18,6
18,4
0 1 2 3 4 5 6
Bus
Grafik 1.6.1.1 Hubungan antara Bus dengan Tegangan (V) pada single line diagram
Pada grafik terlihat hubungan antara bus dengan tegangan saat tegangan pada single
line diagram tanpa menggunakan kapasitor saat di bus 1 tegangan yang dihasilkan 20
kV, saat di bus 2 tegangan yang dihasilkan 19,93 kV, saat di bus 3 tegangan yang
dihasilkan 19,63 kV, saat di bus 4 tegangan yang dihasilkan 19,15 kV, saat di bus 5
tegangan yang dihasilkan 18,51 kV. Pada single line diagram dengan menggunakan
kapasitor saat di bus 1 yang dihasilkan 20 kV, saat di bus 2 tegangan yang dihasilkan
19,94 kV, saat di bus 3 tegangan yang dihasilkan 19,65 kV, saat di bus 4 tegangan yang
dihasilkan 19,26 kV, saat di bus 5 tegangan yang dihasilkan 19,02 kV dengan demikian
hubungan antara tegangan dan bus pada single line diagram baik saat menggunakan
kapasitor dan tanpa kapasitor adalah berbanding lurus karena semakin jauh jarak bus
dengan sumber maka semakin kecil nilai tegangannya. berdasarkan grafik tersebut
dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan pada percobaan dengan kapasitor lebih baik
dimana fungsi kapasitor yaitu untuk mengatasi drop tegangan
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
1.6.1.2.Hubungan antara Saluran dengan Daya Aktif (P) pada Single Line Diagram
300
250
200
P (kW)
150
100
50
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
Saluran
Grafik 1.6.1.2 Hubungan antara Saluran dengan Daya Aktif (P) pada Single Line
Diagram
Pada grafik terlihat hubungan antara saluran dengan daya aktif. Pada single line
diagram tanpa menggunakan kapasitor pada saluran 1 ke 2 daya aktif yang dihasilkan
186,3 kW, saat saluran 2 ke 3 daya aktif yang dihasilkan 168,6 kW, saat saluran 3 ke 4
daya aktif yang dihasilkan 131,8 kW, saat saluran 4 ke 5 daya aktif yang dihasilkan
86,1 kW. Pada single line diagram dengan menggunakan kapasitor pada saluran 1 ke 2
daya aktif yang dihasilkan 259,4 kW, saat saluran 2 ke 3 daya aktif yang dihasilkan
240,1 kW, saat saluran 3 ke 4 daya aktif yang dihasilkan 194,8 kW, saat saluran 4 ke 5
daya aktif yang dihasilkan 130,3 kW. Dengan demikian hubungan antara saluran
dengan daya aktif pada single line diagram baik saat menggunakan kapasitor dan tanpa
kapasitor adalah berbanding lurus karena semakin jauh jarak saluran dari sumber maka
akan semakin kecil daya reaktifnya. nilai daya aktif yang dihasilkan ketika percobaan
dengan kapasitor lebih baik dibandingkan percobaan tanpa kapasitor hal ini
dikarenakan kapasitor berfungsi untuk memperbaiki factor daya dan rugi-rugi daya
pada saluran.
