Anda di halaman 1dari 21

PERANCANGAN GARDU DISTRIBUSI 20 KV

PASANG DALAM
HOTEL BINTANG JAKARTA

Disusun oleh :

Fachmi Adam Muharam (1803311071)


Haswinda (1803311021)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Di zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di
segala bidang. Pembangunan tersebut perlu ditunjang dengan adanya sarana dan prasarana ya
ng mendukung, seperti tersedianya tenaga listrik dan distribusi listrik yang baik. Karena kedu
a hal tersebut merupakan kebutuhan yang utama, baik untuk kehidupan sehari-hari maupun un
tuk kebutuhan industri. Hal ini disebabkan karena tenaga listrik mudah untuk ditransportasika
n dan dikonversikan ke dalam bentuk tenaga yang lain. Penyediaan tenaga listrik yang stabil d
an kontinyu merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam memenuhi kebutuhan tenag
a listrik.

Di Indonesia, PLN diberi tanggungjawab untuk melayani dan memasok tenaga listrik
ke seluruh wilayah Indonesia. Tenaga listrik dihasilkan oleh suatu pembangkit tenaga listrik.
Namun tenaga listrik yang dihasilkan oleh suatu pembangkit tidak bisa langsung digunakan ol
eh konsumen, melainkan harus ditransmisikan dan didistribusikan terlebih dahulu melalui sua
tu gardu distribusi. Akan tetapi saat ini permasalahannya Indonesia masih sangat bergantung
dengan  pembangkit tenaga listrik dengan sumber energi fossil yang sudah semakin langka. S
ehingga dampaknya Indonesia sudah mulai menatap krisis energi lstrik. Banyak wilayah di In
donesia yang belum menikmati listrik secara maksimal bahkan banyak wilayah yang sama se
kali belum merasakan keberadaan listrik.

Pada kali ini kami berdua akan membuat suatu perancangan gardu distribusi 20 KV u
ntuk Hotel Bintang Jakarta. Banyak orang yang belum tahu bagaimana suatu gardu distribusi
bekerja, banyak juga yang belum tahu apa saja yang terdapat di dalam gardu distribusi tersebu
t.
Dalam proses pembuatan suatu gardu disribusi diperlukan perancangan yang baik, pe
milihan komponen yang baik, dan penginstalasian yang sesuai dengan aturan dan standar yan
g berlaku. Namun sebelum melakukan semua hal tersebut, perlu kita ketahui fungsi dari gardu
distribusi tersebut dan berapa besar daya yang akan digunakan. Dalam karya ilmiah ini, kami
akan memberikan ulasan lengkap tentang perancangan gardu distribusi, pemilihan dan perhitu
ngan komponen.

2. Permasalahan
Dari uraian latar belakang yang elah dibahas, maka timbul beberapa permasalahan yang a
da mengenai proses perancangan gardu distribusi itu sendiri, antara lain:
a) Mengetahui tentang instalasi pada system tegangan menengah khususnya pada tegang
an 20 KV dan mengetahui komponen yang digunakan pada gardu distribusi.
b) Mengetahui pengaman apa saja yang dipakai pada system 20 KV, dan mengetahui kar
akteristiknya.
c) Mengetahui penginstalasian komponen dengan tepat pada gardu.
d) Mengetahui bagaimana perancangan kontrol pada system tersebut.
e) Menyusun Rancangan Anggaran Biaya / Bill of Quantity (RAB / BQ)

3. Tujuan
Karya tulis ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mampu merancang suatu gardu
distribusi 20 KV dengan baik dan sesuai dengan standar yang berlaku.

4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini dibagi dalam 4 bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Berisikan uraian garis besar permasalahan yang terdiri dari latar belakang, pe
rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI


Terdiri atas teori –  teori dasar yang berisikan prinsip –  prinsip dasar instalasi,
teori mengenai sistem tegangan menengah 20 KV pada gardu distribusi, dan bahan p
enunjang Perancangan Gardu Distribusi 20 KV Hotel Bintang Jakarta.

BAB III : DESKRIPSI DAN LINGKUP PROYEK


Bab ini berisikan mengenai perancangan proyek.

BAB IV : PERANCANGAN DAN ANALISA


Bab ini berisikan sub-bab mengenai Perancangan dan Analisa, yaitu :
1. Gambar perancangan
a. Gambar MVMDP
- Single line diagram
- Tree line diagram lengkap
- Panel (front view, side view)
 b. Instalasi Transformator
c. Gambar LVMDP
- Single line diagram lengkap
- Panel (front view dan side view)
d. Gambar lay out ruang gardu
e. Gambar lay out ruang genset
f. Gambar AMF
- Single line diagram
- Gambar diagram kontrol
- Panel AMF
g. Gambar diagram kontrol emergency
2. Pemilihan dan Perhitungan komponen.
3. Pembuatan Rancangan Anggaran Biaya/Bill of Quantity (RAB / BQ).

BAB V : KESIMPULAN
Bab ini berisikan kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari proses pengerjaa
n perancangan gardu distribusi 20 KV hotel Bintang Jakarta. Selain kesimpulan, bab i
ni terdiri dari lampiran-lampiran.

BAB II
TEORI DASAR GARDU DISTRIBUSI

1. Trafo Daya

Transformator Daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan
tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.

Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan jantung dari transmisi
dan distribusi.Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal
(kalau bias secara terus menerus tanpa berhenri).Mengingat kerja keras dari suatu transformator
seperti itu, maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik munkin.Oleh karena itu tranformator harus
dipelihara dengan menggunakan system dan peralatan yang benar,baik dan tepat.Untuk itu regu
pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian tranformator dan bagian-bagian mana yang perlu
diawasi melebihi bagian lainnya.

Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan menjadi tranformator 500/150 kV dan


150/70 kV biasa disebut Interbus Transformator (IBT).Transformator 150/20 kV dan 70/20 kV
disebut juga trafo distribusi.Titik netral transformator ditanahkan sesuai dengan kebutuhan untuk
system pengamanan / proteksi,sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di
sisi netral 150 kV dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan thanan rendah atau tahanan tinggi
atau langsung disisi netral 20 kV nya.

Transformator dapat dibagi menurut fungsi / pemakaian seperti :


 Transformator Mesin (Pembangkit)
 Transformator Gardu Induk
 Transformator Distribusi

Transformator dpat juga dibagi menurut Kapasitas dan Tegangan seperti :


 Transforamator besar
 Transforamtor sedang
 Transforamtor kecil

Menurut pengaturannya transformator dibagi atas:


 Transformator tanpa pengaturan pada beban
 Transformator dengan pengaturan pada beban
Sesuai dengan tujuan penggunaannya, maka tranformator digolongkan:
a. Transformator utama
Dipergunakan pada pusat pembangkit tenaga listrik atau pada gardu-gardu listrik yan
g berfungsi sebagai paengubah antara tegangan tinggi dengan tegangan menengah.

b. Transformator penghubung
Transfomator Menghubungkan suatu sistem tenaga listrik dengan sistem tenaga lain.

c. Transformator distribusi.
Mengubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah dan berhubungan langsung
dengan pemakai.

d. Transformator uji
Dipergunakan untuk pengujian transformator tegangan tinggi

e. Kumparan-kumparan khusus
Dipergunakan untuk keperluan kompensasi (perbaikan cos) Normalisasi untuk daya, t
egangan, dan frekuensi
 Untuk transformator 3 φ (kVA)
5, 10, 20, 30, 50, 75, 100, 125, 160, 200, 250, 325, 400, 500, 630, 800, 1000, 125
0, 1600, 2000, 2500, 3150, 4000, 5000, 6300, 8000, 10000, dst.
 Untuk transformator 1 φ (dalam kVA)
1, 2, 3, 5, 7, 13, 20, 35, 50, 70
digunakan untuk memutus beban kecuali telah dimodif digunakan untuk mem
utus beban kecuali telah dimodifikasi dengan dilengkapi ikasi dengan dilengkapi pelu
ncur busur api dan ruang pemutus busur. Peluncur busur ini biasa disebut juga “kupin
g gajah”, dimana peluncur busur ini memiliki “kuping gajah”, dimana peluncur busur
ini memiliki fungsi yang sama seperti circuit fungsi yang sama seperti circuit breaker
udara magnetik atau pemutus beban udara. FCO ini dioperasikan dengan menggunaka
n tongkat pengait yang konvensional. FCO tanpa peluncur busur api dapat dioperasik
an dalam keadaan berbeban busur api dapat dioperasikan dalam keadaan berbeban de
ngan menggunakan peralatan dengan menggunakan peralatan khusus yang disebut loa
d break tool.

2. Sistem Pengaman
Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat terga
ntung pada sistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu sistem tenag
a listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, mel
alui analisa gangguan. Dari hasil analisa gangguan, dapat ditentukan sistem proteksi yang akan di
gunakan, seperti: spesifikasi switchgear, rating circuit breaker (CB) serta penetapan besaran-besar
an yang menentukan bekerjanya suatu relay (setting relay) untuk keperluan proteksi.

Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan li
strik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhada
p kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubu
ng singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.

Tujuan dari sistem proteksi adalah sebagai berikut :


1. Mengurangi kerusakan peralatan yang terganggu ,maupun peralatan yang dilewati oleh
arus gangguan.
2. Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin dan secepat mungkin.
3. Mencegah meluasnya gangguan.

Adapun fungsi dari sistem proteksi adalah sebagai berikut :


1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal pada bagian sistem yang dia
mankan
2. Melepas bagian sistem yang terganggu , sehingga bagian sistem yang lainnya masih
dapat terus beroperasi .