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
1.6.1.3.Hubungan antara saluran dengan Daya Reaktif (Q) pada single line diagram
Chart Title
200
100
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
-100
-200
-300
-400
Grafik 1.6.1.3 Hubungan antara saluran dengan daya reaktif (Q) pada Single Line
Diagram
Pada grafik terlihat hubungan antara saluran dengan daya reaktif (Q). Pada single line
diagram tanpa kapasitor terlihat pada saluran 1 ke 2 daya reaktif yang dihasilkan 110,8
kVAR, saat saluran 2 ke 3 daya reaktif yang dihasilkan sebesar 100,1 kVAR, saat
saluran 3 ke 4 daya reaktif yang dihasilkan sebesar 78,6 kVAR, saat saluran 4 ke 5
daya reaktif yang dihasilkan sebesar 51,9 kVAR. Pada single line diagram dengan
kapasitor terlihat pada saluran 1 ke 2 daya reaktif yang dihasilkan -281,1 kVAR, saat
saluran 2 ke 3 daya reaktif yang dihasilkan sebesar -292,1 kVAR, saat saluran 3 ke 4
daya reaktif yang dihaslkan sebesar -315,3 kVAR, saat saluran 4 ke 5 daya reaktif yang
dihasilkan sebesar -345,8 kVAR. Dengan demikian hubungan antara saluran dengan
daya reaktif (Q) pada single line diagram dengan kapasitor dan tanpa kapasitor adalah
berbanding lurus karena semakin jauh saluran dari sumber tegangan maka semakin
kecil daya reaktif yang dihasilkan. berdasarkan grafik dapat disimpulkan bahwa ketika
percobaan menggunakan kapasitor lebih baik dikarenakan daya reaktif yang dihasilkan
kecil.
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
1.6.1.4.Hubungan Antara Bus Beban dengan Daya Aktif (P) pada Single Line Diagram
90
80
70
60
P (kW)
50
40
30
20
10
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
Bus Beban
Grafik 1.6.1.4 Hubungan Antara Bus Beban dengan Daya Aktif (P) pada Single Line
Diagram
Pada grafik terlihat hubungan antara bus beban dengan daya aktif (P) pada single line
diagram tanpa kapasitor terlihat pada beban 1 menghasilkan daya aktif 17 kW, pada
beban 2 menghasilkan daya aktif 33,8 kW, pada beban 3 menghasilkan daya aktif 41,8
kW, pada beban 4 menghasilkan daya aktif 82,6 kW. Pada single line diagram dengan
kapasitor terlihat pada beban 1 menghasilkan daya aktif 17 kW, pada beban 2
menghasilkan daya aktif 33,8 kW, pada beban 3 menghasilkan daya aktif 41,9 kW,
pada beban 4 menghasilkan daya aktif 83,4 kW. Berdasarkan grafik tersebut dapat
disimpulkan bahwa menunjukkan Hubungan antara variasi beban dengan daya aktif
(P) adalah berbanding lurus dimana semakin besar nilai pada beban maka daya aktif
(kW) yang dihasilkan akan semakin besar juga.
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
1.6.1.5.Hubungan Antara Beban dengan Daya Reaktif (Q) pada Single Line Diagram
60
50
40
Q (kVAR)
30
20
10
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
Bus Beban
Grafik 1.6.1.5 Hubungan antara bus beban dengan daya reaktif (Q) pada single line
diagram
Pada grafik terlihat hubungan antara bus beban dan daya reaktif pada single line
diagram tanpa kapasitor terlihat pada beban 1 menghasilkan daya reaktif 10,5 kVAR,
pada beban 2 menghasilkan daya reaktif 20,9 kVAR, pada beban 3 menghasilkan daya
reaktif sebesar 25,9 kVAR, pada beban 4 menghasilkan daya reaktif sebesar 51,2
kVAR. Pada single line diagram dengan kapasitor terlihat pada beban 1 menghasilkan
daya reaktif 10,5 kVAR, pada beban 2 menghasilkan daya reaktif 20,9 kVAR, pada
beban 3 menghasilkan daya reaktif sebesar 26 kVAR, pada beban 4 menghasilkan daya
reaktif sebesar 51,7 kVAR. Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa
menunjukkan Hubungan antara variasi beban dengan daya reaktif (Q) adalah
berbanding lurus dimana semakin besar nilai pada beban maka daya reaktif (kVar) yang
dihasilkan akan semakin besar juga.