Dalam aplikasinya, sistem proteksi terdiri dari beberapa peralatan pendukung. Berikut ini adalah s
kema secara umum dari sistem proteksi beserta peralatan pendukung yang digunakan.
Perangkat Sistem Proteksi
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Relai pengaman sebagai elemen perasa / pengukur untuk mendeteksi gangguan.
2. Pemutus tenaga (PMT) sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga untuk melepas bag
ian sistem yang terganggu.
3. Trafo arus dan atau trafo tegangan mengubah besarnya arus dan atau tegangan dari s
irkuit primer ke sirkuit sekunder [ relai ].
4. Batere / aki sebagai sumber tenaga untuk mentripkan pmt dan catu daya untuk relai
statik dan relai bantu.
5. Wiring untuk menghubungkan komponen komponen proteksi sehingga menjadi satu si
stem.

Sistem proteksi yang paling sering dijumpai pada pembangkit antara lain adalah proteksi trafo, pr
oteksi generator dan proteksi motor.

3. Instrumentasi Transformator dan meteran


a. Current Transformer (CT
Pengertian Current Transformer (trafo arus)
Trafo arus atau current transformer adalahtrafo satu fasa yang berfungsi untu
k mentransformasikan arus kuat pada jaringan kesuatu nilai arus lemah supaya da
pat diukur dengan amperemeter dan dimanfaatkan sebagai besaran sensor pada rel
ai proteksi. Pengukuran arus pada jaringan tegangan tinggi tidak dapat dilakukan s
eperti mengukur pada jaringan tegangan rendah. Dikarenakan dapat membahayak
an operator dan sulit mengukur secara langsung dengan menggunakan amperemet
er karena memilii batas kemampuan..
Pada sistem tenaga listrik ditemukan juga relai-realai proteksi yang mengontr
ol kinerja sistem tenaga listrik. Relai – relai tersebut juga membutuhkan besara s
ensor berupa arus lemah. Sehingga dibutuhkan peran trafo arus untuk mentransfor
masikan arus kuat pasda suatu jaringan ke suatu nilai arus lemah supaya dapat diu
kur amperemeter dan dapat dimanfaatkan sebagai besaran sensor pada relai prote
ksi. Contoh dari trafo arus dapat dilihat pada gambar 2.1.

2.1.a 2.1.b 2.1.c

Gambar 2.1 .a) Trafo arus tegangan tinggi. b) Trafo arus tegangan menengah.
c) Trafo arus tegangan rendah
Fungsi Current Transformer ( Trafo Arus)
Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan bahkan rib
uan ampere dan arus yang mengalir dalam jaringan tegangan tinggi. Pengukuran l
angsung dengan amperemeter dapat dilakukan juga pada jaringan tegangan renda
h dengan arus dibawah 5 A. Pada jaringan tegangan tinggi pengukuran tidak dapat
dilakukan secara langsung karena dapat membahayakan operator. Pengukuran sec
ara langsung pada jaringan tegangan tinggi juga dapat membahayakan ammeter di
karenakan isolasi ammeter tidak dirancang untuk memikul tegangan tinggi. Jika ar
us yang hendak diukur mengalir pada jaringan tegangan rendah dan besar arus mel
ebihi 5 A, maka pengukuran tidak dapat dilakukan secara langsung dengan meng
gunakan ammeter dikarenakan batas kemampuan ammeter hanya mengukur arus d
i bawah 5 A.
Selain digunakan untuk pengukuran arus, trafo arus dibutuhkan untuk penguku
ran daya dan energi, untuk keperluan telemeter dan relai proteksi. Kumparan prim
er trafo arus dihubungkan seri dengan jaringan atau peralatan yang diukur arusny
a, sedangkan kumparan skunder dihubungkan dengan meter atau relai proteksi sep
erti pada gambar 2.2. Pada umumnya peralatan ukur dan relai membutuhkan arus
sekitar 1 A sampai dengan 5 A.
Saat terjadi hubung singkat, trafo arus harus menahan arus hubung singkat pada bat
as waktu tertentu. Rentang kerja trafo arus yang digunakan untuk pengukuran bias
anya 0,05 sampai 1,2 kali arus yang akan diukur. Trafo arus untuk tujuan proteksi
dirancang untuk mampu mengalirkan arus lebih sebesar 10 kali arus nominalnya.

Gambar 2.2 Letak trafo arus pada sistem single busbar


Prinsip Kerja Current Transformer
Prinsip kerja trafo sama dengan trafo daya satu fasa. Terdiri dari 2 bagian p
enting yaitu kumparan dan inti besi. Kumparan pada trafio terdapat 2 macam ya
itu kumparan primer dan kumparan sekunder. Jika pada kumparan primer meng
alir arus I 1, maka pada kumparan primer timbul gaya gerak magnet sebesar N 1 I 1 .
Gaya gerak magnet ini memproduksi fluks mutual pada inti. Fluks mutual ini
membangkitkan GGL (Gaya Gerak Listrik) pada kumparan sekunder ( E2). Prin
sip kerja ini dapat dilihat pada gambar 2.3 beserta rangkaian ekivalennya.

Gambar 2.3 Bagian utama trafo arus dan rangkaian ekivalen trafo arus

Jika terminal kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder meng
alir arus I 2 . Arus ini akan menimbulkan gaya gerak magnet sebesar N 2 I 2 pada ku
mparan sekunder. Bila pada trafo tergolong trafo ideal, sehingga berlaku persamaa
n
N 1 I 1=N 2 I 2
atau
I1 N2
=
I2 N1

Dalam praktiknya trafo arus selalu mengandung arus eksitasi atau arus beban n
ol ( I 0). Arus beban nol menimbulkan fluks mutual (Φ m ¿ yan dibutuhkan untuk me
mbangkitkan gaya gerak listrik E2. Hubungan fluks mutual (Φ ¿¿ m) ¿dengan gaya
gerak listrik E2adalah

E2=4,44 f N 2 Φ=4,44 f N 2 A B

Dalam perencanaan suato trafo arus ditetapkan batas tertinggi arus kontinu yang me
ngalir pada belitan primer dan belitan sekunder, masing masing disebut arus nomi
nal primer dan arus nomoinal sekunder. Perbandingan arus nominal dengan arus s
ekunder disebut faktor rasio nominal.
b. Power Transformer (PT)

Pengertian Potensial Transformer


Potensial transformer atau biasa disebut trafo tegangan adalah trafo satu fasa s
tep-down yang mentransformasi tegangan sistem ke suatu tegangan rendah yang b
esarannya sesuai untuk lampu indikator, alat ukur, relai dan alat sinkronisasi. Bent
uk fisik trafo tegangan ditunjukkan pada gambar 2.5.

(a) (b) (c)

Gambar 2.5 Bentuk fisik potensial transformer

Potensial transformer pada gambar 2.18(a) adalah SF6 potensial transformer yang
digunakan pada tegangan 110 kV. Potensial transformer pada gambar 2.18(b) adal
ah potensial transformer yang digunakan pada GIS ( Gas Insulated Switchgear) di
tegangan 110 kV. Sedangkan potensial transformer pada gambar 2.18(c) adalah po
tensial transformer dengan rating 110 kV yang menggunakan pencelupan minyak
( Oil Immersion Voltage Transformer).

Fungsi Potensial Transformer


Fungsi potensial transformer atau yang biasa disebut trafo tegangan adalah mentr
ansformasikan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah guna pengukuran atau prot
eksi dan sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur / diproteksikan dengan al
at ukurnya / proteksinya.
Contoh: : (150.000/V3)/(100/V3)V,(20.000/V3)/(100/V3).20.000/100V
Keterangan :
15.000/V3 = E1 Merupakan Tegangan Primer
100/V3 = E2 Merupakan Tegangan Sekunder
E1/E2 = N1/N2 = a
N1 > N2 = (N1 jumlah lilitan primer, N2 jumlah lilitan sekunder)
a = Perbandingan transformasi merupakan nilai yang konstan

Prinsip Kerja Potensial Transformer


Prinsip kerja trafo tegangan tidak berbeda dengan trafo daya. Kumparan prime
r dihubungkan ke jaringan tegangan tinggi yang akan diukur sehingga arus mengal
ir pada kumparan primer. Arus pada kumparan primer menimbulkan fluks magnet
ik pada inti trafo tegangan. Fluks tersebut akan menginduksikan gaya gerak listrik
yang rendah pada kumparan sekunder sehingga pada terminal kumparan sekunder
terdapat beda tegangan yang sebanding dengan tegangan yang diukur. Gambar 2.6
menunjukkan prinsip kerja potensial transformer.

Gambar 2.6 Prinsip kerja potensial transformer.

Walaupun prinsip kerja potensial transformer / trafo tegangan sama dengan tra
fo daya , masih ada beberapa karakteristik yang membedakan trafo tegangan deng
an trafo daya. Karakteristiknya adalah sebagai berikut :
a. Kapasitasnya kecil (10-150 VA), karena bebannya hanya peralatan yang meng
konsumsi daya rendah, seperti voltmeter, kWh-meter,wattmeter,relai jarak, sin
kroskop dan lampu indikator.
b. Karena digunakan kontinu dan menjadi beban bagi sistem yang menggunakan
nya, maka trafo tegangan dirancang mengkonsumsi energi sekecil mungkin.
c. Untuk mengurangi kesalahan pengukuran, trafo tegangan dirancang sedemikia
n rupa agar tegangan sekunder sebanding dan sefasa dengan tegangan primer.
d. Tegangan pengenal sekunder trafo tegangan umumnya ditetapkan 100 -230 V
atau (100-230)√3 V.