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
1.6.2. Pembahasan
Pertama tama kami mensetting project dengan standar IEC menggunakan frekuensi 50
Hz. Selanjutnya, merangkai power grid pada software etap dengan mensetting rated kV
sebesar 20 kV lalu mensetting short circuit pada kVAsc dengan nilai 500. Kemudian
membuat 5 bus lalu mensetting nominal tegangan sebesar 20 kV. Kemudian membuat
4 kabel lalu mengklik library dan mengklik nomor 561 dengan phase sebesar 35
kemudian klik copy lalu paste kan pada kabel ke dua tiga dan 4 lalu ubah length pada
kabel masing masing, yaitu 10 m, 50 m, 100 m, dan 200 m lalu mengubah
impedansinya menjadi unit ohm per 1 m. kemudian tambahkan beban lump sebanyak
4 buah dan mengubah nameplate rated kV nya pada masing masing beban lump dengan
nilai 20 kVA, 40 kVA, 50 kVA, dan 100 kVA. Jalankan run load flow lalu catat berapa
besar tegangan pada bus, daya aktif, dan daya reaktifnya kemudian tambahkan
kapasitor dengan menseting pada 20 kV dan 450 kVar, lalu run load flow dan catat
berapa besar tegangan pada bus, daya aktif, dan daya reaktif
Pada Gambar 1.6.2.1 merupakan single line diagram tanpa menggunakan kapasitor,
menunjukkan data hasil percobaan simulasi, tegangan pada setiap bus mengalami
penurunan (Voltage Drop) hingga dibawah batas tegangan nominal. berdasarkan data
tersebut daya pada saluran, menunjukkan daya aktif dan daya reaktif mengalami
penurunan dari bus pertama hingga bus terakhir. Dan pada daya pada beban, semakin
besar bebannya maka daya aktif dan daya reaktif yang hasilkan akan semakin besar.
Berdasarkan gambar 1.6.2.1, pada Bus 1, Bus 2, dan Bus 3 berwarna hitam yang berarti
tidak terdapat permasalahan (case terpenuhi) atau tegangan diatas batas toleransi.
Namun pada bus bar ke 4 berwarna ungu, hal tersebut menunjukkan bahwa nilai
tegangan jatuh (voltage drop) pada bus mendekati ambang batas toleransi tegangan
nominal. Sedangkan pada bus bar ke 5 berwarna merah, hal tersebut terjadi karena nilai
dari voltage drop melebihi batas toleransi tegangan nominal, yaitu sebesar 5%.
Pada Gambar 1.6.2.2 merupakan single line diagram dengan menggunakan kapasitor
menunjukkan data hasil percobaan tegangan setiap bus tegangan pada setiap bus
mengalami penurunan (Voltage Drop) hingga dibawah batas tegangan nominal. Pada
data tersebut daya pada saluran, menunjukkan daya aktif dan daya reaktif mengalami
penurunan dari bus pertama hingga bus terakhir serta pada percobaan ini daya reaktif
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
[1]
Untuk rating kapasitor yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya adalah:
Daya reaktif pada pf awal (QL) = Daya Aktif (P) x Tan φ1
Daya reaktif pada pf diperbaiki (QB) = Daya Aktif (P) x Tan φ2
[2]
sehingga Daya reaktif yang dikompensasi oleh capacitor bank adalah :
QC = QL - QB
keterangan : QC = Daya yang dikompensasi kapasitor (kVAR)
Segitiga daya adalah jenis daya yang ada dalam 3 phase yakni sebagai berikut :
• Daya Reaktif
[2]
Daya Reaktif ialah daya yang dimana mengakibatkan terjadinya banyak kerugian-
kerugian daya, ataupun daya yang dimana mengakibatkan terjadinya penurunan dari
nilai faktor daya atau Cosphi. Besar kecilnya dari daya reaktif yang tergantung dari
seberapa banyak sekali alat-alat listrik yang dimana menghasilkan sebuah daya Reaktif.
• Daya Semu
[2]
Daya semu ialah Daya yang dimana dihasilkan dari perhitungan-perhitungan listrik
yang sebelum dibebani dari beban-beban listrik Daya Semu (VA) yang dihasilkan dari
hasil perhitungan dengan rumus yakni, daya sama saja Tegangan (V) dikali dengan
Arus (A).
• Daya Nyata
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
[2]
Daya Aktif ialah Daya sebenarnya yang dapat kita pakai ataupun gunakan serta
biasanya daya aktif yang nilainya jauh lebih rendah yang dibandingkan Daya semu.
Daya Aktif yang dihasilkan dari perkalian Daya Semu dan Faktor daya (Cosphi). Daya
Aktif bisa mengalami penurunan nilai yang dimana mengakibatkan adanya beban-
beban pada listrik yang dimana menghasilkan sebuah daya reaktif.
[1]
Terdapat beberapa fungsi dari kapasitor pada percobaan ini yaitu: Mengurangi loses/
rugi-rugi daya pada saluran distribusi. Memperbaiki power factor pada power grid
karena sistem tenaga listrik yang beroperasi bersifat lagging karena beban sistem
biasanya berupa motor . Oleh karena itu adanya kapasitor, maka nilai 𝑐𝑜𝑠 𝜃 dinaikkan,
dan karena kapasitor memiliki karakteristik leading, sehingga dapat digunakan dalam
melakukan perbaikan faktor daya suatu beban yang beroperasi lagging.[2] Dan
mengatasi drop tegangan yang berlebih pada kabel transmisi hal ini dibuktikan dengan
hasil percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan software ETAP pada single
line diagram.
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
1.7. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil percobaan pada single line diagram, hubungan antara saluran
dengan daya reaktif tanpa menggunakan kapasitor adalah berbanding terbalik.
Akan tetapi pada saaat menggunakan kapasitor berbanding lurus. Hal ini terjadi
karena fungsi kapasitor untuk memperbaiki faktor daya, voltage drop, dan
losses. Sehingga nilai daya reaktif akan menjadi leading
2. Berdasarkan hasil percobaan, saat percobaan menggunakan kapasitor lebih baik
hal ini karena daya reaktif yang dihasilkan kecil dan bernilai negative dan nilai
daya aktif yang dihasilkan lebih besar dari percobaan tanpa kapasitor
3. Berdasarkan hasil percobaan pada single line diagram, hubungan antara bus
beban dengan nilai daya aktif dan daya reaktif menggunakan kapasitor maupun
tanpa menggunakan kapasitor adalah berbanding lurus. Hal ini karena
penggunaan kapasitor tidak berpengaruh pada daya aktif dan reaktif pada bus
beban.
4. Berdasarkan hasil percobaan, nilai tegangan yang dihasilkan pada percobaan
dengan kapasitor lebih baik dan stabil daripada tidak menggunakan kapasitor,
dimana fungsi kapasitor yaitu untuk mengatasi drop tegangan
5. Berdasarkan hasil percobaan dengan kapasitor, membuktikan bahwa kapasitor
pada sistem tenaga listrik mampu mengatasi drop tegangan, mengurangi losses
dan memperbaiki faktor daya
LABORATORIUM Nomor :
SISTEM TENAGA ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ANALISA SISTEM Tanggal Berlaku : Maret 2022
TENAGA Halaman :
DAFTAR PUSTAKA
[1] Gusmedi, Herri. 2022. “Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga”. Lampung :
Universitas Lampung
[2] Sukisno, Tono. 2020. “Pengantar Proteksi Sistem Tenaga Listrik Berbasis Software
[3] Irsyadillah, Rifqi Yurid. 2018. “Analisa Gangguan Hubung Singkat Sistem Tenaga
[4] Sarwito, Sardono. 2020. “Analisa Kestabilan Transien Pada Container Crane Deng
1 Ass 1 18/03/2022
-perbaiki yang ditandai
-buat sitasi berdasarkan dapus
2 Ass 2 24/03/2022
-bahasa asing font italic
-perbaiki yang ditandai
-plagairism checker lvl 3 max 30%
3 Ass 3 28/03/2022
-Buat sitasi berdasarkan dapus di pembahsan
dan teodas
-perbaiki yang ditandai
-plagiarism pakai yang plagiarism checker X
bukan dari web yang gak jelas
Ass 4
-Perbaiki yang ditandai
4 05/04/2022
ACC Jilid
5 05/04/2022