c. Metering
Besaran-besaran seperti tegangan dan arus listrik perlu diukur, juga yang terja
di di instalasi-instalasi listrik seperti pusat-pusat pembangkit dan gardu-gardu ind
uk. Pada umumnya tegangan kerja pada instalasi-instalasi itu merupakan tegangan
tinggi, sedangkan arus-arus listrik yang mengalir merupakan arus-arus yang besar
pula. Alat-alat ukurnya menjadi sangat mahal jika besaran-besaran itu diukur seca
ra langsung, karena tiap alat ukur akan memerlukan desain dan pembuata yang se
ndiri-sendiri.
Alat ukur yang digunakan dapat berupa alat ukur analog maupun digital.Alat ukur
analog berdasarkan prinsip kerjanya bisa berupa alat ukur kumparan putar, thermocouple
besi putar, elektro dinamis, induksi, atau elektro statis.

Bila menggunakan alat ukur digital, maka hanya dengan menggunakan satu alat u
kur akan dapat mencakup Voltmeter, Amperemeter, Wattmeter, VARmeter, CosØmeter,
KWhmeter, KVARhmeter. Alat ukur digital memiliki keuntungan lain, yaitu lebih akurat
terutama pada sistem daya yang banyak terdapat harmonic karena meningkatnya penggu
naan beban elektronik. Metode pengukuran analog merespon terhadap harga rata-rata dar
i bentuk gelombang input, hal ini hanya efektif bila bentuk gelombangnya mendekati sin
usoida murni. Pengukuran dengan alat ukur digital menggunakan teknik pengukuran RM
S (Root Mean Square) sebenarnya yang dapat melakukan pengukuran dengan akurat den
gan adanya harmonic sampai harmonic ke 15.

Jenis-jenis sistem pengukuran sebagai berikut :

1. Pengukuran satu fasa.

2. Pengukuran tiga fasa 3 kawat beban seimbang atau tidak seimbang.

3. Pengukuran tiga fasa 4 kawat beban seimbang atau tidak seimbang.

Contoh hubungan alat ukur analog, yaitu:

Pengawatan sebuah volt meter dengan


VSS

A A A

Pengawatan Ampere meter


menggunakan 3 CT
Peralatan Pengukuran lainnya yang digunakan pada panel TM biasanya adalah :

1. Voltmeter

2. Amperemeter

3. Frekuensi meter

4. kWH meter

5. Cos Ø meter

Setiap alat ukur memerlukan konsumsi daya yang berbeda – beda, dan penghantar
yang digunakan juga mengkonsumsi daya karena memiliki rugu – rugi. Konsumsi daya i
ni perlu diperhatikan untuk menentukan CT dan VT yang akan digunakan. Berikut meru
pakan konsumsi daya dari alat ukur dan penghantar (Switch Gear Manual 8th edition, As
ea Brown Boveri, 1988, 597)

Power consumptions per


Current path Voltage path
Instruments
VA VA
Ammeter 0,3 – 3 -

Current recorder 5 – 10 -

Voltmeter - 1,5 – 7

Voltmeter recorder - 10 – 20

Voltage range recorder - 18

Wattmeter 1–3 0,5 – 20

Power recorder 1,5 – 10 1,3 – 12

P.f. meter 1,5 – 6 0,5 – 4

P.f. meter with alternating 5 – 15 3,3 – 8

P.f. recorder 6 – 14 10 – 12

Frequency meter - 1–3

Frequency recorder - 10 – 13
Time recorder - 0,6 – 4

Electric drive for paper feed - 3 – 25

Zero-voltage indicator - 15

Synchroscope - 15 – 22

Meter (counter) 0,17 – 3 0,85 – 5

Voltage transduncer - 1–3

Currnet transduncer 0,5 – 3 -

Power transduncer 0,5 – 1 1 – 15

P.f. transduncer 0,5 2,5

Multi transduncer 0,1 – 0,5 0,02

4. Sist em Rel
Konsumsi daya penghantar pengukuran tembaga untuk panjang 1 m dan
R e l ( B u s b a r
SK 5A TT den
gan 1,5 mm2 0,29 VA 6 mm2 0,07 VA kompo
nen listrik l
ain nya, un
2,5 mm2 0,18 VA 10 mm2 0,044 VA
tuk meneri
ma 2 2 dan me
nya 4 mm 0,11 VA 16 mm 0,001 VA lurkan t
ena ga listri
k. Berdasarkan sistem rel (busbar), Gardu Induk di bagi menjadi beberapa jenis, sebagaimana ters
ebut dibawah ini :

 Gardu Induk Sistem Ring Busbar


Gardu induk sistem ring busbar adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring. P
ada gardu induk jenis ini semua rel atau busbar yang ada, tersambung (terhubung) satu denga
n yang lainnya dan membentuk ring (Cincin).
Gardu Induk Sistem Ring (Cincin)

 Gardu Induk Sistem Single Busbar


Gardu induk sistem single busbar adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) b
usbar. Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujun
g (akhir) dari suatu sistem transimisi. 

Gardu Induk Sistem Single Busbar

 Gardu Induk Sistem Double Busbar


Gardu induk sistem double busbar adalah gardu induk yang mempunyai dua (double)
busbar. Gardu induk double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadam
an beban, khususnya pada saat melakukan perubahan sistem (manuver sistem). Jenis gard
u induk ini yang banyak digunakan.

Gardu Induk Sistem Double Busbar


 Gardu Induk Sistem On Half Busbar
Gardu induk sistem satu setengah (on half) busbar adalah gardu induk yang mempuny
ai dua (double) busbar. Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk d
ipembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang berkapasitas besar. Dalam segi operasio
nal, gardu induk ini sangat efektif karena dapat mengurangi pemadaman beban pada saat
dilakukan perubahan sistem (manuver system). Sistem ini menggunakan tiga buah PMT d
alam satu diagonal yang terpasang secara deret atau seri.

Gardu Induk Sistem On Half Busbar

5. Emergency Power Supply

Yang dimaksud Emergency Power Supply adalah unit terpadu yang terdiri dari :


1.      Modul AMF, yang berfungsi sebagai jantung dari unit terpadu.
2.      Rangkaian kontrol KT dan KG yang saatu sama yang lain interlock, artinya jika KT sedang on,
maka KG tidak dapat on, begitu juga sebaliknya jika KG sedang on, maka KT tidak dapat on.
3.      Rangkaian automatic batteray changer, untuk mengisi ACCU, agar ACCU dapat selalu siap
pakai.
4.      Rangkaian control start / stop genset
5.      Rangakain control supervision
6.      Rangakain (genset) 5 Kva – 15 Kva.
Cara Kerja :
1.      Dalam keadaan normal, artinya Load di – Supply oleh PLN, arus listrik mengalir sebagai berikut
:
Dari meter PLN – Titik A – Swicth KT (on) – Titik B – Load
2.      Dalam keadaan darurat, artinya PLN off (KT off), secara otomatis AMF memerintahkan Diesel
untuk Start dan dalam waktu ± 8 sec. Generator mengeluarkan tegangan (Voltage), secara otomatis
pula Swicth KG on. Sekarang load di dapat dari genset
3.      Jika PLN on kembali, ± 30 sec. AMF memerintahkan KG off dan sesudah itu meng – on – kan
KT, tetapi genset masih running.
4.      Jika PLN dalam waktu ± 120 sec, tidak off lagi, maka genset stop.
5.      Semuanya ini bekerja secara otomatis.
Perusahaan Listrik Negara atau PLN sering  menimbulkan banyak masalah bagi konsumenny
a, terutama sebuah perusahaan yang menggunakan mesin atau alat bersumber listrik dan haru
s bekerja/menyala terus menerus tanpa berhenti. Jika mesin itu digunakan untuk produksi, da
n listrik dari PLN padam, sudah pasti perusahaan tersebut akan mengalami kerugian.
UPS atau Uninteruptible Power Supply adalah solusi dari setiap permasalahan ketika
terjadi pemadaman listrik PLN. Secara singkat UPS berfungi untuk mem-back up listrik
atau sebagai listrik cadangan. UPS bekerja ketika sumber listrik dari PLN padam. Di
mana UPS akan langsung secara otomatis mengaliri listrik ke perangkat listrik.

UPS memiliki pengertian yaitu perangkat hardware komputer yang berfungsi untuk memberi
kan suplai listrik ketika tegangan utama (PLN) tidak berfungsi atau terjadi pemadaman listrik
secara tiba-tiba. Didalam komponen UPS terdapat baterai yang menjadi sumber listrik utama
nya, ketika listrik mengalir melalui perangkat UPS maka secara otomatis baterai ini akan teris
i penuh.

Perangkat ini memiliki peran yang cukup penting sebagai listrik cadangan sementara dengan
backup time yang sangat cepat, tetapi hanya mampu bertahan dalam beberapa menit saja. Dal
am waktu yang cukup singkat, bisa dimanfaatkan untuk menyimpan data yang belum sempat
tersimpan dan mematikan perangkat-perangkat elektronik secara normal, contohnya kompute
r agar tidak merusak pada komponen hardwarenya.
Berikut ini beberapa manfaat jika menggunakan UPS:
1. Dengan adanya UPS ini Anda dapat mencegah terjadinya kerusakan peralatan listrik ketika
listrik tiba-tiba terputus.
2. UPS ini sangat membantu terutama pada perangkat komputer, untuk mencegah hilangnya
data ataupun terputusnya server ketika listrik tiba-tiba padam, yang tentunya memberikan
dampak negatif untuk pekerjaan Anda.
3. UPS pun banyak digunakan didalam gedung-gedung yang menggunakan lift, fungsinya
adalah memback up lift agar tidak berhenti pada saat listrik padam secara tiba-tiba.

4. UPS juga dapat menjadi backup sementara jika anda menggunakan Genset (Generator Set).
Jika anda menggunakan Genset tanpa menggunakan UPS, ketika listrik padam dan saat
peralihan dari PLN ke Genset, listrik akan tetap padam walaupun hanya sekian detik.
Dengan menggunakan UPS, hal ini bisa diatasi, saat listrik padam, secara otomatis UPS
langsung mem-backup tanpa adanya jeda waktu, setelah itu barulah sumber listrik
dipindahkan ke Genset, sehingga aliran listrik tidak terputus sama sekali.
6. Instalasi Gardu Distribusi

Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu ba
ngunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan M
enengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Teganga
n Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik deng
an Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V).

Fungsi Utama GarduDistribusi :

1) Untuk mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi ke saluran transmisi lainnyay
ang kemudian didistribusikan ke konsumen.

2) Sebagai tempat control.

3) Sebagai tempat pengaman operasi system.

4) Sebagai tempat untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi.

Jenis Gardu Distribusi Berdasarkan Fungsinya

 Gardu Induk
Berisi peralatan hubung bagi berbentuk tertutup yang disebut kubikel. Berfungsi untu
k memindahkan energi listrik dari trafo tenaga 150 / 20 kv atau 70 / 20 kv ke penyula
ng-saluran distribusi 20 KV. Kubikel berisi Pemutus Tenaga ( PMT ) penyulang 20 K
V, Pemutus Beban PMB = LBS untuk listrik pemakaian sendiri , Instrumen pengukur
an dan proteksi.
 Gardu Hubung
Berisi kubikel jenis PMT atau LBS digunakan sebagai pembagi energi listrik atau seb
agai perlengkapan manuver untuk jaringan .Dioperasikan secara lokal maupun jarak j
auh.
 Gardu Distribusi
Berisi saklar / kubikel, peralatan proteksi , trafo step down 20 kv / 220 - 380 v dan PH
B-TR.

Bentuk Gardu Distribusi Berdasarkan Jenis Peralatan Listrik Yang Terpasang

 Gardu Pasangan Dalam


- Gardu tembok / beton, berupa bangunan dari bahan tembok dengan diding dilapisi se
men, atap cor beton, lantai semen dan pintu dari bahan besi untu8k menempatkan per
alatan listrik : Kubikel, Trafo, PHB-TR dan peralatan lainnya.
- Gardu Kios berupa kotak tempat peralatan listrik terbuat dari bahan besi. Gardu kios
bukan merupakan gardu permanent tetapi hanya merupakan gardu sementara, sehingg
a dapat mudah untuk dipindah-pindahkan.
 Gardu Pasangan Luar
- Gardu cantol, peralatan listrik: FCO, Trafo distribusi dan PHB-TR dipasang dengan
cara dicantolkan pada sebatang tiang.
-Gardu portal, peralatan listrik ; FCO, Trafo Distribusi dan PHB-TR diletakkan pada
kerangka baja yang terpasang pada dua tiang.
 Gardu Induk Jenis Setengah Pasang Luar gardu induk yang sebagian dari peralatan te
gangan tingginya terpasang didalam gedung.Gardu ini juga dapat dikatakan sebagai je
nis setengah pasang dalam.Biasanya jenis gardu ini bermacam-macam bentuknya den
gan berbagai pertimbangan yang sangat ekonomis serta pencegahan kontaminasi gara
m.
 Gardu Induk Jenis Pasang Bawah Tanah Dimana semua peralatan terpasang dalam ba
wah tanah. Biasanya alat pendinginnya terletak dibawah tanah terlatak di pusat kota s
eperti dijalan – jalan kota yang ramai dimana kebanyakan gardu induk ini dibangun di
bawah jalan raya.
Gardu Induk Jenis Mobil Dimana gardu jenis ini dilengkapi dengan peralatan diatas k
ereta hela (trailer).Gardu ini biasa digunakan jika ada gangguan disuatu gardu lain ma
ka digunakan gardu jenis ini guna pencegahan beban lebih berkala dan juga biasa digu
nakan pada pemakaian sementara dilokasi pembangunan tenaga listrik.Maka dapat dik
atakan bahwa gardu ini tidak dijadikan sebagai gardu utama melainkan sebagai gardu
induk cadangan (sebagai penghubung yang dapat berpindahpindah)

BAB III
DEKSRIPSI DAN LINGKUP PROYEK
1. Deksripsi proyek
A. UMUM
Perhotelan ini mempunyai Bangunan Gedung sebagai berikut :
1. Ground Floor
2. Lantai 1
3. Lantai 2
4. Lantai 3
5. Lantai 4
6. Lantai 5
7. Lantai 6
B. DESKRIPSI
1. Sebagai sumber daya utama dilayani oleh PLN tegangan menengah 20 kV.
2. Sumber PLN tersebut masuk ke panel tegangan menengah ( MVMDP )
3. Dari MVMDP di teruskan ke panel distribusi tegangan rendah ( LVMDP ) melalui dua
buah trafo daya .
4. Gardu ini dirancang dengan menggunakan dua buah trafo tersebut dirancang untuk
bekerja sendiri-sendiri ,dimana dalam kondisi tertentu dimana :
a. Bila salah satu trafo daya mengalami gangguan , maka trafo daya yang tidak terganggu
dapat memikul sebagian beban bari trafo yang mengalami ganguan , hal ini dilakukan
secara manual
b. Dalam keadaan normal dapat dioperasikan secara paralel dengan secara manual .
5. Out going feeder dari LVMDP-T1 , dihubungkan langsung ke sub-distribusi panel ( SDP )
di lokasi lantai yaitu SDP-1.1, SDP-1.2, SDP-1.3, SDP-ME , SDP-K dan LP-GF .
6. Dan out going feeder LVMDP-T2, di instalasi langsung ke SDP-1.4, SDP-1.5, SDP-1.6,
SDP-M, dan SDP –PL .
7. Bila listrik PLN mati atau ada gangguan , setengah beban terpasang akan dilayani oleh
sebuah system generating set / Genset ( Diesel emengency ) yang diopeasikan secara
otomatis dalam waktu antara 2 – 3 detik.
8. Pada saat dilayani oleh Genset , tiba-tiba sumber dari PLN hidup kembali , besamaan
dengan itu Genset akan mati secara otomatis dan pelayanan beban kembali dilakukan
oleh PLN secara penuh .
10. Khusus untuk beban SDP-M , bila PLN mati beban akan dilayani oleh Batrre yang
beroperasi secara otomatis (UPS) tanpa ada selang waktu. Dan sebaliknya pada saat
dilayani oleh Battre tiba-tiba PLN hidup kembali atau Genset telah hidup , maka beban
akan dilayani oleh Genset atau PLN kembali.
11. Pada panel tegangan rendah LVMDP – T1 dan LVMDP -T2 di pasangkan perbaikan
power faktor

2. Lingkup Proyek
Ruang lingkup dari proyek ini meliputi :
1. Perancangan Instalasi MVMDP ( Bus-bar, Feeder, Switchgear and protection dan instru
mentation )
2. Perancangan instalasi transformator daya
3. Perancangan Instalasi LVMDP ( Bus-bar, Feeder, Switchgear and protection dan instrume
ntation )
4. Perancangan Sumber Daya Cadangan dan AMF panel
5. Perancangan perbaikan power faktor
6. Perancangan lay out power house.

BAB IV
PERANCANGAN PROYEK
1. Gambar-Gambar Perancangan
2. Pemilihan Dan Penghitungan Komponen
3. Bill Of Quantity (BQ)
Daftar Komponen

No Daftar Komponen Jumlah Keterangan


MVMDP
Peralatan Incoming Cubicel
1 FLBS (Fuse Load Bre 1
ak Switch)
2 Earthing Switch 1
3 Capasitor Voltage Indi 1
cator
Peralatan Metering
4 Current Transformer 2
(CT)
5 Potensial Transformer 3
(PT)
6 Fuse HRC 3
7 Ampere Meter 3
8 Volt Meter 1
Peralatan Outgoing Cubicel
9 fLBS (Load Break Swi 1
tch)
10 Earthing Switch 1
11 Capasitor Voltage Indi
cator
12 Fuse HRC 3
CB yang digunakan
13 MCCB 4 Pole 4
14 MCCB 4 Pole 2
15 MCCB 4 Pole 3
16 MCCB 4 Pole 2
17 MCCB 4 Pole 1
18 MCCB 4 Pole 2
19 MCCB 4 Pole 3
20 MCCB 4 Pole 1
21 MCCB 4 Pole 1
22 MCCB 4 Pole 3
23 MCCB 4 Pole 1
24 MCCB 4 Pole 2

4. Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)


a. Standar Dan Aturan Yang Harus Diikuti
b. Jaminan Dan Garansi
c. Koordinasi Kerja
d. Penyelidikan Tapak
e. Perbedaan Antar Isi Dokumen
f. Kewajiban Kontraktor
g. Kelengkapan Yang Harus Diserahkan
h. Penyesuaian Terhadap Kemampuan Lebih
i. Pengaman Terhadap Lingkungan
j. Penolakan Dan Persetujuan Barang
k. Peralatan Dan Fasilitas Kerja
l. Penghentian Sementara
m. Kondisi Cuaca / Lingkungan
n. Ketentuan Keseragaman Merk
o. Start-Up, Commissioning Dan Pengujian
p. Uraian Pekerjaan Dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis Pekerjaan Instalasi Gardu Distribusi T
egangan Menengah 20 KV

BAB V
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
2. Katalog

Anda mungkin juga menyukai